You are on page 1of 6

ْ‫ هللَا ُ َأ ْك َبر‬.ُ‫ هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبر‬.ُ‫ هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبر‬.

ُ‫هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبر‬


‫ص َر‬ َ ‫ص َد َق َوعْ دَ هُ َو َن‬ َ ،ُ‫ اَل ِإل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َده‬،ً‫هللا ب ُْك َر ًة َوَأصِ ْيال‬ ِ ‫ان‬ َ ‫هلل َك ِثيْرً ا َو ُسب َْح‬ ِ ‫َك ِبيْرً ا َو ْال َح ْم ُد‬
‫لحمْ ُد‬ َ ‫هلل ْا‬ِ ‫ هللَا ُ َأ ْك َب ُر َو‬،ُ‫ الَِإل َه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫اب َوحْ دَ ه‬ َ ‫َعبْدَ هُ َوَأ َع َّز ُج ْندَ هُ َو َه َز َم اَأْلحْ َز‬
‫هلل الَّ ِذيْ َج َع َل َل َنا عِ ْي َد‬ ِ ‫ اَ ْل َح ْم ُد‬،‫ريم‬ ‫َأ‬
ِ ‫ َو ْف َه َم َنا ِب َش ِر ْي َع ِة ال َّن ِبيّ ال َك‬،‫هلل الّذي َهدَا َنا ُس ُب َل ال ّسالَ ِم‬ ِ ‫لحمْ ُد‬ َ ‫ْا‬
ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُده‬،‫ َأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِا َل َه ِإالَّ هللاُ ِنعْ َم ْال َوكِيل َو ِنعْ َم ْال َم ْو َلى‬,‫ْالف ِْط ِر َو ْاَألضْ َحى‬
،‫ص َّل هللاُ َع َلى َس ِّي ِد َنا َو َح ِبي ِْب َنا ْالمُصْ َط َفى‬ َ ‫ َو‬.‫ضالَالً َبعِي ًدا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو َرس ُْولُ ُه َو َمنْ ُي ْن ِكرْ هُ َف َق ْد‬
‫ َو َع َلى اَلِ ِه َو َأصْ َح ِاب ِه‬،‫ ِإنْ ه َُو ِإالَّ َوحْ ٌي ي ُْو َحى‬،‫ الَّ ِذيْ الَ َي ْنطِ ُق َعنْ ْال َه َوى‬،‫م َُح َّم ٍد َن ِبيِّ ْال ُه َدى‬
‫هللا َو َطا َع ِت ِه َل َعلَّ ُك ْم‬
ِ ‫ص ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬ ُ ‫ ْأو‬،‫ َف َيا ُّي َها اِإل ْخ َوان‬:‫ َأمَّا َبعْ ُد‬،‫ِّدق َو ْال َو َفا‬ ِ ‫َأهْ ِل الص‬
‫ان‬ ِ ‫هللا الرَّ حْ َم‬ ِ ‫ ِبسْ ِم‬،‫ان الرَّ ِجيْم‬ ِ ‫هلل م َِن الَّش ْي َط‬ ِ ‫ َأع ُْو ُذ ِبا‬:‫ان ْال َك ِري ْم‬ ِ ْ‫الى فِي ْالقُر‬ َ ‫ َقا َل هللاُ َت َع‬، ْ‫ُت ْفلِح ُْون‬
‫ يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم‬،‫ِين َآ َم ُنوا ا َّتقُوا هللا َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫الرَّ ِح ْي ْم‬
‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه‬ َ ‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا وقال تعالى َيا اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا ا َّتقُ ْوا‬ َ ‫َو َمنْ يُطِ ِع هللا َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف‬
‫ص َد َق هللاُ ال َعظِ ي‬ َ .‫َوالَ َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬

Saudara kaum muslimin-muslimat yang dimuliakan Allah.


Mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah begitu banyak
memberikan kenikmatan, sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu sudah
keharusan kita untuk memanfaatkan segala kenikmatan untuk mengabdi kepada-Nya
sebagai manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya melaksanakan ibadah haji dan
pemotongan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik.
Selawat dan salam kita sanjung agungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk
tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah.
Sebagaimana dimaklumi ibadah haji, salat Idul Adha dan kurban tidak bisa dilepaskan dari
sejarah kehidupan Nabi Ibrahim AS, karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi
Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS harus kita pahami untuk selanjutnya kita teladani dalam
kehidupan sekarang dan masa yang akan dating
Sesungguhnya ada tiga peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari prosesi pelaksanaan Hari
Raya Idul Adha. Ketiga peristiwa tradisional tersebut adalah ibadah haji, salat ‘Id dan
penyembelihan hewan kurban, yang menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Kurban)
itu sendiri. Tahun ini kita menyambut Idul Adha dengan suka cita, banyak sekali peristiwa
kelabu hadir sebelum datangnya hari besar ini. Bahkan bisa dibilang tragedinya sangat
memilukan. Banyak orang merasakan suasana kelabu ini, bahkan kita semua yang ada di
Indonesia.
Kondisi wabah Covid-19 yang sampai hari ini belum juga mereda, jangan sampai membuat
umat Islam kehilangan kendali akal sehatnya. Semua yang terjadi di dunia tentu atas
rencana dan ketentuan Sang Maha Kuasa. Karenanya umat Islam harus bijak dan senantiasa
mengedepankan prasangka baik (husnudzan). Tentunya takdir Allah Swt, ini tidak boleh
serta-merta menurunkan semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus meyakini
bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh-
Nya. Apa boleh buat pelaksanaan ibadah haji, salat Idul Adha dan kurban dilaksanakan di
tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan segera mereda.
Ibadah pertama dan utama dalam Idul Adha adalah pelaksanaan ibadah haji. Akibat Covid-
19 yang mewabah di berbagai penjuru dunia. Calon jamaah haji Indonesia tahun 2020 tidak
diberangkatkan ke tanah suci Makkah. Hal ini dilakukan Pemerintah untuk menjaga
keselamatan jiwa jamaah dari tertular/terpapar virus Corona. Sehingga wajar kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah saat ini sejalan dengan fikih Islam. Pertimbangan paling utama
adalah menjaga keselamatan jiwa (hifz nafs), menjaga keberlangsungan agama melalui
rukhshah.
Demikian juga halnya Pemerintah Arab Saudi pun tidak mengizinkan jamaah dari luar negeri
untuk menjalankan rukun Islam kelima ini. firman Allah dalam QS. Al-Anfal ayat 46:

‫ين‬ ِ ‫َواصْ ِبرُوا ِإنَّ هَّللا َ َم َع الص‬


َ ‫َّاب ِر‬

“Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.


Setiap orang yang sabar memiliki keuntungan tersendiri. Keuntungan dari orang yang
bersabar adalah memiliki harapan dan tidak putus asa karena gagal dalam urusannya. Iman
seseorang pun sangat kuat kaitannya dengan kesabaran..
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah.
Hikmah kedua tentang kepasrahan atau disebut dengan tawakal. Allah Swt, selalu
menyandingkan lafaz tawakal dengan orang-orang yang beriman. Ini menjadi indikator jika
tawakal adalah hal yang sangat diagungkan dan hanya untuk orang mukmin dan merupakan
bagian dari hati yang akan membawa seseorang pada jalan kebahagiaan lahir dan batin,
dunia dan akhirat. Terkait dengan hal ini Allah Swt, pun telah memberikan panduan, jika kita
memiliki tekad bulat dalam melaksanakan sesuatu, maka kita harus pasrah diri kepada-Nya.
Dalam QS. Ali Imran ayat 159 dinyatakan:

َ ‫ْت َف َت َو َّك ْل َع َلى هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬


‫ِين‬ َ ‫َفِإ َذا َع َزم‬

“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.


Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
Ditundanya pelaksanaan ibadah haji tahun ini, para calon jamaah haji harus yakin dan
pasrah pada Allah karena ini juga merupakan ketetapan Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah.
Ibadah kedua yang kita laksanakan tengah pandemi Covid-19 yaitu pelaksanaan salat ‘Id.
Pemerintah melalui Kementerian Agama telah mengeluarkan ketentuan seputar perayaan
Idul Adha 2020/1441H.
Meskipun masa pandemi Covid-19 pelaksanaan salat ‘Ied, harus tetap dilaksanakan yang
akan mempererat tali silaturrahmi dengan sanak famili, tetangga, dan saudara muslim
lainnya. Silaturahmi harus tetap terjaga, baik bertemu langsung atau melalui media
telekomunikasi seperti hand phone, media sosial dan sebagainya. Sebab salat Idul Adha
dikerjakan secara berjamaah dan pelaksanaannya di masjid atau di tanah lapang. Dengan
begitu, dapat dipastikan akan berjumpa dengan umat Islam lainnya, sehingga bagi yang
susah bertemu akibat kesibukan masing-masing dapat berjumpa dan berkumpul di tempat
dan acara yang sama.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah.
Ibadah ketiga yang kita lakukan di tengah pandemi Covid-19 yaitu ibadah qurban. Pandemi
virus Corona memukul berbagai aspek kehidupan. Sektor perekonomian paling terdampak
oleh wabah mematikan ini. Di tengah wabah ini, ibadah qurban akan lebih bermakna dan
terasa bagi masyarakat ekonomi lemah. Selama pandemi berbagai sektor tak terkecuali
sektor ekonomi ikut terkena imbasnya. Banyak masyarakat yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya karena harus kehilangan mata pencarian.
Ibadah qurban bisa menjadi bukti kepekaan sosial masyarakat yang mampu secara ekonomi
terhadap yang miskin. Qurban semakin memberikan kesadaran kepada kita, bahwa harta
yang kita miliki bukanlah mutlak milik kita. Harta dan materi di dunia hanya titipan dari Allah
Swt, yang di dalamnya terdapat hak orang lain. Kenikmatan yang kita rasakan tidak akan
berkurang sedikitpun ketika harus berbagi dengan orang lain melalui pembelian hewan
qurban. Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya hakikat memberi adalah menerima.
Manusia tidak perlu khawatir karena nikmat Allah Swt, sangatlah banyak. Saking banyaknya
kita tidak akan bisa menghitungnya, melalui firman-Nya dalam QS. An-Nahl ayat 18
mengingatkan kita:

