You are on page 1of 9

73

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPENUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS Vd
SDN 184 PEKANBARU

Hendri Marhadi
hendri_m29@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

ABSTRACT
The problem in this research was students’ achievement in fifth graderes (Vd) SDN 184 Pekanbaru
still low with average value 68,63 (with KKM 70). The purpose of this research was to improve the
students’ achievement of the fifth graderes (Vd) SDN 184 Pekanbaru with the implementation of
cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT). This research was an classroom
action research with two cycles in second semester 2013/2014. After implementation of cooperative
learning model type Numbered Head Together (NHT), students’ achievement average on test I was
72,50 that improved 5,63% from pre test with average 68,63. Students’ achievement average on test II
was 86,16 that improved 25,54%. Teacher’s activity with the implementation of cooperative learning
model type Numbered Head Together (NHT) in first meeting of first cycle was 70,00% (good
category), and 76,16% (good category) in second meeting that improved 6,16 point. At second cycle,
teacher’s activity in first meeting was 91,66% (verygood category) that improved 15,5 point from
second meeting of first cycle. It got 95,83% (verygood category) in second meeting, which improved
4,17 point. Students’ activity in first meeting of first cycle was 66,66% (good category), and 70,83%
(good category) in second meeting that improved 4,17 point. At second cycle, students’ activity in first
meeting was 76,16% (good category) that improved 5,33 point from second meeting of first cycle.
Finally, it got 91,66% (verygood category) in second meeting, which improved 15,5 point. So, the
implementation of cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT) can improved
students’ achievement of fifth graderes (Vd) SDN 184 Pekanbaru.

Key Words: Cooperative learning type NHT, student’s achievement, student’s activity, teacher’s
activity.

PENDAHULUAN tanggung jawab untuk mengembangkan


Pendidikan merupakan sarana tugas dan mengatasi segala permasahan
penting untuk meningkatkan kualitas yang muncul. Guru merupakan komponen
sumber daya manusia (SDM) dalam yang sangat menentukan dalam
menjamin kelangsungan pembangunan implementasi baiknya suatu pendidikan.
suatu bangsa. Peningkatan kualitas SDM Pendidikan berkaitan erat dengan
jauh lebih mendesak untuk segera keberhasilan proses pembelajaran di dalam
direalisasikan terutama dalam menghadapi kelas sebagai unsur mikro dari suatu
era persaingan global. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan. Tentu saja
peningkatan kualitas SDM sejak dini keberhasilan implementasi suatu strategi
merupakan hal penting yang harus pembelajaran di dalam kelas tergantung
dipikirkan secara sungguh-sungguh. pada kepiawaian guru dalam menggunakan
Jika pendidikan merupakan salah metode, teknik dan strategi pembelajaran.
satu instrumen utama pengembangan Berdasarkan hasil observasi dan
SDM, tenaga kependidikan dalam hal ini wawancara yang peneliti lakukan dengan
guru sebagai salah satu unsur yang guru wali kelas Vd SDN 184 Pekanbaru,
berperan penting didalamnya, memiliki diperoleh informasi bahwa hasil belajar

