Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok A:
1
SERTIFIKASI & PEMBINAAN CALON AHLI K3 LISTRIK
di Jakarta, 18 Februari – 02 Maret 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
(___________________)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I. PENDAHULUAN
IA. Latar Belakang
Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5 Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan
KesehatanKerja (K3) bidang Listrik, disebutkan Materi Pembinaan Kelompok Inti no.17 adalah
Praktek.
Telah disepakati dan ditentukan pada Temu Teknis tanggal 18-21Agustus2015 di Bandung, untuk
lebih memantapkan materi-materi dan Praktek serta Seminar yang diperoleh selama pelatihan /
pembinaan maka para peserta pembinaan diberi tugas prakter di lapangan.
IB. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
Maksud dari Praktek Kerja Lapangan adalah agar setiap peserta dapat mempraktekkan teori yang
didapat selama dalam kegiatan pelatihan di dalam kelas terhadap penerapan K3.
Tujuan Kunjungan praktek kerja lapangan agar peserta dapat melakukan identifikasi dan analisa
terhadap potensi bahaya yang ada sehingga pada akhirnya segala hal yang dapat diimplementasikan
di tempat kerjanya masing-masing.
4
BAB II. PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Gardu Induk Pulomas adalah gardu induk tegangan tinggi 150.000 Volt (150kV) milik PT. PLN
(Persero) yang terletak di daerah Pulomas, Rawamangun, Jakarta Timur.
Kapasitas terpasang Gardu Induk Pulomas terdiri dari 3 x 60 MVA transformator dengan tegangan
150kV ke 20 kV. Total kapasitas terpasang adalah 180 MVA.
Gardu Induk Pulomas adalah merupakan jenis gardu induk pasangan dalam yang media isolasinya
dari gas SF6 sehingga dikatakan bahwa Gardu Induk Pulomas adalah jenis gardu induk GIS (Gas
Insulated Substation).
Gas Insulated Switchgear atau Gas Insulated Substation biasa disebut dengan istilah GIS, merupakan
sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dengan menggunakan gas SF6
bertekanan sebagai material isolasi elektrik dan pemadaman busur api.
GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang menggunakan isolasi Gas. Berdasarkan
lokasi peletakannya, GIS terbagi menjadi dua, yaitu di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan
(outdoor). GIS biasa ditempatkan pada perkotaan karena luas wilayah yang terpakai lebih kecil
dibandingkan dengan yang konvensional.
Gardu Induk Pulomas terinterkoneksi dengan gardu-gardu lainnya antara lain: Gardu Induk
Pegangsaan, Gardu Induk Gambir, Gardu Induk Manggarai dan Gardu Induk Cipinang. Sehingga dapat
dikatakan membentuk subsistem Pulomas-Pegangsaan-Gambir-Manggarai-Cipinang.
Gardu Induk Pulomas memasok beban wilayah Jakarta Timur umumnya, khususnya wilayah
Rawamangun, Pulomas, Pulogadung dan Kelapa Gading.
5
Gardu Induk Pulomas merupakan salah satu tempat training center untuk para teknisi dan regu
pemeliharaan serta para operator gardu induk di lingkungan PT. PLN (Persero) khususnya untuk
bidang transmisi dan distribusi.
Fasilitas training yang terdapat di training center Gardu Induk Pulomas adalah
- Trafo Tenaga 30 MVA 70/20 kV
- Ruang simulasi sistem kubikel dan panel 20 kV dan 70 kV
- Kabel tanah tegangan tinggi 150 kV, dan
- Gas Insulated Substation
- Genset
Fasilitas Gardu Induk Pulomas didukung oleh para trainer yang sangat berkompetensi.
6
III A 1. Alat Ukur
Alat yang digunakan adalah High Voltage Insulation Tester model 3125 merk Kyoritsu.
Tanggal kalibrasi alat ukur tidak diketahui.
