You are on page 1of 16

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KETEPATAN

PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT

INAP RSUD BUNTOK 2012

Berthiana

ABSTRAK. The accuracy of fill in of the nursing rearing documentation is forms important
thing for nursing services, because will be gives of law protection for the giver and receiver.
Nursing rearing will reflection of nursing rearing quality. The accuracy of fill in of the nursing
rearing documentation is influenced by motivation. From the study resulted of the nursing rearing
applied standard are taken from 30 patient statuses. Can get taken result 61,5%. Who do it the
nursing rearing applied standard.
This research destination to knowledge related of the nurse work motivation with the accuracy
of documentation of the nursing rearing in living medical care installation RSUD Daerah Buntok.
The research type id descriptive quantitative with cross sectional approach. Sample for
nurse motivVated taken from 4 living medical care unit with total sample 30 respondent, and for the
accuracy of fill in of nursing rearing documentation taken with quota sampling. Taken data with used
the questioner, for the accuracy of fill in of nursing rearing documentation use the instrument ASAK
from Depkes 1997. For knowing related
are two variable, doing with Product Moment Correlation Test with result is rxy = 0,474 and p =
0,008, the meaning is there are have significant related between the nurse work motivation with the
accuracy of fill in the nursing rearing documentation in living medical care unit RSUD Daerah
Buntok.
Work motivated the good nurse so the accuracy of fill in of the nursing rearing documentation is
good.
The recommendation for another researcher, is important to doing the most deeply research for
nurse work motivation with the accuracy of fill in of nursing rearing documentation with another
method, more big sample and documentation study with total that will be with SAK rules.

Keywords: Nurse motivation, accuracy of fill in of the nursing documentation

Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 57
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
Pendahuluan keperawatan dalam mencapai hash dan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tujuan yang diharapkan dengan
teknologi dalam bidang kesehatan menentukan keberhasilan penyelesaian
menuntut profesi kesehatan termasuk masalah. Hal ini merupakan praktik
profesi keperawatan untuk mampu keperawatan dalam asuhan yang
memberikan pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien yang
berkualitas dan komprehensif sesuai sehat maupun sakit.
dengan standar dan peraturan yang Pergeseran dalam pelayanan
berlaku. Didasari oleh profesi keperawatan te rjadi saat ini di
keperawatan, bahwa masyarakat mem Indonesia adalah perubahan dalam
punyai hak untuk memperoleh pemberian asuhan yang tadinya lebih
pelayanan asuhan keperawatan secara menekankan pada prosedur tindakan,
professional. Prinsip dasar ini yang kearah asuhan yang menggunakan
dituangkan dalam standar praktek metode pemecahan masalah secara ilmiah
keperawatan serta implementasinya beberapa proses keperawatan yang
perlu ditopang dan dipertahankan dilandasi oleh ilmu keperawatan.2
dengan egislasi dan pemberlakuan
hukum bagi praktek keperawatan Apabila dokumentasi asuhan
maupun kesehatan. Kepastian hukum keperawatan tidak dilakukan dengan
dapat melindungi mereka dari berbagai tepat, lengkap dan akurat dapat
resiko yang timbul dari penerapan ilmu menurunkan mutu pelayanan
keperawatan maupun kesehatan. keperawatan karena tidak dapat
Sebagai komitmennya pemerintah mengidentifikasi sejauh mana tingkat
menerbitkan Undang-Undang RI No keberhasilan asuhan keperawatan yang
23 tahun 1992 tentang kesehatan dan telah diberikan. Dalam aspek legal,
Peraturan Pemerintah RI No 1996 perawat tidak mempunyai bukti tertulis
tentang tenaga kesehatan. jika pasien menuntut ketidakpuasan atas
Perawat perlu menggunakan pelayanan keperawatan.3
langkah-langkah pada proses Rumah Sakit Umum Daerah Buntok
keperawatan ketika menghadapi pasien merupakan Rumah Sakit Umum Daerah
yang membutuhkan pelayanan kesehatan. type C. Secara garis besar Rumah Sakit
Langkahlangkah tersebut berupa Umum Daerah ini memberikan
pengumpulan data, pengidentifikasian pelayanan secara rawat inap, rawat
masalah atau kebutuhan, penetapan jalan dan rawat darurat. Data jumlah
tujuan, pengidentifikasian hasil, dan tempat tidur, jumlah tenaga dan tingkat
pemilihan intervensi keperawatan pendidikan di ruang rawat inap RSUD
untuk mencapai hasil dan tujuan Setelah Daerah Buntok tercantum pada tabel 1
intervensi dilakukan, perawat berikut dibawah ini :
mengevaluasi efektifitas rencana

58 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72


Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur (TT), Jumlah tenaga dan Tingkat Pendidikan perawat
di Ruang Rawat Inap RSUD Daerah Buntok 2012