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
74

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

siswa masih tergolong rendah. Hal ini anggotanya terdiri dari empat sampai enam
dapat dilihat dari hasil belajar siswa orang dengan struktur kelompok bersifat
dengan rata-rata kelas 68,63 dengan heterogen.
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Adapun fase model pembelajaran
yang ditetapkan sekolah adalah 70. kooperatif adalah fase 1 menyampaikan
Rendahnya hasil belajar ini dalam proses tujuan pembelajaran dan memotivasi
pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa, fase 2 menyampaikan Informasi,
komunikasi yang terjadi lebih banyak satu fase 3 mengorganisasi peserta didik
arah yaitu dari guru ke siswa saja. Hal ini kedalam tim-tim belajar, fase 4 membantu
menyebabkan siswa pasif dalam mengikuti kerja tim dan belajar, fase 5 mengevaluasi,
proses pembelajaran. Siswa lebih banyak fase 6 memberikan pengakuan atau
menerima materi yang dijelaskan oleh guru penghargaan (Agus Suprijono 2009).
daripada mencari sendiri, kemudian dalam Model pembelajaran koooperatif tipe
pelaksanaan diskusi saat pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah
berlangsung tidak dikelompokan secara model pembelajaran kooperatif yang
heterogen. Hal ini berdampak pada adanya menekan pada tanggung jawab secara
penumpukan siswa yang akademiknya individu dan kelompok untuk memahami
tinggi dalam satu kelompok serta materi yang dipelajari sehingga siswa
kurangnya kerjasama antarsesama siswa. berperan secara aktif dalam proses
Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang berdampak pada
tersebut, peneliti melakukan solusi dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Menurut
menerapkan model pembelajaran yang Slavin (dalam Miftahul Huda: 2012) pada
menekankan pada aktivitas siswa. Dalam dasarnya , NHT merupakan varian dari
model pembelajaran yang diterapkan , diskusi kelompok. Menurut Istirani (2012)
siswa aktif mencari sendiri tentang materi Numbered Heads Together (NHT)
pembelajaran dengan bimbingan guru. merupakan rangkaian penyampaian materi
Model pembelajaran yang diterapkan itu dengan menggunakan kelompok sebagai
adalah model pembelajaran kooperatif wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran
learning tipe Numbered Head together siswa terhadap pertanyaan yang
(NHT). Slavin (2008) mendefinisikan dilontarkan atau diajukan guru, yang
pembelajaran cooperative sebagai kemudian akan dipertanggungjawabkan
sekumpulan kecil siswa yang bekerja sama oleh siswa dengan nomor permintaan guru
untuk belajar dan bertanggung jawab atas dari masing-masing kelompok Model
kelompoknya. Konsep utama dari belajar pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
kooperatif menurut Slavin dalam Trianto fase-fasenya adalah: fase 1 penomoran,
(2009) adalah 1) Pengahargaan kelompok fase 2 mengajukan pertanyaan, fase 3
(yang akan diberikan jika kelompok berpikir bersama, fase 4 menjawab
mencapai kriteria yang ditentukan), 2) (Trianto, 2007).
Tanggung jawab individual, bermakna Hasil belajar adalah pola-pola
bahwa suksesnya kelompok tergantung perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pada belajar individual semua anggota pengertian, sikap-sikap, appersepsi, dan
kelompok, 3) Kesempatan yang sama keterampilan. Menurut Nana Sudjana
untuk sukses (artinya bahwa siswa telah (2009) hasil belajar adalah kemampuan-
membantu kelompok dengan cara kemampuan yang dimiliki siswa setelah
meningkatkan belajar mereka sendiri). menerima pengalaman belajarnya. Faktor-
Menurut Rusman (2010) pembelajaran faktor yang mempengaruhi hasil belajar
kooperatif (cooperative learning) banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan
merupakan bentuk pembelajaran dengan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
cara siswa belajar dan bekerja dalam intern dan faktor ekstern. Faktor intern
kelompok kecil secara kolaboratif yang adalah faktor yang ada dalam diri individu

