You are on page 1of 7

Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

IMPLEMENTASI PROGRAM PERBAIKAN RUMAH


TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI KABUPATEN
SUMEDANG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN
DI PEDESAAN
M.RIVALDY RIZKY ALVIANSYAH
Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran, Bandung,
Indonesia mrivaldyra23@gmail.com

Abstract.

This research is aimed to find out how far the implementation of RTLH program in Sumedang Regency during
2018. Referring to Act. No. 1 of 2011, Governor Regulation no. 46 Year 2015, and SE Kemenpupr No. 12 / SE / Dr /
2018 which arranges and instructs the regions to assist in running this RTLH program so that the implementation
process is expected to be integrated and run well.
The data collection of this research was conducted by one-sided question and answer done systematically and
based on the research objectives to the resource persons from the Housing and Settlement Agency of Sumedang. For
the next data will be analyzed more deeply so as to form a conclusion with the approach of qualitative methods.
The results of this study, explaining that the objectives of the program are to improve the welfare of MBR (Low
Income Society), Increase community participation in rural areas, and reduce poverty. The entry process of this
program starts from the center requesting data to the region and the selection is done twice, then make a proposal to
the center, then complete the administrative requirements and the last submission of SK to the Bupati. The budget is
given directly in the form of money to the recipient's account. The related resources are Kemenpupr, MoF, BPPMD
Povinsi, District Office of Percim, District Government, Village Government, facsimile team, and community. In
Sumedang District, RTLH has entered into 26 districts with a total of 225 units of rehabilitated houses using the APBN
of 3.4 billion rupiah. Already 40% of the program has been completed for 6 months and only reduces the poverty rate
by about 2%. Assistance of Rp. 15.000.000 / unit adjusted IKK. The program runs well, especially in terms of
community satisfaction of the benefits of the program, funding, coordination, and maximum assistance. But there are
also problems, namely the lack of public awareness, lack of supervision due to lack of resources, limited budget so that
only reduce a little poverty level, there are still many who do not have proof of ownership of residence so the status is
canceled, and change of temporary regent position in Sumedang regency.

Keywords: RTLH, Implementation, Enhancement, Participation

Abstrak.

Penelitian ini dibuat ditujukan untuk mengetahui sudah sejauh mana implementasi jalannya program RTLH di
Kabupaten Sumedang selama tahun 2018. Yang mengacu pada UU. No. 1 Tahun 2011, Peraturan Gubernur No. 46
Tahun 2015, dan SE Kemenpupr No. 12/SE/Dr/2018 yang mengatur dan menginstruksikan kepada daerah untuk
membantu menjalankan program RTLH ini agar proses pelaksanaan diharapkan bisa terintegrasi dan berjalan dengan
baik.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian kepada narasumber dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sumedang. Untuk selanjutnya data tersebut akan dianalisis mendalam lagi sehingga membentuk suatu kesimpulan
dengan pendekatan metode kualitatif.
Hasil dari penelitian ini, menjelaskan bahwa tujuan program adalah untuk meningkatkan kesejahteraan MBR
(Masyarakat Berpenghasilan Rendah), meningkatkan partisipasi masyarakat di pedesaan, dan mengurangi kemiskinan.
Proses masuk program ini dimulai dari pusat yang meminta data kepada daerah dan dilakukan seleksi sebanyak dua
kali, lalu membuat proposal ke pusat, setelah itu melengkapi syarat administrasi dan terakhir pengajuan SK ke Bupati.
Anggaran diberikan langsung berupa uang ke rekening penerima. Sumber daya yang terkait adalah Kemenpupr,
Kemenkeu, BPPMD Povinsi, Dinas Perkim Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, tim fasiitator, dan
masyarakat. Di Kabupaten Sumedang, RTLH sudah masuk ke 26 kecamatan dengan jumlah total 225 unit rumah yang

ISSN 2086-1338
Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

direhabilitasi menggunakan APBN sebesar 3,4 miliar rupiah. Sudah 40% program diselesaikan selama 6 bulan dan
baru mengurangi tingkat kemiskinan sekitar 2%. Bantuan sebesar Rp. 15.000.000/ unit yang disesuaikan IKK. Program
berjalan dengan baik terutama dalam hal kepuasan masyarakat terhadap manfaat program, pencairan dana,
koordinasi, dan pendampingan yang maksimal. Namun ada juga permasalahannya, yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat, pengawasan kurang maksimal karena kurang sumberdaya, keterbatasan anggaran sehingga hanya
mengurangi sedikit tingkat kemiskinan, masih banyak yang belum memiliki bukti kepemilikan tempat tinggal sehingga
status dibatalkan, dan pergantian posisi bupati sementara di lingkungan pemkab Kabupaten Sumedang.