Tempat Tidur Jml Jml Tingkat


Menurut Tenaga Pendidikan
TT
No Kelas Perawatan Perawat
Nama Ruang per Perawat
Rawat Inap Uta ruapentm
I II IIIA ruang SPK DIII SI
ma ruang
1 Ulin 7 0 0 0 IIIB 0 7 13 6 7 -
2 Jati 0 7 9 12 0 28 14 6 8 -
3 Cendana 0 9 3 7 8 27 14 5 9 -
4 Pinus 0 4 10 6 0 20 13 6 -
5 Ramin 0 4 6 8 2 20 11 9 2 -
6 Cemara 0 4 0 0 0 4 7 3 4 -
7 Perinatologi 0 2 3 4 5 14 9 5 4 -
8 IGD 0 0 0 0 0 3 17 3 14 -
Total 7 23 49 43 0 125 98 43 55 -

Rumah Sakit Umum Daerah Buntok yaitu adanya peningkatan


melaksanakan asuhan keperawatan yang dokumentasi asuhan keperawatan kearah
mengacu pada standar asuhan keperawatan yang positif
dari DepKes RI 1997. Evaluasi standar Hasil studi pendahuluan yang
asuhan keperawatan terakhir dilaksanakan dilakukan peneliti pada tanggal 14
pada tahun 2002, dengan hasil 71,51 % dan September 2012 terhadap ketepatan
nilai tersebut kategori cukup. Tiga tahun pengisian dokumentasi asuhan keperawatan
terakhir ini evaluasi belum dapat dilakukan di RSUD Buntok di ruang rawat inap yang
karena kurangnya tenaga keperawatan dalam diambil dari enam ntangan, jumlah sampel
pelaksanaan evaluasi dan kurangnya dana 30 status pasien dimana pasien yang
dalam pelaksanaan evaluasi. Hal yang bersangkutan telah pulang adalah seperti
diharapkan dari hasil pencapaian nilai yang tercantum pada tabel 2 berikut :
standar asuhan keperawatan di RSUD

Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 59
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
Tabel 2. Hasil Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Bulan September 2012 di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok
No Kriteria Keterangan
1 Pengkajian 55 - Tidak mengelompokkan data Bio-Psiko-sosial-
Spiritual.
- Tidak mengkaji data pasien masuk sampai
pulang
- Masalah tidak dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi kehidupan.
2 Diagnosa 65,5 - Tidak mendiagnosa keperawatan berdasarkan
masalah yamg telah dirumuskan
- Diagnosa keperawatan tidak mencerminkan
PE/PES.
- Rumusan diagnosa keperawatan tidak
aktuaUpotensial
3 Perencanaan 56,7 - Tidak mencatat perencanaan berdasarkan
diagnosa keperawatan
- Perencanaan tidak disusun menurut urutan
prioritas.
- Rumusan tujuan tidak mengandung komponen
pasien/subyek, perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan kriteria.
- Rencana tindakan tidak mengacu pada tujuan
dan kalimat perintah, terinci, dan jelas dan atau
melibatkan pasienikeluarga.

4 Tindakan 66 - Tindakan tidak mengacu pada rencana


keperawatan.
- Tidak mengobservasi respon pasien terhadap
tindakan keperawatan.
- Tidak semua tindakan dilaksanakan dan dicatat
dengan ringkas dan jelas.
- Setiap melakukan tindakan keperawatan,
perawat tidak mencantumkan nama dan paraf
dengan jelas serta tanggal dan jam dilakukan
tindakan.
5 Evaluasi 50 - Evaluasi tidak mengacu pada tujuan. -
Hasil evaluasi tidak dicatat.
6 Catatan Asuhan 78,5 - Pencatatan tidak ditulis dengan jelas, ringkas,
Keperawatan istilah yang baku dan lancar.
- Setiap tindakan perawat tidak mencantumkan
nama dengan jelas, serta tanggal dan jam
dilakukan
Rata-rata 61,9

60 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72


Dari 30 status pasien, penerapan akan tetapi dapat pula sebaliknya, yaitu
standar asuhan keperawatan didapat hasil seseorang yang semakin kuat menjauhi
rata-rata adalah 61,9% dengan kategori tujuan dalam arti meningkatkan tujuan yang
nilai cukup. pertama dan mencoba mengejar tujuan yang
Hasil wawancara dengan bagian lain. Maka dari itu, mengetahui tujuan
keperawatan dan perawat di ruang rawat mutlak diperlukan agar dapat menimbulkan
inap mengatakan bahwa motivasi yang dan memperkuat motivasi. Apabila para
dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan pekerja merasa puas dengan pekerjaanya,
pencatatan dokumentasi asuhan kepuasan itu didasarkan pada faktor-faktor
keperawatan adalah suatu kewajiban dan yang sifatnya intrinsik seperti keberhasilan
sebagai alat perlindungan hukum bagi mencapai sesuatu, pengakuan yang
mereka. Alasan mengapa tidak melakukan diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan,
ketepatan dalam pengisian dokumentasi rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karir
adalah kurangnya penghargaan yang dan pertumbuhan profesional dan intelektual
didapat dari hasil pencatatan dokumentasi yang dialami oleh seseorang.
asuhan keperawatan, kurang mengerti Sebaliknya apabila para pekerja merasa
terhadap standar asuhan keperawatan, tidak peas dengan pekerjaanya,
kurangnya waktu untuk melakukan ketidakpuasan itu umumnya dikaitkan
pencatatan dokumentasi. dengan faktor-faktor yang sifatnya
Motivasi dapat berubah dan ekstrinsik yaitu kebijakan organisasi,
berkembang sesuai dengan taraf kesadaran pelaksanaan kebijaksanaan yang telah
seseorang akan tujuan yang akan dilakukan, supervisi yang dilakukan oleh
dicapainya. Makin kuat motivasi tidak para manajer, hubungan interpersonal, dan
berarti seseorang pasti mendekati tujuan, kondisi kerja.4

