Professional Documents
Culture Documents
Email: yoridam@gmail.com
Email: ivonne89@gmail.com
Email: tattur@yahoo.com
berdasarkan jenis obat, lama pengobatan, Instrumen yang digunakan adalah lembar
bentuk sediaan, frekuensi, dosis serta observasi berupa formulir pengambilan data
kesesuaian pelaksanaan Managemen Terpadu yang dibuat oleh penulis (terlampir) yang
Balita Sakit (MTBS). disesuaikan dengan buku register harian di
2. METODE PENELITIAN Puskesmas Rambangaru.Pengambilan data
Jenis penelitian yang dilakukan dilakukan secara retrospektif dengan merekap
adalah penelitian deskriptif dengan merekap data penderita ISPA yang terdapat pada buku
data pengobatan ISPA pada balita di register pasien di Puskesmas Rambangaru
Puskesmas Rambangaru di Puskesmas tahun 2015. Data tersebut di catat, di
Rambangaru pada bulan Juni tahun kelompokkan dan di analisis. Adapun
2016.Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristiknya sebagai berikut:
variabel tunggal yaitu profil pengobatan 1. Karakteristik pasien (subjek) meliputi
penderita ISPA pada balita di Puskesmas usia, jenis kelamin, berat badan,
Rambangaru tahun 2015 meliputi umur, jenis diagnosa (bukan pneumonia,
kelamin, berat badan, diagnosa, jenis obat, pneumonia, dan pneumonia berat).
lama pengobatan, bentuk sediaan, frekuensi, 2. Karakteristik obat meliputi jenis obat,
dosis serta kesesuaian pelaksanaan MTB. lama pengobatan, bentuk sediaan,
Sampel penelitian ini adalah data frekuensi, dosis, serta kesesuaian
pengobatan balita penderita ISPA rawat jalan pelaksanaan MTBS.
yang tercatat dalam register pasien di Data dikumpulkan dan disajikan dalam
Puskesmas Rambangaru tahun 2015.Sampel bentuk tabel persentase. Analisis data
yang diambil menggunakan rumus random dengan menggunakan rumus:
samplingyakni pengambilan sampel secara
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔−𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
acak (Ridwan, 2009) yaitu: %= x
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑁 100(Saryono, 2008)
𝑛=
𝑁 (𝑑 2 ) + 1
Haharu, lalu kepada Kepala Puskesmas Nggoa, sebelah timur: Kecamatan Kanatang
Rambangaru.Peneliti lalu mendatangi dan sebelah barat: Kabupaten Sumba Tengah.
Puskesmas Rambangaru, melakukan
Tabel 1. Jumlah tenaga kerja di
penelitian dan pengolahan data. Puskesmas Rambangaru
pelayanannya terdiri dari 7 desa yakni desa Balita adalah istilah umum bagi anak
usia di bawah 5 tahun dalam Manajemen
Rambangaru, desa Praibakul, desa Kalamba,
desa Kadahang, desa Prailangina, desa Terpadu Balita Sakit (MTBS). Saat masih
usia balita, anak masih tergantung penuh pada
Wunga dan desa Napu. Luas wilayah ± 601,5
km2 dengan batas wilayah kerja Puskesmas orangtua untuk melakukan kegiatan penting
Rambangaru sebagai berikut: sebelah Utara: seperti mandi, makan dan buang air (Anonim,
Laut Sawu, sebelah selatan: Kecamatan 2010b). Balita merupakan generasi yang
perlu mendapat perhatian, karena balita
440
1) Jenis obat
Gambaran mengenai obat-obat yang di berikan dalam pengobatan ISPA di Puskesmas
Rambangaru tahun 2015.
Tabel 6. Jenis obat yang di berikan pada balita penderita ISPA Pneumonia dan
bukan pneumonia di Puskesmas Rambangaru periode Januari-Desember 2015.
Tabel 7. Jumlah obat kombinasi yang di berikan pada balita penderita ISPA Pneumonia
dan bukan pneumonia di Puskesmas Rambangaru periode Januari-Desember 2015.
No Jenis obat Jumlah Persentasi
Pasien
1 2 macam 1 0,28
2 3 macam 8 2,18
3 4 macam 74 20,21
4 5 macam 273 74,6
5 6 macam 10 2,73
Total 366 100
(Sumber: Data sekunder, 2015)
lama pengobatannya 3 dan 4 hari. Hal ini pengobatan 3-5 hari. Biasanya petugas
disesuaikan dengan pemberian pulvis 10 menanyakan kepada orangtua balita jika
hingga 12 bungkus selama 3 hari dan sirup balita bisa menelan tablet di berikan dalam
selama 4 hari. Bentuk sediaan yang paling bentuk tablet dengan dibagi menurut dosis
banyak digunakan adalah tablet amoksisilin sekali minum misalnya satu tablet di bagi
dan pulvis ISPA (Parasetamol/ Ibuprofen, menjadi setengah atau seperempat tablet.
