You are on page 1of 135

KHUTBAH PERTAMA

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

‫صا َم‬ َ َ ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّ َما َه َّل ِهالَ ٌل َوا َ ْبد ََر هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما‬3( ‫×) هللاُ اَكبَ ْر‬3( ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬ Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada
ُ‫ هللا‬.‫اب َوا َ ْم َط ْر َو ُكلَّما َ نَبَتَ نَبَاتٌ َوا َ ْز َه ْر َو ُكلَّ َما ا َ ْطعَ َم قَا ِن ُع اْل ُم ْعت َ ْر‬ ٌ ‫س َح‬ َ ‫صا ِئ ٌم َوا َ ْف َط ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما َ ت َ َرا َك َم‬ َ hari ini kita dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang
َ‫س ِل ِم ْين‬ ‫م‬ ْ
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬
ْ ُ ِ َ َ َ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫ِى‬ ‫ذ‬ َّ ‫ل‬‫ا‬ ‫هلل‬
ِ َْ ‫د‬
ُ ‫م‬ ‫ح‬ ْ
‫ل‬ َ ‫ا‬ .ُ
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬‫ل‬ ْ ‫ا‬ ‫هلل‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ب‬
ْ َ ِ َ َْ ُ َْ ُ َ ُ ْ
‫ك‬ َ ‫ا‬ ‫هللا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ا‬ ‫هللا‬‫و‬ ‫هللا‬ َّ ‫ال‬ ِ
‫ا‬ َ ‫ه‬ َ ‫ل‬ِ ‫ا‬ َ ‫ال‬ ‫ر‬ْ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ‫ا َ ْك‬
‫ب‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ا‬ ‫هللا‬ ‫ر‬ ‫ب‬‫ك‬ْ َ ‫ا‬ ‫هللا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan
ُ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللا‬ َ
ْ َ ‫×) ا‬3( ‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.‫ض َحى بَ ْع َد يَ ْو ِم ع ََرفَة‬ ْ َ‫ضانَ َوعْي َد اْال‬ َ ‫ِع ْي َد اْل ِف ْط ِر بَ ْع َد ِصيا َ ِم َر َم‬ kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat
‫س ْولُهُ الشَّافِ ُع فِى‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫س ِيدَنا َ ُم َح َّمدًا‬ َ َّ‫ش َه ٌد ا َن‬ْ َ ‫َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ اْل َم ِلكُ اْلعَ ِظ ْي ُم اْالَ ْكبَ ْر َوا‬ dalam sebuah hadis Qudsi:
‫علَى ا َ ِل ِه‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫َلى‬َ ‫ص ِل ع‬ َ
َ ‫ الل ُه َّم‬.‫غفَ َر هللاُ لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه َو َما تَأ َّخ َر‬ َ ‫ش ْر نَ ِب َّي قَ ْد‬ َ ْ‫اْل َمح‬ ‫ب اُجْ َر ُه اَنِى‬ُ ُ‫َام ٍل يَ ْطل‬
ِ ‫ يَا َمالَئِ َكتِى ُك ُّل ع‬:‫الى‬ َ َ‫ِلى ِع ْي ِد ُك ْم يَقُ ْو ُل هللاُ تَع‬ َ ‫شه َْر َر َمضَانَ َو َخ َر ُج ْوا ا‬ َ ‫صا ُم ْوا‬ َ ‫اِذَا‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوال‬ َ
َّ ‫ فيَا ِعبَا َدهللاِ اِت َّقُوهللاَ َح‬.ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.‫س َوط َّه ْر‬ َ َ ْ‫الرج‬ ِ ‫ع ْن ُه ُم‬ َ ‫ب‬ ْ َّ
َ ‫ص َحابِ ِه ال ِذ ْينَ اَذ َه‬ ْ َ ‫َوا‬ َ
ُ‫ت فَيَقُ ْو ُل هللا‬ٍ ‫سنَا‬ َ ُ‫ يَا ا ُ َّمة ُم َح َّم ٍد ا ِْر ِجعُ ْوااِلَى َمنَ ِاز ِل ُك ْم قَ ْد بَ َد ْلت‬:ٌ‫غفَ ْرتُ لَ ُه ْم فَيُنَادِى ُمنَاد‬
َ ‫س ِيئ َاتِ ُك ْم َح‬ َ ‫قَ ْد‬
َ‫س ِل ُم ْون‬ ْ
ْ ‫ت َ ُم ْوت ُنَّ اِالَّ َواَنت ُ ْم ُم‬ َ ْ
‫ص ْمت ُ ْم ِلى َواَف َط ْرت ُ ْم ِلى فقُ ْو ُم ْوا َم ْغفُ ْو ًرا لَ ُك ْم‬
ُ ‫ يَا ِعبَادِى‬:‫تَعَالَى‬
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk
merayakan hari raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku,
Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai
yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian
penuh. Sebagaimana firman Allah SWT: telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku,
kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai
َ‫ش ُك ُر ْون‬ َ َ‫َو ِلتُك ِْملُوااْل ِع َّدةَ َو ِلتُكَبِ ُرهللا‬
ْ َ ‫علَى َما َهدَا ُك ْم ولَعَلَّ ُك ْم ت‬ orang yang telah mendapatkan ampunan.”
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu ‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
bersyukur.”
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia

Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan
keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam
tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah
berhubungan dengan-Nya. sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi
pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk haram.
memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa.
Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya. Sementara dari aspek sosial, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak
semuanya pernah merasakan lapar. Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan
‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬ Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama.
pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada
Pesan pertama Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi sesama manusia sebagaimana firman Allah:

Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni ِ ْ‫ب اْل ُمح‬
َ‫سنِ ْين‬ ِ َّ‫َاظ ِم ْينَ اْلغَ ْي َظ َواْلعَافِ ْينَ ع َِن الن‬
ُّ ‫اس َوهللاُ يُ ِح‬ ِ ‫َواْلك‬
hawa nafsu sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda:
Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib "…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.
fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)
sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari
ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah naluri Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Syahwat.
Pesan kedua adalah pesan sosial
Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat
empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah indah justru pada detik-detik
mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim
(‫ ;)بَ ِه ْي َم ْة‬tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori
malu. Kedua, sifat buas (‫سبُ ِع َّي ْة‬
َ ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin
keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata
benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang
menjatuhkan martabat manusia. sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam
tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong
Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang
bangsa niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba
mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa kekurangan, sejalan hatinya sebab ِ‫ ُكلُّ ُك ْم ِعيَا ُل للا‬, kalian semua adalah ummat Allah.
dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan
mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban
tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT;
kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:
kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.
ُ‫ص َدقَتُه‬
َ ْ‫ش َر َر َها ِبيَ ِد ِه ع َْن َوجْ ِه ِه فَ َجائ َت‬ َ َّ‫ع َجا ً َرأَيْتُ ِم ْن ا ُ َّمتِى يَت َّ ِقى َو َه َج الن‬
ِ ‫ار َو‬ َ َ‫اِن ِى َرأَيْتُ اْلبَ ِار َحة‬
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (‫;)ربُ ْوبِيَّ ْة‬
ُ ‫ستْ ًرا ِمنَ النَّ ِار‬ ِ ْ‫ارت‬ َ َ‫ف‬
َ ‫ص‬
ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-
sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang dapat dengan baik mengoptimalkan Artinya: "Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat
sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al- sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api
Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api
ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan neraka."
setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Pesan ketiga adalah pesan jihad
Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah
Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni
berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu: ‫ب اِلَى هللاِ فَنَت َ َج ُّر فِ ْي َها‬ ُّ ‫ار ِة ا َ َح‬ َ ‫ي التِ َج‬ َّ َ ‫ص َحابَ ِة قَالُ ْوا يَا نَبِ َّي هللاِ لَ َو َد ْدنَا ا َ ْن نَ ْعلَ َم ا‬ َّ ‫ض ال‬ َ ‫ى ا َنَّ بَ ْع‬ َ ‫ُر ِو‬
‫س ْو ِل ِه‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫هلل‬
ُ َ َ ِ ِ ْ ِ ‫ا‬‫ب‬ َ‫ن‬ ‫و‬ ُ ‫ن‬ ‫م‬ ْ‫ُؤ‬ ‫ت‬ . ‫م‬ ‫ي‬ ‫ل‬
ٍِْ ٍ َ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫ع‬
َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ي‬ ‫ج‬ ْ
‫ن‬
ِ ْ ْ ِ ٍ َ َ ِ َُ ‫ت‬ ‫ة‬ ‫ار‬ ‫ج‬ ‫ت‬ ‫َلى‬ ‫ع‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ُّ ‫ل‬‫د‬َ ‫ا‬ ‫ل‬ َ
‫ه‬
ْ ُ ْ ْ َ ْ ِ َ ُّ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ن‬‫م‬ ‫آ‬ َ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ذ‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬َ ‫ا‬‫(يآ‬ ْ‫ت‬ َ‫فَنُ ِزل‬
ْ ‫بَ ْذ ُل َما ِع ْن َدهُ َو َما فِى ُو‬
ِ ‫س ِع ِه ِلنَ ْي ِل َما ِع ْن َد َربِ ِه ِم ْن َج ِز ْي ِل ث َ َوا‬
‫ب َوالنَّ َجا ِة ِم ْن ا َ ِل ْي ِم ِعقَابِ ِه‬ ‫ يَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم‬. َ‫س ُك ْم ذَا ِل ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬ ِ ُ‫هللا ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنف‬
ِ ‫س ِب ْي ِل‬ َ ‫َوت ُ َجا ِهد ُْونَ ِفى‬
‫عد ٍْن ذَ ِلكَ اْلفَ ْو ُز اْلعَ ِظ ْي ُم‬ َ ‫ت‬ ً
ِ ‫سا ِكنَ َطيِبَة فِى َجنَّا‬ َ ‫ار َو َم‬ ُ ‫ت تَج ِْرى ِم ْن ت َ ْحتِ َها اْالَ ْن َه‬ ٍ ‫) َويُد ِْخ ْل ُك ْم َجنَّا‬
"Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan
keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya." "Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa,
salah seorang dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali
Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan mengetahui bisnis apa yang paling dicintai oleh Allah agar kami bisa
segala yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai menjadikannya sebagai bisnis kami". Kemudian diturunkan ayat:
keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai
Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. Dengan demikian, jihad akan terus hidup di ُ ‫ ت ُؤْ ِمنُ ْونَ ِباهللِ َو َر‬.‫ب ا َ ِل ْي ٍم‬
َ‫س ْو ِل ِه َوت ُ َجا ِهد ُْون‬ ٍ ‫عذَا‬ َ ‫ار ٍة ت ُ ْن ِج ْي ُك ْم ِم ْن‬ َ ‫َلى تِ َج‬ َ ‫يآاَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َه ْل ا َ ُدلُّ ُك ْم ع‬
dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan maupun dalam kondisi ٍ ‫ يَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َويُد ِْخ ْل ُك ْم َجنَّا‬. َ‫س ُك ْم ذَا ِل ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬
‫ت‬ ِ ُ‫سبِ ْي ِل هللاِ ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنف‬
َ ‫فِى‬
damai. Jihad tetap dijalankan. َ ً
‫عد ٍْن ذ ِلكَ اْلفَ ْو ُز اْلعَ ِظ ْي ُم‬ َ ‫ت‬ ِ ‫سا ِكنَ َطيِبَة فِى َجنَّا‬ َ ‫ار َو َم‬ ُ ‫تَجْ ِرى ِم ْن ت َ ْحتِ َها اْالَ ْن َه‬
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu
terciptanya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada Allah. jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
Mengingat adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
negara damai Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS Ash-Shaff:10-12)
seharusnya dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan
oleh kelompok atau aliran tertentu. Jangan sampai mengatasnamakan kesucian Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sektor sosial
agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi kemaslahatan umat Islam. yang perlu pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada
Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai pengentasan masalah-masalah sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada
keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian yang baru akan tetapi gagasan-
menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan masalah-masalah sosial
adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada khususnya dan
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kedamaian. bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah ‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan
dan sehatera yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk Jama'ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah
mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat merugikan diri kita sendiri,
terlebih lagi merugikan orang lain.
‫‪Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah‬‬
‫‪kita bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini‬‬
‫‪ke dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa‬‬
‫‪nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yang terlarang dan merugikan‬‬
‫‪orang lain; menjalin hubungan silaturrahim serta kerjasama sesama muslim tanpa‬‬
‫‪membeda-bedakan status sosial, serta menyandang semangat jihad untuk‬‬
‫‪membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera.‬‬

‫هوى فَاِنَّ ا ْل َجنَّةَ ِه َي‬ ‫س ع َِن اْلَ َ‬ ‫اف َمقَا َم ربِ ِه ونَ َه َي النَّ ْف َ‬ ‫الر ِج ْي ِم‪َ .‬وا َ َّما َم ْن َخ َ‬
‫ان َّ‬ ‫ش ْي َط ِ‬ ‫اَع ُْوذُ بِاهللِ ِمنَ ال َّ‬
‫اْل َمأ ْ َوى‪َ .‬جعَلَنَا هللاُ َواِيَّا ُك ْم ِمنَ اْلعَائِ ِد ْينَ َواْلفَائِ ِز ْينَ َواْل َم ْقبُ ْو ِل ْينَ َوا َ ْد َخلَنَا َواِيَّا ُك ْم فِى ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه‬
‫ست َ ْغ ِف ْرهُ‬ ‫ت فَا ْ‬ ‫س ِل َما ِ‬‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫سائِ ِر اْل ُم ْ‬
‫َي َو ِل َ‬ ‫صا ِل ِح ْينَ َواَقُ ْو ُل قَ ْو ِلى َهذَا َوا ْ‬
‫ست َ ْغ ِف ُر ِلى َولَ ُك ْم َو ِل َوا ِلد َّ‬ ‫ال َّ‬
‫اِنَّهُ ه َوالغف ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ص ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ‬ ‫س ْب َحانَ هللا بُك َْرةً َو أ َ ْ‬ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×4‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر كبيرا َواْل َح ْم ُد هللِ َكثِ ْي ًرا َو ُ‬
‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْم ِتنَا ِن ِه‪.‬‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬ ‫سا ِن ِه َوال ُّ‬‫َلى اِحْ َ‬ ‫هلل ع َ‬ ‫هلل اْل َح ْمدُ‪ .‬اْل َح ْم ُد ِ‬ ‫هللاُ َوالللهُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو ِ‬
‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْب ُد ُه‬ ‫ش َه ُد ا َنَّ َ‬ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َد ُه الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ت َ ْع ِظ ْي ًما ِلشَأ ْ ِن ِه َوا َ ْ‬ ‫َوا َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما‬‫س ِل ْم ت َ ْ‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِوََ َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوانِ ِه الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫‪.‬وا ْعلَ ُم ْوا ا َنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم‬ ‫ع َّما نَ َهى َو َز َج َر َ‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫ِكََ ث ْي ًرا‪ .‬ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫َلى النَّ ِبى يآ‬ ‫صلُّ ْونَ ع َ‬ ‫س ِه َوقا َل تَعاَلَى اِنَّ هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َ‬ ‫س ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِ‬ ‫ِبا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ْم‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫اَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫اء‬‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْينَ َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫سيِدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬
‫ان‬
‫س ٍ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتابِ ِع ْينَ َوتابِ ِعي التابِ ِع ْينَ ل ُه ْم بِ ِاحْ َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ع ِلى َوعَن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عث َمان َو َ‬ ‫ْ‬ ‫رو ُ‬‫ع َم َ‬ ‫َ‬
‫ش ِد ْينَ ابِى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬
‫َّ‬
‫ت‬ ‫َ‬ ‫ؤْ‬ ‫ْ‬ ‫نَ‬ ‫ؤْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫اح ِم ْي ‪ .‬الل ُه َّم اغ ِف ْر ِلل ُم ِمنِ ْي َوال ُم ِمنا ِ‬ ‫نَ‬ ‫الر ِ‬ ‫َ‬ ‫كَ‬
‫عنا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِ يَا ا ْر َح َم َّ‬ ‫َّ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫الد ْي ِن َو ْ‬ ‫اِلَىيَ ْو ِم ِ‬
‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫ت ا َ َْالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫َواْل ُم ْ‬
‫‪&#‬واْ‬
‫َ‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫صا َم‬ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ اَكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّ َما َه َّل ِهالَ ٌل َوا َ ْبد ََر هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما َ َ‬
‫اب َوا َ ْم َط ْر َو ُكلَّما َ نَبَتَ نَبَاتٌ َوا َ ْز َه ْر َو ُكلَّ َما ا َ ْطعَ َم قَانِ ُع اْل ُم ْعت َ ْر‪ .‬هللاُ‬ ‫صائِ ٌم َوا َ ْف َط ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما َ ت َ َرا َك َم َ‬
‫س َح ٌ‬ ‫َ‬
َ‫س ِل ِم ْين‬ ْ ‫ ا َ ْل َح ْم ُد هللِ الَّذِى َجعَ َل ِل ْل ُم‬.ُ‫ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو هللِ اْل َح ْمد‬ Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.
ُ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللا‬ ْ َ ‫×) ا‬3( ‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.َ‫ض َحى بَ ْع َد يَ ْو ِم ع ََرفَة‬ ْ َ‫ِع ْي َد اْل ِف ْط ِر بَ ْع َد ِصيا َ ِم َر َمضَانَ َوعْي َد اْال‬
‫س ْولُهُ الشَّافِ ُع فِى‬ َ ‫سيِدَنا َ ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ َّ‫ش َه ٌد ا َن‬ ْ َ ‫َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ اْل َم ِلكُ اْلعَ ِظ ْي ُم اْالَ ْكبَ ْر َوا‬ ‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
‫علَى ا َ ِل ِه‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫َلى‬َ ‫ص ِل ع‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫غفَ َر هللاُ لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْنبِ ِه َو َما تَأ َ َّخ َر‬ َ ‫اْل َمحْ ش َْر نَبِ َّي قَ ْد‬
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوال‬ َّ ‫ فَيَا ِعبَا َدهللاِ اِتَّقُوهللاَ َح‬.ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.‫س َو َط َّه ْر‬ َ ْ‫الرج‬ ِ ‫ع ْن ُه ُم‬َ ‫ب‬ َ ‫ص َحابِ ِه الَّ ِذ ْينَ ا َ ْذ َه‬ ْ َ ‫َوا‬
ْ ‫ت َ ُم ْوت ُنَّ اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم‬
َ‫س ِل ُم ْون‬ Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah hari ini kita dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang
bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan
Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar dalam sebuah hadis Qudsi:
yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan
penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
‫ب اُجْ َرهُ اَنِى‬ ُ ُ‫َام ٍل يَ ْطل‬
ِ ‫ يَا َمالَئِ َكتِى ُك ُّل ع‬:‫الى‬ َ َ‫ِلى ِع ْي ِد ُك ْم يَقُ ْو ُل هللاُ تَع‬ َ ‫شه َْر َر َمضَانَ َو َخ َر ُج ْوا ا‬ َ ‫صا ُم ْوا‬ َ ‫اِذَا‬
ُ‫ت فَيَقُ ْو ُل هللا‬ٍ ‫سنَا‬ َ ُ‫ يَا ا ُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد ا ِْر ِجعُ ْوااِلَى َمنَ ِاز ِل ُك ْم قَ ْد بَ َد ْلت‬:ٌ‫غفَ ْرتُ لَ ُه ْم فَيُنَادِى ُمنَاد‬
َ ‫س ِيئ َاتِ ُك ْم َح‬ َ ‫قَ ْد‬
<> ‫ص ْمت ُ ْم ِلى َوا َ ْف َط ْرت ُ ْم ِلى فَقُ ْو ُم ْوا َم ْغفُ ْو ًرا لَ ُك ْم‬
ُ ‫ يَا ِعبَادِى‬:‫تَعَالَى‬
َ َ‫َو ِلتُك ِْملُوااْل ِع َّدةَ َو ِلتُكَبِ ُرهللا‬
ْ َ ‫علَى َما َهدَا ُك ْم ولَعَلَّ ُك ْم ت‬
َ‫ش ُك ُر ْون‬ Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk
merayakan hari raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku,
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai
bersyukur.” ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian
telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku,
Rasulullah SAW bersabda: kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai
orang yang telah mendapatkan ampunan.”

‫َزيِنُ ْوا ا َ ْعيَا َد ُك ْم بِالت َّ ْكبِ ْير‬ ‫هلل اْل َح ْم ُد‬


ِ ‫×) َو‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan
keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat
hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam
tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang
mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah
berhubungan dengan-Nya.
sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak
semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi
pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk
haram.
memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa.
Sementara dari aspek sosial, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan
semuanya pernah merasakan lapar. Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai
Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama. pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada
sesama manusia sebagaimana firman Allah:
Pesan pertama Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi
ِ ْ‫ب اْل ُمح‬
َ‫سنِ ْين‬ ِ َّ‫َاظ ِم ْينَ اْلغَ ْي َظ َواْلعَافِ ْينَ ع َِن الن‬
ُّ ‫اس َوهللاُ يُ ِح‬ ِ ‫َواْلك‬
Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni
hawa nafsu sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: "…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang.
Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)
fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri
sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah naluri
Syahwat. Pesan kedua adalah pesan sosial

Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah indah justru pada detik-detik
empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim
mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori
(‫ ;)بَ ِه ْي َم ْة‬tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin
malu. Kedua, sifat buas (‫سبُ ِعيَّ ْة‬َ ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata
keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang
benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam
menjatuhkan martabat manusia. tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong
(ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang
Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba
bangsa niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat kekurangan, sejalan hatinya sebab ِ‫ ُكلُّ ُك ْم ِعيَا ُل للا‬, kalian semua adalah ummat Allah.
mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa
dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban
mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT;
tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:
kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh
kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya. ُ‫ص َدقَتُه‬
َ ْ‫ش َر َر َها ِبيَ ِد ِه ع َْن َوجْ ِه ِه فَ َجائ َت‬ َ َّ‫ع َجا ً َرأَيْتُ ِم ْن ا ُ َّمتِى يَت َّ ِقى َو َه َج الن‬
ِ ‫ار َو‬ َ َ‫اِن ِى َرأَيْتُ اْلبَ ِار َحة‬
‫ستْ ًرا ِمنَ النَّ ِار‬ ِ ْ‫ارت‬ َ َ‫ف‬
َ ‫ص‬
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (‫;)ربُ ْو ِبيَّ ْة‬
ُ
ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama- Artinya: "Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat
sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang dapat dengan baik mengoptimalkan sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api
sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al- neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api
Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, neraka."
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat merugikan diri kita sendiri,
terlebih lagi merugikan orang lain.
Pesan ketiga adalah pesan jihad
Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah
Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni
berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu: ‫ب اِلَى هللاِ فَنَت َ َج ُّر فِ ْي َها‬ ُّ ‫ار ِة ا َ َح‬ َ ‫ي التِ َج‬ َّ َ ‫ص َحابَ ِة قَالُ ْوا يَا نَبِ َّي هللاِ لَ َو َد ْدنَا ا َ ْن نَ ْعلَ َم ا‬ َّ ‫ض ال‬ َ ‫ى ا َنَّ بَ ْع‬ َ ‫ُر ِو‬
‫س ْو ِل ِه‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫هلل‬
ُ َ َ ِ ِ ْ ِ ‫ا‬‫ب‬ َ‫ن‬ ‫و‬ ُ ‫ن‬ ‫م‬ ْ‫ُؤ‬ ‫ت‬ . ‫م‬ ‫ي‬ ‫ل‬
ٍِْ ٍ َ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫ع‬
َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ي‬ ‫ج‬ ْ
‫ن‬
ِ ْ ْ ِ ٍ َ َ ِ َُ ‫ت‬ ‫ة‬ ‫ار‬ ‫ج‬ ‫ت‬ ‫َلى‬ ‫ع‬ ‫م‬ْ ُ
‫ك‬ ُّ ‫ل‬‫د‬ُ َ ‫ا‬ ‫ل‬
ْ َ
‫ه‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ن‬
ْ َ ْ‫م‬ ‫آ‬ َ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬َ ُّ ‫ي‬َ ‫ا‬‫(يآ‬ ْ‫ت‬ َ‫فَنُ ِزل‬
ْ ‫بَ ْذ ُل َما ِع ْن َد ُه َو َما ِفى ُو‬
ِ ‫س ِع ِه ِلنَ ْي ِل َما ِع ْن َد َر ِب ِه ِم ْن َج ِز ْي ِل ث َ َوا‬
‫ب َوالنَّ َجا ِة ِم ْن ا َ ِل ْي ِم ِعقَا ِب ِه‬ ‫ يَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم‬. َ‫س ُك ْم ذَا ِل ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬ ِ ُ‫هللا ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنف‬
ِ ‫س ِب ْي ِل‬ َ ‫َوت ُ َجا ِهد ُْونَ فِى‬
‫عد ٍْن ذَ ِلكَ اْلفَ ْو ُز اْلعَ ِظ ْي ُم‬ َ ‫ت‬ ً
ِ ‫سا ِكنَ َطيِبَة فِى َجنَّا‬ َ ‫ار َو َم‬ ُ ‫ت تَج ِْرى ِم ْن ت َ ْحتِ َها اْالَ ْن َه‬ ٍ ‫) َويُد ِْخ ْل ُك ْم َجنَّا‬
"Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan
keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya." "Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa,
salah seorang dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali
Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan mengetahui bisnis apa yang paling dicintai oleh Allah agar kami bisa
segala yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai menjadikannya sebagai bisnis kami". Kemudian diturunkan ayat:
keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai
Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. Dengan demikian, jihad akan terus hidup di ُ ‫ ت ُؤْ ِمنُ ْونَ ِباهللِ َو َر‬.‫ب ا َ ِل ْي ٍم‬
َ‫س ْو ِل ِه َوت ُ َجا ِهد ُْون‬ ٍ ‫عذَا‬ َ ‫ار ٍة ت ُ ْن ِج ْي ُك ْم ِم ْن‬ َ ‫َلى تِ َج‬ َ ‫يآاَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َه ْل ا َ ُدلُّ ُك ْم ع‬
dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan maupun dalam kondisi ‫ت‬ ُ َ
ٍ ‫ يَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذنُ ْوبَ ُك ْم َويُد ِْخ ْل ُك ْم َجنَّا‬. َ‫س ُك ْم ذا ِل ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬
ِ ُ‫سبِ ْي ِل هللاِ ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنف‬
َ ‫فِى‬
damai. Jihad tetap dijalankan. َ ً َ
‫عد ٍْن ذ ِلكَ اْلفَ ْو ُز اْلعَ ِظ ْي ُم‬ َ ‫ت‬ ِ ‫سا ِكنَ طيِبَة فِى َجنَّا‬ َ ‫ار َو َم‬ ُ ‫تَجْ ِرى ِم ْن ت َ ْحتِ َها اْالَ ْن َه‬
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu
terciptanya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada Allah. jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
Mengingat adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
negara damai Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS Ash-Shaff:10-12)
seharusnya dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan
oleh kelompok atau aliran tertentu. Jangan sampai mengatasnamakan kesucian Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sektor sosial
agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi kemaslahatan umat Islam. yang perlu pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada
Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai pengentasan masalah-masalah sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada
keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian yang baru akan tetapi gagasan-
menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan masalah-masalah sosial
adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada khususnya dan
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kedamaian. bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah ‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan
dan sehatera yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk
‫‪Jama'ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah‬‬
‫عتِ ِه‪.‬‬
‫طا َ‬‫هلل الّذِي َخلَقَ الخ َْلقَ ِل ِعبَا َدتِ ِه‪َ ،‬وأ َ ْم ُر ُه ْم بِت َ ْو ِح ْي ِد ِه َو َ‬ ‫ال َح ْم ُد ِ‬
‫‪Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah‬‬ ‫س ِيّ َدنا ُم َح َّمدًا‬ ‫أ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن َ‬
‫عةً لَهُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫عبُو ِديَّةً هللِ‪َ ،‬وأ َ ْع َ‬ ‫س ْولُهُ‪ ،‬أ َ ْك َم ُل الخ َْل ِ‬
‫‪kita bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini‬‬
‫‪ke dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa‬‬ ‫طا َ‬ ‫ظ َم ُه ْم َ‬ ‫ق ُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫َ‬
‫ص َحاِب ِه‪ .‬ا َ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَااَيُّ َها‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫علَى َ‬
‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِلّ ْم َ‬
‫ص ِّل َو َ‬
‫‪nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yang terlarang dan merugikan‬‬
‫‪orang lain; menjalin hubungan silaturrahim serta kerjasama sesama muslim tanpa‬‬ ‫َ‬
‫‪membeda-bedakan status sosial, serta menyandang semangat jihad untuk‬‬
‫‪membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera.‬‬
‫ْال ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪ ،‬اِتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقَا ِته َوالَت َ ُم ْوت ُ َّن ِإالَّ َوأَنـْت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ فَقَ ْد‬
‫هوى فَاِنَّ ا ْل َجنَّةَ ِه َي‬ ‫اَع ُْوذُ بِاهللِ ِمنَ ال َّ‬
‫ص ُموا ِب َح ْب ِل هللاِ َج ِميعًا َوالَ‬ ‫الى فِي ِكتَا ِب ِه ْال َك ِري ِْم‪َ :‬وا ْعت َ ِ‬ ‫قَا َل هللاُ تَعَ َ‬
‫س ع َِن اْلَ َ‬ ‫اف َمقَا َم ربِ ِه ونَ َه َي النَّ ْف َ‬ ‫الر ِج ْي ِم‪َ .‬وا َ َّما َم ْن َخ َ‬
‫ان َّ‬ ‫ش ْي َط ِ‬
‫اْل َمأ ْ َوى‪َ .‬جعَلَنَا هللاُ َواِيَّا ُك ْم ِمنَ اْلعَائِ ِد ْينَ َواْلفَائِ ِز ْينَ َواْل َم ْقبُ ْو ِل ْينَ َوا َ ْد َخلَنَا َواِيَّا ُك ْم فِى ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه‬ ‫ف بَيْنَ قُلُو ِب ُك ْم‬ ‫علَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُكنت ُ ْم أ َ ْع َدآ ًء فَأَلَّ َ‬
‫ت هللاِ َ‬ ‫تَفَ َّرقُوا َوا ْذ ُك ُروا نِ ْع َم َ‬
‫ست َ ْغ ِف ْرهُ‬ ‫ت فَا ْ‬ ‫س ِل َما ِ‬‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫سائِ ِر اْل ُم ْ‬
‫َي َو ِل َ‬ ‫صا ِل ِح ْينَ َواَقُ ْو ُل قَ ْو ِلى َهذَا َوا ْ‬
‫ست َ ْغ ِف ُر ِلى َولَ ُك ْم َو ِل َوا ِلد َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫ر‬
‫ْ ُ َّ‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫غ‬ ‫ل‬‫ْ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ُ‬
‫ه‬
‫ال َّ‬
‫اِنَّهُ َ‬
‫صبَ ْحتُم ِبنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا‬ ‫فَأ َ ْ‬
‫‪Sudah sering kita mendengar kala Ramadhan tiba para dai atau ustadz‬‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬ ‫‪mengingatkan umat Islam bahwa puasa wajib dilakukan dengan tujuan agar‬‬
‫‪kita menjadi pribadi yang bertakwa. Pesan itu diulang-ulang dari satu‬‬
‫ص ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ‬ ‫س ْب َحانَ هللا بُك َْرةً َو أ َ ْ‬ ‫هلل َك ِث ْي ًرا َو ُ‬‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×4‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر كبيرا َواْل َح ْم ُد ِ‬ ‫‪ceramah ke ceramah, bahkan sejak sebelum Ramadhan tiba. Rujukkannya‬‬
‫‪jelas, yakni Surat Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi:‬‬
‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْم ِتنَا ِن ِه‪.‬‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬ ‫سا ِن ِه َوال ُّ‬‫َلى اِحْ َ‬ ‫هلل ع َ‬ ‫هلل اْل َح ْم ُد‪ .‬اْل َح ْم ُد ِ‬ ‫هللاُ َوالللهُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو ِ‬
‫ع ْب ُدهُ‬‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َه ُد ا َنَّ َ‬ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ت َ ْع ِظ ْي ًما ِلشَأْنِ ِه َوا َ ْ‬ ‫َوا َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما‬‫س ِل ْم ت َ ْ‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِوََ َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوانِ ِه الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫س ْولُهُ ال َّدا ِعى ا َ‬ ‫َو َر ُ‬ ‫علَى الَّذِينَ ِم ْن‬
‫ب َ‬ ‫علَ ْي ُك ُم ال ِ ّ‬
‫صيَا ُم َك َما ُكتِ َ‬ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكتِ َ‬
‫ب َ‬
‫قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُونَ‬
‫‪.‬وا ْعلَ ُم ْوا ا َنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم‬ ‫ع َّما نَ َهى َو َز َج َر َ‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫َ‬
‫ِكََ ث ْي ًرا‪ .‬ا َ َّما بَ ْع ُد فيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫َلى النَّبِى يآ‬ ‫صل ْونَ ع َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬
‫س ِه َوقا َل تَعاَلى اِنَّ هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َ‬ ‫س ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِ‬ ‫بِا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ْم‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫اَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫‪Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa‬‬
‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬
‫اء‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْينَ َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫سيِدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬ ‫‪sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu‬‬
‫ان‬
‫س ٍ‬ ‫َ‬ ‫نَ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫نَ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتابِ ِع ْي َوتابِ ِعي التابِ ِع ْي ل ُه ْم بِ ِاحْ َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ع ِلى َوعَن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عث َمان َو َ‬ ‫ْ‬ ‫رو ُ‬‫ع َم َ‬ ‫َ‬
‫ش ِد ْي ابِى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫نَ‬ ‫الرا ِ‬
‫َّ‬ ‫”‪bertakwa.‬‬
‫ت‬‫اح ِم ْينَ ‪ .‬الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِن ْينَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫الر‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫كَ‬ ‫ت‬
‫َ َ ُ ْ ِ َ ْ َ ِ َ ْ َ َ َّ ِ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫اِلَى َ ْ ِ ْ ِ َ ْ َ‬
‫ض‬ ‫ار‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫الد‬
‫ِ‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬
‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫ت ا َ َْالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫َواْل ُم ْ‬ ‫‪Yang menjadi pertanyaan, apa makna takwa? Para ulama secara umum‬‬
‫‪&#‬واْ‬
‫َ‬ ‫‪memaknainya dengan arti “melaksanakan perintah Allah dan menjauhi‬‬
‫‪larangan-larangannya”. Seringkali publik menerima pengertian tersebut‬‬
‫‪PrevNext‬‬ ‫‪cukup sampai di situ. Jarang sekali umat Islam berusaha mencari‬‬
‫‪keterangan rinci soal definisi ini, menghayatinya, lalu mengamalkan.‬‬
‫‪Khutbah I‬‬
‫‪Makna takwa pun beredar sedemikian rupa dan menjadi pemahaman yang‬‬
‫‪ala kadarnya. Ketika disebut “orang yang ketakwaannya meningkat” maka‬‬
yang tergambar adalah orang-orang yang semakin taat melaksanakan dan zakat, serta larangan berjudi, mabuk-mabukan, dan sejenisnya, maka
shalat, kian rajin membaca Al-Qur’an, tambah gemar puasa sunnah, banyak sesungguhnya yang dibidik barulah aspek fisik. Padahal perintah dan
berdzikir, dan sejenisnya; serta otomatis semakin jauh dari perbuatan judi, larangan Allah yang berurusan dengan hati lebih banyak, bahkan juga lebih
minuman-minuman keras, zina, bohong, dan aktivitas maksiat lainnya. sulit, direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, justru sisi
batin inilah yang paling banyak dilupakan orang.
Jamaah shalat jum’at hafidhakumullâh,
Kesalahpahaman ini bisa kita jumpai kasusnya, misalnya, pada orang yang
Pengertian yang umum dipaham orang tersebut tidak keliru, namun bukan rajin shalat tapi merasa sebagai peribadi yang suci, bersedekah tapi masih
pula berarti sempurna. Pengertian itu masih didominasi oleh kecenderungan dihiasi dengan riya’ (pamer), berpuasa seharian penuh tapi masih suka
peningkatan ibadah ritual semata. Segi maksiat pun seolah-olah membenci orang lain, berhaji tapi tidak peka terhadap penderitaan kaum
diidentikkan dengan perbuatan lahiriah saja. Padahal, dalam diri manusia miskin, tidak minum-minuman keras tapi gemar merendahkan sesama
ada dua hal yang mesti diperhatikan, yakni dimensi dhahir dan dimensi hamba Allah, dan lain sebagainya. Sikap-sikap ini menunjukkan bahwa
bathin. takwa dicapai sebatas urusan fisik tapi belum meresap pada level batin.