Kata kunci: RTLH, Implementasi, Peningkatan, Partisipasi

I. LATAR BELAKANG
mengukur kemiskinan antara lain salah satunya
Pembangunan perumahan yang tidak seimbang ditentukan dengan kondisi fisik rumah.
dengan pertumbuhan penduduk menyebabkan tidak Tujuan dari program ini adalah untuk
semua masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya akan memberikan perbaikan fasilitas sarana dan prasarana
perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. yang layak bagi warga yang berpenghasilan rendah dan
Sehingga masyarakat dari golongan ekonomi lemah yang untuk meningkatkan kepekaan sosial masyarakat dalam
tidak mampu mengakses pembangunan perumahan, membantu peningkatan pembangunan di pedesaan. Dan
mencari solusi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang menjadi sasaran adalah warga berpengahsilan
tersebut tanpa mempertimbangkan syarat kesehatan dan rendah yang telah direkomendasikan oleh pemerintah
kelayakan rumah sebagai tempat tinggal. Kondisi ini kelurahan/desa dan tim fasilitator dari provinsi, diawasi
menjadi agenda pemerintah untuk mengeluarkan oleh dinas Perumahan dan Permukiman Kota/Kabupaten
kebijakan dengan mempertimbangkan bahwa perumahan dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota melalui SK.
telah menjadi hak asasi manusia sebagaimana Berdasarkan data yang diambil dari Laporan
dicantumkan dalam UU No. 1 Tahun 2011 dan Peraturan BPS Provinsi Jawa Barat, jumlah rumah tangga di
Gubernur Provinsi Jabar Nomor 46 Tahun 2015 yang Kabupaten Sumedang sebanyak 120.600 (10,57%)
menyatakan setiap orang berhak untuk bertempat tinggal berstatus menengah kebawah. Mempertimbangkan
serta berkehidupan yang layak. Juga tercantum pada masih tingginya jumlah rumah tangga miskin tersebut
pasal 28 H UUD 1945 bahwa setiap orang berhak hidup mendorong Pemerintah Kabupaten Sumedang
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mengeluarkan kebijakan yang dapat menurunkan angka
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.. kemiskinan, dan kebijakan program RTLH diharapkan
Memenuhi amanat Undang-undang akan menjadi salah satu program yang dapat menjadi solusi
kebutuhan tempat tinggal dan lingkungan yang layak, untuk mengatasi masalah tersebut.
pemerintah pusat melalui Kementerian Perumahan Sejak diberlakukannya kebijakan, sepanjang
Rakyat telah mengeluarkan berbagai kebijakan melalui tahun 2018 Program RTLH sudah memberikan bantuan
program-program penyediaan perumahan dan perbaikan kepada 225 rumah tangga tidak mampu dengan kondisi
sarana dan prasarana dasar permukiman, yaitu program rumah tidak layak huni dengan jumlah anggaran 3,4
RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) sebanyak 1.250.000 milyar (sumber: Dinas Perkim Kabupaten Sumedang)
unit (sumber: Kemenpupr 2018)dan target di provinsi Jumlah yang terlayani pada program tersebut sampai
Jawa Barat sebanyak 100.000 unit (sumber: RKPD dengan Juni tahun 2018 baru mencapai angka 2,00% dari
Provinsi Jawa Barat 2018). Dalam menjawab dan seluruh rumah tangga kategori miskin. Keterbatasan
merespon kebijakan tersebut serta sebagai salah satu jumlah penerima bantuan tidak terlepas dari keterbatasan
bentuk tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran
rumah yang layak, Pemerintah Kabupaten Sumedang bagi program tersebut. Akan tetapi layaknya sebuah
mengalokasikan sebagian anggaran pembangunannya ke kebijakan yang tidak terlepas dari permasalahan pada
dalam program pembangunan perumahan yang salah tahap implementasinya, permasalahan yang terjadi dalam
satunya dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Kawasan penetapan penerima bantuan RTLH adalah karena
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Sumedang keterbatasan anggaran, masyarakat yang dapat diusulkan
dengan dibantu oleh provinsi, kecamatan dan sebagai penerima bantuan tidak sebanding dengan
kelurahan/desa melalui program RTLH. Program RTLH jumlah masyarakat sasaran yang ada, sehingga terjadi
Kabupaten Sumedang ini merupakan program bias dalam pengajuan usulan dan verifikasi. Selain
pendamping dari program rehabilitasi rumah tidak layak keterbatasan jumlah anggaran, kurangnya jumlah sumber
huni yang diusulkan pemerintah pusat, sebagai upaya daya manusia (staf) menyebabkan pengawasan
peningkatan kualitas perumahan dan pengentasan dilapangan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal,
kemiskinan di daerah. Hal ini sejalan dengan kriteria hal ini dikarenakan jumlah tenaga yang ada tidak
yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik bahwa untuk sebanding dengan wilayah yang harus ditangani. Hal lain
yang menjadi permasalahan dalam implementasi

