You are on page 1of 12

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI

DENGAN PENENTUAN KARAKTERISTIK PRODUK

Trisna, Syamsul Ma’arif, dan Yandra Akerman


Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Petanian (IPB)
Kampus IPB Dramaga, PO BOX 220, 16680, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Email: trisna_ch@yahoo.com

ABSTRACT

The aim of this paper is to descripe how a knowledge management plays a role in the
development of new products with the determining of soy milk consumer characteristics and
product characteristics by Kano method. Knowledge is a basic in decision making for new
product development. Analysis conducted for costomer characteristic determination by
determining costumer atribute influence buying decision and costomer clasification. Product
characteristic in this paper uses Kano Method. The result of analysis of product characteristic
showed that halal labeling, soybean picture in packaging, inclusion of business address, ,
inclusion of nutrient information, medium sweetness level are characteristic required to new
product development of soy milk.

Keywords: Kano Model, knowledge management, new product development, customer


satisfaction coefficient

1. PENDAHULUAN juga menekankan bahwa saat ini


perusahaan yang ingin sukses adalah
Perilaku konsumen yang tidak pasti mereka yang secara konsisten menciptakan
dimana akan cepat tertarik dengan pengetahuan baru, menyebarkannya secara
munculnya produk baru yang menawarkan luas dalam organisasi, dan secara cepat
pelayanan yang lebih memuaskan mereka. mengubahnya menjadi berbagai teknologi
Perilaku konsumen yang cepat berubah ini dan produk baru.
mengharuskan para pelaku usaha untuk Dalam pengembangan produk baru,
selalu menganalisis kelebihan serta langkah awal yang dilakukan adalah survey
kelemahan produknya maupun produk terhadap karakteristik pelanggan yang
pesaing sehingga dapat menerapkan strategi membeli produk yang ditawarkan.
pengembangan produk baru agar dapat Pelanggan dikelompokkan berdasarkan
terus bertahan dan bersaing dengan produk jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan,
sejenis dari perusahaan pesaing. pendidikan, dan lain-lain. Pengetahuan
Di tengah situasi persaingan yang terhadap pelanggan ini, dapat membantu
semakin kompetitif ditandai dengan perusahaan dalam mengambil keputusan
bertambahnya jumlah pemain dan tuntutan pengembangan produk baru.
pasar yang semakin tinggi, sebuah Seberapa baik produk yang
perusahaan tidak lagi hanya bisa ditawarkan mampu memuaskan kebutuhan
mengandalkan kepada lokasi yang mudah konsumen dilakukan dengan menganalisis
dicapai, bahan baku yang mudah didapat karakteristik produk. Penentuan
atau ketersediaan akses modal, tetapi juga karakteristik produk merupakan bahan
kemampuan untuk bisa menghasilkan pertimbangan dalam perencanaan
produk yang lebih berkualitas dan inovatif. pengembangan produk berdasarkan dapat
Perusahaan dituntut memiliki sumber daya dianalisis menggunakan model Kano.
pengetahuan yang cukup, baik pengetahuan Model kano adalah model yang bertujuan
mengenai teknologi proses, pasar dan untuk mengkategorikan karakteristik
pemasaran, pengembangan bisnis maupun produk maupun jasa berdasarkan seberapa
area pengetahuan lainnya sesuai kebutuhan baik produk/jasa tersebut mampu
perusahaan. Nonaka dan Takeuchi (1995) memuaskan kebutuhan pelanggan.Jacobs