Karena itu kiranya kita penting merujuk pada definisi takwa sebagaimana Oleh sebab itu, penting bagi seorang hamba untuk membongkar
dijelaskan Sayyid Al Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad Dimyathi pemahaman kita tentang takwa, mengingat-ingat kembali pesan-pesan
dalam kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhajul Ashfiya’. Beliau mengatakan Islam yang tak hanya berurusan dengan ritual ibadah tapi juga penataan
bahwa takwa adalah: jiwa dan akhlak. Islam memang memerintahkan para pemeluknya untuk
menunaikan shalat, tapi ia juga mendorong mereka dengan shalat itu agar
‫ َم َع‬،‫اطنًا‬ َ ‫ب ن ََوا ِه ْي ِه‬
ِ َ‫ظا ِه ًرا وب‬ ْ ‫ َو‬،ِ‫ع ِن ْام ِتثَا ِل أ َ َو ِام ِر هللا‬
ِ ‫اج ِتنَا‬ َ ٌ ‫ارة‬َ َ‫ِعب‬
jauh dari perbuatan keji dan munkar. Islam juga memerintahkan umatnya
untuk berpegang teguh pada ajaran Allah tapi juga tetap menebar kasih
‫الر ْهبَة ِمنَ هللا‬َّ ‫ ال َه ْيبَة َوال َخ ْشيَة َو‬،ِ‫ار الت َّ ْع ِظي ِْم ِلِل‬
ِ َ‫ا ْستِ ْشع‬ sayang, berdakwah secara santun, tidak angkuh, tidak sok suci, dan
maksiat-maksiat hati lainnya.
“(Takwa adalah) istilah yang mengacu pada dilaksanakannya perintah-
perintah Allah dan dijauhinya larangan-larangan-Nya secara dhahir maupun Jamaah shalat jum’at hadâkumullâh,
bathin, bersamaan dengan ikhtiar merasakan keagungan Allah, juga takut
kepada-Nya.” Poin penting yang kedua adalah merasaka kehadiran Allah. Takwa bukan
semata-sama layaknya undang-undang: ada perintah kita laksanakan, ada
Jamaah shalat jum’at hadâkumullâh, larangan tidak kita langgar. Karena takwa yang demikian adalah takwa yang
formalistik, di mana ketaatan muncul biasanya dari rasa takut akan sanksi
Setidaknya ada dua poin penting yang bisa diserap dari definisi yang atau pamrih akan sesuatu. Karakter takwa sejati tidaklah semacam itu, ia
disampaikan Sayyid Al Bakri di sini. Pertama, ketaatan kepada Allah dan berangkat dari kesadaran ilahiah. Melaksanakan perintah dan menjauhi
ikhtiar menghindari dari durhaka kepada-Nya harus diejawantahkan dalam larangan semata-mata karena Allah, bukan karena kepentingan dunia
bentuk perbuatan lahiriah maupun batiniah. Takwa dengan demikian tidak termasuk kepentingan egonya sendiri. Orang yang sampai pada takwa
hanya berurusan dengan aktivitas fisik tapi juga aktivitas hati. seperti ini lebih mengutamakan akhirat ketimbang perkara duniawi yang
fana ini:
Saat orang-orang mengaitkan takwa dengan perintah shalat, puasa, haji,
‫َّار ۡٱۡل َ ِخ َرة ُ خ َۡي ٌ۬ ٌر ِلّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ‬ ‫َو َما ۡٱل َحيَ ٰوة ُ ٱلد ُّۡنيَا ٓ ِإ َّال لَ ِع ٌ۬ ٌ‬
‫ب َولَهۡ ٌ۬ ٌو َولَلد ُ‬ ‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن‬ ‫ع َ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى ِإ ْح َ‬ ‫ع َ‬ ‫هلل َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ‬
‫أَفَ ََل ت َعۡ ِقلُونَ‬ ‫ع ْب ُدهُ‬‫س ِيّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫أن َ‬‫الَ اِلَهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫‪Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau‬‬ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬‫علَى َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫إلى ِرض َْوا ِن ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫‪belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang‬‬
‫‪bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. al-An'am: 32).‬‬
‫س ِلّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫ِو َ‬
‫‪Al-Qur’an juga menyebut, di antara tanda orang bertakwa adalah‬‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫هللا أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل‬ ‫أ َ َّن َ‬
‫ظ َو ْالعَافِينَ َ‬
‫ع ِن‬ ‫اظ ِمينَ ْالغَ ْي َ‬
‫اء َو ْال َك ِ‬
‫اء َوالض ََّّر ِ‬ ‫الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ فِي ال َّ‬
‫س َّر ِ‬
‫لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ ‫ع َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫ب ْال ُم ْح ِسنِينَ‬
‫َّللاُ يُ ِح ُّ‬ ‫النَّ ِ‬
‫اس َو َّ‬
‫صلَّى هللاُ‬ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫َ‬
‫‪Yaitu orang-orang yang berinfak di saat senang dan susah, orang-orang‬‬
‫‪yang menahan amarah, dan orang-orang yang memberi maaf kepada orang‬‬
‫س ِل َك َو َمآل ِئ َك ِة‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآ ِئ َك َو ُر ُ‬ ‫س ِيّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫س ِلّ ْم َو َ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫‪lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Al-‬‬ ‫ع َمر‬ ‫الرا ِش ِديْنَ أ َ ِبى بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫اء َّ‬ ‫ع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ض اللّ ُه َّم َ‬ ‫ار َ‬ ‫اْل ُمقَ َّر ِبيْنَ َو ْ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التَّابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم‬ ‫عثْ َمان َو َ‬
‫)‪Maidah: 134‬‬
‫ع ْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫ع ِلى َو َ‬ ‫َو ُ‬
‫‪Ciri-ciri yang diungkap ayat ini mempertegas bahwa takwa tidak semata‬‬
‫‪berurusan dengan ibadah fisik tapi juga ibadah batin. Muttaqin adalah orang‬‬
‫عنَّا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِ َك يَا أ َ ْر َح َم‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِ ّدي ِْن َو ْ‬ ‫س ٍ‬‫ِبا ِْح َ‬
‫‪yang sensitif akan kebutuhan orang lain, berjiwa lembut, dan murah hati.‬‬
‫‪Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menggapai takwa jenis ini dalam‬‬
‫اح ِميْنَ‬
‫الر ِ‬ ‫َّ‬
‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫‪menjalani ibadah Ramadhan kali ini.‬‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء‬
‫آن اْلعَ ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَعَنِي َو ِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن‬ ‫ار َك هللا ِلي َولَ ُك ْم فِى اْلقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬ ‫ش ْر َك‬ ‫ت الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسَلَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ّ‬
‫ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫س ِم ْي ُع‬‫آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تَِلَ َوتَهُ َو ِإنَّهُ ُه َو ال َّ‬ ‫ص َر ال ِ ّديْنَ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ص ْر ِعبَا َد َك اْل ُم َو ِ ّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬
‫العَ ِل ْي ُم‪َ ،‬وأَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا فَأ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ العَ ِظي َْم إِنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِ ّم ْر أ َ ْع َدا َء ال ِ ّدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك ِإلَى‬ ‫َو ْ‬
‫الر ِحيْم‬
‫َّ‬ ‫س ْو َء‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫عنَّا اْلبََلَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬ ‫يَ ْو َم ال ِ ّدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫صةً‬ ‫ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫طنَ َ‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬
‫ب اْلعَالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا‬ ‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْل َد ِ‬ ‫َو َ‬
‫سنَا‬ َ ‫ َربَّنَا‬.‫ار‬
َ ُ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنف‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ َ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬ َ ‫آلخ َرةِ َح‬ ِ ْ‫سنَةً َوفِى ا‬ َ ‫َح‬ َ ‫ اتهقُوا ه‬. ‫حأض ُر ْونَ ْال ِك َر ِام‬
‫َّللا َح هق‬ ِ ‫ امابعدفَيَاآيُّ َها ْال‬.ٍ‫سيِ ِدنَا ُم َح همد‬َ ‫علَى آ ِل‬
َ
َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح هم ٍد َو‬
َ
َ‫تُقَاتِ ِه َوَل تَ ُموت ُ هن ِإَل َوأ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َ ‫ ِعبَا َدهللاِ ! إِ َّن‬. َ‫اإن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْن‬
‫هللا‬ ْ ‫َو‬
َ ‫يَأ ْ ُم ُرنَا ِباْلعَ ْد ِل َواْ ِإل ْح‬
Hadirin sidang jum'at rahimakumullah
ِ ‫ع ِن اْلفَ ْح‬
‫شآء‬ َ ‫بى َويَ ْن َهى‬ َ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر‬ ِ ‫ان َو ِإي‬ ِ ‫س‬ Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dalam arti yang sebenar-
‫هللا اْلعَ ِظي َْم‬َ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا‬ ُ ‫َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع‬ benarnya, yakni menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua
larangan-Nya.
‫لى ِنعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَ ْر‬
َ ‫ع‬ َ ُ‫يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوه‬ Hadirin sidang jum'at rahimakumullah
Dalam al-Qur'an surat pertama Allah telah berfirman:

‫) َما ِل ِك‬3(‫الر ِح ِيم‬


‫الر ْح َم ِن ه‬ ‫) ه‬2( َ‫ب ْالعَالَ ِمين‬ ِ ‫) ْال َح ْمدُ ِ هّلِلِ َر‬1(‫الر ِح ِيم‬ ‫الر ْح َم ِن ه‬ ‫َّللا ه‬ِ ‫بِس ِْم ه‬
َ ‫ص َرا‬
‫ط‬ ِ )6( ‫يم‬ َ ‫ط ْال ُم ْست َ ِق‬َ ‫الص َرا‬
ِ ‫) ا ْه ِد َنا‬5(‫ين‬ ُ ‫هاك نَ ْستَ ِع‬
َ ‫هاك َن ْعبُدُ َوإِي‬ َ ‫) إِي‬4(‫ِين‬ ِ ‫يَ ْو ِم الد‬
)7( َ‫علَ ْي ِه ْم َو ََل الض ِهالين‬
َ ‫ب‬ِ ‫ضو‬ ُ ‫علَ ْي ِه ْم َغي ِْر ا ْل َم ْغ‬ َ ‫الهذِينَ أ َ ْن َع ْم‬
َ ‫ت‬
(1). Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. (2). Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (3). Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di Hari Pembalasan. (5).
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. (6). Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7). (yaitu)
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Al-Fatihah adalah surat pertama dalam al-Qur'an, ia mempunyai banyak nama


diantaranya adalah sab'ul matsani atau 7 ayat yang dibaca berulang-ulang.
Sebagaimana hadits, Rasulullah saw bersabda pada Abu Sa'id al-Mu'alla yang
baru saja selesai shalat di masjid:

‫س ْب ُع‬ َ ‫ب ْال َعالَ ِمينَ ِه‬


‫ي ال ه‬ ِ ‫آن قَا َل ْال َح ْمد ُ ِ هّلِلِ َر‬
ِ ‫س َو ِر ِفي ْالقُ ْر‬ َ ‫ي أ َ ْع‬
ُّ ‫ظ ُم ال‬ َ ‫ورة ً ِه‬
َ ‫س‬ َ ُ ‫ََل‬
ُ ‫ع ِل َمنه َك‬
(‫آن ْال َع ِظي ُم الهذِي أُو ِتيتُهُ ( البخاري‬ ُ ‫ْال َمثَانِي َو ْالقُ ْر‬
Sungguh aku akan mengajarimu sebuah surat yang paling agung diantara
‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل ِإلَهَ ِإ هَل ه‬.ُ‫َّللا‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ْال َح ْمد ُ ِ هّلِلِ الهذِي َهدَانَا ِل َهذَا َو َما ُكنها ِل َن ْهتَد‬
‫ِي لَ ْو ََل أ َ ْن َهدَانَا ه‬ surat-surat dalam al-Qur'an. Lalu beliau membaca:"al-hamdulillahi rabbil
َ ‫الله ُه هم‬. ُ‫سولُه‬ُ ‫يك لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ هن ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
alamin". Itulah Sab'ul Matsani atau 7 ayat yang dibaca berulang-ulang dan
‫علَى‬ َ ‫ار ْك‬
ِ َ‫س ِل ْم َو ب‬َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫َو ْحدَهُ ََل ش َِر‬ sebagai al-Qur'anul 'Adzim yang diturunkan kepadaku. (H.R. Bukhari)
Hadirin sidang jum'at rahimakumullah. ‫ورةِ ْالبَقَ َرةِ لَ ْن‬
َ ‫س‬ُ ‫ب َوخ ََوا ِتي ُم‬ ٌّ ِ‫وري ِْن أُوتِيت َ ُه َما لَ ْم يُؤْ ت َ ُه َما َنب‬
ِ ‫ي قَ ْبلَ َك فَا ِت َحةُ ْال ِكتَا‬ َ ُ‫أ َ ْبش ِْر بِن‬
Para sahabat dan ahli tafsir mempunyai banyak pendapat tentang sab'ul
ِ ‫ت َ ْق َرأ َ ِب َح ْرفٍ ِم ْن ُه َما ِإ هَل أُع‬
ُ‫ْطيتَه‬
matsani, diantaranya ada yang mengatakan bahwa dikarenakan surat al-
Fatihah itu diturunkan 2 kali yakni di Makkah dan Madinah, maka disebut Kabarkanlah gembira (pada umatmu Muhammad) dengan adanya 2 nur /
matsani. Tetapi pendapat yang unggul adalah seperti yang dikatakan dalam cahaya yang telah diberikan kepadamu, yang 2 cahaya itu belum pernah
tafsir Baghawi Juz 1 hal. 49 diberikan pada nabi-nabi sebelummu, yakni surat al-Fatihah dan beberapa
ayat terahir dari surat al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca saru huruf
ِ ‫ فَت ُ ْق َرأ ُ ِفي‬،‫ص ََل ِة‬
‫كل‬ ‫ي َِلَنه َها تُثنهى ِفي ال ه‬
َ ‫ت َمثَا ِن‬
ْ ‫س ِم َي‬
ُ ‫ َو‬:‫قال ابن عباس والحسن وقتادة‬ dari keduanya kecuali kamu akan diberinya.
‫َر ْك َع ٍة‬ Para ahli hadits dalam memahami illa u'tiitahu ada yang mengartikannya
engkau akan diberi keutamaan pahala membaca al-Qur'an, ada juga doamu
Sahabat Ibnu Abbas, Hasan dan Qatadah berkata: Al-Fatihah itu dinamakan akan dikabulkan / diijabah apa-apa yang diminta dan masih ada pemahaman
matsani karena ia diulang-ulang dalam shalat, maka ia baca dalam setiap lainnya.
rakaat. Al-Fatihah adalah satu surat yang paling agung dari al-Qur'an, maka ia
Al-Fatihah diturunkan 2 kali yakni di Makkah dan Madinah, serta ia harus dijadikan sebagai sab'ul matsani, 7 ayat yang harus selalu kita baca dalam
diulang-ulang pembacaannya dalam shalat. itulah sab'ul matsani. Begitu setiap rakaat shalat, tapi ia juga sebagai cahaya yang membukakan pintu
agungnya surat al-Fatihah maka Nabi menyebutnya seperti al-Qur'an itu langit, sehingga tidak ada hijab antara kita dengan Allah. Dari pintu langit
sendiri, dan harus dibaca berulang-ulang dalam shalat. Sehari semalam kita yang terbuka itulah, turun rahmat, barakah dan ridha Allah swt.
wajib membacanya 17 kali sebagaimana jumlah rakaat itu sendiri. Jika shalat Hadirin sidang jum'at yang dirahmati Allah
tidak membaca surat al-Fatihah, maka shalat kita tidak sah, sebagaimana Sebagai wujud syukur kita atas nikmat anugrah Allah Allah yang memberikan
sabda Nabi saw: surat termulia, dan cahaya pembuka pintu langit kepada kita, sebagai umatnya
ِ ‫صَلَة َ ِإَله ِبفَا ِت َح ِة ْال ِكتَا‬
‫ب‬ َ َ‫َل‬ nabi Muhammad saw, maka wujud syukur itu adalah shalat, karena nur /
Tidak ada shalat kecuali dengan membaca surat al-Fatihah cahaya itu adalah sab'ul matsani, 7 ayat yang dibaca berulang-ulang, tentu
Karena al-fatihah itu adalah sab'ul matsani atau 7 ayat yang dibaca berulang dalam 17 rakaat shalat setiap harinya. Dengan shalat, maka berarti kita telah
ulang dan tidak sah shalat kita kalau tidak membaca surat al-fatihah, maka membuka terus pintu langit itu minimal untuk diri kita pribadi, sehingga
antara shalat dan surat al-fatihah itu tidak bisa dipisahkan. hidup kita bisa damai, tentram dan selalu dalam kebahagiaan karena kita
Dikisahkan dalam tafsir Ibnu Katsir yang mengambil riwayat dari imam selalu bermandikan tumpah ruahnya anugrah rahmat, barakah dan ridhanya
Muslim dan Nasa-i dari sahabat Ibnu 'Abbas berkata bahwa suatu ketika Nabi Allah. Dan semoga tumpah ruah rahmat, barakah dan ridha-Nya juga meluber
sedang duduk bersama malaikat Jibril, dan tiba-tiba malaikat Jibril mendengar pada tetangga kanan kiri, sehingga kemudian Allah membukakan pintu
suara dari atas, kemudian ia melihat ke langit dan berkata: "Pada hari ini pintu hidayah agar yang shalatnya masih bolong-bolong semoga dikuatkan iman
langit telah dibuka, yang belum pernah pintu itu dibuka kecuali pada hari ini". dan islamnya sehingga shalatnya tambah sempurna. Dan bagi yang belum
Kemudian dari pintu yang terbuka itu turunlah malaikat, yang menurut shalat, semoga Allah memberi hidayah agar mereka bisa kembali ke jalan
malaikat Jibril bahwa malaikat itu belum pernah turun ke bumi kecuali hanya Allah. Yang pada ahirnya semakin banyak orang yang shalat, semoga
pada saat itu saja. Malaikat tsb memberi salam kemudian berkata: keberkahan itu semakin banyak meluber dan terus meluber, hingga semoga
pintu keberkahan untuk negeri ini benar-benar dibuka oleh Allah. Rasulullah
saw bersabda: ‫الذ ْك ِر‬
ِ ‫ت َو‬ ِ ‫ َونَ َف َع ِنى َو ِإيها ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاْليَا‬.‫رآن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ُ‫ار َك للاُ ِلي َول ُك ْم فِى ْالق‬ َ َ‫ب‬
‫اء‬
ِ ‫س َم‬ ُ ‫ت أ َ ْب َو‬
‫اب ال ه‬ ْ ‫صَلَة ُ فُتِ َح‬ ِ ‫ اِذَا أُقِ ْي َم‬: ‫قال رسول للا صلى للا عليه وسلم‬
‫ت ال ه‬ ‫ت‬َ ‫ار َح ْم َوا َ ْن‬ ِ ‫ َوقُ ْل َر‬.‫س ِم ْي ُع ْالعَ ِل ْي ُم‬
ْ ‫ب ا ْغ ِف ْر َو‬ ‫ َوتَقَبه َل ِمنِى َو ِم ْن ُك ْم تِ ََل َوتَهُ إِنههُ ُه َو ال ه‬.‫ْال َح ِكي ِْم‬
Jika shalat didirikan, maka dibukalah pintu-pintu langit
‫َخي ُْر ه‬
َ‫الر ِح ِميْن‬
Tetapi jika kita meninggalkan shalat, pada dasarnya kita telah menutup
sendiri pintu langit. Lalu bagaimana rahmat, barokah dan ridha Allah akan
turun kalau pintunya saja kita tutup. Shalat yang kita tinggalkan
menyebabkan kehidupan pribadi kita akan selalu diliputi oleh kegelapan
dunia. Jauhnya kita dari keberkahan Allah menyebabkan hidup kita juga jauh
dari ketenangan batin. Jadi orang kaya bingung mau untuk apa, karena
ternyata melimpah harta bukan tujuan jika batin semakin gersang, jadi orang
menengah juga selalu kurang banyak terus, apalagi jika menjadi orang
miskin, maka akan tambah kesusahan dan penderitaan. Itu semua disebabkan
oleh kegelapan hati yang tidak diterangi cahaya agung yakni surat al-Fatihah
dan shalat yang bisa menghubungkan dengan Dzat Pemilik Cahaya diatas
cahaya.
Hadirin sidang jum'at yang dirahmati Allah
Untuk itu marilah kita semua menegakkan shalat, karena dengan menegakkan
shalat berarti kita patuh pada Allah dan Rasul-Nya yang telah menetapkan
surat al-Fatihah sebagai sab'ul matsani yakni 7 ayat yang dibaca berulang-
ulang. Semoga dengan tegaknya shalat dan terbubukanya pintu langit, Allah
menumpah-ruahkan keberkahan dalam kehidupan kita, masyarakat dan
umumnya bangsa Indonesia. Amin.. Amin .. ya Rabbal 'Alamin
Inilah rahasia keagungan surat al-Fatihah. Berdasarkan itu semua, maka para
salafus shalihin yang sampai saat ini pun masih kita teruskan, selalu
mengawali majlis-majlis ilmu, dzikir dan doa selalu diawali dengan surat al-
Fatihah yang berulang-ulang. Karena permunajahan kepada Allah akan lebih
sempurna jika diawali dengan adanya cahaya penghubung yang membuka
pintu-pintu langit. sehingga doa dan munajah yang telah terhubungkan oleh
cahaya paling agung dari al-Qur'an yakni surat al-fatihah, menjadikan tidak َ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َد ُه ال‬ َ ‫شك ُْر لَهُ ع‬
ْ َ ‫ َوا‬.‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْم ِتنَانِ ِه‬ ُّ ‫سا ِن ِه َوال‬ َ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع‬
َ ْ‫َلى اِح‬
ada lagi halangan/ hijab antara kita dan Allah. Inilah jalan yang telah ‫س ِي ِدنَا‬َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ ْ ‫ِلى ِر‬
َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ض َوا ِن ِه‬ َ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا‬ ُ ‫ع ْب ُد ُه َو َر‬ َ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا‬َ َّ‫ش َه ُد اَن‬ ْ َ ‫ش َِر ْيكَ لَهُ َوا‬
ditunjukkan oleh Allah dan Rasul-Nya, agar doa-doa kita mudah diijabah oleh
Allah swt. ُ َّ‫س ِل ْي ًما ِكثي ًْرا ا َ َّما َب ْع ُد َفيا َ اَيُّ َها الن‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ ِف ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬ ْ َ ‫س ِل ْم ت‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد ِو‬
‫س ِه َوقَا َل تَعاَلَى اِنَّ هللاَ‬
‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِ‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا اَنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬‫َ‬
‫ع َلى‬
‫ص ِل َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ ع َ‬ ‫َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫ض الل ُه َّم ع َِن‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِب ْينَ َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬‫َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّا ِب ِع ْينَ َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْينَ‬ ‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْينَ ا َ ِبى بَك ٍْر َو ُ‬
‫الرا ِ‬
‫اء َّ‬ ‫اْل ُخ َل َف ِ‬
‫اح ِم ْينَ‬ ‫عنَّا َم َع ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬‫الدي ِْن َو ْ‬ ‫ان ِالَىيَ ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫لَ ُه ْم ِباِحْ َ‬
‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز‬‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬
‫الد ْينَ‬
‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬‫ص ْر ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّ َة َوا ْن ُ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫اْ ِال ْ‬
‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َما ِتكَ اِلَى َي ْو َم ِ‬
‫الدي ِْن‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س ِل ِم ْينَ َو د َِم ْر ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫َو ْ‬

‫ان أ َ ْن َء ِ‬
‫امنُوا ِب َر ِب ُك ْم فَئ َا َمنَّا َربَّنَا فَا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا َوك َِف ْر َ‬
‫عنَّا‬ ‫س ِم ْعنَا ُمنَا ِديًا يُنَادِي ِل ِ‬
‫إلي َم ِ‬ ‫َّربَّنَآإِنَّنَا َ‬
‫س ِلكَ َوالَت ُ ْخ ِزنَا يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة إِنَّكَ الَت ُ ْخ ِل ُ‬
‫ف‬ ‫س ِيئ َاتِنَا َوت َ َوفَّنَا َم َع اْألَب َْر ِار‪َ .‬ربَّنَا َو َءاتِنَا َم َ‬
‫اوعَدتَنَا عَل ُر ُ‬ ‫َ‬
‫ا ْل ِميعَادَ‪.‬‬
‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرةَ أ َ ْعيُ ٍن َواجْ عَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‪.‬‬‫َربَّنَا َه ْب لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو ِ‬
‫شنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬
‫ص ِلحْ لَنَا‬ ‫ص ِلحْ لَنَا ُد ْنيَانَا الَّتِ ْي فِ ْي َها َمعَا ُ‬ ‫ص َمةُ أ َ ْم ِرنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬ ‫ِي ُه َو ِع ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ْ‬
‫ص ِلحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّذ ْ‬
‫آخ َرتَنَا الَّتِ ْي إِلَ ْي َها َمعَا ُدنَا‪َ ،‬واجْ عَ ِل ا ْل َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ُك ِل َخي ٍْر‪َ ،‬واجْ عَ ِل ا ْل َم ْوتَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ك ُِل‬ ‫ِ‬
‫ش ٍَر‪.‬‬
‫ان َوالَتَجْ عَ ْل فِ ْي قُلُ ْو ِبنَا ِغالًّ ِللَّ ِذ ْينَ َءا َمنُ ْوا َربَّنَا ِإنَّكَ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َ‬
‫سبَقُ ْونَا ِبا ْ ِإل ْي َم ِ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‪.‬‬
‫َر ُء ْو ٌ‬

‫‪Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.‬‬


‫‪Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.‬‬
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan Pada suatu hari, Ibrahim as terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dia memerintahkan
kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat- kepada istrinya, Siti Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa bayinya
nikmat itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk yang bernama ismail . Perempuan itu segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang
menghitung tapi mensyukurinya. panjang. Pada saat itu nabi Ismail masih bayi dan belum disapih.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan
beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga dan rerumputan, sampai akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga
hari kiamat nanti. mencapai pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim menuju ke
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. sebuah lembah yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah. pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada
Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1437 H seluruh umat Islam di seantero dunia kehidupan di dalamnya.
memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah Di tempat itu beliau turun dari punggung hewan tunggangannya, kemudian
1437 H, jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di menurunkan istri dan anaknya. Setelah itu tanpa berkata-kata beliau meninggalkan istri dan
Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi anaknya di sana. Mereka berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang
Allah, tidak ada keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya kecuali tidak cukup untuk dua hari. Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan
takwa kepada Allah. Dan Hari ini juga kita kembali di ingatkan tempat itu.
kepada kisah seorang kholilulloh kekasih Allah SWT, nabi Ibrahim as yang Allah uji Tentu saja Siti hajar bingung diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari
kecintaannya, antara cintanya kepada keluarga ( nabi Ismail as dan Siti hajar ) dan belakang sambil bertanya“ suamiku Ibrahim hendak pergi ke manakah engkau?” Apakah
cintanya kepada Allah. Dan ternyata cintanya kepada Allah melebihi dari segalanya, hal ini engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?
membuat kita bahkan nabi Muhammad SAW harus mengambil pelajaran darinya. Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau terus saja berjalan, Siti hajar kembali
Allah berfirman, mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibrahim as tetap membisu. Akhirnya Siti hajar paham

ُ‫يم َوالَّذِينَ َمعَه‬ َ ‫َت لَ ُك ْم أُس َْوة ٌ َح‬


َ ‫سنَةٌ فِي ِإب َْرا ِه‬ ْ ‫قَ ْد َكان‬ bahwa suaminya pergi bukan karena kemauannya sendiri. Dia mengerti bahwa Allah
memerintahkan suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia bertanya,“apakah Allah yang
“Sesungguhnya telah ada contoh teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami? Ibrahim menjawab, “benar“. Kemudian
yang bersama dengan dia.” (QS. Al Mumtahanah: 4)
istri yang shalihah dan beriman itu berkata,” kami tidak akan tersia-siakan selagi Allah
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
bersama kami. Dia-lah yang telah memerintahkan engkau pergi. Kemudian Ibrahim terus
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
berjalan meninggalkan mereka.
Minimal ada Empat pelajaran yang terdapat dari kisah nabi Ibrahim as dan keluarganya:
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Pesan Pertama: Berbaik sangka kepada Allah SWT


Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Di dalam kitab; Anbiyaa Allah ( Nabi – Nabi Allah) diterangkan
Lihatlah, bagaimana nabi Ibrahim dan Siti hajar, mampu berbaik sangka kepada Allah SWT, Kita harus belajar kepada Siti hajar walaupun dia seorang wanita yang baru mempunyai
mereka meyakini bahwa selagi mereka bersama Allah, maka tidak akan ada yang anak bayi, kemudian di tinggalkan suaminya di padang pasir yang gersang, tetapi dia yakin
menyengsarakannya, tidak akan ada yang dapat mencelakainya, tidak akan ada yang jika ini adalah perintah Allah maka Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Allah pasti akan
dapat melukainya. membantunya, kisah ini bukan hanya untuk Siti hajar saja, kisah ini bukan untuk zaman itu
Bila kita lihat banyaknya manusia yang frustasi dalam kehidupan ini atau saja, akan tetapi kisah ini akan terus berulang pada setiap zaman bahwa Allah SWT tidak
banyaknya manusia sengsara bukan karena sedikitnya nikmat yang Allah berikan kepada akan menyia-nyiakan hambanya yang senantiasa berbaik sangka kepada-Nya dalam
mereka akan tetapi karena sedikitnya husnu dzon (berbaik sangka) kepada kebaikan Allah, segala hal.
Padahal nikmat yang Allah berikan lebih banyak dari pada siksanya. Oleh karena itu kita Pelajaran kedua: Mencari rezeki yang halal
harus berbaik sangka kepada Allah, karena Allah menjelaskan dalam hadits qudsi bahwa Setelah Ibrahim as meninggalkan istri dan anaknya untuk kembali meneruskan
Dia sesuai prasangka hambanya; perjuangannya berdakwah kepada Allah. Siti hajar menyusui Ismail sementara dia sendiri
Dari Abu Hurairah RA berkata, bersabda Rasulullah saw.: Allah berfirman:“Aku mulai merasa kehausan. Panas matahari saat itu menyengat sehingga terasa begitu
tergantung pada prasangka hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika ia mengeringkan tenggorokan. Setelah dua hari, air yang di bawah habis, air susunya pun
mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia kering. Siti hajar dan Ismail mulai kehausan. Pada waktu yang bersamaan, makanan pun
mengingat-Ku dalam lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam habis, kegelisahan dan kekhawatiran membayangi Siti hajar.
pikirannya kebaikan darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak, Ismail mulai menangis karena kehausan. Kemudian sang ibu meninggalkannya sendirian
maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku sehasta, untuk mencari air. Dengan berlari – lari kecil dia sampai di kaki bukit Shafa. Kemudian dia
maka aku akan mendekatkannya kepada-ku sedepa; dan jika ia mendatangi-Ku dengan naik ke atas bukit itu. Di taruhnya kedua telapak tangannya di kening untuk melindungi
berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Hadits riwayat Bukhari dan pandangan matanya dari sinar matahari, kemudian dia menengok ke sana kemari, mencari
Muslim). sumur, Namun tidak ada sesuatu pun yang tertangkap pandangan matanya. Maka dia
Manusia wajib berbaik sangka kepada Allah apa pun keadaannya. Allah akan bergegas turun dari bukit Shafa dan berlari – lari kecil sampai di bukit Marwa. Dia naik ke
berbuat terhadap hamba-Nya sesuai persangkaannya. Jika hamba itu bersangka baik, atas bukit itu, barangkali dari sana dia melihat seseorang, tetapi tidak ada seorang pun.
maka Allah akan memberikan keputusan yang baik untuknya. Jika hamba itu berburuk Hajar turun dari bukit Marwa untuk menengok bayinya. Dia mendapati Ismail terus
sangka, maka berarti ia telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya. menangis . tampaknya sang bayi benar-benar kehausan. Melihat anaknya seperti itu,
Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan hambanya yang berbaik sangka kepada-Nya. dengan bingung dia kembali ke bukit Shafa dan naik ke atasnya. Kemudian dia ke bukit
Seorang hamba yang bijak adalah mereka yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah Marwa dan naik ke atasnya, Siti hajar bolak – balik antara dua bukit, Shafa dan Marwa,
dalam setiap keadaan. Jika ia diberi kenikmatan, ia merasa bahwa hal ini adalah karunia sebanyak tujuh kali.
dari Allah. Ia tidak merasa dimuliakan dengan kenikmatan duniawi tersebut. Jika ia diuji Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
dengan penderitaan atau kekurangan, ia merasa bahwa Allah sedang mengujinya agar ia Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
dapat meraih tempat yang mulia. Ia tidak berburuk sangka dengan menganggap Allah tidak Ada rahasia yang jarang di kupas dari kejadian ini..
adil atau Allah telah menghinakannya.
Yaitu kesungguhan Siti hajar dalam mencari air di keluarkan segala tenaganya bolak balik Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
dari Shafa dan Marwa, walaupun bolak balik dari Shafa dan Marwa belum mendapatkan air Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
dia terus berusaha. Walaupun akhirnya air itu ada di dekat anaknya sendiri. Ini memberikan berhati-hatilah terhadap barang haram yang masuk ke tubuh kita, karena tidaklah tubuh
pelajaran kepada kita untuk bersungguh-sungguh dalam menjemput rezeki dengan yang di dalamnya ada barang haram kecuali neraka adalah lebih berhak untuk menjadi
mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki karena Kita di perintahkan bukan Cuma tempat kembalinya.
melihat hasil tapi juga usaha dan tenaga yang kita keluarkan, Rasulullah SAW sangat Rasulullah SAW bersabda : Wahai Sa’ad, murnikanlah makananmu, niscaya kamu menjadi
mencintai orang-orang yang bekerja keras. orang yang terkabul doanya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya.
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam
Ketika itu Rasulullah melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitaman perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun
seperti lama terpanggang matahari. yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya. (HR.
Rasulullah bertanya, ‘Kenapa tanganmu ?’ Ath-Thabrani)
Sa’ad menjawab, ‘ Wahai Rasulullah, tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah Dan juga ketika tubuh termasuki dengan barang haram maka selama 40 hari amal
dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku,’ ibadahnya tidak di terima Allah akan tetapi dosa – dosa yang diperbuatnya di catat oleh
Seketika itu, Rasulullah mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata,’Inilah malaikat.
tangan yang tidak pernah tersentuh api neraka,’ Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Hikmah dari kisah ini yaitu terdapat tanggung jawab seorang Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari Hadirin yang dirahmati Allah SWT
dalam menafkahi anak dan istrinya melalui rizki yang halal. Tangan yang semata-mata Pelajaran yang ke tiga: Berkorban untuk Allah SWT
berada di jalan Allah SWT dengan penuh keikhlasan dalam menjalankan Amanah. Ketika Ismail bertambah besar, hati Ibrahim as tertambat kuat kepada putranya. Tidak
‘Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang giat bekerja.’(HR. Thabrani). mengherankan karena Ismail hadir di kala usia Nabi Ibrahim sudah tua. Itulah sebabnya
Rasulullah SAW bersabda,“Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan lebih baik beliau sangat mencintainya. Namun Allah hendak menguji kecintaan Ibrahim as dengan
daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan Nabi Daud AS itu ujian yang besar disebabkan cintanya itu.
makan dari hasil jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari).
Bahkan Allah SWT berfirman:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumuah: menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku,
10) kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Ash Shaaffat: 102 )
ayat ini memotivasi kita untuk bekerja keras, setelah melaksanakan shalat karena dengan Renungkanlah bentuk ujian yang telah Allah berikan kepada beliau. Bagaimana kira-kira
bekerja kita akan mendapatkan rezeki yang halal. perasaan Ibrahim as pada saat itu? Pergulatan seperti apa yang berkecamuk di dalam
batinnya? Salah besar jika ada yang mengira bahwa tidak ada pergulatan pada diri Ibrahim dicekik dengan usus onta, Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar
as. Tidak mungkin ujian sebesar ini terbebas dari pergulatan batin. Ibrahim berpikir,” dan kejam. Para sahabat seperti Bilal ditindih dengan batu besar yang panas di tengah
mengapa? Ibrahim membuang jauh-jauh pikiran itu. Bukan Ibrahim namanya jikalau beliau sengatan terik matahari siang, Yasir dibantai, dan seorang ibu yang bernama Sumayyah,
mempertanyakan kepada Allah“mengapa” atau“karena apa“karena orang yang mencintai ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang tombak.
tidak akan bertanya mengapa? Ibrahim hanya berpikir tentang putranya, apa yang harus Tak hanya itu, umat Islam di Mekah ketika itu juga diboikot untuk tidak mengadakan
beliau katakana kepada anak itu, saat beliau hendak membaringkannya di atas tanah untuk transaksi dagang. Akibatnya, bagaimana lapar dan menderitanya keluarga Rasulullah SAW.
disembelih? saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy, hingga beliau sekeluarga terpaksa memakan
Ibrahim mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas.
kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa. Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Lihatlah kepasrahan dan pengorbanan Ismail dan ayahnya Ibrahim mereka berlomba-lomba Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
untuk mendapatkan cinta Allah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan kasih sayang Pelajaran keempat adalah Mendidik Keluarga
Allah. Walaupun yang di korbankan adalah diri Ismail. Nabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. ibunya dan Siti hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh nabi
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah. Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak didikan dari Allah SWT
Sadarkah kita, bahwa saat ini kita sedang di ajari oleh seorang anak dan ayahnya tentang melalui wahyuNya.
makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal di kehidupan ini, Seorang anak dalam perkembangannya membutuhkan proses yang panjang, maka peran
Kata kurban dalam bahasa Arab berarti mendekatkan diri. Dalam fiqih Islam dikenal dengan orang tua dalam membentuk perilaku yang berakhlaq mulia sangat dibutuhkan, perhatian
istilah udh-hiyah, sebagian ulama mengistilahkannya an-nahr sebagaimana yang dimaksud sempurna kepada anak semenjak dari masa mengandung, melahirkan hingga sampai masa
dalam QS Al-Kautsar (108): 2, Kewajiban ini diberikan di pundak orang tua oleh agama dan hukum masyarakat. Karena
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“ seseorang yang tidak mau memperhatikan pendidikan anak dianggap orang yang
Akan tetapi, pengertian korban bukan sekadar menyembelih binatang korban dan mengkhianati amanah Allah. Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa Allah Swt. Pada hari
dagingnya kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Akan tetapi, secara filosofis, kiamat nanti akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang perlakuan
makna korban meliputi aspek yang lebih luas. mereka kepada anaknya.
Dalam konteks sejarah, dimana umat Islam menghadapi berbagai cobaan, makna
pengorbanan amat luas dan mendalam. Sejarah para nabi, misalnya Nabi Muhammad dan
para sahabat yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini memerlukan
pengorbanan. Sikap Nabi dan para sahabat itu ternyata harus dibayar dengan pengorbanan
yang teramat berat yang diderita oleh Umat Islam di Mekah ketika itu. Umat Islam disiksa,
ditindas, dan sederet tindakan keji lainnya dari kaum kafir Quraisy. Rasulullah pernah
ditimpuki dengan batu oleh penduduk Thaif, dianiaya oleh Ibnu Muith, ketika leher beliau
Sebelum kita lanjutkan kisah ini, nampak perlu ditegaskan bahwa pada dasarnya Allah
tetap Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah pasti tahu apa yang menyebabkan Nabi
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/03/16155/khutbah-idul-adha-1432-h-empat- menangis seperti itu. Tetapi Allah berkehendak untuk menampakkan cinta-Nya kepada
pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-as-dan-keluarganya/#ixzz4JoHj9hxW baginda Nabi sehingga Allah mengutus Jibril dengan tujuan menanyakan perihal tangis
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook Bejat Manakah sang Nabi. Seolah-olah Jibril adalah perantara sepasang kekasih, dimana Jibril diutus
Sang Maha Pengasih untuk menanyakan perihal Nabi Yang dikasihi-Nya.
Kita Dibanding Kaum Jahiliyah? Ini sejenak mengingatkan kita akan hikayat para Awliya’ Allah kelak di surga, di mana
Hadirin Jumah Rohimakumullah. sejumlah kitab Tasawwuf menyebutkan bahwa nanti di surga suatu ketika Allah
Dalam sebuah hadis riwayat Abdullah bin Amr bin Ash disebutkan bahwa suatu ketika berkenan mengirim surat melalui para Malaikat kepada Para Awliya yang
Rasulullah Saw membaca sejumlah ayat al-Quran, di antaranya Surah Ibrahim ayat 36: mengkabarkan tentang kerinduan Allah kepada para kekasih-Nya agar para wali itu
ٌ ُ‫غف‬
‫ور َر ِحي ٌم‬ َ َ‫صانِي فَإِنَّك‬ َ ‫اس فَ َم ْن تَبِعَنِي فَإِنَّهُ ِم ِنّي َو َم ْن‬
َ ‫ع‬ ً ِ‫ضلَ ْلنَ َكث‬
ِ َّ‫يرا ِمنَ الن‬ ْ َ ‫َربّ ِ إِنَّ ُه َّن أ‬ segera menghadap Allah untuk melepas kerinduan!
Yang kurang lebih artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah Tentu kita tidak boleh bertanya-tanya spt berikut ini: bukankah Allah Maha Kuasa
menyesatkan kebanyakan dari manusia. Maka barangsiapa yang mengikutiku, maka bahwa dalam hitungan masa kurang dari kedipan mata, Allah mampu menghadirkan
sesungguhnya mereka itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa mendurhakaiku para Kekasih-Nya untuk menghadap-Nya tanpa harus melalui perantara sepucuk surat
maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” yang dihantarkan oleh para Malaikat?
Kemudian Nabi Saw meneruskan membaca ayat yang lain yaitu surah al-Maidah ayat Itu semua adalah karena Allah berkehendak menampakkan cinta-Nya kepada para
118: kekasih-Nya dan memanggil mereka melalui sepucuk surat layaknya dua sejoli yang

‫يز ْال َح ِكي ُم‬


ُ ‫ت ْال َع ِز‬
َ ‫ِإ ْن ت ُ َع ِذّ ْب ُه ْم فَإِنَّ ُه ْم ِع َباد َُك َو ِإ ْن ت َ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم فَإِنَّ َك أَ ْن‬
sedang memadu kasih!
Hadirin Rohimakumullah
Yang artinya: “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
Kembali kepada hikayat hadis di atas, di mana setelah Nabi Saw membaca 2 ayat tadi
hamba-hamba-MU. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
lalu Nabi menangis tersedu-sedu dan Allahpun mengutus Malaikat Jibril untuk
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
menanyakan sebab-sebab tangisan suci baginda Nabi. Padahal Allah pasti Maha Tahu
Setelah Nabi Saw membaca dua ayat tersebut, tiba-tiba beliau menengadahkan muka
apa yang menjadikan Nabi menangis. Namun sekali lagi Allah berkehendak
sembari berdoa: Allahumma Ummati Ummati… (Wahai Allah Tuhanku, Bagaimana
menampakkan cinta-Nya kepada Nabi hingga Allah mengutus Jibril untuk keperluan
nasib ummatku?) (2 kali) dan kemudian Nabi menangis tersedu-sedu.
tersebut tadi.
Hadirin Rohimakumullah
Maka Jibril pun segera turun dari langit dan menjumpai Nabi sembari bertanya, “Wahai
Lebih lanjut berikutnya Allah memanggil Malaikat Jibril sembari Allah berfirman: “Wahai
Kekasih Allah, hal apakah yang membuatmu menangis tersedu-sedu seperti itu? Aku
Jibril, datangilah Muhammad dan tanyakanlah kepadanya: apa yang membuatnya
diutus oleh Allah untuk menanyaimu akan hal itu.” Maka Nabi lalu menjawab bahwa
menangis seperti itu?”
Beliau memikirkan nasib ummatnya setelah Beliau membaca dua ayat tentang kisah
Nabi Ibrahim dan Nabi Isa dengan ummatnya. Yaitu kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Isa telah dibinasakan oleh Allah karena kedua kaum itu memang tak lagi menyisakan
yang sempat memelas memohon kepada Allah untuk mengampuni segala kesalahan kebaikan sedikitpun. Mereka berlaku dhalim sedhalim dhalimnya di muka bumi. Maka
ummat mereka berdua yang selama itu masih enggan beriman kepada Allah. Allah pun kemudian membinasakan mereka tanpa tersisa sedikitpun. Lalu ternyata
Setelah Jibril mendapatkan jawaban Nabi, Jibril pun kembali menghadap Allah untuk Allah tidak membinasakan Kaum Kuffar Quraisy dan justru mengutus seorang Nabi
menghaturkan jawaban yang didapatkannya dari Nabi. Maka Allah kemudian berfirman, untuk mengajak mereka ke jalan yang lurus. Pertanyaannya adalah, mengapa Allah
“Wahai Jibril, kembali lah kepada Muhammad dan katakan kepadanya bahwa Aku membinasakan ummat terdahulu dan tidak membinasakan kaum jahiliyyah yang tidak
Allah akan selalu memenuhi keinginannya dan Aku akan selalu mengasihi ummat beradab itu?
Kekasihku yaitu Muhammad Saw. Menurut Al-Asfahany, jawabannya adalah karena sebenarnya kaum jahiliyah itu masih
Hadirin Rohimakumullah memiliki beberapa sifat yang baik, yaitu di antaranya bahwa kaum jahiliyah itu sangat
Dari pembacaan sekilas hikayat hadis itu, kita bisa menyimpulkan bahwa seperti itulah gigih menunjung tinggi harga diri dan mereka ternyata terkenal masih suka menutup
sikap Nabi dalam memikirkan ummatnya. Baru saja beliau membaca kisah Nabi aurat dan menjaga diri dari aib mereka sendiri.
Ibrahim dan Nabi Isa, beliau Rasulullah Saw langsung teringat nasib ummatnya Dari rangkaian kisah di atas dan pernyataan Al-Asfahany itu, sudah semestinya kita
sepeninggal beliau. Itulah Nabi kita, pembela ummatnya sepanjang masa. dapat menyimpulkan beberapa hal dalam sejumlah renungan berikut ini:
Maka tidak heran jika dalam suatu ayat, Allah menggambarkan sikap Nabi melalui 1. Lebih bejat manakah kita hari ini jika dibanding dengan kaum jahiliyah dulu?
sebuah firman: Bukankah mereka itu adalah kaum yang menjunjung tinggi harga diri mereka?
Sedangkan kita? Tidakkah kita sering dengan mudah menjual apa saja bagi
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istri memenuhi nafsu kita, termasuk juga menjual harga diri kita semurah-murahnya
Nabi adalah ibu-ibu ummatnya…” demi kepentingan duniawi sesaat? Bukankah kita semakin hari semakin disodori
Dari sini, kemudian kita ingat sebuah episode kisah yang lain, di mana digambarkan dengan tontonan-tontonan media yang super vulgar atau bacaan-bacaan tidak
bahwa suatu ketika Malaikat Jibril datang menemui Nabi karena Jibril melihat betapa senonoh seperti “Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran” yang amoral itu? Yang
kaum kuffar Quraisy berulangkali menyakiti baginda Rasul dan enggan beriman terang-terangan menyatakan bolehnya hubungan intim di luar pernikahan asal suka
kepadanya. Jibril pun berkata kepada Nabi, “Berkenankah engkau jika aku angkat sama suka? Atau bukankah kita akhir-akhir ini disuguhi foto-foto sejumlah siswa
gunung-gunung itu untuk aku timpakan kepada mereka yang menyakitimu dan enggan sekolah menengah tengah memadu kasih dengan disaksikan oleh puluhan
beriman kepada Allah dan kepadamu?” Nabi dengan tegas menjawab, “Jangan, wahai temannya yang bersorak sorai seolah menyaksikan sebuah tontonan yang
saudaraku Jibril, aku berharap jika mereka belum beriman hari ini, maka semoga kelak menakjubkan?
mereka atau anak cucu mereka segera bersedia untuk beriman”. 2. Jika kita hari ini lebih bejat daripada kaum jahiliyah, lalu kemudian Malaikat Jibril
Hadirin Rohimakumullah turun ke bumi untuk mengangkat sejumlah gunung dan akan ditimpakan kepada kita
Berikutnya marilah kita telaah pernyataan Imam Al-Asfahany dalam kitabnya Adz
Dzari’ah yang menyatakan bahwa kaum-kaum terdahulu seperti Kaum Ad dan Tsamud
yang sudah berlumuran dosa ini, maka siapa lagi yang mungkin akan mencegah
Jibril seperti Nabi dulu pernah mencegahnya?