METODE PENELITIAN dalam dokumen rekam medik


A. Jenis Penelitian pasien di ruang rawat inap RSUD
Jenis penelitian Deskriptif Buntok.
kuantitatif dengan pendekatan Cross 2. Sampel.
sectional dimana variabel bebas dan Sampel ditentukan dengan
terikat dikumpulkan secara hampir tehnik Quota sampling yaitu
bersamaan.5 tehnik sampling yang dilakukan
B. Subyek penelitian tidak mendasarkan diri pada
1. Populasi Penelitian strata atau daerah, tetapi
Populasi penelitian adalah mendasarkan diri pada jumlah
wilayah generalisasi yang yang sudah ditentukan.5
terdiri atas ob y ek atau Peneliti mengambil sample untuk
s u b y ek y a n g me mp u n y a i variabel sebanyak 30 orang perawat
k u a nt it a s da n ka r a kt er is t i k dengan kriteria :
t er t en t u ya n g ditetapkan oleh a. Jenis kelamin : laki-laki atau
peneliti untuk dipelajari dan perempuan.
kemudian ditarik kesimpulannya.6 b. Perawat pelaksana yang
Populasi penelitian untuk variabel memberi pelayanan
motivasi kerja perawat adalah keperawatan kepada pasien di
perawat yang bekerja di ruang instalasi rawat inap dan telah
rawat inap RSUD Buntok. bekerja minimal satu tahun.
Sedangkan populasi untuk variabel c. Tingkat pendidikan perawat
dokumentasi asuhan keperawatan minimal SPK
adalah catatan rekam medik d. Tidak sedang sekolah, cuti
keperawatan yang terdapat maupun sakit.
Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 61
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
e. Bersedia menjadi responden. analisis butir (anabut) SPSS, 2000
Sedangkan untuk ketepatan pada taraf signifikansi dengan
pengisian dokumentasi asuhan validitas antara 0,3430 sampai
keperawatan pemilihan sampel 0,746.6
dilakukan dengan cara acak yaitu
dengan cara mengambil status
pasien yang pernah di rawat di Uji reabilitas instrument
ruang rawa inap pada bulan digunakan rumus alfa Cronbach.
Agustus – September 2012 dan Untuk test ini berbentuk uraian
sudah masuk kebagian rekam atau angket dengan skala
medik RSUD Buntok. bertingkat, maka test tersebut diuji
dengan test alfa dengan
C. Instrumen Penelitian koefisiensi reabilitas 0,666559.11
1. Instrumen untuk mengukur 2. Instrumen untuk mengukur
motivasi perawat ketepatan pengisian dokumentasi
Instrumen pada variabel ini asuhan keperawatan
berupa kuesioner yang berisi 27 Instrumen untuk variabel ini
pernyataan tertutup untuk variabel menggunakan studi
motivasi menggunakan skala dokumentasi penerapan standar
interval dan yang diteliti adalah asuhan keperawatan di rumah
motivasi ekstrinsik. sakit (instrumen A),10 yang terdiri
Rating skala dalam variabel dari 24 item meliputi pengkajian 4
ini adalah skor nilai 5 untuk item, diagnosa 3 item,
jawaban sangat setuju (SS), skor perencanaan 6 item, pelaksanaan
4 untuk jawaban setuju (S), skor 3 5 item, evaluasi 2 item, dan
untuk jawaban tidak tahu (TT), skor catatan asuhan keperawatan 4
2 untuk jawaban tidak setuju (TS), item. Kelengkapan asuhan
skor 1 untuk jawaban sangat tidak keperawatan diolah dengan cara
setuju (STS). Skoring penilaian sebagai berikut:
untuk variabel ini di bagi menjadi a. Pada setiap kolom diisi
3 kategori adalah sebagai dengan tanda "V" bila
berikut:11 aspek yang dinilai
a Baik ( 94 – 135 ) ditemukan dan diberi skor
b Baik ( 94 – 135 ) 1, tanda "0" bila aspek
c Baik ( 94 – 135 ) yang dinilai tidak
ditemukan dan diberi skor
Hasil ini telah diuji validitas 0.
internal dengan analisa butir. b. Sub total sesuai dengan
Validitas butir ini dicari dengan penjumlahan jawaban nilai
mengkorelasikan antara score "V" yang ditemukan pada
pada item dengan score total. masing-masing kolom.
Adapun tehnik analisis yang c. Total diisi dengan
digunakan adalah korelasi product penjumlahan subtotal.
moment angka kasar dan pearson. d. Tiap variabel dihitung
Perhitungan selanjutnya prosentasenya dengan
digunakan computer program cara:

62 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72


Presentase = Total
Jumlah Berkas x Jumlah Aspek Yang Dinilai

e. Selanjutnya dibuat rekapitulasi nilai untukpencapaian rata-rata dengan rumus :

Pencapaian Rata – Rata = %(1) + %(2) + %(3) + %(4) + %(5) + %(6)


6

Setelah didapat nilai rata-rata pendokumentasian asuhan keperawatan


kelengkapan dokumentasi asuhan berdasarkan sta ndar asuhan
keperawatan, selanjutnya kep er awatan yang men ggu naka n
dimasukkan dalam kategori : uji hubu nga n. Data
a. Baik (75-100) dikelompokkan dalam tabel kemudian
b. Cukup (55-74) dianalisa dengan model korelasi dari
c. Kurang (<55). pearson, karena kedua variabel yang
dikorelasikan berbentuk interval.
D. Pengolahan dan Analisa Data Adapun teknik analisis yang digunakan
Analisa data dilakukan dengan adalah korelasi product moment angka
cara membandingkan antara motivasi dasar dari Pearson.6
perawat dengan kelengkapan
4

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

r, = XY — XaY)
VINI — (IV )111 \11 Y2 — (IV )1
Keterangan :
: Koefisien korelasi product moment
X : Nilai dari setiap item
Y : Nilai dari semua item
N : Jumlah item

Penghitungan menggunakan bermakna antara motivasi dengan


bantuan program SPSS versi 10 for ketepatan pengisian pendokumentasian
windows. Apabila didapatkan nilai rh asuhan keperawatan.
> rt atau a < 0,01 maka ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan yang

Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 63
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
HASIL DAN PEMBAHASAN karasteristik pendidikan, jenis kelamin,
1. Karakteristik Responden lama kerja, status perkawinan dan
Responden dalam penelitian ini umur.
adalah 30 orang perawat, dengan

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin, Lama


Kerja, Status Perkawinan Dan Umur RSUD Buntok Bulan September - Oktober 2012

No. Karakteristik f
Responden
1. Pendidikan
 SPK 9 30
21 70
 AKPER
2. Jenis Kelamin
3 10
 Laki- Laki 27 90
 Perempuan
3. Lama Kerja
 < 5 Tahun 13 43,3
 5-10 Tahun 11 36,7
6 20
 > 10 Tahun
4. Status Perkawinan
7 23,3
 Belum Kawin 23 76,7
 Sudah Kawin
5. Umur
 < 30 Tahun 19 63,3
 30 – 40 Tahun 11 36,7

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas 2, tampak 5 tahun, 11 reponden (36,7 %) lama


bahwa karakteristik respon menurut kerja 5 - 10 tahun, dan 6 reaponden
tingkat pciididikan sebagian besar DIII (20,0 %) dengan lama kerja lebih dari
yaitu ada 21 responden (70 %), sepuluh tahun.
sedangkan dari SPK 9 responden (30 Karakteristik responden menurut
%). status perkawinan, sebagian besar
Karaktersitik responden responden sudah berkeluarga dengan 22
menurut jenis kelamin, jumlah responden (76,7 %) dan belum
terbanyak adalah perempuan yaitu 27 berkeluarga 7 responden (23,3 %).
responden (90 %), sedangkan jenis Sedangkan karakteristik
kelarnin laki-laki 3 responden (10 %). menurut umur, sebagian besar berumur
Karakteristik responden kurang dari 30 tahun dengan 19 respon
menurut lama kerja ada 13 responden (63, 3 %) sedangkan yang berumur 30
(43,3 %) dengan lama kerja kurang dari – 45 tahun, 11 responden (36,7 %).

64 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72


2. Distribusi Motivasi Ekstrinsik

Tabel 4. 17 Distribusi Motivasi Ekstrinsik di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok Bulan
September

No Motivasi Frekuensi Presentase

1. Baik 14 46,7 %

2. Cukup 10 33,3 %

3. Kurang 6 20 %

Total 30 100 %

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 3 di atas Motivasi kategori sedang ada 10


dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat (33,3 %). Sedangkaii moti-v-
motivasi perawat adalah baik yang asi kategori kurang ada 6 perawat (20
ditunjukkan ada 14 perawat (46,7 %). %).

3. Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tabel 5. Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat inap


RSUD Buntok Bulan September - Oktober 2012
No. Aspek Yang Dinilai Skor Presentase Tidak Presentase
Dilak Skor
1 Pengkajian Keperawatan 77 64,2 % 43 35,8 %
2 Diagnosa Keperawatan 66 72,2 % 25 27,8 %
3 Perencanaan Keperawatan 108 60 % 72 40 %
4 Tindakan Keperawatan 108 72 % 42 28 %
5 Evaluasi Keperawatan 38 63,3 % 22 37,7 %
6 Catatan Asuhan Keperawatan 100 83 % 20 17 %