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 157
(1999), menambahkan bahwa model kano mengkonversikannya ke dalam tambahan
mengklarifikasikan kepuasan pelanggan lini produk yang berhasil secara komersial.
berdasarkan karakteristik produk pada Produk baru mencakup dari produk
bagaimana mereka ditangggapi oleh baru di dunia (new-to-the-world products)
konsumen dan akibat mereka terhadap yang menciptakan pasar yang baru,
kepuasan pelanggan. pengembangan minor pada produk, maupun
Model Kano juga dapat diterapkan revisi pada produk yang ada (Kotler, 2009).
pada industri jasa sebagai strategi Booz, Allen & Hamilton dalam Kotler
meningkat pelayanan. Amran (2011) (2000) mengidentifikasi bahwa terdapat
melakukan menerapkan model Kano untuk enam kategori produk baru, yaitu:
mengidentifikasi kepuasan layanan PLN 1) Produk baru dengan penciptaan pasar
Tanggerang, sehingga diperoleh yang baru (new to the world products)
rekomendasi layanan PLN yang perlu 2) Produk baru dengan pertama kali
diperbaiki dan layanan yang harus memasuki pasar yang sudah ada untuk
dipertahan untuk meningkatkan kepuasan produk semacam (new product lines)
pelanggan. 3) Produk baru hasil modifikasi produk
Sari (2009) melakukan aplikasi lama (additions to existing product
model Kano untuk meningkatkan kualitas lines)
layanan jasa Bandara Juanda Surabaya, 4) Produk baru untuk menggantikan
dimana terindentifikasi kecukupan jumlah produk yang ada untuk meningkatkan
troli memberi kepuasan yang tinggi bagi kinerja dan nilai (improvements and
konsumen, sementara layanan ini cukup revisions to existing products)
rendah, sehingga perlu diperbaiki dan 5) Produk yang ada yang ditargetkan
ditingkatkan untuk pasar baru atau segmen baru
Pengembangan produkini (repositionings)
diterapkan pada produk susu kedelai yang 6) Produk baru dengan harga lebih rendah
diproduksi oleh PT. X. Susu kedelai (cost reductions)
yangdipasarkan saat ini dalam bentuk Menurut Cooper (2001), dua
kemasan botol plastik dengan isi 350 ml kategori produk baru yang paling populer di
tanpa penambahan rasa. Produk susu kalangan perusahaan adalah lini produk
kedelai dipasar sekarang memiliki variasi baru (new product lines) dan perbaikan
yang cukup banyak, yaitu bentuk cair dan pada produk yang sudah ada (improvements
bubuk, dari kemasan sederhana (tanpa in revisions to existing products). Produk
merek) hingga yang modern. Beberapa yang baru bagi dunia (new products to the
perusahaan pesaing ada yang memberi world) dan lini produk baru bagi
tambahan rasa untuk memperluas pangsa perusahaan (new product lines) hanya
pasar. berkontribusi 30% dari semua produk yang
Paper ini bertujuan menguraikan dipasarkan, tetapi merepresentasikan 60%
bagaimana knowlegde management sebagai produk yang dipandang paling
berperan dalam pengembangan produk baru berhasil.
susu kedelai dengan penentuan karakteristik
konsumen dan karakteristik produk dengan
metode Kano. 2.2 Metode Kano

2. TINJAUAN PUSTAKA Dalam merencanakan suatu produk


2.1 Pengembangan Produk atau layanan, kita dapat membuat suatu
daftar kebutuhan yang dapat membuat
Menurut Simamora (2004), produk produk atau layanan tersebut sebisanya
baru merupakan barang dan jasa yang pada memuaskan calon pelanggan (customer).
dasarnya berbeda dari yang telah Menemui secara langsung pelanggan yang
dipasarkan sebelumnya oleh perusahaan. sudah ada atau mereka yang berpotensi
Pengembangan produk baru (new product untuk menjadi pelanggan, adalah cara yang
development) adalah proses pencarian baik untukmemperoleh masukan tentang hal
gagasan untuk barang dan jasa baru dan apa saja yang harus ada di dalam daftar
keperluan dari pelanggan yang potensial

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 158
tadi. Untuk mengetahuinya, kita harus menganalisis tersebut adalah metode kano
melakukan penyelidikan terhadap setiap yang ditemukan oleh Profesor Noriaki
daftar kebutuhan yang dibuat sedetail Kano dari Tokyo Rika University.Metode
mungkin untuk lebih memahami Kano membedakan antara tiga tipe dari
persyaratan apa yang benar-benar perlu ada persyaratan produk yang mempengaruhi
dalam produk atau layanan akhir. Salah satu kepuasan pelanggan terlihat pada Gambar
metode yang dapat digunakan untuk 1.

