Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Manajemen Kasus Hiv/Aids Terhadap Kualitas Hidup Pasien Hiv/Aids
Pengaruh Manajemen Kasus Hiv/Aids Terhadap Kualitas Hidup Pasien Hiv/Aids
1
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Elisabeth Semarang
2, 3
Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran UNDIP
ABSTRACT
Background : The implementation of HIV/AIDS‟s case management with ineffective quality of service will impact on
the the life quality of HIV/AIDS‟s patients. The life quality is an important component in evaluating the welfare and the
life of ODHA.
Objective : This study aims to determine the impact of HIV/AIDS‟s case management on the quality of life of
HIV/AIDS‟s patients.
Method : This study used a quasy research method experiment with the pretest-posttest control group design. The
population is the HIV/AIDS patients that are undergo a treatment in the Hospital in Sorong City. The researchsamples
are 66 respondents, the statistic test that are used are paired t-test, Independent t-test and simple linear regression.
Result : The result from 33 respondents of intervention group and 33 control group showed that there are significant
difference in the quality of life of HIV/AIDS‟s patients before and after receiving training in the intervention group (p
value 0.001) with the average increase value of 14.06, while the control group is 1.96.
Conclusion : It is concluded that there are a significant impact of HIV/AIDS case toward the life quality of the
HIV/AIDS patients. Where every increasing value of case management are capable to increase the life quality of
patients as much as 0,259.
hubungan seksual tanpa pengaman dengan kemih. Hal ini difokuskan terhadap asuhan
penderita infeksi HIV. Wanita hamil yang pada kebutuhan klien secara holistik meliputi
terinfeksi HIV juga dapat menularkan virus upaya spiritual dan sosial. Hampir semua
tersebut kepada janin yang dikandung selama perawat menyatakan bahwa kondisi pasien
masa kehamilan, persalinan atau menyusui.1 HIV/AIDS membutuhkan perawatan yang
Di Indonesia, sejak pertama kali maksimal. Keadaan ini disebabkan oleh
kasus AIDS ditemukan di Bali pada tahun penurunan kondisi fisik pasien HIV/AIDS
1987, perkembangan jumlah kasus AIDS yang diakibatkan virus HIV menyerang
maupun HIV positif cenderung meningkat sistem imun tubuh. Dalam penanganan pasien
setiap tahunnya. Perkembangan epidemi HIV/AIDS perlu diperhatikan aspek kualitas
HIV/AIDS di Indonesia merupakan salah satu hidup karena penyakit infeksi ini bersifat
yang tercepat di Asia. Data statistik kasus kronis dan progresif sehingga berdampak luas
HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada segala aspek kehidupan baik fisik,
sampai dengan bulan september 2014 oleh psikologis, sosial, maupun spiritual.4
Ditjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI.2 Kualitas hidup adalah standar hidup
Jumlah kasus AIDS tertinggi dilaporkan yang sangat objektif dan mampu
Papua 10.184, Jawa Timur 8.976, DKI menyebabkan perasaan senang.5 Polonsky6
Jakarta 7.477 dan Bali 4.261, sedangkan rate mengatakan bahwa untuk mengetahui
kumulatif kasus AIDS Nasional sampai bagaimana kualitas hidup seseorang maka
dengan September 2014 adalah 23,48 per dapat diukur dengan mempertimbangkan
100.000 penduduk, dengan rate kumulatif penilaian akan kepuasan seseorang terhadap
kasus AIDS tertinggi dilaporkan di Papua, status fisik, psikologis, sosial, lingkungan
West Papua / Papua Barat, Bali, DKI dan spiritual.Orang hidup dengan HIV/AIDS
Jakarta.Tanah Papua sudah memasuki (ODHA) tidak hanya bermasalah dengan
tingkat epidemi meluas (generalized kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang
epidemic).3 disertai dengan stigma sosial yang sangat
Asuhan keperawatan yang diberikan diskriminatif. Disamping pelayanan medis
kepada pasien HIV/AIDS diarahkan kepada masih sangat dibutuhkan ODHA untuk
mengurangi risiko infeksi, membantu pasien mempertahankan kesehatannya, ODHA juga
dengan berbagai tindakan medis yang membutuhkan serangkaian pelayanan lain
bertujuan untuk mengatasi infeksi, seperti dukungan mendapatkan hasil
memperbaiki status nutrisi pasien dan pemeriksaan penunjang, tindakan
mempertahankan fungsi usus serta kandung keperawatan belum sesuai dengan standar
ISSN 2338-4514
62 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
keamanan misalnya perawat tidak kepada perawat di ruang rawat inap selama 2
mengetahui jika pasienyang dirawat adalah hari. Sebelum dilakukan pelatihan kepada
pasien HIV atau pasien HIV dengan perawat, terlebih dahulu dilakukan pre test
pengobatan ARV. pengukuran kualitas hidup pada pasien
Manajemen kasus merupakan HIV/AIDS kelompok intervensi dan
pelayanan keperawatan yang kelompok kontrol, kemudian dua minggu
berkesinambungan yang dilakukan oleh setelah pelatihan manajemen kasus
perawat bekerjasama dengan bidang lain HIV/AIDS dilakukan post test pada
diantaranya dokter, psikolog, LSM, pejabat kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
pemerintah, keluarga dan masyarakat untuk Pengambilan sampel mengguna kan metode
membantu dan mendukung orang dengan total sampling dengan jumlah responden pada
HIV/AIDS dalam memenuhi kebutuhan kelompok intervensi sebanyak 33 responden
biopsikososial dan pelayanan yang dan pada kelompok kontrol sebanyak 33
diperlukan, rujukan yang sesuai serta responden.
