You are on page 1of 15

KHUTBAH IDUL ADHA 1443 H

MEMAKNAI ESENSI IDUL ADHA,


BERHAJI DAN BERQURBAN

K.H. M. Bisri, S.H.I., M.Si.


Di Masjid Masjid Al Muttaqien Sidayu
Ahad, 10 Dzulhijjah 1443 H/ 10 Juli 2022

-1-
-2-
‫‪KHUTBAH IDUL ADHA 1443 H‬‬
‫‪MEMAKNAI ESENSI IDUL ADHA, BERHAJI DAN‬‬
‫‪BERQURBAN‬‬

‫َأل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َرا َكاتُهُ‬


‫هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر‬
‫هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر‬
‫هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر هّٰللا ُ َأ ْكبَ ُر‬
‫هللا أكبر كبيرًا‪ ،‬والحمد هلل كثيرًا‪ ،‬وسبحان هللا بك""رة وأص""يال‪،‬‬
‫ال إله إال هللا وحده‪ ،‬صدق وعده‪ ،‬ونصر عب""ده‪ ،‬وأع""ز جن""ده‪،‬‬
‫هّٰلِل‬ ‫هّٰللا‬
‫وهزم األحزاب وحده‪ ،‬ال إله إال هللا‪ ،‬وهللا أكبر‪َ ُ ،‬أ ْكبَرُ‪َ ،‬و ِ‬
‫ْال َح ْم ُد‪.‬‬
‫الحم ُد هلل الذي بنعمته تت ُّم الصالحات‪ ،‬وبفضله تتنزل الخيرات‬
‫والبرك""ات‪ ،‬وبتوفيق""ه تتحق""ق المقاص""د والغاي""ات‪ "،‬والحم""د هلل‬
‫جعل يوم العيد فرحً"ا وبش"رًا وثوابً""ا‪ ،‬وأش""هد أن ال إل""ه إال هللا‬
‫وحده ال شريك ل"ه‪ ،‬وأش""هد أن س"يدنا محم"دًا عب""ده ورس"وله‪،‬‬
‫"""ار ْك َعلَى َس"""يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َس"""يِّ ِد اَأل ْنبِيَ"""ا ِء‬ ‫ص"""لِّ َو َس"""لِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫أص" َحابِ ِه اَأل ْك" َر ِمي َْن َو َم ْن‬ ‫َو ْال ُمرْ َس"لِي َْن‪َ ،‬و َعلَى آلِ" ِه الط"ا َّ ِه ِري َْن َو َ‬
‫ان اِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‪ .‬أما بعد‪:‬‬ ‫تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫ق التق""وى‪ ،‬وراقب""وه‬ ‫أيها المؤمنون عباد هللا‪ ,‬اتقوا هللاَ تعالى ح َّ‬
‫﴿وتَ َز َّو ُدوا فَِإ َّن َخ ْي َر ال"" َّزا ِد‬ ‫في السِّر والنجوى‪ .‬يقول هللا تعالى‪َ :‬‬
‫ون يَا ُأولِي اَأْل ْلبَا ِ‬
‫ب﴾‪".‬‬ ‫التَّ ْق َو ٰى ۚ َواتَّقُ ِ‬
‫هّٰللا ُ أكبر هللا أك""بر هللا أك""بر ال إل""ه إال هللا‪ ,‬وهللا أك""بر هللا أك""بر‬
‫وهلل الحمد‪.‬‬

‫‪-3-‬‬
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita persembahkan ke
haribaan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim atas segala
limpahan nikmat-Nya yang tak terbilang. Nikmat Allah itu
sungguh luas melampaui samudra, lebih-lebih nikmat iman dan
Islam sebagai permata paling berharga dalam kehidupan kita.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkah kepada Nabi
Muhammad SAW. Rasul akhir zaman yang menjadi uswah
hasanah seluruh umat manusia. Dialah Nabi  pembangun
peradaban mulia dan penyebar risalah Islam sebagai rahmat
bagi semesta alam.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,


