You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 2, April 2013


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN KOLOSTRUM DAN ASI


EKSKLUSIF PADA BADUTA (0-24 BULAN) DI INDONESIA
BERDASARKAN DATA RISKESDAS TAHUN 2010

Diah Ayunsari1, Ir. Suyatno, M.Kes2, Dina Rahayuning P, STP, M.Gizi2

1.
Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2.
Staf Pengajar Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Infancy between the ages of 0-12 months is the golden period for the growth and
development of children. One effort to do to achieve this is through good diet and
breastfeeding until age 6 months. Baby in Indonesia, who exclusively breastfeed for 6
months is only 15.3%, while 74.7% giving colostrum giving their babies. Purpose of the
study analyzed the factors associated with the provision of colostrum and exclusive
breastfeeding on baduta (0-24 months) in Indonesia based on data Riskesdas in 2010.
This research uses descriptive analytic study with cross sectional design. Population and
sample all households are common in Indonesia, which is spread across 33 provinces, as
many as 4997 respondents selected by simple random sampling method. Data analysis
using Chi-square test with p <0.05.
The results showed that, of the 4.329 respondents who gave colostrum as 3.959
respondents (87.3%) and mothers to breastfeed exclusively for up to 4 months of baby's
life as much as 904 respondents (26.1%). The results of statistical showed that there is a
relationship between maternal educational level (p = 0.0001), the number of members
family (p = 0.004), parity / number of children (p = 0.002), access to information (p =
0.0001), birth attendant (p = 0.0001), and the place of birth (p = 0.0001), and residence /
location (p = 0.0001) to determine the factors associated with the provision of colostrum
on children under two year (0-24 months. For results of statistical showed that there is a
correlation between access to information (p = 0.012) and the place of birth (p = 0.037)
tests result for exclusive breastfeeding at children under two year (0-24 months).

Keywords: Determinant factor, colostrum, exclusive breast-feeding, children under two


year (0-24 months), 2010 basic health research
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN ibu-ibu untuk menyusui secara


Gizi merupakan peranan penting eksklusif selama 6 bulan kepada
dalam siklus hidup manusia. Anak bayinya. Setelah usia 6 bulan, baru
adalah buah hati yang selalu bayi dapat diberikan makanan
didambakan oleh setiap pasangan. pendamping ASI (MP-ASI), dengan
Memiliki anak yang tumbuh sehat dan tetap memberikan ASI sampai anak
optimal merupakan tujuan orang tua. berusia minimal 2 tahun.2
Masa bayi antara usia 0-12 bulan Riskesdas tahun 2010
merupakan masa emas untuk merupakan kegiatan riset kesehatan
pertumbuhan dan perkembangan yang berbasis pada masyarakat, yang
anak. Salah satu upaya yang dapat diarahkan unruk mengevaluasi hasil
dilakukan oleh orang tua untuk pencapaian indikator MDGs (Millenium
mencapai hal tersebut adalah melalui Development Goals) dibidang
pola asuh makan yang baik. Tumbuh kesehatan ditingkat nasional/propinsi.
kembang balita dan asupan zat gizi Berdasarkan hasil Riskesdas tahun
yang baik dapat diupayakan dengan 2010, diperoleh perilaku ibu terhadap
memberikan air susu ibu (ASI kolostrum, menunjukan bahwa
eksklusif) sampai umur 6 bulan. sebagian besar 74,7 persen
Setelah itu, pemberian makanan memberikan semua kolostrum dengan
pendamping air susu ibu (MP-ASI). baik kepada bayinya, sedangkan pada
MP-ASI merupakan makanan bayi umur 5 bulan terdapat 15,3%
tambahan selain ASI yang diberikan yang menyusui secara eksklusif.4
pada bayi sampai usia 24 bulan.1 Berdasarkan keadaan tersebut
Menyusui sejak dini mempunyai di atas, untuk mengetahui faktor-faktor
dampak yang positif bagi ibu maupun apa saja yang berhubungan dengan
bayinya. Menyusui dalam jangka pemberian kolostrum dan ASI eksklusif
panjang dapat memperpanjang jarak pada baduta, determinan apa aja yang
kelahiran, karena masa amenorhoe mempengaruhi pemberian kolostrum
lebih panjang dan pemulihan status dan ASI Eksklusif pada baduta (0-24
gizi yang lebih baik sebelum kehamilan bulan) di Indonesia berdasarkan data
berikutnya. UNICEF (United Nations Riskesdas tahun 2010.
International Children's Emergency
Fund) dan WHO (World Health
Organization) merekomendasikan para
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

