You are on page 1of 8

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 6.

Oktober 2015, 25-32

PENGARUH LKS BERORIENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM


METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG

Desestra1) Hufri2) Fatni Mufit2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
desestra@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is still at least a scientific approach oriented teaching materials
including student worksheet (LKS) and learning methods that are less attractive, including of SMA state 2
Padang. In curriculum requires tecahers to be able to utilize the entire potensial of the students in the teaching,
so that the student centered learning. One approach with regard to these demands is the scientific approach, so
that learning can be implemented with either the necessary teaching materials and methods that support the
learning process. This purpose of research to investigate the influence of LKS oriented scientific approach in
the method of quantum learning to learning outcomes-physics class X students of SMA state 2 Padang in the
school year 2014/2015. This type of research is a "quasi experimenal" with the draft "only randomized control
group design. Sampling was done by using cluster random sampling. Data research include learning outcomes
in the cognitive, affective, and psychomotor. The research instrument in the form of a written test for cognitive
learning outcomes, observation sheet for affective learning outcomes, and the scoring rubric for the assessment
of psychomotor performance. Data analysis of learning outcomes in the cognitive and psychomotor the
experimental class is better than the control class, except for affective learning outcome. On the affective
obtained th = 0.955 < tt = 1.67 , on the cognitive obtained th = 2.31 > tt = 1.67, and the psychomotor obtained
th = 2.50 > tt = 1.67. Based on the data analysis can be presented result of research. The hypothesis that there
is a significant effect of giving LKS oriented scientific approach in the method of quantum learning to learning
outcomes-Physics class X students of SMA state 2 Padang can be accepted for learning outcomes in the
cognitive and psychomotor except for affective learning outcome at the 0.05 significance level.

Keywords: Student worksheet, Saintific approach, Method of quantum learning, Learning outcomes

PENDAHULUAN torium. Disamping itu, juga dilakukan penyempur-


Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan naan kurikulum dari Kurikulum Berbasis Kom-
Teknologi (IPTEK) yang semakin maju, tuntutan petensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendi-
akan sumber daya manusia yang berkualitas sangat dikan (KTSP), dan sekarang disempurnakan lagi
diperlukan. Pendidikan merupakan salah satu cara dengan Kurikulum 2013.
untuk membentuk sumber daya manusia yang Kurikulum 2013 menuntut penilaian autentik
berkualitas. Melalui pendidikan, manusia dapat pada proses dan hasil belajar. Penilaian autentik
mengembangkan potensi dalam dirinya dan mem- (Authentic Assessment) merupakan pengukuran
berdayakan potensi alam dan lingkungan. Salah yang bermakna dilakukan secara signifikan atas
satu bentuk pendidikan itu adalah melalui pembe- hasil belajar peserta didik untuk ketiga ranah hasil
lajaran fisika . belajar, yaitu ranah afektif, kognitif, dan psiko-
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu motor[2]. Hasil belajar tersebut diperoleh dari lima
Pengetahuan Alam yang bertujuan mempelajari pengalaman belajar pokok. Lima pengalaman bela-
dan menganalisis pemahaman secara kuantitatif jar tersebut yaitu : mengamati, menanya, mengum-
tentang gejala atau proses alam dan tentang sifat pulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomu-
zat serta penerapannya[1]. Jadi, fisika suatu ilmu nikasikan. Kelima proses pembelajaran tersebut
pengetahuan yang mempelajari tentang bagian- merupakan tahapan pembelajaran berupa pende-
bagian dari alam dan mempelajari interaksi yang katan ilmiah. Jadi, pembelajaran menurut kuri-
ada di dalamnya. kulum 2013 merupakan pembelajaran ilmiah, suatu
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pembelajaran yang beresensikan pendekatan ilmiah
untuk meningkatkan mutu pendidikan termasuk atau pendekatan scientific.
mata pelajaran fisika . Baik dari segi pembenahan Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh
sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan pemerintah dan guru, namun masih terdapat
profesionalisme tenaga pengajar melalui program hambatan - hambatan dan kekurangan.
sertifikasi guru, penyediaan peralatan labora-

