You are on page 1of 10

‫‪Khutbah Idul Fitri 1437 H‬‬

‫‪KOP PANITIA SHALAT IDUL FITRI 1437 H.‬‬

‫‪KHUTBAH IDUL FITRI 1437 H‬‬

‫‪Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman‬‬

‫إِ َّن الْ َح ْم َد لِلّ ِه ن َْح َم ُد ُه َون َْس َت ِع ْي ُن ُه َون َْس َت ْغ ِف ُر ُه َونَ ُت ْو ُب إِلَ ْي ِه َونَ ُع ْو ُذ بِاللّ ِه ِم ْن شُ ُر ْو ِر أَنْف ُِس َنا‬
‫ات أَ ْع َمالِ َنا َم ْن َي ْه ِد ِه اللّ ُه َفلَا ُم ِض َّل لَ ُه َو َم ْن ُيضْ ِل ْل َفلَا َها ِد َي لَ ُه َوأَ ْش َه ُد‬ ‫َو ِم ْن َس ِّي َئ ِ‬
‫أَ ْن لا َ إِل َه إِلا َّ اللّ ُه َو ْح َد ُه لا َ شَ ِر ْيكَ لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْولُ ُه أَ َّما َب ْعدُ‪.‬‬
‫َف ِٕا َّن َخ ْي َر الْ َكلا َ ِم كَلا َ ُم اللّ ِه َو َخ ْي َر الْ َه ْد ِي ُهدَي ُم َح َّم ٍد َصلَّى اللّ ُه َع َل ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم‬
‫َوشَ َّر ا ْلا ُٔ ُم ْو ِر ُم ْح َدثَاتُ َها َوكُ َّل ُم ْح َد َث ٍة بِ ْد َع ٌة َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة َضلاَل َة ٌَوكُ َّل َضلاَل ٍة ِفي ال َّنا ِر ‪.‬‬
‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذ َين آ َم ُنواْ اتَّقُواْ اللّ َه َح َّق تُقَاتِ ِه َولا َ َت ُموتُ َّن إِلا َّ َوأَن ُتم ُّم ْس ِل ُمو َن ﴿ آل عمران‪. ﴾١٠٢ :‬‬
‫س َو ِاح َد ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب َّث ِم ْن ُه َما‬ ‫اس اتَّقُواْ َر َّب ُك ُم الَّ ِذي َخ َل َق ُكم ِّمن نَّ ْف ٍ‬ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّن ُ‬
‫ر َِجالا ً َك ِث ًيرا َونِ َساء َواتَّقُواْ اللّ َه الَّ ِذي َت َساءلُو َن بِ ِه َوالا َٔ ْر َحا َم إِ َّن اللّ َه كَا َن َع َل ْي ُك ْم َر ِق ًيبا ﴿‬
‫النساء‪﴾١ :‬‬
‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذ َين آ َم ُنوا اتَّقُوا اللَّ َه َوقُولُوا َق ْو ًلا َس ِديدًا ﴿‪ُ ﴾٧٠‬ي ْص ِل ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬
‫ُذنُو َب ُك ْم َو َمن ُي ِط ْع اللَّ َه َو َر ُسولَ ُه َف َق ْد َفا َز َف ْو ًزا َع ِظي ًما ﴿‪ ﴾٧١‬الأحزاب ‪.‬‬
‫اَللّ ُه أَ ْك َب ُر ‪ ،‬اَللّ ُه أَ ْك َب ُر اَللّ ُه أَ ْك َب ُر لا َ إِل َه إِلا َّ اللّ ُه ‪َ ،‬واللّ ُه أَ ْك َب ُر اَللّ ُه أَ ْك َب ُر َولِلّ ِه الْ َح ْم ُد‬
‫اللَّ ُه أَ ْك َب ُر َك ِب ًيرا َوالْ َح ْم ُد لِلَّ ِه َك ِث ًيرا َو ُس ْب َحا َن اللَّ ِه ُب ْك َر ًة َوأَ ِصيلًا اللَّ ُه أَ ْك َب ُر َو َلا نَ ْع ُب ُد إ َّلا اللَّ َه‬
‫ين له ال َّد ْي َن َولَ ْو َك ِر َه الْ َك ِاف ُرو َن َلا إلَ َه إ َّلا اللَّ ُه َو ْح َد ُه َصدَقَ َو ْع َد ُه َون ََص َر َع ْب َد ُه‬ ‫ُمخْ ِل ِص َ‬
‫اب َو ْح َد ُه َلا إلَ َه إ َّلا اللَّ ُه َواَللَّ ُه أَ ْك َب ُر‬ ‫َو َه َز َم ا ْلا َٔ ْح َز َ‬

