You are on page 1of 8

Jurnal Ilmu Pemasyarakatan

PENGARUH TINGKAT KONTRIBUSI PETUGAS TERHADAP TINGKAT


MOTIVASI NARAPIDANA DALAM PROGRAM PEMBINAAN KEMANDIRIAN DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB BONDOWOSO

Farah Rianda Nur Swandaru


Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Angkatan XLIX
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
farahrianda93@gmail.com

Abstract

This study discusses about the influence of contribution officers level to the
motivation of prisoners level at skills training programs in Lembaga Permasyarakatan IIB
Class Bondowoso. The writer gives an explanation about the relationship that is happened
between contribution officers level to the motivation of prisoners level at skills training
programs. This research uses quantitative approach so that it can be known the relation and
the influence contribution officers level to the motivation of prisoners level at skills training
programs in Lembaga Permasyarakatan IIB Class Bondowoso.
The process of taking research sampling is done by simple random sampling
technique, those are 70 prisoners. Datas collection were done with several techniques, those
are : the questionnaries spreading which is arranged with an answer format in Likert scale, in
depth interviews, observation, and literature study. Data processing, which is obtained from
respondent's answer in the questionnarie is done by using SPPS 20.0 program.
Based on the analysis results, it can be concluded that attentions, give a reward, and
participation are the elements of contribution officers as a whole that influencing the
motivation of prisoners level at skills training programs in Lembaga Permasyarakatan IIB
Class Bondowoso with percentage of 53.1%, while the rest is influenced by other factors, for
example intrinsic factors. The motivation prisoners to join the skills training programs are
corresponding to our hopes. Based on analysis results, the writer suggests that to get an
optimal contribution officers level so that to do some ways to improve the officers works.