25
Kenyataan-nya di lapangan hasil belajar fisika masih pemahan siswa pada ranah kognitif dan ranah
rendah bila dibandingkan dengan KKM yang telah psikomotor dengan adanya kegiatan mencoba atau
ditetap-kan sekolah yaitu 80. Hal itu dapat dilihat menyelidiki. Berbeda dengan LKS biasa yang ada di
dari rata-rata nilai ulangan harian I fisika. SMAN 2 Padang, yang banyak pemahaman pada
Berdasarkan obser-vasi yang peneliti lakukan ranah kognitif saja berupa soal-soal pada setiap uji
diperoleh ulangan harian I fisika kelas X MIA kompetensinya.
semester I SMA Negeri 2 Padang pada Tabel 1. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikata-
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Fisika kan dibutuhkan LKS yang sesuai dengan pelaksana-
Rata- Nilai Nilai an kurikulum 2013 berupa LKS berorientasi pen-
Kelas
Rata Tertinggi Terendah dekatan saintifik. LKS disusun dengan materi dan
X MIA 1 71 90 0 tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk
X MIA 2 68 85 40 tujuan tertentu. Seperti LKS yang membantu peserta
X MIA 3 62 85 0 didik menemukan konsep, menerapkan dan mengin-
X MIA 4 70 85 50 tegrasikan konsep-konsep yang ditemukan. Fungsi
X MIA 5 64 80 45 lain yaitu LKS penuntun belajar, penguatan dan pe-
X MIA 6 66 90 40 tunjuk praktikum. [3].
X MIA 7 71 90 0 Penulisan LKS disesuaikan dengan tujuan dan
X MIA 8 65 80 40 materi pelajaran. Penyusunan LKS tidak dapat
Sumber : Guru Fisika SMA Negeri 2 Padang dilakukan sembarangan, karena LKS digunakan oleh
siswa dalam proses pembelajaran yang menun-tut
Tabel 1 menunjukkan belum tercapainya hasil
ketuntasan pencapaian hasil belajarnya. Penyu-sunan
belajar yang diharapkan. Rata-rata nilai harian untuk
LKS harus sesuai dengan prosedur dan aturan yang
seluruh kelas dibawah 80. Berdasarkan observasi
telah ditetapkan secara nasional. Struktur penulisan
peneliti masalah tersebut diakibatkan oleh beberapa
hal. Belum tersedianya bahan ajar yang mendukung LKS secara umum : identitas , petunjuk belajar ,
proses pembelajaran dengan pendekat-an saintifik, kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran,
informasi pendukung, paparan isi materi, tugas,
khususnya LKS. Rendahnya hasil belajar ini juga di-
langkah-langkah kerja, dan penilaian[4]. Oleh sebab
sebabkan jarangnya guru membuat bahan ajar
itu, penulisan LKS tidak bisa sembarangan.
sendiri termasuk LKS, biasa-nya guru hanya meng-
Selain itu dibutuhkan suatu metode pembe-
gunakan LKS yang dijual di lapangan. Pelaksanaan
pendekatan saintifik yang masih baru diterapkan. lajaran yang dapat membantu siswa untuk mema-
Metoda yang digunakan guru belum bervariasi. hami materi fisika dengan lebih baik dan menarik.
Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat
Anggapan siswa bahwa fisika pelajaran yang sulit.
mengatasi permasalahan tersebut dan dapat
Hal lain, yaitu umumnya materi yang disampaikan
mengembangkan kreatifitas siswa sehingga dapat
guru masih besifat abstrak dengan penjabaran
rumus-rumus dan materi masih bersifat materi tercipta pembelajaran yang efektif, efisien, dan
hapalan. menyenangkan adalah metode pembelajaran
Quantum (Quantun Learning). Quantum berarti per-
Seharusnya guru dalam pembelajaran fisika
cepatan atau lompatan. Kerangka pemikiran yang
menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan
dibangun oleh ciri pembelajaran quantum learning
konteks materi dan tujuan pembelajaran, khususnya
ini adalah adanya sikap positif yang dibangun dalam
LKS. Lembar Kerja Siwa tersebut hendaklah dapat
membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran. diri siswa.
Menggunakan metoda yang sesuai dengan tujuan Quantum learning merupakan penggubahan
gaya belajar yang meriah dengan segala nuansanya
pembelajaran bagi siswa. Metode yang digunakan
yang berfokus pada hubungan dinamis dalam
harusnya dapat mengaktifkan siswa, percaya diri
lingkungan kelas[5]. Dengan adanya metode quantum
siswa, kreativitas siswa, motivasi dan minat siswa
learning diharapkan situasi pembelajaran fisika yang
dalam pembelajaran fisika.
Pelaksanaan pendekatan saintifik sebagai suatu menegangkan dan terkesan serius dapat dirubah
keharusan dalam kurikulum 2013 guru mengalami menjadi pembelajaran yang menyenangkan sehingga
siswa lebih mudah mencapai kompetensi yang
kesulitan mengimplementasikannya dalam pembela-
diharapkan.
jaran, karena masih baru dilaksanakan. Belum ter-
Metode quantum learning akan membantu
sedianya LKS di sekolah yang sesuai dengan pene-
guru menciptakan kondisi belajar yang efektif
rapan Kurikulum 2103.
Lembar Kerja Siswa berorientasi pendekatan dengan memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada
siswa, misalnya rasa ingin tahu dan kondisi ling-
saintifik memuat adanya kegiatan 5M. Langkah
kungan belajarnya melalui interaksi-interaksi yang
kegiatan pembelajaran mengikuti 5 komponen pen-
terdapat di dalam kelas[6]. Metode pembelajar-an ini
dekatan saintifik. Komponen tersebut berupa ke-
mempunyai kerangka berupa TANDUR (Tumbuh-
giatan mengamati, menanya, mengumpulkan infor-
masi, mengassosiasi/menalar, dan mengkomunikasi- kan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan
kan. Lembar Kerja Siswa tersebut dapat menguji Rayakan)[7]. Untuk mendukung terciptanya komuni-