ISSN 2086-1338
Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

kebijakan ini adalah masyarakat yang berada dalam Kecamatan Tebing, Kepulauan Riau dan analisis faktor-
kategori miskin dengan kondisi rumah yang sangat tidak faktor kendala dalam pelaksanaan program RTLH di
layak, tidak bisa ditetapkan sebagai penerima bantuan kawasan tersebut.
karena tidak mempunyai bukti kepemilikan tanah Penelitian ini didasarkan pada masalah pokok,
maupun rumah yang ditempati. Selain permasalahan di yaiu implementasi program RTLH yang terkendala oleh
atas, pada kegiatan RTLH di Kabupaten Sumedang beberapa hal. Hal ini disebabkan oleh belum
belum berjalan dengan baik karena kesadaran terhadap dijalankannya dimensi-dimensi implementasi program
sesama masih kurang, dan adanya pergantian posisi secara maksimal oleh seluruh pemangku kepentingan
strategis di pemkab Sumedang diawal tahun 2018. terkait.
Akibatnya selain daripada tujuan pembangunan Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menjadi tersendat yang dihitung dari pembangunan fisik, cara wawanacara yang dilakukan dengan bagian
tujuan lainnya yaitu proses pendayagunaan masyarakat pengawas pelaksana program RTLH Dinas Perumahan,
sekitar yang diharapkan dapat meningkatkan rasa Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten
kepedulian sosial dan peningkatan partisipasi dalam Karimun.
akselerasi pembangunan di pedesaan ikut tersendat pula. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
Oleh karena itu berpijak dari masih banyaknya implementasi program RTLH sudah dilaksanakan
permasalahan yang ada dalam implementasi kebijakan dengan baik diantaranya variabel komunikasi, sumber
program RTLH tersebut, menjadi dasar perlu untuk daya manusia, penyelesaian tugas sesuai SOP, dan
dilakukan penelitian tentang implementasi program pelayanan yang tidak mempersulit masyarakat. Itu
RTLH di Kabupaten Sumedang. semua bisa terlaksana karena pekerjaan dilakukan sesuai
dengan prosedur dan petunjuk teknis. Sedangkan faktor
II. METODE PENELITIAN penghambat program ini yaitu minimnya pengawasan
dan partisipasi dari masyarakat.
Objek penelitian ini adalah Program perbaikan
RTLH di Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan IV. HASIL DAN DISKUSI
dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode kualitatif
adalah metode yang lebih menekankan pada aspek Program RTLH yang dijalankan di Kabupaten
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah Sumedang adalah salah satu implementasi dari salah satu
daripada melihat permasalahan untuk penelitian program unggulan dari Kementerian Pekerjaan Umum
generalisasi. Metode penelitian ini menggunakan teknik dan Perumahan Rakyat yang ditujukan untuk
analisis mendalam (in-depth analysis ), yaitu mengkaji meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan
masalah secara kasus perkasus karena metodologi rendah dengan memperbaiki fasilitas sarana&prasarana
kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan tempat hidup yang layak dan ditujukan untuk
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. metodologi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kualitatif diartikan sebagai prosedur penelitian yang pembangunan desa dan mengurangi tingkat kemiskinan,
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis di Kabupaten Sumedang sendiri terbilang masih tinggi
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat sekitar 120.000 jiwa. Sejalan dengan itu, provinsi Jawa
diamati. (Bogdan dan Taylor, 1975). Barat membuat rancangan kerja daerah dan memasukkan
Di dalam metode kualitatif, data dapat RTLH ini ke dalam program unggulan dengan target
dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan cara 100.000 unit rehabilitasi rumah. Dengan alokasi dana per
wawancara. Wawancara merupakan pertemuan dua unit rumah sekitar Rp. 15.000.000. Dan masuk ke dalam
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya RPJMD dan Renstra Kabupaten Sumedang.
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam RTLH ini merupakan program yang bergerak
suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2013:231). Di dalam pada bidang sosial-ekonomi. Bentuk kegiatan ekonomi
penelitian ini wawancara dilakukan dengan narasumber berupa perbaikan fasilitas tempat tinggal yang asalnya
dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan tidak layak huni menjadi layak untuk meningkatkan
Pertanahan Kabupaten Sumedang. kesejahteraan masyarakat, dan sosialnya berupa proses
partisipasi masyarakat dalam membantu program RTLH
III. PENELITIAN TERKAIT dan pembangunan di masing-masing desa. Proses awal
masuknya RTLH dari pusat ke daerah adalah pemerintah
Adapun penelitian yang sebelumnya terkait pusat melalui Kemenpupr akan meminta data kepada
dengan penelitian ini diantaranya dan digunakan sebagai kabupaten/kota mengenai data calon penerima bantuan
pertimbangan penelitian ini: rehabilitasi RTLH. Kemudian, dari Kabupaten meminta
Bima Ghafaralie. (2013). Implementasi data yang lebih merinci kepada pihak desa/kelurahan
Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di dibantu oleh RT/RW untuk mendata dan menyeleksi
Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun Tahun 2013. sesuai prosedur yang berlaku kepada nama-nama calon
Di dalam penelitian diatas membahas mengenai penerima bantuan dan diseleksi kembali proses
proses keberjalanan program RTLH di wilayah seleksinya oleh tim dari provinsi yang bernama tim
fasilitator, yaitu tim khusus yang diseleksi dan diurus