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
75

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

yang sedang belajar, sedangkan faktor untuk membahas materi satu kali
ekstern adalah faktor yang ada diluar pertemuan ulangan harian. Adapun
individu (Slameto, 2003). tahapan PTK adalah perencanaan,
Berdasarkan latar belakang yang pelaksanaan, observasi dan pengamatan.
telah diuraikan, peneliti tertarik untuk (Arikunto,dkk:2007). Tujuan utama PTK
melakukan penelitian dengan judul: adalah untuk meningkatkan kualitas
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pembelajaran, bukan untuk menghasilkan
Tipe Numbered Heads Together (NHT) pengetahuan (Mulyasa:2010).
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Data yang dikumpulkan pada
Kelas Vd SDN 184 Pekanbaru. penelitian ini adalah data tentang aktivitas
Rumusan masalah dalam penelitian guru dan siswa pada saat kegiatan belajar
ini adalah: Apakah penerapan model mengajar berlangsung dan data hasil
pembelajaran kooperatif tipe Numbered belajar pada mata pelajaran setelah proses
Heads Together (NHT) dapat belajar-mengajar. Instrumen penelitian
meningkatkan hasil belajar pada tema yang digunakan adalah lembar observasi
wujud benda dan cirinya siswa kelas Vd aktivitas guru dan siswa yang berpedoman
SDN 184 Pekanbaru?. Tujuan penelitian pada langkah-langkah model
tindakan kelas ini adalah untuk pembelajaran, soal tes hasil belajar siswa
meningkatkan hasil belajar pada tema yang disusun berdasarkan kisi-kisi hasil
wujud benda dan cirinya siswa kelas Vd belajar.
SDN 184 Pekanbaru. Untuk menganalisis data hasil
Manfaat penelitian: (a) Bagi siswa, peneltian dengan menerapkan model
penerapan model pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif tipe numbered
tipe NHT ini dapat meningkatkan hasil head together NHT, peneliti menggunakan
belajar tema wujud benda dan cirinya teknik analisis deskriptif, yaitu:
siswa kelas Vd SDN 184 Pekanbaru; (b) 1. Aktivitas Guru dan Siswa.
Bagi guru, penerapan model pembelajaran Aktivitas guru dan aktivitas siswa
kooperatif tipe NHT dapat dijadikan selama kegiatan belajar mengajar
sebagai salah satu model pembelajaran dibukukan pada observasi dengan
alternatif dalam pembelajaran kelas Vd rumus :
SDN 184 Pekanbaru; (c) Bagi sekolah, JS
NR = SM × 100%
diharapkan dapat menjadi bahan masukan
(KTSP dalam Syahrilfuddin, dkk,
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
2011:114)
SDN 184 Pekanbaru; (d) Bagi peneliti,
Keterangan :
diharapkan dapat menjadi bahan acuan
NR = Persentase aktifitas
bagi peneliti lain yang meneliti dalam
guru/siswa
aspek yang lain.
JS = Jumlah skor aktifitas yang
dilakukan
METODE PENELITIAN
SM = Skor maksimum yang didapat
Penelitian ini dilakukan di kelas Vd
dari aktifitas peneliti/siswa.
SDN 184 Pekanbaru pada semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini
Tabel 1. Interval dan Kategori Aktivitas
dilaksanakan pada bulan September 2014.
Guru dan Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vd
% Interval Kategori
SDN 184 Pekanbaru yang berjumlah 30
orang, yang terdiri dari 22 orang laki-laki Skor 81 – 100 Amat Baik
dan 8 orang perempuan. Desain penelitian Skor 61 – 80 Baik
ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Skor 51 – 60 Cukup
yang terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus Skor < 50 Kurang
terdiri dari tiga kali pertemuan dua kali