Hadirin Rohimakumullah
Renungan-renungan seperti itu atau mungkin yang lebih dalam lagi, haruslah selalu
kita lakukan terutama ketika kita melihat sejumlah bencana di sekeliling kita yang kian
hari kian menyeruak di mana-mana.
Kecuali bahwa bencana itu memang dimaksudkan Allah untuk menguji kesabaran dan
keimanan kita, namun tidakkah mungkin bahwa bencana-bencana itu adalah untuk
memperingatkan diri kita?
Allah berfirman dalam surah Ar-Rum ayat 41:

“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan
mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.”
‫ َوتَقَب َّْل مِ نّ ِْي َومِ ْن ُك ْم ت ََِل َوتَهُ ِإنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬،‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَعَن ِْي َو ِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه مِ نَ اْآليَا‬
ِ ‫ِي َولَ ُك ْم ف ِْي القُ ْر‬
ْ ‫اركَ هللاُ ل‬
َ َ‫ب‬
َّ ‫ار َح ْم َوأ َ ْنتَ أ َ ْر َح ُم‬
َ‫الراحِ مِ يْن‬ ْ ‫ َوق ُ ْل َربّ ِ ا ْغف ِْر َو‬،‫الرحِ ْي ُم‬ َّ
Pertama, kesinambungan generasi yang shalih. Belajar dari profil kehidupan Nabi
Ibrahim as membuat kita harus memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
kesinambungan generasi shalih yang dapat memperjuangkan tegaknya nilai-nilai
kebenaran. Hal ini karena ketika usia Nabi Ibrahim as sudah semakin tua, kerinduannya
pada generasi pelanjut perjuangan menjadi semakin besar dan iapun terus berdoa agar
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. Allah SWT menganugerahkan kepadanya keturunan yang shalih. Kondisi generasi muda
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah. kita sekarang boleh dibilang cukup memprihatinkan. Kasus-kasus perzinaan, pemerkosaan,
Pada hari ini, di pagi yang berbahagia ini, jutaan manusia mengumandangkan takbir, tahlil pembunuhan, perkelahian, pencurian, narkoba, AIDS, dan berbagai kasus kriminal lainnya
dan tahmid, sebagai proklamasi internasional atas kebesaran dan keagungan Allah, Rabbul adalah kasus-kasus yang banyak dilakukan oleh generasi muda.
‘alamin, Pencipta dan Penguasa tunggal alam semesta. Dia-lah satu-satunya yang berhak Oleh karena itu, satu hal yang harus kita ingat bahwa anak merupakan anugerah sekaligus
disembah, dipuji dan dipuja. amanah. Disebut anugerah karena manusia tidak mampu dan tidak akan bisa menciptakan
Proklamasi akbar ini dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati dua momentum anak. Sebagai orang tua kita harus ingat bahwa anak itu bukan buatan kita, kita hanyalah
(peristiwa) penting, yang menunjukkan kesatuan dan persatuan yang diikat sebab bagi lahirnya sang anak, karena itu tidak sedikit suami- istri yang sudah lama
oleh aqidah Islamiyah. Pertama, di kawasan Makkatul Mukarramah berkumpul kaum berumah tangga dan mendambakan lahirnya sang anak belum juga lahir anak yang
Muslimin dari seluruh penjuru dunia guna melaksanakan ibadah haji. Mereka berkumpul didambakan itu karena anak itu bukan ia yang mencipta.
tanpa dibedakan bahasa, bangsa, status sosial, dan warna kulit. Kedua, di setiap sudut dari Di samping itu tidak sedikit orang tua yang menginginkan punya anak laki-laki tapi yang
lima benua di dunia ini, serentak dilakukan shalat ‘Idul Adha dan penyembelihan hewan lahir ternyata perempuan atau menginginkan anak perempuan tapi yang lahir justru anak
qurban. laki-laki, begitulah seterusnya. Sebagai anugerah dari Allah SWT, maka setiap orang tua
Setiap kali kita mengenang dua peristiwa penting ini, kita tidak pernah lupa kisah manusia harus mensyukuri kehadiran sang anak, apapun jenis kelaminnya dan bagaimanapun
agung yang diutus oleh Allah SWT untuk menjadi Nabi dan Rasul, yakni Nabi Ibrahim as keadaan anak itu. Hal lain yang harus mendapat perhatian kita dalam kaitan dengan anak
beserta keluarganya, Hajar dan Ismail as. Keagungan pribadinya membuat kita, bahkan sebagai generasi pelanjut adalah bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT yang
Nabi Muhammad Saw, harus mampu mengambil keteladanan darinya. Allah SWT tidak boleh disia-siakan. Anak selanjutnya harus dididik dengan sebaik-baiknya
berfirman: sebagaimana Nabi Ibrahim dan Hajar telah mendidik anaknya Ismail dengan sedemikian
َ ‫َت لَ ُك ْم أُس َْوة ٌ َح َسنَةٌ فِي ِإب َْرا ِه‬
ُ‫يم َو َّالذِينَ َم َعه‬ ْ ‫قَ ْد كَان‬ baik. Sebagai seorang ibu, Hajar memberikan perhatian kepada anaknya Ismail dengan
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang begitu baik sehingga ia harus berlari bolak balik dari shafa ke marwa untuk mencari air
yang bersamanya”. (QS Al-Mumtahanah: 4). minum. inilah yang kemudian disebut dengan sa’i dari shofa ke Marwa. Di samping itu,
Dari sekian banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim beserta keluarga dan dari Allah SWT juga mengabadikan perhatian dari orang tua yang begitu besar kepada anaknya
pelaksanaan ibadah haji yang sedang berlangsung di Tanah Suci, Makkah al-Mukarramah, dengan apa yang disebut dengan hijr Ismail, yang berarti pangkuan Ismail, suatu tempat
paling tidak ada ada empat pelajaran yang sangat penting. yang begitu mulia yang di situlah dahulu Ismail dipangku, diasuh, dididik dan dibesarkan
oleh ibunya yaitu Hajar.
Untuk bisa melahirkan generasi yang shalih, yang harus shalih terlebih dahulu adalah kita selalu menggunakan pakaian secara jasmaniah seperti baju, celana, gamis, sarung dan
sebagai orang tuanya. Bagaimana bisa orang tua mendambakan anaknya menjadi shalih sebagainya. Namun, pakaian yang paling baik adalah taqwa. Karenanya betapa hina
bila ia sendiri tidak shalih? Mendidik anak harus dimulai dengan keteladanan yang baik, manusia yang tidak bertaqwa dalam hidupnya di dunia ini meskipun pakaian jasmani yang
karenanya bagaimana mungkin orang tua bisa mendidik anak-anaknya dengan baik kalau dimiliki dan dikenakannya sangat bagus dengan harga yang sangat mahal sekalipun.
ia tidak menjadi contoh yang baik. Tak cukup hanya bisa memberi contoh yang baik. Tapi Dalam kondisi masyarakat dan bangsa yang sulit, seharusnya ketaqwaan yang diperkokoh,
harus menjadi contoh yang baik. karena dengan ketaqwaan akan ada jalan keluar dari setiap persoalan, termasuk persoalan
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. ekonomi sedangkan bila banyak urusan yang sulit dilaksanakan, maka Allah SWT akan
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. memudahkannya.
Kedua, menjauhi segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
kebaikan. Hikmah yang harus kita tangkap dari profil Nabi Ibrahim dan keluarganya serta Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
dari ibadah haji yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin sekali seumur hidupnya adalah Ketiga, selalu istiqamah. Profil Nabi Ibrahim as dan keluarganya memberikan pelajaran
menjauhi segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk kebaikan. Kaitan ibadah kepada kita semua akan keharusan mempertahankan dan memperkokoh jati diri sebagai
haji bukan hanya bagi mereka yang sedang atau sudah menunaikan ibadah haji, tapi seorang mukmin yang selalu berusaha untuk berada pada jalan hidup yang benar, apapun
seluruh kaum muslimin terkait dengannya. Karenanya kemarin kita disunnahkan tantangan, keadaan dan bagaimanapun situasi serta kondisinya. Begitulah memang yang
untuk puasa Arafah yang terkait langsung dengan wuquf di Arafah bagi sekitar empat juta telah ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya dengan hujjah, argumentasi atau
jamaah haji. Oleh karena itu bila ibadah haji yang hanya berlangsung beberapa hari para alasan yang kuat. Dalam sejarah Nabi Ibrahim kita dapati beliau menghancurkan berhala-
jamaah harus membekali dirinya dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, apalagi dengan berhala yang biasa disembah oleh masyarakat di sekitarnya, saat itu Ibrahim adalah
kehidupan kita yang berlangsung bertahun-tahun, Allah SWT berfirman: seorang anak remaja, hal ini tercermin dalam firman Allah SWT yang menceritakan soal ini:
َّ ُ‫ض فِي ِه َّن ْال َح َّج فَ ََل َرفَثَ َو َال فُسُوقَ َو َال ِج َدا َل فِي ْال َح ّجِ َو َما ت َ ْفعَلُوا مِ ْن َخي ٍْر يَ ْعلَ ْمه‬
‫َّللاُ َوت َزَ َّودُوا فَإ ِ َّن َخي َْر‬ َ ‫ْال َح ُّج أ َ ْش ُه ٌر َم ْعلُو َماتٌ فَ َم ْن فَ َر‬ َ‫يرا لَ ُه ْم لَعَلَّ ُه ْم إِلَ ْي ِه َي ْر ِجعُون‬ َّ َ‫(قَالُوا َم ْن فَعَ َل َهذَا بِآ ِل َه ِتنَا ِإنَّهُ لَمِ ن‬59) ُ‫سمِ ْعنَا فَتًى َي ْذ ُك ُر ُه ْم يُقَا ُل لَه‬
ً ‫(فَ َجعَلَ ُه ْم ُجذَاذًا ِإ َّال َك ِب‬58) َ‫الظالِمِ ين‬ َ ‫قَالُوا‬
ِ ‫ون يَاأُولِي ْاۡل َ ْلبَا‬
‫ب‬ ِ ُ‫(الزا ِد الت َّ ْق َوى َواتَّق‬197)
َّ ‫( ِإب َْراهِي ُم‬60)
Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam “Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang
bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh mengerjakan rafats (perkataan maupun terbesar dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
perbuatan yang bersifat seksual), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa Mereka berkata: Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami,
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim”. Mereka berkata: Kami dengar ada
mengetahuinya. Dan berbekallah kamu, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, namanya Ibrahim”. (QS Al-Anbiya’: 58-
dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS Al-Baqarah: 197) 60).
Taqwa yang menjadi bekal untuk menjalani kehidupan ini merupakan sesuatu yang sangat Untuk mempertahankan jati diri yang luhur itu, Ibrahim bahkan siap untuk terus berjuang
penting, karenanya taqwa harus selalu melekat dalam jiwa setiap muslim. Itu sebabnya sampai mati meskipun harus berjuang di wilayah yang lain, ia menyebut dirinya sebagai
taqwa disebut dengan istilah libasut taqwa (pakaian taqwa), karena taqwa menjadi pakaian orang yang pergi kepada Allah SWT, Tuhannya yang Esa.
rohani manusia, sedangkan ke mana pergi, bahkan di manapun manusia berada ia harus Dalam hal ini Nabi Ibrahim menyatakan di hadapan orang-orang kafir:
‫ِين‬ َ ‫(وقَا َل ِإنِّي ذَاهِبٌ ِإلَى َر ِبّي‬99)
ِ ‫سيَ ْهد‬ َ Keempat, waspada terhadap godaan-godaan syaitan. Ini merupakan pelajaran penting
“Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan dari sekian banyak hikmah dari kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya serta dari ibadah
memberi petunjuk kepadaku.” (QS Ash-Shaaffat: 99). haji yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Hal ini karena ketika manusia ingin menjadi
Oleh karena itu, Jati diri luhur yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as tidak hanya saat ia muslim yang sejati, kendala besar yang akan dihadapinya adalah godaan-godaan syaitan.
masih muda belia. Tapi bandingkanlah dengan suatu peristiwa yang amat menakjubkan, Karena itu, Allah SWT berfirman:
saat Ibrahim diperintah oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya Ismail, saat itu Ibrahim َ ‫طا ِن ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬
ٌ‫عد ٌُّو ُمبِين‬ َ ‫ت ال َّش ْي‬ ُ ‫س ِْل ِم كَافَّةً َو َال تَتَّبِعُوا ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬ ّ ‫(يَاأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي ال‬208)
sudah sangat tua, sedangkan Ismail adalah anak yang sangat didambakan sejak lama. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan
Maka Ibrahim pun melaksanakan perintah Allah SWT yang terasa lebih berat dari sekedar janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang
menghancurkan berhala-berhala di masa mudanya. Ini menunjukkan kepada kita bahwa nyata bagimu”. (QS Al-Baqarah: 208).
Ibrahim memiliki idealisme dari muda sampai tua dan inilah yang amat dibutuhkan dalam Oleh karena itu kewaspadaan dan perlawanan kita terhadap godaan syaitan harus selalu
kehidupan di negeri kita, jangan sampai ada generasi yang pada masa mudanya membara. Ibrahim, Hajar dan Ismail berusaha mengusir syaitan melempari dengan batu
menentang kezaliman, tapi ketika ia berkuasa pada usia yang lebih tua justru ia sendiri yang kemudian dilambangkan dalam ibadah haji dengan melontar jumroh. Ini juga berarti
yang melakukan kezaliman yang dahulu ditentangnya itu, jangan sampai ada generasi yang setiap muslim harus kuat permusuhannya kepada syaitan meskipun harus dengan
semasa muda menentang korupsi, tapi saat ia berkuasa atau dipercaya menjadi pegawai, bersusah payah sebagaimana jamaah haji mau bersusah payah saat melontar jumroh.
pejabat atau wakil rakyat di usianya yang sudah semakin tua justru ia sendiri yang Bahkan melontar jumrah diakui oleh para jamaah haji sebagai rangkaian ibadah haji yang
melakukan korupsi padahal dahulu sangat ditentangnya. paling berat dengan risiko yang paling besar. Untuk itulah, di dalam Islam kita sangat
Dalam kehidupan kita sekarang, kita dapati banyak orang yang tidak mampu ditekankan untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dari godaan-godaan syaitan,
mempertahankan idealisme atau dengan kata lain tidak istiqomah sehingga apa yang sehingga untuk membaca Al-Quran yang sudah jelas-jelas baik, kita tetap harus berlindung
dahulu diucapkan tidak tercermin dalam langkah dan kebijakan hidup yang ditempuhnya, kepada Allah SWT dari gangguan syaitan dengan membaca ta’awudz. Namun yang amat
apalagi bila hal itu dilakukan karena terpengaruh oleh sikap dan prilaku orang lain yang disayangkan adalah banyak di antara kita yang untuk membaca Al-Quran berlindung
tidak baik. Rasulullah Saw mengingatkan: kepada Allah dari gangguan syaitan, tapi untuk berdagang tidak, untuk ke kantor tidak,
َ‫الَت َ ُك ْونُ ْوا اِ َّمعَةً تَقُ ْولُ ْون‬: ‫سا ُء ْوا ا َ ْن‬
َ َ ‫اس ا َ ْن تُحْ ِسنُ ْوا َوا ِْن ا‬ َ ْ‫س ُك ْم اِ ْن اَح‬
ُ َّ‫سنَ الن‬ ّ ِ ‫ظلَ ْمن ََاولك ِْن َو‬
َ ُ‫طنُ ْوااَ ْنف‬ َ ‫ظلَ ُم ْوا‬
َ ‫س َّن َاوا ِْن‬ ُ َّ‫سنَ الن‬
َ ْ‫اس اَح‬ َ ْ‫ا ِْن اَح‬ untuk ke parlemen tidak, untuk ke istana tidak, untuk berumah tangga tidak dan begitulah
‫الَت َْظ ِل ُم ْوا‬. seterusnya, akhirnya banyak di antara kita mengikuti godaan setan saat di pasar, di kantor,
“Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan. Kamu berprinsip kalau orang lain baik, di gedung DPR, di jalan, di hotel dan di tempat-tempat lainnya.
kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim. Perlu diketahui bahwa di akhirat nanti Syaitan tidak mau disalahkan oleh manusia, tapi
Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan manusia itulah yang harus menyalahkan dirinya sendiri. Allah SWT menceritakan masalah
maka berbuatlah kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan maka janganlah ini dalam firman-Nya:
kamu turut melakukannya.” (HR. Tirmidzi). “Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu. telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah. tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu melainkan
(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu Ahzab angkara murka. Ya Allah, hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan Agama-
mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan Mu, yang menghina Kitab-Mu, Yang mempermainkan Syariat-Mu. Baik yang ada di Mesir,
kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan di Suriah, di Iraq, di negeri-negeri Arab, maupun yang ada di sini, di timur dan Barat.
perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”.Sesungguhnya orang- Ya Allah persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan
orang yang zalim itu mendapat siksa yang pedih”. (QS 14:22). Agama-Mu. Dan, karuniakanlah kepada kamu keberkahan dari langit dan bumi.
Demikianlah Nabi Ibrahim beserta keluarganya telah memberi contoh kepada kita semua, Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin…3X
yang kisahnya selalu kita peringati setiap tahun sekali. Kini, marilah kita dengar apa pesan Ya Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah, lindungi kami,
Nabi Ibrahim di akhir hayatnya: masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Setan. Jangan
َ‫طفَى لَ ُك ُم ال ّدِينَ َف ََل ت َ ُموت ُ َّن ِإ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َ ‫ص‬ َّ ِ‫صى بِ َها ِإب َْرا ِهي ُم َبنِي ِه َويَ ْعقُوبُ َيابَن‬
َ َّ ‫ي إِ َّن‬
ْ ‫َّللا ا‬ َّ ‫( َو َو‬132) segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini.
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berpesan kepada anak-anaknya, begitu pula nabi Ya’qub: Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan musibah,
‘Wahai anak-anakku sesungguhnya Allah telah memilih untuk kamu agama (Islam) ini, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit.
maka janganlah kalian mati kecuali kalian benar-benar menjadi orang Islam”. (Al-Baqarah: Tolong dan lindungi mereka yang ditimpa musibah. Anugerahkan kebahagiaan kepada
132). mereka. Siramilah mereka dengan rizki yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh berkah.
‫ هللا أكبر وهلل الحمد‬،‫ الَ إ َلهَ ِإالَّ هللا وهللا أكبر‬،‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬ Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan menyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
ْ ‫ َر َّبنَا َال ت ُ ِز‬،‫وف َرحِ ي ٌم‬
‫غ‬ ٌ ‫ان َو َال ت َجْ َع ْل فِي قُلُوبِنَا غ اَِل لِلَّذِينَ َءا َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َر ُء‬ َ َ‫الَّل َه َّم ا ْغف ِْر لَنَا َول َِوا ِل ِد ْينَا َو ِ ِإل ْخ َوا ِننَا الَّذِين‬
ِ ْ ‫سبَقُونَا ِب‬
ِ ‫اإلي َم‬ Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah di
ُ‫قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا مِ ْن لَ ُد ْنكَ َرحْ َمةً إِنَّكَ أ َ ْنتَ ْال َو َّهاب‬ jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan saudara- demi membela syariat-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu
saudara kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. yang beriman dan bertaqwa.
Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Ya Allah, lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan
Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur dan
sayang-Mu. Kami takut azab-Mu, karena azab-Mu sangat pedih. amanah, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, menerapkan
Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan Syariat-Mu, dan membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhai.
Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jagalah Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami,
kami dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan cabut nyawa kami dan umat kami dari badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.
kecuali kami dalam kondisi benar-benar beragama Islam. Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan
Ya Allah, Engkau yang menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang tetapkan hati kami di atas agama-Mu.
menenggelamkan dunia, Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api Ya Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah
menyala, Engkau yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Engkau yang amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal
menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Engkau yang menyelamatkan Nabi kami. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya.
Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan Aamiin.. aamiin ya Rabbal ‘alamin..
Saat ini kita berada di bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia ialah
bulan Agustus. Disebutkan dalam Pembukaan UUD ‘45, atas berkat rahmat
Allah SWT yang telah mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu sehingga kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia tidak saja dinikmati
kemerderkaannya. Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan hadiah dari Belanda, oleh orang asing, tapi dinikmati oleh bangsa sendiri.
dan Jepang, tapi kemerdekaan ini ditebus oleh seluruh rakyat Indonesia dengan Maka koreksi kepada kita sendiri, apakah benar-benar bangsa Indonesia
cucuran air mata dan tetesan darah. Pada saat itu rakyat Indonesia bersatu sudah menjadi bangsa yang bersih, dipimpin oleh pemimpin yang bersih, jujur,
untuk menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia, mereka tidak pernah dan yang benar-benar memikirkan rakyat kecil yang sengsara?. Ini merupakan
berpikir apakah istrinya akan menjadi janda, anaknya akan menjadi sebuah pertanyaan besar, apakah seluruh kekayaan bangsa Indonesia benar-
benar sudah dinikmati oleh rakyat kecil. Apakah kekayaan alam ini dinikmati
oleh investor-investor bersama-sama oleh pejabat negara?.
Kalau di dalam pembukaan undang-undang Dasar 45, kita sudah komitmen
bahwa kemerdekaan ini atas berkat rahmat Allah SWT. Bagaimana sejarah telah
menunjukan bambu runcing dapat mengalahkan penjajah Belanda dengan
senjata-senjata moderennya. Ini semua di samping perjuangan dan keikhlasan
anak bangsa ini, juga berkat rahmat yang diberikan Allah kepada bangsa
Indonesia yang harus kita syukuri bersama.

Allah SWT berfirman,

artinya :“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,


pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
yatim, hal itu tidak terpikir oleh pejuang-pejuang bangsa, yang terpikir disebabkan perbuatannya” (QS. 7 Al-‘Araaf 96).
hanya merdeka…!.
Hendaknya kita yang sedang menikmati kemerdekaan ini, harus banyak Kalau bangsa Indonesia yang sudah 71 tahun merdeka, semestinya bangsa
mengkoreksi diri, karena berkat jasa-jasa para pahlawan yang telah berpulang Indonesia sudah menjadi bangsa yang besar, bangsa yang mulia, bangsa yang
ke rahmatullah kita merdeka. Mereka mengorbankan darahnya demi sejahtera. Tetapi nyatanya bangsa Indonesia belum menjadi bangsa yang
kemerdekaan bangsa Indonesia agar terlepas dari cengkraman penjajahan. besar, karena ketergantungan kepada bangsa lain,
Supaya Indonesia, dipimpin oleh bangsanya sendiri yang bersih dan jujur,
Oleh sebab itu Pemerintah marilah kita sama-sama mengekang perut, Ada kisah seorang wanita dari golongan Al-Mahzumiyah kedapatan
tutup hutang lama, jangan memulai hutang baru. Negara Republik Indonesia mencuri, tokoh-tokoh Quraisy Arab bingung, karena wanita ini termasuk dari
yang merupakan anugrah dari Allah SWT, yang nikmat dan kekayaannya begitu golongan bangsawan yang berjasa terhadap agama, kemudian di saat tokoh-
berlimpah ruah, mestinya tidak pantas menjadi negara yang banyak hutang dan tokoh Quraisy itu bingung, mereka bermusyawarah, maka mengutus Husama
menjadi negara yang miskin, seandainya dikelola dengan penuh amanah. bin Zaid untuk menghadap kepada Rasulullah SAW meminta supaya si wanita
Sebagaimana firman Allah SWT : itu tidak dihukum dengan potong tangan. Setelah Husama dihadapan Rasulullah
SAW, kemudian menceritakan tentang wanita yang mencuri ini, mendengar
ucapan Husamah, muka Rasulullah SAW merah (menunjukan Beliau itu marah).
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada Kemudian Beliau bersabda : “Wahai Husamah telah hancur bangsa-bangsa
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum sebelum kamu, karena apabila yang mencuri itu orang besar, seluruhnya tutup
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah mulut, tetapi kalau yang mencuri rakyat kecil, semuanya berteriak tegakkan
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah kebenaran dan keadilan”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, yang artinya
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. 4 An-Nisaa 58). : “Wahai Husamah demi Allah, sendainya anak saya yang bernama Fatimah itu
Dalam ayat ini Allah memerintahkan supaya memberikan amanah mencuri, pasti saya potong tanganya”. Jadi teori yang mengatakan kedudukan
kepada ahlinya. Amanah itu banyak macamnya; titipan, ilmu merupakan manusia di depan hukum itu sama, bukanlah orang Eropa dan Amerika
amanah, anakpun merupakan amanah, harta, juga kedudukan, jabatan yang melainkan Rasulullah SAW.
dimaksud dalam ayat ini juga merupakan amanah, berikanlah kedudukan dan Di sinilah Allah SWT mengingatkan kepada kita semua, apakah kita ini
jabatan itu kepada ahlinya, mulai dari pejabat yang sekecil-kecilnya sampai sudah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah?. Dengan adanya
kepada yang sebesar-besarnya. Dari mulai pemilihan kepala desa, camat, musibah, bencana dan kesulitan datang silih berganti tak pernah berhenti di
bupati, gubernur, menteri, sampai pemimpin negara, berikanlah kepada yang tengah-tengah bangsa Indonesia hendaklah kita berfikir.
pantas dan serahkan jabatan kepada yang betul-betul ahlinya, yang amanah, Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman
terpercaya, dan jujur, jangan sampai jabatan ini diduduki oleh orang-orang
yang berkhianat, yang hanya menumpuk kekayaan untuk kepentingan
pribadinya, sehingga rakyatnya menjadi sengsara. Dan juga apabila yang artinya : “Orang-orang yang telah ditetapkan oleh Allah dipermukaan
menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah tetapkan hukum dengan adil, bumi ini, Allah yang telah memberikan tempat, kedudukan dan jabatan kepada
tanpa membeda-bedakan manusia. mereka, apakah mereka itu menegakan shalat, apakah mereka itu
Jamaah jumat rm mengeluarkan zakat, apakah mereka itu menyuruh kepada kebaikan, dan
mencegah kemungkaran”.
Bagi pemimpin-pemimpin bangsa, tentunya yang beragama Islam pertama kali
tegakan shalat dan keluarkan zakatnya wahai pemimpin-pemimpin bangsa.
Kemudian sebagai pemimpin dari sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-
besarnya kewajiban, utamanya menegakan keadilan dan mencegah
kemungkaran, apakah pemimpin-pemimpin sudah melaksanakan apa yang
dipesan oleh Al Qur’an?
Al-Qur’an memesankan lagi

yang artinya : “Barang siapa menetapkan hukum bukan dengan hukum Allah
itulah orang-orang yang kafir, barang siapa yang mentetapkan hukum bukan
dengan hukum Allah itulah orang-orang yang zhalim, dan termasuk juga orang-
orang yang fasik”. (QS. 5 Maidah : 44-45-47)
Marilah kita yang sudah merdeka selama 71 tahun ini mengoreksi diri, benarkah
kita sudah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah, baik para pemimpin
SWT dengan menjalankan semua perintah-perintah-Nya dan
bangsa maupun rakyatnya, benarkah sudah menjauhi apa yang dilarang oleh menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan hendaknya kita selalu
Allah, baik pemimpinnya maupun rakyatnya, kalau negara ini ingin menjadi bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah
negara yang makmur dan diridhai Allah SWT.
diberikan kepada kita semua dalam menjalani kehidupan
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan taufiq dan hidayahnya kepada
berbangsa dan bernegara ini.
para pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi orang-orang yang
sholeh dan solehah yang selalu menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia
manjauhi apa yang dilarangNya, sehingga membawa bangsa ini ke jalan yang adalah nikmat Kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak
diridloi oleh Allah SWT. bisa diukur dengan harta benda. Banyak orang bersedia
mengorbankan apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka.

Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran


dan kontribusi para ulama, dan para pahlawan muslim begitu besar
dan menentukan dalam perjuangan melawan penjajah, meraih terkena lemparan granat atau tembakan para penjajah. Dengan
kemerdekaan. Kontribusi mereka yang sangat bernilai di mata kemerdekaan pula kita bisa beribadah dengan tenang dengan
bangsa ini harus dijadikan semangat mengukir prestasi. Saatnya khusyuk tanpa rasa khawatir akan adanya bombardir pesawat
kita menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani penjajah. Dengan kemerdekaan pula kita bisa bercengkerama
perjuangan para ulama dan pahlawan negeri ini, meneruskan dengan keluarga, dengan istri ataupun anak-anak kita. Sungguh,
perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju kemerdekaan adalah nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah
kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya. kepada Negara kita.
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah
70 tahun yang lalu bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia telah berumur 70 tahun, tentu ini bukan
kemerdekaannya, ini semua merupakan nikmat serta berkah dari umur yang muda dalam bentangan sejarah. Tetapi patut
Allah SWT, yang harus disyukuri. Sebagaimana ditegaskan dalam disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari penjajahan Belanda
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi; “Atas selama 350 tahun ditambah 3,5 tahun oleh Jepang dahulu, Kini
berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh masih sebatas baru dikenang, belum sepenuhnya disyukuri oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, mayoritas anak bangsa.
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan 70 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang pendek, sesuai
dan beberapa hari yang lalu kita peringati, adalah berkat Rahmat umur rata-rata manusia. Namun kemerdekaan hakiki bangsa ini
Allah masih belum menjadi bukti. Memperingati kemerdekaan bukan
sekadar perayaan seremonial saja, juga bukan sekadar semarak
Kemerdekaan adalah nikmat yang sangat besar yang diberikan warna-warni bendera dan umbul-umbul, juga tidak sekadar aneka
Allah kepada Negara kita. Karena dengan adanya kemerdekaan, lomba yang kurang mendidik.
kita masih bisa menghirup udara segar sampai saat ini. Andaikan
belum merdeka, entah apakah kita masih hidup atau sudah mati
Kita bisa lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
memaknai kemerdekaan hanya sebatas penciptaan suasana ramai, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
meriah, dan gebyar dengan hura-hura dan foya-foya. Sebaliknya, Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
semangat juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan. berbuat baik.” (Al-Ankabut: 70)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi Kemerdekaan Indonesia yang begitu susah payah diraih, ternyata
kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang sering dimaknai sebatas romantisme sejarah semata. Karena hari
telah Allah syari’atkan dan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan ini kita lihat dan rasakan, 70 tahun hanyalah peralihan dari satu
belum pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah satu, penjajahan kepada berbagai penjajahan lainnya. Betapa tidak,
kita akan menghadapi penjajah yang lain. Bung Karno pernah dahulu para pahlawan kita hanyalah menghadapi penjajahan
mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, militer. Tetapi sekarang, bangsa Indonesia menghadapi multi
tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu penjajahan, dari penjajahan ekonomi, budaya, moral, sampai
sendiri.” pemikiran. Bahkan bentuk penjajahan seperti ini lebih besar
bahayanya daripada penjajahan militer, karena bahaya yang
Hari kemerdekaan Indonesia ke-70 menarik untuk kita renungkan. ditimbulkan jauh lebih komplek dan berdaya rusak tinggi. Bukan
Sebuah kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya fisik yang dirusak, tetapi pola pikir. Itulah yang dinamakan ghazwul
kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa adanya fikri (perang pemikiran).
perjuangan, perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya
kebersamaan dan persaudaraan, persaudaraan tidak mungkin Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini kita belum bisa
tercapai tanpa ketulusan, dan ketulusan tidak akan berfaedah tanpa melepaskan krisis dan ketergantungan kepada utang luar negeri.
didasari ilmu. Allah SWT berfirman: Bidang budaya, identitas keislaman dan ketimuran bangsa
Indonesia terlebur dengan budaya Barat. Dalam bidang moral,
َ‫ٱلِل لَ َم َع ٱلمـُحْ ِسنِيْن‬ ُ ‫َوٱلَّذِينَ ٰ َج َهدُواْ فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّ ُهم‬
َ َّ ‫سبُلَنَا َوإِ َّن‬ mulai anak TK sampai mahasiswa, masyarakat sampai pejabat,
tidak jarang kita saksikan pemandangan biasa dari tradisi tawuran ‫لئن شكرتم ۡلزيدنكم‬
korupsi, pornografi, pornoaksi, bahkan bangga menjadi lesbi, waria,
dan wanita tuna susila. Maka benarlah apa yang disabdakan “Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (kenikmatan
Rasulullah SAW: tersebut) kepada kalian.” (Ibrahim: 7)
Maka menjadi pilihan bagi kita, apakah kita akan mengikuti zaman
‫ش ٌّر ِم ْنهُ َحتَّى تَلَقَّ ْوا َربَّ ُك ْم‬
َ ُ‫ِي بَ ْع َده‬ ٌ ‫صبِ ُر ْوا فَإِنَّهُ َال يَأْتِ ْي َعلَ ْي ُك ْم زَ َم‬
ْ ‫ان إِ َّال الَّذ‬ ْ ِ‫ا‬ dengan warna kemaksiatan dan menjadi budak zaman? Atau justru
mewarnai zaman dengan warna keshalihan dan menjadi manusia
“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada merdeka yang terbebas dari nafsu dunia, yang hanya
kalian sebuah zaman, kecuali zaman tersebut lebih rusak dari menghambakan kepada Allah Taala? Itulah sejatinya tugas
sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan kalian.”(HR. Bukhari). manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, untuk mewarisi bumi
Dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri dan memakmurkannya dengan aturan dan celupan Allah
sebagai hamba Allah yang taat dan beradab, bersuka ria tanpa
harus lupa dari semangat kemerdekaan hakiki. Oleh karena itu, ‫صبغة هللا ومن أحسن من هللا صبغة ونحن له عابدون‬
sejatinya seorang muslim seharusnya mensyukuri nikmat
kemerdekaan bukan sekadar mengenang kemerdekaan. “Celupan (agama) Allah. Siapa yang lebih baik celupannya
Kemerdekaan adalah kenikmatan dari Allah. Setiap nikmat itu daripada Allah? Dan kepada–Nya kami menyembah.” (Al-Baqarah:
menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya. Kita sering 138)
menginginkan nikmat, padahal rahasia yang bisa mengundang Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
nikmat adalah syukur atas nikmat yang ada. Kalau sekadar Perjuangan panjang para pendahulu bangsa ini yang notabene
mengenang, hanya membuat kita terlena dengan romantisme mayoritas kaum muslimin, berjuang melawan penjajah, di bawah
sejarah, sedang bersyukur merupakan gairah pengundang teriakan takbir mereka melawan kaum kafir, di bawah bendera Laa
kenikmatan yang lebih besar. Ilaaha Illallah mereka berkorban jiwa dan raga, banyak dari mereka
yang menjadi syuhada’. Sehingga Allah SWT memberikan nikmat Kalimat ”Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi” bisa
kemerdekaan kepada bangsa ini. berarti suatu bentuk kemerdekaan dari penjajahan. Ada empat
Umat Islam yang berjumlah mayoritas di negeri ini sudah strategi yang harus dilaksanakan dalam mengisi kemerdekaan ini:
seharusnya mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Pertama, iqamatus shalah (mendirikan shalat)
Mensyukuri kedaulatan dengan pembangunan dan persatuan. Ini Mendirikan shalat dalam rangka membangun moralitas dan akhlaq
menjadi bukti penghargaan kepada para pendahulu bangsa ini, mulia.
sekaligus agar Allah SWT menambah nikmat-nikmatnya kepada
bangsa ini. Bukankah Allah SWT pasti menambah nikmat-Nya bagi Suatu bangsa atau institusi akan dapat langgeng ketika memiliki
siapa saja yang bersyukur? moralitas dan kredibilitas yang tinggi. Kunci membangun moralitas
terletak pada pelaksanaan ibadah shalat, dan ketaatan kepada
Dengan tegas Allah SWT telah memberi arahan kepada bangsa ini Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT.
bagaimana seharusnya mengisi kemerdekaan dan mensyukuri
nikmat kepemimpinan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ِ ‫ص ََلة َ ت َ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ ش‬
‫َاء َواْل ُم ْن َك ِر‬ َّ ‫إِ َّن ال‬
ayat 41:
”Sesungguhnya shalat mampu mencegah dari perbuatan keji dan
ِ َّ ِ ‫وف َونَ َهواْ َع ِن ٱل ُمن َك ِر َو‬
‫لِل‬ ِ ‫ٱلمعر‬
ُ ِ‫ٱلز َك ٰوة َ َوأ َ َم ُرواْ ب‬
َّ ْ‫صلَ ٰوة َ َو َءات َُوا‬ ِ َ ‫ٱلَّذِينَ إِ ْن َّم َّك ٰنَّ ُهم فِي ٱۡل‬
َّ ‫رض أَقَا ُمواْ ٱل‬ munkar”. (Al Ankabut: 45)
‫ور‬ِ ‫ٰ َع ِقبَةُ ٱۡل ُ ُم‬ Kedua, itauz zakah, menunaikan zakat sebagai bentuk
kepedulian sosial
”(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di Agama Allah tidaklah hanya mengurusi masalah rohani dan akhirat
muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, saja, namun juga sangat memperhatikan keseimbangan kehidupan
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang sosial bermasyarakat. Itu dibuktikan dengan anjuran di banyak
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” tempat di Al Qur’an, penyebutan perintah shalat selalu diiringi
dengan perintah berzakat.
Zakat, atau mengeluarkan harta yang kita punya untuk diberikan Dalam konteks jaminan kepastian dan penegakan hukum, pernah
kepada orang yang berhak menerimanya adalah dalam rangka ditegaskan Rasulullah saw, ketika ada usaha dari para sahabat
membersihkan harta kita dari yang tidak halal atau yang masih untuk minta keringanan hukuman bagi seorang wanita bangsawan
samar-samar. Zakat juga sebagai upaya untuk mengerem nafsu yang berzina. Namun dengan tegas Rasul menolak dan
bakhil dalam diri seseorang, karena kecendrungan seseorang mengatakan, ”Ketahuilah, penyebab kehancuran umat terdahulu,
itu cinta terhadap harta dan dunia. Zakat juga sebagai symbol adalah karena ketika orang kaya mencuri, maka tidak ditegakkan
sosial kepedulian seseorang kepada sesama. hukuman. Namun kalau yang mencuri itu rakyat kecil, seketika itu
Ketiga, Amar makruf nahi munkar, jaminan kepastian dan hukuman ditegakkan dengan seberat-beratnya. Ketahuilah,
penegakan hukum seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, pasti aku sendiri
Jabatan dan kekuasaan mendorong seseorang untuk menyimpang yang akan memotong tangannya.” Seseorang sama di mata hukum.
dan menyalahgunakan jabatan. Banyak contoh dalam sejarah, Hukum tidak bisa dibeli dan digadaikan.
Firaun misalkan yang berupaya untuk melanggengkan Keempat, Mengembalikan urusan kepada Allah semata
kekuasaannya dengan segala cara, karena tidak ada perimbangan Ketika usaha untuk membangun moralitas dan akhlakul karimah
kontrol dari masyarakatnya. lewat pelaksanaan ibadah shalat. Dan menumbuhkan kepedulian
sosial yang dibuktikan dengan mengeluarkan zakat. Serta proses
Tingkatan amar makruf dan nahi mungkar sudah diatur dalam amar makruf dan nahi munkar sudah dijalankan dengan seimbang,
agama. Yaitu dengan pendekatan kekuasaan atau tangan, bagi maka selebihnya kita serahkan urusan kehidupan kepada kehendak
yang berwenang. Dengan lisan atau nasihat bagi siapa pun yang Allah SWT. Karena Dia-lah yang akan mengatur urusan seluruh
bisa mampu memberikan nasihat. Jika keduanya tidak bisa manusia. Dan Allah SWT pasti menepati janji–Nya, yaitu akan
dilakukan, maka dengan pengingkaran dalam hati. Inilah selemah- menolong orang yang mengikuti kehendak–Nya. Allah SWT
lemah iman seseorang. berfirman:

َ‫هللا ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِ ّك ِليْن‬ ِ ‫َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي اْۡل َ ْم ِر فَإِذَا َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل َعلَى‬
َ ‫َّللا إِ َّن‬
”Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. akan dikenang sebagai sebuah kebaikan yang Insya Allah jika itu
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka diteruskan oleh generasi yang akan datang, maka kita akan meraih
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai pahala yang tidak putus-putus meskipun kita sudah menghadap
orang-orang yang bertawakal kepada–Nya.” (Ali Imran: 15) Allah kelak.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan Dengan semangat kemerdekaan, marilah kita menyukuri
kebebasan serta ingin mengantarkan segenap manusia kembali kemerdekaan ini dengan mempertahankan keutuhan jati diri dan
kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan dan kebebasan bangsa ini dengan nilai-nilai akhlaq yang luhur dan nilai-nilai Islam
yang diperjuangkan oleh Islam merupakan inti dari ideologi yang yang tinggi, hanya dengan itu, kita bisa meraih kejayaan di masa
benar yaitu “Tahrirul ‘Ibad Min ‘Ibaadatil ‘Ibaad ilaa ‘Ibaadati Rabbil yang akan datang. Mudah-mudahan Allah SWT berkenan
‘Ibad “, membebaskan manusia dari penghambaan, belenggu, dari meneruskan sejarah bangsa ini sehingga bangsa ini akan menjadi
ketergantungan kepada sesama manusia menuju penghambaan sebuah “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafuur“ sebuah negara
dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta dan bangsa yang meraih maghfirah Allah SWT dalam waktu yang
makhluk sealam jagad ini. bersamaan juga meraih kesejahteraan dan kedamaian selama-
Kesyukuran yang tertinggi bagi kita bukan hanya bangsa ini telah lamanya.
meraih kemerdekaan, tetapi kesyukuran kita selaku umat Islam ‫ت َوال ِ ّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَعَنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْآليَا‬،‫آن ْالعَ ِظي ِْم‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬
َ َ‫ب‬. ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي‬
adalah bahwa kita tidak sekadar menjadi penonton di dalam َّ ‫هللا ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر‬
mengisi kemerdekaan ini, tapi semampu mungkin menjadi pemain
dan ikut ambil bagian sesuai dengan bidangnya masing-masing, Khutbah Kedua
sesuai dengan segmentasi masing-masing untuk menjadi orang- ِ ‫ِي َجعَ َل ِفي اْ ِإلس ََْل ِم ْال َح ِني‬
ْ ‫ اَلَّذ‬،‫ْف اْل ُه َدى َوالنُّ ْو ِر‬
‫ِي قَا َل‬ ْ ‫ اَلَّذ‬،‫هلل ْالعَ ِزي ِْز اْلغَفُ ْو ِر‬
ِ ‫َو َما اْل َحيَاة ُ ال ُّد ْنيَا {ا َ ْل َح ْم ُد‬

orang yang bisa menorehkan tinta emas dan menuliskan sejarah ‫ع ْالغُ ُر ْو ِر‬ُ ‫ } ِإ َّال َمت َا‬،‫از َد َج َر‬ْ ‫يء َو‬ِ ‫سا ِو‬ َ ‫ف َع ِن ْال َم‬
َّ ‫ َو َك‬،‫ظ َر فَا ْعتَبَ َر‬ َ َ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى َح ْم َد َم ْن ن‬ ُ ُ‫ نَحْ َم ُده‬،
kegemilangan bangsa ini di masa yang akan datang, sehingga kita َ ‫ َوقَد ََّر ْاۡل َ ْع َم‬،‫ق َوأ َ ْح َكا َم َها‬
‫ار‬ ِ ِ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ إِلهَ إِ َّال هللاُ َخلَقَ ْالخ َََلئ‬،‫ت بِ َد ِار َمقَ ّر‬ َ ‫و َع ِل َم أ َ َّن ال ُّد ْنيَا لَ ْي‬
ْ ‫س‬
‫ أ َ َم َر ِبت َ ْذ ِكي ِْر‬،ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬، ُ‫ي َال يَ ُم ْوت‬
ٌّ ‫ق الَ يَفُ ْوتُ َوه َُو َح‬
ٍ ‫ َوه َُو بَا‬،‫َو َح َّد َدهَا‬
‫ث َواْلَجزَ ِاء‬ ‫اال ْستِ ْع َدا ِد ِليَ ْو ِم اْلبَ ْع ِ‬ ‫ت َواْلفَن ِ‬
‫َاء‪َ ،‬و ْ ِ‬ ‫س ِليْنَ ‪ْ .‬ال َم ْو ِ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى ُم َح َّم ٍد خَاتِ ُم اْۡل َ ْنبِيَ ِ‬
‫اء َواْلـ ُم ْر َ‬ ‫َ‬ ‫ق َوأ َ ِيّ ْد بِ ِه ْال َح َّق يَا َربَّ العَالَ ِميْنَ‬
‫طانَنَا َوأ َ ِيّ ْدهُ بِا ْل َح ّ ِ‬
‫س ْل َ‬
‫طانَنَا َوأ َ ِع َّز ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم َربَّنَا احْ فَ ْ‬
‫ظ أ َ ْو َ‬
‫ار أَجْ َم ِعيْنَ‬ ‫الط ِيّ ِبيْنَ َوأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه ْاۡل َ ْخيَ ِ‬ ‫‪.‬و َعلَى آ ِل ِه َّ‬‫‪:‬أ َ َّما بَ ْع ُد َ‬
‫ار‪ْ ،‬ال ُم ْست َ ْغ ِف ِريْنَ لَكَ‬ ‫ْضكَ ْال ِمد َْر ِار‪َ ،‬واجْ عَ ْلنَا ِمنَ الذَّا ِك ِريْنَ لَكَ في اللَ ْي ِل َوالنَّ َه ِ‬
‫اللَّ ُه َّم َربَّنَا ا ْس ِقنَا ِم ْن فَي ِ‬
‫َّللا َوقُولُوا قَ ْوال َ‬
‫سدِيدًا‬ ‫َّللا *يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ َ‬
‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع َّ َ‬
‫يُ ْ‬ ‫ي ِ َواۡل َ ْس َح ِ‬
‫ار‬ ‫ِب ْالعَ ِش ّ‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬
‫َو َر ُ‬
‫ارنَا‬‫ار ْك لَنَا في ثِ َم ِ‬ ‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫ت اۡل َ ْر ِ‬‫س َماء َوأ َ ْخ ِر ْج لَنَا ِم ْن َخي َْرا ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ْن ِز ْل َعلَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬
‫ت ال َّ‬
‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫يِ‪ ،‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ّ‬ ‫اَللّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل ‪.‬إِ َّن هللاَ َو َمَلَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫‪.‬و ُز ُر ْو ِعنَا و ُك ِّل أَرزَ اقِنَا يَا ذَا ْال َجَلَ ِل َو ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‬ ‫َ‬
‫ع َم َر‬‫سيّ ِدنَا ا َ ِبى بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫الرا ِش ِديْنَ َ‬
‫اء َّ‬‫ض اَللّ ُه َّم َع ِن ْال ُخلَفَ ِ‬
‫ار َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َّو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َو ْ‬ ‫س ِلّ ْم َوبَ ِ‬
‫َو َ‬
‫ب نَبِيِّكَ اَجْ َم ِعيْنَ َو َع ِن التَّابِ ِعيْنَ َوت َابِ ِعى التَّابِ ِعيْنَ َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم‬ ‫سائِ ِر أ َ ْ‬
‫ص َحا ِ‬ ‫ي َو َع ْن َ‬‫عثْ َمانَ َو َع ِل ٍّ‬
‫َو ُ‬ ‫اب‬ ‫‪َ .‬ربَّنَا ال ت ُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْنكَ َرحْ َمةً‪ ،‬إِنَّكَ أ َ ْنتَ َ‬
‫الو َّه ُ‬
‫ِلى يَ ْو ِم ال ِ ّدي ِْن‬
‫ان ا َ‬
‫س ٍ‬ ‫بِإحْ َ‬
‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنفُ َ‬
‫سنَا َو ِإ ْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ الخَا ِس ِريْنَ‬ ‫َربَّنَا َ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم َواْۡل َ ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫ت َو ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ت اْۡلَحْ يَ ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوفي ِ‬
‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫اللَّ ُه َّم اجْ عَ ْل َج ْمعَنَا َهذَا َج ْمعًا َم ْر ُح ْو ًما‪َ ،‬واجْ عَ ْل تَفَ ُّرقَنَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه تَفَ ُّرقًا َم ْع ُ‬
‫ص ْو ًما‬
‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َواْلَب ْغي ِ ! ِعبَا َد هللاِ‬ ‫سانَ َو ِإ ْيت َا ِء ذِى اْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن اْلفَحْ ش ِ‬ ‫هللا يَأ ْ ُم ُر بِاْلعَ ْد ِل َواْ ِإلحْ َ‬
‫ِإ َّن َ‬
‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَسْأَلُكَ ْال ُه َدى َوالتُّقَى َوالعَفَ َ‬
‫اف َوال ِغنَى‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ‪ ،‬فَا ْذ ُك ُروهللاَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‬
‫هللا أ َ ْكبَ ُر ‪,‬يَ ِع ُ‬
‫‪.‬وا ْش ُك ُر ْوا َعلَى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ‬
‫َ‬

‫ع َمَلً َ‬
‫صا ِل ًحا زَ ا ِكيًا‪،‬‬ ‫ذَا ِك ًرا‪َ ،‬وقَ ْلبًا خَا ِشعًا ُمنِ ْيبًا‪َ ،‬و َ‬ ‫صا ِدقًا‬ ‫سانًا َ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَسْأَلُكَ أ َ ْن ت َْر ُزقَ ُكَلا ِمنَّا ِل َ‬ ‫أ ا ِق ْي ُمواَال َّ‬
‫ص اَل َةا‬
‫ط ِيّبًا َوا ِسعًا‪ ،‬يَا ذَا‬ ‫صا‪َ ،‬و ِر ْزقًا َحَلَالً َ‬ ‫صا ِدقًا خَا ِل ً‬ ‫َ‬ ‫َو ِع ْل ًما نَافِعًا َرافِعًا‪َ ،‬وإِ ْي َمانًا َرا ِس ًخا ثَابِتًا‪َ ،‬ويَ ِق ْينًا‬
‫ْال َجَلَ ِل َو ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‬

‫ق‪َ ،‬وا ْك ِس ْر ش َْو َكةَ‬ ‫اإل ْسَلَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬و َو ِ ّح ِد اللَّ ُه َّم ُ‬
‫صفُ ْوفَ ُه ْم‪َ ،‬وأَجْ ِم ْع َك ِل َمت َ ُه ْم َعلَى ال َح ّ ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز ِ‬
‫سَلَ َم َواۡل َ ْمنَ ِل ِعبادِكَ أَجْ َمعِينَ‬ ‫َّ‬
‫‪.‬الظا ِل ِمينَ ‪َ ،‬وا ْكت ُ ِ‬
‫ب ال َّ‬
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/08/21/73450/khutbah-
jumat-mensyukuri-kemerdekaan/#ixzz4Gnjfr2AM
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on
MENSYUKURI
Facebook NIKMAT
KEMERDEKAAN

‫ص ِام ِب َح ْب ِل للاِ ْال َمتِي ِْن‬ َ ِ‫ِي أ َ َم َرنَا بِا ْ َِلتِ َحا ِد َواْ َِل ْعت‬ْ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ هّلِلِ الهذ‬. ‫أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَله‬
‫ إِيهاهُ نَ ْعبُدُ َو ِإيهاُه نَ ْست َ ِعي ُْن‬،ُ‫للاُ َوحْ دَهُ َلَش َِري َْك لَه‬. ُ‫ع ْبدُه‬ َ ‫َوأ َ ْش َهدُ أ َ هن ُم َح همدًا‬
َ‫ث َرحْ َمةً ِل ْلعَالَ ِميْن‬ ُ ‫ ا َ ْل َم ْبعُ ْو‬،ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ َو َر‬. ‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫علَى سيدنا ُم َح هم ٍد َو‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫اَلله ُه هم‬
َ‫ص َحا ِب ِه أَجْ َم ِعيْن‬ ْ َ ‫وأ‬.
َ ‫ب‬ ِ ‫ع ْوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةِ َر‬ ُ ‫ار‬
ِ ‫س‬ َ ‫ط ْعت ُ ْم َو‬ َ َ ‫ اِتهقُوا للاَ َما ا ْست‬،‫ِعبَادَ للا‬
ْ ‫فقال تعالى‬: ‫يَا أَيُّها َ اله ِذيْنَ َءا َمنُوا اتهقُوا للاَ َح هق تُقَاتِ ِه َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ هن ِإَله‬
َ‫العَالَ ِميْن‬.
َ‫َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
Kaum Muslimin Yang Terhormat
Tiada kata yang paling pantas kita ungkapkan pada
kesempatan ini, melainkan kata-kata syukur kepada Allah
Swt yang telah mencurahkan kenikmatanNya kepada kita
sehingga kita bisa berkumpul di Masjid ini. Marilah kita
buktikan rasa syukur tersebut dengan melakukan
perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
Selanjutnya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan
taqwa kita, karena keimanan dan ketaqwaan merupakan
sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah (wakil rakyat-DPR), atau mereka yang dipercaya sebagai
Beberapa tahun yang lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, penegak hukum (yudikatif), juga harus melakukan
bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, introspeksi. Hal ini seperti apa yang telah di jelaskan
memproklamirkan kemerdekaan, ini semua merupakan Allah Swt dalam firmannya:
nikmat serta berkah dari Allah SWT, yang harus       •
disyukuri. Hal ini ditegaskan dalam Pembukaan Undang  •    • 
Undang Dasar 1945; “Atas berkat rahmat Allah Yang    
Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya  
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
rasakan dan hari ini kita peringati, adalah berkat rahmat kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
Allah. Oleh sebab itu semua harus mensyukuri berkah yang kamu kerjakan.
atau nikmat Allah ini dengan sebaik-baiknya. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Swt.
Secara umum, negara kita masih mengalami
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah keterpurukan. Bangsa dan negara kita masih dilanda
Dalam situasi dan kondisi bangsa dan negara kita yang krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Hal ini dapat
masih memprihatinkan ini, hendaknya masing-masing dilihat dari angka pengangguran semakin membengkak,
kita merenung sejenak (tafakkur), sambil mengenang para tindak kriminal semakin menjadi-jadi. Ekonomi rakyat
pejuang pahlawan bangsa, yang telah rela mengorbankan semakin terpuruk, dan bencana yang melanda disetiap
segala-galanya, bahkan nyawa mereka. Setelah sudut negeri.
merenung, lalu kita juga harus melakukan introspeksi Keadilan dan kemakmuran yang belum merata serta
(ber-muahasabah), apa saja yang telah kita perbuat untuk berbagai macam musibah yang melanda saat ini adalah
bangsa dan negara ini. Para penyelenggara negara, baik di karena kita belum mau bersyukur kepada Allah SWT.
pemerintahan (eksekutif), maupun yang di legislatif Kata syukur berasal dari bahasa Arab, diambil dari kata
“syukron” yang berarti terima kasih. Dalam bahasa firman-Nya:
“Syar’i”, syukur atau bersyukur adalah kewajiban     
seorang muslim terhadap Allah, atas segala nikmat yang    
diberikan-Nya.      
Mengucapkan kata syukur ini sangat mudah, tetapi dalam ••    
prakteknya sulit. Sebab bersyukur menurut syar’i adalah   
melaksanakan segala perintah Allah, dan meninggalkan “Apabila datang pertolongan Allah berupa kemenangan,
segala larangannya, serta menggunakan nikmat yang dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
diberikan Allah itu untuk fi sabilillah (di jalan Allah). berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji
Kenyataanya sulit mencari orang bersyukur ini. Mereka Tuanmu, dan mohonlah ampun kepadaNya.
yang diberi amanah untuk menyelenggarakan negara ini Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat”. (QS. An-
juga banyak yang tidak bersyukur. Mereka masih senang Nashr 1-4)
mengerjakan yang dilarang Allah, dan meninggalkan Sebab turun (as baabun nuzul) surat ini adalah ketika
yang diperintah-Nya. Para pejabat masih banyak yang Rasulullah menaklukkan kota kelahirannya yang sudah
korupsi, menyalahgunakan jabatan dan melanggar lama ditinggalkan. Waktu itu Rasulullah bersama
hukum. panglima perangnya Khalid bin Walid berhasil
Semuanya itu mereka lakukan karena tidak ingat dengan menggempur pasukan kafir Quraisy, dan memperoleh
Allah yang telah memberikan nikmat kepada mereka. kemenangan yang gilang gemilang. Waktu itu orang
Jabatan, kekuasaan, adalah amanah dan nikmat Allah berbondong-bondong masuk Islam, yang dulunya
yang harus disyukuri. membenci Nabi.
Secara jujur harus kita akui, bahwa sebagian kita yang Rasulullah SAW merasa gembira menyaksikan kenyataan
mengaku muslim belum istiqomah dengan syariat Islam. itu. Pada waktu itu turunlah ayat dari Surah An Nashr itu,
Kita belum mau masuk Islam secara total (kaffah). guna mengingatkan Rasulullah dan umat Islam, agar
Sehingga kita masih melakukan hal-hal yang dilarang mereka mensyukuri nikmat kemenangan itu dan jangan
oleh Allah. Padahal Allah telah mengingatkan kita dalam lupa dengan Allah SWT.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah peringati kemerdekaan negara Republik Indonesia yang
Ada tiga hal yang merupakan kandungan dari Surat An ke 62 ini dengan memperbanyak syukur kepada Allah
Nashr ini. Swt. Demikianlah khutbah jumat kali ini, semoga
Pertama, kita disuruh selalu besyukur dengan memuji bermanfaat bagi kita semua. Amin
Allah apabila kita memperoleh nikmat. Kedua, agar kita ‫الر ِح ْي ُم‬
‫ور ه‬ُ ُ‫أَقُو ُل قَ ْو ِلي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر للاَ ِل ْي َولَ ُك ْم فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ اِنههُ ُه َو ْالغَف‬
selalu “bertashbih” (mensucikan) Allah. Tiada yang
berkuasa di dunia ini selain Allah. Ketiga, supaya kita ‫الدعاء فى الخطبة الثاني‬
selau mohon ampunan dari Allah, karena kita adalah ‫اء ِم ْن ُه ْم‬ ِ َ‫ت اَْلَحْ ي‬ ِ ‫ت َو ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬ ِ ‫اَلله ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
manusia yang lemah (dhaif), yang tak luput dari ‫ت‬ ِ ‫ي ْال َحا َجا‬ َ ‫اض‬ ِ َ‫ت َويَا ق‬ ِ ‫ع َوا‬ َ ‫ْب الده‬ُ ‫ْب ُم ِجي‬ ٌ ‫ ِإنه َك قَ ِري‬،ِ‫واَْل َ ْم َوات‬. َ ْ‫صلِح‬ ْ َ ‫اَلله ُه هم أ‬
kesalahan dan dosa. َ‫ َوأ َ ْه ِل ِك ْال َكفَ َرة َ َو ْال ُم ْش ِر ِكيْن‬، َ‫ص ِر اْ ِإل ْسَلَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْن‬ ُ ‫ َوا ْن‬، َ‫َج ِم ْي َع ُوَلَة َ ْال ُم ْس ِل ِميْن‬
Berkah Alah akan selalu turun kepada kita, apabila kita ‫الدي ِْن‬ِ ‫وأ َ ْع ِل َك ِل َمت َ َك ِإلَى يَ ْو ِم‬. َ ‫ت َخي ُْر‬ َ ‫ق َوا َ ْن‬ِ ‫اَلله ُه هم ا ْفتَحْ بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَ ْو ِمنها ِب ْال َح‬
pandai mensyukuri nimat-Nya. Ingatlah akan janji Allah ْ ‫ار‬
َ‫الفَا ِت ِحيْن‬. ِ ‫اب النه‬ َ َ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َو ِقنَا‬ َ ‫اْلخ َر ِة َح‬ ِ ‫سنَةً َو ِفي‬ َ ‫ربهنَا آتِنَا ِفي الدُّ ْنيَا َح‬. َ
dalam firman-Nya:
   
   
   
 •  
  •
“Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi jika mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”. (Qs. Al A’raaf-96)
Bagi umat Islam janji Allah itu pasti, karena Allah selalu
menepati janji-Nya. Oleh karenanya marilah kita
Hari ini kita basahi lidah kita dengan takbir, tahmid, dan tahlil. Kita gemakan
kebesaran Allah swt ke segala penjuru angkasa dengan penuh sukacita – kadang
dengan tetesan air mata – sebagai ekspresi rasa harap kita akan rahmat-Nya, sebagai
ekspresi rasa takut kita akan azab-Nya, dan sebagai ekspresi rasa syukur kita atas
nikmat-nikmat-Nya. Kita bersyukur bahwa Allah swt masih mempertemukan kita
dengan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri bersama-sama. Padahal, banyak saudara
kita yang tidak bisa hadir di sini bersama kita, lantaran sakit, terhalang, atau karena
telah mendahului kita.
Betapa indahnya kemanusiaan kita pada hari ini. Dengan lantunan takbir, tahmid,
dan tahlil, dari lubuk hati yang terdalam kita sadari betul bahwa selama ini yang kita
besarkan adalah bukan Allah. Yang kita besarkan selama ini adalah harta,
kedudukan, popularitas, dan perkara keduniaan lainnya, sehingga membuat ruhani
kita menjadi tumpul dan tidak berkembang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Shalat Id yang baru saja kita lakukan merupakan simbolisasi dari kesuksesan kita
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd menghidupkan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, pelajaran
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt. berharga dari Idul Fitri yang kita rayakan hari ini merupakan akumulasi dari
Ramadhan telah meninggalkan kita. Ada rasa haru dalam hati kita ketika pelajaran-pelajaran ibadah puasa, shalat, dan zakat kita di bulan Ramadhan. Selama
meninggalkan Ramadhan yang penuh berkah.. Kita sedih ditinggalkan Ramadhan, 720 jam, Ramadhan sebagai suatu pendidikan ruhaniah, telah menggembleng kita
dan kita berharap agar Allah panjangkan umur kita sampai Ramadhan yang akan untuk memahami prinsip kesuksesan hidup yang hakiki dan cara meraih kesuksesan
datang, dalam keadaan yang lebih baik, sehat, dan penuh curahan rahmat Allah swt. itu.
Apakah prinsip kesuksesan hakiki yang telah diberikan oleh Ramadhan kepada kita?
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd Ada begitu banyak prinsip kesuksesan yang telah diajarkan oleh Ramadhan.
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt. Di antaranya adalah:
Yang pertama, kita disebut sukses manakala kita bisa menyesuaikan kehendak kita Ada sebuah kisah menarik tentang dampak ketaatan kepada Allah swt.
dengan kehendak Allah swt. Salah seorang sahabat Rasulullah ada yang bernama Said al-Khudri. Suatu hari ia
Selama kita berpuasa, sejak Subuh hingga Maghrib, kita rela menahan lapar, haus, mendatangi Rasulullah, lalu berkata,
dan hal-hal lain yang mengurangi nilai ibadah puasa kita. Kita teguh memegang ‘Duhai Rasulullah, semalam aku bermimpi aneh. Aku melihat diriku shalat di
prinsip. Kita tidak berani melanggar pantangan puasa sampai datang waktu berbuka. belakang sebuah pohon. Lalu aku membaca al-Quran dalam shalatku dan pohon itu
Rasanya tidak ada waktu yang ditunggu-tunggu oleh orang yang berpuasa, kecuali menjadi merunduk. Ketika aku sampai pada satu ayat sajdah, yaitu ayat sujud
datangnya waktu Maghrib. Kesuksesan orang yang berpuasa adalah di saat berbuka. tilawah, maka aku pun melakukan sujud. Lalu, aku melihat pohon itu juga ikut
Oleh karena itu, dalam sebuah hadits qudsi, Allah swt berfirman, bersujud lantaran sujudku. Ketika pohon itu bersujud, aku mendengar ia berkata,
‘Ya Allah, ampunilah dosaku dengan sebab sujudku ini. Tuliskan pahala bagiku
dengan sebab sujudku ini. Jadikanlah sujudku ini sebagai tabungan akhiratku.
‘Buat orang yang berpuasa, ia memiliki dua kegembiraan. Pertama, ketika berbuka, Terimalah amalku ini sebagaimana Engkau telah menerima amal hamba-Mu Dawud
ia gembira dengan saat berbukanya itu. Kedua, ketika ia berjumpa dengan Allah alayhissalam’.
(nanti di hari Akhir) ia gembira dengan ganjaran puasanya’ Begitu mimpi Said al-Khudry.
Subhanallah, sebuah pohon yang tumbuh di masa Rasulullah ternyata mengetahui
Waktu berbuka, yaitu Maghrib dan Idul Fitri sebagai akhir puasa, adalah simbol ketaatan Nabi Dawud alayhissalam. Padahal, jarak antara Rasulullah dengan Nabi
datangnya kesuksesan jangka pendek, yaitu kesuksesan dunia. Sedangkan Dawud adalah ribuan tahun. Nabi Dawud memang seorang Nabi yang Allah berikan
kesuksesan jangka panjang adalah di saat hari Akhir berjumpa dengan Allah, dan suara yang indah. Jika ia membaca kitab Zabur maka seluruh alam menjadi
kita mendapatkan ganjaran masuk surga melalui pintu ar-Rayyan, yang tidak akan terpesona.
masuk surga melalui pintu itu kecuali buat orang-orang yang berpuasa. Begitulah, hadirin rahimakumullah, jika kita membiasakan diri untuk menyesuaikan
Kesuksesan yang sejati adalah manakala kita bisa melakukan ketaatan kepada Allah. kehendak kita dengan kehendak Allah, melalui ketaatan kepada-Nya, maka nama
Hati kita akan merasa damai di saat kita melakukan ketaatan. Buat seorang muslim, kita akan harum sepanjang masa melintasi zaman dan alam, dikenang oleh makhluk
sukses akan datang dengan sendirinya manakala ia sabar menjalani ketaatan itu, Allah swt.
meskipun dihadapkan pada rintangan-rintangan. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt. Yang kedua, kesuksesan tidak boleh membuat kita eforia, lupa diri, dan kebablasan.
Di saat kita menjalankan ibadah puasa, di saat rasa lapar dan haus mendera, rasanya Lalu terjadilah dialog antara Rasulullah dengan Umar.
terbersit hasrat dalam hati kita untuk memuaskan nafsu makan dan minum kita nanti ‘Mengapa engkau menangis, wahai Umar bin Khattab?’, tanya Rasulullah.
di saat berbuka. Namun, di saat segala hidangan sudah dihamparkan dan datang Umar menjawab, ‘Duhai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis. Tikar kasar ini
waktu berbuka, seteguk minuman dan sesuap makanan sudah melenyapkan hasrat sudah membuat punggungmu berbekas. Dan aku lihat hanya ini saja perabotan
kita itu. Sebutir kurma sudah mengenyangkan perut kita. Seteguk dua teguk teh rumahmu. Padahal, engkau adalah Nabi Allah dan manusia pilihan-Nya. Sementara
hangat-manis sudah menghangatkan tubuh kita. Kita pun menjadi kembali perkasa di sana, yang namanya Kisra dan Kaisar duduk bertatahkan permata, tidur
dan energik. Kita tidak punya hasrat lagi untuk menghabiskan segala hidangan yang berbantalkan sutra’.
tersedia, kecuali sekedar kebutuhan. Subhanallah… Itulah sunnatullah.. Lalu Rasulullah berkata, ‘Orang-orang yang kau sebutkan barusan adalah mereka
Hadirin rahimakumullah, itu artinya apa? Itu artinya bahwa ketika kita mendapatkan yang disegerakan kesenangannnya oleh Allah, padahal itu adalah kesenangan yang
kesuksesan, kita tidak boleh eforia, tidak boleh lupa diri, dan tidak boleh akan berakhir. Sementara kita adalah kaum yang Allah tunda kesenangannya untuk
kebablasan. kesenangan akhirat kita. Perumpamaanku dengan dunia adalah seumpama seorang
Riset ilmiah sudah membuktikan bahwa orang-orang sukses adalah orang-orang musafir yang berjalan di musim panas. Lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon
yang mampu menunda kesenangan sesaat untuk kesenangan yang lebih panjang. barang sejenak. Dia istirahat di bawahnya, lalu pergi meninggalkan pohon itu,
Orang yang memilih untuk menabung uang dibanding menghabiskan uangnya, melanjutkan perjalanannya’.
maka ia akan kaya dalam jangka panjang. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Dengan Ramadhan, Allah swt sengaja melatih kita untuk menunda kesenangan Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
sesaat untuk kesenangan yang lebih abadi. Dan Rasulullah saw sudah mencontohkan Seorang Muslim yang sukses, jika ia kaya, maka kekayaaannya tidak membuat ia
hal itu kepada kita, umatnya. lupa berzakat, bersedekah, dan berbagi dengan orang-orang yang nasibnya berada di
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd bawahnya. Ia menjadi orang dermawan. Jika ia pengusaha atau pebisnis, maka
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt. bisnisnya tidak membuatnya lupa mengingat Allah. Ia menjadi pebisnis islami. Jika
Ada kisah menarik, suatu hari Sayyiduna Umar bin Khattab r.a. datang ke rumah ia penguasa, maka kekuasannya tidak membuat ia bertindak zalim, sewenang-
Rasulullah. Setelah Umar mengucapkan salam dan diizinkan masuk, ia melihat wenang, dan mengkhianati kekuasaannya di hadapan Allah dan masyarakat. Ia
Rasulullah sedang berbaring di atas tikar kasar yang terbuat dari pelepah kurma, dan menjadi penguasa yang amanah.
tikar itu menimbulkan bekas pada punggung Rasulullah. Melihat keadaan yang Seorang Muslim yang sukses tidak bersikap eforia, lupa diri, dan kebablasan.
mengharukan itu, Umar bin Khattab menangis. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt. Pada dasarnya kita cinta dengan kebenaran, kebaikan, ketaatan, dan keluhuran.
Yang ketiga, sukses adalah manakala kita mampu bersikap jujur. Itulah fitrah kita yang suci. Fitrah itulah yang perlu kita recharge (isi kembali)
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah swt berfirman, dalam ibadah puasa, agar kita memiliki energi tambahan untuk mendapatkan
kesuksesan dunia dan akhirat.
Semoga Allah swt menerima amal puasa kita dan amal-amal lain yang kita lakukan
‘Seluruh amal manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dalam bulan Ramadhan, sehingga kita termasuk hamba-Nya yang kembali kepada
dan Aku sendiri yang akan memberi ganjarannya’ (Hadits, muttafaq alayh) kesucian fitrah kita, yaitu kembali kepada Allah, dan berhasil memenangkan
Mengapa Allah mengkhususkan ibadah puasa untuk dirinya? Menurut Imam al- pertarungan melawan hawa nafsu.
Qurthubi, itu karena dua alasan.
Yang pertama, puasa mampu mencegah seseorang untuk memanjakan kesenangan
diri dan hasratnya. Sementara ibadah-ibadah yang lain tidak seperti itu.
Yang kedua, puasa adalah rahasia seorang hamba dengan Tuhannya. Tidaklah ia
berpuasa melainkan untuk-Nya. Oleh karena itulah, puasa menjadi istimewa dengan
sebab ini. Sementara ibadah-ibadah lainnya dapat dengan mudah dimasuki oleh
unsur riya’.
Puasa membuat kita jujur, karena kita merasa diawasi oleh Allah swt. Itulah yang
disebut muraqabatullah. Orang lain bisa kita bohongi dengan puasa kita, namun
Allah tidak. Dalam surat al-Hadid: 4, Allah swt berfirman,

Dia selalu bersamamu di manapun kamu berada, dan Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Dalam penyampaian Khutbah jum’at hari ini, khatib Mengajak
kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kualitas
ketaqwaan kepada Allah SWT. Pada jum’at hari ini khatib
mengambil judul : ”Persiapan Jiwa Menyambut Bulan Yang
Penuh Berkah”.
Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Kini kita berada di penghujung bulan Sya’ban dan beberapa
hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh
dengan keberkahan. Maka selayaknya kita tidak perlu
menunda lagi untuk meningkatkan keshalihan dan ketaqwaan.
Ini adalah waktu-waktu yang tepat untuk meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Maka mulai sekarang
marilah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin
giat beribadah dan semakin jauh meninggalkan larangan-
larangan Allah.
‫ عباد‬،‫والمنكر الفخشاء عن وينهى القربى ذى وإيتاء واإلحسان بالعدل يأمر للا إن للا‬
Di antara nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah kepada
،‫ لعلكم يعظكم والبغي‬،‫ للا فاذكروا تذكرون‬،‫ للا ولذكر يذكركم‬،‫ما يعلم وللا أكبر‬
para hamba-Nya adalah kemampuan untuk melakukan ibadah
‫تصنعون‬Ma’asyiral hadirin rahimakumullah; dan ketaatan. Karenanya, para hamba mesti berbahagia
Puji & syukur kita persembahkan kehadirat Allah Swt atas menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa
rahmat dan hidayahNya sehingga kita dapat menjalankan syukur dan keridhoan. Sesuai firman Allah :

ِ َ‫َوا ْلفُ ْرقا‬ ِ ُ ‫انَالَّذِيَأ‬


aktifitas ibadah dengan baik. Shalawat salam kehadirat ََۚ‫ان‬ ‫ٍَم انَا ْل ُهد ٰاى ا‬
ِّ ِ ‫َو اب ِيِّناات‬ ِ َّ‫نز الَ ِفي ِهَا ْلقُ ْرآنَُ ُهدًىَ ِلِّلن‬
‫اس ا‬ ‫ض ا‬‫َر ام ا‬
‫شه ُْر ا‬
‫ا‬
junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Yang telah memberi
ُ ‫شه اْرَفا ْليا‬
ُ‫ص ْم َه‬ ِ ‫فا امنَش ِاهد‬
َّ ‫اَمن ُك ُمَال‬
contoh uswatun hasanah, sehingga dengan menauladaniinya
kita akan mendapat kebahagiaan dunia dan keselamatan Bulan Ramadhan, adalah diturunkan Al-Quran sebagai
akhirat. petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat Persiapan ketiga dalam menyambut Ramadhan adalah
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa. (QS. Al- persiapan jasadiyah.
Baqarah: 185) Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik.
Tanpa persiapan memadai ibadah kita tidak bisa berjalan
Hadirin, Kaum Muslimin Rahimakumullah
normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian
Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah
yang berbeda dari bulan lainnya. Kita diharapkan tetap
kenikmatan tersendiri, namun ia menyambutnya dengan
produktif dengan pekerjaan masing-masing meskipun dalam
proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan diri sebaik-
kondisi berpuasa.
baiknya sehingga bisa beramal di bulan Ramadhan dengan
sebaik-baiknya pula. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita, menjaga
kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan.
Ada 4 persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan
Ramadhan ini: Persiapan keempat dalam menyambut Ramadhan adalah
Pertama, persiapan ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita persiapan maliyah, persiapan harta. Persiapan maliyah yang
perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit diperlukan dalam menyambut bulan Ramadhan adalah untuk
aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. memperbanyak infaq, memberi buka puasa orang lain dan
membantu orang yang membutuhkan.
Sungguh sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun
masih ada kesyirikan yang bersemayam dalam diri kita. Tak Semoga dengan persiapan yang matang, ibadah puasa kita
peduli sebesar apapun amal kita, jika kita syirik, menyekutukan akan maksimal. Semoga Allah mengumpulkan kita dalam
Allah, maka amal-amal kita tidak akan diterima. umatNya yang terbaik dan tercatat sebagai hamba yang ikhlas
dalam menjalankan perintahNya. Amin
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
persiapan kedua dalam menyambut Ramadhan adalah
persiapan fikriyah.
Agar Ramadhan benar-benar efektif, kita perlu membekali diri
dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya
kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang
terkait secara langsung dengan amalan Ramadhan.
menentu menjadikan kita semakin masuk dalam suasana kecemasan.
Betapa berbagai situasi selalu menimbulkan kecemasan masyarakat.
Artinya setiap hari kita dihadapkan pada bentuk-bentuk kecemasan. Apalagi
dengan siaran TV yang mengulang-ngulang berbagai persitiwa, bencana,
korupsi yang makin menggila, kemewahan pejabat, kenaikan gaji pejabat di
tengah-tengah meningkatnya kemiskinan, ketidakberesan situasi bangsa
saat ini, sampai cuaca ekstrim semakin memperkuat rasa kecem asan kita.

Sebagai manusia memiliki rasa cemas merupakan sesuatu yang wajar.


Akan tetapi jika kecemasan itu terus berlanjut akan memiliki dampak yang
tidak baik bagi kesehatan dan kehidupan kita. berdasarkan penelitian
terhadap 176 usahawan muda yang berusia 44 tahunnan. Ternyata
sepertiga dari pengusaha muda tersebut menderita tiga penyakit yang
berbahaya yang diakibatkan oleh ketegangan dan kecemasan, yaitu
penyakit jantung, maag, dan tekanan darah tinggi. hasil penelitian
menunjukan bahwa kecemasan itu merupakan pembunuh nomor 1 di
Amerika Serikat.. Oleh karena itu kecemasan dan ketegangan dalam
kehidupan menjadi ancaman yang paling berbahaya bagi kelangsungan
kehidupan seseorang dan kita semua sebagai umat Islam.
Akhir-akhir ini masyarakat dihadapkan pada bentuk-bentuk kecemasan dan
kekhawatiran. Faktor ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan keamanan Islam mengajarkan untuk kita memiliki keseimbangan dalam hidup sehingga
memberikan sumbangan besar akan timbulnya kecem asan masyarakat. tercapai sebuah ketenangan. Berbagai konflik dan ketegangan baik yang
Berita tentang kenaikan harga-harga menyebabkan kecemasan dari semua sifatnya individu maupun komunal adalah akibat dari sebuah kecemasan
orang tanpa pandang bulu. Orang-orang cemas dengan situasi politik yang dan ketegangan yang dialami oleh individu dan masyarakat. Islam
begitu mudah menimbulkan perpecahan dan tindakan brutal sebagaian mengajarkan langkah-langkah hidup agar kita terhindar dari berbagai
anggota masyarakat. Bencana dan perubahan cuaca yang ekstrim dan tidak kecemasan, di antaranya:
Pertama, tidak tamak. Sifat tamak sekarang menjadi trend. Contohnya gaji
ingin naik tetapi minus prestasi. Fasilitas yang dimiliki penuh kemewahan
Allah SWT berfirman: …(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
tetapi tidak sebanding dengan kinerja. Ciri orang tamak selalu ingin bagian
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
sebanyak-banyaknya “harta” walaupun harus melanggar peraturan dan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan
mengambil hak orang lain. Akibat sifat tamak yang dimiliki seseorang ia
beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (Ar-
tidak peduli terhadap kepedihan dan penderitaan orang lain. Akibat tamak
Ra’du [13]: 28-29).
juga orang dengan tanpa merasa bersalah dan malu melakukan mark up
terhadap proyek atas nama rakyat. Korupsi menjadi bagian dari
Ketiga, tawakal dan tidak berhenti berikhtiar. Orang yang tawakal kepada
kebiasaannya karena dalam cara berpikirnya banyak harta adalah
Allah SWT selamanya akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman.
kehebatan walaupun dengan jalan tidak halal. Akibat tamak dan rakus akan
Sebab orang yang tawakal di jiwanya akan menyala sebuah keyakinan akan
harta semua bentuk penyelewengan dilakukan tanpa peduli merugikan
rahman dan rahimnya Allah SWT. Orang yang tawakal akan memiliki
masyarakat banyak.
keteguhan untuk hanya berbuat bagi kemaslahatan bersama. Orang yang
tawakal akan dengan tenang menerima hasil usahanya kendatipun
terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Manusia yang
Kedua, selalu ingat Allah dalam berbagai aktivitas (dzikrullah). Ingat kita bertawakal tidak akan pernah menyalahkan Tuhan dan keadaan. Tetapi
kepada Allah SWT akan menjadi pengawasan yang melekat baik dilihat akan selalu mengevaluasi dan yakin akan masa depan dari rahmat Allah
orang maupun tidak dilihat orang. Sebab menghadirkan Allah SWT dalam SWT.
setiap denyut kehidupan merupakan bukti keimanan seorang manusia
Dalam kehidupan kita terkadang tidak sedikit orang meratapi nasib dan
dengan dibuktikan dengan memelihara diri dari tindakan yang merusak
menyalahkan Tuhan sementara dirinya tidak pernah melakukan sebuah
dirinya dan lingkungannya. Orang yang mampu menempatkan kehadiran
ikhtiar yang maksimal sehingga yang terjadi adalah kecemasan dan
Allah SWT dalam hidupnya akan melahirkan ketentraman, sebab semua
kesedihan yang tidak berkesudahan. Orang yang tawakal akan
aktivitas dan perilakunya hanya meneladani sifat-sifat mulia dari Allah SWT
mempersembahkan hidupnya sebaik mungkin dan selanjutnya
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS.Alam Nasrah, 5 -
6).

Kelima, doa. Bedanya orang beragama dan tidak beragama kita


Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah
mempercayai pentingnya doa bagi ketenangan hidup. Dalam beberapa
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada
riwayat hadits dijelaskan bahwa do’a adalah senjatanya umat Islam. Sebab
Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.(QS. Attaubah [9]:51)"
doa yang dipahami akan menjadikan hidup kita bersama aturan Allah SWT.
Doa memiliki dampak perilaku yang baik. Orang yang rajin berdoa tentu
Keempat, yakin setiap masalah ada jalan keluarnya. Setiap hamba yang
akan terhindar dari perbuatan korupsi dan picik. Dan akhirnya untuk
baik dan shaleh akan menerima ujian untuk meningkatkan kualitas
menghilangkan kecemasan hidup suatu hari seorang sahabat Nabi yang
hidupnya. Namun kadang-kadang ada manusia yang merasa hanya dirinya
bernama Abu Umamah sedang merenung dengan penuh kesedihan dan
yang memiliki masalah dan kesulitan dalam hidupnya. Orang yang memiliki
ditanya oleh Rasulullah SAW: Mengapa kau duduk di mesjid bukan pada
perasaan semacam ini akan terus berada dalam kesedihan dan kecemasan
waktu shalat. Umamah menjawab: Ya Rasul saya sedang bingung dan
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu pentingnya kesadaran bahwa setiap
sedih memikirkan hutang. Rasul berkata: Maukah kamu aku ajarkan sebuah
manusia akan memiliki ujian dan cobaan masing-masing. Bagi orang yang
doa yang dapat menghilangkan rasa sedih kesusahanmu dan melunasi
tidak pernah menyerah akan ujian Allah SWT akan memberikan jalan
hutang-hutangmu? Umamah menjawab dengan senangnya. Mau Ya
keluarnya. Dan demikian sebaliknya orang yang mudah putus asa akan
Rasulullah. Lalu Rasulullah bacalah do’nya setiap kamu akan melakukan
makin terjerembab ke jurang kesengsaraan yang tiada akhir. Islam
ikhtiar/bekerja dalam hidup baik di waktu pagi dan sore
mengajarkan kita memiliki optimisme bahwa sebesar apapun kesulitan
bersamanya kemudahan. Allah SWT meyakinkan manusia…

Allah SWT memastikan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada


kemudahan,
“ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan sedih, aku
berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-
Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada -Mu dari lilitan
hutang dan tekanan orang (HR. Abu Daud).
Kelobaanya sedemikian besar sehingga ia berusaha memikul sesuatu
yang lebih besar dari badannya, meskipun sesuatu tidak itu tidak
berguna baginya.