Pagi hari ini, kita kaum muslimin di seluruh persada Tanah Air,
dengan khusyuk dan khidmat menunaikan shalat Idul Adha,
mengikuti Sunnah Nabi. Semua bertaqarrub kepada Allah
dengan kepasrahan diri yang tinggi guna meraih ridla dan
karunia-Nya. Kita kumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih
sebagai wujud kesaksian selaku hamba yang dhaif atas
Kemahaagungan, Kemahaterpujian, dan Kemahasucian Allah
sebagai Khaliq Yang Maha Segalanya.
Pada Hari Raya ini, kaum muslimin juga menunaikan ibadah
qurban, menaati perintah Allah dan mengikuti jejak Nabi
Ibrahim, sebagai wujud kesyukuran akan nikmat Allah yang tak
terhingga sebagaimana  firman-Nya dalam Al-Quran:

‫ك هُ َو ااْل َ ْبتَ ُر‬ َ َ‫ك ْال َك ْوثَ َر ف‬


َ ‫ِإ َّن َشانَِئ‬  ْ‫ص ِّل لِ َرب َِّك َوا ْن َحر‬ َ ‫ِإنَّآ َأ ْعطَي ْٰن‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu;
dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci
kamu dialah yang terputus.” (QS Al-Kautsar: 1-3).

-4-
Semua ibadah yang kita tunaikan itu tiada lain untuk
menjadikan diri kita sebagai insan Muslim, Mukmin, dan
Muttaqin yang sejati guna menggapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat dalam rengkuhan ridla dan karunia-Nya.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Ketika umat Islam di negeri ini menjalankan shalat Idul Adha


dan berqurban, saudara-saudara kita kaum muslim sedunia
sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Menunaikan shalat Idul Adha, berqurban, dan berhaji ketiganya
merupakan amaliah ibadah kepada Allah. Setiap ibadah meski
berbeda rukunnya satu sama lain, pada hakikatnya sama yaitu
“bertaqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah” dengan
menjalankan segala perintah-perintah-Nya, menjauhkan
larangan-larangan-Nya, dan menunaikan apa yang diidzinkan
oleh-Nya.
Ajaran kepasrahan diri itu dasar dan muaranya ialah bertauhid,
yakni bertuhan hanya kepada Allah dan tidak mensekutukan
dengan apapun, yang harus tumbuh kokoh dalam jiwa yang
fithrah (aseli, murni, suci) bagi setiap orang beriman secara
jernih. Allah berfirman dalam Al-Quran:

َ َّ‫"رةَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ " َر الن‬


‫اس َعلَ ْيهَ""ا ال‬ َ "‫ط‬ ْ ِ‫ك لِلدِّي ِن َحنِيفً""ا ف‬ َ َ‫فََأقِ ْم َوجْ ه‬ 
ِ َّ‫"ر الن‬
َ ‫اس ال يَ ْعلَ ُم‬
( ‫"ون‬ َ َ‫ِّين ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكث‬
ُ ‫ك الد‬ َ ِ‫ق هَّللا ِ َذل‬ِ ‫يل لِ َخ ْل‬
َ ‫تَ ْب ِد‬
)٣٠
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” (QS Ar-Rum: 30).
-5-
Dalam diri setiap manusia itu terdapat jiwa yang cenderung
pada kebaikan dan itulah jiwa yang fithrah atau suci yang
membawa pada ketaqwaan, sebaliknya terdapat jiwa yang
cenderung pada keburukan dan itulah jiwa fujuura sebagaimana
firman Allah: 

‫) قَ " ْد َأ ْفلَ َح‬٨( ‫ُورهَ""ا َوتَ ْق َواهَ""ا‬


َ ‫) فََأ ْلهَ َمهَا فُج‬٧( ‫س َو َما َس َّواهَا‬
ٍ ‫َونَ ْف‬
)١٠( ‫اب َم ْن َدسَّاهَا‬ َ ‫) َوقَ ْد َخ‬٩( ‫َم ْن َز َّكاهَا‬
Artinya: : ”Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.”  (QS Asy-Syams: 7-10).