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
76

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

2. Hasil Belajar Siswa kemudian berdoa, guru mengabsen siswa


Analisis keberhasilan tindakan siswa dan melakukan appersepsi melalui
ditinjau dari ketuntasan individual pertanyaan “Pernahkah anak-anak ibu
maupun klasikal. melihat orang membuang sampah?”.
a. Untuk menghitung hasil belajar Kegiatan Inti, fase kedua (+10
siswa dapat menggunakan rumus: menit) guru menjelaskan materi secara
garis besar kepada siswa tentang wujud
benda dan cirinya. Saat menjelaskan materi
b. Ketuntasan Klasikal masih ada siswa yang kurang
Ketuntasan belajar secara memperhatikan guru. Fase ketiga (+10
klasikal yaitu apabila siswa yang menit) guru mengorganisasikan siswa
memperoleh nilai 70 atau lebih kedalam kelompok belajar yang berjumlah
berjumlah 75% dari jumlah 5 kelompok dengan anggota kelompok
seluruhnya. Maka untuk menghitung masing-masing 6 orang. Saat pembagian
ketuntasan klasikal digunakan kelompok belajar siswa agak sedikit ribut
rumus: karena ingin memilih sendiri anggota
ST kelompoknya. Guru menjelaskan tentang
PK = × 100% pembagian kelompok secara heterogen.
N
(Zainal Aqib, 2011: 53) Setelah siswa duduk secara berkelompok
Keterangan: guru membagikan nomor pada setiap
PK = Persentase ketuntasan anggota kelompok 1-6, nomor tersebut
klasikal berfungsi untuk menjawab pertanyaan
ST = Jumlah siswa yang yang ada pada LKS. Fase keempat (+30
tuntas menit) guru mengajukan pertanyaan
N = Jumlah siswa seluruhnya dengan membagikan LKS pada setiap
siswa untuk dijawab dan didiskusikan
HASIL DAN PEMBAHASAN sesuai dengan nomor setiap anggota
Desain penelitian ini adalah kelompok. Setelah selesai menjawab
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pertanyaan sesuai nomor masing-masing,
penerapan model pembelajaran kooperatif aggota kelompok berdiskusi untuk
tipe Numbered Head Together (NHT) menyatukan pendapatnya tentang jawaban
yang dilakukani 2 siklus dengan tahapan; pertanyaan yang sudah dijawab. Guru
perencanaan, observasi, pelaksanaan dan membimbing diskusi kelompok yang
refleksi. Setiap siklus terdiri dari 3 kali dilakukan siswa. Saat diskusi berlangsung
pertemuan, dua kali pertemuan untuk masih ada siswa yang tidak mau berbagi
pembelajaran dengan satu kali ulangan dengan anggota kelompoknya. Fase kelima
harian. Adapun tahapan pelaksanaan (+30 menit) guru memanggil salah satu
penelitian ini diuraikan sebagai berikut : nomor dari satu kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang ada di LKS
Pelaksanaan Siklus I sesuai dengan nomor yang dipanggil oleh
Pertemuan Pertama guru dan nomor yang sama dari kelompok
Pertemuan pertama dilaksanakan yang berbeda menanggapi jawaban dari
pada hari Rabu tanggal 3 Setember 2014. nomor kelompok yang dipanggil guru. Saat
Siswa yang hadir sebanyak 29 orang (1 diskusi berlangsung guru berperan sebagai
orang tidak hadir) dengan indikator fasilitator, mediator dan motivator. Setelah
menjelaskan wujud benda dan cirinya selesai diskusi kelas dikahiri dengan
subtema 1 pembelajaran 4 (Prilaku evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran.
manusia yang merusak lingkungan). Fase keenam (+5 Menit) pada saat proses
Kegiatan awal, fase pertama (+5 menit) belajar mengajar guru memberi
guru mempersiapkan siswa untuk belajar penghargaan kepada setiap kelompok