‫‪1‬‬ ‫‪Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman‬‬


Khutbah Idul Fitri 1437 H

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Sebulan penuh kita berpuasa, mengisi hari-hari kita dengan membaca Al-Quran. Tingkat
kedermawanan kita semakin tinggi, malam-malam kita penuhi dengan lantunan zikir dan
qiyamullail. Sementara di siang hari kita menyibukkan diri dengan memperbanyak doa
dan ibadah. Setelah semua itu, ada pertanyaan-pertanyaan yang menggelayut di pikiran
kita semua.
Apakah puasa kita bernilai ketaatan di sisi Allah atau malah hanya bernilai haus dan
dahaga saja? Sebagaimana di sebutkan dalam hadits :

ُ ‫س لَ ُه َح ٌّظ ِم ْن َص ْو ِم ِه إِ َّلا الْ ُجو ُع َوالْ َع َط‬


‫ش‬ َ ‫ُر َّب َصائِ ٍم لَ ْي‬
“Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak ada nilai dari puasanya melainkan
hanya rasa lapar dan haus semata.” (HR An-Nasai dan Ibnu Majah)
Apakah tilawah kita mendapat balasan pahala yang belipat-lipat dari Allah SWT yang
setiap hurufnya dilipatgandakan menjadi sepuluh, bahkan bisa berlipat-lipat ganda yang
mebuat hati kita semakin lembut? Atau hanya menyangkut di tenggorokan kita tanpa
masuk ke dalam hati kita?
Apakah sedekah dan zakat kita telah benar-benar mensucikan harta dan jiwa kita atau
hanya sebatas ajang ikut-ikutan dan pamer semata?
Apakah qiyamullail kita mampu membuat air mata kita mencair setelah selama ini
mengeras karena seringnya hati kita terpaut dunia atau hanya bernilai bergadang semata?
Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits :

َّ َّ ‫س لَ ُه ِم ْن ِق َي ِام ِه إِلا‬
‫الس ْه ُر‬ َ ‫ُر َّب َقائِ ٍم لَ ْي‬
“Berapa banyak orang yang melakukan qiyamullail tapi tidak ada nilai qiyamullailnya
melainkan hanya begadang semata.” (HR An Nasai dan Ibnu Majah)
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas menggambarkan kualitas Ramadhan kita.
Meminjam istilah Al-Quran, jawaban dari pertanyaan di atas menunjukkan tingkat
ketakwaan yang telah kita capai setelah kita memasuki madrasah Ramadhan. Karena,
jika kita telah lulus dari madrasah Ramadhan maka akan memberikan efek positif bagi
kehidupan beragama kita.
Sesungguhnya amalan ketaatan itu saling memanggil.
• Shalat kita akan memanggil shalat-shalat lainnya.
• Puasa kita akan memanggil puasa lainnya. Sedekah kita di Ramadhan akan memanggil
kita bersedekah di bulan lainnya.
• Qiyamullail kita di Ramadhan akan memanggil qiyamullail di luar bulan Ramadhan.
• Zikir kita akan mengundang zikir-zikir berikutnya.

Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman 2


Khutbah Idul Fitri 1437 H

Dan begitu seterusnya. Amalan ketaatan akan mendatangkan ketaatan berikutnya. Dan
sebaliknya, kemaksiatan akan memanggil maksiat lainnya.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Taqwa adalah jalan surga. Pertanyaan besarnya adalah, sudahkah selama menjalankan
rangkaian amalan ketaatan di bulan ramadhan menjadikan kita hamba-hamba yang
bertakwa? Di antara indikasi bertambahnya ketakwaan adalah menjauhi segala bentuk
kezaliman.
Rasulullah SAW bersabda di dalam hadits Qudsi :

.‫َيا ِع َبا ِدي إِنِّي َح َّر ْم ُت ال ُّظ ْل َم َع َلى نَ ْف ِسي َو َج َع ْل ُت ُه َب ْي َن ُك ْم ُم َح َّر ًما َفلَا َت َظالَ ُموا‬
“Wahai hamba-Ku, Sesungguhnya Aku (Allah) mengharamkan kezaliman atas diri-
Ku dan Aku jadikan kezaliman tersebut haram bagi kalian. Maka dari itu Janganlah
kalian saling menzalimi.” (HR Muslim)
Hadits Qudsi di atas menjelaskan bahwa kezaliman adalah hal yang terlarang. Baik bagi
Allah maupun bagi hamba-Nya. Menanggapi hadits di atas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata, “Hadits ini mengandung kaedah-kaedah yang agung di dalam din ini. Baik
masalah ilmu, amal, ushul dan furu’…”
Beliau melanjutkan,”Sedangkan di kalimat kedua yaitu firman Allah di dalam hadits
Qudsi (dan Aku jadikan kezaliman itu terlarang bagi kalian maka dari itu janganlah kalian
saling menzalimi) mencakup seluruh aspek din ini. Karena segala sesuatu yang dilarang
Allah adalah kezaliman dan sebaliknya segala sesuatu yang diperintahkan Allah adalah
keadilan.” (Majmu Fatawa 18/157)
Perkataan Ibnu Taimiyah di atas memperlihatkan korelasi yang kuat antara ketakwaan dan
kezaliman. Menjauhi kezaliman adalah setengah dari ketakwaan. Karena sebagaimana
yang kita ketahui bersama bahwa takwa itu adalah mengerjakan segala perintah dan
menjauhi segala bentuk larangan Allah.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Di dalam hadits lain diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda :

