Professional Documents
Culture Documents
Organisasi Cave Rescue berbeda dengan organisasi SAR pada umumnya. Karena pada kecelakaan gua, medan
yang dijumpai sangat bervariasi dan sangat menyulitkan upaya pertolongan. Untuk itu dalam organisasi Cave
Rescue membutuhkan tim khusus. Di Indonesia sampai saat ini belum ada tim SAR gua yang professional.
b. Essential Knot
Berdasarkan tujuan pembuatan simpul dan fungsinya, simpul dibagi ke dalam 4 kelompok. Yakni:
1. Kelompok simpul untuk membuat loop (form one or more loops)
2. Kelompok simpul untuk menyambung dua tali (joining two ends of rope/end joining)
3. Kelompok simpul untuk friksi atau gesekan (Friction knot)
4. Kelompok simpul untuk menahan beban (autobloc knots)
Berikut beberapa simpul yang sering digunakan dalam operasi cave rescue:
Figure of eight
Di Indonesia biasa disebut simpul delapan. Terdiri dari delapan double, dan
delapan tunggal, biasa digunakan sebagai tambatan anchor serta menyambung
dua tali.
Breaking strength : 65 – 75 %
Kelompok Simpul : Membentuk Loop
Length lost : ± 40 cm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
Figure of nine
Di Indonesia biasa disebut simpul Sembilan. Terdiri dari Sembilan double, dan
sembilan tunggal, di kalangan caver Indonesia jarang digunakan, biasanya
digunakan sebagai penghubung line rescue dari tali utama (lifting) ke stretcher
(full rescue loading)
Breaking strength : 70 – 85 %
Kelompok Simpul : Membentuk Loop
Length lost : ± 50 cm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
The Double Figure 8 on the bight
Di Indonesia biasa disebut simpul kelinci atau playboy karena bentukny mirip
dengan telinga kelinci. Biasa digunakan untuk Y anchor. Kelemahan dari simpul
playboy ini ialah cukup memakan panjang tali (boros tali).
Breaking strength : 65 – 75 %
Kelompok Simpul : Membentuk Loop
Length lost : Untuk membentuk loop sepanjang 50 cm
menghabiskan 3,5 meter panjang tali
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
Breaking strength : 65 – 75 %
Kelompok Simpul : Membentuk Loop
Length lost : ± 40 cm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
Breaking strength : 60 %
Kelompok Simpul : Membentuk Loop
Length lost : ± 40 cm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
Breaking strength : 60 – 70 %
Kelompok Simpul : Membentuk Loop
Length lost : ± 30 cm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepa
Italian Hitch
Holding strength : ~8 KN
Group Simpul : Friksi Knot
Length lost : ± 8 cm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
Hedden Knot
Hedden Knot dibuat oleh Chef Hedden. Di Jerman biasa disebut Kreutzkleim,
sedangkan di Perancis dikenal sebagai Klemheist Knot. Biasa digunakan juga
sebagai anchor jika menggunakan material webbing. Fungsi utama sebagai
penahan beban
The Garda Hitch ditemukan oleh Alpine Rescue Team, digunakan untuk belay
Sliping Strength :~ 2 KN
Kelompok Simpul : Friction Knot
Length Lost : 75 mm
Material yang cocok : Tali
Performance : Terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska terbebani : Mudah dilepas
Tape Knot
Breaking Strength : 55 – 65 %
Kelompok Simpul : End-Joining
Material yang cocok : Webbing
Paska terbebani : Sulit dilepas setelah terbeban
Biasa disingkat DF. Simpul ini adalah simpul yang paling baik untuk
menyambung dua tali dan lebih kuat dibandingkan sambungan tali dengan
menggunakan simpul delapan. Selain itu Double Fisherman Knots lebih mudah
untuk dilewati pulley dari pada simpul sambungan tali delapan double. Hanya
saja kelemahannya sulit dilepas ketika sudah terbeban dan hanya untuk
menyambung tali dengan diameter tali yang sama atau tidak lebih dari 2 mm
perbedaannya.