ISSN 2086-1338
Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

oleh pemerintah provinsi untuk mengawasi dan dengan rincian 75 pembangunan baru dan 150
mendampingi implementasi program. Setelah proses peningkatan kualitas yang tersebar di 26 kecamatan
seleksi kedua selesai, pihak desa/kelurahan membuat dengan rincian: Jatinangor (7), Tanjungsari (7),
proposal untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Pamulihan (9), Sukasari (9), Tanjungmedar (10),
Perumahan Rakyat. Kemudian setelah ada rekomendasi Tanjungkerta (9), Surian (10), Buahdua (10), Conggeang
dari pusat dilanjutkan dengan mengisi dan melengkapi (9), Rancakalong (9), Ujungjaya (10), Tomo (10),
persyaratan administrasi yang dibantu oleh Dinas Cisarua (8), Ganeas (9), Paseh (9), Cisitu (10), Cibugel
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten (9), Cimanggung (8), Darmaraja (9), Situraja (9), Wado
dengan tim fasilitator serta pemerintah desa. Setelah (10), Jatigede (10), Jatinunggal (10), Cimalaka (7),
terpenuhi kemudian dikirim ke pusat data tersebut untuk Sumedang Utara (4), Sumedang Selatan (4). Untuk
dicek dan diverifikasi. Lalu setelah beres, dibuatkan SK sebaran jumlah rehabilitasi pemkab Sumedang lebih
dan disahkan oleh Bupati yang dibantu oleh Dinas dahulu memprioritaskan pembangunannya di Kawasan
Perumahan dan Kawasan Permukiman. SK Bupati dibuat pedesaan. Dan sudah menghabiskan dana sebesar 3,4
atas dasar hukum SE Kemenpupr No. 12/SE/Dr/2018. miliar rupiah. Dan baru berjalan 40% dari jumlah total.
Mengenai tahapan pencairan anggaran langsung Implementasi sudah berjalan hampir setengah
oleh pusat melalui Kemenpupr yang diambil dari dana tahun, di dalam keberjalanannya ada banyak respon
APBN (Pembuatan Fisik), DAK (Penyiapan positif dari masyarakat terhadap program ini.
Pelaksanaan) dan Swadaya (Tambahan) diberikan Masyarakat merasa puas karena tertolong untuk bisa
bantaun dalam bentuk uang kepada rekening calon memiliki tempat tinggal layak huni di tengah kesusahan
penerima, jika memang calon penerima belum keadaan ekonomi, ada juga yang menilai positif terhadap
mempunyai rekening terlebih dahulu harus membuat kinerja sosialisasi program dimana para staff ikut
rekening karena bantuan uang ini tidak bisa diberikan membantu menjelaskan dengan jelas mengenai alur
secara tunai. Jadi, pihak provinsi dan kabupaten/kota program dari awal sampai akhir, fungsi pendampingan
disini fungsinya hanyalah pengawas/pendamping serta pemenuhan persyaratan administrasi dari awal sampai
evaluator dalam program ini. Dan anggaran RTLH di akhir dinilai baik sehingga tidak membutuhkan waktu
Kabupaten Sumedang dari tahun ke tahun mengalami yang lama pengerjannya, koordinasi dan komunikasi
kenaikan per unit rumahnya, sebut saja tahun 2016 antar instansi terkait berjalan dengan baik, dan yang
bantuan diberikan sebesar Rp. 10.000.000/unit, dan paling penting adalah pencairan dana yang cepat dikirim
tahun 2018 sebesar Rp. 15.000.000. Mengapa bisa ke rekening calon penerima setelah berkas administrasi