Ibadah yang kita tunaikan termasuk shalat idul adha, berqurban,


dan berhaji harus dapat menyuburkan jiwa ketaqwaan sekaligus
meredam atau bahkan menghilangkan nafsu keburukan.
Menjaga kebersihan jiwa itu merupakan pendakian ruhaniah
yang tidak mudah. Kita selaku muslim kadang bertindak lalai
diri. Qalbu dan iman yang semestinya dijaga agar tetap bersih,
dalam praktiknya terkontaminasi oleh dosa dan fahsyaa’.
Setelah beribadah pun kadang tabiat buruk seperti mudah
marah, dendam, dusta, congkak, egois, tamak, menuruti hawa
nafsu dan perangai  rendah lainnya menodai praktik hidup kita.
Hendak berbuat kebaikan pun banyak hitung-hitungannya
sehingga jauh panggang dari api. Dengan perisai ibadah semoga
kita dijauhkan dari sifat dan perangai yang buruk itu.

Karenanya, melalui shalat idul adha, berqurban, dan berhaji


maka harus ada perubahan perilaku menjadi semakin bertaqwa.

-6-
Hati, sikap, ucapan, dan tindakan kita harus semakin taat kepada
Allah dan ihsan kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Jiwa fitrah yang dihidupkan dengan ibadah dapat
menumbuhkan ruhani yang bersih sekaligus meredam hawa
nafsu yang selalu menyala dalam diri manusia selaku insan
yang hidup dalam hukum duniawi menuju kehidupan ukhrawi
yang suci dan abadi.

-7-
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah,

Berhaji dan berqurban mengajarkan jiwa ikhlas untuk


menyebarkan nilai kebajikan utama dalam hidup setiap Muslim.
Ikhlas merupakan jiwa tunduk yang total kepada Allah SWT
sehingga melahirkan pribadi yang tanpa pamrih dalam berbuat
kebaikan. Mereka yang hidupnya ikhlas akan mampu
membebaskan diri dari hasrat-hasrat sesaat, seraya melintas
batas ke peran-peran utama sarat makna seperti suka menolong,
berbagi, dan peduli. Mereka berbuat mulia atas nama  Allah
untuk ihsan bagi kemanusiaan semesta.

Siapapun yang  berhaji dan berqurban dalam ritual Islam


sejatinya menambatkan peribadatan itu pada niat ikhlas hanya
untuk Allah semata sebagaimana firman-Nya:

َ ‫"اي َو َم َم""اتِي هَّلِل ِ َربِّ ْال َع""الَ ِم‬


( ‫ين‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬ 
َ "َ‫صالتِي َونُ ُس" ِكي َو َمحْ ي‬
)١٦٢
Artinya: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam.” (QS. Al-An’am: 162).

Kini kita kaum Muslimin, apakah hidup kita semakin ikhlas?


Ikhlas dalam beribadah tanpa merasa beban. Ikhlas dalam
mesyukuri nikmat dengan jalan memanfaatkan anugerah Allah
sebaik-baiknya. Ikhlas ketika menerima musibah baik ringan
maupun berat tanpa merasa diri diabaikan Allah. Ikhlas tatkala
harus berzakat, berinfaq, bershadaqah, dan berjuang di jalan
Allah yang dianggap berat. Ujian keikhlasan justru terletak
ketika harus berhadapan dengan hal-hal yang berat dan tidak
menyenangkan, yang mengandung esensi di baliknya sebagai

-8-
batu uji kesabaran, kesyukuran, dan pengabdian menuju
kehidupan penuh makna selaku insan bertaqwa.

Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah,

Ibadah qurban mengajarkan makna amal shaleh dan ihsan.


Setiap insan beriman yang memiliki kelebihan rizki dan akses
kehidupan diperintahkan untuk peduli dan berbagi dengan
sesama yang membutuhkan tanpa diskriminasi, tanpa membeda-
bedakan. Si kaya berbagi rizki untuk si miskin. Kaum cerdik
pandai berbagi ilmu kepada yang awam. Sesama manusia saling
menjujung tinggi martabat. Laki-laki dan perempuan saling
menghormati dan memuliakan. Siapapun yang diberi akses
kekuasaan dan kekayaan yang lebih sedangkan dia beriman
maka harus rela hati berkorban bagi sesama, lebih-lebih bagi
mereka yang membutuhkan. Semuanya dilandasi spirit
pengorbanan yang memiliki dasar pada ajaran Ilahi, yang
melahirkan tindakan-tindakan berbagi dan peduli pada sesama.
Menurut ajaran Nabi, “Wa-llahi fiy ‘auni al-‘abdi maa daama
al-‘abdu fiy ‘auni akhihi”, bahwa Allah berada di tengah para
hamba sejauh hamba-hamba itu membela dan membantu
sesamanya.

Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah

Ibadah haji dan qurban juga mengajarkan sifat cinta, yakni kasih
sayang atau welas asih yang jernih terhadap sesama sebagai
perwujudan cinta kepada Allah.  Nabi Ibrahim, Isa, Muhammad,
dan para Rasul kekasih Allah mempraktikan hidup kasih sayang
itu terhadap sesama tanpa diskriminasi.

Para Nabi Utusan Allah itu sangatlah berjiwa kasih sayang.


Nabi Muhammad ketika dilempari batu oleh kaum Thaif tatkala
-9-
hijrah, beliau berkeberatan pada saat Malaikat Jibril
menawarinya agar mereka  yang melukainya itu diberi azab.
“Jangan, mereka sungguh kaum yang belum mengerti”, ujar
Nabi akhir zaman itu. Dalam hadisnya beliau bersabda, yang
artinya:, “Tidaklah beriman seseorang hingga dia mencintai
saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR
Muslim).  Rahmat Allah pun terlimpah bagi para hamba yang
menebarkan kasih sayang di muka bumi.

Pada saat ini tidak sedikit manusia tejangkiti virus egoisme,


yakni sikap hanya mementingkan diri dan kelompok sendiri.
Sebagian orang beriman pun atas nama agama dan kebenaran
tidak sedikit menjadi ringan tangan berbuat kekerasan, sehingga
kehilangan watak kasih sayangnya terhadap sesama
sebagaimana diajarkan agama dan para Nabi. Agama dan jejak
Nabi yang mengajarkan kasih sayang dan kedamaian hanya
menjadi ujaran dan retorika indah, sering tidak menjadi pola
tindak dan keteladanan dalam kehidupan umat beragama. Saling
hujat, caci maki, kebencian, dan sikap saling menyebar
kenegatifan kadang terbuka di ruang publik baik antar sesama
umat seagama maupun antar umat beragama dipicu oleh
berbagai sebab, namun pada akhirnya bermuara pada luruhnya
jiwa damai dan kasih sayang antar sesama.
Kita juga prihatin dengan perkembangan dan dampak negatif
media sosial. Media sosial sering menjadi ajang relasi yang
kurang baik seperti mudah menebar kebencian, permusuhan,
fitnah, amarah, dan ujaran-ujaran tak pantas sehingga
kehilangan keadaban dan bingkai akhlaq karimah. Kekerasan
terjadi di banyak ranah kehidupan. Kini insan beriman di mana
pun berada diuji ketulusan dalam hidup berbasis nilai-nilai Ilahi
dalam menghadapi dunia yang banyak kepentingan harta, tahta,
dan pesona dunia yang serba menghalalkan apa saja. Kehidupan
politik yang serbabebas, ekonomi yang serbakapitalistik, dan
- 10 -
budaya populer yang memuja kesenangan inderawi membuat
masyarakat kehilangan nilai-nilai Ilahi yang bermakna utama.

Bagi Mukmin sejati bahwa ibadah haji, qurban, dan ibadah-


ibadah lainnya harus menjadikan dirinya semakin dekat dengan
Allah dan berbuat kebaikan bagi sesama dalam jalinan hablum
minallah dan hablum minannas  yang harmonis. Jika setiap
muslim memiliki relasi hablum minallah dan hablum minannas
yang baik dan seimbang, maka akan melahirkan kehidupan
yang utama di dunia dan akhirat. Sebaliknya manakala hablum
minallah dan hablum minannas tidak terjalin baik maka terjadi
kerusakan dalam kehidupan umat manusia sebagaimana firman
Allah:

‫"ل ِم َن هَّللا ِ َو َح ْب" ٍل ِم َن‬ ٍ "‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال ِّذلَّةُ َأي َْن َم""ا ثُقِفُ""وا ِإال بِ َح ْب‬ْ َ‫ُرب‬
ِ ‫ض‬
‫ك‬ َ "ِ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ْال َم ْس" َكنَةُ َذل‬ ْ َ‫ض" ِرب‬ُ ‫ب ِم َن هَّللا ِ َو‬ ٍ "‫ض‬ َ ‫اس َوبَ""ا ُءوا بِ َغ‬ ِ َّ‫الن‬
‫ك‬َ " ِ‫ق َذل‬ٍّ "‫ون األ ْنبِيَا َء بِ َغي ِْر َح‬ َ ُ‫ت هَّللا ِ َويَ ْقتُل‬
ِ ‫ُون بِآيَا‬ َ ‫بَِأنَّهُ ْم َكانُوا يَ ْكفُر‬
)١١٢( ‫ون‬ َ ‫ص ْوا َو َكانُوا يَ ْعتَ ُد‬ َ ‫بِ َما َع‬
Artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan
tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian
itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas” (QS. Ali
Imran: 112).

Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah

- 11 -
Di akhir khutbah ini marilah kita memohon kepada Allah agar
shalat Idul Adha, ibadah qurban, serta segenap ibadah kita
selaku Muslim melahirkan kehidupan yang khusyuk, baik, dan
utama. Saudara-saudara kita yang tengah menunaikan ibadah
haji diberi kemudahan dan keberkahan oleh Allah serta bisa
meraih haji yang mabrur. Kita bermunajat kepada Allah agar
hidup di dunia ini senantiasa berada di jalan-Nya, beribadah dan
menjalankan tugas kekhalifahan dalam bimbingan-Nya, serta di
akhirat kelak menjadi penghuni Jannatun Na’im dalam ridla dan
karunia-Nya. Amin ya Rabb al-‘Alamin.
‫ َونَفَ َعنِى َوِإيَّا ُك ْم بِ َم""ا فِ ْي" ِه‬,‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللا لِى َولَ ُك ْم فِى ْالقُ""ر‬ َ ‫"ار‬
َ "َ‫ب‬
‫الذكر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَ "هُ َاِنَّهُ هُ " َو‬
ِ ‫ت َو‬ ِ ‫ِم ْن اآليَا‬
َ "ُ‫اس"تَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ ه‬
‫"و‬ ْ َ‫"ولى هَ" َذا ف‬ ْ "َ‫ َوَأقُ" ْ"و ُل ق‬,‫الس" ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
َّ
‫َّحيْم‬ ِ ‫ال َغفُ ْو ُر الر‬

- 12 -
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَرُ‪ .‬هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَرُ‪ .‬هللَا ُ‬
‫ُظ ِه َرهُ‬‫ق لِي ْ‬ ‫َأ ْكبَرُ‪ْ .‬ال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُ َدى َو ِدي ِن ْال َح ِّ‬
‫أن ال إلَهَ إال هللاُ‬ ‫ون ‪َ .‬أ ْشهَ ُد ْ‬ ‫ِّين ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُك َ‬ ‫َعلَى الد ِ‬
‫ورسُولُه‪ .‬اَللَّهُ َّم‬ ‫أن ُم َح َّمدًا ع ْب ُده َ‬ ‫يك لَهُ‪ ،‬وأشه ُد َّ‬ ‫َوحْ َدهُ ال َش ِر َ‬
‫ار ْك َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫َ‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‪.‬‬ ‫تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫َأ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما اَ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى‬
‫َوا ْعلَ ُم ْوا اَ َّن هللاّ اَ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه‬
‫لى النَّبِى يآ‬ ‫صلُّ ْو َن َع َ‬ ‫ال تَعاَلَى‪ :‬اِ َّن هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‪.‬‬ ‫اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬
‫صلَّي َ‬
‫ْت‬ ‫صلِّ َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل سيدنا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ار ْك َعلَى‬ ‫آل سيدنا ِإب َْرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫َعلَى سيدنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ت َعلَى سيدنا‬ ‫آل سيدنا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬ ‫سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬ ‫آل سيدنا ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ت‬‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا‬ ‫اَالَحْ يآء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫قاضي الحاجات‪".‬‬
‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬ ‫اللهُ َّم اَ ِع َّز ْا ِال ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو َد ِّمرْ‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ك اِلَى يَ ْو َم ال ِّدي ِْن‪.‬‬ ‫اَ ْع َدا َء ال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين‪.‬‬