26
tas belajar yang efektif dan menyenangkan, maka dengan kurikulum 2013, metode quantum learning
dalam penerapan metode pembelajaran kuantum ini kemampuan awal siswa kedua kelas setara, buku,
diperlukan beberapa alat atau bahan ajar seperti waktu dan jumlah soal yang digunakan adalah sama.
Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pendekatan Data dalam penelitian ini merupakan data
saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013.. primer. Data primer adalah data yang diperoleh
Kurikulum 2013 mengharuskan guru untuk peneliti langsung dari sampel. Data yang diperoleh
menggunakan pendekatan saintifik dalam proses berasal dari hasil belajar siswa sesudah diberi per-
pendidikan untuk setiap mata pelajran termasuk lakuan meliputi hasil belajar fisika pada ranah
mata pelajaran fisika. Berdasarkan uraian di atas, kognitif yang diambil melalui tes akhir. Ranah
maka dilakukan penelitian tentang, “Pengaruh LKS afektif yang dikumpulkan melalui lembar observasi
Berorientasi Pendekatan Saintifik Dalam Metode sikap dan ranah psikomotor melalui lembar pe-
Quatum Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika nilaian unjuk kerja.
Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang’’. Prosedur penelitian ada tiga yaitu tahap per-
siapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Pada tahap
METODE PENELITIAN pelaksanaan yang dilakukan yaitu, menetap-kan
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen jadwal dan surat penelitian, menentukan kelas-kelas
semu. Penelitian eksperimen semu merupakan sampel penelitian, mempersiapkan perangkat pem-
penelitian yang tidak mengontrol semua variabel belajaran seperti RPP, bahan ajar khususnya LKS,
yang berhubungan dengan sampel kecuali beberapa mempersiapkan instrumen penelitian. Instrumen un-
variabel yang diperlukan di dalam proses tuk ranah kognitif yaitu kisi-kisi soal tes akhir dan
penelitian[8]. Rancangan penelitiannya Randomized soal tes akhir. Instrumen untuk ranah afektif yaitu
Control Group Only Design. Penelitian ini terdiri lembar observasi dan instrumen untuk ranah psiko-
dari dua kelas yaitu kelas eksperimen yang motor yaitu lembar penilaian unjuk kerja.
menggunakan LKS berorientasi pendekatan saintifik Hal yang dilakukan ada tahap pelaksanaan,
dan kelas kontrol yang tidak menggunakan LKS yaitu melaksanakan pembelajaran dikelas eksper-
berorientasi pendekatan saintifik. Rancangan imen dan kelas kontrol sesuai dengan skenario pem-
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. belajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, kelas
Tabel 2. Rancangan Penelitian eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan
Kelas Pretest Perlakuan Postest yang berbeda. Kelas eksperimen pem-belajarannya
Eksperimen - X T menggunakan LKS berorientasi pendekatan saintifik
Kontrol - - T sedangkan kelas kontrol menggunakan LKS yang
Keterangan : ada di sekolah.
X = LKS berorientasi pendekatan saintifik Tahap penyelesaian penelitian dengan me-
T = Pelaksanan tes akhir pada kelas sampel lakukan tes akhir untuk kedua kelas sampel. Untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah semua menentukan soal tes akhir dilakukan langkah-
siswa kelas X SMAN 2 Padang. Yang terdiri dari 8 langkah yaitu membuat kisi-kisi soal, menyusun soal
kelas X peminatan MIA. Tiap-tiap kelas terdiri dari uji coba, melakukan uji coba soal dan melakukan
31 hingga 32 orang siswa. Semua siswa kelas X analisis statistik untuk menentukan daya pembeda,
SMAN 2 Padang diperkirakan berjumlah 252 orang. indeks kesukaran, validitas dan reliabilitas soal.
Penentuan kelas sampel menggunakan teknik Uji coba soal tes akhir di SMAN 7 Padang.
Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sam- Selanjutnya menganalisis uji coba soal tersebut
pel pada kelompok individu-individu yang telah ada dengan menentukan reliabilitas, indeks kesukaran
disekolah yaitu kelas bukan secara individual[9]. dan daya pembedanya. Reliabilitas merupakan
Untuk membuktikan kelas sampel yang di- ketepatan suatu tes apabila diujikan pada objek yang
ambil mempunyai kemampuan awal yang sama sama. Untuk menentukan reliabilitas suatu tes digu-
maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Kelas nakan rumus Kuder Richardson (KR-21)[10]. Ber-
sampel yang dipilih adalah kelas yang mempunyai dasarkan analisis reliabilitas soal uji coba indeks
nilai rata-rata mendekati. Kedua kelas sampel realibilitas soal diperoleh 0,85 dengan klasifikasi
tersebut yaitu kelas X MIA3 dan kelas X MIA4. sangat tinggi.
Berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata berupa uji t, Bilangan yang menunjukkan sulit atau mu-
didapatkan kedua kelas mempunyai kemampuan dahnya soal disebut dengan tingkat kesukaran (P)[11].
awal yang sama. Kemudian, ditentukan kelas Dari 55 soal diperoleh 22 soal kriteria mudah 28 soal
eksperimen dan kontrol secara acak. Kelas eks- kriteria sedang dan 5 soal kriteria sukar. Adapun
perimen yaitu kelas X MIA4.dan kelas kontrol yaitu yang dimaksud dengan daya pembeda soal
kelas X MIA3. merupakan kemampuan soal untuk membedakan
Variabel penelitian ada tiga. Pertama, variabel siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan
bebas yaitu LKS berorientasi pendekatan saintifik. yang rendah[12]. Berdasarkan analisis tingkat kesu-
Kedua, variabel terikat yaitu hasil belajar. Ketiga, karan dan daya beda soal uji coba sebanyak 55 butir
variabel kontrol yaitu materi yang digunakan sesuai soal maka diperoleh 15 soal dibuang, 10 soal di-

