You are on page 1of 12

DISTRIBUSI SEKUNDER

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat mengikuti mata kuliah

Sistem Distribusi

Disusun oleh:

Akbar Sholeh (161041016)

Ovantinus Nggubu (161041017)

Muhammad Yusuf (161041019)

Rahmaditya Ilham Triantiki (1610041020)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan Puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan
mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang Sistem Distribusi Sekunder. Mungkin dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami
mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.

Yogyakarta, 11 Maret 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia di zaman sekarang tidak terlepas dari kebutuhan, baik
itu kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan. Bahkan kita hampir-hampir
tidak bisa membedakan mana itu kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan,
karena kebutuhan tambahan juga sudah di anggap sebagai kebutuhan pokok.
Salah satu di antaranya adalah kebutuhan akan Listrik. Di masa sekarang
hampir semua kalangan sangat membutuhkan listrik, yang mana listrik itu
sendiri di jadikan sebagai suatu sarana yang sangat penting di dalam
kehidupan manusia di muka bumi itu. Oleh sebab itu, dalam penyaluran
tenaga listrik untuk di konsumsi, ada sebuah sistem yang dinamakan Sistem
Distribusi Tenaga Listrik. Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem
tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik
dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi
fungsi distribusi tenaga listrik adalah:
a. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan).
b. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan
dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Mkalah ini adalah sebagai berikut:

1. Agar penulis dan pembaca bisa mengerti dan memahami konsep dasar
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.
2. Agar penulis dan pembaca mengetahui Pengelompokan Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik.
3. Agar penulis dan pembaca mengetahui Pengertian distribusi Sekunder
Memenuhi persyaratan perkuliahan Mata Kuliah Sistem Distribusi.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Sistem Distribusi?
2. Apa saja Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik?
3. Apa saja yang termasuk dalam Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga
Listrik?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Distribusi

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem


distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringandistribusi.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan
tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk
dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah
untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal
ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R).
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut
penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer.
Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil
tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem
tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran
distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem
distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara
keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan
setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang
sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi
beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini
diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila
ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban,
terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.

Gambar 2.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

Transmisi adalah bagian yang menyalurkan energi listrik dari pusat listrik
ke pusat beban yang diterima oleh Gardu Induk (GI). Untuk jarak yang sedang
digunakan tegangan transmisi 70 kV. Untuk jarak yang jauh digunakan tegangan
transmisi 150 kV sedangkan untuk jarak yang sangat jauh digunakan tegangan
transmisi sampai 500 kV.

Sistem distribusi ini dapat dikelompokkan ke dalam dua tingkat yaitu :

1. Sistem Jaringan Distribusi Primer disebut Jaringan Tegangan Menengah


(JTM)
2. Sistem Jaringan Distribusi Sekunder disebut Jaringan Tegangan Rendah
(JTR)
Distribusi primer disebut juga tegangan menengah, yaitu jaringan yang
menghubungkan gardu induk dengan gardu distribusi yang biasanya
menggunakan tegangan distribusi 6 kV, 7 kV, 12 kV, 20 kV. Jaringan Distribusi
Primer atau JTM merupakan fasa-tiga sedangkan jaringan distribusi sekunder atau
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) merupakan fasa-tunggal dan fasa-tiga dengan
empat kawat. Di Indonesia umumnya tegangan yang digunakan pada sistem
distribusi jaringan tegangan rendah adalah 380/220 volt.

