You are on page 1of 9

88 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm.

94-100

PENERAPAN PROGRAM PENDIDIKAN


BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DI SMK

Warman
Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Samarinda
E-mail: cahaya.warman@yahoo.com

Abstract: Educational Program Based on Local Potential at a Vocational School. This is a descrip-
tive-qualitative study implementing an educational program based on local potential at Fisheries Study
Programe. The study was carried out at Vocational School II, Bontang. The results show three main is-
sues. First, the application of Educational Program Based on Local Wisdoms at the Fisheries Study
Program at Vocational School II, Bontang already met the national educational standards, but not able
to manage the natural resources of fisheries. Second, the problems surfacing include the lack of support-
ing facilities, the lack of interests in entrepreneurship and fishing industry among the alumni, and the
unintensive coordination between educational providers and policy makers. Third, the planning for fu-
ture improvements include completing the necessary infrastructure, maximizing the potential in coop-
eration with the industry, promoting fishery products at important events, improving the competence of
the students, participating in local and national level competitions, fostering entrepreneurial spirit by
giving entrepreneurship training to the teachers and the students, and organizing industrial practices out-
side of East Borneo.

Keywords: fisheries education programe, fishery industry, entrepreneurship, local potential

Abstrak: Penerapan Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di SMK. Penelitian ini bertu-
juan mendeskripsikan penerapan dan hasil penyelenggaraan program Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal (PBKL) perikanan, mengetahui masalah yang dihadapi dalam menerapkan program PBKL peri-
kanan, dan merencanakan perbaikan ke depan. Metode penelitian deskriptif, pendekatan kualitatif. Lokasi
penelitian di SMK Negeri 2 Bontang. Objek penelitian warga sekolah dan pengawas sekolah. Teknik
pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi, dan focus group discussion. Analisis data: reduksi
data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) penerapan
program PBKL perikanan di SMK Negeri 2 Bontang sudah memenuhi standar nasional pendidikan,
namun hasilnya belum mampu mengelola potensi sumber daya alam perikanan; (2) masalah yang diha-
dapi: kurangnya fasilitas pendukung, minat alumni berwirausaha masih kurang, industri perikanan masih
sangat kurang, para penyelenggara pendidikan dan para pembuat kebijakan belum berkoordinasi secara
intensif; (3) rencana perbaikan ke depan: melengkapi sarana dan prasarana, memaksimalkan potensi,
bekerjasama dengan dunia industri, mempromosikan hasil perikanan, meningkatkan kompetensi siswa,
memupuk jiwa wirausaha, menyelenggarakan praktik industri ke luar Kalimantan Timur.

Kata kunci: program pendidikan, keunggulan lokal perikanan

Keunggulan lokal perikanan di Provinsi Kalimantan Secara kelembagaan, pemerintah mempunyai


Timur termasuk di Kota Bontang cukup potensial, tanggung jawab untuk mengatasi permasalahan yang
tetapi belum dikelola secara optimal. Nilai jual produk- terjadi dalam masyarakat, dan salah satunya adalah
si perikanan tahun 2009 Rp4.331.270.686.000,00. melalui sektor pendidikan. Undang-Undang Republik
Di sisi lain, kondisi masyarakat yang bertempat ting- Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
gal di wilayah pesisir Provinsi Kalimantan Timur Pendidikan Nasional telah menetapkan visi pendi-
tergolong miskin. (BPS Provinsi Kalimantan Timur, dikan nasional dalam mewujudkan sistem pendidikan
2010). sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa un-