27
revisi, dan 30 soal yang dipakai. Sehingga diperoleh nyata 0,05. Disisi lain, untuk harga-harga lainnya
40 butir soal yang dipakai untuk tes akhir. maka Ho ditolak.
Data hasil belajar ranah afektif diambil dengan
format penilaian ranah afektif selama pembelajaran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
berlangsung. Aspek penilaian pada ranah afektif me- 1. Hasil Penelitian
liputi receiving, responding, valuating, organization, Penilaian pembelajaran dilakukan pada ketiga
dan characterization. Tiap-tiap aspek memiliki in- ranah hasil belajar yaitu ranah kognitif, afektif, dan
dikator. Pengambilan data untuk aspek sikap pada psikomotor. Data penilaian hasil belajar siswa pada
characterization yang dinilai berdasarkan pada KI 1 ranah kognitif didapatkan dari tes tertulis diakhir
dan KI 2 Masing-masing aspek tersebut memiliki 5 penelitian. Soal berbentuk objektif dengan jumlah 40
sub indikator. Masing-masing indikator dan sub butir soal. Berikut data interval hasil belajar fisika
indikator tersebut diisi dengan skor rentang nilai satu pada ranah kognitif antara kelas eksperimen dan
sampai empat. kelas kontrol yang terlihat pada Gambar 1.
Data hasil belajar untuk ranah psikomotor
diambil selama proses pembelajaran pratikum ber-
63.33%
langsung langsung menggunakan lembar penilaian 56.67%
unjuk kerja. Aspek ranah psikomotor yang dinilai 36.67% 43.33%
pada tahap menyelidiki yang terdiri dari beberapa
indikator. Untuk penilaian ranah psikomotor, tiap- 0% 0% 0% 0% 0% 0%
tiap indikator diberi skor satu sampai tiga.
Analisis data yang digunakan yaitu, uji 0-20 21-40 41-60 61-8- 81-100
kesamaan dua rata-rata. Sebelumnya harus melaku- Interval Nilai
kan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji nor- eksperimen kontrol
malitas bertujuan untuk mengidentifikasi apakah Gambar 1. Interval Persentase Hasil Belajar Ranah
kedua sampel berasal dari populasi yang terdistri- Kognitif
busi normal. Uji Liliefors merupakan uji yang di-
gunakan untuk menguji normalitas data kelas Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh
sampel. Jika analisis L0 < Lt, maka sampel terdistri- nilai rata-rata ( x ), variansi (S2), nilai maks dan nilai
busi normal dan Jika L0 > Lt, maka sampel tidak min untuk kelas eksperimen dan kontrol disajikan
terdistribusi normal. seperti pada Tabel 3.
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji Tabel 3. Nilai Rata-Rata, Variansi, Nilai Maks dan
apakah kedua sampel mampunyai varians yang Nilai Min Masing-Masing Kelas Sampel
homogen (sama) atau tidak. Untuk uji homogenitas Ni-
digunakan uji F dengan membandingkan harga Nilai
Kelas N X S2 lai
Fhitung dengan harga Ftabel dalam taraf nyata 0,05 . maks
min
Jika harga Ftabel > Fhitung, hal ini berarti kedua kelas
memiliki variansi yang sama. Sebaliknya jika Ftabel < Eksperimen 30 82,33 104,28 95,0 62,5
Fhitung, berarti kedua kelompok tidak mempunyai Kontrol 30 76,25 102,91 92,5 60,0
variansi yang sama.
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa
menyelidiki apakah hasil belajar siswa kedua kelas rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (82,33)
sampel memiliki perbedaan yang berarti atau tidak. lebih tinggi daripada kelas kontrol (76,25) untuk
Dalam penelitian uji kesamaan dua rata-rata yang hasil belajar pada ranah kognitif. Untuk mengetahui
digunakan adalah uji t untuk ketiga ranah hasil pengaruh yang berarti hasil tes akhir kedua kelas
belajar, mencakup ranah kognitif, afektif, dan psi- sampel maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata.
komotor. Jika memenuhi syarat yaitu sampel dari Terlebih dahulu dengan melalukan uji normalitas
populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelas dan uji homogenitas.
mempunyai variansi yang sama atau homogen. Hasil uji normalitas yang didapatkan harga Lo
Maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji dan Lt pada taraf nyata 0,05 seperti terangkum
kesamaan dua rata-rata berupa uji t. dalam Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Masing-
Rumus uji t adalah : Masing Kelas Sampel Ranah Kognitif
x1  x 2 ........................................... (1) Kelas Α N Lo Lt Distribusi
t
1 1 Eksperimen 0,0 30 0,1075 0,1619 Normal
s 
n1 n2 Kontrol 5 30 0,1464 0,1619 Normal
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada Berdasarkan Tabel 4 kedua kelas sampel memiliki
tabel distribusi t. Pengujian hipotesis dilakukan nilai Lo< Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini menun-
dengan kriteria terima Ho jika : pada taraf

