You are on page 1of 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN

KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN


JATI KARYA KECAMATAN BINJAI UTARA
TAHUN 2021

Iva Santika
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
e-mail : ivasantika94977@gmail.com

ABSTRACT

Colostrum is one part of breast milk which has a characteristic yellowish liquid
that comes out on the first day to the third day after giving birth. Giving
colostrum is very influential on the success of exclusive breastfeeding. WHO has
recommended to all babies to get colostrum to fight various infections and get
exclusive breastfeeding for 6 months. It is known that the results of Riskesdas
(2018), namely the tendency to give colostrum to newborns only 85.3% who
gave all, while 8.9% were not given to newborns. The purpose of this study was
to determine the factors associated with giving colostrum to newborns in Jati
Karya Village, North Binjai District. This type of research is an analytic survey
research using a cross sectional research design. The research population is
mothers who have 1-2 children born alive totaling 134 people and a sample of 57
people. Sampling used in this research is non-probability sampling with accidental
sampling technique. Data analysis using chi-square test. The results showed the
frequency distribution of 57 respondents (100%). Based on the statistical results
using the chi-square test, the value (P = 0.195) of the mother's age factor with
colostrum was given to newborns, the (P = 0.968) parity factor for colostrum was
given to the newborn, and the (P = 0.001) knowledge factor with colostrum
administration to newborns, the value (P = 0.000). Family support factor by
giving colostrum to newborns, value (P = 0.069) source of information factor by
giving colostrum to newborns, value (P = 0.050) the role factor of health workers
by giving colostrum to newborns.

Keywords: Colostrum, Knowledge, Newborn Baby

PENDAHULUAN lahir karena mengandung zat


Kolostrum merupakan ASI (Air kekebalan terutama Immunoglobulin
Susu Ibu) yang dihasilkan pada hari (IgA) untuk melindungi bayi dari
pertama sampai hari ke tiga setelah suatu penyakit infeksi dan
bayi lahir, berwarna agak kekuningan Immunuglobin ini tidak akan
lebih kuning dari ASI biasa, ditemukan dalam air susu ibu
bentuknya agak kasar karena selanjutnya atau di dalam susu
mengandung butiran lemak dan sel- formula (Mahmudah dan Dewi,
sel epitel. Kolostrum adalah bagian 2017).
dari air susu ibu yang sangat penting Pemberian kolostrum dapat
untuk diberikan kepada bayi baru dimulai sejak satu jam pertama bayi
dilahirkan dengan melakukan praktik berdasarkan standar nasional World
Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Health Organisation ( WHO).
Pendekatan IMD yang sekarang Prevalensi menurut WHO tahun
dianjurkan adalah dengan metode 2018, Angka Kematian Bayi (AKB) di
breast crawl (merangkak mencari dunia meningkat menjadi 54 per
payudara) dimana setelah bayi lahir 1000 kelahiran hidup dibandingkan
segera diletakkan di perut ibu dan Angka Kematian Bayi pada tahun
dibiarkan merangkak untuk mencari 2013 yaitu sebesar 35 per 1000
sendiri puting ibunya dan akhirnya kelahiran hidup. Salah satu yang
menghisap tanpa bantuan menjadi pemicu status gizi bayi dan
(Februhartanty, 2020) balita di Indonesia rendah yaitu
Menurut Soetjiningsih, dalam diakibatkan karena rendahnya
Khosidah (2016) kandungan protein tingkat pemberian kolostrum
dalam kolostrum lebih tinggi (Sariana, 2017).
dibandingkan dengan kandungan Pasca persalinan lebih dari 3000
protein dalam susu matur. Pemberian ibu di beberapa negara,
kolostrum secara awal pada bayi dan menunjukkan bahwa ibu yang
pemberian ASI secara terus menerus melakukan IMD atau pemberian ASI
merupakan perlindungan yang minimal satu jam setelah bayi lahir
terbaik bagi bayi karena bayi dapat sekitar 38,33% berdasarkan survei
terhindar dari penyakit dan memiliki dari World Health Organization
zat anti kekebalan 10-17 kali (Depkes RI, 2017). Berdasarkan hasil
daripada susu matang/matur, dari Riset Kesehatan Dasar
walaupun masih ada beberapa ibu (Riskesdas) 2018 kecenderungan
yang mengatakan bahwa pada hari untuk memberikan kolostrum pada
pertama dan kedua ASI-nya belum bayi baru lahir hanya 85,3% yang
keluar namun ibu harus tetap memberikan semua, sementara 8,9%
memberikan ASI-nya untuk tidak diberikan pada bayi baru lahir.