2.2 Bagian Bagian Jaringan Distribusi

Untuk jaringan didstribusi pada umumnya terdiri dari dua bagian yang paling
utama, yaitu sebagai berikut :

a) Jaringan Distribusi Primer

Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya
listrik dari gardu induk sub transmisi ke gardu distribusi. Jaringan ini merupakan
jaringan tegangan menengah atau jaringan tegangan primer. Biasanya, jaringan ini
menggunakan enam jenis jaringan yaitu system radial dan system tertutup atau
loop, ring, network spindle dan cluster

b) Jaringan Distribusi Sekunder

Sistem distribusi sekunder yang lazim disebut jaringan tegangan rendah (JTR)
dimulai dari sisi sekunder trafo distribusi sampai dengan sambungan rumah (SR)
pada pelanggan yang berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dari gardu
distribusi ke pelanggan dengan tegangan operasi yakni tegangan rendah (400/230
Volt, 380/220 Volt). Pada saat ini SUTR yang menggunakan kabel telah banyak
digunakan oleh PLN untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh gangguan
pohon dan gangguan lain yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Untuk kabel
sambungan rumah (SR) ke pelanggan saat ini telah digunakan twisted kabel
dengan inti penghantar ada dari material aluminium dan tembaga.
Sistem jaringan sekunder yang baik pada saat ini harus memberikan taraf
keandalan pada jaringan tegangan rendah di daerah dengan kepadatan beban yang
tinggi, dengan menjamin bahwa energi listrik yang sampai ke pelanggan
mempunyai mutu yang baik, sehingga biayanya yang tinggi dapat dipertanggung
jawabkan dan tingkat keandalan ini dipandang perlu. Jaringan sekunder tegangan
rendah mendapat pengisian terbanyak dari tiga atau lebih feeder, sehingga
bilamana salah satu feeder primer terganggu, sisa jaringan sekunder akan dapat
dengan mudah menampung beban dari feeder yang terganggu itu. Sistem
demikian dinamakan jaringan kedua (second contingency network). Jaringan
sekunder tegangan rendah harus didesain sedemikian rupa hingga terdapat
pembagian beban dan pengaturan tegangan (voltage regulation) yang baik. Dalam
system ini distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari
gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi
sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem
ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.

Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan
dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan
peralatan sbb:

1. Papan pembagi pada trafo distribusi,


2. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
3. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
4. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau
pengaman pada pelanggan.
Gambar 2.2 Komponen sistem distribusi

2.3 Besaran Tegangan Distribusi Sekunder

Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut


standar; (1) EEI : Edison Electric Institut, (2) NEMA (National Electrical
Manufactures Association). Pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem distribusi
DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar tegangan yang diterima
pada titik beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban dapat
dioperasikan secara optimal. Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi
AC dibedakan atas beberapa macam tipe, dan cara pengawatan ini bergantung
pula padajumlahfasanya,yaitu:

1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt


2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
5. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
6. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
7. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
9. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan
220/380 Volt. Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari
PT. PLN, menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada.
Pemakai listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada negara
pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik
mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik)
di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut.

2.4 Jenis Jenis Sistem Distribusi Sekunder

1. Sistem pelayanan terpisah untuk masing – masing pelanggan dengan


transformator distribusi yang terpisah dan hubungan sekunder
2. Sistem radial dengan penyulang sekunder yang disuplai oleh transformator
distribusi dan mencatu sekelompok pelanggan
3. Sistem bank sekunder dengan penyulang sekunder yang disuplai oleh
beberapa transformator distribusi yang seluruhnya dicatu oleh penyulang
primer yang sama
4. Sistem jaringan sekunder dengan penyulang utama tipe grid yang disuplai
oleh banyak transformator distribusi yang terhubung ke berbagai
penyulang untuk mendapatkan catu daya listriknya
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jaringan distribusi pada umumnya di bagi menjadi dua bagian,yang


paling utama yaitu : Jaringan Distribusi Primer dan Jaringan Distribusi
Sekunder,dimana jaringan distribusi sekunder ini digunakan untuk
menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada
di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling
banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel
yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-distribusi-tenaga-
listrik.html (diakses pada tanggal 11 maret 2018,pada pukul 07.11)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/9312/Transmisi_Dist
ribusi_P14b.pdf?sequence=1 (diakses pada tanggal 11 maret 2018,pada
pukul 07.23)

http://kontens-listrik.blogspot.co.id/2012/03/jaringan-distribusi-
sekunder.html (diakses pada tanggal 11 maret 2018,pada pukul 07.26)

You might also like