88
Warman, Penerapan Program Pendidikan … 89

tuk memberdayakan semua warga negara Indonesia pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang ber-
agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas makna bagi dirinya. Potensi daerah atau keunggulan
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan lokal adalah potensi yang kontekstual yang dapat
zaman yang selalu berubah. Untuk mewujudkan visi diangkat sebagai bahan pembelajaran yang menarik
tersebut, misi Departemen Pendidikan Nasional di sekolah. Pandangan tersebut didukung oleh kebi-
antara lain adalah (1) mengupayakan perluasan dan jakan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Pera-
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan turan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) Nasional Pendidikan. Pasal 14 ayat 1-3 menjelaskan
meningkatkan mutu pendidikan; (3) meningkatkan bahwa SMA dapat memasukkan pendidikan berbasis
relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat keunggulan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan
dan tantangan global; (4) membantu dan memfasili- lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelom-
tasi dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; pok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pen-
(5) meningkatkan kesiapan untuk mengoptimalkan didikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
pembentukan kepribadian yang bermoral; (6) mening- dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pela-
katkan profesional berdasarkan standar yang bersifat jaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
nasional dan global; dan (7) mendorong peran serta kelompok mata pelajaran estetika, atau kelompok
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berda- mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
sarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesa- kesehatan.
tuan Republik Indonesia,” (Mulyasa, 2009:18-19). PBKL SMK adalah pendidikan/program pem-
Selanjutnya, dalam Permendiknas No. 19/2005 dinya- belajaran yang diselenggarakan pada satuan pendidikan
takan bahwa Direktorat Pembinaan SMA mempunyai sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaat-
tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kan berbagai sumber daya dan potensi daerah yang
kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, bermanfaat dalam proses pengembangan kompe-
dan evaluasi di bidang pembinaan sekolah menengah tensi peserta didik. Sumberdaya dan potensi daerah
atas, maka salah satu program yang telah dilaksana- dimaksud antara lain mencakup aspek sumberdaya
kan sejak tahun 2007 adalah mengembangkan pro- alam, sumberdaya manusia, ekonomi, budaya/histori,
gram PBKL. bahasa, teknologi informasi dan komunikasi (TIK/
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang ICT), ekologi dan lain-lain. Supriyanto (2011) menga-
merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek takan bahwa “Teori lain yang juga melandasi per-
ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komuni- lunya diterapkan pendidikan berbasis keunggulan
kasi, ekologi, dan lain-lain. Keunggulan lokal adalah lokal adalah teori konstruktivisme”. Teori konstruk-
hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, tivisme diyakini mampu mengkonstruksi berbagai
jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau realitas yang dialami para siswa saat mereka belajar
lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedi- sedemikian sehingga mereka mampu menangkap man-
dwitagama, 2007). Keunggulan lokal harus dikem- faat dari pelajaran yang mereka pelajari. Pada sisi
bangkan dari potensi daerah, yaitu potensi sumber inilah dalam pandangan teori konstruktivisme berba-
daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Sebagai gai potensi keunggulan lokal dapat dijadikan materi
contoh wilayah Provinsi Kalimantan Timur. memiliki pembelajaran.
potensi sumber daya alam perikanan. Oleh karena Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
itu, pemerintah dan masyarakat wilayah Provinsi tentang SNP dibentuk sebagai standar minimum
Kalimantan Timur dapat melakukan sejumlah upaya sebagaimana pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat Sisdiknas pasal 1 ayat 17, bahwa standar nasional
menjadi keunggulan lokal Kalimantan Timur sehing- pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
ga ekonomi di wilayah provinsi dan sekitarnya dapat pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Ke-
berkembang dengan baik. satuan Republik Indonesia, yang berfungsi sebagai
Pembahasan keunggulan lokal juga terkait de- dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penga-
ngan filsafat rekonstruktivisme. menurut Rekonstruk- wasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pen-
tivisme kita tidak pernah mengerti realitas yang se- didikan nasional yang bermutu.
sungguhnya secara ontologis, yang kita mengerti Profil pendidikan berbasis keunggulan lokal
adalah struktur konstruksi kita akan sesuatu objek (PBKL) mengacu kepada Standar Nasional Pendi-
Suryana: 2002. Dalam konteks ini realitas yang ada dikan (SNP) yang terdiri atas 8 komponen, yaitu
di sekeliling siswa sehari-hari, misalnya yang berupa standar isi, standar kompetensi lulusan, standar pro-
potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan ses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
membantu mempercepat siswa untuk mengkonstruksi sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
90 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 88-96

