Professional Documents
Culture Documents
1. Kering
Serbuk tidak boleh menggumpal atau mengandung air, karena bahan yg.
higroskopis, efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik.
2. Halus
3. Homogen
Setiap bagian campuran serbuk harus. mgd. bhn-bhn yg. sama dan dlm.
perbdgan yg sama pula. dipengaruhi faktor : a. Ukuran partikel -
perbedaan uk. besar campuran berlapis sebelum dicampur hrs. dibuat
sama dulu. R/ Vitamin C ---> serbuk halus Sacch. Album ---> kristal b.
Densitas/BJ - perbedaan besar --> campuran berlapis - atasi dg. mixing
tumbler/poedermengdoos
dilaporkan
ada
bahan
Dosis
dan
bahan.
etiket.
yang
akan dibungkus/dibuat.
d. Lipatlah bagian lain dari kertas perkamen hingga ujung bagian kertas
pertama.
perkamen yang satu dapat masuk pada bagian ujung kertas lainnya.
seluruh
perkamen.
c. Mulailah dari kertas perkamen yang berada pada posisi barisan atas
kanan.
h. Lebih dari dua puluh dikerjakan dengan dibagi dahulu dengan jalan
mg
lalu timbang satu persatu, jika pada penimbangan sisa bagi sama rata.
d. Mortir diletakkan diatas meja praktik dialasi dengan lap pada waktu
menggerus bahan obat.
netral
a. Kemasan pot yang ada, maka serbuk ditata dalam posisi lipatan kertas
sama dan tidak besar pada salah satu sisi kertas serbuk, etiket dan
label yang tertempel diletakkan di dalam pot.
teratur
satu posisi dan dirapikan menyesuaikan plastik klip, etiket dan label
Dalam rangka memutuskan tepat tidaknya produksi lokal di rumah sakit, beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan adalah rancangan kapasitas dan sumber produksi, seleksi
produksi, persediaan produksi serta pengontrolan kualitas dan harga produk.
Tujuan perencanan produksi obat adalah merencanakan produksi obat yang sesuai dan
kebutuhan rumah sakit. Dalam proses produksi untuk menghasilkan anggaran yang tepat
selama produksi maka farmasis akan menentukan inventaris dan pemakaian anggaran
yang diperlukan untuk produk akhir dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Persediaan dan tingkat pemakaian produk jadi.
Mengenai tingkat pemakaian setiap jenis barang yang akan diproduksi. Hal ini dilakukan
dengan meninjau kembali catatan dari satu atau dua tahun sebelumnya dan
membandingkan catatan ini dengan pola resep yang ditulis oleh dokter.
2. Persyaratan bahan.
Seorang farmasis di rumah sakit harus menentukan produk yang akan dibuat dengan
memperhitungkan jumlah dan banyaknya produksi yang akan dibuat serta menyusun cara
terbaik dan termudah dalam mendapatkan persediaan. Persediaan ini meliputi : Bahan
baku, Wadah, Etiket dan bahan lainnya seperti kertas saring, kotak dan etiket khusus.
3. Kepastian produksi.
Dalam kapasitas produksi ini farmasis harus mempertimbangkan dua hal yaitu apakah
farmasis mempunyai perlengkapan untuk pembuatan produk dan apakah mesin atau
perlengkapan tersebut sanggup untuk memproduksi dalam jumlah yang diinginkan. Waktu
merupakan faktor yang berharga dalam proses produksi, maka farmasis harus
menggunakan kapasitas maksimum dari peralatannya, pemilihan perlengkapan harusnya
dibuat sebagai dasar untuk mendapatkan peralatan yang mempunyai banyak fungsi dan
mencegah kerugian akibat penumpukan peralatan mahal yang nantinya tidak akan
digunakan.
4. Peralatan produksi dan sumber-sumbernya.
Macam dan ukuran dari perlengkapan produksi yang disyaratkan dalam farmasi rumah
sakit berbeda tiap rumah sakit. Penentuan peralatan berdasarkan jangkauan program
produksi, jumlah yang akan diproduksi, lainnya waktu yang hendak disyaratkan ke
pemakai produk, tersedianya personil dan tersedianya fasilitas fisik.
5. Tenaga produksi
Tenaga produksi yang terlalu banyak akan mengakibatkan pemborosan anggaran,
akibatnya harga produksi akan menjadi mahal. Bagian produksi harus diawasi oleh
farmasis yang didukung oleh tambahan personil yang terlatih untuk mengadakan
pekerjaan non teknis seperti memasukkan cairan ke dalam botol, menyaring, memberi
etiket, dan lain-lain.
6. Biaya operasi
Biaya operasi yang dikontrol dengan baik tentu akan menghasilkan suatu hasil yang
menguntungkan pemakaian biaya operasi yang tepat biasnya digunakan biaya langsung
dan tidak langsung. Biaya langsung ditujukan pada tenaga kerja sedangkan biaya tidak
langsung ditujukan pada biaya personil dalam kedudukannya sebagai pengawas, tempat
sewa, asuransi dan penurunan nilai peralatan, pemeliharaan anggaran rumah tangga dan
lain-lain. Biaya tidak langsung seharusnya dibandingkan dengan biaya langsung untuk
memastikan biaya sebenarnya dari produk.