Keyword : contribution, motivation, skills training


A. Pendahuluan atau berperilaku. Adapun peran
Lembaga Pemasyarakatan petugas untuk membangun dan
(Lapas) Kelas IIB Bondowoso meningkatkan motivasi narapidana,
memiliki program pembinaan yaitu dalam hal ini mengikuti
kemandirian yang bertujuan untuk program pembinaan kemandirian
narapidana yang kreatif dan terampil, selama berada di dalam Lapas.
baik untuk bekal ketika sudah lepas Namun melihat kenyataan di
dari masa pidana ataupun dapat lapangan, dalam hal ini Lembaga
menjadi narapidana yang produktif Pemasyarakatan Kelas IIB
di dalam Lapas, sehingga Bondowoso terjadi kesenjangan
menjadikan mereka individu yang antara jumlah petugas bidang
produktif dan menghasilkan. pembinaan kemandirian dengan
Dalam mewujudkannya jumlah narapidana.
narapidana bukan hanya sebagai Program kemandirian pada
subjek penentu tentang bentuk hakikatnya dilaksanakan secara
keberhasilan dari program sinergis antara petugas dan
pembinaan yang ada. Namun peran narapidana itu sendiri. Petugas
petugas Lapas juga sebagai faktor berperan aktif dalam hal sebagai
penting tentang jalan dan berhasilnya instruktur, fasilitator, serta motivator
program kemandirian yang ada. bagi narapidana untuk mengikuti
Seperti beberapa event atau acara program yang telah ditentukan
yang bertujuan untuk sebelumnya. Mengingat keterbatasan
memperkenalkan hasil karya yang dimiliki oleh Lembaga
narapidana dan merupakan salah satu Pemasyarakatan Kelas IIB
upaya untuk merubah paradigma Bondowoso terkait jumlah petugas
masyarakat tentang narapidana, bidang pembinaan yang hanya
mampu bersaing dengan brand atau berjumlah 11 orang yang dalam
merk hasil produk dari perusahaan ruang lingkup pembinaannya terbagi
atau home industry diluar. ke dalam dua bagian yaitu bagian
Petugas Lapas sebagai pembina pembinaan kemandirian dan
juga sebagai penyampai materi agar pembinaan kepribadian.
metode pembinaan yang ada efektif
dan efisien untuk narapidana, baik
perubahan dalam berpikir, bertindak
B. Tinjauan Literatur bahan alam menjadi bahan
Berdasarkan Keputusan Menteri setengah jadi dan menjadi
Kehakiman Republik Indonesia bahan jadi.
Nomor : M.02-PK.04.10 Tahun 1990 3) Keterampilan yang
tentang Pola Pembinaan Narapidana dikembangkan seusai
dapat dibagi ke dalam 2 (dua) bidang dengan bakat para
yaitu : narapidana masing-masing.
a. Pembinaan Kepribadian yang 4) Keterampilan untuk
meliputi, antara lain : mendukung usaha-usaha
1) Pembinaan kesadaran industry atau kegiatan
beragama pertanian (perkebunan)
2) Pembinaan berbangsa dan dengan menggunakan
bernegara teknologi madya atau
3) Pembinaan kemampuan teknologi tinggi, misalnya
intelektual (kecerdasan) industri kulit, pabrik tekstil,
4) Pembinaan kesadaran dan sebagainya.
hukum
5) Pembinaan Diharapkan ketika selesai
mengintegrasikan diri menjalani masa pidana di Lapas dan
dengan masyarakat bergabung kembali dalam
b. Pembinaan kemandirian lingkungan masyarakat , dapat
diberikan melalui program- menjadi individu yang mampu
program, yaitu : beradaptasi kembali dalam
1) Keterampilan untuk lingkungan masyarakat. Tentunya
mendukung usaha mandiri, dapat kembali ke masyarakat dengan
misalnya kerajinan tangan, kondisi yang lebih baik dan tidak
industri rumah tangga, mengulangi kesalahannya lagi.
reparasi mesin dan alat-alat Lapas itu sendiri mempunyai fungsi
elektronika dan sebagainya. menyiapkan Warga Binaan
2) Keterampilan untuk Pemasyarakatan (WBP) agar dapat
mendukung usaha industri berintegrasi secara sehat dengan
bagian kecil, misalnya masyarakat, sehingga dapat menjadi
pengelolaan bahan mentah anggota masyarakat yang bebas dan
dari sektor pertanian dan bertanggung jawab.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
C. Metode Penelitian Bondowoso, peneliti menggunakan
Dalam penelitian ini peneliti analisis statistik deskriptif. Statistik
menggunakan pendekatan deskriptif merupakan proses