‫ات َي ْو َم ال ِق َيا َمة‬


ٌ ‫اتَّ ُق ْوا ال ُظ ْل َم؛ ف ٕا َّن ال ُظ ْل َم ُظلُ َم‬
“Takutlah kalian terhadap kezaliman, karena kezaliman nantinya akan menyebabkan
kegelapan pada hari kiamat.” (HR Muslim)

Mengomentari hadits di atas Ibnul Qayyim Al Jauziyah berkata, “Subhanallah, saat seorang
zalim bergelimang kenikmatan, berapa banyak air mata para janda mengalir karenanya,

3 Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman


Khutbah Idul Fitri 1437 H

berapa banyak hati anak yatim terbakar olehnya dan berapa banyak air mata fakir miskin
mengalir disebabkan karena kezalimannya.” (Badaiul Fawaid 3/762)
Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang berbicara tentang kezaliman, di antara ayat-
ayat tersebut ada beberapa yang menyebutkan dampak dan akibat dari kezaliman.
Allah SWT berfirman :

َ ‫إِ َّن اللَّ َه َلا َي ْه ِدي الْ َق ْو َم ال َّظالِ ِم‬


‫ين‬
“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.” (QS Al
Maidah : 51)
Jelas di dalam ayat di atas diterangkan bahwa orang-orang yang berbuat zalim akan
jauh dari petunjuk Allah. Maka, niscaya tidak ada tempat kembali bagi orang-orang
yang berbuat zalim, kecuali menyudahi perbuatan zalim dan bertaubat kepada Allah
SWT. Karena jika ia terus berbuat zalim, kemana lagi petunjuk hendak dia cari? Adakah
petunjuk yang mampu menyelamatannya selain petunjuk Allah?
Selain dijauhkan dari petunjuk Allah, kezaliman juga akan menyebabkan pelakunya
mendapat laknat dari Allah SWT, Allah SWT berfirman :

َ ‫َي ْو َم َلا َين َف ُع ال َّظالِ ِم‬


ُ ‫ين َم ْع ِذ َرتُ ُه ْم ۖ َولَ ُه ُم اللَّ ْع َن ُة َولَ ُه ْم ُس‬
‫وء الدَّا ِر‬
“Pada hari itu (hari kiamat) tidak akan bermanfaat lagi permintaan maaf para
pelaku kezaliman. Bagi mereka laknat dan mereka mendapatkan tempat tinggal
yang buruk.” (QS Ghafir : 52)
Ayat di atas disebutkan tiga hukuman bagi pelaku zalim jika dia tidak bertaubat dari
kezaliman yang dia lakukan. Pertama adalah tiada bermanfaat permintaan maafnya,
kedua baginya laknat, yaitu dijauhkan dari rahmat Allah. Ketiga mendapat tempat tinggal
yang buruk.
Sementara di dalam ayat lain disebutkan bahwa orang-orang yang berbuat zalim akan
dijauhkan dari syafaat. Allah SWT berfirman :

‫ين ِم ْن َح ِمي ٍم َو َلا‬


َ ‫ين ۚ َما لِل َّظالِ ِم‬
َ ‫اج ِر ك َِاظ ِم‬ ُ ُ‫َوأَن ِذ ْر ُه ْم َي ْو َم ا ْلا ٓ ِز َف ِة إِ ِذ الْ ُقل‬
ِ ‫وب لَدَى الْ َح َن‬
‫شَ ِف ٍيع ُي َطا ُع‬
“Dan peringatkanlah mereka akan hari yang dekat (hari kiamat) di mana hati-
hati (menyesak) sampai di kerongkongan menahan kesedihan. Dan orang-orang
yang zalim tidak memiliki teman setia dan pemberi syafaat yang dapat diterima
syafaatnya.” (QS Ghafir : 18)
Di dalam haditsnya Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kelompok dari umatku yang tidak
akan mendapatkan syafaatku. Seorang pemimpin yang banyak berbuat zalim dan setiap
orang yang berbuat ghuluw dan keluar dari agama.” (HR Thabrani di dalam Mu’jamul
Kabir)

Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman 4


Khutbah Idul Fitri 1437 H

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Di antara dampak kezaliman berikutnya adalah kezaliman seringkali mendatangkan azab
dan musibah. Allah SWT berfirman :

ِ ‫َف َكأَ ِّين ِّمن َق ْر َي ٍة أَ ْه َل ْك َنا َها َو ِهي َظالِ َم ٌة َف ِهي َخا ِو َي ٌة َع َلىٰ ُع ُر‬
‫وش َها َوبِ ْئ ٍر ُّم َع َّط َل ٍة َو َق ْص ٍر َّم ِشي ٍد‬ َ َ
“Berapa banyak kota yang telah Kami (Allah) binasakan karena (penduduknya)
berbuat zalim. Sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak
pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (yang telah diinggalkan
penghuninya).” (QS Al Hajj : 45)
Di dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

ٰ ‫َو َك َ ٰذلِكَ أَخْ ُذ َر ِّبكَ إِ َذا أَ َخ َذ الْق َُر‬


‫ى َو ِه َي َظالِ َم ٌة ۚ إِ َّن أَخْ َذ ُه أَلِي ٌم شَ ِدي ٌد‬
“Begitulah siksa Rabb-mu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang
berbuat zalim. Sungguh siksa-Nya sangat pedih lagi sangat berat.”(QS Hud : 102)
• Lihatlah bangsa Tsamud mereka adalah kaum yang ingkar kepada perintah Nabi Shalih
yang mengajak mereka untuk menyembah Allah. Bahkan saat Allah mendatangkan
unta sebagai tanda kenabian Nabi Shalih mereka justru membunuh unta tersebut.
Mereka justru menantang Allah untuk menyegerakan azab. Kemudian Allah timpakan
kepada mereka gempa yang membuat mereka mati bergelimpangan.
• Lihatlah Kaum ‘Ad yang mengingkari nabi Hud. Bahkan mereka menuduh Nabi Hud
sebagai orang yang kurang waras dan mengira Nabi Hud adalah seorang pendusta.
Kemudian Allah menghancurkan mereka karena kezaliman mereka.
• Lihatlah kaumnya Nabi Luth. Mereka melakukan sebuah dosa yang tidak pernah
dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka. Mereka adalah penyuka sesama jenis.
Lelaki mereka lebih berhasrat kepada sesama lelaki. Kemudian Allah timpakan azab
kepada mereka karena kezaliman mereka.
• Pernah suatu ketika kota Madinah dilanda gempa bumi. Kemudian Umar mengumpulkan
manusia dan berkhutbah di hadapan rakyatnya, menanyakan apa yang telah mereka
perbuat.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah musibah dan azab yang Allah timpakan kepada kaum-
kaum yang berbuat zalim.
Oleh karena itu, marilah kita berhati-hati dari kezaliman yang kita lakukan terhadap orang
lain. Jika kita sebagai kepala keluarga, maka hati-hatilah terhadap kezaliman yang kita
lakukan kepada istri-istri dan anak-anak kita. JIka kita sebagai lurah, maka hati-hatilah
terhadap kezaliman yang kita lakukan kepada warga kita. Jika kita seorang guru maka
hati-hatilah terhadap kezaliman yang kita lakukan kepada murid-murid kita. Jika kita
seorang ustadz dan pendakwah hati-hatilah kezaliman yang kita lakukan kepada umat.
Jika kita sebagai orang yang berpunya, hati-hatilah kezaliman yang kita lakukan terhadap
orang tak berpunya. Karena setiap kezaliman yang kita lakukan nantinya akan dimintai
pertanggung jawaban di sisi Allah kelak.

5 Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman


Khutbah Idul Fitri 1437 H

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Terkait dengan kezaliman ada dua hal yang harus dilakukan seorang muslim. Yang pertama
adalah berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan kezaliman. Yang kedua seorang
muslim dituntut untuk mencegah dan menuntaskan kezaliman yang terjadi. Di dalam
sebuah haditsnya Rasulullah SAW bersabda :