28
jukkan bahwa data hasil tes akhir tiap-tiap kelas Berdasarkan Tabel 7 dapat dipaparkan bahwa
sampel terdistribusi normal. rata-rata nilai hasil belajar pada ranah afektif untuk
Perolehan uji homogenitas yang dilakukan kelas eksperimen 84,03 lebih baik daripada dengan
dihasilkan Fhitung adalah 1,01 dan Ftabel adalah 1,85. kelas kontrol dengan nilai 81,03. Simpangan baku
Oleh karena itu, Fh < F(0,05);(29,29), hal ini berarti ke- kelas eksperimen lebih kecil dari simpangan baku
lompok data mempunyai variansi yang sama. Hasil kelas kontrol. Hal ini berarti rentang nilai siswa
uji homogenitas disajikan pada Tabel 5. kelas eksperimen lebih kecil daripada kelas kontrol.
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel Pengujian hipotesius dengan uji kesamaan dua rata-
Ranah Kognitif rata dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
Kelas N S2 Fh Ft Keterangan perbedaan yang berarti dari hasil belajar pada ranah
Eksperimen 30 104,28 afektif untuk kedua kelas sampel.
1,01 1,85 Homogen Hasil uji normalitas yang dilakukan berupa
Kontrol 30 102,91
Berdasarkan pengujian normalitas dan uji Liliefors, didapatkan harga Lo dan Lt pada taraf
homogenitas tes akhir yang dilakukan pada kedua nyata 0,05 terangkum pada Tabel 8.
kelas sampel, diperoleh bahwa data pada masing- Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Masing-
masing kelas sampel terdistribusi normal dan me- Masing Kelas Sampel Ranah Afektif
miliki variansi yang sama. Maka uji hipotesis pe- Kelas  N Lo Lt Distribusi
nelitian yang dipakai adalah uji t. Hasil analisis Eksperimen 30 0,1295 0,1619 Normal
statistik uji t tes akhir kedua kelas sampel terangkum 0,05
Kontrol 30 0,1126 0,1619 Normal
pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 8 dapat dinyatakan bahwa kedua
Tabel 6. Hasil Uji t Ranah Kognitif
kelas sampel memiliki nilai Lo< Lt pada taraf nyata
Kelas N X S2 th tt 0,05. Hal ini berarti masing-masing kelas sampel
terdistribusi normal.
Eksperimen 30 82,33 104,28 2,3
1,67 Hasil uji homogenitas variansi yang dilakukan
1
Kontrol 30 76,25 102,91 diperoleh nilai Fhitung= 1,25 dan Ftabel dengan taraf
Tabel 6 menjelaskan bahwa nilai thitung= 2,31 nyata 0,05. Pada taraf dkpembilang 29 dan dkpenyebut 29
dan ttabel =1,67 dengan kriteria pengujian Ho bernilai 1,85. Pada keadaan itu, maka Fh < F(0,05);
diterima jika th < t(1-α) dan Ho ditolak jika mem- (29,29), hal ini berarti kelompok data mem-punyai
punyai harga lain pada taraf nyata 0,05 dengan variansi yang sama. Hasil uji homogenitas kelas
derajat kebebasan (n1 + n2) – 2. Nilai thitung berada sampel terlihat pada Tabel 9.
diluar daerah penerimaan Ho sehingga dikatakan Ho Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel
ditolak pada taraf nyata 0,05. Oleh karena itu, Hi Ranah Afektif
yang berbunyi ‘‘terdapat perbedaan yang berarti dari Kelas N S2 Fh Ft Keterangan
penggunaan LKS berorientasi pendekatan saintifik Eksperimen 30 142,79
dalam metode quantum learning terhadap hasil 1,21 1,85 Homogen
Kontrol 30 173,07
belajar siswa kelas X SMAN 2 Padang pada ranah
Setelah pengujian normalitas dan pengujian
kognitif diterima.
homogenitas yang dilakukan terhadap data tes akhir
Data penilaian hasil belajar pada ranah afektif
hasil belajar pada ranah afektif untuk kedua kelas
untuk kedua kelas sampel, baik kelas eksperimen sampel. Hasil diperoleh bahwa data masing--masing
ataupun kelas kontrol. Data tersebut diperoleh kelas sampel terdistribusi normal dan memiliki
selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yang
variansi yang homogen. Maka pengujian hipotesis
mencakup lima aspek penilaian ranah afektif. Data
penelitian yang dipakai adalah uji kesamaan dua
ini diambil dengan menggunakan format penilaian
rata-rata berupa uji t. Perhitungan secara statistik
afektif yang diambil oleh dua observer. Berdasarkan
dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar pada
hasil perhitungan secara statistik, diperoleh varians ranah afektif. Hasil analisis uji t tersebut terangkum
(S2) , nilai rata-rata ( x ), nilai maks dan nilai min seperti disajikan pada Tabel 10.
kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Rata-Rata, Variansi, Nilai Maks dan Tabel 10. Hasil Uji t Ranah Afektif
Min Masing-Masing Kelas Sampel Ranah Kelas N S2 th tt
X
Afektif
Ni- Eksperimen 30 84,03 142,79 1,
Nilai 0,95
Kelas N S2 lai Kontrol 30 81,00 173,07 67
X maks
min Berdasarkan Tabel 10 dapat dinyatakan bahwa
Eksperimen 30 84,03 142,79 100 61 harga thitung adalah 0,95 dan ttabel adalah 1,67 dengan
Kontrol 30 81,00 173,07 100 61 kriteria pengujian Ho diterima jika th < t(1-α) dan Ho
ditolak jika mempunyai harga lain pada taraf nyata
0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2.