Gambar 1 Diagram Kano

Dalam metode Kano, kategori dari tidak dapat didefinisikan (terdapat


suatu produk dapat dibedakan menjadi: kontradiksi pada jawaban pelanggan)
1. Bersifat Must-Be (Harus Ada) atau Indifferent apabila tingkat
Pelanggan tidak puas apabila kinerja kepuasan pelanggan tidak berpengaruh
dari atribut yang bersangkutan rendah. dari hasil kinerja atribut
Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan Kategori pelanggan tersebutakan
meningkat jauh diatas netral meskipun berubah sesuai dengan perkembangan
kinerja dari atribut tersebut tinggi. waktu. Dengan memperhatikan
2. Bersifat One-Dimensional (Satu ModelKano, menuntut perusahaan
Dimensi) menciptakan produk/jasa inovatif yang
Tingkat kepuasan pelanggan dapat menarik perhatian pelanggan diatas
berhubungan linier dengan kinerja Must-be dan One dimensional. Strategi
atribut, sehingga kinerja atribut yang yang dapat diadopsi perusahaan adalah
tinggi akan mengakibatkan tingginya memproduksi produk/ jasa yang
kepuasan pelanggan pula. mempunyai attractive quality.Strategi ini
3. Bersifat Attractive(Menarik) mengharuskan perusahaan memperhatikan
Tingkat kepuasan pelanggan akan bagaimana menciptakan attractive quality
meningkat sangat tinggi dengan dalam proses pengembangan produk/jasa
meningkatnya kinerja atribut. Akan baru.
tetapi penurunan kinerja atribut tidak Langkah-langkah pengembangan
akan menyebabkan penurunan tingkat produk dengan menggunakan model Kano
kepuasan. adalah :
4. Reverse 1) Identifikasi ide/permintaan pelanggan
Apabila tingkat kepuasan pelanggan atau menganalisa yang akan diukur.
berbanding terbalik dengan hasil 2) Membuat Kuesioner Kano
kinerja atribut, Questionable Result Dalam pembuatan Kuesioner yang
apabila tingkat kepuasan pelanggan perhitungannya menggunakan Model

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 159
Kano maka sifat dari kuisioner tersebut Untuk setiap variabel tidak diberi skor
adalah setiap satu pertanyaan memiliki dalam pengolahan datanya tetapi
dua bagian yaitu functional dan mengikuti langkah-langkah yang
disfunctional. sesuai dengan Model Kano yaitu
a. I like it that way (suka) dengan menggunakan tabel evaluasi
b. It must be that way (harus) Kano pada Tabel 1.
c. I am neutral (netral) 3) Memproses hasil jawaban Kuisioner
d. I can live with it that way dengan menggunakan Tabulation of
(boleh) Surveys seperti terlihat pada Tabel 2,
e. I dislike it that way (tidak suka) untuk memproses hasil jawaban tabel
Pertanyaan yang telah diuji terlebih evaluasi kano pada Tabel 1.
dahulu diuji validitas dan 4) Menganalisa hasil proses yaitu dengan
reliabilitasnya.Kelima variabel dalam memposisikan setiap atribut
Kano tersebut termasuk skala Likert, pertanyaan.
karena memiliki gradiasi dari sangat
positif sampai sangat negatif.

Tabel 1. Tabel Evaluasi Metode Kano


Kebutuhan Pelanggan Pertanyaan Disfungsional (Negatif)
1. Suka 2. Harus 3. Netral 4. Boleh 5. Tidak suka
1. Suka Q A A A O
Pertanyaan 2. Harus R I I I M
Fungsional 3. Netral R I I I M
(Positif) 4. Boleh R I I I M
5. Tidak suka R R R R Q

Dari Tabel 1 dapat disimpulkan apakah kebutuhan pelanggan ini termasuk: A=


Attractive (Menarik), M = Must-be (Harus Ada), O = One-Dimensional (Satu Dimensi), R =
Reverse (Kebalikan), Q = Questionable (Diragukan) atau I = Indifferent (Biasa Saja)
Dari semua responden yang ada dihitung hasil pengisian kuesioner tersebut untuk setiap
pertanyaan.Kesimpulan diambil dari mayoritas jawaban yang dipilih.
Tabel 2. Tabulasi kusioner
Karakteristik produk A M O R Q I Total Kategori
1
2
.
.
Dst.

