You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI TUBERKULOSIS

“Pengumpulan Spesimen Dahak”

Tugas Terstruktur ini guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktikum Identifikasi Tuberkulosis
Dosen pengampu :
Nurjani, S.Tr. A.K.

Disusun oleh :
Nama : Wini Dwi Yuniarti
NIM : P1337434116049

TINGKAT III REGULER B


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LAPORAN PRAKTIKUM

Pengumpulan Spesimen Dahak

I. Tujuan : Untuk mengetahui prosedur pengumpulan spesimen dahak dengan baik


dan benar sehingga didapatkan kualitas spesimen dahak yang memenuhi syarat
untuk pemeriksaan identifikasi tuberkulosis.

II. Prinsip : Spesimen dahak dikeluarkan dari hasil pernapasan dalam yang
kemudian dibatukkan dan ditampung pada pot spesimen dahak untuk diperiksa.
Pengumpulan dahak dilakukan sebanyak 3 kali sehingga didapatkan hasil
pemeriksaan yang representatif.

III. Alat dan Bahan :


a. Pot spesimen dahak
b. APD lengkap
c. Formulir permintaan pemeriksaan dahak
d. Label identitas
e. Alat tulis
f. Kantong plastik pot spesimen dahak

IV. Dasar Teori


Tuberkulosis merupakan jenis penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis menular
yang menjadi masalah kesehatan di dunia dan penyebab utama kematian di negara
berkembang. Setiap tahunnya terjadi sekitar 9 juta penderita TB baru dengan kematian
sekitar 3 juta orang. Tahun 2009, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia
dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi (Depkes, 2010).
Pada tahun 2009 World Health Organization (WHO) mencatat peringkat
indonesia menurun dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 orang. Lima Negara
dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika
selatan, Nigeria dan Indonesia (Sumber WHO Global Tuberkulosis Control 2010).
Diagnosis TB ditegakkan atas dasar anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan bakteriologis dan pemeriksaan radiologis (Luhur, 2009).
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum
atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. Pemeriksaan
untuk mengetahui apakah seseorang terkena penyakit tuberkulosis dapat dilakukan
dengan cara pengumpulan spesimen dahak atau biasa disebut sputum. Dahak tersebut
akan diolah menjadi sediaan preparat BTA yang diwarnai dengan pewarnaan khusus dan
diperiksa secara mikroskopis kemudian hasil yang ditemukan akan dilaporkan sesuai
skala yang ditetapkan oleh IUATLD (International Union Against The Lung Disease).

