Professional Documents
Culture Documents
Arti Wisata Kuliner
Arti Wisata Kuliner
I WAYAN MERTHA
wayanmertha@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to determine the level of customer satisfaction of culinary
tourism in Kedonganan Beach. Tourists assess the products and services
of existing cafes with five dimensions of service quality, namely: tangibles,
reliability, responseiveness, assurance and empathy. The number of
indicators from all five dimensions is 23 indicators. There are as many as
24 cafes in Kedonganan area, and selected only six cafes representing the
north, center, and south of the area. At the six cafes are distributed 100
questionnaires for one week to the guests who have finished enjoying dinner.
Collected data were analyzed using ServQual method and Importance
Performance Analysis (IPA). The result of the research shows that overall
tourists feel that they are not satisfied with Kedonganan Beach culinary,
because the difference between expectation and their perception on the 23
indicators is still negative (- 0.74). While the analysis is done by IPA method,
it is known that there are four indicators that are considered very important
to do, but the implementation is still not in accordance with expectations.
The four indicators include food menu and presentation. Indicators assessed
to exceed the expectations of tourists include the completeness of the facility,
understanding the needs of guests, and speed of service. In addition there
are nine indicators that hope and implementation is appropriate, so it needs
to be maintained by the management of all cafes in Kedonganan. The nine
indicators include food taste, price, and service.
Keywords: Level of Satisfaction, Culinary Tourism, Quality of Service.
59
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
60
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
61
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
service quality yang telah dikembangkan berkaitan dengan sikap ramah dan
oleh Parasuraman, dkk (Lupiyoadi, H. perilaku karyawan yang selalu
2006:181). Tjiptono (2005:121) menghargai, mendengar, dan memberikan
mengungkapkan bahwa kualitas perhatian kepada pelanggan.
pelayanan berpusat pada upaya Mengukur kualitas pelayanan
pemenuhan kebutuhan dan keinginan berarti mengevaluasi atau membanding-
pelanggan. Dimensi Kualitas Pelayanan kan kinerja suatu jasa dengan seperangkat
menurut Parasuraman, dkk, (1985) standar yang telah ditetapkan terlebih
mengemukakan bahwa sepuluh dimensi dahulu. Untuk model pengukuran yang
tersebut dapat disederhanakan menjadi dikemukan Parasuraman dkk, telah dibuat
lima dimensi pokok, dimana di kelima sebuah skala multi-item yang diberi nama
dimensi pokok tersebut, terdapat dimensi ServQual (Bardzil, Philip and Mark
yang sama dengan apa yang dikemukakan Slaski. 2003., Lingwood, Robert. G.
sebelumnya, dimensi yang baru, dan juga 1999.). Alat ini dimaksudkan untuk
dimensi yang merupakan gabungan dari mengukur harapan dan persepsi pe-
dimensi-dimensi yang lainnya. langgan, dan kesenjangan (gap) yang ada
Kelima dimensi pokok tersebut di model kualitas jasa. Pengukuran dapat
meliputi Bukti Langsung (Tangibles) yang dilakukan dengan skala Likert maupun
merupakan tampilan berwujud yang semantik diferensial, dimana responden
diberikan perusahaan kepada pelanggan tinggal memilih derajat kesetujuan atau
seperti fasilitas fisik peralatan kantor, ketidaksetujuannya atas pernyataan
penampilan pegawai, dan sarana lainnya; mengenai penyampaian kualitas jasa
Keandalan (Reliability) adalah kemam- tersebut.