5) Pengolahan Data hasil yang telah kita peroleh ini, dapat


Perhitungan kuesioner dilakukan pula kita hitung koefisien kepuasan
berdasarkan tabel evaluasi Kano. konsumen yaitu:
Masing- masing pertanyaan yang 1. Tingkat kepuasan
diajukan kepada setiap responden Koefisien tingkat kepuasan berkisar
ditentukan apakah termasuk kategori A, antara 0 sampai dengan 1, semakin
M, O, R, Q, atau I. Setelah masing- dekat dengan nilai1 maka semakin
masing jawaban pertanyaan dikonversi mempengaruhi kepuasan konsumen,
ke dalam bentuk AMORQI, maka sebaliknya jika nilai mendekati ke 0
langkah selanjutnya adalah maka dikatakan tidak begitu
melakukanpenghitungan jumlah mempengaruhi kepuasan konsumen.
masing-masing komponen A, M, O, R, Tingkat kepusaan ditentukan dengan
Q, dan I untuk setiap pertanyaan.Dari menghitung nilai if better than (IBT)
IBT= (1)

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 160
2. Tingkat Kekecewaan. jika nilainya 0 maka tidak
Jika nilai semakin mendekati angka -1 mempengaruhi kekecewaan konsumen.
maka pengaruh terhadap kekecewaan Tingkat kepusaan ditentukan dengan
konsumen semakin kuat, sebaliknya menghitung nilai if worse than (IWT)
IWT= - (2)

Tanda minus yang disimpan di depan dan perubahan radikal seperti


koefisien tingkat kekecewaan reengineering.
konsumen adalah untuk menegaskan 3) Technology aspects, yaitu terdiri dari
pengaruh negatif dari kepuasan informasi dan decision support system,
konsumen pada kualitas produk yang knowledge-based system, dan data
tidak dipenuhi mining system.
Knowledge pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
2.3 Knowledge Management 1) Tacit knowledge adalah knowledge
yang ada pada diri seseorang dan relatif
Kknowledge management adalah sulit untuk diformalkan/diterjemahkan,
bagaimana memanfaatkan input berupa sehingga masih ada hambatan untuk
data, informasi, sumber daya manusia yang dikomunikasikan dengan individu lain.
kreatif (yang terkandung knowledge di Tacit knowledge bersifat subyektif,
dalamnya) untuk menghasilkan output intuisi, terkait erat dengan aktivitas dan
berupa barang dan jasa yang tidakterbatas pengalaman individu serta idealisme,
hanya pada voices of the customer tetapi values, dan emosi.
juga beyond voices of the customer. Hal ini 2) Explicit Knowledge adalah knowledge
dimungkinkan karena produk dan jasa yang yang sudah dapat dikemukakan dalam
dihasilkan dapat berupa sesuatu yang belum bentuk data, formula, spesifikasi
pernah terpikirkan dan terbayangkan oleh produk, manual, prinsip-prinsip umum,
konsumen karena sifatnya yang reinventing dan sebagainya. Knowledge ini telah
the product, service, and market. menjadi milik perusahaan dan siap
Knowledge management sangat untuk ditransfer kepada semua individu
bermanfaat bagi perusahaan antara lain dalam perusahaansecara formal dan
dalam mengurangi cycle times processing, sistematis.
meningkatkan kualitas pengambilan Dengan mengelola knowledge,
keputusan dengan informasi yang lebih maka pegawai akan semakin kreatif dan
baik, meningkatkan inovasi dan inovatif sehinggga kemampuannya dalam
produktivitas sumberdaya manusia (SDM), menghasilkan produk atau melakukan
mengurangi terulangnya kesalahan- pelayanan meningkat. Kemampuan berupa
kesalahan yang sama, meningkatkan respon daya kreativitas dan inovatif ini yang
kepada nasabah/pelanggan, meningkatkan merupakan kompetensi inti. Jadi apabila
fleksibilitas dan kemampuan adaptasi, dan knowledge management dapat diterapkan
kemampuan perusahaan untukshare dan dengan baik, maka kompetensi inti
learn. perusahaanpasti akan meningkat.
Strategi penerapan knowledge
management mencakup 3 aspek:
3. Studi Kasus:Implementasi
1) People aspects, yaitu terdiri dari
Knowledge Management Pada
pendidikan, pengembangan, rekrutmen,
KasusPengembangan Produk
motivasi, retensi, organisasi, uraian
Susu Kedelai Pada PT.X
pekerjaan, perubahan budaya
perusahaan, dan mendorong adanya
3.1 Knowledge
pengembangan pemikiran, kerjasama
ManagementKarakteristik
dan partisipasi seluruh pegawai (share
Konsumen
knowledge to creatingvalue through Data responden diolah untuk
social interaction). mengetahui karakteriktik konsumen yang
2) Process aspects, yaitu terdiri dari membeli produk susu keledai sehingga
proses inovasi, continues improvement,