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
77

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

berupa pujian, tepuk tangan dan Guru berperan sebagai fasilitator, mediator
sebagainya. dan motivator. Setelah selasi diskusi kelas
dikahiri dengan evaluasi terhadap kegiatan
Pertemuan kedua pembelajaran. Fase keenam (+5 Menit)
Pertemuan kedua, yang pada saat proses belajar mengajar guru
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 memberi penghargaan kepada setiap
September 2014 siswa yang hadir kelompok dan siswa berupa kata pujian,
sebanyak 29 orang (1 orang siswa tidak tepuk tangan dan sebagainya. Penghargaan
hadir) dengan indikator menjelaskan wujud secara model pembelajaran kooperatif
benda dan cirinya subtema 1 pelajaran 6 disampaikan setelah ulangan harian.
(Perubahan wujud benda). Fase pertama
(+5 Menit) guru mempersiapkan siswa Pertemuan Ketiga
untuk belajar diawali dengn salam, berdoa, Pertemuan ketiga adalah dengan
mengabsen siswa, kemudian melaksanakan ulangan harian siklus I pada
menyampaikan appersepsi dengan hari Jumat tanggal 5 September 2014.
mengajukan pertanyaan “Pernahkah anak- Sebelum melaksanakan ulangan harian
anak ibu melihat lilin yang dibakar? apa guru mengawali dengan salam, doa dan
yang terjadi?” mengabsen siswa. Kemudian memberikan
Fase kedua (+10 Menit) guru soal dan lembar jawaban, guru
menjelaskan materi secara garis besar mengingatkan kembali kepada siswa agar
kepada siswa tentang perubahan wujud dalam mengerjakan soal untuk
benda, kegiatan manusia yang merusak mengerjakannya secara individu. Ulangan
lingkungan. Saat menjelaskan materi siswa harian I terdiri dari 2 indikator dengan
terlihat lebih serius memperhatikan guru jumlah soal sebanyak 20 butir objektif.
saat menjelaskan materi. Fase ketiga (+10 Alokasi waktu yang digunakan dalam
Menit) guru mengorganisasikan siswa ulangan harian I adalah 35 menit dengan
kedalam kelompok belajar dengan materi pokok wujud benda dan cirinya.
membagi siswa dalam 5 kelompok secara
heterogen, saat pembagian kelompok siswa Refleksi Siklus I
sudah mulai teratur dan ada memilih teman Refleksi pada siklus I bertujuan
anggota kelompok sendiri. Fase keempat untuk mengetahui kekurangan saat proses
(+30 Menit) guru mengajukan pertanyaan pembelajaran yang dilakukan guru pada
dengan membagikan LKS pada siswa siklus I, untuk dilakukan perbaikan pada
untuk dijawab dan didiskusikan sesuai siklus II dengan penerapan model
dengan nomor setiap anggota kelompok. pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Setelah selesai menjawab pertanyaan Head Together (NHT). Berdasarkan hasil
sesuai nomor masing-masing, aggota diskusi dengan observer ada beberapa
kelompok berdiskusi untuk menyatukan kekurangan yaitu: a) saat pembelajaran
pendapatnya tentang jawaban pertanyaan berlangsung masih ada siswa yang kurang
yang sudah dijawab. Guru membimbing memperhatikan guru, b) dalam
diskusi kelompok yang dilakukan siswa. pembelajaran lebih mengefisienkan waktu.
Saat diskusi berlangsung siswa sudah
mulai mau berbagai dengan anggota Pelaksanaan Siklus II
kelompoknya. Fase kelima (+30 Menit) Pertemuan pertama
guru memanggil salah satu nomor dari satu Pertemuan pertama siklus II
kelompok untuk menjawab pertanyaan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10
sesuai dengan nomor yang dipanggil oleh September 2014 siswa yang hadir
guru dan nomor yang sama dari kelompok sebanyak 30 orang (hadir semua) dengan
yang berbeda menanggapi jawaban dari indikator perubahan wujud benda subtema
nomor kelompok yang dipanggil guru. 2 pelajaran 4 (Dampak perkembangan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
78