penilaian, dan standar pembiayaan. Dari karangka seperti gambar, foto, gedung, lingkungan, catatan
dasar dan srtuktur kurikulum yang ditetapkan dalam rapat atau dokumen yang berkaitan dengan fokus
SNP pada setiap kelompok mata pelajaran ditambah penelitian termasuk profil sekolah dan evaluasi diri
dengan kurikulum muatan lokal yang relevan dengan sekolah.
kebutuhan masyarakat, potensi sumberdaya manusia Teknik pengumpulan data: observasi, wawan-
maupun potensi sumber daya alamnya. cara, dokumentasi, dan focus group discussion (FGD).
Di Provinsi Kalimantan Timur, SMK yang Analisis data pada kasus individual menggunakan
terdaftar pada tahun 2011 berjumlah 203 SMK, dan model analisis interaktif Miles dan Huberman, yaitu
yang memiliki bidang keahlian yang relevan dengan (1) reduksi data, (2) displai data, dan (3) penarikan
keunggulan lokal perikanan sebanyak 10 SMK, terma- kesimpulan/ verivikasi. Untuk pengujian validitas
suk SMK Negeri 2 Bontang (Profil SMK Kalimantan data, peneliti berpegang pada prinsip: credibility,
Timur, 2011). Tujuannya adalah untuk (1) menyedia- dependability, confirmability, dan transferability.
kan tenaga kerja terdidik di bidang perikanan; (2)
menghasilkan lulusan yang mampu berwirausaha
di bidang perikanan; (3) mengintegrasikan keung- HASIL DAN PEMBAHASAN
gulan lokal dalam pembelajaran yang aktif, inovatif, Hasil
kreatif, efektif dan menyenangkan melalui penerapan
berbagai model dan metode pembelajaran serta peng- Berdasarkan hasil analisis didapatkan temuan
gunaan media dan bahan ajar yang tepat. Sampai penelitian sebagai berikut. Pertama, penerapan pro-
saat ini masih belum banyak dilakukan penelitian, gram PBKL perikanan di SMK Negeri 2 Bontang
baik tentang kebijakan maupun penerapan program secara umum sudah memenuhi standar nasional pen-
pendidikan berbasis keunggulan lokal, baik dari segi didikan (seperti: standar isi, standar proses, standar
input, proses, dan out put berdasarkan SNP (8 stan- kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
dar), maupun kendala yang dihadapi. kependidikan, standar sarana dan prasarana), meski-
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan pun masih memerlukan pengembangan.
penerapan dan hasil penyelenggaraan program pen- Pada standar isi, pengembangan kurikulum pada
didikan berbasis keunggulan lokal perikanan; (2) tingkat satuan pendidikan telah melibatkan penga-
mengetahui masalah yang dihadapi penyelenggara was sekolah, kepala sekolah, pendidik, tenaga ke-
dalam melaksanakan program pendidikan berbasis pendidikan, dan komite sekolah, dengan berpedoman
keunggulan lokal perikanan; (3) upaya merencana- pada Panduan Penyusunan Kurikulum dari BNSP.
kan perbaikan ke depan. Dokumen kurikulum disusun setiap 2 tahun sekali,
dan disahkan oleh Dinas Pendidikan sebelum di-
METODE berlakukan. Silabus dan RPP tersedia untuk semua
mata pelajaran, tetapi sekolah belum melakukan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. revisi kurikulum secara berkala, dan kinerja Tim
Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini Pengembang Kurikulum belum optimal. Kurikulum
adalah studi satu kasus. Orientasi pendekatan pene- dikembangkan berdasarkan 7 prinsip pengembangan
litian yang dipergunakan adalah kualitatif, karena kurikulum, yaitu (a) memuat tiga kelompok mata
dengan pendekatan ini peneliti dapat memahami secara pelajaran (normatif, adaptif, dan produktif); (b)
empirik tentang konsep-konsep, visi, misi, pandangan- memuat muatan lokal yang disesuaikan dengan ke-
pandangan, nilai, kebiasaan, ide-ide, dan keyakinan butuhan daerah, yaitu Pendidikan lingkungan hidup
yang membudaya di SMK yang diteliti sehingga tidak dan bahasa Jepang; (c) diselenggarakan dalam ben-
terjadi salah penafsiran atau pemaknaan terhadap tuk pendidikan sistem ganda; (d) alokasi waktu satu
obyek yang diteliti. Penelitian dilakukan sampai jam pelajaran tatap muka 45 menit; (e) beban belajar
pada tingkat keyakinan dan kejenuhan data, dan se- meliputi kegiatan tatap muka, praktik di sekolah,
lama proses itu pula dilakukan kategorisasi sesuai dan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen
dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mem- dengan 36 sampai 44 jam pelajaran per minggu; (f)
buat suatu konsepsi tentang program PBKL. minggu efektif 40 minggu; dan (g) lama pendidikan 3
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Bontang, tahun, tetapi sekolah belum pernah melakukan peng-
Provinsi Kalimantan Timur, dengan sumber data kajian karakteristik daerah.
semua warga sekolah, pengawas sekolah, orang tua Pada standar proses, silabus sudah dikembang-
siswa, dan dewan sekolah yang telah mendapat re- kan berdasarkan standar isi (SI), standar kompetensi
komendasi dari sekolah. Sumber data lainnya berupa lulusan (SKL), dan panduan KTSP, tetapi belum
dokumen yang relevan dengan fokus penelitian, dipastikan apakah semua silabus sudah sesuai dengan
Warman, Penerapan Program Pendidikan … 91