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 161
membeli pengetahuan (knowledge) kepada Data responden diolah dengan
perusahaan untuk menentukan target pasar bantuan perangkat lunak orangeuntuk
unntuk produk yang dikembangkan. mengetahui karakteriktik konsumen yang
Pada contoh kasus pengembangan membeli produk susu keledai sehingga
produk susu kedelai ini, jumlah responden memberi pengetahuan (knowledge) kepada
sebanyak 250 orang dan 6 atribut. Atribut perusahaan untuk menentukan segmentasi
yang digunakan untuk menentukan produk yang dikembangkan. Knowledge
karakteristik pelanggan adalah umur, flowuntuk menentukan karakteristik
pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan konsumen menggunakan perangkat lunak
terakhir, pendapatan per bulan dan orange dapat dilihat pada Gambar 2.
keputusan membeli.

Gambar 2 Knowledge flow pelanggan susu kedelai pada perangkat lunak orange

Tabel 3. Hasil knowledge flow feature selection data responden


No. Attribute Inf. gain Gain Ratio Gini
1 Pekerjaan 0.132 0.043 0.028
2 Umur 0.075 0.035 0.016
Pendidikan
3 0.050 0.032 0.011
terkhir
4 Jenis Kelamin 0.023 0.024 0.006
Pendapatan
5 0.006 0.004 0.001
per bulan

Hasil knowledge flow feature 18%, kemudian diikuti pelajar/mahsiswa,


selection pada Tabel 3 dengan dan pegawai BUMN dengan persentase
menggunakan tool rank pada orange masing-masing 16.8% dan 12.4%. Untuk
menunjukkan bahwa atribut pekerjaan atribut umur bahwa 31-40 tahun merupakan
mempunyai pengaruh paling besar kepada konsumen susu kedelai terbanyak yaitu
keputusan membeli konsumen karena sebesar 30.8 %, kemudian ikuti umr 21-30
memiliki nilai info gain, gain rasio dan gini tahun, 41-50 tahun dan diatas 50 tahun.
paling besar yaitu 0.132, 0.043, dan 0.028. Umur 31-40 tahun merupakan konsumen
Atribut berikutnya yang paling berpengaruh yang terbanyak disebabkan konsumen pada
adalah umur, pendidikan terakhir, jenis umur tersebut sudah mulai berperilaku
kelamin, umur dan pendapatan per bulan. hidup sehat, dengan mengkonsumsi
Pada atribut pekerjaan bahwa minuman dan makanan sehat seperti susu
wiraswasta merupakan konsumen susu kedelai.
kedelai yang paling banyak yaitu sebesar

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 162
Gambar 3. Katagori pelanggan berdasarkan atribut

Hasil klasifikasi data 250 yang ditawarkan (dapat lihat pada Gambar
responden menghasilkan 43aturankeputusan 4). Bebeapa aturan keputusan membeli
responden membeli produk susu kedelai produk susu kedelai yaitu seperti berikut:

Aturan 1
IF Pekerjaan = in [PNS, Pegawai swata, Pelajar/Mahasiswa, Petani/nelayan, lainnya]
ANDPekerjaan = in [PNS, Pelajar/Mahasiswa, Petani/nelayan, lainnya] AND
Umur = in [31-40, 41-50, >50] AND
Jenis Kelamin = PriaTHEN Keputusan membeli = No

Aturan 2
IF Pekerjaan = in [PNS, Pegawai swata, Pelajar/Mahasiswa, Petani/nelayan, lainnya]
ANDPekerjaan = in [PNS, Pelajar/Mahasiswa, Petani/nelayan, lainnya] AND
Umur = in [31-40, 41-50, >50] ANDJenis Kelamin = Wanita
THEN Keputusan membeli = Yes

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 163
Gambar 4. Hasil klasifikasi data responden