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

Teknologi Informasi dan Komunikasi, kelompok dan siswa berupa kata pujian,
pencemaran udara karena asap kendaraan tepuk tangan dan sebagainya.
bermotor). Kegiatan awal, fase pertama
(+5 Menit) guru mengawali dengan salam, Pertemuan kedua
berdoa dan mengabsen siswa, kemudian Pada pertemuan kedua siklus II,
menyampaikan appersepsi dengan yang dilaksanakan pada hari Kamis
mengajukan pertanyaan “apa alat tanggal 11 September 2014 siswa yang
komunikasi yang digunakan pada zaman hadir sebanyak 30 orang (hadir semua)
dahulu?” dengan indikator menjelaskan perubahan
Kegiatan Inti, fase kedua (+10 wujud benda subtema 2 pelajaran 6 (Nilai-
Menit) guru menjelaskan materi secara nilai masyarakat yang sudah memudar).
garis besar kepada tentang (Dampak Fase pertama (+5 Menit) guru mengawali
perkembangan Teknologi Informasi dan kegiatan pembelajaran dengan berdo’a,
Komunikasi, pencemaran udara karena guru mengabsen siswa, kemudian
asap kendaraan bermotor). Siswa menyampaikan appersepsi untuk menggali
mengikuti pembelajaran dengan semangat. kemampuan awal siswa dengan memberi
Fase ketiga (+10 Menit) guru pertanyaan “nilai-nilai apa saja yang ada di
mengorganisasikan siswa kedalam lingkungan tempat tinggal anak-anak ibu?“
kelompok belajar sebanyak 5 kelompok Kegiatan Inti, fase kedua (+10
secara heterogen, 1 kelompok terdiri dari 6 Menit) guru menjelaskan materi secara
orang. Saat pembagian kelompok siswa garis besar tentang (Nilai-nilai masyarakat
sudah mulai tertib. Fase keempat (+30 yang sudah memudar). Siswa
Menit) guru mengajukan pertanyaan memperhatikan penjelasan guru dan
dengan membagikan LKS pada siswa pembelajaran dilaksanakan dengan tertib.
untuk dijawab dan didiskusikan sesuai Fase ketiga (+10 Menit) guru
dengan nomor setiap anggota kelompok mengorganisasikan siswa kedalam
yang dikerjakan secara mandiri. Setelah kelompok belajar sebanyak 5 kelompok
selesai menjawab pertanyaan sesuai nomor secara heterogen, 1 kelompok terdiri dari 6
masing-masing, aggota kelompok orang. Saat pembagian kelompok siswa
berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya sudah mulai tertib dan sudah teratur dalam
tentang jawaban pertanyaan yang sudah perpindahan untuk duduk dalam kelompok
dijawab dengan sessama anggota anggota belajar. Fase keempat (+30 Menit) guru
kelompok. Guru membimbing diskusi mengajukan pertanyaan dengan
kelompok yang dilakukan siswa. Saat membagikan LKS pada siswa untuk
diskusi berlangsung siswa sudah berbagai dijawab dan didiskusikan sesuai dengan
dengan anggota kelompoknya terlihat dari nomor yang dimiliki setiap anggota
komunikasi yang dilakukan antar anggota kelompok yang dikerjakan secara mandiri.
kelompok. Fase kelima (+30 Menit) guru Setelah selesai menjawab pertanyaan
memanggil salah satu nomor dari satu sesuai nomor masing-masing, aggota
kelompok untuk menjawab pertanyaan kelompok berdiskusi untuk menyatukan
sesuai dengan nomor yang dipanggil guru pendapatnya tentang jawaban pertanyaan
dan nomor yang sama dari kelompok yang yang sudah dijawab dengan sesama
berbeda menanggapi jawaban dari nomor anggota kelompok. Guru membimbing
kelompok yang dipanggil guru. Guru diskusi kelompok yang dilakukan siswa.
berperan sebagai fasilitator, mediator dan Saat diskusi berlangsung siswa sudah
motivator. Setelah selasi diskusi kelas saling berbagi dan memberi masukan
dikahiri dengan evaluasi terhadap kegiatan dengan anggota kelompoknya terlihat dari
pembelajaran. Fase keenam (+5 Menit) komunikasi dan interaksi yang dilakukan
pada saat proses belajar mengajar guru antar anggota kelompok. Fase kelima (+30
memberi penghargaan kepada setiap Menit) guru memanggil salah satu nomor