29
Nilai thitung berada di daerah penerimaan Ho, se- Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan,
hingga Ho diterima pada taraf nyata 0,05. Dengan diperoleh harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05
demikian hipotesis yang berbunyi ”terdapat perbeda- yang disajikan pada Tabel 12.
an yang berarti dari penggunaan LKS berorientasi Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas
pendekatan saintifik dalam metode quantum Sampel Ranah Psikomotor
learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN Kelas α N Lo Lt Distribusi
2 Padang pada ranah afektif” ditolak. Eksperimen 30 0,1292 0,1619 Normal
Data penelitian pada ranah psikomotor 0,05
Kontrol 30 0,1540 0,1619 Normal
diperoleh melalui hasil pengamatan selama proses
kegiatan pratikum. Pengambilan data ini dengan Berdasarkan Tabel 12 dapat kemukakan bahwa
menggunakan format penilaian unjuk kerja. Indika- masing-masing kelas sampel mempunyai nilai Lo< Lt
tor penilaian ranah psikomotor yang diambil yaitu pada taraf nyata 0,05. Ini menunjukkan bahwa data
pada tahap menyelidiki. hasil kedua kelas sampel pada ranah psikomotor
Hasil belajar pada ranah psikomotor ini di- berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
dapatkan berdasarkan hasil penyelidikan ketika Hasil uji homogenitas varians yang dilakukan
siswa melakukan percobaan atau praktikum di untuk hasil belajar ranah psikomotor didapatkan
sekolah. Berikut data hasil belajar fisika pada ranah nilai Fhitung adalah 1,84 dan Ftabel dengan taraf nyata
psikomotor antara kelas eksperimen dan kelas α=0,05. Harga Fh pada dkpembilang 29 dan dkpenyebut 29
kontrol seperti pada Gambar 2. bernilai 1,85, maka Fh < F(0,05);(29,29), hal ini menun-
jukkan kelompok data memiliki varians yang
76.67% homogen. Hasil uji homogenitas kelas sampel
53.33% 46.67% terangkum pada Tabel 13.
23.33% Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
0% 0% 0% 0% 0% 0% Sampel Ranah Psikomotor
Kelas N S2 Fh Ft Keterangan
0-20 21-40 41-60 61-80 81-100 Eksperimen 30 111,62
1,84 1,85 Homogen
eksperimen kontrol Kontrol 30 205,30
Setelah melakukan uji normalitas data berasal
Gambar 2. Interval Persentase Hasil Belajar Ranah dari populasi yang terdistribusi normal dan ber-
Psikomotor dasarkan uji homogenitas data memiliki varians
Berdasarkan Gambar 2 dapat dinyatakan bahwa rata- yang homogen. Maka uji hipotesis penelitian yang
rata persentase perolehan interval nilai kelas digunakan berupa uji t. Hasil analisis uji t kelas
eksperimen untuk ranah psikomotor lebih tinggi sampel seperti pada Tabel 14.
dibandingkan dengan rata-rata persentase interval Tabel 14. Hasil Uji t Ranah psikomotor
nilai kelas kontrol. Ini disebabkan penggunaan LKS Kelas N X S2 th tt
berorientasi pendekatan saintifik di kelas eks-
perimen sedangkan kelas kontrol tidak LKS ber- Eksperimen 30 88,11 111,62
2,50 1,67
orientasi pendekatan saintifik dalam kegiatan pem- Kontrol 30 80,22 205,30
belajarannya. Perlakuan tersebut memberikan hasil Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa nilai thitung
yang cukup berpengaruh untuk kedua kelas sampel. adalah 2.56 dan ttabel adalah 1,67 dengan kriteria
Hasil pengolahan data-data hasil belajar untuk pengujian terima Ho jika th < t(1-(α) dan tolak Ho jika
ranah Psikomotor dilakukan melalui perhitungan memiliki nilai lain pada taraf nyata 0,05 dengan
secara statistik, hasil perhitungan yang didapatkan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Nilai thitung
berupa nilai rata-rata ( x ), varians (S2), nilai maksi- berada diluar daerah penerimaan Ho sehingga Ho
mum dan nilai minimum kedua kelas sampel seperti ditolak pada taraf nyata 0,05. Oleh karena itu, Hi
disajikan pada Tabel 11. yang berbunyi ‘‘terdapat perbedaan yang berarti dari
Tabel 11. Nilai Rata-Rata, Varians Kelas, Nilai penggunaan LKS berorientasi pendekatan saintifik
Maks dan Nilai Min Kelas Sampel dalam metode quantum learning terhadap hasil
Ranah Psikomotor belajar siswa kelas X SMAN 2 Padang pada ranah
Nilai Nilai psikomotor diterima.
Kelas N X S2
maks min
Eksperimen 30 88,11 111,62 100 66,67 2. Pembahasan
Penggunaan LKS berorientasi pendekatan
Kontrol 30 80,22 205,30 100 53,33
saintifik terhadap pencapaian hasil belajar pada
Tabel 11 menjelaskan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif menunjukkan hasil yang lebih baik,
siswa pada ranah psikomotor kelas eksperimen rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen
dengan nilai 88,11 lebih tinggi daripada kelas lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar
kontrol dengan nilai 80,22. siswa kelas kontrol pada ranah kognitif hal ini dapat
dilihat berdasarkan Gambar 4.

