You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara
sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik
yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik
menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik
menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan
udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder
kerja inilah yang nantinya mengubah tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga
mekanik (gerakan maju mundur pada cylinder).
Pada zaman yang serba maju ini dunia dipenuhi oleh teknologi-teknologi
canggih yang setiap harinya mengalami perubahan ke arah yang lebih maju.
Sehingga tidak jarang mahasiswa teknik mesin dituntut untuk berpikir ke arah
depan guna menghadapi persaingan dunia luar. Alat-alat yang digunakan juga
banyak menggunakan sistem pneumatik terutama didunia industri dan perusahaan-
perusahaan yang besar yang ada didaerah kita.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan di paparkan materi tentang pneumatik
agar mahasiswa teknik mesin dapat memahami dalam melaksanakan sehingga
mahasiswa dapat mengetahui peralatan apa saja yang menggunakan aplikasi
pneumatik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Derectional Contor Valve pneumatic
distribusi udara?
2. Apakah yang dimaksud dengan katup solenoid pengendalian pompa?
3. Bagaimana prinsip kerja katup solenoid pengendalian pompa?
4. Apakah yang dimaksud dengan proporsional dan katup servo?
C. Tujuan
Untuk menngetahui apakah yang dimaksud dengan Derectional Control Valve,
katup solenoid pengendalian pompa, proporsional dan katup servo. Dan bertujuan
untuk mengetahui prinsip kerja serta mekanisme kerja dari Derectional Control
Valve katup solenoid pengendalian pompa, proporsional dan katup servo
BAB II
PEMBAHASAN

A. Derectional Control Valve (DCV)


1. Pengertian Derectional Control Valve (DCV)
Derectional Control Valve (katup kontrol arah) adalah bagian yang
mempengaruhi jalannya aliran udara. Aliran udara akan lewat, terblokir atau
membuang ke atmosfir tergantung dari lubang dan jalan aliran KKA tersebut. KKA
digambarkan dengan jumlah lubang dan jumlah kotak. Lubang-lubang
menunjukkan saluran -saluran udara dan jumlah kotak menunjukkan jumlah posisi.
Simbol-simbol katup kontrol arah sebagai berikut :

Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai kantup kontrol arah sesuai
dengan DIN ISO 5599. Sistem huruf terdahulu digunakan dan sistem penomoran
dijelaskan sebagai berikut :
Metode pengaktifan katup kontrol arah bergantung pada tugas yang diperlukan.
Jenis pengaktifan bervariasi, seperti secara mekanis, pneumatis, elektris dan
kombinasi dari semuanya. Simbol metode pengaktifan diuraikan dalam standar
DIN 1219 berikut ini :
2. Jenis katup kontrol arah
a. Katup 3/2
Katup 3/2 adalah katup yang membangkitkan sinyal dengan sifat bahwa sebuah
sinyal keluaran dapat dibangkitkan juga dapat dibatalkan/diputuskan. Katup 3/2
mempunyai 3 lubang dan 2 posisi.
Ada 2 konstruksi sambungan keluaran :
 Posisi normal tertutup (N/C): katup belum diaktifkan, pada lubang keluaran
tidak ada aliran udara bertekanan yang keluar.
 Posisi normal terbuka (N/O): katup belum diaktifkan, pada lubang keluaran
sudah ada aliran udara bertekanan yang keluar.
Adapun dari jenis-jenis katup 3/2 adalah sebagai berikut :
 Katup 3/2 Diaktifkan Secara Pneumatik
Katup 3/2 diaktifkan secara Pneumatik , dioperasikan oleh sinyal udara pada
lubang pengaktifan 12(Z), menggunakan udara dari luar sebagai pembantu. Ini
digolongkan sebagai katup beroperasi dengan pilot tunggal, karena hanya ada satu
sinyal kontrol dan katup mempunyai pegas pengembali.
 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/C

 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/O


 Katup 3/2 N/C , Bola Duduk

 Katup 3/2 Geser Dengan Tangan ( Hand Slide Valve )

 Katup 3/2 Dengan Tuas Rol (N/C dan N/O)

b. Katup 4/2
Katup 4/2 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi kontak. Sebuah katup 4/2 dengan
kedudukan piringan adalah sama konstruksi dengan kombinasi gabungan dua katup
3/2 .
c. Katup 4/3
Katup 4/3 mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kontak. Contoh katup ini adalah
katup geser pelat dengan pengaktifan tangan. Konstruksi katup diperlihatkan seperti
pada gambar di bawah :

Pada saat posisi normal ( pegangan di tengah ), semua lubang terblokir. Pada
saat aktif, kanal-kanal sirkulasi akan saling berhubungan dengan berputarnya dua
piringan. Jika pegangan diputar ke kanan, aliran dari 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke 3(R)
terbuka. Sedangkan jika pegangan diputar ke kiri, aliran dari 1(P) ke 2(B) dan 4(A)
ke 3(R) terbuka.
d. Katup 5/2

B. Katup Solenoid
1. Pengertian solenoid valve (katup solenoid)
Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik
AC maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan
elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada
sistem pneumatik, sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang
membutuhkan elemen kontrol otomatis. Contohnya pada sistem pneumatik,
solenoid valve bertugas untuk mengontrol saluran udara yang bertekanan menuju
aktuator pneumatik(cylinder). Atau pada sebuah tandon air yang membutuhkan
solenoid valve sebagai pengatur pengisian air, sehingga tandon tersebut tidak
sampai kosong.
Banyak sekali jenis-jenis dari solenoid valve, karena solenoid valve ini di
desain sesuai dari kegunaannya. Mulai dari 2 saluran, 3 saluran, 4 saluran dan
sebagainya. Contohnya pada solenoid valve 2 saluran atau yang sering disebut
katup kontrol arah 2/2. Memiliki 2 jenis menurut cara kerjanya, yaitu NC dan NO.
Jadi fungsinya hanya menutup / membuka saluran karena hanya memiliki 1 lubang
inlet dan 1 lubang outlet. Atau pada solenoid 3 saluran yang memiliki 1 lubang inlet
, 1 lubang outlet ,dan 1 exhaust/pembuangan. Dimana lubang inlet berfungsi
sebagai masuknya fluida, lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya fluida dan
exhaust berfungsi sebagai pembuangan fluida/cairan yang terjebak. Dan selenoid 3
saluran ini biasanya digunakan atau diterapkan pada aktuator pneumatik( cylinder
kerja tunggal).
2. Prinsip kerja solenoid valve (katup solenoid)

Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus


listrik yang sesuai dengan tegangan kerja(kebanyakan tegangan kerja solenoid
valve adalah 100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC
adalah 12/24VDC). Dan sebuah pin akan tertarik karena gaya magnet yang
dihasilkan dari kumparan selenoida tersebut. Dan saat pin tersebut ditarik naik
maka fluida akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat.
Sehingga tekanan di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat
diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke
F. Untuk melihat penggunaan solenoid valve pada sistem pneumatik.
3. Struktur dan fungsi solenoid valve (katup solenoid)

Keterangan Gambar :
1. Valve Body
2. Terminal masukan (Inlet Port)
3. Terminal keluaran (Outlet Port)
4. Koil / koil solenoid
5. Kumparan gulungan
6. Kabel suplai tegangan
7. Plunger
8. Spring
9. Lubang / exhaust

C. Propesional dan Katup Servo


https://www.scribd.com/doc/313604362/Katup-Kontrol-Arah-Adalah-Alat-
Atau-Instrumentasi-Pneumatic-Yang-Berfungsi-Sebagai-Switch

You might also like