Breaking Strength : 70 – 80 %
Kelompok Simpul : End – Joining
Length Loss : 250 mm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska Terbebani : Sulit dilepas setelah terbeban
Biasa disingkat TF, di Amerika disebut Barrel Knot. TF merupakan simpul yang
kuat (bahkan ada beberapa referensi yang menyebutkan breaking strength
simpul ini mencapai 100%).TF dapat digunakan untuk menyambung dua tali
dengan diameter yang berbeda hingga melebihi 2 mm. Namun kelemahan
simpul ini ialah sangat sulit dilepas saat terbeban, bahkan terkadang tidak bisa
dilepas sama sekali ketika mendapat beban yang sangat berat (seperti rescue
loads) dan harus dipotong jika ingin memisahkan kedua tali. Secara
keseluruhan fungsi dan kelebihan simpul ini sama dengan double fisherman
knot
Breaking Strength : 80 – 90 %
Kelompok Simpul : End – Joining
Length Loss : 350 mm
Material yang cocok : Tali
Performance : Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska Terbebani : Sulit dilepas setelah terbeban
Barrel Knot
Barrel Knot disini berbeda dengan penyebutan Barrel Knot versi Amerika (yang
merupakan simpul Triple Fisherman’s Bends). Simpul ini biasanya digunakan
untuk membuat cowstail panjang maupun cowstail pendek pada instalasi set
SRT. Selain itu biasa digunakan juga untuk instalasi stretcher pada cave rescue.
Breaking Strength : 65 – 75 %
Kelompok Simpul : Membentuk loop
Length Loss : 75 mm
Material yang cocok : Tali
Performance :Tidak terpengaruh oleh air dan lumpur
Paska Terbebani : Sulit dilepas setelah terbeban
Fungsi deviasi ialah untuk merubah arah tali. Besar sudut deviasi dalam
operasi cave rescue perlu diperhatikan dengan seksama terutama pada
besar sudut yang terbentuk. Hal ini mengingat dalam cave rescue, kalkulasi
beban rescue sebesar 200 kilogram. Jika sudut yang terbentuk terlalu besar,
beban yang diterima anchor deviasi juga akan semakin besar. Untuk itu
besaran sudut dan pemilihan anchor untuk deviasi perlu diperhatikan dalam
operasi Cave Rescue. Sudut yang terbentuk dari deviasi prinsipnya sama
dengan sudut yang terbentuk dari Y-anchor. Semakin besar sudut, semakin
besar pula beban yang diterima anchor.
Berikut gambaran beban yang diterima anchor deviasi berdasar besar sudut deviasi yang terbentuk:
V-Rig 2:1 merupakan salah satu teknik hauling system yang paling
simple. Untuk mengangkut beban seberat 100 kilogram, dengan
system ini membutuhkan gaya sebesar 50 kilogram (T3).
- The Block & Tackle 3:1, The Block & Tackle 4:1
- Jigger
- Mechanical Advantage
F. Self Rescue
a. Lost, Forgotten, or Broken Personal Equipment (Situasi Darurat!!!)
- Jika Hand Ascender mu tidak berfungsi
10
c
m
Lang
Lang
kah
kah
6
Langk 5
Langk
ah 3
ah 4
Lang Lang
Lang
kah kah
kah
7 9
8
Metode Counterweight dengan Cowstail Panjang, Caranya yaitu :
1. Mendekatlah keposisi korban.
2. Cantolkan Carabiner ke bagian bawah Maillon Rapide korban
3. Lepaskan Hand ascender penolong dari tali, lalu lepaskan Cowstail Panjang dari Hand
ascender.
4. Pasang Carabiner Cowstail Panjang pada lubang bagian atas Croll. Berdiri dengan
menggunakan Footloop korban lalu kaitkan bagian tengah Cowstail panjang ke Carabiner
Hand ascender korban. Sisakan jarak 10 cm antara carabiner cowstail dengan carabiner hand
ascender.
5. Lepaskan Croll penolong. Selanjutnya beban penolong bepindah ke cowstail panjang.
6. Dorong pantat korban keatas, dorongan tangan akan membantu tarikan Cowstail Panjang
menarik korban keatas, hingga Croll korban kendur atau tidak terbebani.
7. Pasang Descender lalu kunci. Lepaskan Croll korban. Buka kunci Descender kencangkan
talinya lalu kunci kembali.
8. Berdiri dengan menginjak Foot Loop korban, lepaskan Carabiner Cowstail panjang dari
lubang bagian atas Croll korban, lepaskan bagian tangah Cowstail panjang dari Carabiner
Hand ascender Korban.