‫ف نَ ْن ُص ُر ُه َظالِ ًما‬
َ ‫اُنْ ُص ْر أَ َخا َك َظالِ ًما أَ ْو َم ْظلُو ًما َقالُوا َيا َر ُسو َل اللَّ ِه َه َذا نَ ْن ُص ُر ُه َم ْظلُو ًما َف َك ْي‬
.‫َقا َل َتأْ ُخ ُذ َف ْوقَ َي َد ْي ِه‬
“Bantulah saudaramu baik yang terzalimi maupun yang berbuat zalim.” Para
sahabat bertanya, “Yang ini jelas, kami membantunya dalam keadaan terzalimi,
lantas bagaimana kami membantu orang yang berbuat zalim?”. Rasul berkata,
“Kamu cegah dia dari berbuat zalim.” (HR Bukhari)
Mengomentari di atas syaikh Bin Baz berkata, “Membantu orang yang terzalimi jelas.
Akan tetapi membantu orang yang berbuat zalim yaitu dengan mencegahnya berbuat
zalim, inilah bentuk pertolongan kepada mereka. Jika ada seseorang yang ingin menzalimi
orang lain, maka katakan kepadanya, berhentilah (dari berbuat zalim). Jika ada orang
yang ingin mengambil harta orang lain maka cegah dia, inilah bentuk bantuan kepadanya.
Hal ini dilakukan jika engkau memiliki kemampuan mencegahnya.”
Jika kezaliman tersebar di sebuah masyarakat tanpa ada yang mengingkarinya maka
tunggulah datangnya azab dari Allah SWT. Bukankah Allah berfirman, “

َّ ‫َواتَّقُوا ِف ْت َن ًة َّلا تُ ِص َيب َّن الَّ ِذ َين َظ َل ُموا ِمن ُك ْم َخ‬


ِ ‫اص ًة ۖ َوا ْع َل ُموا أَ َّن اللَّ َه شَ ِدي ُد الْ ِعق‬
‫َاب‬
“Dan Takutlah akan musibah yang tidak hanya menimpa pelaku kezaliman saja.
Ketahuilah sesungguhnya Allah amat pedih azabnya.” (QS Al Anfal : 25)
Mengomentari ayat di atas guru Syaikh Utsaimin, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-
Sa’di berkata, “Bahkan musibah itu akan menimpa pelaku kezaliman dan orang lain. Hal
itu terjadi jika tersebarnya kezaliman dan tidak ada yang merubah (mencegah).” (Tafsir
As Sa’di)
Di dalam hadits lain hal senada juga disampaikan oleh Rasulullah SAW:

ٍ ‫اس إِ َذا َرأَ ْوا ال َّظالِ َم َف َل ْم َيأْ ُخ ُذوا َع َلى َي َد ْي ِه أَ ْوشَ كَ أَ ْن َي ُع َّم ُه ْم اللَّ ُه بِ ِعق‬
‫َاب ِم ْن ُه‬ َ ‫إِ َّن ال َّن‬
“Sesungguhnya, jika manusia menyaksikan orang berbuat zalim, namun tidak
mencegahnya, maka hampir-hampir Allah akan ratakan azab kepada mereka
semua.” (HR Tirmidzi)
Ummul Mukminin Zainab RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah kami
semua akan ditimpa musibah, padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang

Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman 6


Khutbah Idul Fitri 1437 H

shalih?” Rasulullah SAW menjawab, “Iya, jika tersebarnya kemaksiatan (baca : kezaliman).
(HR Bukhari Muslim)
Ibnu Mubarak di dalam kitab Az Zuhd menukil perkataan Bilal bin Saad, beliau berkata,
“Kemaksiatan jika tersembunyi maka tidak membahayakan kecuali pelakunya saja.
Sementara apabila dilakukan dengan terang-terangan dan tidak ada yang mencegah
maka akan membahayakan semua pihak.”
Di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengazab orang banyak dengan dosa yang dilakukan segelintir orang. Hingga kemudian
kemungkaran tersebar di tengah-tengah mereka dan mereka sebenarnya mampu untuk
mencegahnya. Apabila hal itu terjadi, maka Allah akan mengazab orang banyak dengan
dosa yang dilakukan segelintir orang.” (HR Ahmad)

Sidang jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah SWT


Ayat dan hadits-hadits di atas menjelaskan kepada kita akan bahayanya kezaliman yang
didiamkan. Bakan di dalam ungkapan yang begitu terkenal disebutkan bahwa