kurikulum spektrum 2010. Pengembangan silabus 20 orang tersedia 21 orang pembagian tugas sesuai
dilakukan guru secara mandiri dan berkelompok oleh kompetensinya, yaitu Nautika Kapal Penangkap Ikan
guru, tapi belum menghasilkan produk konkret atas (NKPI) 7 orang, Teknika Kapal Penangkap Ikan
pengembangan yang telah dilakukan. Rencana pe- (TKPI) 3 orang, Teknologi Pengolahan Hasil Peri-
laksanaan pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan kanan (TPHPi) 4 orang, dan Agribisnis Perikanan 7
prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran untuk setiap orang. Sekolah memiliki tenaga kependidikan tata
kompetensi dasar, tetapi belum diadakan penelaahan usaha 4 orang, perpustakaan 1 orang, satpam 1 orang,
secara berkala untuk memastikan dampaknya pada cleaning service 1 orang, dan penjaga sekolah 1 orang,
hasil belajar peserta didik. Siswa dapat mengakses tetapi sekolah belum memiliki tenaga kependidikan
buku panduan, buku pengayaan, buku referensi, dan sebagai teknisi. Latar belakang kepala sekolah sar-
sumber belajar lain selain buku pelajaran dengan jana (S1) Pendidikan Bidang Studi Kimia dan telah
mudah. Sekolah sudah memiliki jaringan internet, bersertifikasi guru. Kualifikasi pendidikan guru, berija-
tetapi komputer yang tersedia di lab belum mencu- zah S-1 46 orang dan S-2 2 orang. Jumlah guru ke-
kupi 1 siswa 1 komputer dan belum ada jaringan pendidikan 5 orang dan guru non kependidikan 23
internet untuk setiap komputer yang terpasang di orang. Jumlah guru mata pelajaran normatif/adaptif
laboratorium komputer. Sekolah belum dapat meme- yang berijazah S-1 26 orang dan S-2 1 orang. Jumlah
nuhi kebutuhan buku referensi guru secara optimal dan guru berlatar belakang sarjana kependidikan 23 orang,
belum memiliki data base buku-buku referensi guru dan non kependidikan 4 orang. Jumlah guru pro-
yang diperbaharui secara rutin. Sebagian guru belum duktif berijazah S-1 20 orang dan S-2 non kepen-
dapat melaksanakan pembelajaran yang interaktif, didikan 1 orang. Jumlah guru produktif yang telah
inspiratif, menyenangkan dan menantang karena ke- memiliki Akta Mengajar 17 orang, dan memiliki Ser-
terbatasan sarana dan prasarana. Peserta didik mem- tifikat Guru 14 orang. Guru produktif 4 orang belum
peroleh kesempatan yang sama untuk melakukan eks- memiliki Akta Mengajar. Kualifikasi tenaga kepen-
plorasi, elaborasi, dan konfirmasi tetapi belum semua didikan untuk tata usaha S-1 2 orang, D-3 1 orang,
peserta didik melakukan seperti yang diharapkan SMK 1 orang, satpam SMA 1 orang, cleaning ser-
guru. Proses pembelajaran disupervisi dan dievaluasi, vice SMK 1 orang, dan penjaga sekolah SMP 1
tetapi hanya dilakukan pada setiap tahapan tertentu orang. Kompetensi pendidik untuk beberapa guru
saja dan hanya dilakukan oleh pengawas sekolah. telah mengikuti berbagai diklat atau pelatihan yang
Pada standar kompetensi lulusan, dari tahun sesuai kompetensi dan mata pelajaran yang diampu-
2008 sampai 2011 mengalami peningkatan, tetapi nya, baik untuk tingkat kota, provinsi, maupun na-
prestasi belajar siswa belum konsisten. Kemajuan sional. Guru produktif yang memiliki latar belakang
pesrta didik dapat terlihat dari nilai rapor mulai dari pendidikan yang tidak sesuai dengan mata pelajaran
semester satu hingga semester enam, dan dari lom- yang diampu, telah mengikuti pelatihan dan diklat
ba akademis yang diikuti, namun yang mengikuti alih profesi, tetapi belum seluruhnya guru mengikuti
pelatihan dan lomba akademik masih kurang. Sarana diklat yang sesuai dengan kompetensinya. Kompe-
untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik masih tensi tenaga kependidikan telah memiliki kompetensi
kurang. Program bimbingan/konseling pribadi, sosial, yang memadai sesuai dengan tugas masing-masing,
belajar dan karier oleh guru BK belum sepenuhnya tetapi masih jarang diikutsertakan dalam pelatihan
dimanfaatkan oleh peserta didik, dan kedisiplinan yang menunjang kompetensinya.
peserta didik masih perlu ditingkatkan. Peserta didik Pada standar sarana dan prasarana, ruang belajar
menghasilkan berbagai karya seni yang nilainya dan ventilasi cukup untuk semua ruang belajar, tetapi
dapat dilihat dari rapor dari semester satu hingga sekolah masih membutuhkan ruang bengkel dan me-
semester enam, disisi lain sekolah belum optimal sin kapal, bangunan sarana penunjang lainnya perlu
memfasilitasi program kewirausahaan. Peserta didik ditambah (seperti aula, ruang guru, dan perpustakaan).
mengikuti pelajaran agama dan pengembangan diri, SMK Negeri 2 Bontang memiliki 12 rombongan
sejak semester satu sampai dengan semester enam, belajar (Rombel), 4 jurusan, jumlah siswa 336 siswa,
dan sekolah membemberikan piagam dan piala kepada yaitu jurusan NKPI kelas 1, 2, 3 = 73 siswa, jurusan
siswa yang berprestasi. TKPI kelas 1, 2, 3 = 88 siswa, jurusan AP kelas 1,
Pada standar pendidik dan tenaga kependidikan, 2, 3 = 87 siswa, dan jurusan TPHPI kelas 1, 2, 3 = 88
pendidik mengajar sesuai dengan latar belakang pen- siswa. Jumlah peserta didik berkurang karena pindah
didikannya. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala ke sekolah lain dengan alasan tidak sesuai jurusan
sekolah, jumlah guru 48 orang: guru mata pelajaran atau tidak bisa menyesuaikan diri dalam hal penerap-
normatif/adaptif yang dibutuhkan 23 orang tersedia an disiplin. SMK Negeri 2 Bontang memiliki sarana
27 orang, guru mata pelajaran produktif dibutuhkan perpustakaan dan sumber belajar, tetapi belum stan-
92 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 88-96