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
79

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

dari satu kelompok untuk menjawab tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar
pertanyaan sesuai dengan nomor yang belajar siswa.
dipanggil guru dan nomor yang sama dari
kelompok yang berbeda menanggapi Hasil Belajar Siswa
jawaban dari nomor kelompok yang Hasil belajar siswa kelas Vd SDN
dipanggil guru. Guru berperan sebagai 184 Pekanbaru dengan penerapan model
fasilitator, mediator dan motivator. Setelah pembelajaran kooperatif tipe Numbered
selasi diskusi kelas dikahiri dengan Head Together (NHT)) mengalami
evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. peningkatan dari sebelum tindakan. Hal ini
Fase keenam (+5 Menit) pada saat proses dapat dilihat pada tabel 2 yang diperoleh
belajar mengajar guru memberi dari nilai sebelum tindakan dan sesudah
penghargaan kepada setiap kelompok dan tindakan (UH I dan UH II).
siswa berupa kata pujian, tepuk tangan dan
sebagainya. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Kelas Vd
SDN 184 Pekanbaru
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dengan
melaksanakan ulangan harian siklus II
pada hari Senin tanggal 15 September
2014. Ulangan harian II terdiri dari 2
indikator dengan jumlah soal sebanyak 20
butir objektif. Alokasi waktu yang
digunakan dalam ulangan harian II ini
Berdasarkan tabel 2 hasil belajar
adalah 35 menit dengan materi
siswa meningkat dari sebelum tindakan
menjelaskan Nilai-nilai masyarakat yang
dan sesudah tindakan. Hasil belajar
sudah memudar. Hasil UH II ini di
sebelum tindakan dengan nilai rata-rata
pergunakan untuk melihat peningkatan
68,63. Proses pembelajaran yang dilakukan
hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa
adalah dengan pembelajaran berpusat pada
pada materi pokok (Nilai-nilai masyarakat
guru, siswa dalam memahami materi masih
yang sudah memudar).
agak mengalami kesulitan yang berdampak
terhadap hasil belajar siswa yang rendah.
Refleksi Siklus II Setelah dilakukan tindakan dengan
Berdasarkan pengamatan selama
penerapan model pembelajaran kooperatif
melakukan tindakan sebanyak 2 kali
learning tipe Numbered Head Together
pertemuan pada siklus II dapat
(NHT) pada data UH I dan UH II hasil
disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan
belajar siswa mengalami peningkatan.
untuk siklus II sudah lebih baik dari siklus
Pembelajaran dengan model kooperatif
I. Guru telah mampu mempertahankan dan
learning tipe NHT siswa belajar lebih aktif,
meningkatkan pengelolaan dalam
saling berbagi satu sama lain, dengan guru
penerapan model kooperatif tipe NHT,
sebagai fasilitator, mediator dan
semua tahapan dalam pembelajaran
sebagainya sehingga siswa lebih mudah
dengan menerapkan model pembelajaran
dalam memahami materi pelajaran karena
kooperatif tipe NHT sudah dilaksanakan
mengalami sendiri pembelajaran yang
dengan baik dan pada aktivitas siswa
berlangsung. Hal ini berdampak pada
selama pembelajaran sudah mengalami
meningkatnya hasil belajar siswa.
peningkatan, pembelajaran lebih efektif
Peningkatan hasil belajar dari sebelum
karena adanya perbaikan dari pembelajaran
tindakan kesesudah tindakan yakni dari
sebelumnya. Dengan demikian
skor dasar dengan rata-rata 68,63
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
meningkat pada UH I sebesar 5,63%
dengan model pembelajaran kooperaatif
dengan rata-rata 72,50 dan meningkat lagi

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
80

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

pada UH II dari skor dasar sebesar 25,54% mengalami peningkatan setiap pertemuan.
dengan rata-rata 86,16. Pada siklus I pertemuan pertama dengan
Berdasarkan hasil penelitian sebelum persentase 70% (kategori baik) meningkat
dengan sesudah tindakan dengan pada pertemuan kedua sebesar 6,16 poin
penerapan model pembelajaran kooperatif menjadi 76,16%. Siklus II pertemuan
tipe NHT diperoleh perkembangan pertama meningkat sebesar 15,5 poin
individu untuk penghargaan kelompok menjadi 91,66% (kategori amat baik)
secara kooperatif. Berdasarkan hasil meningkat lagi pada pertemuan kedua
ulangan harian siklus I kriteria sebesar 4,17 menjadi 95, 83% (kateogri
penghargaan setiap kelompok adalah amat baik). Peningkatan aktivitas guru
kelompok I, II dan kelompok III good terjadi karena adanya perbaikan dalam
team, kelompok IV dan V great team. proses pembelajaran setiap pertemuan.
Pada ulangan harian Siklus II kriteria
penghargaan semua kelompok adalah Aktivitas Siswa
super team. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus I
Aktivitas Guru dan II dengan penerapan model
Aktivitas guru selama proses pembelajaran kooperatif tipe NHT dikelas
pembelajaran berlangsung pada siklus I Vd SDN 184 Pekanbaru tahun pelajaran
dan II dengan penerapan model 2013/2014 meningkat setiap pertemuan.
pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.
Vd SDN 184 Pekanbaru tahun pelajaran
2013/2014 meningkat setiap pertemuan. Tabel 4. Data Aktivitas Siswa
Hal ini dapat dilihat pada tabel 3. (Siklus I dan II)