BAHAN DAN METODE didapatkan dengan proses wawancara


Penelitian ini dilakukan di seluruh dengan proses pemilihan rumah
wilayah di Indonesia, yang tersebar tangga, yang dilakukan oleh BPS.
dalam 33 propinsi. Penelitian ini Data Riskesdas 2010 yang didapatkan
dilakukan untuk memperoleh ini berasal dari Balitbangkes
gambaran dan hubungan antara dua (Badan Penelitian dan Pengembangan
variabel (variabel dependen dan Kesehatan), yang melalui proses
independen). Oleh karena itu, jenis permintaan data. Dalam Riskesdas
penelitian yang digunakan dalam 2010 wawancara dilakukan dengan
penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan lembar kuesioner, yang
dengan rancangan penelitian cross didalamnya terdapat kurang lebih 315
sectional. Besar populasi dalam variabel, yang tersebar didalam 2 jenis
penelitian ini adalah 4.997 responden. kuesioner, yaitu kuesioner rumah
Sedangkan untuk sampel dalam tangga dan kuesioner individu.
penelitian ini adalah sebanyak 4.329
responden untuk pemberian kolostrum HASIL DAN PEMBAHASAN
dan 3.470 responden untuk pemberian Berdasarkan hasil penelitian
ASI eksklusif. mengenai pemberian kolostrum,
Sumber data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang
adalah sumber data sekunder, data- memberikan kolostrum kepada
data riset yang didapat dari dinas bayinya yaitu sebanyak 3.959
terkait, yaitu data riset dari Riskesdas responden. Selengkapnya dapat dilihat
2010. Data Riskesdas 2010 ini pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Pemberian Kolostrum pada Baduta (0-24


bulan) di Indonesia Berdasarkan Data Riskesdas Tahun 2010

Pemberian Kolostrum Frekuensi %


Diberikan 3.959 91,5
Tidak diberikan 370 8,5
Total 4.329 100,0

Dari tabel diatas menunjukkan responden, menunjukkan bahwa


bahwa dari hasil penelitian 4.329 sebanyak 3.959 responden (91,5%)
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang memberikan kolostrum kepada bahwa responden yang memberikan


bayinya dan sebanyak 370 responden ASI eksklusif kepada bayinya yaitu
(8,5%) yang tidak memberikan sebanyak 904 responden.
kolostrum kepada bayinya. Sedangkan Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
untuk hasil penelitian mengenai 2.
pemberian ASI eksklusif, menunjukkan

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pemberian ASI Eksklusif pada Baduta


(0-24 bulan) di Indonesia Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2010

Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi %


Iya 904 26,1
Tidak 2.566 73,9
Total 3.470 100,0

Dari hasil penelitian 3.470 Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi


responden, menunjukkan bahwa 2.566 bivariat antara faktor-faktor determinan
responden (73,9%) yang tidak pemberian kolostrum pada baduta (0-
memberikan tidak ASI eksklusif, dan 24 bulan) di Indonesia berdasarkan
sebanyak 904 responden (26,1%) data Riskesdas tahun 2010.
yang memberikan ASI eksklusif.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat antara Faktor-Faktor Determinan


Pemberian Kolostrum pada Baduta (0-24 bulan) di Indonesia Berdasarkan Data
Riskesdas Tahun 2010