dar. Ketersediaan buku belum mencukupi kebutuhan ga kerja madyanya, dengan standar gaji (seperti industri
siswanya, terutama buku paket normatif adaptif tidak kimia, LNG, pupuk Kaltim, batu bara, bahan pele-
sesuai dengan jumlah siswa. SMK Negeri 2 Bontang dak, dan sejenisnya) yang jauh lebih tinggi dari pada
telah melakukan perawatan terhadap bangunan, namun industri perikanan, sehingga animo peserta didik dan
belum dilakukan perwatan secara berkala. Perawatan masyarakat lebih cenderung menyekolahkan anaknya
hanya difokuskan pada kolam dan sarana penunjang ke SMK yang berbasis industri. (i) Lokasi/lahan peri-
lainnya, dan tidak memiliki bangunan yang khusus kanan yang luas dan potensial masih belum dikelola
untuk berkebutuhan yang khusus. secara optimal. Disisi lain, para penyelenggara pendi-
Hasil penyelenggaraan program pendidikan ber- dikan dan para pembuat kebijakan yang lain belum
basis keunggulan lokal perikanan di SMK Negeri 2 malakukan koordinasi secara intensif untuk merespon
Bontang peserta didik memperlihatkan kemajuan dan mengelola potensi sumber daya alam perikanan
yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetap- tersebut.
kan standar kelulusan (SKL), namun tidak konsisten. Upaya yang sudah dilakukan penyelenggara
sekolah dalam mengatasi masalah tersebut antara
Tabel 1. Rata-rata Nilai Hasil Ujian Nasional lain (a) meminta bantuan ke Dinas Pendidikan ten-
SMK Negeri 2 Bontang Tahun tang fasilitas pendukung, seperti alat peraga, pera-
Pelajaran 2010 - 2012 latan praktikum, bahan praktik, ruang belajar, men-
jalin kerjasama dengan dunia usaha di luar sekolah,
Tahun Bahasa Bahasa mengirim anak ke pelabuhan yang sesuai dengan per-
Matematika Produktif
Pelajaran Indonesia Inggris
syaratan dan melibatkan kepada komite sekolah untuk
2009/2010 6,31 7,07 6,48 6,29 masalah biayanya; (b) melakukan sosialisasi dan pen-
2010/2011 6,30 6,93 7,65 8,53 dekatan secara terus menerus kepada siswa dan orang
2011/2012 7,08 8,12 8,08 7,72 tua siswa mengenai prospek usaha bidang perikanan
Sumber: Profil SMK Negeri 2 Bontang, 2012
ke depan; dan (c) memotivasi siswa untuk mengem-
bangkan minat wirausaha.
Dari segi keterampilan, peserta didik yang sudah Ketiga, upaya yang dapat dilakukan penye-
lulus belum mampu mengelola potensi sumber daya lenggara dalam merencanakan perbaikan ke depan
alam perikakan yang cukup potensial karena sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah sebagai
belum optimal dalam memfasilitasi program kewira- berikut. (a) Sekolah menyusun program prioritas guna
usahaan untuk peserta didik. peningkatan profesionalisme guru secara berkelan-
Kedua, masalah yang dihadapi oleh penyeleng- jutan melalui pendidikan dan pelatihan. (b) Sekolah
gara dalam melaksankan program pendidikan ber- melakukan kegiatan berkolaboratif antara guru dengan
basis keunggulan lokal perikanan di SMK Negeri 2 guru lainnya yang serumpun, atau dengan para maha-
Bontang adalah sebagai berikut. (a) Penguasaan kom- siswa yang melakukan penyusunan tugas akhir PTK
petensi pedagogik untuk beberapa guru masih rendah; guna pembudayaan mencintai penelitian tindakan kelas
(b) Masih ada guru yang enggan memanfaatkan TIK. bagi para guru. (c) Sekolah menganggarkan ke dalam
(c) Kurangnya minat guru untuk melakukan peneli- RKAS agar aktivitas penelitian guru melalui PTK
tian tindakan kelas (PTK). (d) Kurangnya fasilitas mendapatkan bantuan operasional penelitian sebagai
pendukung, seperti alat peraga, peralatan praktikum, insentif. (d) Sekolah melengkapi sarana dan prasarana
tempat praktek kerja industri, bahan praktik belum yang dibutuhkan, memaksimalkan potensi yang ada
memadai, dan kurangnya ruang belajar. (e) Dukungan atau yang dimiliki, memperbanyak kegiatan serta me-
dari pemerintah belum optimal. (f) Minat untuk masuk lengkapi fasilitas praktik, memfasilitasi semua keper-
ke sekolah jurusan perikanan masih kurang karena luan yang ada. (e) Sekolah mendorong pihak pemerin-
sektor perikanan dianggap kurang prospektif, dan tah untuk mengembangkan industri di bidang peri-
secara finansial hasil dari perikanan dianggap lebih kanan, bekerja sama dengan dunia industri yang berada
rendah bila dibandingkan dengan sektor industri lain. di dalam maupun di luar wilayah Provinsi Kalimantan
(g) Minat alumni untuk berwirausaha masih kurang Timur, menggalang kerja sama dengan instansi ter-
karena ketergantungan dengan adanya rekruitmen kait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Perikanan dan
dari industri migas atau tambang. (h) Industri peri- Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
kanan yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja Dinas Tenaga Kerja, serta Badan Perencanaan Daerah,
madya dari SMK jurusan perikanan masih sangat pendekatan dengan Out Sourshing melalui Dana Social
kurang atau tidak ada. Di sisi lain, SMK yang berbasis Responsibility. (f) Sekolah mempromosikan hasil
industri banyak perusahaan yang siap menyerap tena- perikanan pada even-even penting, dan selalu dipa-
Warman, Penerapan Program Pendidikan … 93