V. Cara Kerja
 Pra Analitik
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik identifikasi logam
berat, mencuci tangan dan menggunakan APD lengkap.
2. Menyapa dan mempersilahkan pasien untuk memasuki ruangan.
3. Memeriksa kebenaran dan kelengkapan identitas pasien.
4. Memberikan label identitas pasien pada dinding pot spesimen dahak.
5. Memberikan informasi kepada pasien tentang tata cara yang akan dilakukan saat
pengeluaran spesimen dahak.
6. Menjelaskan kepada pasien bahwa pengambilan spesimen dahak atau sputum
dilakukan sebanyak 3 kali (SPS), yaitu :
- Sputum sewaktu (S) : Pada waktu pertama kali datang ke fasyankes
- Sputum pagi (P) : keesokan harinya ketika pasien datang kembali dengan
membawa sputum pagi (sputum pertama setelah bangun tidur)
- Sputum sewaktu (S) : saat pasien tiba di laboratorium, pasien diminta
mengeluarkan sputum lagi.
 Analitik
1. Mengantarkan pasien ke ruang pengeluaran spesimen dahak, memastikan pasien
merasa nyaman.
2. Meminta pasien untuk Ambil napas dalam-dalam, kemudian tahan selama 5
detik. Secara perlahan keluarkan napas. Ambil napas dalam sekali lagi,
kemudian pasien diminta batuk dengan keras sehingga keluar sputum di dalam
mulut. Kemudian sputum tersebut diludahkan ke dalam pot spesimen.
3. Proses ini terus diulangi sehingga sputum mencapai garis 3-5 ml (atau lebih)
pada wadah plastik ( sekitar sejumlah 1 sendok teh ).
4. Meminta pasien memasang tutup pot dengan kuat agar tidak bocor. Bila sputum
mengenai bagian luar pot, maka pot dibersihkan bagian luar dengan desinfektan
kemudian dikeringkan dengan handuk kertas.
5. Kemudian pasien diminta memasukkan pot ke kotak atau kantung yang
disediakan untuk diantar ke bagian laboratorium terkait.
6. Mengingatkan kembali kepada pasien untuk mengumpulkan dahak 3 kali dengan
tata cara yang sama. Pasien diminta untuk minum air putih secukupnya pada
malam hari sebagai persiapan dan apabila sputum sulit dikeluarkan pasien dapat
diberi tablet gliseri gualikolat 200 mg yang dikonsumsi pada malam hari
sebelum tidur.
7. Khusus untuk tata cara pengumpulan dahak semalam pasien diminta
mengumpulkan sputum segera setelah bangun tidur di pagi hari sebelum
mengonsumsi apapun, didahului dengan menyikat gigi, membilas mulut, dan
tidak diperbolehkan menggunakan cairan pencuci mulut.
8. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan pengambilan
ulang.

 Pasca Analitik
1. Memastikan kembali kualitas spesimen dan kebenaran label identitas.
2. Mendokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan pasien.
Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau
encer), adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tindakan yang perlu
dilakukan untuk mendapatkan sputum (misalnya drainase postural),
jumlah sputum yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang
dialami pasien.
3. Melakukan pengiriman spesimen segera untuk diperiksa unit laboratorium
terkait atau disimpan terlebih dahulu dalam tempat pendingin (sebaiknya
penyimpanan tidak lebih dari waktu 1x24 jam setelah pengambilan).

VI. Hasil
Pengeluaran dahak dilakukan secara simulasi sehingga tidak didapatkan
spesimen dahak asli. Tata cara praktikan dalam mendampingi pasien dalam
mengeluarkan spesimen dapat dikoreksi kembali. Umumnya praktikan belum
memberitahukan pasien untuk mengumpulkan spesimen dahak pada pagi hari dan dahak
sewaktu kedua, lalu tata cara pendampingan pasien saat mengeluarkan spesimen masih
belum benar karena praktikan menghadap langsung kepada pasien, dan pelabelan
identitas pada pot spesimen yang belum memenuhi ketentuan. Praktikan perlu melatih
kembali kemampuannya dalam pendampingan pasien karena sangat mendukung untuk
didapatkannya kualitas spesimen yang baik.

VII. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan pengumpulan spesimen dahak (sputum) untuk


pemeriksaan infeksi Tuberkulosis. Diagnosa penyakit Tuberkulosis dapat ditegakkan
melalui pemeriksaan mikroskopis sediaan preparat BTA dari spesimen dahak pasien.
Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut.
Pot spesimen yang ideal untuk wadah dahak (sputum) memiliki leher yang lebar
dan berulir, badan terbuat dari bahan plastik tebal tembus pandang.

Pot Spesimen Dahak


Spesimen diambil pada 3 waktu yang berbeda yaitu saat pertama kali
mengunjungi fasyankes, sehabis bangun tidur (pengumpulan dahak semalam), dan
setelah pengumpulan dahak semalam (sewaktu kedua). Pemeriksaan dengan 3 kali
pengambilan ini dilakukan untuk meyakinkan diagnosa infeksi TBC pada pasien.
Adanya BTA (Basil Tahan Asam) positif umumnya sering dijumpai pada pemeriksaan
dengan spesimen dahak semalam. Tempat yang digunakan untuk pengeluaran spesimen
haruslah tempat yang memiliki aliran udara baik dan terkena sinar matahari.
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat
dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya karena kondisi
sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada
pembentukan sputum itu sendiri. Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat
penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran pernafasan berespons terhadap inflamasi
dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit.