Variabel Nilai p Keterangan


Status Pekerjaan Ibu 0,892 Tidak Signifikan
Tingkat Pendidikan Ibu 0,0001 Signifikan
Tingkat Pendapatan Keluarga 0,117 Tidak Signifikan
Jumlah Anggota Keluarga 0,004 Signifikan
Paritas (Jumlah Anak) 0,002 Signifikan
Akses Informasi 0,0001 Signifikan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penolong Persalinan 0,0001 Signifikan


Tempat Persalinan 0,0001 Signifikan
Tempat Tinggal (Lokasi) 0,0001 Signifikan

Tabel 3 menunjukkan bahwa, (p=0,0001), penolong persalinan


faktor-faktor determinan yang (p=0,0001), tempat persalinan
berhubungan dengan pemberian (p=0,0001), dan tempat tinggal/lokasi
kolostrum pada baduta (0-24 bulan) di (p=0,0001). Sedangkan untuk hasil
Indonesia berdasarkan data Riskesdas rekapitulasi bivariat antara faktor-faktor
tahun 2010 adalah tingkat pendidikan determinan pemberian ASI eksklusif
ibu (p=0,0001), jumlah anggota pada baduta (0-24 bulan) di Indonesia
keluarga (p=0,004), paritas/jumlah berdasarkan data Riskesdas tahun
anak (p=0,002), akses informasi 2010.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat antara Faktor-Faktor Determinan


Pemberian ASI Eksklusif pada Baduta (0-24 Bulan) di Indonesia Berdasarkan
Data Riskesdas Tahun 2010

Variabel Nilai p Keterangan


Status Pekerjaan Ibu 0,681 Tidak Signifikan
Tingkat Pendidikan Ibu 0,606 Tidak Signifikan
Tingkat Pendapatan Keluarga 0,288 Tidak Signifikan
Jumlah Anggota Keluarga 0,866 Tidak Signifikan
Paritas (Jumlah Anak) 0,705 Tidak Signifikan
Akses Informasi 0,012 Signifikan
Penolong Persalinan 0,498 Tidak Signifikan
Tempat Persalinan 0,037 Signifikan
Tempat Tinggal (Lokasi) 0,104 Tidak Signifikan

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa, tahun 2010, yaitu akses informasi


faktor-faktor determinan yang (p=0,012) dan tempat persalinan
berhubungan dengan pemberian ASI (p=0,037).
eksklusif pada baduta (0-24 bulan) di
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi menunjukkan nilai p-value sebesar


Pemberian Kolostrum pada Baduta 0.004 dan nilai OR menunjukkan
(0-24 bulan) di Indonesia bahwa responden dengan jumlah
berdasarkan Data Riskesdas Tahun anggota keluarga kecil 1,370 kali lebih
2010 banyak yang memberikan kolostrum
Hasil penelitian yang telah dibandingkan pada responden dengan
dilakukan, didapatkan bahwa faktor- jumlah anggota keluarga besar,
faktor yang mempengaruhi pemberian dengan nilai CI : 1,103-1,702 yang
kolostrum pada baduta (0-24 bulan) di menunjukkan bahwa hasil signifikan.
Indonesia berdasarkan data Riskesdas Hal ini menunjukkan bahwa ada
tahun 2010 yang memiliki hubungan, hubungan antara jumlah anggota
yaitu tingkat pendidikan ibu, jumlah keluarga dengan praktek pemberian
anggota keluarga, paritas (jumlah kolostrum.
anak), akses informasi, penolong Hasil uji statistik Chi-Square
persalinan, tempat persalinan, dan antara paritas (jumlah anak) dengan
tempat tinggal (lokasi). pemberian kolostrum menunjukkan
Hasil uji statistik Chi-Square nilai p-value sebesar 0.002 dan nilai
antara tingkat pendidikan ibu dengan OR menunjukkan bahwa responden
pemberian kolostrum menunjukkan dengan jumlah anak primapara 1,424
nilai p-value sebesar 0.0001 dan nilai kali lebih banyak yang memberikan
OR menunjukkan bahwa responden kolostrum dibandingkan pada
yang tamat pendidikan dasar 2,036 responden dengan jumlah anak
kali lebih banyak yang memberikan multipara, dengan nilai CI : 1,136-
kolostrum dibandingkan pada 1,785 yang menunjukkan bahwa hasil
responden yang tidak tamat signifikan yang berarti ada hubungan.
pendidikan dasar, dengan nilai CI : Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
1,639-2,529 yang menunjukkan bahwa Square antara akses informasi dengan
hasil signifikan, yang berarti bahwa pemberian kolostrum menunjukkan
ada hubungan antara tingkat nilai p-value sebesar 0.0001 dan nilai
pendidikan ibu dengan praktek OR menunjukkan bahwa responden
pemberian kolostrum. dengan kepemilikkan buku KIA 1,790
Berdasarkan hasil uji statistik Chi- kali lebih banyak yang memberikan
Square antara jumlah anggota kolostrum dibandingkan pada
keluarga dengan pemberian kolostrum responden yang tidak memiliki buku
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