Rata-Rata 82,6 68,7 % 37,3 30,8 %

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4 diatas, dapat (60%), tindakan keperawatan ada 108


dilihat bahwa skor pengkajian yang (72%), evaluasi keperawatan ada 38
dilaksanakan ada 77 (64,2%), diagnosa (63,3%), dan Catatan Asuhan
keperawatan ada 65 (72,2%), Keperawatan ada 100 (83%)
perencanaan keperawatan ada 108

Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 65
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
4. Distribusi Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tabel 6. Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat inap

RSUD Buntok Bulan September - Oktober 2012

No Dokumentasi Askep Frekuensi Prosentase

1. Baik 9 30%
2. Cukup 16 53,3 %
3. Kurang 5 16,7 %
Total 30 100 %
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5 di atas, status klien (30%), kategori cukup baik


dapat dilihat bahwa dari 30 status 16 status pasien (53,3%), dan kategori
pasien frekuensi kategori baik yaitu 9 kurang baik ada 5 status pasien (16,7%).

5. Distribusi Subvariabel Motivasi Ekstrinsik Dengan Ketepatan Dokumentasi Asuhan


keperawatan
Tabel 7. Distribusi Subvariabel Motivasi Ekstrinsik dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok September - Oktober 2012

No Subvariabel R Hitung P

1 Gaji/ Upah - 0,006 0,973


2 Kondisi Lingkungan 0,463 0,010

3 0,001
Penghargaan 0,576
4 Hubungan antar pribadi -0,146 0,441

Berdasarkan tabel diatas, faktor Faktor kondisi lingkungan


gaji terdiri dari 3 item, yaitu nomor 1,2 terdiri dan 10 item yaitu nomor 4
dan 3 dikorelasikan dengan ketepatan sampai 13 dikorelasikan dengan ketepatan
pengisian dokumentasi asuhan pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan sebesar -0,006 dengan keperawatan dengan tingkat
tingkat koefisiensi alfa sebesar 0,01 yang koefisiensi alfa sebesar 0,01 yang
berarti tidak ada hubungan dengan berarti ada hubungan dengan ketepatan
ketepatan pengisian dokumentasi asuhan pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan. keperawatan.

66 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72


Faktor penghargaan terdiri dari Faktor hubungan antara
6 item yaitu nomor 14 sampai 19 pribadi dapat dilihat dari nomor 20
dikorelasikan dengan ketepatan sampai 27 yang terdiri dari 8 item
pengisian dokumentasi asuhan dimaria dikorelasikan dengan
keperawatan sebesar 0,576 dengan kelengkapan pengisian dokumentasi
tingkat koefisiensi alfa sbesar 0,01 asuhan keperawatan sebesar -0,146
yang berarti ada hubungan dengan dengan tingkat koefisiensi alfa sebesar
ketepatan pengisian dokumentai asuhan 0,01 yang berarti tidak ada hubungan
keperawatan. dengan ketepatan pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan.

6. Tabulasi Silang Motivasi Perawat dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan


Keperawatan.
Tabel 8. Tabulasi Silang Motivasi Kerja Perawat dengan Ketepatan Pengisian
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok Bulan
September - Oktober 2012

Dokumentasi Askep Baik Cukup Kurang Total


Motivasi Perawat Baik
Baik 6 7 1 14

( 20 %) ( 23,3 % ) (3,3 % ) ( 46,7 % )

Cukup 3 8 1 14

( 10 % ) ( 26,7 % ) ( 3,3 % ) ( 40 % )

Kurang 1 3 4

(3,3%) (10%) (13,3%)

Total 9(30%) 16(53,5%) 5(16,7%) 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabulasi silang motivasi perawat kategori kurang ada


pada tabel 6 diatas, dapat dilihat bahwa 3 (10%). Dan data tersebut ada
motivasi perawat kategori baik ada 6 kecenderungan antara motivasi kerja
(20%). Dokumentasi asuhan perawat yang baik dengan ketepatan
keperawatan, sedangkan pada dokumentasi asuhan keperawatan
.

Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 67
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
7. Hasil Uji Analisis Hubungan Motivasi Pengisian Pendokumentasian Asuhan
Bekrja Perawat Dengan Ketepatan Keperawatan

Tabel 9. Hasil Uji Analisis Hubungan Motivasi kerja Perawat Dengan Ketepatan
Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang inap RSUD Buntok Bulan
September - Oktober 2012

No
1 Variabel 1,000 0,474**
2 Motivasi 0,474** 0,008
3 Dokumentasi Askep 0,008 1,000
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