perencanaan yang lebih mendukung kualitas
hidup ODHA.7 Penelitian yang dilakukan di HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satu rumah sakit di Kota Sorong dimana Berdasarkan hasil penelitian berikut
selama ini ditemukan beberapa masalah ini gambaran karakteristik responden:
antara lain hasil observasi pada 25 status
pendokumentasian keperawatan pasien Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien HIV bulan Juli
– Agustus 2015 (N=66)
HIV/AIDS, didapatkan lembar manajemen
kasus pasien HIV/AIDS masih dalam No Variabel
Kelompok
Total
Intervensi Kontrol
(n=33) (n=33) (N=66)
keadaan kosong, minimnya penulisan data
1 Umur
pengkajian, diagnosa keperawatan, Mean 34.57 34.24 -
Min - Max 19 - 55 19 – 56 -
perencanaan dan tindakan keperawatan yang 2 Jenis Kelamin
Laki - laki 23 (69.7) 20 (60.6) 43(65.15)
diberikan. Perempuan 10 (30.3) 13 (39.4) 23(34.85)
3 Pendidikan
SD 10 (30.3) 9 (27.3) 19(28.79)
SMP 12 (36.4) 10 (30.3) 22(33.33)
SMA 4 (12.1) 7 (21.2) 11(16.67)
METODE PENELITIAN DIII 3 (9.1) 4 (12.1) 7(10.61)
S1 (Sarjana) 4 (12.1) 3 (9.1) 7(10.61)
Penelitian ini merupakan jenis 4 Pekerjaan
Bekerja 21 (63.6) 26(78.8) 47(71.21)
penelitian quasi eksperimen: pretest-posttest Tidak bekerja 12 (36.4) 7 (21.2) 19(28.79)
5 Status Marital
with control group design. Perlakukan yang Kawin 23 (69.7) 10 (30.3) 33(50)
Tidak kawin 18 (54.5) 15 (45.5) 33(50)
diberikan dalam penelitian ini yaitu pelatihan
manajemen kasus HIV/AIDS yang diberikan
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 63
pekerjaan dan status marital antara kelompok Sebelum 26 78.8 7 21.2 33 100 16.30 7.54
Mayoritas pasien HIV/AIDS berjenis kelamin Hal ini berarti pada rata – rata umur
laki – laki yaitu sebanyak 43 pasien pasien HIV/AIDS pada kelompok intervensi
(65,15%). dan kelompok kontrol hampir sama. Selain itu
Pada Tabel 2, pelaksanaan manajemen pada penelitian ini sebagian besar berjenis
kasus HIV/AIDS pada kelompok intervensi kelamin laki – laki, mayoritas berpendidikan
sebelum pelatihan dalam kategori kurang rendah, lebih banyak berstatus tidak menikah
yaitu sebanyak 26 responden (78.5%) dan tidak bekerja, dan sebagian besar
sedangkan dalam kategori baik yaitu memiliki kualitas hidup dalam kategori
sebanyak 7 responden (21.2%). kurang.