KIA, dengan nilai CI : 1,444-2,218 Hal ini menunjukkan bahwa ada


yang menunjukkan bahwa hasil hubungan antara tempat persalinan
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian kolostrum.
ada hubungan antara akses informasi Hasil uji statistik Chi-Square
dengan praktek pemberian kolostrum antara tempat tinggal (lokasi) dengan
Hasil uji statistik Chi-Square pemberian kolostrum menunjukkan
antara penolong persalinan dengan nilai p-value p-value sebesar 0.0001
pemberian kolostrum menunjukkan dan nilai OR menunjukkan bahwa
nilai p-value sebesar 0.0001 dan nilai responden dengan lokasi tempat
OR menunjukkan bahwa responden tinggal di perkotaan 1,902 kali lebih
dengan penolong persalinan oleh banyak yang memberikan kolostrum
tenaga kesehatan 2,313 kali banyak dibandingkan pada responden dengan
yang memberikan kolostrum tempat tinggal di pedesaan, dengan
dibandingkan pada responden dengan nilai CI : 1,522-2,376 yang
penolong persalinan oleh non-tenaga menunjukkan bahwa hasil signifikan
kesehatan, dengan nilai CI : 1,856- yang berarti ada hubungan antara
2,883 yang menunjukkan bahwa hasil tempat tinggal (lokasi) dengan
signifikan yang berarti ada hubungan pemberian kolostrum.
antara penolong persalinan dengan Berdasarkan hasil penelitian untuk
praktek pemberian kolstrum. faktor-faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan hasil uji statistik Chi- pemberian kolostrum pada baduta (0-
Square antara tempat persalinan 24 bulan) di Indonesia berdasarkan
dengan pemberian kolostrum data Riskesdas tahun 2010 yang tidak
menunjukkan nilai p-value sebesar memiliki hubungan, yaitu status
0.0001 dan nilai OR menunjukkan pekerjaan ibu dan tingkat pendapatan
bahwa responden dengan tempat keluarga.
persalinan yang dilakukan dipelayanan Hasil penelitian untuk status
kesehatan 2,593 kali lebih banyak pekerjaan ibu dengan pemberian
yang memberikan kolostrum kolostrum, didapatkan nilai p-value
dibandingkan pada responden dengan sebesar 0.892 dan nilai OR
tempat persalinan yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa responden yang
non-pelayanan kesehatan, dengan bekerja 0.985 kali lebih sedikit yang
nilai CI : 2,080-3,234 yang memberikan kolostrum dibandingkan
menunjukkan bahwa hasil signifikan. pada responden yang tidak bekerja,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan nilai CI : 0.795 – 1.221 yang yaitu, akses informasi dan tempat
menunjukkan bahwa hasil tidak persalinan.
signifikan hal ini menunjukkan bahwa, Hasil uji statistik Chi-Square
tidak ada hubungan antara status antara akses informasi dengan
pekerjaan ibu dengan pemberian pemberian ASI eksklusif menunjukkan
kolostrum. nilai p-value sebesar 0.012 dan nilai
Hubungan antara tingkat OR menunjukkan bahwa responden
pendapatan keluarga dengan yang memiliki akses informasi berupa
pemberian kolostrum berdasarkan buku KIA 1,233 kali lebih banyak yang
penelitian, yaitu nilai p-value sebesar memberikan ASI eksklusif
0.117 dan nilai OR menunjukkan dibandingkan pada responden yang
bahwa responden dengan tingkat tidak memiliki buku KIA, dengan nilai
pendapatan miskin 0,716 kali lebih CI : 1,046-1,429 yang menunjukkan
banyak yang memberikan kolostrum bahwa hasil signifikan. Hal ini
dibandingkan pada responden dengan menunjukkan bahwa ada hubungan
tingkat pendapatan tidak miskin, antara akses informasi dengan praktek
dengan nilai CI : 0,470-1,089 yang pemberian ASI eksklusif.
menunjukkan bahwa hasil tidak Hasil uji statistik Chi-Square
signifikan. Hasil ini menunjukkan antara tempat persalinan dengan
bahwa, tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif menunjukkan
tingkat pendapatan keluarga dengan nilai p-value sebesar 0.037 dan nilai
pemberian kolostrum. OR menunjukkan bahwa responden
yang memilih tempat persalinan di
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pelayanan kesehatan 1,178 kali lebih
Pemberian ASI Eksklusif pada banyak yang memberikan ASI
Baduta (0-24 bulan) di Indonesia eksklusif dibandingkan responden
berdasarkan Data Riskesdas Tahun yang memilih di non-pelayanan
2010 kesehatan, dengan nilai CI : 1,010-
Berdasarkan hasil penelitian yang 1,373 yang menunjukkan bahwa hasil
telah dilakukan, didapatkan bahwa signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi ada hubungan antara tempat
pemberian ASI eksklusif pada baduta persalinan dengan praktek pemberian
(0-24 bulan) yang memiliki hubungan ASI eksklusif.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil untuk faktor-faktor yang nilai CI : 0,825-1,118 yang