merangsang ASI kolostrum agar Penelitian yang dilakukan
keluar. Vitrilina Hutabarat, dkk (2020) di
WABA (The world Alliance for Desa Sidorejo Kecamatan Serampit
breasfeding action) memperkirakan Kabupaten Langkat lebih dari
satu juta bayi dapat diselamatkan separuh ibu tidak memberikan
jika diberikan ASI pada satu jam kolostrum pada bayinya,
pertama kelahiran. Kemudian pengetahuan ibu tentang kolostrum
dilanjutkan ASI eklusif sampai 6 kurang yaitu sebanyak 50% ibu
bulan pertama. Semua bayi perlu belum memberikan kolostrum pada
mendapatkan kolostrum yang bayinya selain itu Vitrilina Hutabarat,
bertujuan untuk melawan penyakit dkk juga mengatakan bahwa umur
infeksi yang diperkirakan dapat dan paritas juga menjadi faktor
menyelamatkan satu juta nyawa bayi kolostrum tidak diberikan kepada
bayi baru lahir. Penelitian serupa
juga dilakukan oleh Ayatullah Harum seperti suami dan orang tua, petugas
dan Humriani (2016) di Rumah Sakit kesehatan dan sumber media
Khusus Daerah (RSKD) Ibu dan Anak informasi. Adapun faktor-faktor yang
Pertiwi Makasar menyebutkan bahwa menghambat pemberian kolostrum
masih banyak ibu yang tidak dipengaruhi oleh kurangnya
memberikan kolostrum pada bayi pengetahuan ibu terhadap
dikarenakan kurangnya keikutsertaan keunggulan kolostrum dan fisiologi
ibu dalam kegiatan petugas laktasi, kurangnya persiapan fisik
kesehatan seperti penyuluhan dan dan mental Ibu, kurangnya dukungan
rendahnya informasi tentang keluarga, dan kurangnya dukungan
pentingnya pemberian kolostrum, lingkungan (Maryunani, 2018).
selain itu rendahnya pengetahuan ibu Berdasarkan hasil survey awal
disebabkan karena kurangnya yang dilakukan oleh peneliti di
informasi yang diperoleh ibu baik dari Puskesmas Jati Karya pada bulan
media maupun penyuluhan yang Desember 2020 prevalensi bayi yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan. diberikan ASI pada hari pertama
Sedangkan berdasarkan penelitian hanya 27% dari 230 ibu yang
yang dilakukan Suryanti di Praktek melahirkan pada tahun 2019, dan
Bidan Syamsiah Kabupaten Tapanuli pada tahun 2020 hanya 21.2 % dari
Selatan (2018) menyebutkan bahwa 170 ibu yang melahirkan. Hasil
ada hubungan yang signifikan antara wawancara yang didapatkan dari 10
dukungan keluarga dengan orang ibu yang sudah melahirkan, 9
pemberian kolostrum pada bayi (P ibu mengatakan tidak mengetahui
value=0.007) juga sejalan dengan tentang kolostrum dan manfaat dari
penelitian yang dilakukan oleh kolostrum sehingga tidak
Septianingrum, dkk di Rumah Sakit memberikan kolostrum pada bayi
Umum Daerah (RSUD) Kraton baru lahir. Sementara 1 orang ibu
Kabupaten Pekalongan yang mengatakan sudah mengetahui
mengatakan bahwa ada hubungan tentang kolostrum dan manfaat dari
yang signifikan antara dukungan kolostrum bagi bayi sejak kelahiran
keluarga dengan pemberian anak keduanya.