puan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan secara akurat dan memuaskan; Wisata Kuliner
Daya Tanggap (Responsiveness) yang Kuliner merupakan kata yang
merupakan dimensi yang berkaitan diadopsi dari istilah dalam bahasa Inggris
dengan kemampuan karyawan untuk Culinary. Dalam sebuah jurnal penelitian
memberikan layanan secara baik dan didapatkan pengertian tentang kuliner
kesedian serta kemampuannya untuk sebagai berikut:
membantu menyelesaikan segala sesuatu “The word culinary derives
yang berkaitan dengan kebutuhan from the latin word culinar,
customer saat menerima layanan; Jaminan meaning kitchen. It is
(Assurance) adalah karyawan terhadap commonly used as reference
bidang yang menjadi tugasnya, sehingga to things related to cooking or
dengan demikian bisa menimbulkan the culinary profession.The
perasaan bebas dari bahaya, resiko, atau culinary profession is cooking
keragu-raguan pelanggan; dan Empati or preparing food as a
(Empathy) merupakan dimensi yang
62
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
63
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
yang digunakan sebagai sampel purposive uji validitas, instrument penelitian juga
adalah wisatawan yang telah menikmatai harus diuji reliabilitasnya. Hasil dari uji
seafood di Pantai Kedonganan dan dapat reliabilitas melalui program SPSS versi
ditemui dan bersedia diwawancarai saat 22.0, diperoleh nilai Alpha Cronbach
penelitian ini dilakukan, sehingga metode sebesar 0,933 untuk tingkat kepentingan
sampling dikenal sebagai purposive dan sebesar 0,909 untuk performance.
accidental sampling. Jumlah responden Hal ini bermakna bahwa semua indikator
ditentukan sebanyak 100 responden. telah memenuhi syarat reliabilitas.
Sebelum digunakan, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas Karakteristik Responden
pada kuesioner untuk mengetahui Karakteristik responden yang telah
kelayakan dan konsistensi dari kuesioner berkunjung ke kafe-kafe di Kawasan
tersebut. Kedonganan berdasarkan kategori jenis
kelamin, sebanyak 55 persen perempuan
PEMBAHASAN sedangkan responden laki-laki berjumlah
45 persen, sehingga dapat diduga bahwa
Uji Validitas dan Reliabilitas
mayoritas wisatawan yang telah berkun-
Berikut ini adalah hasil dari uji jung ke kafe di Kawasan Kedonganan
validitas dan uji reliabilitas terhadap adalah perempuan. Berdasarkan kategori
kuesioner dan data hasil kuesioner yang negara asal dapat diketahui bahwa
telah disebarkan kepada wisatawan yang mayoritas responden berasal dari
telah berkunjung ke kafe-kafe di Kawasan Indonesia, sebanyak 50 persen, kemudian
Kedonganan. Instrumen yang digunakan diikuti oleh responden yang berasal dari
pada penelitian ini menggunakan Australia (20%), sedangkan negara asal
kuisioner skala likert dengan 5 poin dengan jumlah responden paling sedikit
pengukurnya diantaranya untuk Tingkat berasal dari Belanda dan Perancis (1%).
Kepentingan (1 = Sangat Tidak Penting, Karakteristik responden yang telah
2 = Tidak Penting, 3 = Cukup Penting, 4 berkunjung ke kafe di Kawasan
= Penting, 5= Sangat Penting) dan untuk Kedonganan dapat diketahui bahwa
Performance (1 = Sangat Tidak Puas, 2 = mayoritas dari responden berprofesi
Tidak Puas, 3 = Cukup Puas, 4 = Puas, 5 sebagai tenaga profesional (26%), diikui
= Sangat Puas). oleh pegawai swasta (20%), dan Pelajar/
Berdasarkan hasil dari uji validitas Mahasiswa dengan jumlah 13 orang
dan reliabilitas dapat diketahui bahwa (13%). Pekerjaan dengan jumlah
semua item pada uji validitas tingkat responden terendah ada pada pensiunan
kepentingan dan performance responden (7%), dan lainnya (1%). Berdasarkan
valid. Semua item memiliki skor koefisien sumber informasi, mayoritas dari
korelasi Pearson diatas 0.30, sehingga responden memperoleh informasi
semua indikator valid. Setelah dilakukan mengenai kafe-kafe di Kawasan
64
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
Kedonganan melalui teman atau keluraga dimiliki maka pelanggan akan merasa
(52%), diikuti oleh sumber informasi dari tidak puas (Lovelock, dkk, 2001., Sri
biro perjalanan wisata (23%). Sumber Kusumawati, Henny dan Iwan Ristanto.