merkan melalui Bursa Bazar, meningkatkan kompe- baik, indikator 1.2.1 tergolong baik, dan pada indi-
tensi siswa dengan menyiapkan sarana penunjang, kator 1.2.2 tergolong baik. Dari hasil penelitian dapat
meningkatkan kompetensi guru mata diklat, mengu- disimpulkan bahwa secara umum penerapan program
sulkan pengangkatan guru honor menjadi PNS, meng- pendidikan berbasis keunggulan lokal perikanan di
ikuti perlombaan baik tingkat lokal maupun na- SMK Negeri 2 Bontang pada standar isi telah me-
sional, berbagi informasi kepada sekolah yang baru menuhi kriteria SPM. Namun pada indikator 1.1.1
merintis program PBKL perikanan, bekerjasama untuk pengembangan kurikulum pada tingkat satuan
dengan pemerintah setempat atau badan lain yang pendidikan tergolong sedang. Artinya, sekolah harus
berpengalaman dalam mempraktekan ilmu bidang berupaya untuk meningkatkan SPMP menjadi lebih
perikanan, berusaha menarik investor untuk berusaha baik. PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 13 ayat 1-3
di bidang perikanan. (g) Sekolah memupuk jiwa menegaskan antara lain: (1) kurikulum untuk SMK/
wirausaha yang dimulai dari kelompok kecil hingga MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat mema-
siswa mau mencoba dan berusaha mandiri, melalui sukkan pendidikan kecakapan hidup; (2) pendidikan
pemberiaan pelatihan kepada guru dan siswa ten- kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pen-
tang kewirausahaan, melibatkan siswa dalam setiap didikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
diklat bidang perikanan, menyelenggarakan praktek mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewar-
industri ke luar Kalimantan Timur sekaligus studi ganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok
banding di industri perikanan, dengan tujuan untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,
menumbuhkan minat bekerja dan berwirausaha di kelompok mata pelajaran pendidikan estetika, atau
bidang perikanan. kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah
raga, dan kesehatan. Dengan memasukkan pendidikan
Pembahasan kecakapan hidup, maka proses pendidikan akan me-
ngarah pada pengutamaan keunggulan lokal yang ada
Pembahasan terhadap hasil analisis penerapan di masyarakat sekitar dan alam sekitar sebagaimana
program pendidikan berbasis keunggulan lokal peri- PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 14 dan 17, bahwa ke-
kanan di SMK Negeri 2 Bontang, dilakukan berpe- unggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidik-
doman pada Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 an kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganega-
pada komponen Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Pra- raan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pe-
mudjono (2010) menjelaskan beberapa butir penting lajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
instrumen, antara lain (a) instrumen EDS mengacu kelompok mata pelajaran estetika, atau kelompok
pada SPM dan SNP; (b) instrumen EDS mencakup mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
beberapa pertanyaan pokok pada setiap standar kesehatan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan
yang terkait dengan SPM dan SNP; (c) dalam EDS, pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial
setiap stndar dibagi dalam beberapa komponen; (d) budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
pada setiap komponen pada pertanyaan di tiap standar Pada standar proses, indikator 2.1.1 tergolong
ada beberapa spesifikasinya; (e) pada setiap aspek baik, indikator 2.1.2 tergolong kurang, yang berarti
dari setiap standar terdiri dari 4 tingkatan pencapaian, belum memenuhi kriteria SPM, indikator 2.2.1 ter-
tingkat 1 berarti kurang, tingkat 2 sedang, tingkat 3 golong baik, indikator 2.2.2 tergolong kurang, indi-
baik, tingkat 4 amat baik, dan (f) pada tiap tingkat kator 2.3.1 tergolong sedang, yang berarti telah meme-
pencapaian terdapat beberapa indicator yang sesuai nuhi kriteria SPM, indikator 2.3.2 tergolong sangat
dengan tingkat pencapaian tersebut. Tingkat 2 sama baik, yang berarti telah memenuhi kriteria SPM,
dengan telah memenuhi kriteria SPM. indikator 2.4.1 tergolong baik, indikator 2.4.2 ter-
Berdasarkan Permendiknas Nomor 63 Tahun golong baik, indikator 2.5.1 tergolong sedang, dan
2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan indikator 2.5.2 tergolong kurang. Dari hasil peneli-
(SPMP) pada komponen Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tian dapat disimpulkan bahwa secara umum penerap-
pada butir (e), penerapan program pendidikan ber- an program pendidikan berbasis keunggulan lokal
basis keunggulan lokal perikanan di SMK Negeri 2 perikanan pada standar proses tergolong baik atau
Bontang pada standar isi indikator 1.1.1 untuk pe- telah memenuhi kriteria SPM. Akan tetapi, pada
ngembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidik- indikator 2.1.2, indikator 2.2.2, dan indikator 2.5.2
an tergolong sedang, berarti telah memenuhi kriteria masih tergolong kurang baik atau masih belum me-
SPM, indikator 1.1.2 tergolong baik, berarti telah menuhi kriteria SPM. Proses pembelajaran pada satuan
memenuhi kriteria SPM, indikator 1.1.3 tergolong pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspira-
94 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 88-96

