You are on page 1of 2

8.

5 Hidrolisis Amilum
Pati merupakan polimer dari glukosa atau maltosa. Unit terkecil dari rantai pati adalah
glukosa yang merupakan hasil fotosintesis di dalam bagian tubuh tumbuh-
tumbuhan yang mengandung klorofil. Pati tersusun atas ikatan α- D
glikosida. Molekul glukosa pada pati dan selulosa hanya berbeda dalam bentuk
ikatannya, α dan β, namun sifat-sifat kimia kedua senyawa ini sangat jauh berbeda.
Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernya atau unit-
unit penyusunnya seperti glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau
enzim pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu (Ben, E.S, 2007).
Pada uji pati merupakan polisakarida yang terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan
memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis
pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk
amilodeksterin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna
merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang
tidak memberi warna dengan iodium (Lehninger, 1982).
Pada hidrolisis pati dengan menggunakan asam yaitu HCl, larutan pati ditambahkan HCl
dan dipanaskan dengan variasi waktu. Larutan asam HCl menghidrolisis pati melalui proses
pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah campuran dekstrin, maltosa dan
glukosa. ), proses hidrolisis menggunakan katalis asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi
agar hidrolisis dapat terjadi. Hidrolisis pati dengan asam memerlukan suhu tinggi, yaitu 120 -
160 o C. Jadi, seharusnya semakin lama pemanasan yang dilakukan, atau semakin tinggi suhu
pemanasannya, maka hidrólisis yang terjadi lebih sempurna (Ben, E.S, 2007).
Dari hasil yang didapatkan pada praktikum diperoleh data bahwa untuk hidrolisis sukrosa
dengan menggunakkan penghidrolisis HCl pekat yang dicampurkan dengan sukrosa dan kemudian
dipanaskan lebih cepat terjadi pengendapan itu membuktikan adanya monosakarida yang
tereduksi, Menurut lehninger (1982) sukrosa dengan HCl akan menghasilkan glukosa. Jadi
menurut kesimpulan saya pada hidrolisis ini sukrosa menghasilkan glukosa. Kemudian campuran
sukrosa dan HCL dinetralkan dengan NaOH 0,1 N dan menguji dengan kertas lakmus diperoleh
hasil bahwa warna sukrosa mengalami perubahan ketika sukrosa dipanaskan, bahkan dengan uji
benedict juga tidak terjadi perubahan warna.
Untuk hasil praktikum hidrolisis pati yaitu dengan mencampur amilum dengan HCl
kemudian mencampurnya dengan baik, lalu memanaskan kemudian mengujinya setiap 3 menit
sampai menit ke-21 dengan Iodium dengan mengambil 2 tetes larutan dan menambahkan 2 tetes
Iodium dalam porselin tetes hingga menit ke-21 warna yang dihasilkan adalah biru kehitam-
hitaman sedikit. Menurut Lehninger (1982) hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan
asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan
iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan
dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tidak memberi warna dengan iodium. Jadi,
hasil praktikum yang dihasilkan tidak sesuai dengan teori, kemungkinan besar perbedaan ini terjadi
karena berbedanya jenis pati yang digunakan dan kemungkinan ada kesalahan dalam penentuan
warna.

You might also like