informasi dengan jumlah paling sedikit 2011., Nindyastari, R. 2014). Karena itu,
adalah iklan (brosur, papan iklan, dsb) di dalam pengukuran tingkat kepuasan
sebanyak tiga persen, dan lainnya dengan konsumen harapan dari konsumen
jumlah 1 persen. merupakan salah satu bagian yang harus
Karakteristik responden yang telah dicari. Dalam penelitian ini diajukan 23
berkunjung ke kafe di Kawasan pertanyaan terkait dengan harapan atau
Kedonganan dapat dikelompokkan ekspetasi pengunjung terhadap kualitas
berdasarkan frekuensi kunjungannya ke pelayanan di kafe-kafe Kawasan
kafe di Kawasan Kedonganan dalam tiga Kedonganan. Data mengenai tingkat
tahun terakhir (2013 – 2015). Mayoritas harapan pengunjung terhadap kualitas
responden menyatakan hanya satu kali pelayanan akan dipaparkan sesuai dengan
berkunjung ke kafe-kafe di Kawasan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu
Kedonganan dalam tiga tahun terakhir Tangible, Reliability, Responsiveness,
(dinyatakan oleh 43 persen responden), Assurance dan Empathy.
sudah dua kali berkunjung (23%), tiga kali Pada indikator Tangible, tergambar-
kunjungan (22%), dan sebanyak 12 persen kan bahwa diantara tujuh indikator
sudah mengunjungi kafe-kafe di Kawasan kualitas pada dimensi ini, indikator
Kedonganan lebih dari tiga kali. dengan tingkat harapan yang paling tinggi
terdapat pada indikator “Rasa Makanan”
yaitu sebesar 4.72, dengan distribusi
Tingkat Harapan Responden
responden sebanyak 3 persen menyatakan
Menurut Lingwood, Robert. G.
cukup penting, 21 persen responden
(1999) harapan atau ekspetasi adalah apa
menyatakan penting dan 76 persen sisanya
yang konsumen pikirkan terhadap jasa
menyatakan sangat penting. Pada indikator
yang disediakan oleh provider. Harapan
Reliability, terlihat bahwa diantara lima
bukan merupakan prediksi dari apa yang
indikator kualitas pelayanan dimensi ini,
akan disediakan oleh penyedia jasa.
indikator dengan tingkat harapan yang
Ketidaksesuaian antara harapan yang
paling tinggi terdapat pada indikator
dimiliki oleh pelanggan dan persepsi
“Kesesuaian antara harga makanan dengan
terhadap kinerja dari pelayanan yang
kualitas makanan” yaitu sebesar 4.34
diterimanya akan menciptakan dua hal,
yang pertama jika persepsi yang didapat dengan distribusi satu persen responden
lebih besar atau sama dengan harapan menyatakan tidak penting, enam persen
yang dimiliki maka pelanggan akan menyatakan cukup penting, 40 persen
merasa puas, akan tetapi jika persepsi yang menyatakan penting dan 53 persen
didapat lebih kecil dari harapan yang responden menyatakan sangat penting.
