Professional Documents
Culture Documents
IDENTIFIKASI TUBERKULOSIS
Disusun oleh :
Nama : Wini Dwi Yuniarti
NIM : P1337434116049
II. Prinsip : Spesimen dahak dikeluarkan dari hasil pernapasan dalam yang
kemudian dibatukkan dan ditampung pada pot spesimen dahak untuk diperiksa.
Pengumpulan dahak dilakukan sebanyak 3 kali sehingga didapatkan hasil
pemeriksaan yang representatif.
V. Cara Kerja
Pra Analitik
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik identifikasi logam
berat, mencuci tangan dan menggunakan APD lengkap.
2. Menyapa dan mempersilahkan pasien untuk memasuki ruangan.
3. Memeriksa kebenaran dan kelengkapan identitas pasien.
4. Memberikan label identitas pasien pada dinding pot spesimen dahak.
5. Memberikan informasi kepada pasien tentang tata cara yang akan dilakukan saat
pengeluaran spesimen dahak.
6. Menjelaskan kepada pasien bahwa pengambilan spesimen dahak atau sputum
dilakukan sebanyak 3 kali (SPS), yaitu :
- Sputum sewaktu (S) : Pada waktu pertama kali datang ke fasyankes
- Sputum pagi (P) : keesokan harinya ketika pasien datang kembali dengan
membawa sputum pagi (sputum pertama setelah bangun tidur)
- Sputum sewaktu (S) : saat pasien tiba di laboratorium, pasien diminta
mengeluarkan sputum lagi.
Analitik
1. Mengantarkan pasien ke ruang pengeluaran spesimen dahak, memastikan pasien
merasa nyaman.
2. Meminta pasien untuk Ambil napas dalam-dalam, kemudian tahan selama 5
detik. Secara perlahan keluarkan napas. Ambil napas dalam sekali lagi,
kemudian pasien diminta batuk dengan keras sehingga keluar sputum di dalam
mulut. Kemudian sputum tersebut diludahkan ke dalam pot spesimen.
3. Proses ini terus diulangi sehingga sputum mencapai garis 3-5 ml (atau lebih)
pada wadah plastik ( sekitar sejumlah 1 sendok teh ).
4. Meminta pasien memasang tutup pot dengan kuat agar tidak bocor. Bila sputum
mengenai bagian luar pot, maka pot dibersihkan bagian luar dengan desinfektan
kemudian dikeringkan dengan handuk kertas.
5. Kemudian pasien diminta memasukkan pot ke kotak atau kantung yang
disediakan untuk diantar ke bagian laboratorium terkait.
6. Mengingatkan kembali kepada pasien untuk mengumpulkan dahak 3 kali dengan
tata cara yang sama. Pasien diminta untuk minum air putih secukupnya pada
malam hari sebagai persiapan dan apabila sputum sulit dikeluarkan pasien dapat
diberi tablet gliseri gualikolat 200 mg yang dikonsumsi pada malam hari
sebelum tidur.
7. Khusus untuk tata cara pengumpulan dahak semalam pasien diminta
mengumpulkan sputum segera setelah bangun tidur di pagi hari sebelum
mengonsumsi apapun, didahului dengan menyikat gigi, membilas mulut, dan
tidak diperbolehkan menggunakan cairan pencuci mulut.
8. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan pengambilan
ulang.
Pasca Analitik
1. Memastikan kembali kualitas spesimen dan kebenaran label identitas.
2. Mendokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan pasien.
Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau
encer), adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tindakan yang perlu
dilakukan untuk mendapatkan sputum (misalnya drainase postural),
jumlah sputum yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang
dialami pasien.
3. Melakukan pengiriman spesimen segera untuk diperiksa unit laboratorium
terkait atau disimpan terlebih dahulu dalam tempat pendingin (sebaiknya
penyimpanan tidak lebih dari waktu 1x24 jam setelah pengambilan).
VI. Hasil
Pengeluaran dahak dilakukan secara simulasi sehingga tidak didapatkan
spesimen dahak asli. Tata cara praktikan dalam mendampingi pasien dalam
mengeluarkan spesimen dapat dikoreksi kembali. Umumnya praktikan belum
memberitahukan pasien untuk mengumpulkan spesimen dahak pada pagi hari dan dahak
sewaktu kedua, lalu tata cara pendampingan pasien saat mengeluarkan spesimen masih
belum benar karena praktikan menghadap langsung kepada pasien, dan pelabelan
identitas pada pot spesimen yang belum memenuhi ketentuan. Praktikan perlu melatih
kembali kemampuannya dalam pendampingan pasien karena sangat mendukung untuk
didapatkannya kualitas spesimen yang baik.
VII. Pembahasan
Sputum yang berkualitas baik untuk pemeriksaan diagnosa TBC adalah sputum
yang berwarna hijau dan bersifat purulen, sputum ini dihasilkan oleh proses penimbunan
nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh sel
PMN dalam sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis
karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi. Adapun pilihan
kedua yaitu sputum yang bersifat mukoid. Dahak ini berlendir, lekat, dan berwarna abu-
abu sampai putih. Spesimen yang kurang optimal untuk pemeriksaan yaitu sputum
bersaliva dan sputum yang mengandung darah. Jika didapatkan sputum dengan kualitas
tersebut dianjurkan untuk melakukan pengulangan pengambilan spesimen karena hasil
pemeriksaan tidak akan representatif.
Adapun syarat ruangan pengeluaran spesimen harus memiliki aliran udara yang
baik dan dapat dimasuki sinar matahari, disediakan pula wastafel untuk mencuci tangan
dan membersihkan mulut serta tempat sampah. Namun apabila tidak terdapat ruangan
yang memadai, pengumpulan specimen dapat dilakukan di ruang terbuka dengan sinar
matahari langsung dan tidak terdapat banyak orang.
Syarat ruangan pengeluaran specimen harus memiliki aliran udara yang baik dan
dapat dimasuki sinar matahari, disediakan pula wastafel untuk mencuci tangan dan
membersihkan mulut serta tempat sampah. Namun apabila tidak terdapat ruangan yang
memadai, pengumpulan specimen dapat dilakukan di ruang terbuka dengan sinar
matahari langsung dan tidak terdapat banyak orang.
IX. Daftar Pustaka
DepKes RI dan team. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar, Edisi 3
http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/en/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
https://www.slideserve.com/garrison-pearson/module-11-clinical-guide-to-xpert-mtb-rif
https://www.slideshare.net/rubaiyakabir/mycobacterium-tuberculosis-69013682
http://www.rs-bhayangkarasespimmapolri.com/
https://www.scribd.com/doc/220445192/Pengambilan-Sampel-Sputum