30
0.76% lebih mandiri, dan percaya diri[7]. Selain itu, pene-
0.63%
0.37% rapan konsep langkah-langkah pembelajaran dalam
0.23% pendekatan saintifik juga dilaksanakan saat
pembelajaran untuk kedua kelas sampel. Oleh sebab
itu, sikap siswa untuk keua kelas sampel tidak
eksperimen kontrol
menunjukkan perbedaan yang berarti berdasarkan
tuntas tidak tuntas perlakuan yang diberikan.
Gambar 4. Persentase Jumlah Siswa dalam Penggunaan LKS berorientasi pendekatan sain-
Memenuhi KKM pada Ranah Kognitif tifik terhadap pencapaian hasil belajar pada ranah
Ketuntasan belajar siswa secara individu pada psikomotor yaitu saat pratikum menunjukkan hasil
kelas eksperimen jauh lebih baik,nilai siswa yang di yang lebih baik. Hasil belajar siswa pada ranah
atas Kriteria Ketuntasan Minimal lebih banyak psikomotor diperoleh dari rata-rata penilaian ranah
dibandingkan kelas kontrol. Selama kegiatan peneli- psikomotor selama proses pembelajaran. Aspek
tian, peneliti berusaha menerapkan pendekatan yang dinilai terdiri dari 5 indikator. Indikator-
Saintifik dengan cara yang sama untuk kedua kelas indikator itu secara umum adalah menyiapkan alat
sampel. Tetapi untuk kelas kontrol kadang menga- dan bahan, melakukan pratikum, menulis hasil
lami kendala. Siswa pada kelas kontrol lebih susah pengamatan, menafsirkan hasil pengamatan, dan
memahami langkah yang diterapkan dalam mempersentasikan hasil. Dari hasil yang didapat,
pembelajaran karena tahap pembelajaran tersebut disimpulkan bahwa masing-masing indikator dapat
tidak dilihatnya secara nyata. Sehingga dalam proses dicapai siswa dengan baik, hasilnya untuk kelas
konstruksi materi, waktu yang dibutuhkan untuk eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
pemahaman lebih lama. Berbeda untuk kelas ekspe- Hasil pencapaian siswa pada ranah afektif dapat
rimen, siswa lebih aktif memahami materi secara dilihat pada Gambar 5.
berkelompok. Mereka berusaha memahami materi 0.76%
dengan baik dan detail sesuai dengan langkah yang 0.63%
tertera pada LKS. 0.37%
0.23%
Perolehan nilai masing-masing kelas sampel
untuk ranah afektif terlihat pada Gambar 3.
eksperimen kontrol
Rata-Rata Hasil Belajar Ranah Afektif tuntas tidak tuntas
100
Gambar 5. Persentase Jumlah Siswa dalam
Memenuhi KKM pada Ranah
Rata-rata

50 Eksperimen Psikomotor
Pendekatan pembelajaran berorientasi
Kontrol pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang
0 tepat digunakan pada pembelajaran fisika. Pelaksa-
1 2 3 4 5 naan penerapan LKS berorientasi pendekatan
Aspek Penilaian Ranah Afektif saintifik, siswa akan lebih termotivasi untuk
Keterangan : mengikuti pembelajaran dan melibatkan siswa dalam
1.Receiving 4. Organization proses mengamati, menanya, mengumpulkan in-
2.Responding 5. Characterization formasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Ke-
3.Valuating giatan tersebut membuat siswa berfikir untuk
Gambar 3. Hasil Pengamatan Ranah Afektif Kedua menemukan konsep, prinsip, atau hukum-hukum
Kelas Sampel fisika. Hal itu sesuai dengan tujuan dari Lembar
Berdasarkan Gambar 3 dapat dinyatakan bahwa rata- Kerja Siswa antara lain : bahan ajar yang memberi
rata perolehan nilai siswa pada ranah afektif kemudahan peserta didik untuk berinteraksi dengan
menunjukkan siswa kelas eksperimen tidak selalu materi yang diajarkan. Selain itu juga menyediakan
lebih baik daripada nilai siswa pada kelas kontrol. tugas-tugas yang menambah penguasaan peserta
Penggunaan LKS berorientasi pendekatan didik terhadap materi yang diberikan[3].
saintifik terhadap pencapaian hasil belajar pada Berdasarkan analisis hasil belajar fisika siswa
ranah afektif yaitu tidak menunjukkan hasil yang diperoleh kesimpulan bahwa pemberian LKS ber-
berarti sesuai analisis statistik pada taraf nyata 0,05. orientasi pendekatan saintifik dalam metode
Baik kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar
cenderung memiliki sikap yang hampir sama dalam siswa dan perbedaan yang berarti pada ranah
pembelajaran. Hal ini diakibatkan dari penggunaan kognitif,dan ranah psikomotor, namun tidak pada
metode quantum learning untuk kedua kelas sampel. ranah afektif.
Penerapan metode Quantum Learning dapat meng- Pada saat melakukan penelitian dengan
aktifkan siswa, siswa menunjukkan sikap positif, menggunakan LKS berorientasi pendekatan sainti-