65
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
66
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
67
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
68
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
69
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
Dapat diketahui bahwa titik potong hasil kuadran pada setiap indikator lima
pada sumbu X mendatar adalah dengan dimensi kualitas pelayanan yang
nilai 4.30, sedangkan titik potong pada digambarkan pada diagram kartesius dan
sumbu Y adalah 3.56. Berikut merupakan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut,
Pada Gambar 1 terlihat bahwa letak tamu dan kelengkapan menu yang
dari indikator-indikator yang dihidangkan dengan skor harapan (3.58 -
mempengaruhi kepuasan wisatawan 3.7) dan skor persepsi (4.12 - 4.2). Pada
terhadap kualitas pelayanan wisata kuliner kuadran B terdapat 8 indikator yang dapat
terbagi menjadi empat bagian. Adapun ditunjukkan bahwa pelayanan yang
interpretasinya dapat dilihat pada kuadran diberikan oleh setiap kafe di Kawasan
A terdapat 4 indikator dimana diketahui Kedonganan sudah memuaskan dan perlu
bahwa indikator tersebut dinilai sangat dipertahankan diantaranya rasa makanan,
penting oleh responden namun nilai pelayan memberikan pelayanan dengan
kinerjanya masih belum memuaskan. baik, kesesuaian antara informasi menu
Indikator tersebut adalah kesesuaian yang disampaikan dengan apa yang
antara porsi makanan dengan tampilan didapatkan, kesesuaian antara harga
dalam penyajiannya, kelengkapan makanan dengan kualitas makanan, tamu
penyajian makanan dan minuman, menu merasa aman dan nyaman, kemampuan
yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pelayan dalam berkomunikasi dengan
70
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
71
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
informasi menu yang disampaikan dengan sesuai dengan kebutuhan tamu dan
apa yang didapatkan, Kesesuaian antara kelengkapan menu yang dihidangkan
harga makanan dengan kualitas makanan, sehingga wisatawan merasa puas dengan
Tamu merasa aman dan nyaman,
apa yang diberikan.
Kemampuan pelayan dalam
berkomunikasi dengan tamu, Keramahan Setiap pengelola kafe diharapkan
pelayan dalam melayani tamu, dan untuk terus mempertahankan kualitas
Pelayan harus memberikan yang terbaik produk dan pelayanan, bahkan
kepada tamu. meningkatkan kualitas dan mutu dari
Terdapat empat indikator kualitas makanan dan minuman yang menjadi
pelayanan yang penanganan dan produk andalan kafe-kafe di Kawasan
pelaksanaannya perlu diprioritaskan oleh Kedonganan.
pihak pengelola kafe-kafe di Kawasan
Kedonganan karena indikator ini dinilai DAFTAR PUSTAKA
penting akan tetapi tingkat pelaksa- Badan Pengelola Kawasan Pariwisata
naannya masih belum sesuai dengan Pantai Kedonganan (BPKP2K).
harapan wisatawan. Indikator tersebut 2016. Laporan Kegiatan
adalah Kesesuaian antara porsi makanan Tahunan. Desa Adat
dengan tampilan dalam penyajiannya, Kedonganan.
Kelengkapan penyajian makanan dan Bardzil, Philip and Mark Slaski. 2003.
minuman, Menu yang ditawarkan sesuai Managing Service Quality,
dengan kebutuhan tamu, dan Kelengkapan Service quality: crossing
menu yang dihidangkan. boundaries. Emotional
Intelligence:fundamental
Saran competencies for enhanced
Mengacu pada simpulan dari service provision, Volume 13,
Number 2. MCB UP Limited.
penelitian ini, maka beberapa saran yang
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian
dapat disampaikan yaitu :
Kualitatif, Edisi Kedua, Cetakan
Setiap pengelola kafe diharapkan Kelima. Jakarta : Kencana
untuk terus meningkatkan pelayanan Prenada Media Group
kepada wisatawan terkait aspek Kotler dan Amstrong. 2004. Prinsip-
kesesuaian antara porsi makanan dengan prinsip Marketing. Edisi
tampilan dalam penyajiannya, Ketujuh. Jakarta : Salemba
Kotler, P. 1997. Marketing Management
kelengkapan penyajian makanan dan
“ Analysis, Planning,
minuman dan menu yang ditawarkan Implementation and Control (9th
72
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA
Volume 5 Nomor 1 September 2017
73
MERTHA & PRASETYAWATI: TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP WISATA KULINER DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus : Kawasan Pantai Kedonganan)
74