tif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan ke- kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia,
mandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem- serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengi-
bangan fisik serta psikologis peserta didik. Pendi- kuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan-
dik dalam proses pembelajaran harus memberikan nya (pasal 26 ayat 3).
keteladanan (PP Nomor 9 Tahun 2005 pasal 19 ayat Pada standar pendidik dan tenaga kependidikan,
1). Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan indikator 4.1.1 tergolong baik, yang berarti telah
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembela- memenuhi kriteria SPM, indikator 4.1.2 tergolong
jaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan baik, indikator 4.2.1 tergolong baik, indikator 4.2.2
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pem- tergolong baik, indikator 4.3.1 tergolong baik, dan
belajaran yang efektif dan efisien (pasal 19 ayat 3). pada indikator 4.3.2 tergolong baik. Dari hasil pene-
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus litian dapat disimpulkan bahwa secara umum pene-
dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat rapan program pendidikan berbasis keunggulan lokal
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, perikanan di SMK Negeri 2 Bontang pada standar
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian pendidik dan tenaga kependidikan tergolong baik
hasil belajar (pasal 20). Pelaksanaan proses pembe- atau telah memenuhi kriteria SPM. Pendidik harus
lajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi se-
(3) harus memperhatikan jumlah maksimal peserta bagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
didik per kelas dan beban mengajar maksimal per serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap pendidikan nasional (PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal
peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta 28 ayat 1). Pendidik pada SMA/MA atau bentuk lain
didik setiap pendidik (pasal 21 ayat 1). Penilaian yang sederajat memiliki (a) kualifikasi akademik
hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sar-
Pasal 19 ayat (3) pada jenjang pendidikan dasar dan jana (S1); (b) latar belakang pendidikan tinggi dengan
menengah menggunakan berbagai teknik penilaian program pendidikan yang sesuai dengan mata pela-
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai jaran yang diajarkan; dan (c) sertifikat profesi guru
(pasal 22 ayat 1). Pengawasan proses pembelajaran untuk SMA/MA (pasal 29 ayat 4). Pendidik pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) me- SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/
liputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan MA atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh
(pasal 23). masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan ke-
Pada standar kompetensi lulusan, indikator 3.1.1 perluan (pasal 30 ayat 4). Tenaga kependidikan pada
tergolong sedang, yang berarti telah memenuhi kri- SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/
teria SPM, indikator 3.1.2 tergolong sedang, indikator MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurangkurang-
3.1.3 tergolong sedang, indikator 3.2.1 tergolong nya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga
sedang, indikator 3.2.2 tergolong baik, yang berarti administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
telah memenuhi kriteria SPM, dan pada indikator dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. (pasal 35
3.2.3 tergolong baik. Dari hasil penelitian dapat di- ayat 1 butir c).
simpulkan bahwa secara umum penerapan program Pada standar sarana dan prasarana, indikator
pendidikan berbasis keunggulan lokal perikanan 5.1.1 tergolong baik, yang berarti telah memenuhi
pada standar kompetensi lulusan tergolong sedang kriteria SPM, indikator 5.1.2 tergolong kurang,
atau telah memenuhi kriteria SPM. Standar kompe- yang berarti belum memenuhi kriteria SPM, indika-
tensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian tor 5.1.3 tergolong kurang, indikator 5.2.1 tergolong
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan kurang, dan pada indikator 5.2.2 tergolong kurang.
pendidikan (PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 25 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa se-
ayat 1). Standar kompetensi lulusan sebagaimana cara umum penerapan program pendidikan berbasis
dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk keunggulan lokal perikanan di SMK Negeri 2 Bon-
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pela- tang pada standar sarana dan prasaran tergolong
jaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah kurang atau belum memenuhi kriteria SPM. Setiap
(pasal 25 ayat 2). Kompetensi lulusan sebagaimana satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang me-
dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, liputi perabot, peralatan pendidikan, media pendi-
pengetahuan, dan keterampilan (pasal 25 ayat 4). dikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
Warman, Penerapan Program Pendidikan … 95

pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk Program pendidikan kejuruan di sekolah kaku dan
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan tidak lentur terhadap perubahan kebutuhan lapangan
berkelanjutan (PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 42 kerja.
ayat 1). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang SIMPULAN
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpul-
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, kan sebagai berikut. Pertama, penerapan program
instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat PBKL perikanan di SMK Negeri 2 Bontang seba-
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan gian besar dari SNP sudah terpenuhi, namun lulusan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menun- yang dihasilkan belum mampu mengelola potensi
jang proses pembelajaran yang teratur dan berke- sumber daya alam perikakan di daerah setempat. Pada
lanjutan (pasal 42 ayat 2). Standar keragaman jenis standar isi, pengembangan kurikulum pada tingkat
peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), satuan pendidikan telah melibatkan pengawas seko-
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan lah, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan,
peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dan komite sekolah, dengan berpedoman pada pan-
dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal per- duan penyusunan kurikulum dari BNSP. Pada standar
alatan yang harus tersedia (pasal 43 ayat 1). Standar proses, silabus sudah dikembangkan berdasarkan stan-
jumlah buku teks pelajaran di perpustakaan dinyata- dar isi (SI), standar kompetensi lulusan (SKL), dan
kan dalam rasio minimal jumlah buku teks pelajaran panduan KTSP. Pada standar kompetensi lulusan,
untuk masing-masing mata pelajaran di perpusta- dari tahun 2008 sampai 2011 mengalami peningkatan,
kaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik tetapi prestasi belajar siswa belum konsisten atau ma-
(pasal 43 ayat 4). sih naik dan turun. Pada standar pendidik dan tenaga
Hasil penyelenggaraan program pendidikan ber- kependidikan, sekolah dipimpin oleh seorang kepala
basis keunggulan lokal perikanan di SMK Negeri 2 sekolah, 48 guru, dan 8 orang tenaga kependidikan.
Bontang dari aspek kognitif sudah cukup baik, Pada standar sarana dan prasaran, ruang belajar dan
tetapi dari aspek keterampilan masih sangat kurang. ventilasi cukup untuk semua ruang belajar, tetapi seko-
Oleh karena itu, perlu mendapatkan penanganan lah masih membutuhkan ruang bengkel dan mesin
secepatnya. Hal ini senada dengan berbagai analisis kapal, bangunan sarana penunjang lainnya perlu di-
yang menunjukkan bahwa ‘pendidikan nasional de- tambah (seperti aula, ruang guru, dan perpustakaan).
wasa ini sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang Kedua, masalah yang dihadapi penyelenggara
perlu mendapatkan penanganan secepatnya, diantara- dalam melaksankan program PBKL perikanan antara
nya berkaitan dengan masalah relevansi, atau kesesuai- lain sebagai berikut. (1) Masalah pendidik, penguasa-
an antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat an kompetensi pedagogik untuk beberapa guru masih
dan pembangunan’ (Mulyasa, 2003:19). Demikian rendah, masih ada guru yang enggan memanfaatkan
juga yang dikemukakan oleh Vebrianto (2011:2) yang TIK, minat guru untuk melakukan PTK masih ren-
mengatakan bahwa fenomena yang terjadi, antara dah. (2) Masalah sarana dan prasarana, kurangnya
dunia pendidikan dan perkembangan masyarakat fasilitas pendukung KBM, seperti alat peraga, pera-
tidak relevan. Kebutuhan masyarakat belum bisa latan praktikum, tempat praktek kerja industri, bahan
diwujudkan sepenuhnya oleh lembaga pendidikan. praktik, dan ruang belajar. (3) Masalah eksternal,
Di antara indikator masalah ini adalah lulusan lembaga dukungan pemerintah belum optimal, minat masuk ke
pendidikan belum siap pakai karena hanya mengu- SMK perikanan masih kurang, minat alumni ber-
asai teori dan miskin keterampilan, materi pendidikan wirausaha masih kurang, industri perikanan masih
tidak sesuai potensi daerah siswa bertempat tinggal. sangat kurang atau tidak ada, para penyelenggara pen-
Materi pelajaran dan konteks kehidupan siswa pun didikan dan para pembuat kebijakan belum malakukan
tidak ada kesesuaian sehingga transformasi pendi- koordinasi secara intensif untuk merespon potensi
dikan dalam kehidupan siswa mengalami bias tujuan sumber daya alam perikanan. Upaya yang sudah dila-
(utopis). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian kukan oleh sekolah antara lain menjalin kerjasama
Suryadi, (2010) yang menghasilkan temuan: pendi- dengan dunia usaha, mengirim anak ke pelabuhan
dikan di SMA masih menghadapi masalah dalam kerja sesuai persyaratan, sosialisasi secara terus me-
kaitan dengan relevansi kurikulum, pembelajaran, nerus, memotivasi siswa untuk berwirausaha.
dan manajemen sekolah yang menciptakan proses Ketiga, upaya merencanakan perbaikan ke depan
belajar siswa yang mutunya rendah (rote learning). terkait dengan hal berikut. (1) Prioritas program
96 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 88-96