3.2 Penentuan Karakteristi Produk perusahaan karena apabila tidak terpenuhi


dengan Metode Kano maka tingkat ketidakpuasan
Hasil kuisioner kemudian direkap meningkat.Untuk pengembangan produk
dan jawabannya diolah sesuai ketentuan baru selanjutnya perusahaan
Tabel Evaluasi Metode Kano pada Tabel 1. direkomendasikan untuk memperbaiki dan
Tabulasi hasil keseluruhan responden dapat meningkatkan kualitas karakteristik produk
dilihat pada Tabel 4. pada kategori one dimension.
Hasil survey menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan konsumen pada kategori Koefisien Kepuasan Konsumen dalam
one dimension adalah karakteristik label Grafik Koefisien Kepuasan Kano
halal pada kemasan susu kedelai, Consumer Satisfaction Coefficient
karakteristik gambar kedelai pada kemasan, (CSC) menunjukkan koefisien kepuasan
karakteristik pencantuman alamat usaha, dan ketidakpuasan pada rencana
dan karakteristik kemanisan sedang. pengembangan karakteristik produksusu
Karakteristik produk yang masuk kategori kedelai. Perhitungan koefisien kepuasan
one dimension ini wajib dipenuhi seperti yang tercantum pada Tabel 5.

Tabel 4.Tabulasi hasil survey


No. Karakteristik produk A M O R Q I Total Kategori
1 Karakteristik label halal pada 10 12 15 0 3 0 40 O
kemasan susu kedelai
2 Karakteristik ada 12 10 8 1 2 7 40 A
penambahan rasa vanila
3 Karakteristik ada 13 9 7 0 3 8 40 A
penambahan rasa stroberi
4 Karakteristik ada 14 8 10 0 2 6 40 A
penambahan rasa coklat

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 164
5 Karakteristik gambar kedelai 6 8 13 3 4 6 40 O
pada kemasan
6 Karakteristik kemasan botol 6 5 7 2 6 14 40 I
plastik
7 Karakteristik kemasan UHT 13 10 6 2 2 7 40 A
8 Karakteris kemasan cup 5 7 2 3 8 15 40 I
plastik
9 Karakteristik pencantuman 10 8 16 0 3 3 40 O
alamat usaha
10 Karakteristik pencantuman 14 12 8 0 2 4 40 A
informasi gizi pada kemasan
11 Karakteristik tingkat 4 4 5 6 8 13 40 I
kemanisan kurang
12 Karakteristik tingkat 7 8 10 2 5 8 40 O
kemanisan sedang
13 Karakteristik tingkat 2 3 1 20 3 11 40 R
kemanisan tinggi

Tabel 5. Nilai CSC karakteristik susukedelai

No. Karakteristik pengembangan produk IBT IBW


1. Karakteristik label halal pada kemasan susu kedelai 0,676 -0,730
2. Karakteristik ada penambahan rasa vanilla 0,541 -0,486
3. Karakteristik ada penambahan rasa stroberi 0,541 -0,432
4. Karakteristik ada penambahan rasa coklat 0,632 -0,474
5. Karakteristik gambar kedelai pada kemasan 0,576 -0,636
6. Karakteristik kemasan botol plastic 0,406 -0,375
7. Karakteristik kemasan UHT 0,528 -0,444
8. Karakteris kemasan cup plastic 0,241 -0,310
9. Karakteristik pencantuman alamat usaha 0,703 -0,649
10. Karakteristik pencantuman informasi gizi pada kemasan 0,579 -0,526
11. Karakteristik tingkat kemanisan kurang 0,346 -0,346
12. Karakteristik tingkat kemanisan sedang 0,515 -0,545
13 Karakteristik tingkat kemanisan tinggi 0,176 -0,235

Nilai CSC tersebut diurutkan worse than best in class) berarti pengaruh
berdasarkan pengaruh kehadiran dan ketidakhadiran suatu karakteristik produk
ketidakhadiran karakteristik terhadap terhadap ketidakpuasan semakin besar jika
kepuasan konsumen, nilai IBT (is better mendekati nilai -1. Setelah diperoleh nilai
than best in class) berarti pengaruh koefisien kepuasan Kano (IBT dan IWT)
kehadiran karakteristik produk terhadap selanjutnya memetakan nilai koefisien
kepuasan konsumen akan semakin besar tersebut kedalam grafik Kano seperti yang
jika mendekati nilai 1, sedangkan IWT (if terlihat pada Gambar 5.