‫‪- 13 -‬‬
‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ‪َ ،‬وَأ ِرنَا ْالبَا ِط َل با َ ِطالً‬ ‫اَللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح َّ‬
‫َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَهُ‬
‫آجلِ ِه‪َ ،‬ما َعلِ ْمنا ِم ْنهُ َو َما لَ ْم‬ ‫اجلِ ِه َو ِ‬‫ك ْال َخيْر ُكلّه َع ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنِّا ن ْسَألُ َ‬
‫آجلِ ِه‪َ ،‬ما َعلِ ْمنا ِم ْنهُ َو َما‬ ‫اجلِ ِه َو ِ‬‫ك ِم َن ال َّش ِّر ُكلِّ ِه َع ِ‬ ‫ن ْعلَ ْم‪َ ،‬ونعُو ُذ بِ َ‬
‫لَ ْم ن ْعلَ ْم‪.‬‬
‫َّب ِإلَ ْيهَا ِم ْن قَ ْو ٍل َأ ْو َع َم ٍل‪َ ،‬ونَعُو ُذ‬ ‫ك ْال َجنَّةَ‪َ ،‬و َما قَر َ‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ك َأ ْن‬ ‫َّب ِإلَ ْيهَا ِم ْن قَ ْو ٍل َأ ْو َع َم ٍل‪ ،‬ونَأ ْسَألُ َ‬ ‫ار َو َما قَر َ‬ ‫ك ِم َن النَّ ِ‬ ‫بِ َ‬
‫ض ْيتَهُ لنا َخ ْيرًا‬ ‫ضا ٍء قَ َ‬ ‫تَجْ َع َل ُك َّل قَ َ‬
‫ك َسالَ َمةً فِى ال ِّد ْي ِن َو َعافِيَةً فِى ْال َج َس ِد َو ِزيَا َدةً فِى‬ ‫اَللهُ َّم اِنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ت َو َرحْ َمةً ِع ْن َد ْال َم ْو ِ‬
‫ت‬ ‫ق َوتَ ْوبَةً قَب َْل ْال َم ْو ِ‬ ‫ْال ِع ْل ِم َوبَ َر َكةً فِى الرِّ ْز ِ‬
‫ت ْال َم ْو ِ‬
‫ت‬ ‫ت اَللهُ َّم هَ ِّو ْن َعلَ ْينَا فِى َس َك َرا ِ‬ ‫َو َم ْغفِ َرةً بَ ْع َد ْال َم ْو ِ‬
‫ار َو ْال َع ْف َو ِع ْن َد ْال ِح َسا ِ‬
‫ب‬ ‫َوالنَّ َجاةَ ِم َن النَّ ِ‬
‫اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّ ِذيْ هُ َو ِعصْ َمةُ َأ ْم ِرنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ لَنَا ُد ْنيَانَا‬
‫آخ َرتَنَا الَّتِ ْي ِإلَ ْيهَا َم َعا ُدنَا‪َ ،‬واجْ َع ِل‬ ‫الَّتِ ْي فِ ْيهَا َم َعا ُشنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ لَنَا ِ‬
‫ت َرا َحةً لَنَا ِم ْن ُكلِّ‬ ‫ْال َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ُك ِّل َخي ٍْر‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َم ْو َ‬
‫َشرٍّ‬
‫ك ِم ْن ْال َعجْ ِز‬ ‫ك ِم ْن ْالهَ ِّم َو ْال َح َز ِن َونَعُو ُذ بِ َ‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬
‫ك ِم ْن َغلَبَ ِة‬ ‫ك ِم ْن ْال ُج ْب ِن َو ْالب ُْخ ِل َونَعُو ُذ ِب َ‬ ‫َو ْال َك َس ِل َونَعُو ُذ بِ َ‬
‫ال‬
‫الرِّج ِ"‬
‫َ‬ ‫ال َّد ْي ِن َوقَه ِْر‬
‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن‬
‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن‬‫اس ِري َْن‪َ .‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِ‬ ‫ْال َخ ِ‬
‫‪.‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة‬ ‫ين ِإ َما ًما َ‬ ‫َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬
‫صفُ ْو َن‪،‬‬ ‫ان َرب َِّك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬ ‫ار‪ُ .‬س ْب َح َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِي َْن َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬
‫‪- 14 -‬‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫‪- 15 -‬‬

You might also like