Spesifikasi alat ukur yang digunakan dalam riksa uji ini adalah sebagai berikut:
Insulation resistance
100 - 1000GΩ
(1TΩ)
±20%(100GΩ
or more)
Rated test Current 1mA to 1.2mA 1mA to 1.2mA 1mA to 1.2mA 1mA to 1.2mA
0% 0% 0% 0%
7
Maximum display 999 Counts (1000 counts only at 1000GΩ)
Voltage measurement
Accuracy ±2%rdg±3dgt
General
Instruction Manual
8
III A 2. Pelaksanaan Pengukuran Tahanan Isolasi Kumparan Primer dengan Kumparan Sekunder
Langkah kerja pelaksanaan pengukuran tahanan isolasi kumparan primer dengan kumparan sekunder
trafo dilakukan dengan:
1. Memastikan trafo tidak tersambung dengan instalasi listrik (LOTO).
2. Pembuangan arus sisa di body trafo dengan cara menghubungkan pembumian dan body trafo.
9
4. Menghubungkan terminasi fasa R, S , T pada bushing Primer.
5. Menghubungkan terminasi fasa R, S, T pada bushing Sekunder.
6. Cek kondisi baterai alat ukur. Kondisi baterai dalam keadaan baik.
10
8. Pengukuran Tahanan Isolasi Kumparan Primer dengan Kumparan Sekunder dilakukan dengan cara
menghubungkan:
b. Probe Merah ke Terminasi Primer.
c. Probe Hitam ke Terminasi Sekunder.
d. Probe Hijau ke Pembumian.
Catatan: Pengukuran tahanan dilakukan dengan menghubungkan terminasi fasa R, S, T pada masing-
masing kumparan. Tujuannya adalah untuk meratakan penyebaran injeksi tegangan DC di masing-
masing kumparan
11
III A 3. Hasil Pengukuran
Primer – Sekunder
menit ke
(HV-LV) MΩ
1 43,4
2 43,3
3 43,3
4 43,3
5 43,3
6 43,3
7 43,2
8 43,2
9 43,2
10 43,2
PI 0,995
30" 43,4
60" 43,3
DAR 0,998
12
III A 4. Analisa
Analisa Trafo berdasarkan nilai PI dan DAR merujuk pada PUIL …….
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa trafo daya yang diriksa uji sudah rusak karena memiliki nilai PI
lebih kecil daripada 2,0.
Nilai DAR di bawah 1,5 menunjukkan juga bahwa trafo dalam kondisi rusak.
Polarisation
Keterangan
Index
DAR Keterangan
<1,25 Jelek
<1,6 Cukup
>1,6 Bagus
13
III B. RIKSA UJI TAHANAN PEMBUMIAN TIANG TRANSMISI
III B 1. Alat Ukur
Alat yang digunakan adalah Digital Earth Tester model 4105A merk Kyoritsu.
Tanggal kalibrasi alat ukur tidak diketahui.
Spesifikasi alat ukur yang digunakan dalam riksa uji ini adalah sebagai berikut:
Measurement ranges Earth Resistance: 0 - 20Ω/0 - 200Ω/0 - 2000Ω
Earth Voltage [50,60Hz]: 0 - 200V AC
Accuracy Earth Resistance: ±2%rdg±0.1Ω (20Ωrange)
±2%rdg±3dgt (200Ω/2000Ωrange)
Earth Voltage: ±1%rdg±4dgt
Overload protection Earth Resistance: 280V AC for 10 seconds
across 2 of the 3 terminals
Earth Voltage: 300V AC for 1 minute
Applicable standards IEC 60529 IP54
Safety Standard IEC 61010-1 CAT III 300V Pollution Degree 2, IEC 61557
Power source R6 (AA) (1.5V) × 6
Dimensions 105(L) × 158(W) × 70(D)mm
Weight 550g approx.
Included Accessories 7095A (Earth resistance test leads) × 1set
(red-20m, yellow-10m, green-5m)
8032 (Auxiliary earth spikes) × 1set
7127A (Simplified measurement probe) × 1set
R6 (AA) × 6
9121 (Shoulder strap)
Instruction Manual
Carrying case : 9084(Carrying case[Soft]:4105A only)
: 9165(Carrying case[Hard]:4105A-H only)
Optional Accessories 7100A (Precision measurement cord set)
14
III A 2. Pelaksanaan Pengukuran Pembumian
Langkah kerja pelaksanaan Pengukuran Pentanahan dilakukan dengan:
1. Pemasangan probe ke Elektroda Tanah dan Elektroda Bantu mengikuti skema yang tertera pada
manual alat ukur seperti pada gambar di bawah ini.