mempengaruhi pemberian ASI menunjukkan bahwa hasil tidak
eksklusif pada baduta (0-24 bulan) di signifikan yang berarti bahwa, tidak
Indonesia berdasarkan data Riskesdas ada hubungan antara tingkat
tahun 2010 yang tidak memiliki pendidikan ibu dengan pemberian ASI
hubungan, yaitu status pekerjaan ibu, eksklusif.
tingkat pendidikan ibu, tingkat Faktor hubungan antara tingkat
pendapatan keluarga, jumlah anggota pendapatan keluarga dengan
keluarga, paritas (jumlah anak), pemberian ASI eksklusif berdasarkan
penolong persalinan, dan tempat penelitian, yaitu nilai p-value sebesar
tinggal (lokasi). 0.288 dan nilai OR menunjukkan
Faktor hubungan antara status bahwa responden yang memiliki
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI tingkat pendapatan miskin 1,175 kali
eksklusif berdasarkan penelitian, yaitu lebih banyak yang memberikan ASI
nilai p-value sebesar 0.681 dan nilai eksklusif dibandingkan pada
OR menunjukkan bahwa responden responden yang memiliki tingkat
yang bekerja 0,968 kali lebih sedikit pendapatan tidak miskin, dengan nilai
yang memberikan ASI eksklusif CI : 0,873-1,581 yang menunjukkan
dibandingkan pada responden yang bahwa hasil tidak signifikan. Hasil ini
tidak bekerja, dengan nilai CI : 0,831- menunjukkan bahwa, tidak ada
1,129 yang menunjukkan bahwa hasil hubungan antara tingkat pendapatan
tidak signifikan. Hasil uji statistik Chi- keluarga dengan pemberian ASI
Square menunjukkan bahwa, tidak ada eksklusif.
hubungan antara status pekerjaan ibu Hasil uji statistik Chi-Square
dengan pemberian ASI eksklusif. antara jumlah anggota keluarga
Hasil uji statistik Chi-Square dengan pemberian ASI eksklusif
antara tingkat pendidikan ibu dengan menunjukkan nilai p-value sebesar
pemberian ASI eksklusif menunjukkan 0.866 dan nilai OR menunjukkan
nilai p-value sebesar 0.606 dan nilai bahwa responden dengan jumlah
OR menunjukkan bahwa responden anggota keluarga kecil 1,014 kali lebih
dengan tingkat pendidikan tamat banyak yang memberikan ASI
pendidikan dasar 0,961 kali lebih besar eksklusif dibandingkan pada
dibandingkan pada responden yang responden yang memiliki jumlah
tidak tamat pendidikan dasar, dengan anggota keluarga besar, dengan nilai
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