‫ارا‬
ً َ‫ْئ إِ ْعتِب‬ َ ‫ُك هل‬
ٍ ‫شي‬ Hadirin Sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah!
Lain halnya dengan laba-laba, sebagaimana digambarkan dalam al-
Qur’an bahwa sarang laba-laba adalah tempat yang paling rapuh,

ِ ‫َّللا أ َ ْو ِل َيا َء َك َمث َ ِل ْال َع ْن َكبُو‬


ْ َ‫ت ات َّ َخذ‬
‫ت َب ْيتًا َو ِإ َّن‬ ِ َّ ‫ون‬ِ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ ات َّ َخذُوا ِم ْن ُد‬
َ‫ت لَ ْو َكانُوا َي ْعلَ ُمون‬ ِ ‫ت لَبَ ْيتُ ْالعَ ْن َكبُو‬
ِ ‫أ َ ْوهَنَ ا ْلبُيُو‬
ُ‫ ا َ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَ اِلهَ اَِله للاُ َوحـْدَه‬.‫س ُر ْو ًرا‬ ُ ‫ب ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َب ْه َجةً هو‬
ِ ‫ِل ْل ُمت ه ِقيْنَ َو َج َع َل فِى قُلُ ْو‬
‫ َواَ ْش َهد ُ ا َ هن‬.‫شيْئ قَ ِدي ٌْر‬ َ ‫علَى ُك ِل‬ َ ‫ لَهُ ْال ُم ْلكُ َو َلهُ ْال َح ْمد ُ ي ُْحيِى َوي ُِميْتُ َو ُه َو‬،ُ‫َلَشـ َ ِري َْك لَه‬
.ُ‫ي َب ْعدَه‬ ‫س ْولُهُ َلَ َن ِب ه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
َ ‫ُم َح همدًا‬ ia bukan tempat yang aman, apa pun yang berlindung di sana atau
disergapnya akan binasa. Jangankan serangga yang tidak sejenis,
‫ص َحاِبه‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬ َ ‫اء َو‬ َ ‫س ِي ِد ْال ُم ْر‬
ِ ‫س ِليْنَ َوا َ ْفض ِل اَْلَ ْن ِب َي‬ َ ‫ع َلى‬
َ ‫س ِي ِدنَا ُم َحمـ ه ٍد‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫اَلله ُه هم‬ jantannya pun setelah selesai berhubungan disergapnya untuk
‫ اِتهقُ ْوللاَ َح هق تُقَا ِته َوَلَتَ ُم ْوت ُ هن اَِله َواَنـْت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ فَقَ ْد‬، َ‫ َفيَااَيُّ َها ْال ُم ْس ِل ُم ْون‬،ُ ‫ا َ ْج َم ِعيْنَ ا َ هما َب ْعد‬ dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling
ِ ‫ص ِه ْم ِعب َْرة ٌ َِل ْو ِلى ٱَل َ ْلبَ ٰـ‬
‫ب‬ َ َ‫ لَقَ ْد َكانَ فِى ق‬:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
ِ ‫ص‬ َ َ‫قَا َل للاُ تَع‬ berdesakan hingga dapat saling memusnahkan.
Hadirin Jama’ah Jum’at di mulikan oleh Allah Ayat di atas memberikan gambaran bahwa di dalam masyarakat atau
Di dalam al-Qur’an ada tiga binatang kecil yang diabadikan oleh Allah rumah tangga yang keadaannya seperti laba-laba; rapuh, anggotanya
menjadi nama surat, yaitu al-Naml ( semut), al-‘Ankabut (laba-laba), saling tindih-menindih, sikut menyikut seperti anak laba-laba yang baru
dan al-Nahl (lebah). Ketiga binatang ini masing-masing memiliki lahir. Kehidupan ayah dan ibu serta anak-anak tidak harmonis, antara
karakter dan sifat, sebagimana digambarkan oleh al-Qur’an. Dan hal itu pimpinan dan bawahan saling curiga.
patut dijadikan pelajaran oleh manusia.
Sidang Jum’at Yang Dimuliakan oleh Allah
Semut memiliki sifat suka menghimpun makanan sedikit demi sedikit
lain halnya dengan lebah, lebah memiliki insting yang sangat tinggi,
tanpa henti-hentinya. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan
oleh al-Qur’an digambarkan sebagimana dalam Firmannya :
untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun.
‫ش َج ِر َو ِم َّما‬َّ ‫َوأ َ ْو َحى َرب َُّك ِإلَى النَّ ْح ِل أ َ ِن ات َّ ِخذِي ِمنَ ْال ِجبَا ِل بُيُوتًا َو ِمنَ ال‬ Rasulullah bersabda: Perumpaan seorang mukmin adalah seperti
lebah. Ia tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali
‫سبُ َل َر ِبّ ِك ذُلُ ًَل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن‬
ُ ‫ت فَا ْسلُ ِكي‬ ِ ‫)ث ُ َّم ُك ِلي ِم ْن ُك ِّل الث َّ َم َرا‬68( َ‫شون‬ ُ ‫يَ ْع ِر‬ yang baik, dan bila berada pada suatu tempat tidak merusak”
‫اس ِإ َّن فِي َذ ِل َك َآليَةً ِلقَ ْو ٍم‬ ِ َّ‫ف أ َ ْل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء ِللن‬ ٌ ‫اب ُم ْخت َ ِل‬
ٌ ‫ش َر‬
َ ‫طونِ َها‬ ُ ُ‫ب‬ Hadirin Jama’ah Jumat Yang Dimuliakan Oleh Allah
َ‫يَتَفَ َّك ُرون‬ Dalam kehidupan kita di dunia ini contoh-contoh di atas seringkali
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di diibaratkan dengan berbagai jenis binatang. Bahkan kalau manusia tidak
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin mengetahui posisinya sebagai makhluk yang memiliki aturan dalam hal
manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan ini petunjuk-petunjuk agama bisa saja menempati posisi lebih rendah
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari dari binatang bahkan lebih seat dari binatang.
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi Jelas ada manusia yang berbudaya semut, yaitu suka menghimpun dan
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat menumpuk materi atau harta (tanpa disesuaikan dengan kebutuhan.
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Menumpuk-numpuk harta tanpa ada pemanfaatan dalam agama (dalam
Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar bentuk zakat dan sadaqah) tidak sedikit problem masyarakat bersumber
tidak terjadi pemborosan dalam lokasi. Yang dimakannya adalah dari budaya tersebut. Pemborosan adalah termasuk budaya tersebut di
kembang-kembang dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk atas yaitu hadirnya berbagi benda baru yang tidak dibutuhkan dan
makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya itulah tersingkirnya benda-benda lama yang masih cukup bagus untuk
menjadi lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk dipandang dan bermanfaat untuk digunakan. Dapat dipastikan bahwa
dijadikan sebagai penerang dan obat. Lebah sangat disiplin, mengenal dalam masyarakat kita, banyak semut-semut yang berkeliaran.
pembagian kerja dan segala yang tidak berguna disingkirkan dari
Di dalam al-Qur’an dijelaskan tentang sekelompok manusia yang akan
sarangnya. Ia tidak mengganggu yang lainnya kecuali yang
tersiksa di akhirat, karena mereka bekerja keras tanpa
mengganggunya, bahkan kalaupun menyakiti (menyengat) sengatannya
mempertimbangkan akibat buruknya:
dapat menjadi obat.

Oleh karenanya, wajarlah kalau Nabi mengibaratkan orang mukmin ‫)ت ُ ْسقَى ِم ْن‬4(ً‫اميَة‬ ْ َ ‫)ت‬3(ٌ‫َاصبَة‬
ً ‫صلَى ن‬
ِ ‫َارا َح‬ ِ ‫املَةٌ ن‬
ِ ‫) َع‬2(ٌ‫ُو ُجوهٌ يَ ْو َمئِ ٍذ خَا ِش َعة‬
yang baik seperti lebah, sebagaimana dalam sabdanya: ‫َءانِيَ ٍة‬ ‫َعي ٍْن‬
“banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi
kepayahan, memasuki api yang sangat panas diberi minum (dengan atau daerah tidak menjadi pengacau dan penyebab kericuhan. Tetapi
air) dari sumber yang sangat panas” justru kehadirannya sangat diharapkan oleh orang banyak.

Menurut riwayat ayat di atas menunjuk kepada sekelompok manusia Oleh karenanya, dalam kesempatan ini marilah kita merenungkan dan
yang dalam kehidupan dunia melakukan kegiatan yang menjadikan mencontoh sifat-sifat yang dimiliki oleh lebah itu, tidak menconoth
badan mereka letih dan capek, tetapi kegiatan mereka tidak sesuai sifat-sifat semut dan laba-laba, sehingga kita dapat mendapatkan
dengan tuntunan ajaran Islam, yaitu yang bersangkutan lengah dari nikmatnya kehidupan di dunia ini, lebih-lebih nikmatnya kehidupan
kewajiban keagamaannya. Mereka menjadi budak harta, tergila-gila yang abadi di akhirat nanti yaitu surga. Amin.
dengannya sehingga melupakan segala sesuatu, sehingga di akhirat
mereka masuk ke dalam neraka.

Entah berapa banyak jumlah laba-laba yang ada disekitar kita, yaitu
mereka yang tidak lagi butuh berpikir apa, di mana, dan kapan ia
makan, tetapi yang mereka pikirkan adalah siapa yang mereka jadikan
mangsa, siapa lagi yang akan ditipu, dan bagimana cara mengambil hak
orang.

Hadirin Sidang Jum’at

Demikian pula di dalam masyarakat kita berapa banyak manusia-


manusia lebah, tidakkah lebih banyak manusia-manusia semut atau
manusia laba-laba. Manusia lebah itu adalah mereka yang tidak boros,
tidak suka makan atau mengambil haknya orang, yang dimakannya
adalah saripati bunga, dan ketika mengambil saripati itu tidak
menjadikan bunganya itu rusak, Itulah gambaran orang mukmin yang
َ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ ال‬ َ ‫شك ُْر لَهُ ع‬
ْ َ ‫ َوا‬.‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع‬
َ ْ‫َلى اِح‬
baik tidak memakan makanan yang haram, mengambil uang negara َ ‫علَى‬
‫س ِي ِدنَا‬ َ ‫ص ِل‬ ْ ‫ِلى ِر‬
َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ض َوانِ ِه‬ َ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا‬ ُ ‫ع ْب ُد ُه َو َر‬ َ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا‬ َ َّ‫ش َه ُد اَن‬ْ َ ‫ش َِر ْيكَ لَهُ َوا‬
untuk kepentingan diri sendiri. Kemudian apa yang keluar dari mulutnya ُ َّ‫س ِل ْي ًما ِكثي ًْرا ا َ َّما بَ ْع ُد َفيا َ اَيُّ َها الن‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬ ْ َ ‫س ِل ْم ت‬ ْ َ ‫ع َلى ا َ ِل ِه َوا‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد ِو‬
bukan sesuatu yang menyakiti persaaan tetapi sesuatu yang
َ‫س ِه َوقَا َل تَعاَلَى اِنَّ هللا‬ِ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َكتِ ِه ِبقُ ْد‬ ِ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا اَنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَ َدأ َ ِف ْي ِه ِبنَ ْف‬َ
menyejukkan dan menyenangkan. Dan bila berada pada suatu tempat
‫ع َلى‬
َ ‫ص ِل‬ ْ َ ‫س ِل ُم ْوا ت‬
َ ‫ الل ُه َّم‬.‫س ِل ْي ًما‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫صلُّ ْوا‬
َ ‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫صلُّ ْونَ ع‬ َ ُ‫َو َمآل ِئ َكتَهُ ي‬
‫ض الل ُه َّم ع َِن‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِب ْينَ َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬‫َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّا ِب ِع ْينَ َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْينَ‬ ‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْينَ ا َ ِبى بَك ٍْر َو ُ‬
‫لرا ِ‬ ‫اْل ُخ َل َف ِ‬
‫اء ا َّ‬
‫اح ِم ْينَ‬ ‫عنَّا َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬‫الدي ِْن َو ْ‬ ‫ان ِالَىيَ ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫لَ ُه ْم ِباِحْ َ‬
‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز‬‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬
‫الد ْينَ‬
‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬‫ص ْر ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوا ْن ُ‬‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫اْ ِال ْ‬
‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬
‫الدي ِْن‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س ِل ِم ْينَ َو د َِم ْر ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫َو ْ‬

‫ان أ َ ْن َء ِ‬
‫امنُوا بِ َربِ ُك ْم فَئ َا َمنَّا َربَّنَا فَا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا َوك َِف ْر َ‬
‫عنَّا‬ ‫س ِم ْعنَا ُمنَا ِديًا يُنَادِي ِل ِ‬
‫إلي َم ِ‬ ‫َّربَّنَآإِنَّنَا َ‬
‫س ِلكَ َوالَت ُ ْخ ِزنَا يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة إِنَّكَ الَت ُ ْخ ِل ُ‬
‫ف‬ ‫سيِئ َاتِنَا َوت َ َوفَّنَا َم َع اْألَب َْر ِار‪َ .‬ربَّنَا َو َءاتِنَا َم َ‬
‫اوعَدتَنَا عَل ُر ُ‬ ‫َ‬
‫ا ْل ِميعَادَ‪.‬‬
‫غ َرا ًما‪.‬‬ ‫عذَابَ َها كَانَ َ‬ ‫اب َج َهنَّ َم إِنَّ َ‬ ‫عذَ َ‬ ‫عنَّا َ‬ ‫ف َ‬ ‫َربَّنَا اص ِْر ْ‬
‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِ َنا قُ َّرةَ أ َ ْعيُ ٍن َواجْ عَ ْل َنا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‪.‬‬‫َربَّنَا َه ْب لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو ِ‬
‫شنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬
‫ص ِلحْ لَنَا‬ ‫ص ِلحْ لَنَا ُد ْنيَانَا الَّتِ ْي فِ ْي َها َمعَا ُ‬ ‫ص َمةُ أ َ ْم ِرنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬ ‫ِي ُه َو ِع ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ْ‬
‫ص ِلحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّذ ْ‬
‫آخ َرتَنَا الَّتِ ْي إِلَ ْي َها َمعَا ُدنَا‪َ ،‬واجْ عَ ِل ا ْل َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ُك ِل َخي ٍْر‪َ ،‬واجْ عَ ِل ا ْل َم ْوتَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ك ُِل‬ ‫ِ‬
‫ش ٍَر‪.‬‬

‫ان َوالَتَجْ عَ ْل فِ ْي قُلُ ْو ِبنَا ِغالًّ ِللَّ ِذ ْينَ َءا َمنُ ْوا َربَّنَا ِإنَّكَ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َ‬
‫سبَقُ ْونَا ِبا ْ ِإل ْي َم ِ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‪.‬‬
‫َر ُء ْو ٌ‬
‫ْئ‬ٍ ‫شي‬ َ ‫ض َوالهذِى َجعَ َل ُك هل‬ َ ‫ اَلهذِى َخلَقَ اْ ِإل ْن‬، َ‫ب ْالعَالَ ِميْن‬
ِ ‫سانَ َخ ِل ْيفَةً فِي اَْل َ ْر‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْمد ُ هللِ َر‬ Suatu ketika iblis yang pada waktu itu tinggal di surga, dipanggil
ُ ‫ب ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َب ْه َجةً هو‬
ُ‫ ا َ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَ اِلهَ اَِله للا‬.‫س ُر ْو ًرا‬ ِ ‫ارا ِل ْل ُمت ه ِقيْنَ َو َج َع َل فِى قُلُ ْو‬ً ‫ِإ ْعتِ َب‬ menghadap Tuhan. Tuhan berfirman,
“Hai Iblis! Aku telah menciptakan seorang manusia dari tanah yang
ُ ‫ َوا َ ْش َهد‬.‫شيْئ قَ ِدي ٌْر‬َ ‫علَى ُك ِل‬ َ ‫ لَهُ ْال ُم ْلكُ َولَهُ ْال َح ْمد ُ ي ُْحيِى َوي ُِم ْيتُ َو ُه َو‬،ُ‫َوحـْدَهُ َلَشـ َ ِري َْك لَه‬
Kuberi nama Adam. Sujudlah engkau sekarang padanya!”
‫س ْولُهُ َلَ َن ِب ه‬
.ُ‫ي َب ْعدَه‬ َ ‫ا َ هن ُم َح همدًا‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ Namun iblis spontan menolak, ia lalu mengemukakan 3 alasan atas
penolakannya itu.
‫ص َحاِبه‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬ َ ‫اء َو‬ َ ‫س ِي ِد ْال ُم ْر‬
ِ ‫س ِليْنَ َوا َ ْفض ِل اَْلَ ْن ِب َي‬ َ ‫ع َلى‬
َ ‫س ِي ِدنَا ُم َحمـ ه ٍد‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫اَلله ُه هم‬
‫ اِتهقُ ْوللاَ َح هق تُقَا ِته َوَلَتَ ُم ْوت ُ هن اَِله َواَنـْت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ فَقَ ْد‬، َ‫ َفيَااَيُّ َها ْال ُم ْس ِل ُم ْون‬،ُ ‫ا َ ْج َم ِعيْنَ ا َ هما َب ْعد‬ • Yang pertama, kata Iblis, “Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku sujud
ِ ‫ص ِه ْم ِعب َْرة ٌ َِل ْو ِلى ٱَل َ ْلبَ ٰـ‬
‫ب‬ َ َ‫ لَقَ ْد َكانَ فِى ق‬:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
ِ ‫ص‬ َ َ‫قَا َل للاُ تَع‬ kepada Adam, bukankah asal usulku lebih baik dari pada Adam?
Bukankah Engkau ciptakan aku dari api yang jelas-jelas lebih mulia
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan dibandingkan dengan tanah? Mestinya, Adamlah yang harus sujud
limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepadaku, bukan sebaliknya?”
kepada kita; kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk
menghitung-hitungnya; Jamaah jumat raohimakumullah…disekitar kita, banyak orang yang
Kita bersyukur atas segala Karunia-Nya terutama nikmat Iman, Nikmat membangga-banggakan asal-usul keturunannya, merasa sombong
Islam; Kita bersyukur segala nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan darah birunya, ataupun memandang rendah seseorang hanya
lantaran orang itu orang biasa. Salahkah bila orang seperti ini kita sebut
Sholawat serta salam kita panjatkan, semoga Allah curahkan selalu sebagai pendukung iblis? Bukankah yang dilakukannya itu merupakan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga perwujudan dari alasan iblis?
dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman., Amin Ya Robbal Alamin. • Yang kedua, kata iblis, “Ya Tuhan, aku berada disini telah ribuan
tahun. Jelas aku lebih senior dari pada Adam yang baru saja Engkau
Jamaah rahimakumullah ciptakan. Bukankah seharusnya yang lebih yunior tunduk pada yang
Kita semua tahu, bahwa iblis dilaknat oleh Tuhan. Dan manusia yang lebih senior?” Mestinya Adamlah yang harus sujud kepadaku, bukan
sadar, tentunya tidak akan mau mengikuti jejak iblis. Tetapi pernahkan sebaliknya!”
kita berfikir tentang kesalahan yang dilakukan iblis sehingga ia dilaknat
oleh Tuhan? Mudah-mudahan dengan kisah ini nanti kita bisa mengukur Sekarang ini, banyak orang yang gengsi tidak mau menerima pendapat
diri kita masing-masing, apakah kita termasuk penentang iblis, atau yang disampaikan kepadanya, hanya semata-mata karena pendapat itu
jangan-jangan tanpa kita sadari, kita malahan termasuk ke dalam disampaikan oleh yang lebih muda. Salahkah bila orang seperti ini kita
kelompok orang yang mendukung iblis. sebut dengan pendukung iblis? Bukankah hal ini sebenarnya merupakan
perwujudan dari alasan iblis?
• Yang ketiga, kata iblis, “Ya Tuhan, kesetiaanku pada-Mu, telah ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api
berabad-abad terbukti tidak pernah luntur, sedangkan Adam belum tentu neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang
ia dapat selalu setia kepada-Mu seperti aku. Lalu kenapa aku yang harus menghinakan.
sujud kepada Adam, mestinya Adamlah yang pantas sujud kepadaku!”

َ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ ال‬ ْ َ ‫ َوا‬.‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬ َ ‫شك ُْر لَهُ ع‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ْ‫َلى اِح‬ َ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع‬
Kita banyak melihat orang yang suka mengungkit-ungkit kembali jasa- ‫سيِ ِدنَا‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ض َوانِ ِه‬ ْ ‫لى ِر‬ َ ِ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا‬ َ َّ‫ش َه ُد اَن‬ ْ َ ‫ش َِر ْيكَ لَهُ َوا‬
jasa yang pernah dilakukannya, ataupun merasa dirinyalah yang paling ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬ ُ َّ‫س ِل ْي ًما ِكثي ًْرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها الن‬ ْ َ ‫س ِل ْم ت‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد ِو‬
loyal. Salahkah bila orang seperti ini kita sebut sebagai pendukung َ
َ‫س ِه َوقا َل ت َعاَلى اِنَّ هللا‬ َ ُ
ِ ‫س ِه َوثـنى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِق ْد‬ َ َ ْ َ َ
ِ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعل ُم ْوا اَنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدأ فِ ْي ِه بِنف‬
َ َ
iblis? Bukankah yang dilakukannya itu sebenarnya merupakan ‫على‬ َ َ ‫ص ِل‬ ْ َ ‫س ِل ُم ْوا ت‬
َ ‫ الل ُه َّم‬.‫س ِل ْي ًما‬ َ ‫عل ْي ِه َو‬َ َ ‫صل ْوا‬ُّ َّ
َ ‫َلى النَّبِى يآ اَيُّ َها ال ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫صل ْونَ ع‬ ُّ َ ُ‫َو َمآل ئِ َكتَهُ ي‬
perwujudan dari alasan iblis? ‫ض الل ُه َّم ع َِن‬ َ ‫ار‬ َ
ْ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمق َّربِ ْينَ َو‬ ْ
ُ ‫على اَنبِيآئِكَ َو ُر‬ َ َ ‫سيِدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫على آ ِل‬ َ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ
*** َ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي الت َّابِ ِع ْين‬ َّ ‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة ال‬ َ ‫عث َمان َو‬ ْ ُ ‫رو‬
َ ‫ع َم‬ ُ ‫ش ِد ْينَ اَبِى بَك ٍْر َو‬ ِ ‫الرا‬
َّ ‫اء‬ َ
ِ ‫اْل ُخلف‬َ
Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah ini. Yang َ‫اح ِم ْين‬
ِ ‫الر‬َّ ‫عنَّا َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم‬ َ ‫ض‬ َ ‫ار‬ ْ ‫الدي ِْن َو‬ِ ‫ان ِالىيَ ْو ِم‬ َ ٍ ‫س‬ َ ْ‫لَ ُه ْم ِباِح‬
paling utama adalah, apapun dalih yang kita berikan tetap saja intinya ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز‬ِ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا‬ ِ ‫س ِل َما‬ ْ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم‬ ْ ‫ت َواْل ُم‬ ِ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا‬
sama, Yaitu: Membangkang pada Tuhan adalah kesalahan fatal! َ‫الد ْين‬ ِ ‫ص َر‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ُ ‫ص ْر ِعبَا َدكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن‬ ُ ‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوا ْن‬ ْ ‫سالَ َم َواْل ُم‬ ْ ‫اْ ِال‬
Mudah-mudahan kita tidak mengikuti jejak iblis, yaitu pandai berdalih ‫الدي ِْن‬ ِ ‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم‬ ِ ‫س ِل ِم ْينَ َو د َِم ْر ا َ ْعدَا َء‬ َ
ْ ‫اخذ ْل َم ْن َخذ َل اْل ُم‬ ُ ْ ‫َو‬
dengan seribu satu macam argument yang kelihatannya logis untuk
membenarkan pembangkangan yang kita lakukan terhadap ” Aturan َ ‫امنُوا بِ َربِ ُك ْم فَئ َا َمنَّا َربَّنَا فَا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا َوك َِف ْر‬
‫عنَّا‬ ِ ‫ان أ َ ْن َء‬ ِ ‫إلي َم‬ِ ‫س ِم ْعنَا ُمنَا ِديًا يُنَادِي ِل‬ َ ‫َّربَّنَآإِنَّنَا‬
Main ” yang telah dibuat-Nya. Apalagi Allah telah jelas-jelas ُ ‫س ِلكَ َوالَت ُ ْخ ِزنَا يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة إِنَّكَ الَت ُ ْخ ِل‬
‫ف‬ ُ ‫اوعَدتَنَا عَل ُر‬ َ ‫ َربَّنَا َو َءاتِنَا َم‬.‫سيِئ َاتِنَا َوت َ َوفَّنَا َم َع اْألَب َْر ِار‬ َ
menegaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa” ayat 13 dan 14, .َ‫ا ْل ِميعَاد‬
.‫غ َرا ًما‬ َ َ‫عذَابَ َها كَان‬ َ َّ‫اب َج َهنَّ َم إِن‬ َ َ‫عذ‬ َ ‫عنَّا‬ َ ‫ف‬ ْ ‫َربَّنَا اص ِْر‬
.‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرةَ أ َ ْعيُ ٍن َواجْ عَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‬ِ ‫َربَّنَا َه ْب لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو‬
‫ص ِلحْ لَنَا‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫شنَا‬ ُ ‫ص ِلحْ لَنَا ُد ْنيَانَا الَّتِ ْي فِ ْي َها َمعَا‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫ص َمةُ أ َ ْم ِرنَا‬ ْ ‫ِي ُه َو ِع‬ ْ َ ‫اَللَّ ُه َّم أ‬
ْ ‫ص ِلحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّذ‬
‫ َواجْ عَ ِل ا ْل َم ْوتَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ك ُِل‬،‫ َواجْ عَ ِل ا ْل َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ُك ِل َخي ٍْر‬،‫آخ َرتَنَا الَّتِ ْي إِلَ ْي َها َمعَا ُدنَا‬ ِ
.‫ش ٍَر‬

َ‫ان َوالَتَجْ عَ ْل فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغالًّ ِللَّ ِذ ْينَ َءا َمنُ ْوا َربَّنَا إِنَّك‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْين‬
ِ ‫سبَقُ ْونَا بِا ْ ِإل ْي َم‬
Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah .‫ف َّر ِح ْي ٌم‬
ٌ ‫َر ُء ْو‬
memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-
sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang
besar.
barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
Assalamualaikum Wr. Wb.

‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُهُ الَ نَ ِب َّي بَ ْع َده‬ َ ‫ش َه ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا‬


ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ َ‫الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوأ‬
‫ أَ َّما بَ ْعدُ؛ فَيَا‬.ُ‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن تَبِ َع ُه َداه‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِل‬
َ
‫ َياأَيُّها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا‬:‫ فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‬،ِ‫ أ ُ ْو ِص ْي ُك ْم ِبتَ ْق َوى هللا‬،ِ‫ِع َبا َد هللا‬
ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم‬
.‫س ِل ُم ْو َن‬ َّ ‫اتَّقُوا هللاَ َح‬
Kaum Muslimin jamaah jumat yang dirahmati allah swt.
Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada
malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang
turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada
suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup.
Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi
segala kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan 2. 2 . Istikharah, selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan penuh
dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah : pertimbangan dalam setiap keputusan.
1. Istiqomah. yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah.
Begitu pentingnya istiqomah ini sampai Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu
wasalam berpesan kepada seseorang seperti dalam Al-Hadits berikut: perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan
“Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata, batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang benar,
“Wahai rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah
bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, ‘Katakanlah aku telah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah.
beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.” (HR. Muslim). Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda:
Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan
bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, ْ ‫آلخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخ ْي ًرا أ َ ْو ِل َي‬
‫ (رواه البخاري‬. ْ‫ص ُمت‬ ِ ْ‫عن أبي هريرة َم ْن كَانَ يُ ْؤ ِمنُ ِباهللِ َوا ْليَ ْو ِم ا‬
ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram
‫ومسلم‬
halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau
kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.
diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Orang seperti itulah yang dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an surat
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah,
Fushshilat ayat 30:
jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi jika ucapan
    itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi lemas
   untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar ma’ruf nahi
  munkar.
   Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad
   Shalallaahu alaihi wasalam untuk memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau
   bersabda:
 
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun ِ ‫ َوأَحْ ِب ْب َما‬، ٌ‫شئْتَ فَ ِإنَّكَ َميِت‬
َ‫شئْتَ فَ ِإنَّك‬ ِ ‫ش َما‬ ْ ‫ َيا ُم َح َّمدًا ِع‬:‫أَتَانِ ْي ِج ْب ِر ْي ُل فَقَا َل‬
kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah ، ‫ي ِب ِه‬ٌّ ‫شئْتَ فَ ِإنَّك َمجْ ِز‬ِ ‫ُمفَ ِارق ٌََ َوا ْع َم ْل َما‬
kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30) Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi
sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi
Maasyiral muslimin jamaah jumah RM engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan
Pegangan hidup yang ke 2 adalah
sesungguhnya semua itu ada balasannya. (HR.Baihaqi dari Jabir). yang belum bertaubat darinya secara massal. Jika itu penyebabnya, maka obat satu-
satunya adalah beristighfar dan bertobat.
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika
akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada
data yang benar dan bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama . kaumnya:
Para pakar barang kali untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak mendengar  
daripada berbicara yang kadang-kadang justru membingungkan masyarakat.    
  
oleh karenanya marilah kita lebih banyak istikharah/memohon petunjuk kepada
  
Allah dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar bertindak secara benar dan
tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
   
 
3. Istighfar, yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah
Rabbul Izati. “Dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras
Setiap orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan
sebagai sebuah bangsa. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (QS. Hud:52).
merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati. Para Jamaah yang dimuliakan Allah
Sekali lagi, tiada kehidupan yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap
Tidak sedikit persoalan besar yang kita hadapi yang diakibatkan kesalahan kita tegar dan selamat dalam berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus
sendiri. Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun kepada Allah, memiliki dan melakukan TIGA hal di atas yaitu Istiqomah, Istikharah dan Istighfar.
melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan penuh Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan
keridloan Allah. dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin
.‫الر ِح ْي ُم‬ ُ ُ‫ست َ ْغ ِف ُر ْوهُ اِنَّهُ ُه َو ا ْلغَف‬
َّ ‫ور‬ ْ َ ‫أَقُو ُل َق ْو ِلي َهذَا َوأ‬
ْ ‫ست َ ْغ ِف ُر هللاَ ِل ْي َولَ ُك ْم فَا‬
Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan
karena kemalasan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh
menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan ekonomi
tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang produktif,
maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.

Akan tetapi adakalanya kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami


kesulitan. Kesulitan itu disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk
Khutbah Kedua
‫ش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َد ُه‬ ‫ص ِام ِب َح ْب ِل هللاِ ا ْل َم ِت ْي ِن‪ .‬أ َ ْ‬ ‫ِي أ َ َم َرنَا ِبا ْ ِال ِت َحا ِد َواْ ِال ْع ِت َ‬
‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ َّّلِلِ الَّذ ْ‬
‫ث َرحْ َمةً‬ ‫س ْولُهُ‪ ،‬اَ ْل َم ْبعُ ْو ُ‬‫ع ْب ُد ُه َو َر ُ‬ ‫ش َه ُد أ َنَّ ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ست َ ِع ْينُ ‪َ .‬وأ َ ْ‬
‫الَش َِر ْيكَ لَهُ‪ِ ،‬إيَّا ُه نَ ْعبُ ُد َو ِإيَّاُه نَ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه أ َجْ َم ِع ْينَ ‪ِ .‬ع َبا َد هللا‪ ،‬اِتَّقُوا هللاَ َما‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ِل ْل َعالَ ِم ْينَ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى النَّ ِبي ِ‪ ،‬يَاأَيُّها َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫ب ا ْل َعالَ ِم ْينَ ‪ِ .‬إنَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِارع ُْوا ِإ َلى َم ْغ ِف َر ِة َر ِ‬ ‫ست َ َط ْعت ُ ْم َو َ‬ ‫ا ْ‬
‫علَى آ ِل ِه‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِل ْم َوبَ ِاركْ َ‬ ‫ص ِل َو َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُ ْوا َ‬
‫ت‬ ‫س ِل ِم ْينَ َوا ْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫اج ِه َوذُ ِريَّاتِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ ‪ . .‬ا َللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْ‬ ‫ص َحا ِب ِه َوقَ َرابَتِ ِه َوأ َ ْز َو ِ‬ ‫َوأ َ ْ‬
‫اض َي‬ ‫ت َويَا قَ ِ‬ ‫ب ال َّدع ََوا ِ‬ ‫ب ُم ِج ْي ُ‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َواتِ‪ِ ،‬إنَّكَ قَ ِر ْي ٌ‬ ‫ت اْألَحْ يَ ِ‬ ‫َوا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫س ِل ِم ْينَ ‪َ ،‬وأ َ ْه ِل ِك ا ْل َكفَ َرةَ‬ ‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬ ‫ص ِر اْ ِإل ْ‬ ‫س ِل ِم ْينَ ‪َ ،‬وا ْن ُ‬ ‫ص ِلحْ َج ِم ْي َع ُوالَةَ ا ْل ُم ْ‬ ‫ت اَللَّ ُه َّم أ َ ْ‬
‫ا ْل َحا َجا ِ‬
‫ق َوا َ ْنتَ َخ ْي ُر‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬اَللَّ ُه َّم ْافتَحْ َب ْينَنَا َوبَ ْينَ قَ ْو ِمنَّا ِبا ْل َح ِ‬ ‫َوا ْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوأ َ ْع ِل َك ِل َمت َكَ ِإلَى يَ ْو ِم ِ‬
‫عذ َ َ‬
‫اب النَّ ِار‪.‬‬ ‫س َنةً َوقِنَا َ‬ ‫اآلخ َر ِة َح َ‬‫سنَةً َوفِي ِ‬ ‫ا ْلفَاتِ ِح ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا ِفي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
brahim bin Adham suatu ketika sedang berjalan di tepi pantai. Tanpa sengaja, matanya
melirik sepasang manusia berduaan dengan begitu mesranya. Terlintas di benak sufi ini Kejadian sederhana itu mampu menyadarkan sang ulama terkenal, Ibrahim bin Adham.
bahwa sepasang kekasih itu sedang dimabuk cinta. Bukan hanya mabuk cinta, ternyata Seketika itu hati beliau dipenuhi sesal dan taubat. Lelaki yang sempat dianggap ahli
mereka juga sedang mabuk dalam arti yang sesungguhnya. Terlihat di sekeliling mereka maksiat ternyata jauh lebih baik dibandingkan beliau yang terkenal ahli ibadah. Kejadian
beberapa botol minuman berseliweran, terdapat bekas botol yang baru saja selesai itu begitu membekas dalam hidup Ibrahim bin Adham hingga wafatnya. Jika seorang
dikosongkan isinya. Beberapa saat, Ibrahim bin Adham terkesima dengan pemandangan Ibrahim sang Sufi saja bisa terjebak dalam perangkap itu, bagaimana dengan kita manusia
yang dia lihat sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia berpikir betapa musykilnya akhir zaman?
sepasang manusia ini, bermaksiat sedemikian mudahnya, seakan tak ada dosanya.
Betapa seringnya kita berada di posisi menjustifikasi manusia. Atas sedikit fakta yang kita
Tiba-tiba dalam jarak beberapa meter di depan mereka, gelombang laut mengganas tahu tentang cuplikan kehidupannya, kita menuduhnya dengan stigma yang sangat tak
menerjang pinggiran pantai. Menghanyutkan sesiapa yang berdekatan, tak pandang bulu. pantas. Tatkala seorang teman yang tak menyapa ketika berpapasan dengannya sekali
Beberapa orang berusaha berdiri, berenang, dan berlari menjauh ke arah daratan. waktu, seketika kita beropini bahwa ia sombong. Padahal di balik itu, ia sedang dirundung
Sebagian mereka bisa melepaskan diri dari terjangan ombak. Namun nahas, lima lelaki tak masalah besar, bersedih, atau juga tak melihat kita. Di saat seorang teman tak memberi
kuasa diseret gelombang. Seketika, lelaki mabuk yang sedang bermesraan di pinggir pantai kita pinjaman uang, seketika kita menduga bahwa ia pelit. Padahal di balik itu ia sedang
itu berlarian menuju ke arah lima orang yang hanyut. Ia berusaha menarik satu-persatu berusaha mendapatkan banyak uang untuk kebutuhan ibunya atau untuk membayar
lelaki yang hampir terbawa arus. Ibrahim bin Adham yang melihat kejadian itu hanya bisa utang-utangnya. Di saat seorang karib tak memenuhi undangan kita, terlintas di benak jika
tercengang, berdiri mematung di tempatnya. Antara tercengang dengan kejadian yang ia seorang yang tak menghargai. Padahal di balik itu, dia mendapatkan sebuah tanggungan
terjadi begitu cepat di depan matanya dan juga tidak bisa berenang. yang harus segera diselesaikan hari itu juga sementara ia sungkan untuk memohon izin
dikarenakan penghormatannya.
Sementara si lelaki ini begitu cekatan berlari dan berenang. Tak membutuhkan waktu
lama, si pemuda mabuk tadi berhasil menyelamatkan empat orang. Kemudian ia kembali. Penyebab retaknya ukhwah dengan sesama salah satunya disebabkan urusan salah
Namun bukannya kembali ke perempuan yang tadi sempat ditinggalkan sejenak, lelaki ini persepsi. Lalu melahirkan saling mencurigai dan saling bersu’udzon. Tak sengaja ketika kita
justru menuju ke arah Ibrahim bin Adham. Belum terjawab kebingungan Ibrahim bin menganggap seseorang berdasarkan persepsi kita maka yang terjadi adalah rasa
Adham, tiba-tiba saja, ia mengucapkan beberapa kalimat, padahal Ibrahim bin Adham kekecewaan terhadap semua orang. Sementara tanpa disadari hal ini juga membangkitkan
tidak bertanya sepatah katapun. rasa ego sedikit demi sedikit menjadi pribadi yang superior, tanpa cela, dan antikritik.
Sampai akhirnya menganggap diri sendiri adalah segalanya. Sang manusia sempurna dan
“Tadi itu aku hanya bisa menyelamatkan empat nyawa, sementara kau seharusnya pemilik kebenaran seorang diri, atau kelompoknya semata. Betapa berbahayanya.
menyelamatkan sisa satu nyawa yang tidak bisa aku selamatkan.”
Jauh-jauh hari Nabi SAW mengingatkan, "Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka
Belum selesai kebingungan Ibrahim bin Adham, lelaki ini melanjutkan, “Perempuan yang di buruk, karena prasangka buruk adalah seduta-dustanya ucapan. Janganlah kalian saling
sebelahku itu adalah ibuku. Dan minuman yang kami minum hanyalah air biasa.” Ia mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling
memberikan alasan. Seolah ia mampu membaca semua apa yang dipikirkan oleh Ibrahim membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara"
bin Adham. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563]. Pesan Nabi
tidak sekadar nasihat biasa. Beliau mewanti-wanti supaya umatnya selalu menjaga diri.
Betapa gelisahnya Nabi jika mengetahui ada diantara umatnya yang saling merendahkan
sesama.

Berburuk sangka termasuk laku yang salah, pemantik dosa. Ketika seseorang berburuk
sangka dan sangkaannya itu benar, maka sama sekali ia tak akan mendapat pahala apapun.
Sementara jika ia berburuk sangka dan sangkaannya itu salah, maka pasti atasnya
perbuatan dosa. Betapa tak bermanfaatnya berburuk sangka, menstigmaisasi, dan
menghakimi seseorang dari apa yang sedikit pengetahuan kita tentang dia.

Bertemu dengan semua orang seharusnya menjadi cermin untuk diri kita untuk lebih baik
lagi. Hal ini diawali dengan rasa saling percaya dan berbaik sangka. Ketika bertemu anak
kecil, pikirkan bahwa bisa jadi ia jauh lebih baik dari kita, karena di umurnya yang sedikit, ia
masih sedikit dosa dan salah. Ketika bertemu dengan orang tua, pikirkan bahwa ia jauh
lebih baik dari kita, karena umurnya yang sudah sepuh, berarti ibadahnya pun jauh lebih
banyak dibanding kita. Bertemu orang gila sekalipun ada kesempatan bagi kita berpikir
positif, bisa jadi ia lebih baik dan lebih dulu masuk surga dibanding kita. Sebab, orang gila
itu tidak dibebani syariat oleh Tuhan yang Maha Adil, sehingga ia tanpa cela. Terlebih
ketika bertemu dengan manusia yang cacat fisiknya. Orang buta, tuli, bisu, bisa jadi mereka
jauh lebih baik dari kita. Mereka tak pernah menggunakan inderanya untuk meliha,
mendengar, dan mengucap dosa. Bukankah mereka lebih selamat di dunia dan akhirat?
Lalu masihkah ada kesempatan kita merasa jauh lebih baik, lalu terbersit angkuh dan
sombong, dan kemudian merendahkan manusia lainnya, bahkan kemudian menganggap
bahwa pemilik kebenaran sempurna adalah sosok diri sendiri seorang? Wajarkah?