kolostrum (P value=0,024). Sesuai dengan uraian diatas
Faktor-faktor yang masih banyak ibu yang tidak
mempengaruhi pemberian kolostrum memberikan kolostrum pada bayinya
pada ibu dipengaruhi oleh berbagai dengan berbagai penyebab yang
faktor, baik dari faktor ibu sendiri bervariasi dari satu penelitian dengan
maupun faktor dari luar.Tingkat penelitian yang lain. Oleh karena itu
pengetahuan, umur, dan paritas peneliti tertarik meneliti mengenai
menjadi faktor penyebab dari ibu Faktor-Faktor Yang Berhubungan
sendiri (faktor internal), sedangkan Dengan Pemberian Kolostrum Pada
faktor dari luar (faktor eksternal) Bayi Baru Lahir Di Kelurahan Jati
berupa dukungan orang terdekat Karya Tahun 2021.
METODE
Penelitian ini menggunakan No Variabel n (%)
jenis penelitian analitik dengan Umur
1 Umur 21-30 tahun 35 61,4
desain cross sectional yang bertujuan
2 Umur 31-40 tahun 22 38,6
untuk mengetahui faktor-faktor yang
Jumlah 57 100
berhubungan dengan pemberian
Paritas
kolostrum pada bayi baru lahhir di 1 Primipara 23 40,4
kelurahan Jati Karya Kecamatan 2 Skundipara 34 59,6
Binjai Utara. Teknik pengupulan data Jumlah 57 100
dalam penelitian ini adalah Accidental Pengetahuan
Sampling yaitu teknik pengambilan 1 Kurang baik 36 63,2
2 Baik 21 36,8
sampel berdasarkan kebetulan.
Variabel dalam penelitian ini adalah Jumlah 57 100
Dukungan
variabel terikat (dependen) yaitu
1 keluarga 30 52,6
pemberian kolostrum dan variabel 2 Tidak mendukung 27 47,4
bebas (independen) yaitu faktor yang Mendukung
berhubungan dengan pemberian Jumlah 57 100
Sumber informasi
kolostrum. Alat yang digunakan
1 Tidak didapat 47 82,5
untuk menggumpulkan data adalah 2 Didapat 10 17,5
kuesioner.
Jumlah 57 100
Analisis data menggunakan Peran tenaga
analisis univariat untuk mendapatkan kesehatan 30 52,6
gambaran distribusi frekuensi dan 1 Tidak baik 27 47,4
2 Baik
persentase dari tiap variabel dan
Jumlah 57 100
analisis bivariat untuk mengetahui Pemberian
hubungan satu variabel bebas kolostrum 37 64,9
dengan satu variabel terikat, 1 Tidak diberikan 20 35,1
2 Diberikan
dilakukan uji Chi Square dengan nilai
Jumlah 57 100
p < 0,05. Pedoman dalam menerima
Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari
hipotesa: jika hasil uji menunjukkan
57 responden diatribusi frekuensi
nilai p≤0,05 maka Ho ditolak atau
berdasarkan umur yang tertinggi
ada hubungan antar variabel
adalah umur 21-30 tahun sebanyak
bermakna (signifikan), dan apabila 35 orang (61,4%), berdasarkan
p≥0,05 maka Ho gagal ditolak yaitu paritas kebanyakan ibu dengan
tidak ada hubungan antar variabel paritas skundipara sebanyak 34
bermakna (signifikan). orang (59,6%), sedangkan
HASIL berdasarkan pengetahuan tertinggi
Tabel 1
yaitu kurang baik sebanyak 36 orang
Distribusi frekuensi responden
(63,2%), untuk dukungan keluarga
di Kelurahan Jati Karya Kecamatan
dominan keluarga tidak mendukung
Binjai Utara Tahun 2021 sebanyak 30 orang (52,6%),
selanjutnya pada sumber informasi (52,6) dan untuk pemberian
paling banyak yaitu tidak didapat kolostrum tertinggi tidak memberikan
sebanyak 47 orang (82,5%), untuk kolostrum sebanyak 37 orang
peran tenaga kesehatan tertinggi (64,9%).
adalah tidak baik sebanyak 30 orang
Tabel 2
Analisis hubungan umur dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir
dikelurahan jati karya kecamatan binjai utara tahun 2021.