ٌ ‫لسا ِك ُت َعنِ الْ َح ِّق شَ ْي َطا ٌن أَخْ َر‬


‫س‬ َّ َ‫ا‬
“Orang yang diam dari kebenaran ibarat setan bisu.”
Oleh karena itu seorang muslim tidak hanya dituntut untuk menjauhkan diri dari kezaliman
akan tetapi juga peka terhadap kezaliman yang terjadi di sekitarnya. Muslim yang baik
bukanlah muslim yang hanya membangun kesalehan bagi pribadinya saja. Akan tetapi
mereka yang membangun kesalihan diri dan peka terhadap kesalihan masyarakat.
Dewasa ini kita selalu disuguhkan kontes kezaliman. Baik kezaliman yang terjadi terhadap
umat Islam maupun kezaliman yang terjadi terhadap Islam sebagai agama. M
• ari sejenak kita memikirkan saudara-saudara kita yang terzalimi di Palestina, hari demi
hari kekejaman Yahudi terus berlanjut, bahkan di akhir-akhir Ramdhan skala serangan
Yahudi terhadap umat Islam di Palestina semakin meningkat.
• Mari kita saksikan apa yang dialami saudara-saudara muslim kita di Suriah. Setiap hari
hujanan bom birmil dan bom fosfor mengintai mereka tanpa mereka tahu akankah esok
hari mereka masih bisa menghirup udara segar atau tidak. Bahkan yang menyedihkan
beberapa waktu yang lalu ada pertanyaan dari Suriah sana kepada salah seorang ulama
tentang halalkah kami memakan kucing? Hal ini ditanyakan karena tidak ada lagi yang
bisa dimakan. Ini adalah pemandangan yang menyayat hati.

• Kita beranjak ke selatan Jazirah Arab. Saat Syiah Hutsi menduduki ibu kota Yaman.
Tidaklah mereka memasuki suatu daerah melainkan mereka menumpahkan darah
kaum Sunni.
• Apa kabarnya saudara kita di Xinjiang yang dipaksa makan oleh rezim setempat di siang
hari bula Ramadhan.

7 Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman


Khutbah Idul Fitri 1437 H

• Belum lagi kalau kita mendengar kezaliman saudara Rohingya kita yang mendapatkan
perlakuan represif dari rezim setempat.
Inilah potret singkat kezaliman yang menimpa umat Islam di belahan bumi lain.
Pertanyaannya adalah apakah yang sudah kita lakukan untuk mengentaskan kezaliman
dari mereka?

Sidang jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Kezaliman lainnya adalah kezaliman yang menimpa Islam sebagai agama. Di awal-awal
bulan Ramadhan kita menyaksikan bagaimana syiar-syiar Islam terzalimi. Melalui drama
yang dimainkan begitu cantik oleh media-media sekuler. Media-media ini membungkus
pemberitaan sehingga menyudutkan perda-perda syariat yang berlaku di daerah tersebut.
Kemudian kalau kita berselancar di dunia maya, di Facebook misalnya. Kita akan mendapati
pihak-pihak yang melecehkan Islam sebagai agama. Ada yang berfoto dengan menginjak
Al-Quran, ada yang menjadikan shalat sebagai alat bersenda gurau dengan menirukan
gerakan shalat sementara di bibir mereka terselip rokok.
Pemandangan-pemandangan ini seharusnya mengganggu kita sebagai seorang muslim.
Sense of belonging kita terhadap agama kita menuntut kita untuk melawan segala bentuk
penistaan dan kezaliman terhadap Islam. Kecemburuan dan ghirah itu harus muncul.
Karena kecemburuan dan ghirah terhadap yang demikian adalah alarm keimanan.
Buya Hamka berkata, “Ghirah dalam konteks beragama adalah konsekwensi dari iman itu
sendiri. Orang yang beriman akan tersinggung jika agamanya dihina, bahkan agamanya
itu akan didahulukan daripada keselamatan dirinya sendiri.”
Tentunya perlawanan dan pengingkaran terhadap kezaliman harus sesuai dengan garis-
garis yang telah ditentukan oleh syariat. Karena perlawanan terhadap kezaliman yang
tidak sejalan dengan koridor syariat tentunya akan merugikan Islam itu sendiri dan biasa
akan menimbulkan madhorot yang lebih besar.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT


Setiap amalan yang kita lakukan di Bulan Ramadhan jika kita tunaikan sesuai tuntutan
dan tuntunan syar’i niscaya akan melahirkan ketakwaan. Ketakwaan yang membuat kita
menjauhkan diri dari berbuat zalim dan ketakwaan yang menjadikan kita peka terhadap
kezaliman.
Marilah kita tutup khutbah ini dengan membaca doa kepada Allah SWT

‫الَّل ُه َّم َص ِّل َو َسلِّ ْم َو َبا ِر ْك َع َلى نَ ِب ِّي َنا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َع َلى ُخ َلفَائِ ِه ال َّر ِاش ِد ْي َن الْ َم ْه ِد ِّي ْي َن‬
. ِ‫َوأَ ْص َحابِ ِه أَ ْج َم ِع ْي َن َو َم ْن َسا َر َع َلى ن َْه ِج ِه ْم َو َط ِر ْي َق ِت ِه ْم إِلَى َي ْو ِم ال ِّد ْين‬

Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman 8


‫‪Khutbah Idul Fitri 1437 H‬‬

‫ف َب ْي َن قُلُ ْوبِ ِه ْم َو أَ ْص ِل ْح‬ ‫ات َو أَلِّ ْ‬‫ات َو الْ ُم ْس ِل ِم ْي َن َو الْ ُم ْس ِل َم ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن ْي َن َو الْ ُم ْؤ ِم َن ِ‬
‫اب الَّ ِذ ْي َن‬ ‫ات َب ْي ِن ِه ْم َو انْ ُص ْر ُه ْم ع َل َى َعد ُِّو َك َو َعد ُِّو ِه ْم‪ .‬اَللَّ ُه َّم الْ َع ْن َكف ََر َة أَ ْهلِ الْ ِك َت ِ‬ ‫َذ َ‬
‫ف َب ْي َن َك ِل ِم ِه ْم َو‬ ‫َي ُصد ُّْو َن َع ْن َس ِب ْي ِلكَ َو ُي َك ِّذ ُب ْو َن ُر ُس َلكَ َو ُيقَاتِلُ ْو َن أَ ْولِ َي َاء َك‪ .‬اَللَّ ُه َّم َخالِ ْ‬
‫َزلْ ِز ْل أَ ْقدَا َم ُه ْم َو أَنْ ِز ْل بِ ِه ْم َبأْ َسكَ الَّ ِذي َلا َت ُر ُّد ُه َعنِ الْ َق ْو ِم الظّالِ ِم ْي َن‪.‬‬
‫اَلَّل ُه َّم أَ ْص ِل ْح لَ َنا ِد ْي َن َنا الَّ ِذي ُه َو ِع ْص َم ُة أَ ْم ِرنَا َو أَ ْص ِل ْح لَناَ ُدنْ َيانَا الَّ ِتي ِف ْي َها َم َعاشُ َنا َوأَ ْص ِل ْح‬
‫لَ َنا ا ِٓخ َر َت َنا الَّ ِتي ِف ْي َها َم َعا ُدنَا َو ْاج َعلِ الْ َح َيا َة ِز َيا َد ًة لَ َنا ِفي كُ ِّل َخ ْي ٍر َو ْاج َعلِ الْ َم ْو َت َر َاح ًة‬
‫لَ َنا ِم ْن كُ ِّل شَ ٍّر‪.‬‬
‫وت َت ْو َي ًة َو ِع ْن َد الْ َم ْو ِت شَ َها َد ًة َو َب ْع َد الْ َم ْو ِت ِرضْ َوانَكَ َو الْ َج َّن َة‪.‬‬ ‫الَّل ُه َّم ا ْر ُز ْق َنا َق ْب َل اْلَ ْم ِ‬
‫ات َر ْح َم ِتكَ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَ ْح ِي َنا ُم ْؤ ِم ِن ْي َن َطائِ ِع ْي َن َو َت َوفَّ َنا ُم ْس ِل ِم ْي َن َتائِ ِب ْي َن‪ .‬اللَّ ُه َّم إِنَّا ن َْسأّلُكَ ُم ْو ِج َب ِ‬
‫السلَا َم َة ِم ْن كُ ِّل إِ ْث ٍم َو الْ َغ ِن ْي َم َة ِم ْن كُ ِّل بِ ٍّر َو الْ َف ْو َز بِالْ َج َّن ِة َو ال َّن َجا َة‬ ‫َو َع َزائِ َم َم ْغ ِف َرتِكَ َو َّ‬
‫اب الا َٔ ِخ َر ِة‪.‬‬ ‫ِم َن ال َّنارِ‪ .‬اللَّ ُه َّم أَ ْح ِس ْن َع ِاق َب َت َنا ِفي ا ْلا ُٔ ُم ْو ِر كُلِّ َها َوأَ ِج ْرنَا ِم ْن ِخ ْز ِي ال ُّدنْ َيا َو َع َذ ِ‬
‫اللَّ ُه َّم ا ْر َف ْع َرا َي َة ا ْل ِٕا ْسلَا ِم َف ْوقَ الْ َم ْس ِج ِد ا ْلا َٔ ْق َصى َوأَخْ ِل ْص َها ِم ْن أَ ْي ِدي الْ َي ُه ْو ِد َو ال َّن َصا َرى‬
‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫اللَّ ُه َّم ْاحفَظ الْ ُع َل َم َاء الْ َعامل ْي َن الْ ُمخْ َل ِص ْي َن َو قُ َوا َد الْ ُم َجاهد ْي َن َو َث ِّب ْت ُه ْم َع َ‬
‫لى َم ْن َه ِج نَ ِب ِّيكَ‬
‫الصالِ ِح ْي َن َو ا ْه ِد ِه ْم َس ِب ْي َل الْ ُهدَى َو ال َّرشَ ا ِد َو َوفِّ ْق ُه ْم لِ ْل َح ِّق َو ُم َتا َب َع ِت ِه َيا َر َّب‬ ‫الس َل ِف َّ‬ ‫َو َّ‬
‫الْ َعالَ ِم ْي َن‬
‫َر َّب َنا لا َ َت ْج َع ْل َنا ِف ْت َن ًة للذين كفروا واغفرلنا ربنا إنك أنت العزيز الحكيم‬
‫ين ونجنا برحمتك من القوم الكافرين‬ ‫َر َّب َنا لا َ َت ْج َع ْل َنا ِف ْت َن ًة لِ ْل َق ْو ِم ال َّظالِ ِم َ‬
‫َر َّبنا أَ ْو ِز ْعناَ أَ ْن ن َْش ُك َر نِ ْع َم َتكَ الَّ ِتي أَنْ َع ْم َت َع َلينا َو َع َلى َوالِدَينا َوأَ ْن نَ ْع َم َل َصالِ ًحا َت ْر َضا ُه‬
‫ين‪.‬‬ ‫الصالِ ِح َ‬ ‫َوأَ ْد ِخ ْلنا بِ َر ْح َم ِتكَ ِفي ِع َبا ِد َك َّ‬
‫َر َّب َنا لا َ تُ َؤ ِاخ ْذنَآإِن ن َِّسي َنآ أَ ْو أَخْ َطأْنَا َر َّب َنا َولا َ َت ْح ِم ْل َع َل ْي َنآإِ ْص ًرا َك َما َح َم ْل َت ُه َع َلى الَّ ِذ َين ِمن‬
‫انص ْرنَا‬ ‫نت َم ْولاَنَا َف ُ‬ ‫ف َع َّنا َوا ْغ ِف ْر لَ َنا َوا ْر َح ْم َنآ أَ َ‬ ‫َق ْب ِل َنا َر َّب َنا َولا َ ُت َح ِّم ْل َنا َمالا َ َطا َق َة لَ َنا بِ ِه َوا ْع ُ‬
‫َع َلى الْ َق ْو ِم الْ َك ِافر َ‬
‫ِين‪.‬‬
‫َر َّب َنا َظ َل ْم َنا أَنْف َُس َنا َوإِ ْن لَ ْم َت ْغ ِف ْر لَ َنا َو َت ْر َح ْم َنا لَ َن ُكونَ َّن ِم َن الْ َخ ِاسر َ‬
‫ِين‬
‫الله ّم انْ ُصر الإ ْسلَا َم و ال ُم ْس ِل ِمين‪َ ،‬وا ْر َف ْع َعناَّ ال ُّظ ْل َم َوال ُّطغ َْيان‪ ،‬الله ّم ا ْر َح ْم َم ْو َتانا و َت َق َّب ْل‬
‫شُ َهدَائَنا ‪ ،‬الله ّم ْاش ِف َم ْر َضانا َوا ْربِ ْط َب ْي َن قُلُوبِ َنا‬