Wallahu a’lam bishawab.


sholawat kepada Nabi kita Muhammad SAW, dengan harapan lewat syukur yang
kita realisasikan dalam jiwa kita, Allah SWT akan senantiasa memberikan petunjuk
ke jalan yang diridhoi dan melalui sholawat yang kita ucapkan serta sunnah nabi
kita yang kita laksanakan kita akan memperoleh syafaat dari Rosulillah SAW.

Dan melalui mimbar ini pula selaku hamba Allah yang amat dhoif berwasiat
khususnya untuk pribadi dan umumnya untuk jamaah jumuah, mari senantiasa kita
tingkatkan kwalitas serta kwantitas iman kita dengan taqwalloh, mengerjakan segala
apa yang Allah perintahkan dan menjauhkan sejauh-jauhnya apa yang Allah SWT
larang, mudah-mudahan dengan usaha kita taqwa kepada Allah SWT, kita semua
akan selamat baik di dunia maupun di akhirat.

Maasyirol muslimin rohimakumulloh !


Al-Qur'anul Karim sebagai petunjuk bagi ummat manusia yang berisi tentang
hukum dan aturan-aturan Allah di segala macam aspek kehidupan, juga terdapat
sejarah ataupun kisah-kisah yang kesemuanya Allah SWT jadikan I'tibar untuk
pribadi dan hidup serta kehidupan ummat, baik secara individu maupun secara sosial
dalam bermasyarakat.

Dalam khutbah kali ini saya mengajak para jama'ah untuk memperhatikan salah satu
kisah yang Allah abadikan dalam Al Quran, yakni kisah Lukmanul hakim. Jika kita
pelajari di beberapa kitab tafsir maupun riwayat tentang pribadi Lukman, beliau
  : ‫ قال للا تعالى فى كتابه الكريم‬.,
bukanlah seorang Nabi apalagi seorang Rosul, walaupun ada dua riwayat yakni
    
     riwayat Ikrimah dan sya'biy yang mengatakan bahwa lukman itu seorang Nabi, akan
      tetapi Ittifak Ulama bahwa Lukman hanyalah manusia biasa yang Allah berikan
     keistimewaan pada dirinya dengan hikmah, sehingga nama Lukman menjadi nama
      abadi sebagai nama satu surat dari 114 surat dalam Al Qur'an.
  
 
Maasyirol muslimin rohimakumulloh ! Mungkin yang menjadi pertanyaan bagi diri kita sekarang mengapa seorang manusia
Melalui mimbar ini mari kita ingatkan diri kita masing-masing untuk bersyukur biasa, bukan seorang Nabi apalagi seorang Rosul, Allah abadikan namanya di dalam
kepada Allah terhadap segala ni'mat yang telah diberikan kepada kita terutama Al Qur'an?
ni'mat Iman, ni'mat Islam sehat walafiat, serta panjang umur, diiringi dengan
Mari kita renungkan ayat Al Qur'an dalam surat Lukman ayat 12, Allah SWT kepadanya. Bagaimana Alloh berikan hikmah kepada lukman melalui pengertian
berfirman : pendapat para mufassir yang telah saya sampaikan ?.

   1. Allah berikan cahaya di dalam hatinya


      2. Ilmu yang Alloh berikan selalu diamalkan
     3. Berkata jujur dan selalu amanah
    
 4. Kata-kata sesuai dengan perbuatan yang dilakukan
Artinya : 5. Meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, dan lain-lain dari sifat dan
Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, Yaitu: sikap yang membawa kepada keridhoan Alloh SWT
"Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka
Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak Sehingga lukman diberikan gelar dengan gelar Al Hakim. Sehingga sempurnalah
bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". namanya menjadi Lukmanulhakim

Dalam ayat ini Allah SWT memberikan hikmah kepada Lukman. Mufassir Maasyirol muslinin rohimakumulloh !
menterjemahkan kata-kata hikmah dengan ilmu dan amal artinya : punya ilmu lalu Menurut riwayat bahwa Lukman hidup seribu tahun lamanya, sehingga Lukman
ilmu itu selalu diamalkan, sehingga mufassir berpendapat bahwa tidaklah seseorang hidup sampai pada zaman Nabi Daud alaihisalam, dan Lukman termasuk orang yang
dikatakan bijak ( hakim ) jika dalam diri orang tersebut belum menyatu antara ilmu membantu mengajarkan hikmah kepada Nabi Daud. Begitu panjang masa hidupnya
dan amal, dalam arti ilmu yang dimiliki tidak diamalkan dalam dirinya. Lukman, sehingga kata-kata hikmah ( kata-kata bijak ) yang terucap sekaligus
diamalkan oleh Lukman mencapai dua belas ribu bab kata-kata bijak yang
Maasyirol muslimin rohimakumuloh ! kesemuanya merupakan hikmah atau mutiara.
Penyakit yang selalu berjangkit dalam diri kita adalah kita punya ilmu tapi kita tidak
mengamalkan ilmu yang kita miliki, atau sebaliknya tidak tau ilmunya tapi kita Satu harapan saya, saat kita kembali ke rumah masing-masing mari kita buka Al
amalkan sesuatu yang kita tidak tau ilmunya, padahal Allah SWT menjadikan Qur'an surat Lukman melalui Al Qur'an terjemah agar kita dapat renungkan
sejarah ataupun kisah-kisah di dalam Al Qur'an sebagai I'tibar bagi diri kita. Inilah beberapa kalimat bijak yang Lukmanulhakim ucapkan dan dapat kita jadikan
kelemahan kita selaku ummat Islam, lemah untuk mempelajari sejarah dalam Al pedoman hidup kita baik dikalangan keluarga kita maupun di dalam bermasyarakat.
Qur'an. Bahkan ironisnya banyak dan tidak sedikit ummat Islam yang tidak mampu
membaca Al Qur'an secara baik dan benar, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali, Maasyirol muslimin rohimakumulloh !
apalagi untuk mempelajari isi dan kandungan Al Qur'an. Sebagai wawasan dan bertambahnya pengetahuan kita, mari perhatikan diantara dua
belas ribu bab kata-kata bijak Lukmanulhakim yang ditulis oleh Syeh Ahmad
Maasyirol muslimin rohimakumulloh ! Ashowy Al Maaliki.
Kembali kepada pokok masalah kita yaitu sejarah Lukman dalam Al Qur'an. 1
Lukman diabadikan Alloh SWT dalam Al Qur'an karena Alloh berikan hikmah
1. Jadikan taqwa kepada Allah sebagai dagangan kita, niscaya akan kamu dapatkan pribadi saya dan juga para jamaah jum'at kali ini. Dan yang terpenting adalah bahwa
keuntungan tanpa adanya barang dagangan. Artinya terapkan dalam jiwa kita rasa kita harus tau bahwa syariat yang disampaikan oleh para Nabi dan pelaku sejarah di
takut kepada Allah, niscaya kelak di akhirat kita termasuk orang-orang yang dalam Al Qur'an, kesemuanya bermuara kepada akhlakul karimah, yang dibawa oleh
beruntung. baginda Rosulillah SAW sebagai suri tauladan bagi ummat manusia.
2. Jangan jadikan diri kita lemah dari suara kokok ayam jantan di waktu pagi,
sementara kita terus tidur di atas tempat tidurmu. Artinya begitu pentingnya Dan marilah kita memohon kepada Allah semoga kita dijadikan termasuk orang-
bangun di waktu Ashar, yakni bangun untuk bertahajjud munajat kepada Allah orang yang mengamalkan ilmu agama yang telah kita dapati, sehingga walaupun
dan sholat shubuh. sedikit ilmu yang kita miliki kemudian kita amalkan akan membawa hikmah yang
3. Jangan tunda-tunda untuk bertaubat kepada Allah, karena kematian datang tiba- baik untuk diri kita sendiri maupun sebuah keteladanan untuk orang lain.
tiba. Artinya Segeralah bertaubat kepada Alloh, karena begitu banyak kesalahan
yang telah kita perbuat, jangan kematian merenggut kita, kita dalam keadaan
ma'shiat kepada Alloh SWT
4. Takutlah kamu kepada Allah, dan jangan kamu perlihatkan ( pamer ) akan dirimu
kepada orang lain bahwa kamu termasuk orang yang bertaqwa kepada Alloh,
mengharap untuk dihormati oleh orang lain, padahal hati kamu hati yang rusak.
Artinya, jangan jual rasa ketaqwaan kita dihadapan orang lain hanya untuk
dihormati oleh orang lain, pada hal hati kita termasuk hati yang rusak
5. Akan datang suatu zaman dimana kamu tidak akan mendapatkan orang-orang
yang punya belas kasih atau orang-orang yang tidak sabar. Artinya akan datang
suatu masa dimana dalam lingkungan keluarga, masyarakat sudah tidak ada lagi
orang-orang yang punya belas kasih, atau orang-orang yang memilik kesabaran.
6. Kamu tidak akan menyesal kendati kamu diam saja, maka sesungguhnya
perkataan apabila perkaaan itu perak, maka diam itu merupakan emas. Artinya
jangan banyak bicara, jangan pergunakan lidah kita untuk berkata-kata yang
dapat menyakitkan orang lain. Maka diam merupakan emas bagi kita.
7. Aku memikul batu besar dan besi, tidaklah terlalu berat ketimbang menjadi
َ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَه‬ َ ‫ش ْك ُر لَهُ ع‬
ْ َ ‫ َوا‬.‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ‫َلى ا ِْح‬َ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع‬
tetangga yang jahat. Artinya begitu besarnya dosa yang kita pikul jika kita ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ش َه ُد ا َ َّن‬ ْ َ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا‬
menjadi tetangga yang jahat, yang balasannya akan kita terima di akhirat kelak. ‫ص َحابِ ِه‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ض َوانِ ِه‬ ْ ‫ِلى ِر‬ َ ‫الدَّا ِعى ا‬
Maasyirol muslimin rohimakumulloh ! َ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬
‫ع َّما‬ ُ َّ‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها الن‬ ْ َ ‫س ِل ْم ت‬
َ ‫َو‬
Inilah sekelumit dari dua belas ribu bab kata-kata hikmah yang pernah ‫س ِه‬ِ ‫س ِه َوث َـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد‬ ِ ‫نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف‬
Lukmanulhakim sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya khususnya untuk
‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َوقَا َل تَعا َ َلى ا َِّن هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَ ْي ِه‬‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫َ‬
‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِب ْي َن‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫س ِل ْم َو َ‬ ‫َو َ‬
‫ع ِلى َوع َْن‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬‫ش ِد ْي َن ا َ ِبى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬
‫اء َّ‬ ‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫ان اِلَىيَ ْو ِم ِ‬
‫الد ْي ِن‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْي َن َوتَا ِب ِعي الت َّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬ ‫بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫الر ِ‬
‫َّ‬ ‫ا َ ْر َح َم‬ ‫يَا‬ ‫ِب َر ْح َمتِكَ‬ ‫َمعَ ُه ْم‬ ‫عنَّا‬‫َ‬ ‫ض‬‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َما ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫س ِل ِم ْي َن َو َد ِم ْر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْل َوبَا َء‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫ا َ ْعدَا َء ِ‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫لم َح َن َما َ‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫َو َّ‬
‫ب اْلعَالَ ِم ْي َن‪.‬‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫َان اْل ُم ْ‬‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬

‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬
‫س ِر ْي َن‬ ‫َربَّنَا َظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫سنَ َ‬

‫ب النَّ ِار‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬


‫عذَا َ‬ ‫سنَةً َو ِفى اْ ِ‬
‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آ ِتنا َ ِفى ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫ وأشهد أن محمدا عبده‬. ‫ عالم الغيب والشهادة‬، ‫وحده َل شريك له‬
‫ورسوله أرسله للا بشيرا ونذيرا وهاديا الى الحق بإذنه وسراجا‬
‫ اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى آله‬.‫منيرا‬
‫ أيها الحاضرون الكرام أوصيكم‬: ‫ أما بعد‬،‫وأصحابه والتابعين‬
: ‫ قال للا سبحانه وتعالى‬. ‫ونفسي بتقوى للا وطاعته لعلكم تفلحون‬
‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آَ َمنُوا اتهقُوا ه‬
َ‫َّللاَ َح هق تُقَاتِ ِه َو ََل تَ ُموت ُ هن إِ هَل َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG KAMI MULIAKAN
Dalam al-Qur’an cerita seputar penciptaan manusia pertama, Nabi Adam as
sampai beliau ditrunkan ke bumi, disebutkan secara berulang-ulang oleh Allah SWT
pada surat yang berbeda. bahkan diceritakan secara detail bagaimana Iblis menolak
perintah Allah ketika disuruh sujud kepada Adam, bagaimana akhirnya Adam
terbujuk sehingga akhirnya ikut terusir dari surga. Demikian pula kisah tentang
putra beliau Qabil yang membunuh Habil, adiknya sendiri.
Berulang-ulangnya kisah ini disebutkan dalam al-Qur’an, sama sekali bukan
tanpa maksud dan hikmah. Demikian pula bukan karena Allah kekurangan bahan
cerita, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang barat yang tidak suka
terhadap Islam. Tetapi ditampilkannya kisah tersebut secara berulang-ulang, tidak
lain agar kita ummat Islam benar-benar mau menghayatinya dan menjadikannya
sebagai pelajaran yang berharga. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Allah SWT pada
surat Ali ‘Imran ayat 13;

DUA HAL PENYEBAB KEHANCURAN

, ‫الحمد هلل الذى يقبل التوبة عن عباده ويعفوا عن السيئات‬ “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai mata hati”
‫ أشهد أن َل اله اَل للا‬. ‫ويستجيب الذين آمنوا وعملواالصالحات‬
Melalui peristiwa ini Allah SWT ingin menunjukkan kepada kita kaum “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya bercokol sifat angkuh dan
muslimin tentang dua sifat perusak yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan sombong sekecil apapun.”
kehidupan seseorang maupun masyarakat secara luas. HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG KAMI MULIAKAN !
Pertama : Sifat sombong. Sifat inilah yang sejak pertama menempel pada diri
Iblis. Ketika ia diperintah untuk sujud kepada Adam as, ia menolak Kedua : Sifat hasud, iri dan dengki . Sifat inilah yang telah
mentah-mentah bahkan dengan sangat angkuh dan sombongnya ia menjerumuskan Qabil, keturunan pertama Nabi Adam as, yang
berdalih di hadapan Allah SWT : telah melakukan dosa dan pelanggaran pertama di atas muka bumi
ini. Ia telah begitu tega membunuh adik kandungnya sendiri, Habil
karena iri dan dengki. Karena ia tidak bisa menerima isteri Habil
" Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api lebih cantik dari isterinya sendiri.
sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Hadirin Rahimakumullah …! Sungguh tidak ada musibah yang lebih besar
HADIRIN SIDANG JUM’AT RAHIMAKUMULLAH ! … tidak ada racun yang lebih ganas … dibandingkan dengan sifat hasud, iri dan
Orang yang sombong, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, bukanlah dengki ini. Siapapun yang terjangkit penyakit ini, maka dijamin ia tidak akan pernah
mereka yang selalu berpakaian bagus dan mewah. Tetapi yang dimaksud orang yang merasakan kenyamanan dan ketenangan. Setiap kali melihat orang lain mendapat
sombong adalah mereka yang menolak kebenaran, melihat dirinya lebih mulia dan kemuliaan, hatinya menjadi perih dan sakit. Setiap kali menyaksikan orang lain
terhormat, serta memandang orang lain lebih rendah dari dirinya. mendapatkan kebahagiaan, hatinya serasa terbakar dan teriris.
Sebuah rumah tangga akan berantakan jika salah satu dari suami isteri telah Dan akibat yang paling megerikan, sifat iri dan dengki ini dapat menyebabkan
dihinggapi sifat sombong ini. Bahkan sebuah lingkungan dan negara sekalipun akan keimanan seseorang secara perlahan menjadi luntur dari hatinya. Tak ubahnya
kacau jika para pemimpinnya selalu merasa lebih mulia dan lebih terhormat seperti cairan yang menetes terus dari wadah yang bocor. Dalam hal ini Rasulullah
dibandingkan dengan masyarakat atau rakyat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin saw bersabda :
yang sudah terjangkiti sifat sombong dan angkuh, akan sulit sekali menerima saran
dan nasihat, apalagi kritik dari orang lain. Ia selalu merasa diri paling hebat, paling َ ‫ان َو ْال َح‬
)‫سدُ (رواه النساءي‬ ِ ْ ‫ع ْب ٍد‬
ُ ‫اإلي َم‬ ِ ‫ان فِي قَ ْل‬
َ ‫ب‬ ِ ‫ََل يَ ْجتَ ِم َع‬
benar, paling berjasa, dan paling segala-galanya. Perasaan seperti inilah yang pernah “Tidak akan pernah bisa berkumpul pada diri seseorang keimanan dan sifat
hinggap pada diri seorang Fir’aun dan Namruz, dua pemimpin yang diktator. hasud.”
Hukum seolah ada ditelunjuk mereka dan undang-undang ada di mulut mereka.
Apapun yang mereka perintahkan rakyat harus patuh dan taat tanpa ada pilihan lain. Karena demikian buruk akibat yang ditimbulkan oleh sifat hasud dan dengki
Karena demikian besar bahaya yang ditimbulkan, maka Allah SWT ini, maka baginda Nabi sa mengingatkan kepada kita :
mengancam tidak akan memasukkan ke dalam surga siapapun yang memiliki sifat ‫ب‬
َ ‫ط‬ ُ ‫ت َك َما تَأ ْ ُك ُل النه‬
َ ‫ار ْال َح‬ َ ‫سدَ َيأ ْ ُك ُل ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬ َ ‫سدَ فَإِ هن ْال َح‬
َ ‫ِإيا ُك ْم َو ْال َح‬
sombong sebelum ia bertobat dengan sepenuhnya. Dalam sebuah hadits shahih yang “Jauhilah sifat hasud dan dengki ! karena sifat ini akan dapat menghilangkan
diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw mengingatkan : kebaikan sebagaimana api yang melahap kayu bakar.”
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH !
)‫ََل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنهةَ َم ْن َكانَ فِي قَ ْلبِ ِه ِمثْقَا ُل ذَ هرةٍ ِم ْن ِكب ٍْر (رواه مسلم‬
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬
‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫َلى ا ِْح َ‬‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫‪sebagai penutup kami ingin mengakhirinya dengan sebuah dialog singkat‬‬
‫‪antara Iblis –laknatullah- dengan Nabi Nuh as. Saat nabi Nuh as menaiki perahunya,‬‬
‫‪tiba-tiba beliau melihat seorang kakek tua yang tidak dikenal. Lalu Nabi Nuh‬‬ ‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫”?‪bertanya,”Mengapa engkau ikut naik di kapal ini‬‬ ‫ص َحا ِب ِه‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫الدَّا ِعى ا َ‬
‫‪“Aku ingin memasang perangkap untuk para pengikutmu agar hati-hati‬‬
‫‪mereka bersama aku, walaupun tubuh mereka bersamamu.” Jawab sang kakek yang‬‬ ‫ع َّما‬‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬ ‫س ِل ْم ت َ ْ‬
‫َو َ‬
‫‪tidak lain adalah Iblis laknatullah.‬‬ ‫س ِه‬‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِ‬ ‫نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫‪“Aku akan membinasakan manusia dengan lima hal. Tiga akan aku‬‬
‫”‪beritahukan kepadamu dan dua akan aku rahasiakan.‬‬
‫‪Ketika itu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Nuh as agar beliau‬‬ ‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َو َقا َل تَعا َ َلى ا َِّن هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫‪meminta kepada Iblis supaya memberitahukan dua perkara saja, dan merahasiakan‬‬ ‫علَ ْي ِه‬‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫َ‬
‫‪tiga perkara lainnya. Sang Iblis lantas bercerita, “Wahai Nuh, dulu di surga aku‬‬
‫‪dengki kepada Adam sehingga aku dilaknat oleh Allah. Kemudian aku sombong‬‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِب ْي َن‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫س ِل ْم َو َ‬ ‫َو َ‬
‫‪serta merendahkan Adam, maka akupun diusir dari dalam surga. Karena itu aku‬‬ ‫ع ِلى َوع َْن‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬‫ش ِد ْي َن ا َ ِبى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬
‫اء َّ‬ ‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫‪bertekad, dengan kedua sifat ini, yaitu dengki dan sombong, aku pasti akan dapat‬‬
‫”‪membinasakan umat manusia.‬‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ِ‬
‫الد ْي ِن‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْي َن َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬ ‫بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬
‫‪Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah …! Semoga khutbah yang singkat‬‬ ‫اح ِم ْي َن‬ ‫الر ِ‬
‫َّ‬ ‫ا َ ْر َح َم‬ ‫يَا‬ ‫ِب َر ْح َمتِكَ‬ ‫َمعَ ُه ْم‬ ‫عنَّا‬‫َ‬ ‫ض‬ ‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫‪ini mampu menggugah kesadaran kita semua untuk senantiasa berhati-hati dan‬‬
‫‪waspada terhadap berbagai perangkap yang telah dipasang oleh Iblis untuk‬‬ ‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َما ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪menjerumuskan kita, terutama melalui kedua sifat yang buruk ini, yaitu : sifat‬‬ ‫ص ْر‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫‪sombong dan hasad.‬‬
‫س ِل ِم ْي َن َو د َِم ْر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬
‫ت َوال ِذ ْك ِر‬ ‫آن ْالعَ ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَعَنِ ْي َوإِيها ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اْْليَا ِ‬ ‫اركَ للاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬ ‫لوبَا َء‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫ا َ ْعدَا َء ِ‬
‫س ِم ْي ُع ْالعَ ِل ْي ُم‪ .‬أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر‬
‫ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وتَقَبَ هل للاُ ِمنِ ْي َو ِم ْن ُك ْم تَِلَ َوتَهُ‪ ،‬إِنههُ ُه َو ال ه‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫لم َح َن َما َ‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫َو َّ‬
‫ت َو ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَاتِ‪ .‬فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ‪،‬‬ ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫للاَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل َ‬
‫إِنههُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْي ُم‪.‬‬
‫ب اْلعَالَ ِم ْي َن‪.‬‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫َان اْل ُم ْ‬‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬

‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬
‫س ِر ْي َن‬ ‫َربَّنَا َظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫سنَ َ‬

‫اب النَّ ِار‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬


‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬
‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
ِ ‫ َو ِم ْن سيئا‬،‫سنَا‬
‫ت‬ ِ ُ‫ور أنف‬ ِ ‫ ونعوذُ به ِمن ش ُُر‬،ُ‫ونستغفره‬ ُ ،‫ ونستعينُه‬،‫ نَحْ َمدُه‬،‫إنَّ ال َح ْم َد هلل‬
َ
ُ‫ فال َهادِي لَه‬،ْ‫ض ِلل‬ ْ ُ‫ ومن ي‬،ُ‫ َم ْن يَ ْهدِه هللا فَال ُم ِض َّل لَه‬،‫أ ْع َما ِلنا‬.
‫سولُه‬ ُ ‫ور‬َ ‫ وأشه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا ع ْبدُه‬،ُ‫أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال ش َِريكَ لَه‬ ْ ‫ش َه ُد‬ ْ َ ‫أ‬.
‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُهدًى‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ‬َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِلى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ‫س ِل ُمون‬ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُنَّ ِإال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم‬ َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ َح‬
َّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَقَ ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاال‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬
‫علَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
َ َ‫َّللاَ كَان‬
َّ َّ‫األر َحا َم ِإن‬ ْ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو‬ َ َ ‫َّللاَ الَّذِي ت‬ َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ َ ِ‫يرا َون‬ ً ِ‫َكث‬
‫از فَ ْو ًزا ع َِظي ًما‬ َ َ‫سولَهُ فَقَ ْد ف‬ ُ ‫َّللاَ َو َر‬ َّ ‫ص ِلحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع‬ْ ُ‫ي‬
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,

Hari-hari yang kita lalui, jum’at yang satu ke jum’at lainnya, termasuk jum’at
yang lalu ke jum’at hari ini merupakan waktu yang tak pernah lepas dari nikmat
Allah SWT. Sementara bumi yang kita tempati adalah tempat paling indah di dunia
ini. Dan tidak pernah ada duanya, sampai ketika kita atas izin Allah dimasukkan ke
dalam surga. Tempat terindah yang keindahannya tidak bisa dibaca oleh lintasan
pikiran dan imajinasi manusia.

Nikmat bumi adalah nikmat besar. Bayangkan saja jika Allah SWT menarik
lapisan atmosfir yang ada di atas bumi. Pastilah dalam sekejap matahari akan
membakar seluruh makhluk yang ada di atas bumi. Dan kemudian bumi itu ikut
terbakar karenanya. Atau bayangkan seandainya polusi yang dilakukan manusia
terus terjadi dalam skala yang berlipat ganda, lalu lapisan karbondioksida menutup
langit kita. Bumi tidak akan sehangat sekarang, yang datang kemudian adalah dingin
yang menghancurkan. Bahkan sebelum itu, manusia akan lebih dulu mengalami
kematian karena udara kotor yang sangat akut telah dihirup dalam kesehariannya.
Maka nikmat bumi adalah nikmat yang harus kita syukuri. Dan Islam, sebenarnya Dalam ayat yang lain, Allah berfirman dalam bentuk nahy (larangan) agar manusia
memiliki perangkat-perangkat untuk mensyukurinya, sekaligus sebagai upaya tidak berbuat kerusakan terdapat di surah Al-A’raaf ayat 56:
menjaga bumi ini.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,


56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
Di negeri kita, bencana demi bencana juga terjadi. Yang semula mungkin tidak memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
pernah terpikirkan. Saat kemarau, maka yang datang adalah kemarau panjang. dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada
Akibatnya, air sulit dicari, pertanian gagal panen, dan sebagainya. Sementara jika orang-orang yang berbuat baik.
hujan, seringkali yang dirasakan bukan hujan sebagai rahmat, tetapi hujan yang
membawa banjir. Ibnu Qayyim mengatakan, “Mayoritas ahli tafsir mengatakan, janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat
Kerusakan laut juga luar biasa. Jumlah ikan menjadi berkurang cukup signifikan. dan mengajak ketaatan kepada selain Allah setelah Allah memperbaikinya dengan
Bahkan beberapa jenis ikan sudah punah. Data terbaru menunjukkan di tingkat mengutus para Rasul dan menerangkan syariat serta mengajak supaya taat kepada
dunia 77 persen dari 441 spesies ikan sudah diambang kepunahan. Allah. Karena sesungguhnya menyembah selain Allah, berdoa kepada selain-Nya
dan melakukan perbuatan syirik kepada-Nya adalah kerusakan paling besar di muka
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT, bumi. Bahkan kerusakan bumi pada hakikatnya hanyalah disebabkan oleh syirik
kepada Allah dan menyalahi perintah-Nya.”
Allah SWT mengingatkan tentang fenomena semacam ini melalui firman-Nya
dalam surah Ar-Ruum ayat 41: Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,

Jadi penyebab rusaknya bumi dan berbaga bencana yang menimpa itu bisa
diklasifikasikan menjadi dua. Pertama adalah penyebab tidak langsung, kedua
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan penyebab langsung. Penyebab tidak langsung adalah seperti yang dikatakan Ibnu
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan Qayyim dan Imam Asy- Syaukani saat menjelaskan ayat-ayat tentang kerusakan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). bumi. Yaitu syirik kepada Allah dan maksiat kepada-Nya.

Melalui ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa kerusakan bumi baik di darat Mungkin kita akan bertanya: bagaimana mungkin syirik kepada Allah dan
maupun di laut, adalah karena ulah manusia. Kesalahan manusia. Dan kerusakan itu bermaksiat kepada-Nya, misalnya meninggalkan shalat dan melakukan zina, bisa
tidak akan bisa dihentikan kecuali jika manusia menyadari kesalahannya kemudian membuat bumi menjadi rusak? Jawabannya adalah karena Allah SWT yang
melakukan perbaikan. menciptakan bumi ini dan telah menggariskan hukumnya. Ia telah berjanji bahwa
rezeki akan dibukakan kepada siapa yang beriman dan bertaqwa, sebaliknya, jika
Ketika menafsirkan ayat ini Imam Asy-Syaukani mengatakan, “(Dalam ayat ini) manusia durhaka kepada Allah SWT maka yang didatangkan adalah siksa
Allah menjelaskan menjelaskan bahwa perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab diantaranya berupa bencana alam dan musibah demi musibah.
timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta.”
Dalam surah Al-A’raaf ayat 91
: Muslim mana saja yang menanam sebuah pohon lalu ada orang atau hewan yang
memakan dari pohon tersebut, niscaya akan dituliskan baginya sebagai pahala
96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami sedekah. (HR. Bukhari)
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.

Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan, “Diantara pengaruh buruk perbuatan


maksiat terhadap bumi adalah banyak terjadi gempa dan longsor di muka bumi serta Islam juga melarang pencemaran. Dalam hadits disebutkan pencemaran air,
terhapusnya berkah. Rasulullah SAW pernah melewati kaum Tsamud, beliau seperti larangan kencing di air yang diam. Masa itu memang belum ada pencemaran
melarang para sahabat melewati kampung tersebut kecuali dengan menangis. Beliau udara. Tetapi dari larangan ini bisa diqiyaskan bahwa pencemaran udara juga
juga melarang mereka meminum airnya, menimba sumurnya, hingga beliau dilarang.
memerintahkan agar menggunakan air yang mereka bawa untuk mengadon gandum.
Karena maksiat kaum tsamud ini telah mempengaruhi air di sana. Sebagaimana Demikianlah, penyebab kerusakan itu harus kita hindari untuk menjaga bumi kita
halnya pengaruh dosa yang mengakibatkan berkurangnya hasil panen buah-buahan.” dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Di samping itu, bumi dan segenap unsur di dalamnya, baik itu gunung, lautan, Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
pepohonan dan binatang adalah makhluk yang tunduk pada Allah. Mereka semua
Islam, tunduk kepada Allah. Mereka juga menjadi sayang jika manusia tunduk Bumi ini adalah amanah yang dibebankan kepada manusia sebagai khalifah di
kepada Allah, namun jika manusia bermaksiat, mereka benci. Maka jika seorang muka bumi. Maka kewajiban kita adalah memeliharanya agar tetap layak huni.
yang ahli maksiat meninggal, maka bumi, pepohonan dan binatang terlepas dari Kewajiban kita adalah menjaga kelestarian dan keseimbangan alam sehingga tidak
kerusakan yang diakibatkan oleh maksiatnya. justru semakin rusak.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah, Dengan bertauhid kepada Allah, keimanan yang benar. Serta kita menjauhi segala
maksiat, baik yang berdimensi hablum minallah, hablum minannas, maupun hablum
Penyebab kedua adalah penyebab langsung. Yakni aktifitas-aktifitas yang dampak minal alam. Saat penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa, saat itulah keberkahan
atau akibatnya bisa langsung diamati dan dibuktikan secara indrawi berefek pada akan terasa, rezeki akan datang dari segenap penjuru langit dan bumi.
kerusakan bumi. Sebenarnya kategori ini juga masih masuk dalam ungkapan Ibnu
Qayyim dan Imam Syaukani serta para mufassirin yakni maksiat. Hanya saja ini
adalah maksiat khusus yang merupakan pelanggaran terhadap hubungan baik
dengan alam (hablum minal alam). َ‫اح ِمين‬ َّ ‫ار َح ْم َوأ َ ْنتَ َخي ُْر‬
ِ ‫الر‬ ِ ‫َوقُ ْل َر‬
ْ ‫ب ا ْغ ِف ْر َو‬

Salah satu contohnya adalah menebang hutan secara liar. Sehingga jumlah
pepohonan semakin sedikit. Lahan hijau semakin sempit. Akhirnya udara yang
sudah sedemikian tercemar tidak bisa dibersihkan atau dinetralisir. Sementara Islam
justru memotivasi umatnya untuk gemar menanam pohon. Tidak hanya kebaikan
dunia yang akan diperolehnya, tetap juga pahala di akhirat.
.HAKIKAT MANUSIA

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan" (QS. Al Isra': 70)

Suatu siang, jalan baru di pinggiran kota dipenuhi kerumunan orang. Mereka
saling berdesakan untuk bisa melihat obyek pandangan yang menjadi sasaran
penglihatan mereka. Ternyata yang menjadi obyeknya adalah seonggok mayat
yang penuh luka. Rupanya itu adalah mayat seorang residivis yang diamuk
massa. Mayat itu tergeletak dibiarkan begitu saja. Orang lalu lalang silih
berganti hanya untuk melihat, mayat siapakah gerangan?. Itu saja yang
diperbuat orang banyak bukan untuk memberikan pertolongan atau memproses
mengurusi jenazahnya. Ada pula yang sumpah serapah kepada mayat tersebut,
bahkan ada juga yang merasa senang atas tewasnya sang residivis, karena
berkuranglah kejahatan yang dilakukan orang itu.

Sementara di sudut kampung terdapat sebuah rumah yang dipenuhi kerumunan


orang yang ingin takziyah melayat jenazah seorang ustadz di wilayah itu.
Rumah kecilnya tidak pernah berhenti dikunjungi orang. Mereka sangat
menghormati sang ustadz yang teramat mereka cintai. Karena jasa-jasa beliau
begitu banyak memberikan pencerahan aktivitas keagamaan di kampung terpencil
itu. Bahkan orang yang menshalatkannya bergiliran secara bergelombang
lantaran penuh sesaknya orang yang ingin turut menshalatkannya. Begitu pula
ketika mengantarkannya ke pemakaman tempat peristirahatannya yang terakhir,
masyarakat berduyun-duyun mengiringinya. Tampak raut wajah penuh duka
kehilangan figure guru yang mereka cintai, karena telah mengajari mereka manusia tidak pernah malu pada hewan atau tetumbuhan lantaran tampilan
tentang kebenaran. Petuah ajarannya yang menjadikan mereka lebih memahami fisiknya. Keistimewaan bentuk fisik yang dimiliki manusia merupakan karunia
kebenaran dan kebatilan. Mereka dapat mengetahui hakikat kehidupan yang Allah Swt. yang membuatnya tidak pernah merasa minder bila berada di kebun
sebenarnya. binatang sekalipun binatang yang terdapat di dalamnya adalah
binatang-binatang pilihan.
Potret dua keadaan di atas sangatlah bertolak belakang. Hal ini merupakan
tampilan masyarakat yang dapat kita temukan dengan mudah di sekitar kita. "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
Seonggok jenazah yang pertama dan kedua diperlakukan berbeda oleh sebaik-baiknya" (QS. At Tiin: 4)
masyarakatnya. Perlakukan itu semakin memperjelas bagi kita tentang
kedudukan dua orang tersebut yang mempunyai perbedaan yang sangat mendasar. Dengan tampilan fisik dan bentuk yang bagus manusia juga diberikan
Perbedaan kualitas dan hakikat dirinya sebagai manusia. Sekalipun secara keistimewaan lainnya. Yakni ditundukkannya alam semesta untuk kehidupannya.
fisik keadaan mereka berdua tidaklah berbeda satu dengan yang lainnya. Manusia bisa mengarungi samudera yang luas. Mengelilingi dunia, menikmati
panorama indahnya alam raya. Diberikan kepadanya tumbuh-tumbuhan baik yang
Perlakukan yang berbeda itu sebenarnya telah disinyalir oleh Allah Swt. dapat dikonsumsinya ataupun untuk dipandangnya. Juga dijinakkan hewan-hewan
dalam Al-Qur'an bahwa mereka yang beriman dan beramal shalih akan dimuliakan kepadanya sehingga ada yang dapat dimakan, ditunggangi atau untuk membantu
kedudukannya sedangkan mereka yang membangkang akan direndahkan derajatnya kehidupan umat manusia. Semua anugerah itu merupakan bentuk pemuliaan Allah
bahkan lebih rendah dari binatang ternak. Perlakukan itu tidak hanya di Swt. kepada manusia. Agar karunia tersebut dapat dipergunakan bagi
dunia melainkan juga di akhirat. Malah di akhirat lebih besar lagi perbedaan kehidupannya dalam mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Namun jika kenikmatan
dalam memperlakukan model-model manusia seperti itu. itu tidak dipergunakan sebagaimana aturan-Nya maka Allah Swt. akan memandang
hina dan rendah manusia itu. Mereka disamakan derajatnya dengan hewan bahkan
Sebagaimana yang kita pahami bahwa persoalan di atas terletak pada sikap lebih dari itu. Na'udzubillahi min dzalik.
dalam menjalankan kedudukan dirinya sebagai manusia. Mereka yang benar dalam
mendudukkan posisinya sebagai manusia seperti yang ditentukan Allah Swt. 2. Mukallaf (makhluk yang dibebankan tugas)
maka mereka pantas untuk mendapatkan perlakukan yang layak dan baik. Dengan kelebihan dan karunia yang diberikan kepada mereka, manusia dibeban
Sebaliknya mereka yang tidak dapat mendudukkan dirinya dengan tepat maka tugaskan untuk beribadah dan mengatur serta merawat jagat raya yang menjadi
mereka pun akan dihinakan karena sikapnya. sarana hidupnya dengan sebaik-baiknya. Agar mereka menyadari bahwa karunia
Manusia sebagai makhluk Allah Swt. tentu memiliki kedudukan yang berbeda itu tidak datang dengan sendirinya melainkan ia adalah pemberian Tuhan
dari ciptaan-Nya yang lain. Oleh karena itu mereka mempunyai imtiyazat sehingga mereka seharusnya berterima kasih pada-Nya dengan senantiasa
(keistimewaan) sebagai makhluk Allah Swt. Al-Qur'an menyebutkannya dalam beribadah.
beberapa sisi. Di antaranya;
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
1. Mukarram (makhluk yang dimuliakan) menyembah-Ku" (QS. Ad Dzariyat: 56)
Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah Swt. manusia diberikan keistimewaan.
Bentuk fisik yang bagus dengan tata letak yang tepat menjadikan dirinya Begitu pula manusia harus menyadari bahwa sarana hidupnya telah tersebar di
berbeda dengan makhluk lainnya. Letak kepalanya, hidungnya, alisnya, penjuru bumi agar mereka menggalinya, memanfaatkannya dan merawatnya untuk
mulutnya dan beberapa organ lainnya yang sesuai dengan posisi dan porsinya. kehidupannya. Pada posisi peran ini manusia menjadi pemimpin di alam semesta
Dengan tampilan seperti itu manusia kelihatan cantik dan ganteng. Sehingga ini (khalifah) yang menjalankan ajaran Allah Swt. dan merealisasikannya
dengan benar. Bukan malah melakukan kerusakan di muka bumi, dengan
menghancurkan alam raya, merusak ekosistem hidup atau membiarkannya punah
dan musnah. Agar manusia dapat menjaga kelestarian hidupnya dan jagat raya
sebagai sarana hidupnya.

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya


aku hendak menjadikan Khalifah dimuka bumi".... (QS. Al Baqarah: 30).

3. Mujzi (makhluk yang mendapatkan balasan atas amalannya)


Dalam menjalankan beban tugasnya manusia pun mendapatkan balasan atas
amalannya. Mereka yang menunaikan tugasnya dengan baik manusia berhak meraih
anugerah keridhaan dan surga-Nya. Sedangkan mereka yang tidak menunaikan Merubah Kesalahan Pola Pikir Pada Shalat
tugasnya maka azab dan neraka-Nya lebih pantas untuk mereka terima. Seberapa
pun amal yang mereka kerjakan kecil atau besar pasti mendapatkan balasannya َّ‫ش َه ُد أَن‬ ْ َ ‫ َوأ‬.ُ‫ش َه ُد أَنَّ الَ ِالَهَ ِاالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَه‬ ْ َ ‫ أ‬,‫ان‬
ِ ‫س‬ َ ْ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ الَّذِى أ َ َم َرنَا بِا ْلعَ ْد ِل َوا ِالح‬
baik atau pun buruk. Dengan agar manusia dapat memahami bahwa semua ‫علَى‬ َ ‫س ِل ْم َوبَ ِار ْك‬ َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ضالَ ِل‬َّ ‫ص ْرنا َ ِمنَ ا ْلعَ َمى َو َهدَانَا ِمنَ ال‬ َ ‫س ْولُهُ الَّذِى َب‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫ُم َح َّمدًا‬
perbuatan yang dilakukannya tidak akan dibiarkan begitu saja melainkan pasti َ
akan ada balasannya.
‫ أ َمابَ ْع ُد‬.‫ان اِلَى يَ ْو ِم ا ْل ِقيَا َم ِة‬ ِ ‫س‬َ ْ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِبعَهُ ِباِح‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬
َ ‫ع ْب ِدهللاِ َو‬ َ ‫س ْو ِل هللاِ ُم َح َّم َد اب ِْن‬ ُ ‫َر‬
‫ت لَ َع َل ُك ْم‬ َّ ‫ت َواجْ ت َ ِنبُوا ال‬
ِ ‫س ِيئ َا‬ ِ ‫ع ِت ِه َو ْاف َعلُوا ا ْل َخي َْرا‬َ ‫اي ِبت َ ْق َوى هللاِ َو َطا‬ َّ ‫فَ َيا ِع َبادَهللا أ ُ ْو ِص ْي ُك ْم َواِ َي‬
"Barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia ُ‫الر ِجي ِْم اِنَ الَّ ِذ ْينَ قَالُوا َربُّنا َ هللا‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ش ْي َط‬َّ ‫هلل ِمنَ ال‬ ِ ‫ قا َ َل هللاُ ت َ َعالَى ِفى ا ْلقُ ْرأ َ ِن ا ْل َع ِظي ِْم أَعُوذُ ِبا‬. َ‫ت ُ ْف ِل ُح ْون‬
akan mendapatkan balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan amal َ‫عد ُْون‬ َ ‫علَي ِْه ُم ا ْل َمالَئِكَةُ اَالَ ت ُ َخافُوا َوالَتَحْ َزنُوا َوا ْبش ُُروا بِا ْل َجنَّ ِة اَلَّتِي ُك ْنت ُ ْم تُو‬ َ ‫ستَقَا ُموا تَتَنَ َز ُل‬ ْ ‫ث ُ َّم ا‬
kejahatan seberat dzarrah pun niscaya dia akan mendapatkan balasannya pula"
(QS. Az Zalzalah: 7 - 8). Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,

Demikianlah kedudukan manusia yang sebagian di jelaskan dalam Al Qur'an, Marilah kita bersama-sama meningkat-kan nilai ketaqwaan kita di hadapan Allah
agar kita mampu menjalankannya dengan benar sehingga kita dapat meraih swt. Marilah kita saling mengingatkan dan saling menasehati dalam kebaikan.
derajat yang mulia di sisi Allah Swt. dan makhluk-Nya. Wallahu 'alam Ingatlah kita bahwa banyak sekali pintu-pintu menuju ketaqwaan, tidak hanya
bishshawab. (SyH)
terbatas pada shalat, puasa, zakat dan haji saja. Sesungguhnya kehidupan
bermasyarakat ini memiliki berjuta pintu menuju ketaqwaan. Diantaranya adalah
dengan berbuat baik, berbuat santun dan berakhlaq yang mulia, itu semua
merupakan jalan menuju ketaqwaan.

Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah Swt,

Shalat adalah sebauh kunci. Kunci yang diperintahkan Allah swt kepada umat Islam
untuk dijadikan pegangan dalam menyelesaikan dan menjawab berbagai macam
masalah. Atau jalan bagi manusia untuk menemukan berbagai macam solusi. Kita
jarang, bahkan mungkin belum menemukan betul tentang kesahihan jawaban keji dan munkar” maka firmannya ini adalah kalimatul haq, sebuah kebenaran yang
(bahwa shalat sebagai solusi masalah kehidupan) dalam pengalaman hidup sehari- tidak mungkin lagi salah, tidak mungkin lagi diragukan oleh siapapun. Demikian
hari. Pada kesempatan ini mari kita menyelami dan melihat pengalaman kita dalam pula, karena Allah telah memberi suatu bimbingan, bahwa ‘mintalah pertolongan
hidup sehari-hari tentang tentang shalat sebagai solusi masalah dalam kehidupan dengan sabar dan shalat’, berarti shalat adalah sebuah jalan lurus untuk
sehari-hari, yaitu mengawali dengan mengutip ayat al Qur’an; mengungkapkan segala keluh kesah kita dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan.
‫َاء َو ْال ُمنك َِر ۖ َولَ ِذ ْك ُر ه‬
‫َّللاِ أَ ْكبَ ُر ۖ َو ه‬
ُ‫َّللا‬ ِ ‫ص ََلة َ ت َ ْن َه ٰى َع ِن ْالفَحْ ش‬ ِ ‫ي إِلَيْكَ ِمنَ ْال ِكتَا‬
‫ب َوأَقِ ِم ال ه‬
‫ص ََلة َ ۖ إِ هن ال ه‬ ِ ُ ‫اتْ ُل َما أ‬
َ ‫وح‬
]٢٩:٤٥[ َ‫صنَعُون‬ ْ َ‫يَ ْعلَ ُم َما ت‬ Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah Swt,

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) Selama ini, kita menjalankan shalat sebagai rutinitas selama bertahun-tahun,
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- bahkan sampai puluhan tahun. Namun sampai saat ini, shalat yang kita lakukan
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah sepertinya dan mungkin belum atau tidak mampu memberikan efek apapun
lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allah mengetahui kepada kita. Hal ini karena shalat kita belum mampu mencapai kualitas shalat yang
apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al Ankabut;29; 45) sebenarnya, yaitu belum khusu’. Buktinya adalah, kita masih merasa sulit
mencegah perbuatan-perbuatan buruk dalam hidup kita sehari-hari. Kita shalat,
Dalam kaidah tata bahasa arab (nahwu) kata inna merupakan ‘amil (perangkat) namun masih tetap hasud, iri, dengki bahkan aniaya. Kita masih pemarah, masih
untuk menunjukkan ta’kid (kepastian). Suatu kalimat yang diawali dengan inna riya, masih suka menggunjing (ghibah), masih takabur dan masih melakukan
memberikan akibat bahwa susunan kalimat sesudahnya memiliki ma’na kepastian. perbuatan keji lainnya. Semakin kuat dorongan kita untuk melepas diri dari
Dengan demikian firman Allah di atas memberikan pemahaman kepada kita; perbuatan keji dan mungkar, maka semakin kuat dorongan kita untuk melakukan
”bahwa orang yang mengerjakan shalat, pasti mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.
melakukan perbuatan keji dan mungkar.”
Ada dua kesalahan sehingga kita tidak atau belum bisa merasakan dan mendirikan
Kepastian ini didasarkan atas keyakinan bahwa Al Qur’an merupakan firman Allah shalat dengan khusu’.
swt., yang di dalamnya merupakan sekumpulan kebenaran yang diperuntukkan
kepada manusia agar jalan kehidupan yang dilalui menjadi terang benderang. Pertama, adalah kesalahan memahami khusu’ dalam shalat. Artinya kita masih
Sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Al Isra’ [17]; 9. terjebak dalam pemahaman tentang pengertiani khusu’ sehingga saat shalat hanya
melakukan konsentrasi penuh dengan segala upaya untuk mencari pengertian
bagaimana cara khusu’ itu tadi. Kita berusaha berfikir fokus untuk khusu’,
akibatnya bibir pun kita buat sangat serius, sehingga tubuh kita justru menjadi kaku
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang atau tegang, otot-otot juga tegang, pikiran kita pun tegang dan menjadi satpam
lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang terhadap gerak-gerik diri kita sendiri.
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”
Bahkan akibat ketegangan itu, sering sekali muncul pula was-was, karena selalu
Shalat adalah salah satu kebenaran yang ada dalam Al Qur’an itu. Ketika Allah bertanya dalam hati kita apakah shalat kita sudah sesuai dengan pengertian khusu’
berfirman bahwa “sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) apa belum, ya?, sudah betul gerakannya apa belum, ya? Shalatnya sah apa tidak,
ya?. Karena hanya mengingat materi bacaan, gerakan, rukun, syarat sah dan lain- Apa yang bisa kita petik dari uraian di atas? Untuk Merubah Kesalahan Pola Pikir
lain sudah benar apa belum, maka hilanglah semua kesadaran kita untuk Pada Shalat, yang harus kita lakukan adalah; Pertama, merubah pola pikir kita
mengingat Allah swt., sebagai inti dari shalat. terlebih dahulu; yaitu dari tidak begitu suka dengan shalat menjadi suka dan
senang terhadap shalat sebagaimana dilakukan oleh teladan kita Nabi Muhammad
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah, saw, dengan cara bagaimana?, dengan berupaya lebih memahami makna, hakikat
dan fungsi shalat, lebih dari sekedar aktifitas ibadah rutin untuk memenuhi
Seharusnya kita bisa mengubah pola pikir kita. Yaitu Merubah pola pikir dari ketika kewajiban sebagai seorang Muslim.
shalat terlalu fokus hanya mengingat materi menuju khusu’ sehingga kehilangan
terhadap mengingat Allah swt., menuju pola pikir untuk konsentrasi saat kita shalat Kedua, kebiasaan salah dalam memahami devinisi khusu’ hanya dalam materinya
hanya mengingat Allah swt.,. Dengan begitu, semua materi menuju shalat yang saja pada saat shalat, harus dirubah menjadi hanya mengingat Allah swt ketika kita
khusu’ akan mengikuti dengan sendirinya. Rasulullah saw., bersabda, yang artinya: shalat, sehingga devinisi khusu’ secara materi akan mengikuti dengan sendirinya,
‘jika orang-orang ini benar-benar khusu’, seluruh panca indra dan anggota maka pada akhirnya akan mencapai derajat khusu’ yang sejati dalam shalat.
tubuhnya juga akan khusu’ (H.R. Muslim).

Syaikh Jalal Muhammad Syafi’i mengajarkan bahwa tindakan-tindakan yang


sifatnya berlebihan seyogyanya ditinggalkan, itu bila kita menginginkan shalat kita
mencapai derajat khusu’ yang sejati. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa
khusu’ adalah melaksanakan sesuatu dengan sepenuh jiwa (hanya karena Allah Ketiga, dengan merenungi dan menyadari apakah bagi kita shalat itu sudah
swt), sehingga seluruh organ-organ tubuh tampak diam dan tenang sesuai dengan memenuhi kalimatul-haq sebagaimana firman Allah Swt. di atas; yaitu apa sudah
tujuan ibadah. memberi bekas (atsar) terhadap perilaku kita. Kesadaran kurang begitu suka atau
tidak senang dengan shalat, harus dirubah menjadi merasa butuh dan suka atau
Kedua, adalah kesalahan pola pikir yang berupa ”tidak begitu suka dengan senang mengerjakan shalat. Ini bisa dilakukan dengan melatih diri kita untuk
shalat”, dan ”shalat terasa menjadi beban berat”. Hal itu dapat dibuktikan merasa butuh dengan shalat, menjadikan shalat sebagai kebutuhan sehingga
dengan; Hadirnya perasaan lega yang tiba-tiba muncul ketika sudah selesai karenanya, kita akan menjadi suka dan senang terhadap shalat.
melaksanakan shalat; Nafas menjadi ringan setelah selesai shalat; Seolah-olah
baru terlepas dari beban berat, dari belenggu dan dari ketidaknyamanan akibat Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia.
waktu shalat yang panjang dari bacaannya hingga jeda waktu antar roka’atnya. Ini
juga fenomena Kesalahan Pola pikir tentang Shalat yang sering dialami oleh hampir Demikian Khutbah ini. Semoga kita dapat melaksankan shalat dengan khusu’ yang
semua orang, yang sudah menjadi kesadaran yang mengalir di bawah alam sejati dan menyukai shalat sehingga shalat kita dapat mencegah perbuatan keji dan
kesadaran semua manusia. Padahal Rasulullah saw., teladan kita senang atau suka mungkar. Amin.
memanjangkan shalatnya.
‫الر ِج ْي ِم‬ ِ ‫ش ْي َط‬
َّ ‫ان‬ ِ ‫اَع ُْوذُ ِبا‬. ‫علَ ْي َها ۖ َال‬
َّ ‫هلل ِمنَ ال‬ َ ‫ص َط ِب ْر‬
ْ ‫ص َال ِة َوا‬ َّ ‫بسم هللا الرحمن الرحيم َوأْ ُم ْر أ َ ْهلَكَ ِبال‬
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah ‫سأ َلُكَ ِر ْزقًا ۖ نَّحْ نُ نَ ْر ُزقُكَ ۗ َوا ْلعَاقِبَةُ ِللت َّ ْق َو ٰى‬
ْ َ‫[ن‬٢٠:١٣٢
‫آن اْلعَ ِظ ْي ِم‪َ ,‬ونَفَعَنِى َوإِيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ْذك َُر ا ْل َح ِك ْي َم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا‬
‫اركَ هللا ِلى َولَ ُك ْم فِى اْلقُ ْر ِ‬ ‫بَ َ‬ ‫عنَّا‬ ‫الدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َود َِم ْر ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫َو ْ‬
‫ست َ ْغ ِف ُر هللاَ العَ ِظ ْي َم إِنَّهُ هُ َو الغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْيم‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫س ِم ْي ُع العَ ِل ْي ُم‪َ ,‬وأق ْو ُل ق ْولى َهذا فا ْ‬ ‫َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َواِنَّهُ ُه َوال َّ‬ ‫لم َحنَ َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َطنَ ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬‫لم َحنَ َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫لوبَا َء َو َّ‬ ‫اْلبَالَ َء َواْ َ‬
‫سنَةً‬‫ب اْلعَالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫ً‬
‫س ِل ِم ْينَ عآ َّمة يَا َر َّ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬
‫َان اْل ُم ْ‬ ‫صة َو َ‬ ‫ً‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬
‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَنَّ ِمنَ‬
‫سنَ َ‬‫اب النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬‫عذَ َ‬ ‫سنَة َوقِنَا َ‬ ‫ً‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫َوفِى اْ ِ‬
‫بى َويَ ْن َهى ع َِن اْلفَحْ ِ‬
‫شآء‬ ‫ْتآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ْ‬
‫س ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! اِنَّ هللاَ يَأ ُم ُرنَا ِباْلعَ ْد ِل َواْ ِالحْ َ‬ ‫اْل َخا ِ‬
‫َلى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬
‫شك ُُر ْو ُه ع َ‬‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْونَ َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫َواْل ُم ْنك َِر َِ َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬
‫َولَ ِذك ُْر هللاِ ا َ ْكبَ ْر‬

‫الخطبة الثانية‬
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬
‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫َلى اِحْ َ‬ ‫اْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬ ‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا َ‬
‫ِلى ِر ْ‬
‫ض َوانِ ِه الل ُه َّم‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ت َ ْع ِظ ْي ًما ِلشَأْنِ ِه َوا َ ْ‬
‫ش َه ُد اَنَّ َ‬
‫س ِل ْم ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‪.‬‬ ‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫َ‬ ‫الحمد هلل الواحد القهار‪ ،‬كل شيئ هالك إَل وجهه‪ ،‬له الحكم وإليه ترجعون‪ .‬الحمد هلل الذي نحمده ونستعينه‬
‫ونستغفره‪ ،‬ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا‪ ،‬من يهده للا فَل مضل له ومن يضلل فَل هادي له‪.‬‬
‫‪.‬وا ْعلَ ُم ْوا اَنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر‬‫ع َّما نَ َهى َو َز َج َر َ‬ ‫ا َ َّما بَ ْع ُد ‪.‬فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫وأشهد أن َل إله إَل للا وحده َل شريك له يحيي ويميت‪ ،‬وهو حي َل يموت‪ ،‬بيده الخير وهو على كل شيء‬
‫َلى النَّبِى يآ اَيُّ َها‬ ‫صلُّ ْونَ ع َ‬ ‫س ِه َوقَا َل تَعاَلَى اِنَّ هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِ‬ ‫بَ َدأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِ‬ ‫قدير‪ .‬وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ ،‬بعثه للا رحمة للعالمين‪ ،‬ونورا وهدى للمتقين‪.‬‬
‫يا أيها اللذين آمنوا اتقوا للا حق تقاته وَل تموتن إَل وأنتم مسلمون‪.‬‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ْم‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬‫الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجاَل كثيرا ونساء واتقوا للا‬
‫اء‬‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِب ْينَ َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآ ِئكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬ ‫رقيبا‪.‬‬ ‫عليكم‬ ‫كان‬ ‫للا‬ ‫إن‬ ‫واَلرحام‬ ‫به‬ ‫تسآءلون‬ ‫الذي‬
‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِع ْينَ َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْينَ لَ ُه ْم‬‫ع ِلى َوع َْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬
‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْينَ ا َ ِبى َبك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬‫َّ‬ ‫يا أيها الذين آمنوا اتقوا للا وقولوا قوَل سديدا‪ .‬يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع للا ورسوله فقد‬
‫اح ِم ْينَ ‪.‬‬ ‫الر‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ي‬
‫َ َ ُ ْ ِ َ َ ِ َ ْ َ َ َّ ِ‬‫كَ‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫حْ‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ض‬
‫ِ َ ْ َ‬‫ار‬ ‫و‬ ‫ْن‬ ‫ي‬ ‫الد‬
‫ِ‬ ‫م‬ ‫و‬
‫َْ ِ‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ان‬
‫ِبا َ ٍ‬
‫س‬ ‫ِحْ‬ ‫بعد‪:‬‬ ‫أما‬ ‫عظيما‪.‬‬ ‫فوزا‬ ‫فاز‬
‫فإن أصدق الحديث كتاب للا‪ ،‬وخير الهدي هدي محمد صلى للا عليه وسلم وشر اَلمور محدثاتها وكل محدثة‬
‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز‬‫ت اْالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫النار‪.‬‬ ‫في‬ ‫ضَللة‬ ‫وكل‬ ‫ضَللة‬ ‫بدعة‬ ‫وكل‬ ‫بدعة‬
‫الد ْينَ‬
‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬‫ص ْر ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوا ْن ُ‬‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫اْ ِال ْ‬ ‫اللهم صل وس ِلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة‪.‬‬
Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah, Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah, Sekian banyak bentuk kedhaliman,
kejahatan, kemaksiatan telah menjadi pemandangan dan wabah yang serius.
Marilah kita senantiasa meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketaqwaan kita Diantara kaum muslimin sudah tidak bisa lagi menghargai darah dan nyawa
kepada Allah Jalla wa ‘Ala dengan selalu menjalankan setiap perintah-Nya dan seseorang sehingga pembunuhan terjadi di mana-mana. Diantara kaum Muslimin
perintah Nabi-Nya Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan berusaha tidak bisa lagi menghargai harta dan hak serta kehormatan orang lain, padahal itu
semaksimal mungkin menjauhi dan meninggalkan setiap bentuk larangan-Nya dan semua telah dilindungi oleh Islam sejak 14 abad silam setelah diutusnyanya
larangan Nabi-Nya Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai bentuk Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi dan Rasul. Di saat yang
konsekwensi mahabbah (kecintaan) kita kepada Allah Jalla wa ‘Ala dan kepada sama berapa banyak kita dapati wanita melahirkan anak tanpa diketahui siapa
Rasul-Nya. Selalu berharap Surga dan merasa takut terhadap adzab dan siksa-Nya. suaminya, anak-anak lahir tanpa diketahui siapa bapaknya, seorang bapak telah
Kita senantiasa interopeksi diri dan muhasabah (berhitung) atas amalan yang telah tega-teganya menzinai anaknya, aborsi terjadi di mana-mana, pergaulan bebas lawan
kita lakukan. Dengan itu kita akan memiliki perhitungan dan tolak ukur yang jelas, jenis dan perselingkuhan serta segala bentuk perzinahan menjadi pemandangan yang
sudahkah diantara kita telah membekali diri dengan bekal yang baik untuk wajar dan tidak tabu lagi di kalangan sebagian kaum Muslimin.
menghadapi perhitungan Allah Jalla wa ‘Ala di saat tidak akan ada lagi pertolongan
melainkan pertolongan-Nya. Dan pada saat itu harta dan anak keturunan seseorang Di sisi yang lain, kita melihat sebagian orang berlomba-lomba utk merebutkan
tidak akan berharga disisiNya. Sebagaimana Allah Jalla wa ‘Ala berfirman di dalam kekuasaan dan jabatan sehingga sampai tidak lagi melihat batas-batas syari’at yang
surat asy-Syu’ara’, ayat 88-89: seharusnya dipegang teguh, segala cara mereka lakukan dengan target untuk singga
sana, dan segala cara mereka tempuh setelah terpilih untuk mendapatkan
‫س ِل ٍيم‬ ٍ ‫} إَِله َم ْن أَت َى للاَ بِقَ ْل‬88{ َ‫يَ ْو َم َلَ َينفَ ُع َما ٌل َوَلَبَنُون‬
َ ‫ب‬ kemewahan dan kenikmatan kekuasaan tersebut dengan menerjang norma-norma
agama, dan pada akhirnya tidak sedikit dari mereka dengan kekuasaan yang mereka
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang- perebutkan itu, justru mereka terfinah.
orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Itu semua terjadi, karena mereka telah meninggalkan agama yang hanif (lurus) ini,
Yaitu, hati yang selamat dari kesyirikan dan keraguan dalam menuruti hawa nafsu dan tertipu oleh gemerlapnya kehidupan dunia dan
beragama, selamat dari ketergantungan kepada keburukan, dan kemewahannya serta akibat tipu daya iblis laknatullahi alaihi.
sering melakukan segala bentuk perkara bid’ah dan dosa.
Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah.
Semoga kita yang hadir di majelis yang mulia ini, tergolong orang-orang yang Berkaitan erat dengan fitnah dunia secara khusus Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan
mendapatkan pertolongan, perlindungan dan penjagaan dari Allah Subhaanahu wa Rasul-Nya telah memberikan peringatan keras. Diantaranya sebagaimana yang
Ta’ala, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin termaktub di dalam surat al-Kahfi ayat 45, Allah Ta’ala berfirman,

Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah. ‫الر َيا ُح‬ ْ َ ‫ض فَأ‬


ِ ُ‫ص َب َح َهشِيما ً تَذْ ُروه‬ ِ ‫ط ِب ِه نَ َباتُ ْاَل َ ْر‬
َ َ‫اختَل‬
ْ َ‫اء ف‬ ‫َواض ِْربْ ل ُّه ْم َمث َ َل ْال َح َيا ِة الدُّ ْن َيا َك َماءٍ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال ه‬
ِ ‫س َم‬
ً ‫ش ْيءٍ ُم ْقتَدِرا‬ َ ‫َّللاُ َعلَى ُك ِل‬‫َو َكانَ ه‬
Kalau kita perhatikan dan cermati secara seksama apa yang terjadi disekeliling kita
atau yang kita baca dan dengar dari media masa saat ini. Nampak sebuah fenomena
yang seharusnya menjadikan setiap kita prihatin dan mawas diri agar setiap kita “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan
tidak termasuk dari golongan mereka yang telah melampaui batas. dunia adalah bagaikan air hujan yang Kami turunkan dari langit,
maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi,
kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang di
terbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala menjawab, “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih
sesuatu”. hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia
telah menjadi seonggok bangkai,”. Beliau pun bersabda
Dalam ayat yang lain pada surat al-Hadid, ayat 20, Allah Ta’ala berfirman, setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina
bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim)
َ ‫ب ْال ُكفه‬
‫ار‬ َ ‫ث أَ ْع َج‬ ٍ ‫ا ْعلَ ُموا أَنه َما ْال َح َياة ُ الدُّ ْن َيا لَعِبٌ َولَ ْه ٌو َو ِزينَةٌ َوتَفَا ُخ ٌر َب ْينَ ُك ْم َوتَكَاث ُ ٌر ِفي ْاَل َ ْم َوا ِل َو ْاَل َ ْوَل ِد َك َمثَ ِل َغ ْي‬
ْ
‫ان َو َما ال َحيَاة ُ الدُّ ْنيَا‬ ‫طاما ً َوفِي ْاْل ِخ َر ِة َعذَابٌ َشدِيد ٌ َو َم ْغ ِف َرة ٌ ِمنَ ه‬
ٌ ‫َّللاِ َو ِرض َْو‬ َ ‫صفَرا ً ث ُ هم َي ُكونُ ُح‬
ْ ‫نَبَاتُهُ ث ُ هم يَ ِهي ُج فَت ََراهُ ُم‬ Dalam riwayat yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam ath-
‫ور‬ ِ ‫ع ْالغُ ُر‬ ُ ‫ِإ هَل َمت َا‬ Thirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani Rahimahullaah,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menuturkan,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- ٍ‫سقَى كَافِ ًرا ِم ْن َها ش َْر َبةَ َماء‬ َ ‫ت الدُّ ْنيَا تَ ْع ِد ُل ِع ْندَ للاِ َجنَا َح بَعُ ْو‬
َ ‫ض ٍة َما‬ ِ َ‫لو كَان‬
megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya “Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur.Dan di akhirat minum kepada orang kafir seteguk airpun.”
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya.Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah Demikianlah Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada setiap hamba-Nya betapa
kesenangan yang menipu.” besar bahaya fitnah dunia dengan segala isinya, demikian pula Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikan gambaran (ilustrasi) yang jelas agar
Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah. setiap kita hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam fitnahnya.
Suatu ketika Sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah sebagaimana
yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam shahihnya, “Rasulullah Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah.
Shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika melewati pasar sementara orang-orang Marilah kita menengok sejenak kepada bagaimana para Sahabat Nabi Shallallaahu
ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau ‘alaihi wa sallam dalam menyikapi kehidupan dunianya dan akhir hayatnya.
terputus telinganya (cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya
berkata, Imam Ahmad dengan sanad yang shahih, pernah menceritakan bahwa sebagian para
sahabat meneteskan air mata, manakala mengingat akhir hayat dari kehidupan dunia
‫ َل ْو‬،ِ‫ َوللا‬:‫ أَت ُ ِحبُّ ْونَ أَنههُ لَ ُك ْم؟ قَالُوا‬:َ‫صنَ ُع ِب ِه؟ قَال‬
ْ ‫ش ْيءٍ َو َما َن‬َ ‫ َما نُ ِحبُّ أَنههُ لَنَا ِب‬:‫أَيُّ ُك ْم ي ُِحبُّ أ َ هن َهذَا لَهُ ِبد ِْره ٍَم؟ فَقَالُوا‬ mereka, ditanyakan kepada mereka kenapa sampai demikian? Salah seorang
ُ‫ فَ َوللاِ لَلدُّ ْنيَا أَ ْه َونُ َعلَى للاِ ِم ْن َهذَا َعلَ ْيك ْم‬:َ‫ْف َوه َُو َميِتٌ ؟ فَقَال‬ َ َ‫َكانَ َحيًّا َكانَ َع ْيبًا فِ ْي ِه َِلَنههُ أ‬
َ ‫سكُّ فَ َكي‬ diantara mereka menjawab: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
sallam bersabda,
“Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini
dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, ‫ وَل أدري في أي القبضتين كنت؟‬،‫ هؤَلء في الجنة وهؤَلء في النار‬:‫ فقال‬،‫إن للا تعالي قبض خلقه قبضتين‬
“Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa
yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah “Sesunggunya Allah Ta’ala menggenggam penciptaannya dalam
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian dua genggaman, mereka di Surga dan mereka yang lain di neraka,
suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” Mereka
dan aku tidak tahu aku akan berada dalam genggaman yang dicabut (dariku) ketika (menghadapi) kematian” (HR. abu Nu’aim
mana.” dalam al-Hilyah)

Sahabat Hudzaifah bin Yaman Radhiyallaahu ‘anhu berkata, Diceritakan Malik bin Dinar selalu bangun malam sambil
memegangi janggutnya dan berkata,
‫كان الناس يسألون رسول للا عن الخير وكنت أسأله عن الشر َمخافة أن يدركني‬
‫ ففي أي الدارين منزل مالك؟‬،‫يا رب قد علمت ساكن الجنة من ساكن النار‬
“Suatu ketika manusia (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah
tentang kebaikan sedangkan aku bertanya tentang kejelekan “Ya Rabbi, sungguh Engkau telah mengetahui penduduk Surga
karena khawatir akan menimpaku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) dari penduduk neraka, maka ada di mana Malik (bin Dinar) di
antara keduanya.” (HR. Abu Nu’aim dalam al-Hilyah)
Sahabat Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu mengatakan,
Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah.
‫إنكم لتعلمون أعماَل هي أدق في أعينكم من الشعر إن كنا لَ َنعُدُّها على عهد رسول للا من الموبقات يعني‬
‫المهلكات‬ Tatkala orang2 yang memiliki keutamaan dan kemuliaan dari kalangan Sahabat dan
Tabi’in (as-Salafush Shalih) mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
“Sungguh kalian melakukan suatu amalan yang kalian sangka Rasul-Nya telah menghinakan dunia, sehingga mereka mengkhawatirkan akhir
lebih ringan dari sehelai rambut, padahal kami pada zaman hidup mereka, maka mereka pun enggan untuk tenggelam dalam kesenangannya.
Rasulullah menganggap hal itu sebagai amalan yang Apatah lagi mereka mengetahui bahwa Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam
membinasakan.” (HR. al-Bukhari dan Ahmad) hidup di dunia penuh kezuhudan dan memperingatkan para shahabatnya dari fitnah
dunia tersebut. Mereka pun mengambil dunia sekedarnya dan mengeluarkannya di
Berkata sebagian Salaf, jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebanyak-banyaknya. Mereka ambil sekedar yang
mencukupi dan mereka tinggalkan yang melalaikan.
.‫ما أبكى العيون ما أبكاها الكتاب السابق‬
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada
“Tidaklah mata ini menangis kecuali karena memikirkan taqdir Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, sambil memegang pundak nya, beliau
berkata,
akhir hayat yang telah ditentukan oleh Allah Taala.”
َ ‫ُك ْن فِي الدُّ ْنيَا كَأَنهكَ غ َِريْبٌ أ َ ْو َعا ِب ُر‬
‫سبِ ْي ٍل‬
Suatu saat Sufyan ast-Tsauri didapati gelisah dan resah karena
memikirkan akhir hayatnya, bahkan dia meneteskan air mata
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan
seraya berkata,
seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. al-Bukhari)
‫ أخاف أن أسلب اإليمان عند الموت‬،‫أخاف أن أكون قي أم الكتاب شقيا‬
Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pun memegang teguh wasiat Nabinya
baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dalam ucapannya beliau berkata setelah
“Aku khawatir kalau akhir hidupku di dalam kitab induk (catatan menyampaikan hadits tersebut,
takdir Allah) termasuk yang sengsara, dan aku takut imanakan
‫ ومن حياتك لموتك‬، ‫ وخذ من صحتك لمرضك‬،‫ وإذا أصبحت فَل تنتظر المساء‬، ‫إذا أمسيت فَل تنتظر الصباح‬ ،‫ ونفعني وإياكم بما فيه من اْليات والدكر الحكيم‬،‫بارك للا لى ولكم في القرآن العظيم‬
‫ فاستغفروه إنه هو‬،‫ وأستقفر للا لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات‬،‫أقول قولي هذا‬
“Bila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti ‫الغفور الرحيم‬
datangnya pagi. Sebaliknya bila engkau berada di pagi hari, maka
janganlah menanti datangnya sore. Gunakanlah waktu sehatmu
(untuk beramal ketaatan) sebelum datang sakitmu. Dan gunakan
hidupmu (untuk beramal shalih) sebelum kematian Khutbah Kedua
menjemputmu.” (HR. al-Bukhari)
‫ من يهده للا فَل مضل‬،‫ ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا‬،‫الحمد هلل الذي نحمده ونستعينه ونستغفره‬
Di dalam hadits yang lain Rasulullah mengajarkan, bagaimana beliau selalu .‫له‬ ‫هادي‬ ‫فَل‬ ‫يضلل‬ ‫ومن‬ ‫له‬
berlindung dari fitnah dunia dan beliau panjatkan di akhir shalat beliau, ‫وأشهد أن َل إله إَل للا وحده َل شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى اَلمانة ونصح لألمة‬
sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari yang bersumber dari Amr .‫جهاده‬ ‫حق‬ ‫للا‬ ‫في‬ ‫وجاهد‬
bin Maimun, beliau berdoa, .‫صل للا عليه وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهديه إلى يوم الدين وسلم تسليما كثيرا‬

‫ وأعوذ بك من فتنة‬،‫ وأعوذ بك أن أ ُ َرده إلى أ َ ْرذ َ ِل العُ ْم ِر‬،‫ وأعوذ بك من البُحْ ِل‬،‫اللهم إني أعوذ بك من ال ُجب ِْن‬ Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah.
‫ وأعوذ بك من عذاب القبر‬،‫الدنيا‬
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan dari sifat
pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari dari sifat kikir, dan aku َ َ‫} َولَقَ ْد فَتَنها الهذِينَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم فَلَ َي ْعلَ َم هن للاُ ا هلذِين‬2{ َ‫اس أَن يُتْ َر ُكوا أَن َيقُولُوا َءا َمنها َو ُه ْم َلَيُ ْفتَنُون‬
‫صدَقُوا‬ ُ ‫ِب النه‬َ ‫أ َ َحس‬
ْ
َ‫َولَيَ ْعلَ َم هن الكَا ِذبِين‬
berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling
hina (pikun), serta aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia
dan adzab kubur.” (HR. al-Bukhari) ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji
Maka barangsiapa yang mengambil perhiasan dunia dan meletakkannya sesuai lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
dengan hak atau tempat yang semestinya, serta menjadikan perhiasan itu sebagai sebelum mereka, Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
washilah untuk beribadah sebagai tujuan penciptaannya, niscaya perhiasan dunia orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang
tersebut akan menjadi bekal baginya. Perhiasan dunia akan menjadi tunggangan yang dusta”. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)
menuju negeri yang lebih mulia dan lebih kekal daripada dunia. Dengan begitu,
sempurnalah baginya kebahagiaan duniawi dan akheratnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah ini semua menjadi peringatan dan pelajaran
bagi setiap kita. Dan marilah kita kembali ke jalan Allah dan Rasul-Nya
Namun, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya yang paling utama Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dengan membekali diri dengan ilmu agama, bersegera
dan keinginannya, padahal dia tidak akan diberi dari dunia ini selain sebatas apa untuk beramal shalih, serta berhati-hati atas keterikatan dan ketergantungan dengan
yang telah ditetapkan baginya, niscaya akhir kesudahannya adalah kesengsaraan. sesuatu yang terlarang. Selayaknya hati, lisan dan anggota tubuh kita selalu
Dia tidak bisa menikmati kelezatan dan syahwat (kesenangan) dunia selain hanya mengingat Allah Ta’ala, dan menjaga diri supaya selalu dalam ketaatan kepada-Nya
dalam waktu yang singkat, karena dunia itu memang kelezatannya sedikit dalam kondisi dan situasi apapun. Iman seseorang akan bertambah dengan ketaatan
sedangkan kesedihannya amatlah panjang. dan akan berkurang dengan kema’syiatan.
‫‪Maka mulai detik ini marilah kita bertaubat kepada Allah Jalla wa ’ala. Kembali ke‬‬
‫‪jalan yang diridhai-Nya dan janganlah kita menjadi orang-orang yang menyesal‬‬
‫‪dikemudian hari sebagaimana penyesalan orang-orang kafir ketika mereka‬‬
‫‪dimasukkan ke neraka Jahannam padahal telah datang kepada mereka seorang‬‬
‫‪pemberi peringatan, mereka lalu mengatakan, sebagaimana firman Allah Ta’ala,‬‬

‫ير‬
‫س ِع ِ‬
‫ب ال ه‬ ‫َوقَالُوا لَ ْو ُكنها نَ ْس َم ُع أَ ْو نَ ْع ِق ُل َما ُكنها ِفي أ َ ْ‬
‫ص َحا ِ‬

‫‪“Dan mereka berkata: Sekiranya kami mendengarkan atau‬‬


‫‪memikirkan peringatan itu niscaya tidaklah kami termasuk‬‬
‫)‪penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk: 10‬‬

‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم‪ ،‬إنك حميد مجيد‬
‫اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم‪،‬إنك حميد محيد‬
‫اللهم أعز اإلسَلم والمسلمين‪ ،‬وأذل الشرك والمشركين‪ ،‬ودمر أعداء الدين وانصر عبادك المؤمنين يا رب‬
‫العالمين‪.‬‬
‫ه‬
‫آخ َرتَنا التِي فِي َها‬
‫ص ِل ْح لنا ِ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫ص ِل ْح لنا دُنيَانا التِي فِي َها َمعَاشنا َوأ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ص َمة أ ْم ِرنا َوأ ْ‬ ‫ه‬ ‫الله ُه هم أ َ ْ‬
‫ص ِل ْح لنا دِينَ ِۖ ِۖنا الذِي ه َُو ِع ْ‬
‫ً‬ ‫ْ‬
‫َمعَاد ُنا َواجْ عَ ْل ال َحيَاة َ ِزيَادَة ً لنا فِي ُك ِل َخي ٍْر َوا ْجعَ ْل ال َم ْوتَ َرا َحة لنا ِم ْن ُك ِل ش ٍَر‬ ‫ْ‬
‫اللهم اجعل لجميع المسلمين من كل هم فرجا‪ ،‬ومن كل ضيق مخرجا‪ ،‬ومن كل بَلء عافية‪ .‬واجعل لهم من لدنك‬
‫نصيرا‪.‬‬ ‫لدنك‬ ‫من‬ ‫لهم‬ ‫واجعل‬ ‫وليا‪،‬‬
‫ربنا اغفر لنا وإلخواننا اللذين سبقونا باإليمان وَلتجعل في قلوبنا غَل للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف الرحيم‪.‬‬
‫ربنا َل تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب‪.‬‬
‫النار‪.‬‬ ‫عذاب‬ ‫وقنا‬ ‫حسنة‬ ‫اْلخرة‬ ‫وفي‬ ‫حسنة‬ ‫الدنيا‬ ‫في‬ ‫آتنا‬ ‫ربنا‬
‫وصلى للا على نبينا محمد وعلى أله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين وآخر دعوانا أن الحمد هلل رب‬
‫العالمين‪ ،‬وأقم الصَلة‪.‬‬

‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه للا َف ََل‬ ‫ِإ هن ْال َح ْمدَ هلل نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ‪َ ،‬و َنعُ ْوذ ُ باهلل ِم ْن ُ‬
‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َ‬
‫س ِيئ َا ِ‬
‫ِي لَه ُ‪ ،‬أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن ََل إلهَ إَل للا َوحْ دَهُ ََل ش َِريْكَ لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َهد ُ أ َ هن ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ض ِل ْل فَ ََل هَاد َ‬ ‫ض هل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ُم ِ‬

‫َياأَيُّها َ الهذِينَ َءا َمنُوا اتهقُوا للا َح هق ت ُ َقا ِت ِه َوَلَ ت َ ُموت ُ هن ِإَله َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمونَ‬

‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاَلً َك ِث ً‬
‫يرا َو ِن َسآ ًء َواتهقُوا للاَ‬ ‫احدَ ٍة َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب ه‬‫اس ات هقُوا َر هب ُك ُم الهذِي َخلَقَ ُكم ِم ْن نَ ْف ٍس َو ِ‬
‫َياأَيُّ َها النه ُ‬
‫َ‬
‫ام إِ هن للا َكانَ َعل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫الهذِي ت َ َ‬
‫سآ َءلُونَ بِ ِه َواَل ْر َح َ‬
ُ ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َمن ي ُِطعِ للاَ َو َر‬
ْ‫سولَهُ فَقَد‬ َ ً‫يَاأَيُّ َها الهذِينَ َءا َمنُوا اتهقُوا للا َوقُولُوا قَ ْوَل‬
ْ ُ‫ ي‬. ‫سدِيدًا‬ dalam Alquran di dalam banyak ayat, Allah selalu mengindukkan amal shalih
‫فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ kepada iman. Benar sekali Imam Muslim rahimahullah yang menulis sebuah bab
dalam Shahih-nya: Bab: Barangsiapa Tidak Beriman, Maka Amal Shalih Tidak
،‫ي ُم َح هم ٍد صلى للا عليه و سلم َوش هَر ْاَل ُ ُم ْو ِر ُمحْ دَثَات ُ َها‬ُ ْ‫ث ِكتَابُ للا َو َخي َْر ْال َهدْي ِ َهد‬
ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬
ْ َ ‫ َفإ ِ هن أ‬:ُ ‫أ َ هما بَ ْعد‬ Berguna Baginya. Selanjutnya, dia menurunkan hadits Aisyah yang bertanya
‫سل ْم‬
َ ‫صحْ ِب ِه َو‬ َ ‫ َو َعلَى آ ِل ِه َو‬،ٍ‫صل َعلَى ُم َحمد‬َ ‫ اللهم‬.‫ار‬ َ ‫ َو ُك هل‬،ٌ‫ض ََللَة‬
ِ ‫ض ََللَ ٍة ِفي النه‬ َ ‫ َو ُك هل ِبدْ َع ٍة‬،ٌ‫ َو ُك هل ُمحْ دَث َ ٍة ِبدْ َعة‬. kepada Nabi, “Ya Rasulullah, Ibnu Jud’an semasa jahiliyah bersilaturahim dan
memberi makan orang miskin. Apakah itu berguna baginya?” Nabi menjawab,
Kaum Muslimin Rahimakumullah
ِ ‫َط ْيئَتِ ْي يَ ْو َم‬
‫الدي ِْن‬ ْ ‫ب ا ْغ ِف‬
ِ ‫ـر ِل ْي خ‬ ْ ُ‫ إِنههُ لَ ْم يَق‬،ُ‫ ََل يَ ْنفَـعُه‬.
ِ ‫ َر‬:‫ـل يَ ْو ًما‬
Membangun sebuah bangunan dimulai dengan meletakkan pondasinya, pondasi ini
harus baik dan kokoh karena ia penopang bagi apa yang diletakkan di atasnya. Jika “Tidak berguna baginya, karena dia tidak pernah suatu hari pun berkata, ‘Ya
pondasinya kokoh, maka bangunannya akan tegak dengan kokoh pula, sebaliknya Rabbi, ampunilah kesalahanku pada Hari Pembalasan’.” (H.R. Muslim.
jika pondasinya rapuh maka tidak perlu menunggu lama bangunan tersebut akan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 41).
roboh. Islam bisa diibaratkan sebuah bangunan. Jika tegak-nya bangunan mesti
ditopang dengan pondasi yang kokoh, maka tegaknya dinul Islam pun mesti didasari Kaum Muslimin Rahimakumullah
dengan pondasi yang kuat. Jika bangunan roboh dengan cepat tanpa pondasi yang
kokoh maka dinul Islam pun demikian. Tidak hanya hadits tersebut yang mensyaratkan syahadat agar amal shalih diterima,
sebelumnya ayat-ayat alquran telah menetapkan hal yang sama. Salah satunya
Kaum Muslimin Rahimakumullah adalah Firman Allah,