Setelahdilakukanpelatihan, pelaksanaan Hasil tabulasi pelaksanaan Manajemen
manajemen kasus dalam kategori kurang yaitu kasus HIV/IDS sebelum dilakukan pelatihan
sebanyak 6 responden (18.2%) dan dalam adalah 26 responden (78,8 % ) dalam keadaan
kategori baik yaitu 27 responden (81.8%). kurang dan setelah dilakukan pelatihan di
Dengan demikian terjadi peningkatan peroleh 27 responden (81,8%) dalam kategori
pelaksanaan manajemen kasus HIV/AIDS baik. Hal ini berarti ada peningkatan kualitas
dengan rata – rata kenaikan sebesar 12.48. pelaksanaan Manajemen kasus HIV/AIDS di
Untuk membuktikan adanya peningkatan Rumah Sakit setelah dilaksanakan kegiatan
yang signifikan pada pelaksanaan manajemen pelatihan manajemen kasus HIV/AIDS bagi
kasus HIV/AIDS setelah dilakukan intervensi perawat dengan rata – rata kenaikan sebesar
dilakukan uji komparasi mengunakan paired 12.48.
t-test. Hasil paired t-testdiperoleh nilai p Hasil pengukuran kualitas hidup
value sebesar 0.001yang berarti bahwa ada pasien HIV/AIDS sebelum dilakukan
peningkatan nilai pelaksanaan manajemen intervensi diperoleh data pada pasien
ISSN 2338-4514
64 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016
Unstandardized Standardized
pasien agar mendapatkan kehidupan yang Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
berkualitas atau sejahtera. Perawat sebagai 1 (Constant) 35.604 4.127 8.628 .000
Pelaksanaan
.363 .170 .259 2.141 .036
Manajemen Kasus
bagian integral dari tim pelayanan kesehatan a. Dependent Variable: Kualitas Hidup
terhadap kualitas hidup pasien HIV/AIDS. rangka memberikan pelayanan dan perawatan
Nilai koefisien pelaksanaan manajemen kasus secara holistik, komprehensif dan dukungan
bernilai 0,259 memiliki arti bahwa jika yang luas bagi ODHA dan keluarganya.
variabel pelaksanaanmanajemenkasusterjadi Perawatan komprehensif tersebut meliputi
peningkatan, maka akan diikuti dengan perawatan di rumah sakit. 2) Memperoleh
peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. akses pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan.
Manajemen kasus HIV/AIDS Dalam pelayanan ini ODHA mendapatkan
merupakan salah satu metode pelayanan yang akses pelayanan dalam hal dukungan
bisa digunakan untuk membantu ODHA psikososial, dukungan sosioekonomi, bantuan
(Orang dengan HIV/AIDS). Pelayanan hukum, pelayanan medis dan perawatan. 3)
manajemen kasus menggunakan pendekatan Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS.
individual secara holistic dan terpadu, yang Pengetahuan tentang kondisi status HIV
mengkaitkan dan mengkoordinasikan klien sangatlah penting, ini digunakan untuk
dengan sumber layanan baik medis, melakukan perubahan perilaku positif bagi
psikososial dan spiritual. Dengan intervensi ODHA, jika pengetahuan tentang HIV baik
yang diberikan dalam pelayanan manajemen maka perilaku ODHA akan baik. 4)
kasus HIV dan AIDS, banyak ODHA yang Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP
merasakan manfaat dari pelayanan tersebut. ). PDP merupakan singkatan dari pelayanan,
Pemahaman akan HIV dan AIDS, kondisi dukungan dan pengobatan (Care Support and
kesehatan, pencegahan penularan kepada Treatment), adalah suatu layanan terpadu dan
orang lain, pencegahan agar tidak tertular berkesinambungan untuk memberikan
infeksi lain, pentingnya dukungan psikologis, dukungan baik aspek manajerial, medis,
terapy ARV (Anti retro viral ), dukungan psikologis maupun sosial untuk mengurangi
sebaya, serta sistem rujukan yang dapat atau menyelesaikan permasalahan yang
diperoleh dapat mendorong ODHA (Orang dihadapi ODHA selama perawatan dan
dengan HIV/AIDS) meningkatkan kualitas pengobatan.
hidupnya.
Manfaat dari pelayanan manajemen KESIMPULAN
kasus bagi ODHA adalah : 1)Menjamin Hasil penelitian menunjukkan ada
kontinuitas pelayanan (holistik, terpadu dan peningkatan kualitas pelaksanaan manajemen
berkesinambungan). Perawatan komprehensif kasus HIV/AIDS di rumah sakit setelah
berkesinam- bungan melibatkan suatu jejaring dilaksanakan kegiatan pelatihan manajemen
kerja dari semua sumber daya yang ada dalam kasus HIV/AIDS bagi perawat dengan rata –
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 67