Tabel 3. Data Aktivitas Guru


(Siklus I dan II)

Berdasarkan tabel 4 aktivitas siswa


meningkat setiap pertemuan dengan
Berdasarkan tabel 3 aktivitas guru penerapan model pembelajaran kooperatif
pada setiap pertemuan dengan penerapan tipe Numbered Head Together (NHT).
model pembelajaran kooperatif tipe Pada siklus I pertemuan pertama dengan
Numbered Head Together (NHT) persentase 66,66%% (kategori baik)

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |
81

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar


Hendri Marhadi

meningkat pada pertemuan kedua sebesar Rusman. (2010). Model-Model


4,17 poin menjadi 70,83%. Siklus II Pembelajaran Mengembangkan
pertemuan pertama meningkat sebesar 5,33 Profesionalisme Peneliti. Bandung:
poin menjadi 76,16% (kategori amat baik) Rajawali Pers.
meningkat lagi pada pertemuan kedua Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
sebesar 15,5 menjadi 91,66% (kateogri yang Mempengaruhinya. Jakarta:
amat baik). Peningkatan aktivitas guru Rineka Cipta.
terjadi karena adanya perbaikan dalam Slavin, E Robert. (2008). Cooperative
proses pembelajaran setiap pertemuan. Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Proses Belajar Mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian Bandung: Remaja Rosdakarya.
dengan penerapan model pembelajaran Suharsimi Arikunto, dkk, (2007).
kooperatif tipe Numbered Head Together Penelitian Tindakan Kelas. Bumi
(NHT) dapat disimpulkan bahwa: Aksara: Jakarta
1. Penerapan model pembelajaran Syahrilfuddin, dkk. (2011). Penelitian
kooperataif tipe Numbered Head Tindakan Kelas. Pekanbaru:
Together (NHT) dapat meningkatkan Cendekia Insani.
hasil belajar siswa kelas Vd SDN 184 Trianto. (2007). Model-Model
Pekanbaru. Pembelajaran Inovatif Berorientasi
2. Penerapan model pembelajaran Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi
kooperataif tipe Numbered Head Pustaka.
Together (NHT) dapat meningkatkan ______. (2009). Mendesain Model
kualitas pembelajaran kelas Vd SDN Pembelajaran Inovatif Progresif.
184 Pekanbaru. Jakarta: Prenada Media.
Zainal Aqib. (2013). Model-model, Media,
Rekomendidasi penelitian ini dan Strategi Pembelajaran
diharapkan dalam menerapkan model Kontekstual (Inovatif). Bandung:
pembelajaran Kooperatif Tipe NHT lebih Yrama Widya.
mengefisienkan waktu dalam proses
pembelajaran. Peneliti yang ingin
mengadakan penelitian dengan model
kooperatif Tipe NHT agar mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan
materi atau bahan yang diajarkan, sehingga
diperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2009). Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Istirani. (2012). 58 Model Pembelajaran
Inovatif. Medan: Media Persada.
Miftahul Huda, (2012). Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Mulyasa, E. (2010). Praktik Penelitian
Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014 | ISSN: 2303-1514 |

You might also like