9. Pasang dua buah Carabiner lalu kaitkan ke Maillon Rapide penolong kemudian kaitkan lagi ke
Maillon Rapide korban (berfungsi tempat menggantung penolong dari korban).
10. Lepaskan Hand ascender, lalu bawa turun korban.
Croll to Croll Methode
Metode Croll to Croll, caranya yaitu:
1. Rescuer naik mendekati korban, lalu lepas kaki korban dari footloop
2. Pasang cowstail pendek rescuer ke MR bagian bawah korban dengan gate carabiner
menghadap ke
3. Lepaskan hand ascender rescuer dari tali
4. Gunakan footloop korban sebagai pijakan rescuer untuk mendekatkan croll rescuer ke croll
korban
5. Install descender dan Carabiner friksi pada MR korban dengan posisi descender menghadap
ke rescuer, lalu kunci descender.
6. Lepas cowstail panjang korban dari hand ascendernya.
7. Longgarkan chest harness rescuer, lalu tempatkan paha dan lutut rescuer di bawah pantat
korban, hal ini untuk memudahkan rescuer mengangkat korban dengan bantuan lutut dan
paha rescuer sambil menginjak footloop korban.
8. Sebelum melakukan hentakan dan mendorong pantat korban ke atas, pegang belakang croll
korban dengan menggunakan tangan kanan rescuer, serta tangan kiri rescuer bersiap-siap
untuk melepaskan Croll dari tali.
9. Gunakan otot perut rescuer lalu dorong pantat korban ke atas dengan menggunakan lutut
rescuer sambil menginjak footloop. Pada saat yang sama tangan kanan rescuer mendorong
croll korban ke atas, dan tangan kiri rescuer melepaskan croll korban dari tali.
10. Jika croll korban sudah terlepas, turunkan korban sambil tangan kanan rescuer tetap
memegang belakang croll korban lalu turunkan korban pelan-pelan hingga beban korban
pindah ke descendernya.
11. Pijak footloop untuk melepas croll rescuer dari tali
12. Setelah melepaskan croll, rescuer turun pelan-pelan sambil memasang carabiner konektor
(satu carabiner konektor pasang di bagian bawah MR korban, satunya lagi dipasang di bagian
atas MR rescuer, lalu hubungkan kedua Carabiner). Sehingga beban rescuer pindah ke MR
korban (descender korban).
13. Buka kuncian descender lalu turun perlahan-lahan bersama korban.
Obendorf Hoist
Obendorf Hoist adalah teknik raising korban yang lebih
cepat dan tidak memerlukan tenaga besar untuk instalasi
alatnya. Akan tetapi teknik ini membutuhkan banyak orang
untuk mengoperasikannya. Teknik ini setidaknya
membutuhkan 2 pulley dan 2 ascender. Untuk lebih
jelasnya bisa melihat gambar di bawah ini:
Passing a Knot, a Rebelay, a Deviation
Melewati sambungan tali saat melakukan Teknik Spanish Pendulum
Ketika sambungan tali mendekati carabiner pendulum, Gunakan ascender untuk menahan tali,
letakkan terbalik sekitar 20 cm di bawah sambungan dan kaitkan ke anchor. Pindah berat badan
rescuer dari tali agar beban korban tertahan pada alat ascender yang dipasang oleh rescuer tadi.
Tambahkan rantai carabiner sehingga sambungan tali dapat melewati carabiner pendulum. Jika
sudah, rescuer bebankan kembali tali pendulum agar beban pindah dari ascender ke beban
rescuer kembali. Jika sudah ascender yang tadi digunakan untuk menahan beban korban
sementara bisa dilepas.
Melewati sambungan tali saat melakukan teknik haul system on a taut rope
Melewati deviasi
Tidak mungkin melewati deviasi dengan kondisi korban tidak sadarkan diri jika menggunakan
ketiga teknik di atas. Namun, jika korban masih bisa sadar, untuk melewati deviasi
direkomendasikan menggunakan Spanish Pendulum. Dalam hal ini korban masih bisa dan
mampu melepaskan deviasi sendiri.
- Victim on Ascender (Raising From Below)
Italian Footloop (Mao System)
Counterweight
- Victim on a Tyrolean
G. Rescue Group
- Building Main Runway & Back up Line (Tyrolean)
- Transmission from Raising to Lowering (Autostop & Italyan hitch)
- Transmission from Lowering to Raising
- Italyan Deviator
- Human Deviator
-CunyataJana-