mempunyai korelasi terbesar 0,576 dan


Berdasarkan dari table diatas, di
kondisi lingkungan sebesar 0,463.
dapatkan rxy = 0,47 dan p = 0.008 pada a
Pendokumentasian asuhan keperawatan
= 0,01.Setelah dikonversi ke tabel,
di ruang rawat inap RSUD Buntok yang
didapatkan nilai rxy > rt pada tingkat
menggunakan format asuhan
kepercayaan 99% (rte 0,474, rt 0,463). 10
keperawatan. Penulisan dokumentasi
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
asuhan keperawatan pada format
meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik.
pengkajian rata-rata sebesar 64,2%. Hal ini
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
karena ada 7 status pasien dari 30 yang
tercakup dan bersumber dari kebutuhan
datanya tidak dikelompokkan kedalam bio-
serta tujuan sendiri. Motivasi ini sering
psikososial-spiritual. 12 status pasien dari
disebut motivasi murni atau motivasi yang
30 tidak mengkaji pasien dari sejak masuk
sebenarnya yang timbul dari diri sendiri,
sampai pulang, dan 24 status pasien dari 30
misalnya : umur, jenis kelamin, status
tidak mencatat rumusan masalah. Rumusan
perkawinan, pengalaman (masa kerja),
masalah merupakan sa1ah sate aspek yang
pendidikan. Motivasi ekstrinsik adalah
penting dalam pengkajian karena rumusan
motivasi yang disebabkan oleh faktor-
masalah digunakan untuk menegakkan
faktor dari luar situasi, misalnya :
diagnosa keperawatan.12
gaji/upah, kondisi lingkungan,
Sedangkan aspek lain, yaitu mencatat data sesuai
penghargaan, dan hubungan antara
dengan pedoman, pengelompokkan data dan
pribadi.4
mengkaji klien dart masuk sampai pulang
Dari penelitian dan pengolahan data
sebagian dilakukan dan dicatat dengan
mentah didapatkan hasil faktor-faktor
lengkap. Pengkajian adalah tahap awal dari
intrinsik yang mempengaruhi motivasi
proses keperawatan dan merupakan suatu
yaitu : pendidikan DIII Keperawatan 70%,
proses yang sistematis dalam pengumpulan
jenis kelamin perempuan 90%, lama kerja
data sebagai dasar utama dalam memberikan
kurang dari 5 tahun 43,3%, status
asuhan keperawatn sesuai dengan
perkawinan sudah menikah 76,7% dan
kebutuhan klien. Oleh karena itu
umur kurang dari 30 tahun 63,3%.
pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai
Faktor motivasi ekstrinsik atau
kenyataan, kebenaran data sangat penting
faktor yang timbul dari luar memang
dalam merumuskan masalah keperawatan.13
menunjukkan hubungan yang positif yang
Diagnosa keperawatan merupakan
dibuktikan dengan tingkat signifikansi
respon individu. Pendokumentasian
kurang dari 0,01 kecuali faktor gaji dan
diagnosa keperawatan hares sesuai dengan
hubungan antar pribadi. Untuk penghargaan
rumusan masalah karena berguna bagi
68 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72
pengidentifikasian dan memberikan tindakan ada 9 status pasien dari 30 yang
14
intervensi keperawatan. Penulisan tindakannya tidak mengacu pada rencana
dokumentasi asuhan keperawatan pada keperawatan, 6 status pasien tidak
format diagnosa keperawatan rata-rata mengobservasi respon pasien setelah
sebesar 72,2%. Hal ini karena ada tidak tindakan, 11 status pasien tidak merevisi
membuat diagnosa keperawatan yang hasil tindakan berdasarkan hasil evaluasi
berdasarkan masalah yang telah dan 11. status pasien tidak mencantumkan
dirumuskan, tidak mencatat diagnosa paraf atau nama setelah melakukan
keperawatan yang mencerminkan PE dan tindakan. Tindakan keperawatan yang
PES dan tidak merumuskan diagnosa belum mengacu pada tindakan rencana,
keperawatan aktual/potensial. revisi terhadap tindakan dan tidak
Pendokumentasian perencanaan mencantumkan nama, jam dan tanggal
keperawatan hams sesuai dengan diagnosa pelaksanaan atau hanya ditulis parafnya
keperawatan dan prioritasnya, karena saja.hal ini mungkin disebabkan karena
intervensi merupakan rencana tindakan ketidakmampuan mencatat secara tuntas
dependen atau interdependen untuk atau ketidakmampuan responden karena
mengatasi masalah dan memenuhi menganggap menyita waktu atau
kebutuhan klien. 13 Penulisan dokumentasi pembagian kerja yang masih menggunakan
asuhan keperawatan pada format gabungan metode tim dan fungsional.
perencanaan sebesar rata-rata 60%. Hal ini Penulisan dokumentasi asuhan
karena ada 5 dari 30 status pasien tidak keperawatan pada format evaluasi sebesar
mencatat perencanaan berdasarkan diagnosa 63,3% . Dari format evaluasi ada 7 status
kepetrawatan, 22 status tidak membuat pasien dari 30 yang tidak mengevaluasi
perencanaan menurut prioritas, 22 status tindakan sesuai tujuan dan 15 status pasien