1. Perencanaan produksi, mulai dari seleksi produk, pengemasan bahan baku dan
kemasan serta pengembangan formula. Dalam perencanaan ini perlu dipertimbangkan
seleksi produk yang mungkin untuk dimanufaktur, didasarkan pada permintaan rumah
sakit terhadap ketersediaannya, menetapkan kemungkinan pelaksanaannya secara
ekonomi dan berdasarkan penilaian dasar.
2. Perencanaan gedung dan fasilitas produksi, peralatan dan personel yang memenuhi
syarat.
3. Mengadakan pelatihan personel secara teratur, inspeksi dan evaluasi kerja.
4. Mengadakan dokumentasi proses produksi.
5. Menjamin mutu produk akhir.
Dalam proses produksi, dasar perencanaan produksi adalah formulir permintaan yang
dikirim ke instalasi produksi di mana mekanisme pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran bahan baku dan bahan jadi adalah :
a. Untuk pengadaan bahan baku dan pengemasan yang digunakan dalam proses produksi
diperoleh dari sub instalasi perbekalan setiap bulan sekali.
b. Untuk penyimpanan obat jadi dan bahan baku yang akan digunakan, masing-masing
ditempatkan dalam lemari terpisah.
c. Obat jadi didistribusikan ke sub instalasi perbekalan untuk kemudian ke ruang atau
depo farmasi. Untuk produk yang dipesan oleh pihak lain selain di rumah sakit diambil
sendiri.
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh sub instalasi produksi farmasi ada dua, yaitu:
1. Produk Obat Steril
Pembuatan produk steril terbagi menjadi :
1. Produksi steril adalah proses mencampur atau meracik bahan obat steril dan dilakukan
di dalam ruang steril.
2. Aseptic dispensing adalah teknik aseptic yang dapat menjamin ketepatan sediaan steril
yang dibuat dan bebas kontaminasi.
Stabilitas dari sediaan farmasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti,
suhu, cahaya, udara (terutama oksigen), dan kelembaban. Tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan produk, seperti sifat kimia dan fisika
dari zat aktif dan zat tambahan, bentuk sediaan dan komposisinya, proses
2006). Suatu obat akan memberikan efek terapi yang baik apabila obat tersebut juga
dalam keadaan yang baik. Stabilitas obat yang baik akan mempengaruhi mutu obat
(Herawati, 2012).
mg
Dosis Untuk dewasa dan anak yang beranjak dewasa 600 mg satu kali sehari, atau
600 mg 2 – 3 kali seminggu. Rifampisin harus diberikan bersama dengan obat anti
tuberkulosis lain. Bayi dan anak anak, dosis diberikan dokter / tenaga kesehatan
lain berdasarkan atas berat badan yang diberikan satu kali sehari maupun 2-3 kali
Dokter Anak Indonesia adalah 75 mg untuk anak < 10 kg, 150 mg untuk 10 – 20
Kerja Obat Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak
Dinamika / Kinetika Obat Obat ini akan mencapai kadar plasma puncak
(berbeda beda dalam kadar) setelah 2-4 jam sesudah dosis 600 mg, masih terdeteksi
selama 24 jam. Tersebar merata dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan
serebrosfinal, dengan kadar paling tinggi dalam hati, dinding kandung empedu, dan
ginjal. Waktu paruh plasma lebih kurang 1,5- 5 jam( lebih tinggi dan lebih lama
pada disfungsi hati, dan dapat lebih rendah pada penderita terapi INH). Cepat
diasetilkan dalam hati menjadi emtablit aktif dan tak aktif; masuk empedu melalui
kedalam hati.
Efek Samping Efek samping pada Saluran cerna ; rasa panas pada perut, sakit
epigastrik, mual, muntah, anoreksia, kembung, kejang perut, diare, SSP: letih rasa
kantuk, sakit kepala, ataksia, bingung, pening, tak mampu berfikir, baal umum,
nyeri pada anggota, otot kendor, gangguan penglihatan, ketulian frekuensi rendah
anak usia kurang 5 tahun belum ditetapkan. Hati hati penggunaan pada : penyakit
Overdosis Gejala yang kadang kadang timbul adalah mual, muntah, sakit perut,
pruritus, sakit kepala, peningkatan bilirubin, coklat merah pada air seni, kulit, air
liur, air mata, buang air besar, hipotensi, aritmia ventrikular. Pemberian dosis yang
berlebih pada Ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada kelahiran berhubungan
dengan masalah tulang belakang ( spina bifida) Penanganan mual dan muntah
dengan memberikan karbon aktif, dan pemberian anti emetik. Pengurangan obat
dengan cepat dari tubuh diberikan diuresis dan kalau perlu hemodialisa.
ditanyakan tentang :
Penderita perlu diberikan informasi tentang cara penggunaan yang baik dari obat
1. Obat ini harus diminum sampai selesai sesuai dengan kategori penyakit atau
lupa. Bila lupa satu hari, jangan meminum dua kali pada hari berikutnya
2. Harus disesuaikan dengan berat badan, sehingga perlu diberitahukan berat
3. Harus dipakai setiap hari atau sesuai dengan dosis, namun jika lupa segera
minum obat jika waktunya dekat ke waktu minum obat seharusnya. Tetapi
jika kalau lewat waktu sudah jauh, dan dekat ke waktu berikutnya, maka
dan ibu.
7. Obat ini dapat menyebabkan kencing, air ludah, dahak, dan air mata akan
10. Sampaikan kepada dokter / petugas kesehatan lain jika mengalami efek
penggunaannya.