terjadi demikian? Karena besaran bantuan RTLH ini diterima oleh pusat. Pelaksanaan program sudah
harus disesuaikan dengan Indeks Konstruksi dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan hukum dan
Kabupaten/Kota (IKK) masing-masing daerah. Jika petunjuk teknis yang sudah banyak disebutkan
menggunakan besaran bantuan sama tetapi IKK sebelumnya.
meningkat, karena dana tidak sesuai dengan harga Program ini bukan berarti tidak memiliki
barang konstruksi belum lagi dana untuk upah pekerja. permasalahan dan kendala, masih terdapat banyak hal
Jenis-jenis rehabilitasi RTLH dibagi menjadi yang harus diperbaiki dan ditingkatkan yaitu yang
dua, yaitu pembangunan baru merupakan rehablitasi pertama, terbatasnya anggaran membuat hanya beberapa
total dan peningkatan kualitas merupakan rehabilitasi warga berpenghasilan rendah saja yang bisa mengakses
sebagian yang dianggap lebih genting. Syarat mutlak program RTLH ini ketika angka kemiskinan masih
yang harus dipenuhi adalah ketidakmampuan secara sangat tinggi di Kabupaten Sumedang dan kemiskinan
bangunan fisik tempat tinggal dan ekonomi sehari-hari. hanya terurai 2% dari total 10,57% angka kemiskinan di
Sumber daya yang terkait dalam program ini adalah Sumedang. Jadi, pemilihan jumlah dan lokasi bantuan
Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat dan sangat tergantung faktor jumlah ketersediaan anggaran
Kementerian Keuangan sebagai perumus program, yang harus dibagi-bagi dengan wilayah lain dan sebaran
BPPMD provinsi, Bappeda Kabupaten, Dinas jumlah penduduk berpenghasilan rendah, makin tinggi
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten, wilayah itu didominasi oleh MBR (Masyarakat
Pemerintah Kecamatan, Pemerintah desa/kelurahan, dan Berpenghasilan Rendah) makin besar peluang untuk
RT/RW sebagai pelaksana program. Untuk program didahulukan. Berikutnya, proses pengawasan tidak
RTLH mulai dari proses seleksi, pengusulan proposal, dijalankan dengan baik, karena kekurangan sumber daya
penurunan SK hingga mulai proses pelaksanaan manusia dan kondisi riil lapangan. Ada pengaruh juga
selambat-lambatnya 2 bulan. Tim fasilitator adalah tim dari masyarakat yaitu masyarakat selalu berpikiran
khusus yang dibentuk oleh pemerintah provinsi Jawa bahwa pengawasan hanya dilakukan oleh tim fasilitator
Barat melalui BPPMD Provinsi jumlahnya minimal satu dan pihak dinas, padahal pada dasarnya fungsi
orang dan maksimal 4 orang yang disesuaikan dengan pengawasan dilakukan oleh setiap elemen dan
jumlah unit yang direhabilitasi. Maksimal kerja tim ini sebenarnya yang paling dekat dengan masyarakat adalah
adalah 2 bulan. masyarakat itu sendiri. Kemudian, partisipasi masyarakat
Di Kabupaten Sumedang sendiri, di tahun 2018 masih kurang dalam membantu pembangunan di
terhitung dari bulan Januari sampai bulan Juni terhitung pedesaan sehingga salah satu tujuan awal program ini
sudah ada 225 unit rumah yang sudah direhabilitasi dan juga merupakan bentuk perwujudan revolusi mental