Pemberian Kolostrum
Tidak Diberikan Total
No Umur Diberikan P value
F % f % f %
1. Umur 21-30 tahun 25 71,4% 10 28,6% 35 100% 0.194
2. Umur 31-40 tahun 12 54,5% 10 45,5% 22 100% (P<0,05)
Dari tabel diatas dapat dilihat dibanding yang tidak memberikan
dari 57 responden ada 35 orang kolostrum, dan paling terendah
terbanyak berumur 21-30 tahun. adalah 22 orang berumur 31-40
Dari 35 orang yang tidak tahun terdapat 12 orang (54,5%)
memberikan kolostrum sebanyak 25 tidak memberikan kolostrum dan 10
orang (71,4%) dan yang orang (45,5%) yang memberikan
memberikan kolostrum sebanyak 10 kolostrum diumur yang sama.
orang (28,6%) lebih sedikit
Tabel 3
Analisis hubungan paritas dengan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir
dikelurahan jati karya kecamatan binjai utara tahun 2021.
Pemberian Kolostrum
Tidak Diberikan Diberikan Total
No Paritas F % F % F % P value
1. Primipara 15 65.2% 8 34,8% 23 100%
0.968
2. Skundipara 22 64,7% 12 35,3% 34 100% (P<0,05)

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 57 tidak memberikan kolostrum, dan
responden ada 34 orang terbanyak paling terendah adalah 23 orang
memiliki paritas skundipara. Dari 34 paritas primipara terdapat 15 orang
orang yang tidak memberikan (65,2%) tidak memberikan
kolostrum sebanyak 22 orang kolostrum dan 8 orang (34,8%) yang
(64,7%) dan yang memberikan memberikan kolostrum pada paritas
kolostrum sebanyak 12 orang yang sama.
(35,3%) lebih sedikit dibanding yang
Tabel 4
Analisis hubungan pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir dikelurahan jati karya kecamatan binjai utara tahun 2021.
Pemberian Kolostrum
Tidak Diberikan Diberikan Total
No Pengetahuan F % f % F % P value
1. Kurang baik 29 80,6% 7 19,4% 36 100%
0,001
2. Baik 8 38,1% 13 61,9% 21 100% (P<0,05)
Dari tabel diatas dapat dilihat sedikit dibanding yang tidak
dari 57 responden ada 36 orang memberikan kolostrum, dan paling
terbanyak memiliki pengetahuan terendah adalah 21 orang dengan
kurang baik . Dari 36 orang yang pengetahuan baik terdapat 8 orang
tidak memberikan kolostrum (38,1%) tidak memberikan
sebanyak 29 orang (80,6%) dan kolostrum dan 13 orang (61,9%)
yang memberikan kolostrum yang memberikan kolostrum pada
sebanyak 7 orang (19,4%) lebih pengetahuan yang sama.
Tabel 5
Analisis hubungan dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi
baru lahir dikelurahan jati karya kecamatan binjai utara tahun 2021.
Pemberian Kolostrum
No Dukungan Tidak Diberikan Diberikan Total
Keluarga F % F % F % P value

1. Tidak Mendukung 27 90% 3 10% 30 100% 0,000


2. Mendukung 10 37% 17 63% 27 100% (P<0,05)
Dari tabel diatas dapat dilihat dibanding yang tidak memberikan
dari 57 responden ada 30 orang kolostrum, dan paling terendah
terbanyak dengan dukungan adalah 27 orang dengan dukungan
keluarga tidak mendukung. Dari 30 keluarga mendukung terdapat 10
orang yang tidak memberikan orang (37%) tidak memberikan
kolostrum sebanyak 27 orang (90%) kolostrum dan 17 orang (63%) yang
dan yang memberikan kolostrum memberikan kolostrum pada
sebanyak 3 orang (10%) lebih sedikit dukungan keluarga yang sama.
Tabel 6
Analisis hubungan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir dikelurahan jati karya kecamatan binjai utara tahun 2021.