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 165
0.800

9 0.700
Attractive 4 1
10 One
0.600
2 dimentional5
If Better Than

37
12 0.500
(IBT)

6 0.400
11
0.300
8 Must be
0.200
13

Indefferent 0.100

0.000
0.00 -0.10 -0.20 -0.30 -0.40 -0.50 -0.60 -0.70 -0.80

If Worse Than (IWT)


Gambar 5.Grafik koefisien kepuasan Kano

Data hasil evaluasi jawaban karakteristik pencantuman alamat usaha


fungsional dan disfungsional tiap yaitu sebesar 0,703.Pencantuman alamat
karakteristik yang telah didapatkan dari usaha dianggap penting karena dapat
konsumen kemudian dikombinasikan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
tiap responden berdasarkan hasil Tabel 5, terhadap produk yang dijual. Selanjutnya
sehingga diperoleh kategori kano tiap nilai IBT tertinggi pada one dimensional
karakteristik pengembangan seperti terlihat adalah untuk karakteristik produk
pada Gambar 5. Karakteristik yang mencantumkan label halal, hal ini
termasuk kategori one dimensional berarti disebabkan karena konsumen Indonesia
konsumen akan meningkat kepusannya jika yang sebagian besar beragama Islam
karakteristik diberikan, tetapi konsumen dimana mengharuskan mengkonsumsi
juga tidak akan puas apabila karakteristik makanan dan minuman halal. Karakteristik
yang berada dalam kategori one mengadakan gambar kedelai dikemasan
dimensional tidak ada. Karakteristik yang memiliki IBT tertinggi berikutnya.
termasuk one dimensional adalah : Pentingnya gambar kedelai pada kemasan
1. Karakteristik label halal pada ini untuk membedakan produk minuman
kemasan susu kedelai lain dengan dengan susu kedelai.
2. Karakteristik gambar kedelai pada Menampilkan gambar kedelai juga
kemasan membuat kemasan lebih menarik, apalagi
3. Karakteristik pencantuman alamat bagi konsumen yang menyukai susu
usaha kedelai. Nilai IBT tertinggi berikutnya pada
4. Karakteristik pencantuman informasi kategori one dimensional adalah
gizi pada kemasan pencantuman informasi gizi pada kemasan
5. Karakteristik tingkat kemanisan dan tingkat kemanisan tinggi.
sedang Hasil dari grafik koefisien kepuasan
Karakteristik produk dari atribut Kano menunjukkan bahwa karakteristik
yang memiliki nilai IBT tertinggi dalam produk menempati kuadran attractive
kategori one dimensional adalah

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 166
(karakteristik produk dengan notasi angka 3.3 Knowledge Management
2, 3, 4, dan 7) yaitu: Pengembangan Produk dengan Metode
1. Karakteristik ada penambahan rasa Kano
vanila Knowledge management
2. Karakteristik ada penambahan rasa pengembangan produk diperoleh
stroberi karakteristik-karakteristik produk yang
3. Karakteristik ada penambahan rasa diinginkan konsumen sehingga menjadi
coklat pengetahuan bagi perusahaan dalam
4. Karakteristik kemasan UHT melakukan inovasi.
Karakteristik produk pada kuadran Knowledge yang diperoleh pada
attractive berarti tingkat kepuasan penentuan karakteristik produk susu kedelai
pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan metode kanio agar produk yang
dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan dikembangkan disukai oleh konsumen
tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan adalah:
menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. 1. Kemasan produk susu kedelai
Tiga karakteristik rasa berada pada − Karakteristik kemasan UHT
kuadran attractive, dengan rasa coklat − Karakteristik label halal pada
memiliki IBT tertinggi yaitu 0,632 yang kemasan susu kedelai
berarti rasa coklat lebih digemari − Karakteristik gambar kedelai
dibandingkan rasa lainnya. Selanjutnya pada kemasan
kemasan UHT memberi kepuasan lebih
− Karakteristik pencantuman
tinggi dibandingkan kemasan lainnya.
alamat usaha
Keputusan tersebut menyangkut
pula ukuran, rasa, selera dan sebagainya − Karakteristik pencantuman
yang berbeda-beda pada setiap konsumen. informasi gizi pada kemasan
Dalam hal ini perusahaan harus melakukan 2. Rasa
riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan − Karakteristik tingkat kemanisan
konsumen tentang produk bersangkutan sedang
agar dapat memaksimalkan daya tarik − Karakteristik ada penambahan
merknya . rasa vanilla
Karakteristik produk menempati − Karakteristik ada penambahan
kuadran indefferent dimana tingkat rasa stroberi
kepuasan pelanggan tidak berpengaruh dari − Karakteristik ada penambahan
hasil kinerja atribut (karakteristik produk rasa coklat
dengan notasi angka 6, 8, 11 dan 13) yaitu:
1. Karakteristik kemasan botol 4. SIMPULAN
plastik Knowledge management membantu
2. Karakteristik kemasan botol perusahaan dalam mengambil keputusan
plastik dalam pengembangan produk baru. Pada
3. Karakteristik tingkat kemanisan pengembangan produk susu kedeleai ini,
kurang perusahaan memperoleh pengetahuan
4. Karakteristik tingkat kemanisan mengenai karakteristik konsumen yang
tinggi membeli produk susu kedelai dilihat dari
Dalam perencanaan dan pekerjaan, umur, pendidikan, jenis kelamin
pengembangan produk baru susu kedelai dan pendapatan per bulan dari konsumen.
karakteristik pada kuadaran indifferent Pengetahuan mengenai karakteristik
dapat diabaikan karena tidak berpengaruh konsumen membantu perusahaan untuk
terhadap kepuasan pelanggan atau memutuskan target konsumen yang dituju.
peningkatan penjualan. Untuk perencanaan pengembangan
produk susu kedelai berikutnya dapat
dipertimbangkan karakteriktik produk yang
penting untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan. Karakteriktik tersebut adalah
karakteristik label halal pada kemasan,
karakteristik gambar kedelai pada kemasan,