peningkatan profesionalisme guru secara berkelan- pihak pemerintah untuk mengembangkan industri
jutan melalui pendidikan dan pelatihan, penelitian perikanan, bekerjasama dengan dunia industri, mem-
tindakan kelas dapat dilakukan dengan cara berkola- promosikan hasil perikanan pada even-even penting,
borasi antar guru yang serumpun, atau dengan ma- meningkatkan kompetensi siswa, mengikuti perlom-
hasiswa yang sedang menyusun tugas akhir PTK, baan tingkat lokal dan nasional, memupuk jiwa
menganggarkan ke dalam RKAS bantuan penelitian wirausaha dengan pemberiaan pelatihan kewirausa-
guru sebagai insentif. (2) Masalah sarana dan pra- haan kepada guru dan siswa, menyelenggarakan
sarana (melengkapi sapras yang dibutuhkan, me- praktek industri ke luar Kalimantan Timur.
maksimalkan potensi yang dimiliki. (3) Memohon

DAFTAR RUJUKAN
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. 2010. Pramudjono. 2010. Analisis Evaluasi Diri Sekolah. Sama-
Kondisi Sosial Ekonomi dan Indikator Penting rinda: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Kalimantan. Samarinda: Badan Pusat Statistik. Provinsi Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. 2010a. Sudibyo, B. 2009a. Peraturan Menteri Pendidikan Na-
Kalimantan Timur dalam Angka 2010. Sama- sional Nomor 63 Tahun 63 Tahun 2009 Tentang
rinda: Badan Pusat Statistik. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Jakarta:
Dedidwitagama. 2007. Pendidikan Berbasis Keunggulan Menteri Pendidikan Nasional.
Lokal & Global. (online). (http://dedidwitagama. Sudibyo, B. 2009b. Rencana Strategis Depatertem Pen-
wordpress. com/2007/11/07/pendidikan-berbasis- didikan Nasional Tahun 2010–2014 (online).
keunggulan-lokal-global/), diakses 6 Pebruari (http://www.isi-dps.ac.id/wp-content/uploads
2012. /downloads/2010/02/Renstra-Depdiknas-2010-
Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur. 2011. 2014-status-17-sept-09-Siap-Print.pdf), diakses
Profil Sekolah Menengah Kejuruan Kalimantan 2 April 2012.
Timur. Samarinda: Dikmenjur Prop. Kaltim. Supriyanto. 2011. Opini-Pendidikan Berbasis Keunggul-
Mulyasa, H.E. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan. an Lokal (2). (online). (http://tabloid-mh.blog-
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. spot.com/2010/12/opini-pendidikan-berbasis-
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang keunggulan.html), diakses 2 April 2012).
Standar Nasional Pendidikan ( SNP ). 2005. Ja- Undang-Undang No. 20 Tentang Sisdiknas. 2003. Ban-
karta: Depdiknas. dung: Pokusmedia.

You might also like