You are on page 1of 5

Khutbah Idul Adha: Menghayati Kebesaran Hari Besar

Khutbah I

‫هللا أكبر كبيرا‬  .ُ‫ هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبر‬.ُ‫ هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبر‬.ُ‫هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبر‬
‫ و لبى مُحْ ِر ٌم‬،‫ هللا أكبر ما تحرك متحرك و ارتج‬،‫و الحمد هلل كثيرا و سبحان هللا بكرة و أصيال‬
‫ هللا أكبر ما ُنح َِرت‬،‫هذه األيام مناسك الحج‬  ‫ وأقيمت هلل في‬,‫الح َر َم من كل فج‬ َ =‫ و قصد‬،‫و عج‬
‫ هللا‬،‫ وطاف بالبيت العتيق زائر‬،‫ وسار إلى الجمارات سائر‬،‫ وعظمت هلل الشعائر‬،‫بمنى النحائر‬
‫ وللحجر‬،‫ وللسعي= بين الصفا و المروة ُم َهرْ ِولِين‬،‫أكبر إذا أفاضوا لزيارة الطواف مكبرين‬
‫ هللا أكبر سبحان ذي الم ُْلكِ و‬.‫ ومن ماء زمزم= شاربين و متطهرين‬،‫األسود مستلمين و ُم َق ِّبلِين‬
‫ سبحان ربك رب العزة‬،‫ سبحان الحي الذي ال يموت‬،‫ سبحان ذي العزة و الجبروت‬،‫الملكوت‬
‫ وسالم على المرسلين و الحمد هلل رب العالمين‬.‫عما يصفون‬
‫ واشهد أن ال إله‬.‫هللا على إدراك ذي الحجة ويوم= عرفة‬ َ ‫ وأ ْش ُك ُ=ر‬،‫أحمد هللا حمد من و َّفقه ف َع َر َفه‬
‫ وأشهد= أن سيدنا محمدا عبده و رسوله نبيٌ أرسله هللا بالرحمة و‬،‫إال هللا وحده ال شريك له‬
‫ اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد و على اله و أصحابه أولى التقوى و المعرفة‬.‫الرأفة‬
‫وسلم تسليما كثيرا‬
‫ َيا‬: ‫الى فِيْ ِك َت ِاب ِه ال َك ِري ِْم‬
َ ‫ قا َل هللاُ َت َع‬.‫أيها الناس اتقوا هللا حق تقاته وال تموتنّ إال وأنتم مسلمون‬
َ ‫ت لِ َغ ٍد َوا َّتقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬ ُ ْ ‫نظ ْ=ر َن ْفسٌ مَّا َق َّد َم‬ ُ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َت‬ َ ‫َأ ُّي َها الَّذ‬
 
Saudara-saudara kaum Muslimin hafidhakumullah,

Gemuruh takbir, tahmid dan tasbih sejak kemarin sore menggetarkan hati
setiap jiwa yang beriman dan takut kepada Allah ‫ﷻ‬. Seluruh kaum Muslimin
tanpa terkecuali, mulai anak-anak hingga orang tua, laki-laki maupun
perempuan, yang sehat maupun yang sakit, baik sendiri-sendiri maupun
berjamaah, baik berdiri, duduk ataupun tiduran, mengumandangkan takbir,
tahlil dan tahmid. Bahkan bebatuan, tumbuhan dan seluruh alam raya
mengumandangkan takbir untuk menghidupkan sunah Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan
mengagungkan dan mensucikan asma Allah ‫ﷻ‬. 

Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia,

Kalimat takbir adalah lafadh yang sangat agung. Islam telah mengajarkan
takbir kepada kita agar senantiasa mengagungkan asma Allah ‫ﷻ‬. Saat adzan
kita mengumandangkan takbir, saat iqamah kita melafalkan takbir, saat
membuka shalat kita mengucapkan takbir, saat bayi lahir kita tiupkan kalimat
takbir pada kedua telinganya, saat menyembelih hewan kita membaca takbir,
bahkan saat di medan laga kita juga memekikkan suara takbir.