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 167
karakteristik pencantuman alamat usaha, Japanese Society for Quality Control,
karakteristik pencantuman informasi gizi vol. 14, no. 2.
pada kemasan , karakteristik tingkat [10] Sari Y., Rosiawan, M., dan
kemanisan sedang, adanya variasi rasa susu Kurniawan, E., 2009, Aplikasi Metode
kedelai yang mana rasa coklat yang paling Kano dan TRIZ untuk Meningkatkan
diminati. Untuk kemasan yang disukai Kualitas Layanan (Studi Kasus PT.
konsumen adalah UHT dibandingkan Angkasa Pura I-Bandara Udara
kemasan jenis lainnya. Juanda, Surabaya), 5th National
Industrial Engineering Confrence.
5. SARAN [11] Simamora, Bilson, 2004, Panduan
Pengembangan produk susu kedelai Riset Perilaku Konsumen, Penerbit: PT.
selanjutnya dapat dipertimbangkan Gramedia. Jakarta
beberapa karakteristik produk lain seperti [12] Nonaka I, Takeuchi H. 1995. The
komposisi, bahan tambahan pangan, dan Knowledge Creating Company. New
desain kemasan. York: Oxford University Press Inc.
[13] Ullman, David G, 1997, The
DAFTAR PUSTAKA Mechanical Design Process. McGraw-
Hill.
[1] Amran, T.G. dan Ekadeputra, P., 2011,
Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menggunakan Metode Kano Dan Root
Cause Analysis (Studi Kasus PLN
Tangerang), Jurnal Teknik Industri,
Universitas Trisakti, Jakarta
[2] Bellinger, Gene (1998), “Knowledge
Management”, WWW Virtual Library
on Knowledge Management
[3] Cooper, R.G., 2011, Winning at New
Products: Creating Value Through
Innovation, fourth edition, Basic
Books, New York
[4] Davenport, Thomas H. and Laurence
Prusak (1998), Working Knowledge:
How Organization Manage What They
Know, USA: Harvard Business School
Press
[5] Dykeman, John B. (1998), “Knowledge
Management Moves From Theory
Toward Practice”, Managing Office
Technology,
[6] Kotler, Philip. 2000. Manajemen
Pemasaran Edisi Millenium
Jilid 1, Jakarta: PT. Prenhallindo
[7] Kotler, Philip dan Kevin L. Keller,
2009, Marketing
Management, International Edition,
Pearson, New Jersey
[8] Jacobs, Randy 1999. "Evaluating
Satisfaction with Media Products and
Services: An Attribute Based
Approach".European Media
Management Review.
[9] Kano, N., K. Seraku, F. Takahashi, S.
Tsuji., 1984. “Attractive Quality and
Must-be Quality”, The Journal of the

Strategi Pengembangan Produk (Trisna, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 168

You might also like