yang tidak membuat tujuan rumusan sesuai yang tidak mencatat hasil evaluasi. Hal ini
masalah, 13 tidak membuat rencana tindakan mungkin disebabkan karena ketidaktahuan
sesuai tujuan dan 11 tidak melibatkan dalam melakukan evaluasi ataupun
keluarga dalam perencanaan tindakan. ketidaktahuan akan pendokumentasian dari
Perencanaan asuhan keperawatan yang hasil evaluasi.Evaluasi dilakukan
kurang melakukan atau tidak mengacu pada proses dimana evaluasi
mendokumentasikan penulisan rencana dilakukan segara setelah tindakan
yang tidak teratur dan tidak jelas mengacu keperawatan.12
pada diagnosa keperawatan mana yang Penulisan dokumentasi asuhan
telah didokumentasikan. Masalah ini keperawatan pada format Catatan asuhan
mungkin dapat terjadi karena kebiasaan keperawatan sebesar 83%. Dari format
catat mencatat atau mendokumentasikan catatan asuhan keperawatan ada 8 status
belum membudaya, tidak tahu manfaatnya pasien dari 30 yang tidak mencatat dengan
ataupun kar ena p engeta hua n p er awat jelas dan 12 status pasien yang tidak selalu
itu s endir i ya ng kur ang ma mpu mencantumkan paraf dan nama dengan
merencanakan intervensi berdasarkan jelas. Catatan asuhan keperawatan
diagnosa keperawatan. digunakan sebagai bahan informasi,
Pelaksanaan asuhan keperawatan komunikasi dan laporan. Catatan asuhan
merupakan pelaksanaan untuk memenuhi keperawatan penulisannya harus jelas,
kebutuhan dan mengatasi masalah secara mencantumkan nama perawat yang
optimal. Dalam pelaksanaan hares mengacu melaksanakan tindakan, mengacu pada
pada rencana, semua tindakan yang telah pelaksanaan proses keperawatan,
dilakukan hams dicatat dan dicantumkan menggunakan format yang baku dan catatan
keterangan yang jelas.10 Penulisan disimpan sesuai dengan peraturan yang
dokumentasi asuhan keperawatan pada berlaku. 10
format tindakan sebesar 73.3%. Dari format
Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 69
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
Kelengkapan dokumentasi asuhan pen gisian dokumentasi asuhan
keperawatan dengan kategori baik ada keperawatan tidak mempunyai koefisiensi
9 status Mien (30%), ada 16 status yang bermakna, hash penelitian ini tidak
klien dengan kategori cukup baik terkait dengn teori harapan bahwa besar
(53,3%), dan 5 status yang perusahaan akan memberikan pemuasan
kelengkapannya dengan kategori bagi keinginannya sebagai imbalan maka is
kurang (16,7%). Ada faktor yang kan bekerja keras. Bertentangan juga
memungkinkan tidak Iengkapnya dengan teori Maslow bahwa motivasi
pendokumentasian asuhan tergantung pada pemenuhan susunan
keperawatan seperti, hierarki Maslow. Gaji merupakan suatu
pendokumentasian asuhan mitos karena orang dengn gaji rendah atu
keperawatan membutuhkan waktu cukup belum tentu ketepatan pengisian
yang lama. Waktu yang diperlukan dokumentasinya jelek, bisa jadi balk.
untuk pendokumentasian sekitar 15 Sedangkan kondisi lingkungan dengan
sampai 30 menit untuk satu Mien. ketepatan pengisian dokumentasi asuhan
Faktor lain adalah jumlah tenaga keperawatan mempunyai hubungan yang
perawat yang kurang, sarana yang bermakna. Hasil penelitian ini sesuai atau
belum mendukung, belum adanya ada keterkaitan dengan penelitian yang di
pelatihan yang khusus tentang lakukan oleh Rani (2001) bahwa faktor-
keterampilan pendokumentasian faktor yang mempengaruhi motivasi seperti
asuhan keperawatan wktu, sarana,manajemen, dan pelatihan
Berdasarkan hasil analisa data memang mempunyai pengaruh terhadap
menunjukkan bahwa ada hubungan yang dokumentasi asuhan keperawatan
positif antara motivasi kerja perawat Penghargaan dengan ketepatan
bekerja perawat dengan ketepatan pengisian pengisian dokumentasi asuhan keperawtan
dokumentasi asuhan keperawatan dengan mempunyai korelasi baik. Keadaan ini
hasil rxy : 0,474 dan p : 0,008. Hubungan sesuai dengan teori Herzberg bahwa
tersebut bermakna secara statistik sehingga imbalan seperti prestasi, tanggung jawab,
dapat dikatakan semakin tinggi rnotivasi kesadaran dan kerja yang menarik akan
seorang perawatan akan mempengaruhi membangkitkan komitmen secara baik.
kelengkapan pendokumeritasian asuhan Motivasi akan menampakkan kinerja
keperawatan. sehingga dapat mengacu prestasi kerja. Jadi
Hal ini sesuai dengan pendapat, dengan penghargaan yang baik, motivasi
Motivasi adalah daya pendorong yang untuk lebih lengkap dlam mengisi
mengakibatkn seseorang atau anggota dokumentasi akan lebih baik.
organisasi matt dan rela untuk menyerahkan Hubungan antar pribadi dengan
kemampuan dalarn bentuk keahlian, atau ketepatan pengisian dokumentasi asuhan