Ketika kita membaca takbir, ‫ هللا أكبر‬maka kita tanamkan keyakinan dalam hati
bahwa hanya Allah yang memiliki keagungan dan kebesaran. Sungguh hanya
Allah yang Mahabesar dan Mahaagung, sedangkan selain Allah adalah kecil
dan lemah. Segala hal yang sering kita bangga-banggakan, berupa kekayaan
harta, mobil mewah, rumah megah, kedudukan dan pangkat yang tinggi,
semuanya adalah kecil dan tidak berarti apa-apa dihadapan Allah ‫ﷻ‬. betapa
banyak orang kaya jatuh miskin mendadak, betapa banyak orang memiliki
pangkat dan kedudukan diturunkan dari jabatannya dan menjadi orang biasa.
Kedudukan akan hilang, kekayaan akan sirna dan kecantikan pun akan habis.
Dan hanya Allah ‫ ﷻ‬yang tetap maha Agung selamanya. 

‫الحمْد‬ ِ ‫هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر و‬


َ ‫هلل‬
Hadirin yang dimuliakan Allah ‫ﷻ‬.

Di bulan Dzulhijjah ada dua gambaran bagi umat Islam. Bagi yang dipanggil
Allah ke Tanah Suci, mereka sibuk dengan rangkaian ritual ibadah haji, mulai
wukuf di Arah, mabit di Muzdalifah, Mina hingga tawaf ifadhah. Sedangkan
umat Islam yang lain termasuk kita, kita sibuk dengan ibadah puasa arafah,
sedekah dan perayaan Idul adha serta memotong kurban setelah ini. 

Hari ini adalah hari yang sangat mulia. Dalam sebuah hadits diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim diceritakan; ketika Rasulullah berkhutbah id, tiba-
tiba beliau bertanya,  “Hai, bulan apa sekarang?” “Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu?” jawab para sahabat. Nabi ‫ ﷺ‬diam beberapa saat sehingga para
sahabat menduga-duga, jangan-jangan beliau akan menyebut nama yang
bukan nama sebenarnya. “Tidakkah ini bulan Dzulhijjah?” tanya beliau
memecah kesunyian.” “Ya,” jawab sahabat.

“Negeri apa ini?” beliau bertanya lagi. “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?”
jawab sahabat. Beliau diam sehingga para sahabat mengira beliau akan
menyebut nama yang bukan nama sebenarnya dari negeri dimaksud.
Ternyata tidak. “Bukankah ini negeri haram (mulia)?” kata beliau. “Ya,” jawab
sahabat.

“Hari apakah ini?” beliau bertanya untuk ketiga kali.

“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” para sahabat menjawab. Lagi-lagi beliau
diam agak lama. Dan lagi-lagi para sahabat menyangka beliau akan
menyebut nama lain untuk hari itu. Tetapi tidak. “Tidakkah ini hari
penyembelihan (kurban)?”  tandas beliau. “Ya,” jawab para sahabat. Beliau
bersabda, “Sungguh darah, harta dan kehormatan kalian adalah sesuatu
yang mulia dan terlarang (untuk dilanggar) bagi kalian sebagaimana
kemuliaan hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Sungguh
kalian bakal menghadap pada Tuhan kalian, lalu Dia akan menanyai kalian
mengenai amal perbuatan kalian.” (HR Al-Bukhari dan Muslim) 

Idul Adha benar-benar hari yang besar. Ini bukan hari biasa, seperti hari-hari
lainnya. Mari kita rasakan kebesarannya, kewibawaannya, kemuliaannya,
demikian kira-kira Nabi ‫ ﷺ‬menganjurkan pada kita. 

Hadirin…

Kebesaran hari itu mestinya membawa dampak pada perilaku kita.


Merasakan kebesarannya mendorong kita tertunduk malu di hadapan Allah
atas pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan selama ini. 
Tetapi sekarang, tampaknya, kebesaran dan kemuliaan hari seolah tak
berbekas di hati kita. Kita semakin tidak merasakan kebesarannya. Mungkin
kita melakukan ritual rutin pada hari itu: dengan melakukan shalat Idul Adha
dan berkurban. Namun selebihnya, kita tidak merasakan apa-apa. Yang
melanggar larangan tetap saja melanggar larangan. Yang mengabaikan
perintah tetap saja tak peduli dengan perintah Allah. 

Yang selama ini biasa mengambil hak milik orang lain secara tidak sah (entah
dengan mencuri, menipu, korupsi dan semacamnya) tetap saja melakukan
hal itu meski telah melewati hari nan besar itu. Yang biasa menindas orang
lain, melecehkan kehormatan orang lain, tetap saja melanjutkan
kebiasaannya, meski telah melewati hari nan besar. Idul Adha menjadi
hambar bagi kita. Idul Adha menjadi tak banyak berarti bagi kita.