Pemberian Kolostrum
No Sumber Tidak Diberikan Diberikan Total
Informasi F % F % f % P value
1. Tidak Didapat 33 70,2 14 28,9 47 100%
% % 0,069
2. Didapat 4 40% 6 60% 10 100% (P<0,05)
Dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak 33 orang (70,2%) dan
dari 57 responden ada 47 orang yang memberikan kolostrum
terbanyak dengan sumber informasi sebanyak 14 orang (28,9%) lebih
tidak didapat. Dari 47 orang yang sedikit dibanding yang tidak
tidak memberikan kolostrum memberikan kolostrum, dan paling
terendah adalah 10 orang dengan kolostrum dan 6 orang (60%) yang
sumber informasi didapat terdapat 4 memberikan kolostrum pada sumber
orang (40%) tidak memberikan informasi yang sama.
Tabel 7
Analisis hubungan peran tenaga kesehatan dengan pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir dikelurahan jati karya kecamatan binjai utara tahun 2021.
Pemberian Kolostrum
No Peran Tenaga Tidak Diberikan Diberikan Total
Kesehatan P value
F % f % f %
1. Tidak Baik 23 76.7% 7 23,3% 30 100% 0,050
2. Baik 14 51,9% 13 48,1% 27 100% (P<0,05)
Dari tabel diatas dapat dilihat matang dan sudah memiliki
dari 57 responden ada 30 orang pengalaman yang cukup, karena dari
terbanyak dengan peran tenaga pengalaman seseorang sedikit
kesehatan tidak baik. Dari 30 orang banyaknya akan tahu apa yang akan
yang tidak memberikan kolostrum dialami sekarang dan apa yag akan
sebanyak 23 orang (76,7%) dan terjadi nantinya, sehingga individu
yang memberikan kolostrum akan mudah mempersiapkan proses
sebanyak 7 orang (23,3%) lebih menyusui dan diharapkan ibu sudah
sedikit dibanding yang tidak matang dan siap untuk memiliki dan
memberikan kolostrum, dan paling mengasuh serta memberikan yang
terendah adalah 27 orang dengan terbaik untuk bayinya termasuk
peran tenaga kesehatan baik motivasi dalam memberikan ASI
terdapat 14 orang (51,9%) tidak pertama yaitu kolostrum.
memberikan kolostrum dan 13 orang Hubungan Paritas Dengan
(48,1%) yang memberikan kolostrum Pemberian Kolostrum
pada peran tenaga kesehatan yang Dari hasil uji statistik menunjukkan
sama. P-value (0,968) > (0,05) maka Ha di
PEMBAHASAN tolak dan H0 diterima artinya tidak
Hubungan Umur Dengan ada hubungan variabel paritas
Pemberian Kolostrum dengan pemberian kolostrum pada
Dari hasil Hasil uji statistik bayi baru lahir di kelurahan jati
menunjukkan P-value (0,195) > karya. Hasil penelitian ini sejalan
(0,05) maka Ha di tolak dan H0 dengan penelitian yang dilakukan
diterima artinya tidak ada hubungan oleh Halimatusyadiah di Puskesmas
variabel umur dengan pemberian Curug Kota Serang Provinsi Banten
kolostrum pada bayi baru lahir di Tahun 2018 mengatakan bahwa dari
kelurahan jati karya. Berdasarkan kategori paritas primipara dan
penelitian mayoritas ibu di Kelurahan multipara Berdasarkan hasil chi-
Jati Karya berumur 21-30 tahun. square nilai P value 0,214 > 0,05
Kisaran umur tersebut menunjukkan artinya tidak ada hubungan yang
bahwa ibu sudah mulai berfikir
signifikan antara paritas dengan Dari hasil uji statistik dengan
pemberian kolostrum. menggunakan Chi-Square diperoleh
Hal ini menunjukkan bahwa nilai P (0,014) < nilai α (0,05)
proporsi paritas multipara dan artinya ada hubungan yang signifikan
skundipara tidak berbeda jauh antara antara pengetahuan ibu dengan
yang memberikan kolostrum dengan pemberian kolostrum.