‫َوِإنْ َت ُع ُّدوا ِنعْ َم َة هَّللا ِ اَل ُتحْ صُو َها ِإنَّ هَّللا َ َل َغفُو ٌر َرحِي ٌم‬

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Pengorbanan harta melalui hewan qurban, akan semakin mendekatkan kita dengan Allah
Swt. Hal ini selaras dengan makna qurban itu sendiri yakni berasal dari bahasa Arab qariba-
yaqrabu-qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat. Sehingga qurban adalah
mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Dari hal ini kita
bisa menarik dua hikmah dari ibadah qurban di masa pandemi Covid-19. Pertama adalah
hikmah vertikal, yakni semakin dekatnya kita kepada Allah Swt, dan hikmah horizontal yakni
kedekatan dengan sesama manusia dengan saling berbagi rezeki di tengah situasi sulit
akibat pandemi Covid-19 ini.
Qurban tidak hanya soal ibadah, berqurban mengandung manfaat ekonomi yang besar,
terutama dalam masa pandemi seperti saat ini. Oleh sebab itu para dermawan untuk
meluaskan pandangan terhadap ibadah qurban. Qurban, bukan hanya perihal ritual yang
dikerjakan selama satu hari dalam setahun. Tapi qurban memikirkan bagaimana hewan itu
dibeli, bagaimana dia dikumpulkan, bagaimana nasib petani-petani dan peternak. Ini akan
menarik semua, dari mulai booth-booth-nya, menyediakan lahannya, kemudian
menyewakan. Ini salah satu cara kita menggerakkan ekonomi umat, dan ini yang diinginkan
oleh agama.
Pantas al-Qur’an menunjukkan adanya anjuran supaya berqurban untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt, yaitu dengan menyembelih binatang ternak. Dalam QS. al-Kautsar ayat 1-
3 dinyatakan:

َ ‫ ِإنَّ َشا ِنَئ‬. ْ‫ك َوا ْن َحر‬


‫ك ه َُو ْاأل ْب َت ُر‬ َ ‫ َف‬.‫ك ْال َك ْو َثر‬
َ ‫ص ِّل ل َِر ِّب‬ َ ‫ِإ َّنا َ أعْ ط ْي َنا‬