Yang mencaci tetap mencaci karena merasa lebih hebat dan lebih baik.
Padahal Allah yang lebih segalanya. Apalagi menjelang pemilu, semakin
ramai cacian, makian dan hinaan antar sesama Muslim, hanya karena beda
pilihan. Padahal Rasulullah mengingatkan bahwa sesama Muslim adalah
mulia. Kenapa justru kita sendiri yang saling caci dan menghujat? 

‫الحمْد‬ ِ ‫هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر و‬


َ ‫هلل‬
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia.

Ibadah kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak jaman Nabi
Adam AS. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah ‫ ﷻ‬memiliki perintah kurban.
Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬tidak terlepas dari peristiwa
historis Nabi Ibrahim As. Rasulullah ‫ﷺ‬. suatu saat ditanya oleh sahabatnya
mengenai apa udlhiyah (penyembelihan kurban) itu? Beliau menegaskan:  ‫هذه‬
‫ س ّنة أبيكم إبراهيم‬ (ini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim As).

Nabi Ibrahim As hidup pada abad 18 SM. Masa persimpangan jalan pikiran
umat manusia tentang kurban-kurban manusia yang dipersembahkan kepada
dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka, sementara perintah Allah ‫ﷻ‬. kepada
Nabiyullah Ibrahim As untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail lantaran
diilhami dari suatu ru’yah (mimpi) sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran
(As-Shaaffat: 102) :

ِ ‫ظ ْ=ر َما َذا َت َر ٰى ۚ َقا َل َيا َأ َب‬


‫ت ا ْف َع= ْل‬ َ ‫َفلَمَّا َبلَ َغ َم َع ُه السَّعْ َي َقا َل َيا ُب َنيَّ ِإ ِّني َأ َر ٰى فِي ْال َم َن ِام َأ ِّني َأ ْذ َبح‬
ُ ‫ُك َفا ْن‬
‫ين‬ ِ ‫َما ُتْؤ َم ُر ۖ َس َت ِج ُد ِني= ِإنْ َشا َء هَّللا ُ م َِن الص‬
َ ‫َّاب ِر‬
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!” Ia
(Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
bersabar”.

Hadirin....
Setiap individu yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh Allah ‫ﷻ‬. Sebagai
bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan juga sebagai anak juga
akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah
‫ﷻ‬. 

Para mufassir menyatakan, perintah Allah ‫ ﷻ‬kepada Ibrahim agar


menyembelih putranya sendiri hendak menyampaikan pesan kepada kita,
bahwa betapapun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang
dimiliki, bukanlah sesuatu yang berarti bila Allah menghendakinya. Ridlo dan
mahabbah Allahlah yang sejatinya yang paling berarti dalam hidup ini. 

Disebutkan juga dalam akhir kisah tersebut, Allah ‫ ﷻ‬memberikan pengganti


seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam
melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-
Quran (As-Shaaffat: 107):

ٍ ‫َو َف َد ْي َناهُ ِب ِذب‬


‫ْح عَظِ ٍيم‬
“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. 

Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan mengorbankan


apapun jika memang diperintahkan, maka peristiwa Nabi Ibrahim as,  juga
mengandung ‘ibrah (pelajaran) bahwa Allah ‫ ﷻ‬menjunjung tinggi harkat,
martabat dan jiwa manusia, sehingga sama sekali tidak memperkenankan
manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai
tumbal apapun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau
melayangnya nyawa manusia.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah semangat kita


untuk berkorban bagi negeri kita tercinta yang saat ini sedang dirundung
kesusahan. Krisis moral yang terus menggerogoti, beban ekonomi
masyarakat yang semakin berat, dan kulitas pendidikan di negeri kita yang
belum hebat, narkoba merajalela dan kenakalan remaja di mana-mana. 

Dalam kondisi seperti ini sebenarnya kita banyak berharap dan mendoakan
mudah-mudahan para pemimpin kita, elit-elit kita, dalam berjuang tidak hanya
mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya, tapi untuk
kepentingan bangsa dan negara. Pengorbanan untuk kepentingan orang
banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka mensejahterahkan umat
memang memerlukan keterlibatan semua pihak. Semoga kita semua mampu
menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan
bersama.

Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk
rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya
Robbal alamin.
‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم إ ّنا أعطيناك الكوثر فص ّل لربك وانحر إنّ‬
‫شانئك هو األبتر‪.‬‬
‫آن ْالعَظِ ي ِْم‪َ ،‬و َن َف َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه مِنْ آ َي ِة َوذ ِْك ِر ْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ ِمناَّ‬
‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى القرْ ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ار َ‬ ‫َب َ‬
‫ُ‬
‫الغف ْو ُر الرَّ ِحيْم‬ ‫َّ‬
‫هللا العَظِ ْي َم ِإن ُه ه َُو َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َو ِمنك ْم ِتال َو َت ُه َوِإن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬و ق ْو ُل َق ْولِي َهذا َفأسْ َت ْغفِ ُ=ر َ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َب ُر هللَا ُ َأ ْك َبرُ‪ .‬‬


‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َو ِا ْم ِت َنا ِنهِ‪َ .‬وَأ ْش َه ُ=د َأنْ الَ ِالَ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫ك لَ ُه‬ ‫لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َع َ‬ ‫هلل َع َ‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َعلَى‬ ‫إلى ِرضْ َوا ِنهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫َوَأ ْش َه ُد أنَّ َس ِّي َد َنا= م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ى َ‬
‫اَلِ ِه َواَصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا‬

‫مْر َبدَ َأ فِ ْي ِه‬


‫َأمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُواهللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ لَم ُْوا َأنَّ هللاَ َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا‬ ‫صلُّ ْو َن َع َ‬ ‫ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َّنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل َتعاَلَى ِإنَّ َ‬
‫هللا َومَآلِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫آل َس ِّيدِناَ=‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬ ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪ .‬الل ُه َّم َ‬
‫َ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ض الل ُه َّم َع ِن الخل َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن ِبى َبك ٍر‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬
‫ك َوالمَآلِئ َك ِة ال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫م َُح َّم ٍد َو َعلى اَن ِبيآِئ َ‬
‫ك َو ُر ُسلِ َ‬
‫ان ِالى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫َ‬ ‫َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِيّ َو َعنْ َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوالت ِاب ِعي َْن َو َت ِاب ِعي= الت ِاب ِعي َْن ل ُه ْم ِباِحْ َس ٍ‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬
‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬
‫ِك َيا اَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ‫َوارْ َ‬

‫ت الل ُه َّم َأعِ َّز ْاِإلسْ الَ َم‬ ‫مْوا ِ‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَ َ‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ْ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِّدي َْن َواخذ ْل َمنْ‬ ‫ْ‬
‫َك الم َُوحِّ دِين َوانصُرْ َمنْ َن َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ك َوال ُمش ِر ِكي َْن َوانص ْ=ُر عِ َباد َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬
‫َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ِذ َّل الشرْ َ‬
‫ِّ‬
‫ْن‪ .‬الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء‬ ‫ك ِإلَى َي ْو َم ال ِّدي ِ‬ ‫ْن َواعْ ِل َكلِ َما ِت َ‬ ‫َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو َدمِّرْ َأعْ دَا َءال ِّدي ِ‬
‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َ=ء ْالفِ ْت َن ِة َو ْالم َِح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َعنْ َبلَ ِد َنا ِا ْن ُدو ِنيْسِ َّيا= خآص ًَّة َو َس ِ‬
‫اِئر‬ ‫َو َّ‬
‫َ‬ ‫ً‬ ‫ً‬
‫َان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآمَّة َيا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪َ .‬ر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َنة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َنة َوقِ َنا َعذ َ‬
‫اب‬ ‫ً‬ ‫ب ُْلد ِ‬
‫لخاسِ ِري َْن‪.‬‬ ‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظلَ ْم َنا اَ ْنفُ َس َنا َواِنْ لَ ْم َت ْغفِرْ لَ َنا َو َترْ َح ْم َنا لَ َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬ ‫ال َّن ِ‬
‫بى َو َي ْن َهى= َع ِن ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْال َب ْغي‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫ْأ‬
‫هللا َي ُم ُر َنا ِباْل َع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬
‫هللا ! ِإنَّ َ‬ ‫عِ َبا َد ِ‬
‫َأ‬
‫هللا ْك َبرْ‬ ‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَذ ِْك ُر ِ‬ ‫ْ‬
‫هللا ْالعَظِ ْي َم َيذ ُكرْ ُك ْ=م َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫ِظ ُك ْم لَ َعل ُك ْم َتذ َّكر ُْو َن َواذ ُكرُوا َ‬ ‫َيع ُ‬

You might also like