ISSN 2086-1338
Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

yaitu pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari membantu mengurangi beban ekonomi penerima
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan bantuan, sosialisasi dilakukan dengan baik dari awal
tanggung jawab menjadi terhambat yang akhirnya tidak sampai akhir oleh tim fasilitator dan dinas Perkim juga
berjalan optimal. Kemudian, adanya pergantian posisi pemerintah desa, komunikasi dan koordinasi antar
bupati di pemkab Sumedang yang awalnya dijabat oleh instansi berjalan dengan baik, tim fasilitator dan pemkab
bapak Eka Setiawan yang mengajukan cuti kerja karena mampu menjadi konsultan dalam membantu melengkapi
mencalonkan kembali menjadi bupati untuk periode syarat administrasi, dan pencairan uang tidak ada
2018-2023 yang digantikan sementara oleh Bapak kendala karena langsung dikirim ke rekening setelah
Sumarwan Hadisoemarto, yang berakibat pemberian SK syarat telah dituntaskan. Akan tetapi layaknya sebuah
RTLH menjadi molor dan pelaksanaan juga jadi kebijakan yang tidak terlepas dari permasalahan pada
tersendat karena harus ada penjelasan kembali dari awal tahap implementasinya, masih banyak yang harus
mengenai program RTLH ini kepada PJS Bupati diperbaiki lagi diantaranya pengawasan tidak maksimal
Sumedang. Kepedulian sosial dari masyarakat sekitar karena jumalh sumber daya manusia tidak sebnding
juga masih sangat kurang sehingga hampir 45% dengan wilayah yang diawasi, kesadaran masyarakat
penerima bantuan dri 225 unit rumah selama 6 bulan masih kurang untuk saling membantu, keterbatasan dana
2018 ini harus menyewa tukang/buruh pekerja, membuat membuat program tidak bisa dirasakan oleh sebagian
dana 15 juta menjadi sangat kecil karena harus tarik ulur besar MBR dan hanya mampu mengurangi sedikit dari
dengan upah pekerja yang tak sedikit, padahal program angka kemiskinan di Sumedang, masih banyak
ini dibuat dimaksudkan agar bisa saling bahu membahu masyarakat yang tidak memiliki kelengkapan bukti
bekerja sama untuk membantu sesama. Dan masalah kepemilikan rumah sehingga status dibatalkan, dan
yang sering dijumpai tim pengawas di lapangan adalah proses pengesahan SK Bupati menjadi terhambat karena
masyarakat yang berada dalam kategori miskin dengan adanya pergantian posisi Bupati Sumedang di awal tahun
kondisi rumah yang sangat tidak layak, tidak bisa 2018.
ditetapkan sebagai penerima bantuan karena tidak Dari pembahasan penelitian diatas, maka dapat
mempunyai bukti kepemilikan tanah atau perlengkapan dihasilkan beberapa saran seperti:
administrasi sebagai syarat mutlak program RTLH ini 1. Komunikasi atau sosialisasi sangat penting dalam
sehingga statusnya sebagai calon penerima bantuan kebijakan program RTLH ini, karena dengan sosialisasi
dibatalkan. dapat diketahui maksud, tujuan dan sasaran serta
substansi dari kebijakan tersebut sehingga kebijakan
V. KESIMPULAN dapat diimplementasikan dengan efektif.