GG, CTM, Dexa, Efedrin, Vitamin) sebanyak
263 pasien atau 71,88 % dengan lama
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat sebanyak 12 bungkus untuk setiap balita yang
bahwa lama pengobatan balita penderita belum bisa menelan tablet dan sirup 60 mL
ISPA terbanyak adalah sebanyak 4 hari selama 4 hari dilihat dari pemberian 3 kali
dengan jumlah pasien sebanyak 306 dengan sehari 15 mL. Lama pengobatan ISPA
persentase 83,60%. Hal ini di sebabkan minimal adalah 3 hari. Lama pengobatan 5
karena banyaknya pulvis yang diberikan hari adalah pemberian tablet Amoksisilin.
3) Frekuensi
Gambaran mengenai frekuensi yang diberikan kepada balita penderita ISPA di
Puskesmas Rambangaru.
Tabel 10. Frekuensi yang diberikan pada balita penderita ISPA.
Bentuk
NO Frekuensi Jml Pasien Persentasi
Sediaan
1 Tablet + Pulvis 2X1 46 12,59
2 Tablet + Pulvis 3X1 170 46,44
3 Sirup 3X1 31 8,46
4 Tablet 3X1/2 60 16,39
5 Tablet 3X1/4 59 16,12
Total 366 100
(Sumber: Data Sekunder, 2015)
446
4) Dosis
Dosis obat yang diberikan untuk balita penderita ISPA dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Perbandingan dosis parasetamol dan Antibiotik yang di berikan Puskesmas
Rambangaru dan yang sesuai standar MTBS
Persentasi
Persentasi
Tidak sesuai
Jenis obat Jumlah Pasien Sesuai standar
standar
MTBS
MTBS
Parasetamol 334 21,56 78,44
Amoksisilin tablet 263 0 100
Amoksisilin sirup 31 19,36 80,64
Kotrimoksazol 46 2,17 97,83
(Sumber: Data sekunder, 2015)
Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat sehari, sedangkan di Puskesmas diberikan ¼
pemberian dosis berdasarkan umur dan berat tablet setiap 8 jam sehari. Pada balita umur 6
badan yang tertera pada standar MTBS untuk bulan-<3 tahun dengan berat badan 7-<14 kg
obat Parasetamol yang sesuai standar diberikan tablet dewasa 500 mg yakni ¼
sebanyak 72 orang atau 21,56 % dan yang tablet setiap 6 jam sehari, sedangkan di
tidak sesuai standar sebanyak 262 orang atau Puskesmas di berikan ada yang sesuai ¼
78,44 %. Hal ini disebabkan pada standar tablet dan ada yang tidak sesuai yakni ½ tablet
pengobatan, balita umur 2 bulan-<6 bulan setiap 8 jam sehari. Pada balita umur 3-<5
dengan berat badan 4-<7 Kg diberikan tablet tahun dengan berat badan 14-<19 kg,
dewasa 500 mg yakni 1/8 tablet setiap 6 jam pemberian sudah sesuai yakni pada standar
447
dilaksanakan MTBS adalah untuk yaitu balita (1->3) tahun sebanyak 151
menurunkan tingkat kesakitan dan kematian kasus atau 41,25 %. Berdasarkan jenis
pada balita (Anonim, 2010a). kelamin, laki-laki sebanyak 185 orang
atau 50,54% dan perempuan sebanyak
Berdasarkan tabel 12, dapat
181 orang atau 49,96%. Berdasarkan
diketahui bahwa pemberian antibiotik dan
berat badan 10->16 Kg sebanyak 258
Antipiretik di Puskesmas Rambangaru belum
orang atau 70,5 %. Berdasarkan
sesuai dengan standar Manajemen Terpadu
diagnosa, ISPA yang paling sering
Balita Sehat (MTBS), dilihat dari jenis obat
terjadi adalah ISPA Pneumonia sedang
pada MTBS Kotrimoksazol merupakan
sebanyak 340 kasus atau 92,9 %.