yang tidak memberikan kolostrum. pengetahuan ibu dapat
Ibu yang hamil pertama kali akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
cenderung lebih banyak mencari ibu, semakin tinggi tingkat
informasi terkait kehamilannya dan pendidikan ibu maka semakin tinggi
kebutuhan apa saja yang baik untuk pula tingkat pengetahuannya
calon bayinya sebelum dan sesudah terhadap manfaat dan keunggulan
lahir. Berbeda dengan ibu hamil ASI kolostrum. Tingkat pengetahuan
skundipara karena mereka sudah ibu menyusui tentang pemberian
memiliki banyak pengalaman dari kolostrum membuat ibu akan
kehamilan sebelumnya maka termotivasi untuk memberikan
cenderung lebih mengikuti kebiasaan kolostrum pada bayinya (Rumiyati,
atau pengalaman yang pernah 2018).
dialaminya sehingga kemungkinan Notoadmojo mengatakan bahwa
untuk tidak memberikan kolostrum pengetahuan merupakan pedoman
lebih besar. dalam membentuk tindakan dan
Hubungan Pengetahuan Dengan perilaku seseorang. Adanya
Pemberian Kolostrum pengetahuan akan menimbulkan
Hasil uji statistik menunjukkan P- kesadaran seseorang yang akhirnya
value (0,001) < (0,05) maka H0 di memicu untuk berperilaku sesuai
tolak dan Ha diterima artinya ada dengan pengetahuan yang
hubungan variabel pengetahuan dimilikinya. Responden yang memiliki
dengan pemberian kolostrum pada pengetahuan kurang baik cenderung
bayi baru lahir di kelurahan jati tidak memberikan ASI kolostrum
karya. hal ini juga sejalan dengan pada bayi baru lahir karena tidak
penelitian yang dilakukan oleh memiliki pengetahuan dan wawasan
Ayyatul Harun dan Juriani di Rumah mengenai manfaat dari kolostrum.
Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Hubungan Dukungan Keluarga
(RSKDIA) Pertiwi Makasar tahun Dengan Pemberian Kolostrum
2016 mengatakan bahwa Dari 122 Dari Hasil uji statistik menunjukkan
responden diperoleh bahwa P-value (0,000) < (0,05) maka H0 di
rendahnya pengetahuan ibu tapi tolak dan Ha diterima artinya ada
tetap memberikan kolostrum hubungan variabel dukungan
sebanyak 38 (58,5%) hasil ini lebih keluarga dengan pemberian
tinggi dibanding pengetahuan ibu kolostrum pada bayi baru lahir di
baik tapi tetap memberikan kelurahan jati karya. Berdasarkan
kolostrum sebanyak 21 (36,8%). hasil penelitian Septiani dan Ummami
dengan judul Faktor-Faktor Yang dukungan keluarga berpengaruh
Mempengaruhi Pemberian Kolostrum terhadap pemberian ASI kolostrum
Pada Bayi di Bidan Praktek Mandiri (Shalihah, 2018).
Nurhayati S.Sit Kecamatan Hubungan Sumber Informasi
Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun Dengan Pemberian Kolostrum
2020 dari responden 39 orang, Hasil uji statistik menunjukkan P-
mayoritas responden tidak value (0,069) < (0,05) maka H0 di
mendapatkan dukungan keluarga tolak dan Ha diterima artinya ada
yaitu sebanyak 30 responden (77%), hubungan variabel sumber informasi
yang terdiri dari ibu yang dengan pemberian kolostrum pada
memberikan kolostrum sebanyak 5 bayi baru lahir di kelurahan jati
responden (13%) dan tidak karya. Hasil penelitian ini sesuai
memberikan kolostrum 25 responden dengan Widjaja (2014) mengatakan
(64%). Dari hasil uji chi square bahwa salah satu faktor keengganan
dengan tingkat kepercayaan 95% menyusui apalagi memberikan
(α = 0,05) hasil perhitungan kolostrum adalah kurangnya
menunjukkan nilai p (0,008) < p informasi tentang manfaat dan
value (0,05) artinya ada hubungan keunggulan ASI terutama pentingnya
antara dukungan keluarga dengan kolostrum.
pemberian kolostrum pada bayi baru Hal ini disebabkan oleh
lahir. pengetahuan ibu yang kurang
Dukungan suami dan keluarga terhadap manfaat kolostrum.