kuantitatif, yaitu suatu cara transformasi data penelitian dalam
penelitian yang menekankan pada bentuk tabulasi, sehingga mudah
usaha mengumpulkan informasi dipahami dan diinterpretasikan.
melalui kuesioner yang diberikan Proses ini akan dibantu dengan
pada responden (narapidana menggunakan alat bantu SPSS
perempuan tindak pidana narkotika (Statistic Package for Social
di Lembaga Pemasyarakatann Kelas Science) yang akan dianalisis
IIB Bondowoso). Populasi dalam melalui tabulasi silang
penelitian ini adalah narapidana yang (crosstabulation), uji korelasi, serta
berada di Lembaga Pemasyarakatan uji regresi.
Kelas IIB Bondowoso. Berdasarkan
data yang diperoleh bahwa jumlah D. Hasil dan Pembahasan
populasi narapidana perempuan Pada penelitian yang sudah
tindak pidana narkotika di Lembaga dilaksanakan terdapat hasil yang
Pemasyarakatann Kelas IIB cukup kuat dalam kekuatan
Bondowoso adalah sebesar 217 hubungan atau kekuatan korelasi
orang. Berdasarkan perhitungan dengan angka R yang menunjukkan
diatas sehingga diperoleh sampel 0,531(menunjukkan hubungan natara
penelitian ini sebesar 68 orang kedua variabel berbanding lurus)
namun dibulatkan menjadi 70 orang. atau 53,1%. Terdapat nilai
Karakteristik sampel yang dimaksud sumbangan dari variabel independen
oleh peneliti adalah narapidana yang (independent variable) terhadap
dipilih secara acak mewakili variabel dependen (dependent
keseluruhan narapidana, dengan variable) yang cukup kuat yaitu
menyebarkan kuesioner kepada sebesar 63%. Adapun hipotesis awal
responden. yang telah ditentukan peneliti
Dalam penelitian pengaruh dibuktikan bahwa nilai α sebesar
tingkat kontribusi petugas terhadap 0,016 (<0,05), sehingga Ho ditolak.
tingkat motivasi narapidana dalam Sehingga hipotesis yang digunakan
program pembinaan kemandirian di dan terbukti dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan antara faktor yang mempengaruhi motivasi
kontribusi petugas terhadap motivasi narapidana dalam mengikuti
narapidana. program pembinaan kemandirian di
Banyak faktor yang dapat dalam Lapas. Dari hasil penelitian
mempengaruhi motivasi narapidana, yang ada dapat ditarik kesimpulan
baik faktor dari dalam diri (faktor bahwa kontribusi petugas
intern) dan faktor dari luar diri berdasarkan dimensi pemberian
(faktor ekstern) narapidana. perhatian, apresiasi (pemberian
Beberapa faktor diantaranya seperti penghargaan), dan partisipasi secara
dorongan untuk menghindari bersama – sama turut mempengaruhi
punishment, dorongan untuk tingkat motivasi narapidana dalam
mendapatkan pujian dari petugas, program pembinaan kemandirian di
dorongan untuk mendapatkan upah/ Lapas Bondowoso. Persentase nilai
premi dan dorongan narapidana pengaruh tingkat kontribusi petugas
mendapatkan pengakuan (aktualisasi terhadap tingkat motivasi narapidana
diri). Dari beberapa faktor yang ada ini adalah sebesar 63%, sedangkan
tentunya tidak lepas dari peran sisanya 37% dipengaruhi oleh
petugas yang sangat berpengaruh variabel atau faktor lain. Kedua
terhadap keinginan, kemauan dan variabel ini memiliki keeratan
motivasi narapidana dalam korelasi yang bersifat cukup, dengan
mengikuti program pembinaan yang nilai Pearson Correlation sebesar
ada di dalam Lapas. Berbagai 48,7%.
pertimbangan dan pemahaman yang Dari dimensi variabel tingkat
mereka dapatkan dari petugas kontribusi petugas, secara
tentang program pembinaan di keseluruhan berada dalam kategori
Lapas, maka program pembinaan tinggi. Berdasarkan data yang
yang ada di dalam Lapas didapat menunjukkan bahwa
Bondowoso berjalan cukup baik. responden secara umum berada
dalam kategori tinggi, yaitu dimensi
E. Kesimpulan pemberian perhatian 87%, apresiasi
Berdasarkan hasil analisa data (pemberian penghargaan) 83%, dan
yang dilakukan dalam penelitian dimensi partisipasi 93%. Hal ini
secara kuantitatif ini, menunjukkan mengindikasikan bahwa pihak Lapas