antibiotik pilihan pertama sedangkan di
b. Data pengobatan berdasarkan Jenis
Puskesmas, Amoksisilin merupakan
obat yang digunakan pada ISPA bukan
antibiotik pilihan pertama. Frekuensi sesuai
pneumonia adalah pulvis ISPA
standar adalah 2 kali sehari (Antibiotik) dan 4
sebanyak 26 kasus atau 7,10 %, pada
kali sehari (Parasetamol) dengan lama
ISPA Pneumonia sedang adalah
pengobatan 3 hari sedangkan pada Puskesmas
antibiotik Amoksisilin sebanyak 263
2 kali sehari (Kotrimoksazol) dan 3 kali sehari
atau 71,88 %, jenis obat kombinasi
(Amoksisilin dan Parasetamol) dengan lama
yang paling banyak diberikan adalah 5
pengobatan 3 – 5 hari. Kesesuaian dosis juga
macam (Parasetamol, Amoksisilin, GG,
belum tepat. Hal ini disebabkan kurangnya
CTM, Vitamin C) sebanyak 273 kasus
pelatihan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas
atau 74,6 %. Berdasarkan lama
Rambangaru.
pengobatan paling banyak adalah 4 hari
4. SIMPULAN sebanyak 306 kasus atau 83,60%,
bentuk sediaan yang paling banyak di
Hasil penelitian tentang Profil
berikan adalah pulvis ISPA dan tablet
Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Amoksisilin sebanyak 263 kasus atau
(ISPA) di Puskesmas Rambangaru Tahun
71,88%, frekuensi paling banyak
2015 menunjukkan:
adalah 3 kali sehari sebanyak 170 kasus
a. Jumlah kunjungan ISPA selama tahun atau 46,44 %. Berdasarkan kesesuaian
2015 di Puskesmas Rambangaru pelaksanaan Managemen Terpadu
sebanyak 4350 kasus. Berdasarkan Balita Sakit (MTBS) terhadap dosis,
umur menununjukkan kasus terbanyak frekuensi, dan lama pengobatan
449
Tabel 12. Kesesuaian pemberian Antibiotik dan Antipiretik berdasarkan standar MTBS
dan yang diberikan di Puskesmas Rambangaru.
Nama MTBS Puskesmas
Jenis Antibiotik 1. Kotrimoksazol 1. Amoksisilin
2. Amoksisilin 2. Kotrimoksazol
Jenis Antipiretik Parasetamol Parasetamol
Frekuensi 2 x sehari ( Kotrimoksazol), 2 x sehari ( Kotrimoksazol), 3 x sehari
2 x sehari (Amoksisilin), 4x sehari (Amoksisilin dan parasetamol)
(Parasetamol)
Lama pengobatan 3 hari 3-5 hari
Dosis 1. Kotrimoksazol tablet 120 mg 1. Kotrimoksazol tablet 120 mg
Umur/ berat badan : Umur/ berat badan :
2->4 bulan/4-6 Kg : 1 tablet 2->4 bulan/4-6 Kg : 1 tablet
4->12 bulan/6-10 Kg : 2 tablet 4->12 bulan/6-10 Kg : 1 tablet
1-<3 tahun/10-<16 Kg : 2,5 tablet 1-<3 tahun/10-<16 Kg : 1 tablet
3-<5 tahun/16-<19 Kg : 3 tablet 3-<5 tahun/16-<19 Kg : 1 tablet
2. Amoksisilin kaplet 500 mg 2. Amoksisilin kaplet 500 mg
Umur/ berat badan : Umur/ berat badan :
2->4 bulan/4-6 Kg : ¼ tablet 2->4 bulan/4-6 Kg : ¼ tablet
4->12 bulan/6-10 Kg : ½ tablet 4->12 bulan/6-10 Kg : ¼ tablet
1-<3 tahun/10-<16 Kg : 2/3 tablet 1-<3 tahun/10-<16 Kg : ¼ tablet
3-<5 tahun/16-<19 Kg : ¾ tablet 3-<5 tahun/16-<19 Kg : ½ tablet
3. Amoksisilin Sirup 125mg/5 mL 3. Amoksisilin Sirup 125mg/5 mL
Umur/ berat badan : Umur/ berat badan :
2->4 bulan/4-6 Kg : 5 mL 2->4 bulan/4-6 Kg : 5 mL
4->12 bulan/6-10 Kg : 10 mL 4->12 bulan/6-10 Kg : 5 mL
1-<3 tahun/10-<16 Kg : 12,5 mL 1-<3 tahun/10-<16 Kg : 5 mL
3-<5 tahun/16-<19 Kg : 15 mL 3-<5 tahun/16-<19 Kg : 5 mL
4. Parasetamol 500 mg 4. Parasetamol 500 mg
Umur/ berat badan: Umur/ berat badan:
2-<6 bulan: 1/8 tablet 2-<6 bulan: ¼ tablet
6-<3 tahun: ¼ tablet 6-<3 tahun: ¼ dan ½ tablet
3->5 tahun: ½ tablet 3->5 tahun: ½ tablet
(Sumber : Data sekunder, 2015).
450
REFERENCES