CI : 0,865-1,187 yang menunjukkan eksklusif dibandingkan pada


bahwa hasil tidak signifikan. Hal ini responden yang memilih oleh non-
menunjukkan bahwa tidak ada tenaga kesehatan, dengan nilai CI :
hubungan antara jumlah anggota 0,893-1,261 yang menunjukkan bahwa
keluarga dengan pemberian ASI hasil tidak signifikan.
eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai Hasil uji statistik Chi-Square
dengan penelitian yang dilakukan oleh antara tempat tinggal (lokasi) dengan
Kencana Sari, dengan nilai p=0,419 pemberian ASI eksklusif menunjukkan
yang mengatakan bahwa jumlah nilai p-value sebesar 0.104 dan nilai
anggota keluarga tidak mempunyai OR menunjukkan bahwa responden
hubungan dengan pemberian ASI yang bertempat tinggal di perkotaan
eksklusif. 1,134 kali lebih banyak yang
Hasil uji statistik Chi-Square memberikan ASI eksklusif
antara paritas (jumlah anak) dengan dibandingkan pada responden yang
pemberian ASI eksklusif menunjukkan tinggal di pedesaan, dengan nilai CI :
nilai p-value sebesar 0.705 dan nilai 0,974-1,320 yang menunjukkan bahwa
OR menunjukkan bahwa responden hasil tidak signifikan yang berarti tidak
yang memiliki jumlah anak primapara ada hubungan.
1,033 kali lebih sedikit yang
memberikan ASI eksklusif KESIMPULAN
dibandingkan pada responden yang Karakteristik responden yaitu,
memiliki jumlah anak multipara, rata-rata umur responden rentang
dengan nilai CI : 0,874-1,220 yang antara 25-29 tahun (27,6%), status
menunjukkan bahwa hasil tidak pekerjaan paling tinggi yaitu tidak
signifikan yang berarti tidak ada bekerja 2.192 responden (56,3%),
hubungan. tingkat pendidikan yaitu tamat
Untuk hasil uji statistik Chi-Square pendidikan dasar 2.165 responden
antara penolong persalinan dengan (55,5%), status ekonomi yaitu dengan
pemberian ASI eksklusif menunjukkan tingkat pendapatan keluarga miskin
nilai p-value sebesar 0.498 dan nilai sebanyak 3.574 responden (91,6%),
OR menunjukkan bahwa responden jumlah anggota keluarga menunjukkan
yang memilih penolong persalinan oleh jumlah dengan keluarga kecil
tenaga kesehatan 1,061 kali lebih sebanyak 2.523 responden (64,7%),
banyak yang memberikan ASI paritas (jumlah anak) menunjukkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