bahwa terdapat beberapa faktor- Bondowoso cukup baik dalam upaya
untuk meningkatkan kontribusi sebesar 63% sedangkan sisanya 37%
petugas terhadap motivasi dipengaruhi oleh variabel atau faktor
narapidana dalam program lain. Dari data tersebut dapat
pembinaan kemandirian di Lapas. disimpulkan bahwa kontribusi
Dalam penelitian ini juga petugas menyumbang nilai atau
dilakukan uji korelasi hingga unsur yang kuat untuk
didapatkan hasil bahwa antara mempengaruhi motivasi narapidana
tingkat kontribusi petugas dan yang selebihnya dipengaruhi oleh
tingkat motivasi narapidana nilai atau unsur lainnya untuk
memiliki hubungan yang bersifat meningkatkan motivasi narapidana.
cukup yaitu sebesar 48,7% dan
kekuatan korelasinya ke arah positif Referensi
(berbanding lurus). Hal ini
A. BUKU
menunjukkan bahwa hubungan Bindra, D. 1959. Motivation.
antara kedua dimensi cukup untuk New York: The Ronald Press
dikatakan saling berpengaruh antara Company.
satu dimensi terhadap dimensi yang Destiyani, K. A. (2011). Tindak
lain. Kekuatan korelasinya ke arah
Kriminal ditinjau dari Nilai
positif, yang artinya berbanding Sosial. Yogyakarta:
lurus sehingga dapat disimpulkan Kanisius.Tindak Pidana.
semakin tinggi tingkat kontribusi Dichter, E. 1971. Motivating
petugas maka akan semakin tinggi Human Behavior. New York
tingkat motivasi narapidana, begitu St.Louis San Fransisco:
juga sebaliknya semakin rendah McGRAW-HILL BOOK
tingkat kontribusi petugas maka COMPANY.
semakin rendah tingkat motivasi Gailiot, M. T. (High Self-
narapidana. Confidence Predicts Good
Dalam analisis uji regresi juga Adjusments). 1986. Tokyo,
terdapat hasil yang diketahui bahwa Kogakusha: McGraw-Hill.
nilai R Square sebesar 0,63 yang Good, L.T dan J.E. Brophy
menunjukkan bahwa variabel tingkat 1990. Educational Psychology.
kontribusi petugas memberikan New York: Longman
kontribusi dalam mempengaruhi
variabel tingkat motivasi narapidana
Hardiyanto, E. (2009). Budaya Redaksi Bidik Fakta. (2017,
Organisasi. Jakarta: Rineka April Selasa). Narapidana from
Cipta. Nothing to Something. Jakarta,
Kennedy, B. (1998). When DKI Jakarta.
Prisoners Come Home. New Santrock, J. W. 2009.
York : Oxford: University Press. Educational Psychology. New
Lederman, F. (2001). York: McGraw, Hill
Intelligence memory and the Companies, Inc.
aging process . New York: Wahjosumidjo. 1987.
Grune and Sratton. Kepemimpinan Dan Motivasi.
Martono, N. (2011). Metode Jakarta: Ghalia Indonesia.
Penelitian Kuantitatif, Analisis
Isi dan Analisis Data Sekunder. B. JURNAL
Jakarta: Raja Grafindo. Diah Gustiniati, S. M. 2017.
McClelland, D. C. 1987. Human Pelaksanaan Pembinaan
Motivation. Boston University: Terhadap Residivis Anak Pelaku
Press Syndicate of the Tindak Pidana.
University of Cambridge. Leblebici, D. 2012. Impact of
Moedjanto. (1993). Workplace Quality on
Organizational Development. Employee's Productivity. Case
Yogyakarta: Gadjah Mada Study of A Bank in Turkey.
University Press. Setiawan, K. C. 2015. Pengaruh
Prof. Dr. J. Winardi, S. 2011. Motivasi Kerja Terhadap
Motivasi dan Pemotivasian. Kinerja Karyawan Level
Jakarta: PT Raja Grafindo Pelaksana di Divisi Operasi PT.
Persada. Pusri Palembang. Jurnal
Putra, L. M. (2016, November Psikologi, 43-53.
Kamis). Napi Craft 2016, Ajang Shaughnessy, M. F. 2004. The
Kreatifitas untuk Ubah Persepsi Educational Psychology of
terhadap Napi. Jakarta, DKI Teacher Efficacy. Vol.16, No.2.
Jakarta: Kompas.com.
Ramadani, S. (2012). Low-socio
Economic Status and Mental
Disordes. Jakarta: Djambatan.
C. PERATURAN PERUNDANG
– UNDANGAN
Indonesia, Keputusan Menteri
Kehakiman RI No.
M.02.PK.04.10 Tahun 1990
Indonesia, Peraturan Pemerintah
tanggal 10 Desember 1917, stbl
1917 No.708 Gestichten
Reglement
Indonesia, Surat Edaran Kepala
Direktorat Pemasyarakatan No.
Kp 10.13/3/1 tanggal 8 Februari
1965
Indonesia, Undang-Undang
Dasar Negara Republik
Indonesia 1945

You might also like