‫‪9‬‬ ‫‪Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman‬‬


‫‪Khutbah Idul Fitri 1437 H‬‬

‫الله ّم ا ْر َح ْمنا بِ َر ْح َم ِتكَ َيا َم ْن َو ِس َع ْت َر ْح َم ُت ُه ُك َّل شَ ْي ٍء‪ ،‬الله ّم َع َليكَ بِال ُّط َغا ِة ال َظ َل َمة‪،‬‬
‫الله ّم َزلْ ِز ْل ُع ُر ْوشَ ُهم َم ْن َت ْح َت أَ ْقد َِام ِهم‪ ،‬الله ّم ُخ ْذ ُه ْم أَخْ َذ َع ِز ْي ٍز ُم ْق َت ِدر‪ ،‬الله ّم انْ َت ِق ْم‬
‫ائب قُ ْدرتِك‪,‬‬ ‫ِم ْن ُه ْم َوأَ ِرنَا ِف ْي ِهم يوماً َع َج َ‬
‫الله ّم هذا دعا ُؤنَا َفلا َ َت ُر َّدنَا َخائِ ِب َ‬
‫ين‬
‫َوالْ َح ْم ُد لِلّه َر ِّب الْعاَلَ ِم ْي َن‬

‫‪Naskah khutbah Idul Fitri 1437 H. ini ditulis oleh Ust.‬‬


‫‪Miftahul Ihsan, Lc, dan diunduh dari situs www.kiblat.net.‬‬

‫‪Ramadhan, Idul Fitri dan Anti Kezaliman‬‬ ‫‪10‬‬

You might also like