2. Sumber daya, baik sumber daya manusia (staf)
Kebutuhan akan memliki kehidupan yang layak maupun sumber daya dana/ anggaran merupakan faktor
salah satunya adalah fasilitas tempat tingaal adalah hak krusial dalam kebijakan RTLH, karena kebijakan akan
bagi setiap warga negar dan negara wajib membantu dapat diimplementasikan dengan baik jika didukung oleh
mewujudkannya karena termasuk perwujudan HAM. sumber daya manusia dan anggaran yang memadai.
RTLH adalah program dari pusat melalui Kempupr yang 3. Sikap atau komitmen pelaksana kebijakan merupakan
ditujukan untuk MBR dengan tujuan meningkatkan faktor yang sangat penting dalam implementasi
kesejahteraan MBR, meningkatkan partisipasi kebijakan, karena dengan komitmen atau kesediaan
masyarakat di pedesaan, dan mengurangi tingkat pelaksana kebijakan akan sangat mendukung
kemiskinan. Aturan yang mengatur tentang RTLH keberhasilan imlementasi kebijakan.
adalah UU. No. 1 Tahun 2011, Pergub Provinsi Jawa 4. Koordinasi sangat penting dalam kebijakan RTLH,
Barat Nomor 46 Tahun 2015, dan SE Kemenpupr No. karena suatu kebijakan yang dilaksanakan dengan
12/SE/Dr/2018. Alur masuknya program RTLH dimulai melibatkan unit-unit organisasi, akan dapat
dari pusat yang meminta nama calon penerima kepada diimplementasikan dengan efektif, jika koordinasi
daerah yang nanti akan diseleksi sebanyak dua kali oleh dilaksanakan dengan baik.
pemerintah desa dan tim dari provinsi yaitu tim
fasilitator, lalu membuat proposal ke pusat oleh REFERENSI
pemerintah desa dibantu oleh dinas Perkim, kemudian
dilengkapi syarat administrasi dibantu oleh tim fasilitator Ghafaralie, Bima. 2013. Implementasi Program Rumah
dan dinas Perkim, setelah itu diajukan SK oleh dinas Tidak Layak Huni (RTLH) di Kecamatan Tebing
Perkim. Untuk alur anggaran, dana langsung diberikan Kabupaten Karimun Tahun 2013: Karimun: Jurnal
oleh pemerintah pusat ke rekening calon penerima Penelitian Ilmu Administrasi Negara: Universitas
bantuan. Program RTLH di Kabupaten Sumedang Maritim Raja Ali Haji.
selama 6 bulan di tahun 2018 sudah mencapai 40% dari Nugroho Riant, 2003, Kebijakan Publik Formulasi,
target yang tersebar di 26 kecamatan, dan baru bisa Implementasi, dan Evaluasi, Gramedia, Jakarta
mengurangi kemiskinan sebanyak 2,00% dari total Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif.
10,57% jumlah MBR di Sumedang. Di dalam Bandung: PT. Rosdakarya.
keberjalanan program banyak hal yang diapresiasi oleh Trikomara, R. Sebayang dan Putri, M.E. 2007. Analisis
masyarakat yaitu program ini sedikit banyaknya sangat Kebutuhan Rumah Tidak Layak Huni Di Kelurahan

ISSN 2086-1338
Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu.


Repository Unri, 2. 1-12.
Suradi, Studi Evaluasi Dampak Kebijaka Sosial:
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Bagi
Keluarga Miskin di Kota Banjarmasin. Jurnal
Sosiokonsepsia Vol. 17 No. 02 (2012

ISSN 2086-1338
Jurnal Administrasi Negara, Juni 2018 Volume 5, Number 1

ISSN 2086-1338

You might also like