31
fik dalam metode quantum learning peneliti menga- suatu masalah dan materi yang lebih lengkap.
lami beberapa kendala. Kendala pertama, yaitu Sebaiknya ada pengembangan dari penelitian ini,
kesulitan dalam mengkondisikan siswa agar mem- pengembangan dapat dilakukan pada penggunaan
baca dan memahami materi LKS sebelum me- bahan ajar, pemanfaatan media dan sumber belajar ,
ngerjakan kegiatan-kegiatan pada tahap menyelidiki, perluasan cakupan tentang beberapa metode dan
menalar dan tugas-tugas yang ada didalam LKS. model yang menggunakan pendekatan saintifik.
Pada kegiatan mengkomunikasikan siswa cenderung
langsung membuat kesimpulan dari kegiatan yang UCAPAN TERIMA KASIH
dilakukan. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, Penulis menyampaikan terima kasih banyak
maka guru harus membimbing siswa dengan mem- kepada Yth Bapak Drs. Akmam, M.Si selaku Ketua
berikan arahan yang jelas tentang cara penggunaan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
dan pengisian LKS berorientasi pendekatan saintifik. yang telah membantu penulis dalam pembuatan
Kendala kedua, yaitu penerapan langkah karya ini. Terima kasih juga kepada Yth. Bapak Drs.
TANDUR dalam metode quantum learning yang Asrizal, M.Si, Ibu Dra. Syakbaniah, M.Si, dan Ibu
digunakan dalam pembelajaran. Masih ada beberapa Dra. Hj.Yenni Darvina, M.Si sebagai dosen penguji.
siswa yang kurang termotivasi dalam pembelajaran Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Nukmam,
fisika. Sikap siswa yang tidak mandiri dalam belajar. M.Si dan Dra. Tri Saraswati, M.Kom, yang telah
Beberapa siswa masih kurang aktif dalam memberikan izin dan membantu penulis selama
pembelajaran, baik pada kelas ekperimen atau pada melakukan proses penelitian di SMA Negeri 2
kelas kontrol. Untuk mengatasi masalah ini, Padang.
diusahakan guru lebih menoptimalkan waktu pem- DAFTAR PUSTAKA
belajaran terutama pada saat kegiatan menyelidiki,
menalar, dan mengkomunikasikan. Solusi lain, [1] Wospakrik, H. 1994. Dasar-Dasar
memberikan teguran kepada siswa yang tidak mau Matematika Untuk Fisika. Bandung: ITB.
berpatisipasi aktif pada saat pelajaran berlangsung. [2] Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan
Kendala ketiga, yaitu guru kesulitan dalam Scientific-Ilmiah Dalam Pembelajaran:
mengatur pembelajaran yang bersifat praktikum. Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi
Kendala utama dalam pratikum keterbatasan waktu Kurikulum 2013.
yang direncanakan dengan yang dilaksanakan [3] Andi Prasetowo. 2011. Panduan Kreatif
kurang sesuai. Pada saat pratikum hampir seluruh Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
siswa aktif bekerja, namun siswa yang berani tampil DivaPress.
mempersentasikan hasil pratikum hanya beberapa [4] Juknis. 2010. Pengembangan Bahan
orang saja. Untuk mengatasi masalah ini, diusahakan Ajar:Direktorat Pembinaan SMA.
guru lebih menoptimalkan waktu pembelajaran [5] De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2011.
terutama pada saat kegiatan menyelidiki/mengum- Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
pulkan informasi. Memberikan tambahan bonus [6] A’la, Miftahul. 2010. Quantum Teaching.
belajar kepada siswa yang mau berpatisipasi aktif Jogjakarta: DIVA Press.
saat belajar pada saat kegiatan mengkomunikasikan [7] De Porter, Bobbi dan Mark Reardon. 2010.
Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum
KESIMPULAN Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung:
Penerapan LKS berorientasi pendekatan Kaifa.
saintifik dalam metode quantum learning membe- [8] Suryabrata, S. 2003. Metodologi Penelitian.
rikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar Jakarta : Gravindo Persada.
Fisika siswa kelas X Sekolah Menengah Atas [9] Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi
(SMA) Negeri 2 Padang pada ranah kognitif, dan ra- Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
nah psikomotor, kecuali pada ranah afektif. [10] Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan..
Penelitian ini masih terbatas pada materi Jakarta: Bumi Aksara.
Hukum-hukum Newton dan Gerak Melingkar, di- [11] Dj, Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.
harapkan terdapat penelitian lanjutan mengenai Padang: UNP Pres.

32

You might also like