Kualitas dahak (sputum) yang dapat digunakan untuk pemeriksaan diagnosa


Penyakit TBC

Sputum yang berkualitas baik untuk pemeriksaan diagnosa TBC adalah sputum
yang berwarna hijau dan bersifat purulen, sputum ini dihasilkan oleh proses penimbunan
nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh sel
PMN dalam sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis
karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi. Adapun pilihan
kedua yaitu sputum yang bersifat mukoid. Dahak ini berlendir, lekat, dan berwarna abu-
abu sampai putih. Spesimen yang kurang optimal untuk pemeriksaan yaitu sputum
bersaliva dan sputum yang mengandung darah. Jika didapatkan sputum dengan kualitas
tersebut dianjurkan untuk melakukan pengulangan pengambilan spesimen karena hasil
pemeriksaan tidak akan representatif.
Adapun syarat ruangan pengeluaran spesimen harus memiliki aliran udara yang
baik dan dapat dimasuki sinar matahari, disediakan pula wastafel untuk mencuci tangan
dan membersihkan mulut serta tempat sampah. Namun apabila tidak terdapat ruangan
yang memadai, pengumpulan specimen dapat dilakukan di ruang terbuka dengan sinar
matahari langsung dan tidak terdapat banyak orang.

Pojok batuk di RS Bhayangkara Sespimma POLRI, Jakarta Selatan

ATM Dahak di RS Mitra Masyarakat, Papua


VIII. Kesimpulan

Diagnosa Penyakit TBC dapat ditegakkan melalui berbagai pemeriksaan dengan


spesimen dahak (sputum) penderita. Sputum yang berkualitas baik untuk pemeriksaan
diagnosa TBC adalah sputum yang berwarna hijau dan bersifat purulen, sputum ini
dihasilkan oleh proses penimbunan nanah yang mengindikasikan adanya proses
inflamasi pada paru-paru oleh zat asing. Pengambilan spesimen dilakukan sebanyak 3
kali, yaitu spesimen dahak sewaktu yang dilakukan sewaktu pertama kali pasien
mengunjungi fasyankes, pagi hari setelah bangun tidur (spesimen dahak semalam), dan
saat pasien tiba kembali di fasyankes untuk menyerahkan spesimen dahak semalam.

Syarat ruangan pengeluaran specimen harus memiliki aliran udara yang baik dan
dapat dimasuki sinar matahari, disediakan pula wastafel untuk mencuci tangan dan
membersihkan mulut serta tempat sampah. Namun apabila tidak terdapat ruangan yang
memadai, pengumpulan specimen dapat dilakukan di ruang terbuka dengan sinar
matahari langsung dan tidak terdapat banyak orang.
IX. Daftar Pustaka

Okuda, Yoshinari, et al.2004.Rapid Serodiagnosis of Active Pulmonary Mycobacterium


tuberculosis by Analysis of Results from Multiple Antigen-Specific Tests.journal
of clinical microbiology. Vol. 42, No. 3 p. 1136–1141

Budiharjo, Teguh, et al.2016.Pengaruh Penanganan Sputum Terhadap Kualitas Sputum


Penderita Tbc Secara Mikroskpis Bakteri Tahan Asam. Jurnal Riset Kesehatan, 5
(1), 2016, 40 – 44

DepKes RI dan team. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar, Edisi 3

http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/en/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis

https://www.slideserve.com/garrison-pearson/module-11-clinical-guide-to-xpert-mtb-rif

https://www.slideshare.net/rubaiyakabir/mycobacterium-tuberculosis-69013682

http://www.rs-bhayangkarasespimmapolri.com/

https://www.scribd.com/doc/220445192/Pengambilan-Sampel-Sputum

You might also like