untuk menenangkan atau bahkan Pengetahuan yang kurang dapat
memberikan bantuan sekecil apapun, disebabkan karena kurangnya
misalkan mengangkat bayi ke informasi yang didapat atau ibu yang
pangkuan ibu disaat akan menyusui tidak mau memperoleh informasi
dapat menimbulkan rasa percaya diri tersebut karena pengetahuan akan
ibu. Rasa percaya diri tersebut dapat bertambah luas jika ibu
berpengaruh langsung terhadap mendapatkan informasi atau mau
kelancaran ASI kolostrum. Dukungan menerima informasi. Hal ini dapat
keluarga dalam hal ini adalah terlihat dari hasil penelitian yang
keterlibatan keluarga dalam merawat telah dilakukan oleh peneliti bahwa
bayi dan memberikan informasi ibu yang tidak mau memperoleh
mengenai ASI kolostrum kepada ibu. informasi atau yang tidak
Dari hasil tersebut dapat dilihat mendapatkan informasi lebih
bahwa responden yang mendapat cenderung tidak memberikan
informasi tentang ASI kolostrum dari kolostrum dibanding dengan ibu yang
keluarganya akan terdorong untuk mau memperoleh informasi atau
memberikan ASI kolostrum yang mendapatkan informasi.
dibandingkan dengan yang tidak
pernah mendapatkan informasi atau
dukungan dari keluarganya, sehingga
Hubungan Peran Tenaga Hal ini menunjukkan bahwa
Kesehatan Dengan Pemberian kurangnya peran tenaga kesehatan
Kolostrum. dapat mempengaruhi proses
Hasil uji statistik menunjukkan P- pemberian kolostrum pada bayi baru
value (0,050) < (0,05) maka H0 di lahir. Seharusnya petugas kesehatan
tolak dan Ha diterima artinya ada setelah selesai menolong persalinan
hubungan variabel peran tenaga memberikan penjelasan tentang
kesehatan dengan pemberian pentingnya ibu untuk segera
kolostrum pada bayi baru lahir di memberikan kolostrum. Pemberian
kelurahan jati karya. Dukungan ASI secara ekslusif ada hubungannya
petugas kesehatan dan dorongan dengan peran petugas kesehatan.
dari keluarga sangat mempengaruhi Salah satu upaya untuk
perilaku ibu dalam memberikan ASI meningkatkan keberhasilan
ekslusif termasuk dukungan terhadap pemberian kolostrum adalah melalui
pemberian kolostrum (Yefrida, pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini
2016). (IMD) oleh bayi baru lahir pada
Penelitian ini juga sejalan ibunya. Kegagalan dalam melakukan
dengan penelitian yang dilakukan IMD salah satunya terletak pada
oleh Suarni S, dkk di Praktek Bidan peran petugas kesehatan yang
Syamsiah Kabupaten Tapanuli kurang aktif pada saat persalinan.
Selatan Tahun 2018 yang KESIMPULAN
mengatakan bahwa dari 37 Berdasarkan hasil penelitian yang
responden yang tidak mendapatkan telah dilakukan untuk mencari faktor-
dukungan petugas kesehatan faktor yang berhubungan dengan
sebanyak 25 orang (67,6%) pemberian kolostrum di Kelurahan
sedangkan yang mendapat dukunga Jati Karya Kecamatan Binjai Utara
petugas kesehatan 12 orang Tahun 2021 maka dapat disimpukan
(32,4%). Ibu yang memberikan bahwa dari faktor internal variabel
kolostrum dan diberikan dukungan yang berhubungan yaitu variabel
petugas kesehatan sebanyak 10 pengetahuan dan berdasarkan faktor
orang (27%) sedangkan ibu yang eksternal variabel yang berhubungan
tidak memberikan kolostrum dan yaitu variabel dukungan keluarga,
yang tidak diberikan dukungan sumber informasi dan peran tenaga
petugas kesehatan sebanyak 21 kesehatan.