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus.”
Ayat dalam surat tersebut menunjukkan agar senantiasa beribadah hanya kepada Allah Swt.
Berqurban sebagai tanda bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.
Ibadah qurban, merupakan bentuk ibadah ruhiyah yang memiliki aspek sosial yang sangat
tinggi. Apabila ibadah-ibadah mahdhoh lainnya sulit diterjemahkan dalam kemanfaatan
sosialnya, beda halnya dengan qurban. Ditinjau dalam sudut pandang ekonomi Islam,
qurban menjadi salah satu sarana distribusi dimana konsep distribusi dimasukkan di
dalamnya unsur keadilan dan pemerataan.
Pemenuhan kebutuhan fakir dan miskin menjadi pokok utama pendistribusian daging
hewan qurban, sedangkan kerabat dan juga si pequrban tetap diperhatikan. Tingkat
kepedulian antar sesama meningkat disebabkan interaksi sosial yang terjalin. Prosesi
penyembelihan, pengurusan, dan pembagian daging menjadi momen untuk saling
berinteraksi sosial, dengan diakhiri pendistribusian kepada mereka yang berhak atas daging
kurban tersebut.
Akhirnya dalam situasi seperti ini, kita diminta untuk memperbanyak sedekah, doa, istighfar,
selawat, zikir, dan bacaan al-Qur’an. Kita semua berdoa semoga musibah ini segera berlalu
dan situasi kembali normal dan lebih baik lagi. Kita mengambil hikmah dari musibah ini
bahwa kita semakin dekat kepada Allah Swt, lebih banyak waktu bersama keluarga di
rumah, lebih luang waktu berkomunikasi dengan orang terdekat, kolega, rekan dan
tetangga.
Demikian khutbah ini semoga bermanfaat untuk kita semua, mohon maaf atas segala
kekhilafan dan kekurangan serta terima kasih atas perhatiannya.
‫آن ْال َعظِ ي ِْم‪َ ،‬و َن َف َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه ِمنْ آ َي ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ‬
‫ك هللا لِي َو َل ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬ ‫ار َ‬‫َب َ‬
‫الغفُ ْو ُر‬
‫هللا ال َعظِ ْي َم ِإ َّن ُه ه َُو َ‬ ‫ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َوِإ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وَأقُ ْو ُل َق ْولِي َه َذا َفأسْ َت ْغفِ ُر َ‬
‫الرَّ ِحيْم‬

‫هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر‬

‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َو ِامْ ِت َنا ِنهِ‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِا َل َه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ‬ ‫لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر َل ُه َع َ‬ ‫هلل َع َ‬‫اَ ْل َحمْ ُد ِ‬
‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد ِو َع َلى‬ ‫إلى ِرضْ َوا ِنهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ك َل ُه َوَأ ْش َه ُد أنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ي َ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫واهللا ِف ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى‬ ‫اَلِ ِه َواَصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا َأمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُ َ‬
‫هللا َومَآلِئ َك َت ُه‬ ‫مْر َبدَ َأ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل َتعا َ َلى ِإنَّ َ‬ ‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬
‫ص ِّل و َسلِّ ْم َع َلى‬ ‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪ .‬اللَّ ُه َّم َ‬‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن َع َ‬‫ُي َ‬
‫اركْ َع َلى‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪َ ،‬و َب ِ‬‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫وسلّم َ‬
‫ْت َ‬ ‫صلَّي َ‬‫آل م َُح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي ال َعا َل ِمي َْن ِإ َّن َ‬
‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫آل م َُح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َب َ‬ ‫م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَم َْواتِ‪ .‬اللَّ ُه َّم‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬‫َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَلل ُه َّم ْ‬
‫ون وال ُج َذ ِام َو َسيِّي ِء األسْ َق ِام‬ ‫ص َوال ُج ُن ِ‬ ‫ك م َِن ال َب َر ِ‬ ‫‪ِ.‬إ ّنا نع ُ‬
‫ُوذ ِب َ‬

‫‪Ya Allah saat-saat yang syahdu ini, kami segenap hamba-hamba-Mu, berkumpul, bersimpuh‬‬
‫‪di tempat yang suci yang penuh rakhmat, menyebut namaMu yang agung, berzikir,‬‬
‫‪bermunajat kepadaMu dengan takbir, tahmid, dan tahlil.‬‬
‫‪Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam‬‬
‫‪cinta karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu, jangan Engkau biarkan setan musuhMu‬‬
‫‪menggerogoti persaudaraan kami.‬‬
‫‪Ya Rabbi, ampuni kami atas kekhilafan dan dosa kami kepada anak-anak kami, suami, istri‬‬
‫‪kami, belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka.‬‬
‫‪Ya Rabb, karuniakan kami jasad yang terpelihara dari maksiat, terpelihara dari harta haram,‬‬
‫‪makanan haram, perbuatan haram. Izinkan jasad ini pulang kelak, jasad yang bersih.‬‬

‫‪Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir sejenak,‬‬
‫‪hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan‬‬
‫‪bagi ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang saleh yang dapat memuliakan ibu‬‬
‫‪bapak kami.‬‬

‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظ َل ْم َنا اَ ْن ُف َس َن َاو ِانْ َل ْم َت ْغ ِفرْ‬ ‫َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫ْأ‬
‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي‬ ‫هللا َي ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬ ‫هللا ! ِإنَّ َ‬
‫لخاسِ ِري َْن‪ .‬عِ َبا َد ِ‬ ‫َل َنا َو َترْ َح ْم َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم‬ ‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬ ‫ْالقُرْ َ‬
‫هللا َأ ْك َبرْ‬ ‫َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬
‫َوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة ِ‬
‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه‬

You might also like