keterampilan, tenaga dan waktunya untuk keperawatan tidak sesuai dengan teori
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang Adam yaitu teori persamaan mengatakan
menjadi tanggung jawabnya dan bahwa persamaan akan menciptakan
menunaikan kewajibannya dalam rangka hubungan sebanding, sehingga hubungan
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran baik sesama rekan kerja akan
organisasi yang telah ditentukan menghasilakan dokumentasi yang baik
4.7.8
sebelumnya. pula.
Motivasi diperlukan untuk
meningkatkan kegiatan dokumentasi asuhan KESIMPULAN DAN SARAN
keperawatan dengan pengawasn yang baik, Kesimpuian
reward dan hukuman harus dilakukan untuk
Dari hasil penelitian ditarik suatu
meningkatkn dokumentasi yang baik.
kesimpulan sebagai berikut :
Hubungan antara gaji dengn ketepatan
70 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72
1. Tingkat motivasi kerja perawat di 2. Ir awati, (1993 ). Pr aktek
ruang rawat Map RSUD Buntok Kepera watan Profesio nal:
mempunyai motivasi ekstrinsik yang materi Seminar Keperawatan
cukup. Tentang Pelaksanaan UU Kes RI no 23
2. Ketepatan pengisian pendokumentasian tahun 1992 : Surakarta.
asuhan keperawatan di ruang rawat 3. Nursalam, (2001). Proses dan
RSUD Buntok berdasarkan Standar Dokumentasi Keperawatan konsep dan
Asuhan Keperawatan cukup. Praktik.
3. Motivasi kerja perawat mempunyai Salemba Medika : Jakarta.
hubungan yang bennakna dengan 4. Siagian,P. S., (1995). Teori Motivasi dan
ketcpatan pengisian dokumentasi asuhan Aplikasi. PT. Rikena Cipta : Jakarta.
keperawatn di rang rawat RSUD Buntok 5. Arikunto, S (1997). Prosedur
Penelitian : Suatu Pendekatan
B. Saran Praktek. Rineka Cipta : Jakarta.
Dari penelitian yang penulis lakukan, untuk 6. Sugiyono, (1999). Statistik Untuk
perkembangan keperawatan ada beberapa hal Penelitian, Alfabeta : Bandung.
yang dapat penulis sarankan bagi : 7. Hamalik.O., (1995). Kurikulum dan
Pembelajaran. Bumi Aksara :
1. Rumah Sakit Umum daerah Buntok
Yogyakarta.
khususnya bidatig keperawatan agar
8. Gito Sudarmo Indriyanto dan
mengadakan supervisi kegiatan
Nyoman Sudito I., (1997),
dokumentasi asuhan keperawatan secara
Perilaku dalam
rutin maupun periodik dan pelatihan bagi
Organisasi. Erlangga. : Jakarta.
perawat atas pendokumentasian yang
9. Fisbach F.T., (1991). Documenting
baik seesuaai target rumah sakit.
Care : Communitation The Nursing
2. Bagi pelaksana pelayanana keperawatan
Procces and Documentation Standar .
di Rumah Sakit Umum daerah Buntok
F.A.Davis Company : Yogyakarta.
bisa lebih meningkatkan inotivasinya
10. Departemen Kesehatan R.I., (1993)
dalam pelaksanaan pendokumentasian
Pedoman Penerapan Proses
asuhan keperawatan.
Keperawatan di Rumah Sakit.
3. Bagi Ilmu Keperawatan, perlu
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik .
modifikasi format-format
Jakarta.
pendokumentasian sedemikian rupa
_______ , (1994). Standar Asuhan
sehingga mempermudah dan rnenghemat
Keperawatan. Direktorat Jenderal
waktu dalam pendokumentasian asuhan
Pelayanan Medik : Jakarta.
keperawatan.
_______ , (1997) Standar Asuhan
4. Bagi peneliti lain, perlu dilakukannya
Keperawatan, Direktorat Rumah Sakit
penelitian motivasi kerja perawat pada
Umum dan Pendidikan. Direktorat
faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan
Jenderal Pelayanan Medik Jakarta.
ketepatan pengisian dokumentasi asuhan
11. Arikunto, S (1997). Prosedur
keperawatan dengan metode lain dan
Penelitian : Suatu Pendekatan
sampel yang lebih besar.
Praktek. Rineka Cipta : Jakarta.
12. Nursalam, (2001). Proses dan
DAFTAR PUSTAKA Dokumentasi Keperawatan konsep dan
Praktik.
1. Gaffar, L.O.J., (1999), Pengantar Salemba Medika : Jakarta.
Keperawatan Profesional. EGC : 13. Kozier,B.,Erb,G., and Oliveri,R.,
Jakarta (1991). Fundamental Of Nursing
Concept, Procces and Practice.

Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan 71
Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok 2012
Berthiana
Ftldision-Wesey Publishing and Collaborative Problems). Edisi 2,
Company. Inc :California. EGC : Jakarta
14. Caipenito,L.J., (2000). Rencana 15. Utami, I. , (2002). Faktor-Faktor Yang
Asuhan Keperawatan dan mempengaruhi Pelaksanaan
Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan dan Masalah Keperawatan di ruang Perawatan
Kolaboratif (Nursing Care Plants and dengan Nilai Penerapan SAK Rendah
Documentation : Nursing Diagnosis Irna I RSUP Dr. Sardfito Yogyakarta,
PSIK FK UGM Yogyakarta.

72 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013; 57-72

You might also like