orang (56,8%). Setelah dilakukan uji Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square didapatkan nilai P= 0,000 diperoleh bahwa dari faktor internal
< 0,05 artinya terdapat hubungan variabel pengetahuan didapatkan
yang signifikan antara dukungan nilai P-Value (0,001<0,05) yang
petugas kesehatan dengan artinya terdapat hubungan antara
pemberian kolostrum pada bayi baru pengetahuan dengan pemberian
lahir. kolostrum di Kelurahan Jati Karya
Kecamatan Binjai Utara Tahun 2021,
sedangkan berdasarkan faktor Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
eksternal variabel dukungan keluarga Kolostrum Dengan Pemberian
didapatkan nilai P-Value (0,000), Kolostrum Pada Bayi Usia 0-3
Hari Di Ruang Nifas Rsud Kota
kemudian variabel sumber informasi
Kendari (Doctoral Dissertation,
dengan nilai P-Value (0,069), dan Poltekkes Kemenkes Kendari).
variabel peran tenaga kesehatan Khosidah,A. (2018). Faktor-Faktor
dengan nilai P-Value (0,050). Hasil Yang Mempengaruhi
analisis chi square menunjukkan nilai Pemberian Kolostrum Pada
p<0,05 pada ketiga variabel yang Bayi Baru Lahir di Puskesmas
berarti bahwa terdapat hubungan Batu Raden Kabupaten
Banyumas Tahun 2016. Jurnal
antara dukungan keluarga, sumber
Ilmu Keperawatan Dan
informasi dan peran tenaga Kebidanan,9(1), 75-81.
kesehatan dengan pemberian Komang, C. P. N., Suindri, S. S. T.,
kolostrum pada bayi baru lahir di Keb, M., Nyoman, N., Erawati,
Kelurahan Jati Karya Kecamatan S. S. T., & Sri, N. L. P. (2020).
Binjai Utara Tahun 2021. Gambaran Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA Pemberian Kolostrum Pada
Hari Kedua Post Partum
Erma, E. (2018). Hubungan
(Doctoral Dissertation, Jurusan
Pengetahuan Ibu Hamil
Kebidanan).
Trimester Iii Tentang
Pollard, M. 2016. Asi Asuhan Berbasis
Kolostrum Dengan Kesiapan
Bukti. Jakarta: Buku
Melakukan Inisiasi Menyusui Di
Kedokteran Indoesia ECG.
Klinik Trismalia Kecamatan
Safyeni. R. (2017). Faktor-Faktor
Percut Sei Tuan Medan Estate
Yang Berhubungan Dengan
Tahun 2018 (Doctoral
Pemberian Kolostrum Pada
Dissertation, Institut
Bayi Baru Lahir Di Klinik Sari
Kesehatan Helvetia).
Medan Tahun 2017.
Harun, A., & Jumriani, J. (2018).
Sudargo, Rudi, Tira Arista Sari, Dan
Faktor Yang Berhubungan
Aulia Afifah. 2019. 1000 Hari
Dengan Pemberian Kolostrum
Pertama Kehidupan. Jakarta:
Pada Bayi Baru Lahir Di Rskdia
Gadjah Mada University Press.
Pertiwi Makassar. Jurnal
Soetjiningsih. 2017. Seri Gizi Klinik
Kesehatan Manarang, 3(1),
Asi Petunjuk Untuk Tenaga
44-49.
Kesehatan. Jakarta: Buku
Hutabarat, V., Sitepu , M. S., &
Kedokteran Indonesia.
Situmorang, R. B. (2020).
Wiji. R. N. 2019.Asi Dan Panduan Ibu
Hubungan Tingkat
Menyusui.Yogyakarta: Nuha
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Medika.
Kolostrum Dengan Motivasi
Zurrahmi, Z. R. (2020). Hubungan
Pemberian Kolostrum Di Desa
Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Sidorejo Kecamatan Serampit
Tentang Kolostrum Dengan
Kabupaten Langkat. Jurnal
Pemberian Kolostrum Di Desa
Penelitian Kebidanan Dan
Kuok Wilayah Kerja Puskesmas
Kespro, 2(2), 36-44.
Kuok Tahun 2019. Jurnal
Ita Budianti, P. (2017). Hubungan
Doppler, 4(1), 49-58.
Tingkat Pendidikan Dan

You might also like