2.510 responden (68,1%) memiliki tenanga kesehatan dengan nilai


jumlah anak yang dilahirkan OR=2.313 (CI:1,856-2,883), tempat
primapara, akses informasi, persalinan yang dilakukan dipelayanan
menunjukkan bahwa responden yang kesehatan dengan nilai OR=2,593
memiliki buku KIA, yaitu sebanyak (CI:2,080-3,234), dan bertempat
2.283 responden (58,5%), penolong tinggal di kota dengan nilai OR=1,902
persalinan oleh tenaga kesehatan (CI:1,522-2,376).
sebanyak 2.905 responden (74,5%), Akses informasi dan tempat
tempat persalinan dipelayanan persalinan berhubungan dengan
kesehatan yaitu sebanyak 2.231 praktek pemberian ASI eksklusif pada
responden (57,2%), dan tempat tinggal baduta (0-24 bulan) dengan nilai p <
yaitu di pedesaan sebanyak 2.206 0,05. Praktek pemberian ASI eksklusif
responden (52,0%). pada baduta (0-24 bulan) lebih tinggi
Tingkat pendidikan ibu, jumlah dijumpai pada responden dengan
anggota keluarga, paritas (jumlah akses informasi kepemilikan buku KIA
anak), akses informasi, penolong dengan nilai OR=1,223 (CI:1,046-
persalinan, tempat persalinan, dan 1,429) dan tempat persalinan yang
tempat tinggal (lokasi) berhubungan dilakukan dipelayanan kesehatan
dengan praktek pemberian kolostrum dengan nilai OR=1,178 (CI:1,010-
pada baduta (0-24 bulan) dengan nilai 1,373).
p < 0,05. Praktek pemberian kolostrum
pada baduta (0-24 bulan) lebih tinggi UCAPAN TERIMAKASIH
dijumpai pada responden dengan Terimakasih kepada Seluruh staff
pendidikan ibu yang tamat pendidikan dan jajaran Laboraturium Badan
dasar dengan nilai OR=2,036 Penelitian dan Pengembangan
(CI:1,639-2,529), jumlah anggota Kesehatan Kementrian Kesehatan
keluarga kecil < 4 orang dengan nilai Republik Indonesia atas izin dan
OR=1.370 (CI:1,103-1,702), kesediaannya bagi peneliti untuk
responden yang memiliki jumlah anak melakukan penelitian dan telah
< 3 orang dengan nilai OR=1,424 memberikan kemudahan dan bantuan
(CI:1,136-1,785), memiliki akses pada saat dilakukannya pengambilan
informasi berupa buku KIA dengan variabel data. Dan terimakasih kepada
nilai OR=1,790 (CI:1,444-2,218), rekan-rekan yang telah membantu
penolong persalinan yang dibantu oleh selama dalam proses penelitian.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

DAFTAR PUSTAKA Bulan di Wilayah Kerja


1. Chumbley, J. Panduan Menyusui Puskesmas Pancoran Mas Depok
bagi Para Ibu Untuk Menyusui Tahun 2008. Jakarta : FKM UI,
Dan Mengenalkan Bayi Pada 2008
Susu Botol. Jakarta: Erlangga. 5. Soeparmanto, Paiman dan
2004 Solehah Catur Rahayu. Hubungan
2. Departemen Kesehatan Republik Antara Pola Pemberian ASI
Indonesia. Badan Penelitian dan dengan Faktor Sosial Ekonomi,
Pengembangan Kesehatan Demografi, dan Perawatan
(Riskesdas). Jakarta : 2010 Kesehatan. Medika No. 8 Tahun
3. Gibney (Ed). Gizi Kesehatan XXVII, Agustus 2001; 502-508
Masyarakat dalam Pemberian 6. Wardah. Faktor-Faktor yang
Makan Bayi. Jakarta : EGC, 2008 Berhubungan dengan Pemberian
4. Novita, Dian. Hubungan ASI Eksklusif di Delapan
Karakteristik Ibu, Faktor Kabupaten Jawa Barat dan Jawa
Pelayanan Kesehatan dan Timur Tahun 2002 (Analisis Data
Immediate Breastfeeding Dasar ASUH 2002). Skripsi FKM
Terhadap Praktek Pemberian ASI UI, Depok 2003
Eksklusif Pada Anak Usia 6-23

You might also like