2. Cek kondisi baterai alat ukur dengan menekan tombol BATT CHECK. Kondisi baterai dalam
keadaan baik.
3. Melepaskan sambungan antara Elektroda Tanah dengan bonding.
4. Lakukan pengukuran dengan memutar tombol PRESS TO TEST 90° searah jarum jam pada 5 titik
pengujian.
Titik A 8.9 Ω
Titik B 7.0 Ω
Titik C 8.8 Ω
Titik D 8.5 Ω
Titik E 7.2 Ω
Tahanan total pentanahan dihitung dengan cara menghitung tahanan paralel Ra, Rb, Rc, Rd dan Re.
1 1 1 1 1 1
= + + + +
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎 𝑅𝑏 𝑅𝑐 𝑅𝑑 𝑅𝑒
15
1 1 1 1 1 1
= + + + + ; 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ≈ 1.6 Ω
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 8.9 7.0 8.8 8.5 7.2
III A 4. Analisa
Tahanan total pembumian pada tiang transmisi adalah 1.6 Ω dan lebih kecil daripada 10 Ω.
Menurut SK Dir PLN No. 0520 tahun 2014 dan Buku Pedoman Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
Ekstra Tinggi, tahanan pembumian maksimum pada tiang transmisi adalah 10 Ω. Jadi dapat
disimpulkan tahanan pembumian tiang transmisi Gardu Induk Pulomas sudah sesuai standard yang
berlaku.
BAB IV. AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)
1 Trafo Clamp probe Insulation Bahaya kejut Clamp probe PUIL 2011 9.9.3.1 ayat c
Tester terbuka sentuhan harus
tidak langsung terbungkus
karet isolasi
2 Trafo Pemeriksa uji tidak Bahaya kejut Pemeriksa uji PUIL 2011 9.9.3.1 ayat
dilengkapi dengan sarung sentuhan harus dilengkapi d
tangan pengaman langsung dan sarung tangan
tidak langsung pengaman
16
3 Trafo Trafo sudah dilengkapi Bahaya kejut Sudah aman PUIL 2011 9.9.3.1 ayat
dengan safety line sentuhan c
langsung dan
tidak langsung
4 Trafo Pekerjaan riksa uji Bahaya P3K Sudah aman PUIL 2011 9.9.3.1 ayat
dilakukan oleh lebih dari a
1 tenaga kerja
5 Trafo Pekerjaan riksa uji Bahaya kejut Sudah aman PUIL 2011 9.9.3.1 ayat f
dihentikan pada saat sentuhan
hujan tidak langsung
17
7 Tiang Elektroda bumi memiliki Pembumian Sudah aman PUIL 2011 542.2.1
Transmisi kedalaman 2 meter yang tidak
bagus dapat
mengakibatkan
arus sisa tidak
terbuang ke
bumi
8 Tiang Elektroda bumi memiliki Pembumian Sudah aman PUIL 2011 542.2.2
Transmisi total tahanan 1,6 Ω yang tidak
menggunakan 5 batang bagus dapat
elektroda bumi (hasil mengakibatkan
perhitungan) arus sisa tidak
terbuang ke
bumi
BAB V. PENUTUP
V A. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di Gardu Induk Pulomas Jakarta dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembumian tiang transmisi sudah memenuhi Standar PUIL dengan hasil pengukuran 1,6 Ω.
2. Hasil pengukuran tahanan isolasi Trafo Daya menunjukkan trafo dalam keadaan rusak dengan
hasil PI=0,99 dan DAR=0,99 merujuk pada Standar PUIL
3. Sesuai PUIL 2011 9.9.3.1 ayat a, pekerjaan riksa uji listrik harus dilakukan oleh lebih dari satu tenaga ahli
dan sesuai dengan panduan alat supaya hasil pengukuran benar dan memenuhi syarat K3.
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan praktek kerja lapangan di Gardu Induk Pulomas sebagai berikut:
1. Tenaga riksa uji pada saat melakukan pengujian harus dilengkapi dengan APD sarung pengaman.
2. Clamp probe alat insulation tester disarankan dilengkapi pelindung isolasi untuk menghindari
bahaya kejut sentuh tidak langsung
3. Kabel pembumian jika dihubungkan secara paralel harus dipasang menggunakan paralel clamp.
LAMPIRAN:
Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015.
18
19
20
21
22
23