Tahukah kita apakah pondasi Islam? Ia adalah syahadat. Di atas syahadat inilah ُ ‫َو َما َم َن َع ُه ْم أَن ت ُ ْق َب َل ِم ْن ُه ْم َنفَقَات ُ ُه ْم ِإْله أَنه ُه ْم َكفَ ُروا ِباهللِ َو ِب َر‬
‫سو ِل ِه‬
bangunan Islam ditegakkan. Oleh karena itu, ketika nabi menjelaskan pilar-pilar
Islam, beliau mengawalinya dengan syahadat. “Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-
nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.” (At-
،ِ‫ َو ْال َحج‬،ِ‫الزكَاة‬
‫ َو ِإ ْيت َِاء ه‬،ِ‫صَلَة‬ ُ ‫ش َهادَةِ أ َ ْن َلَ إلهَ ِإَله للا ُ َوأ َ هن ُم َح همدًا َر‬
‫ َو ِإقَ ِام ال ه‬،‫س ْو ُل للا‬ ِْ ‫ي‬
َ :‫اإل ْسَلَ ُم َعلَى خ َْم ٍس‬ َ ِ‫بُن‬ Taubah: 54).
َ‫ضان‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
َ ‫و‬.َ
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya terhadap ayat ini, “Amal shalih hanya sah
“Islam dibangun di atas lima perkara: Syahadat, bahwa tiada tuhan yang berhak dengan iman.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/162). Oleh karena itu, ketika Nabi mengutus
disembah, kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan Mu’adz bin Jabal sebagai hakim dan da’i ke kota Yaman, beliau berpesan
shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan.” (H.R. al-Bukhari dan kepadanya agar memulai berdakwah dengan syahadat. Sabda beliau,
Muslim,
‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬َ ‫طاع ُْوكَ لذلك فَأ َ ْع ِل ْم ُه ْم أ َ هن للا َ قَ ِد ا ْفت ََر‬ َ َ ‫ فَإ ِ ْن ُه ْم أ‬،‫س ْو ُل للا‬ُ ‫ َوأَنِ ْي َر‬،‫ش َهادَةِ أ َ ْن َلَ إله إَِله للا‬ َ ‫ع ُه ْم إِلَى‬ ُ ْ‫اُد‬
Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 8 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 62, dari َ ً
ُ ‫ تُؤْ َخذ‬،‫صدَقَة فِي أ ْم َوا ِل ِه ْم‬ َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬ َ َ
َ ‫طاع ُْوكَ لذلك فَأ ْع ِل ْم ُه ْم أ هن للا ا ْفت ََر‬ َ
َ ‫ فَإ ِ ْن ُه ْم أ‬،ٍ‫ت فِي ُك ِل يَ ْو ٍم َولَ ْيلَة‬ ٍ ‫صلَ َوا‬ َ ‫س‬ َ ‫خ َْم‬
Ibnu Umar). ‫م ْن أ َ ْغ ِن َيا ِئ ِه ْم َوت ُ َردُّ َعلَى فُقَ َرا ِئ ِه ْم‬.
ِ

Disebutkannya syahadat dalam urutan pertama berarti apa yang sesudahnya berpijak “Ajaklah mereka kepada syahadat, bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
kepadanya, lebih tegasnya apa yang sesudahnya yaitu mendirikan shalat, membayar kecuali Allah dan bahwa aku adalah Rasulullah, jika mereka telah mematuhimu
zakat, haji, dan puasa tidak sah dan tidak diterima tanpa pijakan syahadat. Maka, di dalam hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas
mereka shalat lima waktu sehari semalam, jika mereka telah mematuhimu dalam Di dunia, barangsiapa bersyahadat, maka dia adalah seorang Muslim, baginya hak
hal itu maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka yang sederajat dengan kaum Muslimin dan atasnya kewajiban yang sederajat dengan
zakat pada harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya dari mereka dan kaum Muslimin, terlindungi darah, harta, dan keluarganya.
diberikan kepada orang-orang miskin dari mereka.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Abbas. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 666 dan Mukhtashar Shahih Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Muslim, no. 501).
‫ق ِمنَ الهذِينَ أُوتُوا‬
ِ ‫سولُهُ َوَلَ َيدِينُونَ دِينَ ْال َح‬
ُ ‫قَا ِتلُوا ا هلذِينَ َلَيُؤْ ِمنُونَ ِباهللِ َوَلَ ِب ْال َي ْو ِم اَْل َ ِخ ِر َوَلَيُ َح ِر ُمونَ َما َح هر َم للاُ َو َر‬
Dari sini kaum Muslimin mengetahui dan memahami untuk selanjutnya bahwa َ‫صا ِغ ُرون‬َ ‫طوا ْال ِج ْزيَةَ َعن يَ ٍد َو ُه ْم‬ ُ ‫َاب َحتهى يُ ْع‬ َ ‫ْال ِكت‬
mengikrarkan dan memegang syahadat dengan teguh dalam kehidupan adalah
perkara yang tidak bisa ditawar lagi. “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada
Hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah
Kaum Muslimin Rahimakumullah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
Apa itu syahadat? Syahadat adalah persaksian dengan dasar keyakinan yang kuat di membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (At-
dalam hati. Syahadat ini terbagi menjadi dua: Syahadat tauhid yaitu ucapan ‫ََل إله ِإ هَل‬ Taubah: 29).
ُ‫ للا‬dan syahadat risalah yaitu ucapan ‫س ْو ُل للا‬
ُ ‫ ُم َح همد ٌ َر‬. Yang pertama, berarti tidak ada
apapun atau siapapun yang berhak disembah kecuali Allah semata. La ilaha Sabda Nabi,
meniadakan hak penyembahan dari selain Allah dan illallah menetapkannya untuk
Allah semata. Dua perkara inilah yang dikenal dengan rukun syahadat. Syahadat ini ‫ فَإِذَا‬،َ ‫الزكَاة‬
‫ َويُؤْ تُوا ه‬،َ ‫صَلَة‬ ُ ‫اس َحتهى يَ ْش َهد ُْوا أ َ ْن ََل إلهَ إَِله للا ُ َوأ َ هن ُم َح همدًا َر‬
‫ َويُ ِق ْي ُموا ال ه‬،‫س ْو ُل للا‬ َ ‫أ ُ ِم ْرتُ أ َ ْن أُقَاتِ َل النه‬
menuntut pemurnian ibadah semata-mata untuk Allah, dan membuang syirik yang ‫سا ُب ُه ْم َعلَى للا‬ ِْ ‫ق‬
َ ‫ َو ِح‬،‫اإل ْسَلَ ِم‬ ِ ‫ص ُم ْوا ِم ِن ْي ِد َما َء ُه ْم َوأَ ْم َوالَ ُه ْم ِإ هَل ِب َح‬
َ ‫فَ َعلُ ْوا ذلك َع‬.
berarti menduakan Allah dalam beribadah.
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, tiada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan
َ‫سكَ بِ ْالعُ ْر َوةِ ْال ُوثْقَى َل‬
َ ‫ت َويُؤْ ِمن بِاهللِ فَقَ ِد ا ْست َ ْم‬ ‫الر ْشد ُ ِمنَ ْالغَي ِ فَ َمن يَ ْكفُ ْر بِ ه‬
ُ ‫الطا‬
ِ ‫غو‬ ِ ‫ْلَإِ ْك َراهَ فِي الد‬
ُّ َ‫ِين قَد تهبَيهن‬ itu, mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak
‫ام لَ َها‬
َ ‫ص‬َ ‫ا ْن ِف‬ Islam dan hisabnya atas Allah.” (Muttafaq ‘alaihi, dari Ibnu Umar. Mukhtashar
Shahih al-Bukhari, no. 24 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 5).
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar Kaum Muslimin Rahimakumullah
kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat.” (Al-Baqarah: 256). Dari sini, maka Nabi sangat mengingkari pelanggaran terhadap darah orang yang
mengucapkan ‘La ilaha illallah’. Usamah bin Zaid berkata, “Rasulullah mengutus
Adapun syahadat yang kedua, maka akan khatib jelaskan pada khutbah kedua. kami dalam sebuah pasukan, maka kami menyerang beberapa kelompok orang dari
suku Juhainah. Aku sendiri berhadapan dengan seorang laki-laki, dia mengucapkan
Akibat Hukum dari Syariat ‘la ilaha illallah‘, maka aku menusuknya. Karena hal itu mengganjal di dalam
hatiku, maka aku pun menyampaikannya kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda,
“Dia mengucapkan ‘la ilaha illallah‘ dan kamu membunuhnya?” Aku membela diri,
“Ya Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut senjata.” Rasulullah bersabda, Kedua: Jaminan tidak kekal di Neraka.
“Mengapa kamu tidak membelah hatinya agar kamu mengetahui apakah dia
demikian atau tidak?” Usamah berkata, “Nabi terus mengulangulang perkataannya Orang yang bersaksi ‘la ilaha illallah‘ meskipun dia masuk dan diazab di Neraka,
kepadaku sehingga aku berharap baru masuk Islam pada hari ini.” (H.R. Muslim, pasti dia akan dikeluarkan darinya dan dipindahkan ke Surga, baik dengan syafa’at
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 7). atau tanpa syafa’at.

Adapun akibat dari syahadat di akhirat, maka khatib katakan bahwa kunci bagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
gerbang Akhirat adalah ‘la ilaha illallah‘ di mana Rasulullah memerintahkan
mentalqin orang yang menghadapi ajal dengan kalimat ‘la ilaha illallah‘. Sabda َ ُ‫ َو ِفي َق ْل ِب ِه َو ْزن‬، ‫ َلَ إله ِإَله للا‬:َ‫ار َم ْن قَال‬
،‫ َلَ إله ِإَله للا‬:َ‫ َو َي ْخ ُر ُج ِمنَ النها ِر َم ْن قَال‬،‫ش ِعي َْرةٍ ِم ْن َخي ٍْر‬ ِ ‫َي ْخ ُر ُج ِمنَ النه‬
beliau, ْ ‫ه‬
‫ َوفِي قَلبِ ِه َو ْزنُ ذَ هرةٍ ِم ْن َخي ٍْر‬،‫ َلَ إلهَ إَِل للا‬:َ‫ار َم ْن قَال‬ ِ ‫ َويَ ْخ ُر ُج ِمنَ النه‬،‫ َوفِي قَ ْلبِ ِه َو ْزنُ ب هُرةٍ ِم ْن َخي ٍْر‬.

‫لَ ِقـنُ ْوا َم ْوت َا ُك ْم ََل إلهَ إِ هَل للا‬. “Akan keluar dari Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di dalam
hatinya terdapat kebaikan seberat biji jewawut. Keluar dari Neraka orang yang
“Talqin-lah orang yang hendak meninggal di antara kamu dengan la ilaha illallah.” mengucapkan ‘la ilaha illallah’ yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat
(HR. Muslim dari Abu Sa’id, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 453). biji gandum. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di
dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah.” (H.R. al-Bukhari dari Anas
Di alam akhirat terdapat dua janji utama yang menggembirakan bagi orang yang bin Malik. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 41).
mengikrarkan diri dengan kalimat syahadat:
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيها ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاْل َيا‬،‫آن ْالك َِري ِْم‬
ِ ‫ت َو‬ ِ ‫اركَ للا ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬. ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي هذا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر‬
Pertama: Jaminan Surga. ‫ فَا ْستَ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنههُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر ه‬،‫ب‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ٍ ‫سا ِئ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ِم ْن ُك ِل ذَ ْن‬
َ ‫للاَ ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, [Khutbah Kedua]

َ‫ َم ْن َماتَ َوه َُو َي ْعلَ ُم أَنههُ ََل إله ِإ هَل للا دَ َخ َل ْال َجنهة‬. َ ‫اء َو ْال ُم ْر‬
ْ َ ‫ َو َعلَى أله َوأ‬، َ‫س ِليْن‬
‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم‬ ِ ‫ف ْاَل َ ْن ِب َي‬
ِ ‫سَلَ ُم َعلَى أ َ ْش َر‬
‫صَلَة ُ َوال ه‬ ‫ َوال ه‬، َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬
ِ ‫ا َ ْل َح ْمد ُ هلل َر‬
َ ِ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬
ُ ‫ أ هما بَ ْعد‬،‫الدي ِْن‬ ٍ ‫س‬َ ْ‫بِإِح‬:
“Barangsiapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah selain Allah, maka dia masuk Surga.” (H.R. Muslim dari Usman, Kaum Muslimin Rahimakumullah
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 9).
Syahadat yang kedua adalah syahadat risalah, yaitu syahadat Muhammad
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, Rasulullah. Makna dari syahadat ini adalah pengakuan lahir batin bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Syahadat ini dilandasi oleh dua pilar
‫ار‬ ُ ‫ش ِهدَ أ َ ْن ََل إلهَ ِإ هَل للا ُ َوأ َ هن ُم َح همدًا َر‬
َ ‫س ْو ُل للا َح هر َم للا َعلَ ْي ِه النه‬ َ ‫ َم ْن‬. pokok yaitu ‘hamba-Nya’ dan ‘utusan-Nya’. Kata pertama berfungsi menutup
peluang sikap berlebih-lebihan terhadap Rasulullah yang mungkin menyeret kepada
“Barangsiapa bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan pemberian hak rububiyah dan uluhiyah kepadanya, padahal hak tersebut hanyalah
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah mengharamkan Neraka milik Allah semata, dan ini berarti mensejajarkan Rasulullah dengan Allah, dan
atasnya.” (H.R. Muslim dari Ubadah bin Shamit, Mukhtashar Shahih Muslim, no. inilah pembatal syahadat itu sendiri. Dalam beberapa ayat, Allah memberi gelar
11).
abdun (hamba) kepada Nabi-Nya, karena inilah gelar termulia bagi manusia. Salah Kaum Muslimin Rahimakumullah
satu ayat tersebut adalah,
Konsekuensi syahadat risalah ini adalah ittiba’, yaitu mengikuti Rasulullah dengan
َ ‫ْال َح ْمد ُ هللِ الهذِي أَنزَ َل َعلَى َع ْب ِد ِه ْال ِكت‬
‫َاب َولَ ْم يَجْ عَل لههُ ِع َو َجا‬ beriman kepadanya, membenarkan perintahnya, menjauhi larangannya,
menomorsatukan sabdanya dan mencukupkan diri dengan mengamalkan Sunnahnya
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al- tanpa melakukan penambahan ataupun pengurangan tehadap ajarannya dalam
Qur`an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.” (Al-Kahfi: 1). beribadah kepada Allah. Semua itu adalah hak beliau sebagai Rasulullah atas kita,
jika kita mengakui beliau sebagai Rasul Allah.
Dan Rasulullah sendiri telah menyatakan dirinya adalah abdullah (hamba Allah).
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Kaum Muslimin Rahimakumullah

ُ‫س ْولُه‬ َ :‫ارى ابْنَ َم ْريَ َم فَإِنه َما أَنَا َع ْبد ٌ فَقُ ْـولُ ْوا‬
ُ ‫عـ ْبدُ للا َو َر‬ َ ‫ص‬َ ‫ت النه‬ ْ َ ‫ط ُر ْونِ ْي َك َما أ‬
ِ ‫ط َر‬ ْ ُ ‫َل ت‬.َ Selanjutnya kita bershalawat kepada Rasulullah dengan dasar perintah dari Allah.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Janganlah kamu memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani
melakukan itu kepada putra Maryam. Aku hanyalah hamba, maka katakanlah, َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو‬
‫س ِل ُموا ت َ ْس ِلي ًما‬ َ ‫صلُّونَ َعلَى النه ِبي ِ يَآأَيُّ َها الهذِينَ َءا َمنُوا‬
َ ُ‫ِإ هن للاَ َو َمَلَئِ َكتَهُ ي‬
‘Hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (H.R. al-Bukhari dari Umar, Mukhtashar Shahih
al-Bukhari, no. 1373). “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
Kata kedua adalah ‘Rasul-Nya’ yang berarti bahwa beliau ada-lah utusan Allah penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56).
kepada seluruh alam sebagai penyampai berita gembira dan pemberi peringatan.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو‬
‫س ِل ُموا تَ ْس ِلي ًما‬ َ ‫صلُّونَ َعلَى النهبِي ِ يَآأَيُّ َها الهذِينَ َءا َمنُوا‬
َ ُ‫إِ هن للا َو َمَلَئِ َكتَهُ ي‬

‫ِيرا‬
ً ‫ِيرا َونَذ‬ ِ ‫س ْلنَاكَ بِ ْال َح‬
ً ‫ق بَش‬ َ ‫إِنهآ أ َ ْر‬ ٌ ‫ إِنهكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫ َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬،‫صلهيْتَ َعلَى إِب َْرا ِه ْي َم‬
َ ‫ َك َما‬،ٍ‫ َو َعلَى آ ِل ُم َح همد‬،ٍ‫ص ِل َعلَى ُم َح همد‬
َ ‫اللهم‬

“Sesungguhnya, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai ٌ ‫ إِنهكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫ َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬،‫ار ْكتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم‬
َ َ‫ َك َما ب‬،ٍ‫ َو َعلَى آ ِل ُم َح همد‬،ٍ‫ار ْك َعلَى ُم َح همد‬
ِ َ‫اللهم ب‬
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (Al-Baqarah: 119).
َ‫ـر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَ َن ُكون هَن ِمنَ ْالخَا ِس ِريْن‬ َ ‫ َربهنَا‬،ِ‫ـر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َمات‬
َ ُ‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنف‬
ْ ‫سنَا َوإِ ْن لَ ْم ت َ ْغـ ِف‬ ْ ‫اللهم ا ْغـ ِف‬
Kata ini menutup sikap meremehkan Rasulullah, dengan asumsi bahwa beliau
adalah manusia biasa, bisa benar, bisa pula salah. Sikap dan asumsi ini tidak benar, .‫اف َوا ْل ِغنَى‬
َ َ‫ اللهم إِنها نَ ْسأَلُكَ ْال ُهدَى َوالتُّقَى َو ْالعَف‬.‫ار‬ ِ ‫اب النه‬ َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬ َ ‫سنَةً َوفِي ْاْل ِخ َرةِ َح‬ َ ‫َربهنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬
ia menabrak kesaksian bahwa beliau adalah Rasul Allah, benar Rasulullah adalah ‫آخ ُر دَع َْوانَا‬
ِ ‫ َو‬. َ‫َطك‬
ِ ‫سخ‬ َ ِ‫اللهم ِإنها نَعُ ْوذ ُ ِبكَ ِم ْن زَ َوا ِل نِ ْع َمتِكَ َوت َ َح ُّو ِل َعافِيَتِكَ َوفُ َجا َءةِ نِ ْق َمتِكَ َو َج ِميْع‬
manusia biasa akan tetapi,
‫سلهم‬ َ ‫ َو‬. َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬
َ ‫صلى للا َعلَى نَ ِب ِينَا ُم َح هم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫صحْ ِب ِه َو‬ ِ ‫أَ ِن ْال َح ْمدُ هلل َر‬
ٌ ْ‫ إِ ْن ه َُو إَِله َوح‬. ‫نط ُق َع ِن ْال َه َوى‬
‫ي يُو َحى‬ ِ َ‫ َو َماي‬. ‫احبُ ُك ْم َو َماغ ََوى‬
ِ ‫ص‬َ ‫ض هل‬
َ ‫َما‬
َۖ
“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm: 2-4).
Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Khatib mewasiatkan diri khatib pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa
bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya derajat takwa dicapai dengan mengamalkan
perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Semakin banyak seseorang
melakukan amalan ketaatan dan menjauhi seluruh larangan Allah, maka semakin
bertakwa orang tersebut. Dan orang yang paling bertakwa dan paling takut kepada
Allah, mengamalkan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya
adalah Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena beliau adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah, maka tidak
ada satu pun amalan yang mendekatkan kepada Allah, yang memasukkan ke surga,
dan menjauhkan dari neraka, kecuali telah beliau amalkan, dan telah beliau ajarkan
kepada umatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٌّ‫علَ ْي ِه أ َ ْم ُرنَا فَ ُه َو َرد‬ َ ‫ع ِم َل َع َمَلً لَي‬


َ ‫ْس‬ َ ‫َم ْن‬
“Siapa yang beramal (dalam agama) dengan sesuatu yang tidak bersumber dari
perintah kami, maka dia tertolak.” (HR. Muslim)
‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬
ِ ‫سيئَا‬ ُ ‫إن ْال َح ْمدَ ِ هّلِلِ ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َو َنعُ ْوذ ُ ِباهللِ ِم ْن‬
َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬
‫ِي لَهُ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن َلَ إِلهَ إَِل للاُ َوأ َ ْش َهد ُ أَن‬
َ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد‬ ْ ُ‫ضل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫َم ْن َي ْه ِد ِه للاُ فََلَ ُم‬ Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencurahkan shalawat dan salam kepada
beliau, keluarga, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ُم َحمدًا‬
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
‫ان إِلَى َي ْو ِم الديْن‬
ٍ ‫س‬ ْ َ ‫على آ ِل ِه ِوأ‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم بِإ ِ ْح‬ َ ‫على ُم َحم ٍد َو‬
َ ‫سل ْم‬ َ ‫اَلل ُهم‬.
َ ‫صل َو‬
Kita hidup di zaman modern, zaman dengan teknologi yang begitu canggih, zaman
َ‫يَاأَي َها الذَيْنَ آ َمنُ ْوا اتقُوا للاَ َحق تُقَاتِ ِه َوَلَ تَ ُم ْوتُن إَِل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬ dimana segala sesuatu terlihat begitu mudah dan begitu praktis. Namun di zaman
modern ini masih ada sifat-sifat jahiliyah yang hidup di hati masyarakat modern.
‫احدَ ٍة َو َخ َلقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوبَث ِم ْن ُه َما‬ ُ ‫يَاأَي َها الن‬
ِ ‫َاس اتقُ ْوا َرب ُك ُم الذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ع َل ْي ُك ْم َر ِق ْيبًا‬ َ ‫سا َءلُ ْونَ ِب ِه َواَْل َ ْر َح‬


َ َ‫ام ِإن للاَ َكان‬ َ ‫ِر َجاَلً َك ِثي ًْرا َو ِن‬
َ َ ‫سا ًء َواتقُوا للاَ الَذِي ت‬
‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ‫أَ ْربَ ٌع فِى أ ُ همتِى ِم ْن أَ ْم ِر ْال َجا ِه ِليه ِة َلَ يَتْ ُر ُكونَ ُه هن ْالفَ ْخ ُر فِى اَل َ ْح‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْو َب ُك ْم‬ َ ً‫يَاأَي َها ال ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتقُوا للاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوَل‬
ْ ُ‫س ِد ْيدًا ي‬ ُ‫ َوقَا َل النهائِ َحة‬.» ُ‫وم َوالنِيَا َحة‬ ِ ‫ب َوا َِل ْستِ ْسقَا ُء ِبالنُّ ُج‬ ِ ‫سا‬ ‫َو ه‬
َ ‫الط ْع ُن فِى اَل َ ْن‬
ُ‫ أَما َب ْعد‬،‫ع ِظ ْي ًما‬
َ ‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ َ ِ‫َو َم ْن ي ُِطع‬
ُ ‫للا َو َر‬
‫ان‬ َ ‫إِذَا لَ ْم تَتُبْ قَ ْب َل َم ْوتِ َها تُقَا ُم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َو‬
ٍ ‫علَ ْي َها ِس ْربَا ٌل ِم ْن قَ ِط َر‬ usaha kami sendiri, tanpa menyebut kenikmatan tersebut berasal dari Allah. Allah
Ta’ala berfirman,
ٍ ‫ع ِم ْن َج َر‬
‫ب‬ ٌ ‫َود ِْر‬
“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang
susah untuk ditinggalkan: (1) membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) “Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu
mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka
(4) meratapi mayit (niyahah)”. Lalu beliau bersabda, “Orang yang meratapi mayit, lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya.
apabila ia wafat sebelum bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan
dan dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al A’raf: 131).
yang bercampur dengan penyakit gatal.” (HR. Muslim no. 934).
Jamaah jumat RA
Hadis ini menunjukkan masih ada sifat-sifat jahiliyah yang sulit dihilangkan
masyarakat modern pada saat ini, walaupun tidak boleh kita katakan, ini adalah Di lingkungan kita masyarakat Indonesia, anggapan sial itu pun merebak di
zaman jahiliyyah modern. Zaman jahiliyyah telah berlalu dengan datangnya cahaya masyarakat. Mulai dari bunyi tokek, kalau tokek bunyinya ganjil, maka akan terjadi
Islam, hanya saja sifat-sifat jahiliyah yang masih ada. demikian-demikian, kalau bunyinya genap, maka akan terjadi demikian. Seseorang
yang kejatuhan cicak, maka dia akan merasa cemas, musibah apa yang akan dia
Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah. dapatkan pada hari ini, ia pun lantas mengurungkan niat untuk berpergian,
membatalkan janji dan sebagainya. Ada juga yang mendengar burung gagak,
berkeyakinan akan mendapatkan kesialan atau bahkan kematian. Yang lain
berkeyakinan bahwa angka tiga belas adalah angka sial, sampai-sampai maskapai
Di antara sifat-sifat jahiliyah yang masih sering kita temui di masyarakat kita adalah penerbangan tidak ada yang memuat tempat duduk bernomor 13 untuk maskapai
tathayyur atau dalam bahasa kita disebut dengan anggapan sial. Tathayyur berasal mereka, karena takut sial dan celaka. Ini semua adalah perbuatan syirik yang harus
dari kata tha-ir yang artinya burung. Mengapa demikian? Dahulu, orang Arab kita jauhi. Ini adalah kebiasaan masyarakat jahiliyah, yang mengaitkan sesuatu
jahiliyah apabila hendak melakukan perjalanan, baik perjalanan dagang atau bukan dengan sebabnya.
perjalanan bersafar secara umum, mereka melihat pergerakan burung. Apabila ada
burung terbang ke arah kanan, maka itu sebagai pertanda baik atau tidak akan Masalah yang lebih besar adalah pemilihan tanggal dan bulan pernikahan,
tertimpa bahaya, mereka pun melanjutkan perjalanan. Namun apabila ada burung seseorang bisa menunda pernikahan bahkan pernikahan bisa gagal karena
terbang ke arah kiri, mereka tidak jadi melakukan perjalanan, karena itu akan berdebat menentukan tanggal pernikahan. Ada yang mengatakan, kalau menikah
terjadi tanda buruk atau kesialan. di bulan tertentu maka rumah tangga tidak langgeng, banyak terjadi cekcok dan
sebagainya. Orang-orang pun menghindari bulan tertentu dengan keyakinan
Beranggapan sial atau tathayyur termasuk akidah jahiliyah. Bahkan sudah ada di demikian.
masa sebelum Islam. Lihatlah bagaimana Firaun beranggapan sial pada Musa
‘alaihis salam dan pengikutnya. Ketika datang bencana mereka katakan itu gara- Di masyarakat kita juga ada keyakinan apabila menabrak kucing, walaupun tidak
gara Musa. Namun ketika datang berbagai kebaikan, mereka katakan itu karena sengaja, akan mendapatkan musibah, tanda-tanda keburukan yang layak untuk
dikhawatirkan. Ini semua adalah kebiasaan masyarakat jahiliyah, yang menganggap Subhanahu wa Ta’ala. Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Mas’ud, ia bertanya
sial dengan kejadian-kejadian tertentu. pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

Kaum muslimin yang dirahmati Allah ‫َّللاِ َقا َل « أ َ ْن تَ ْج َع َل ِ هّلِلِ نِدًّا َو ْه َو َخلَقَ َك‬ َ ‫ب أ َ ْع‬
‫ظ ُم ِع ْندَ ه‬ ُّ َ ‫» أ‬
ِ ‫ى الذه ْن‬
Hal-hal tersebut di atas adalah bentuk kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” “Engkau membuat sekutu bagi Allah
Ta’ala. Kita menafikan bahwa Allah lah yang memberikan manfaat dan mampu padahal Dia telah menciptakanmu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
memberi bahaya atau mudharat kepada seorang hamba. Manfaat tidak akan
diperoleh dan bahaya tidak akan didapatkan kecuali atas takdir dan kehendak Allah Oleh karena itu jamaah sekalian, hendaknya kita tidak meremehkan hal ini. Kita
Subhanahu wa Ta’ala, bukan dengan perantara-perantara hewan atau tanggal- jauhi hal ini dan kita beritahukan kepada saudara-saudara kita yang masih
tanggal tertentu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sahabat Ibnu mengamalkannya dan memiliki keyakinan-keyakinan demikian.:
Abbas yang ketika itu masih kecil,
Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah
‫ش ْيءٍ قَ ْد‬َ ِ‫وك ِإ هَل ب‬
َ ُ‫َيءٍ لَ ْم يَ ْنفَع‬ َ ُ‫ت َعلَى أ َ ْن َي ْنفَع‬
ْ ‫وك ِبش‬ ْ ‫اجت َ َم َع‬ْ ‫َوا ْعلَ ْم أ َ هن ْاَل ُ همةَ لَ ْو‬
‫ش ْيءٍ قَ ْد‬ َ ‫وك إِ هَل ِب‬ ُ ‫َيءٍ لَ ْم َي‬
َ ‫ض ُّر‬ ْ ‫وك ِبش‬ ُ ‫اجت َ َمعُوا َعلَى أ َ ْن َي‬
َ ‫ض ُّر‬ ْ ‫ َولَ ْو‬، ‫َّللاُ لَ َك‬
‫َكت َ َبهُ ه‬ Setelah kita mengetahui bahwasanya anggapan sial yang beredar di masyarakat
kita dengan berbagai macamnya adalah perbuatan dosa, dan hal itu bukanlah dosa
‫ف‬
ُ ‫ص ُح‬
ُّ ‫ت ال‬ ْ ‫ت ْاَل َ ْق ََل ُم َو َجفه‬ْ ‫َّللاُ َعلَي َْك ُر ِف َع‬
‫َكت َ َبهُ ه‬ yang ringan, tapi perbuatan dosa yang palign besar, lalu bagaimana cara kita
menanamkan keyakinan kepada diri kita bahwa tidak ada sial dalam Islam,
menanamkan pada jiwa kita bahwa Allah-lah satu-satunya yang mampu memberi
manfaat dan menolak bahaya, caranya adalah dengan bertawakkal kepada Allah.

“Ketahuilah, sesungguhnya jika seluruh makhluk (di langit dan di bumi), mereka Ingatlah pelajaran dari firman Allah Ta’ala,
berkumpul untuk mendatangkan suatu manfaat untukmu, niscaya mereka tidak
dapat memberikan manfaat untukmu kecuali apa yang Allah tetapkan untukmu. ‫َو َم ْن يَت ََو هك ْل َعلَى ه‬
ُ ‫َّللاِ فَ ُه َو َح ْسبُه‬
Dan seandainya mereka berkumpul untuk mendatangkan bahaya untukmu, niscaya
mereka tidak dapat mendatangkan suatu pun bahaya untukmu kecuali apa yang “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
telah Allah tetapkan untukmu. Pena (penulis takdir) telah diangkat dan catatan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).
(takdir) telah mengering.” (HR. Tirmizi, no. 2516, dinyatakan shahih oleh al-Albani
dalam Shahih Tirmizi). Jangan menuduh kesialan itu pada tanggal, hari, angka, bulan, tempat atau nama
anak. Buang jauh-jauh anggapan sial dan ganti dengan tawakkal pada Allah
Hadirin, jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah. Ta’ala. Ketika mendapatkan hal yang tidak mengenakkan, ucapkanlah:

Perbuatan menganggap sial ini, meskipun dianggap ringan oleh sebagian orang, َ ‫ت ِإَله أ َ ْن‬
‫ت َوَلَ َح ْو َل َوَلَ قُ هوة َ ِإَله ِب َك‬ َ ‫ت ِإَله أ َ ْن‬
‫ت َوَلَ يَ ْدفَ ُع ال ه‬
ِ ‫س ِيئَا‬ َ ‫الله ُه هم َلَ يَأْتِى ِب ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬
namun perbuatan ini besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana tidak,
perbuatan ini adalah perbuatan syirik, artinya seorang hamba menzalimi Allah
‫‪[Allahumma laa ya’ti bilhasanaati illa anta. Wa yadfa’us sayyi-ati illa anta. Wa laa‬‬ ‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة‬‫عثْ َمان َو َ‬‫رو ُ‬
‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْي َن ا َ ِبى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬‫اء َّ‬ ‫الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬
‫‪hawla wa laa quwwata illa bik] “Ya Allah, tiada yang dapat mendatangkan kebaikan‬‬
‫‪kecuali engkau. Tidak ada yang dapat menolak bahaya kecuali engkau. Tidak ada‬‬ ‫ض‬
‫ار َ‬‫الد ْي ِن َو ْ‬‫ان اِلَى يَ ْو ِم ِ‬
‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّا ِب ِع ْي َن َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬ ‫ال َّ‬
‫”‪daya dan upaya melainkan denganmu.‬‬ ‫اح ِم ْي َن‪.‬‬
‫الر ِ‬ ‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َم ِتكَ َيا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫َ‬
‫ت اْالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪Mudah-mudahan khutbah yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua, bagi khatib‬‬
‫‪dan jamaah sekalian. Hendaknya kita memperingatkan saudara-saudara kita‬‬ ‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬
‫‪sesama muslim tentang bahaya anggapan sial ini.‬‬ ‫ص ْر‬‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع‬
‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َود َِم ْر ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫اْل ُم ْ‬
‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬
‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬‫لوبَا َء َو َّ‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬ ‫َ‬
‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا‬
‫َان اْل ُم ْ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِ‬
‫عذَ َ‬
‫اب‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫ب اْل َعالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫َر َّ‬
‫س ِر ْي َن‪.‬‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬
‫سنَ َ‬‫النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬

‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬


‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫َلى ا ِْح َ‬ ‫اْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ت َ ْع ِظ ْي ًما ِلشَأْنِ ِه َوا َ ْ‬
‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬
‫علَى ا َ ِل ِه‬ ‫علَى َ‬
‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوانِ ِه الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫َ‬
‫س ِل ْم ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا‪.‬‬ ‫َوا َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬
‫ع َّما نَ َهى‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫ا َ َّما بَ ْع ُد ‪.‬فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫س ِه‬ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِ‬ ‫‪.‬وا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫َو َز َج َر َ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َوقَا َل تَعاَلَى ا َِّن هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ْم‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬ ‫َ‬
‫ض‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫سيِدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬
‫ْئ‬ٍ ‫شي‬ َ ‫ض َوالهذِى َج َع َل ُك هل‬ َ ‫ اَلهذِى َخلَقَ اْ ِإل ْن‬، َ‫ب ْالعَالَ ِميْن‬
ِ ‫سانَ َخ ِل ْيفَةً ِفي اَْل َ ْر‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْمد ُ هللِ َر‬ kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada
waktu sore.* Maka dia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap
ُ ‫ب ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َب ْه َجةً هو‬
ُ‫ ا َ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَ اِلهَ اَِله للا‬.‫س ُر ْو ًرا‬ ِ ‫ارا ِل ْل ُمت ه ِقيْنَ َو َج َع َل فِى قُلُ ْو‬ً ‫ِإ ْعتِ َب‬ barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu
ُ ‫ َوا َ ْش َهد‬.‫شيْئ قَ ِدي ٌْر‬َ ‫علَى ُك ِل‬ َ ‫ لَهُ ْال ُم ْلكُ َولَهُ ْال َح ْمد ُ ي ُْحيِى َوي ُِميْتُ َو ُه َو‬،ُ‫َوحـْدَهُ َلَشـ َ ِري َْك لَه‬ hilang dari pandangan.”* “Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku.” Lalu ia
‫س ْولُهُ َلَ َن ِب ه‬
.ُ‫ي َب ْعدَه‬ َ ‫ا َ هن ُم َح همدًا‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ potong kaki dan leher kuda itu. (Shaad:30-33)

َ ‫س ِي ِد ْال ُم ْر‬
ِ ‫س ِليْنَ َوا َ ْفض ِل اَْلَ ْن ِب َي‬ َ ‫اَلله ُه هم‬
Para mufassir menerangkan berbagai kisah itu dengan beragam, sesuai penafsiran
‫ص َحاِبه‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوا‬ َ ‫اء َو‬ َ ‫ع َلى‬
َ ‫س ِي ِدنَا ُم َحمـ ه ٍد‬ َ ‫ص ِل‬ masing-masing. Yang jelas dapat diceritakan pakemnya bahwa Nabi Sulaiman a.s.
‫ اِتهقُ ْوللاَ َح هق تُقَا ِته َوَلَتَ ُم ْوت ُ هن اَِله َواَنـْت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ فَقَ ْد‬، َ‫ َفيَااَيُّ َها ْال ُم ْس ِل ُم ْون‬،ُ ‫ا َ ْج َم ِعيْنَ ا َ هما َب ْعد‬ memiliki kuda-kuda yang gagah-kekar perkasa tubuhnya, cepat-melesat larinya
ِ ‫ص ِه ْم ِعب َْرة ٌ َِل ْو ِلى ٱَل َ ْلبَ ٰـ‬
‫ب‬ َ َ‫ لَقَ ْد َكانَ فِى ق‬:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
ِ ‫ص‬ َ َ‫قَا َل للاُ تَع‬ bagaikan kilat.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah Berkali-kali kuda-kuda itu diandalkan sebagai balatentara yang selalu berjihad di
Marilah kita bersama-sama saling berwasiat untuk meningkatkan taqwa kepada jalan Allah swt. Suatu hari, ketika Nabi Sulaiman sibuk memeriksa dan mengatur
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatur bumi seisinya. Dialah yang menentukan kuda-kuda tersebut, begitu asyiknya, hingga ia tak terasa meninggalkan shalat
sejarah manusia, juga berbagai mahkluk lainnya. Ketaqwaan itu harus selalu kita Ashar. Karena lupa, bukan disengaja.
upayakan dan ditingkatkan kualitasnya, karena banyaknya godaan dunia yang
setiap saat mengancam dan dapat mengendurkannya. Maka, ketika Nabi Sulaiman a. s. sadar bahwa kuda-kuda itu telah menyebabkan
sholatnya tercecer, ia pun bersumpah dan berkata “demi Allah, janganlah kalian
Jangankan kita sebagai manusia biasa, Nabi Sulaiman pun hampir tergoda oleh (kuda-kudaku) melalaikanku dari menyembah Tuhanku.”
dunia. Karena itulah diwajibkan atas khatib setiap kali di atas mimbar di hari
Jum’at, agar berwasiat tentang ketaatan. Ushikum binasfi bitaqwallah… ittaqullah Lalu beliau menitahkan agar kuda-kuda itu disembelih. Maka beliau memotomg
haqqa tuqatih…dan beragam kalimat dengan maksud yang seragam, yaitu leher-leher dan urat-urat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang.
meningkatkan taqwa kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.
Ketika Allah mengetahui hamba-Nya, yang bernama Sulaiman menyembelih kuda-
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia… kuda tersebut karena Diri-Nya, karena takut dari siksa-Nya serta karena kecintaan
dan pemuliaan kepada-Nya, karena dia sibuk dengan kuda-kuda tersebut sehingga
Seperti yang telah terucap dalam muqaddimah, kali ini khatib hendak menceritakan habis waktu shalat.
kembali sebuah kisah yang dihadirkan oleh al-Qur’an tentang kuda-kuda terbangnya
Nabi Sulaiman as. yang gagah bersayap dan menakjubkan. Dalam surat Shaad ayat Maka Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik dari kuda-kuda
ke-30 hingga ayat ke-33 diterangkan. tersebut, yakni angin yang bisa berhembus dengan perintahnya, sehingga akan
menjadi subur daerah yang dilewatinya. Perjalanan yang ditempuh sebulan, maka
kembalinya juga sebulan. Dan tentu, ini lebih cepat dan lebih baik daripada kuda.

Hadirin Jama’ah yang Mulia…

“Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Kini, tiada lagi kuda-kuda bersayap yang gagah dan terbang dengan kecepatan luar
Sesunguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)* (Ingatlah) Ketika dipertunjukan biasa. Kuda bersayap itu kini hanya hidup dalam dunia dongeng. Meskipun secara
‫ َوا َ ْش َهدُ ا َ ْن َلَ اِلَهَ اَِله‬.‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬
َ ‫ش ْك ُر لَهُ َع‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َع‬
َ ‫لى ا ِْح‬
fisik telah tiada, tapi nilai guna kuda itu, kini telah digantikan dengan berbagai
bentuk teknologi transportasi dan informasi yang kecanggihannya mampu melipat
waktu dan meruntuhkan batas ruang. ‫س ْولُهُ الدها ِعى‬ ُ ‫س ِيدَنَا ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫للاُ َوللاُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوا َ ْش َهد ُ ا َ هن‬
Sayangnya, berbagai macam benda teknologi ini menjadi simbol kemewahan yang
‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو‬ْ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫ص ِل َعلَى‬ َ ‫ الل ُه هم‬.‫ِلى ِرض َْوا ِن ِه‬ َ ‫ا‬
banyak diburu oleh manusia. Walaupun mereka sadar bahwa barang-barang ini ‫ِكثي ًْرا‬
mempunyai tingkat kecanggihan luar biasa dalam upaya memalingkan manusia dari
Tuhannya. Televisi, internet, game online dan juga penguasaan senjata nuklir yang
diidam-idamkan.
‫اس اِتهقُوللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع هما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ هن للا‬ ُ ‫ا َ هما َب ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النه‬
‫ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر َبدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ا هِن للاَ َو َمآل‬
Kini sudah nyata, bahwa kuda dan awan itu hadir dalam bentuk lain yang jauh lebih
dahsyat, sedangkan iman manusia sekarang jauh lebih tipis dibandingkan dengan
َ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو‬
‫ الل ُه هم‬.‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬ َ ‫لى النهبِى يآ اَيُّ َها اله ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫صلُّ ْونَ َع‬ َ ُ‫ئِ َكتَهُ ي‬
iman Nabi Sualaiman a.s. Lantas bagaimanakah seharusnya manusia menyikapinya? ‫سيِدِنا َ ُم َح هم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫س ِل ْم َو َعلَى آ ِل‬َ ‫صلهى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح هم ٍد‬ َ ‫ص ِل َعلَى‬ َ
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
‫الرا ِش ِديْنَ ا َ ِبى‬‫اء ه‬ ِ َ‫ض الل ُه هم َع ِن اْل ُخلَف‬ َ ‫ار‬ ْ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ هر ِبيْنَ َو‬
ُ ‫ا َ ْن ِبيآئِ َك َو ُر‬
‫ص َحا َب ِة َوالتها ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التهابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن َب ِقيه ِة ال ه‬ ُ ‫رو‬َ ‫ع َم‬ ُ ‫َب ْك ٍر َو‬
Jika demikian pertanyaannya, bagaimanakah cara kita menerjemahkan dan
menafsirkan cerita selanjutnya, yaitu ketika Nabi Sulaiman as. berniat membunuh
َ‫اح ِميْن‬ ‫ض َعنها َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك َيا ا َ ْر َح َم ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ار‬ ْ ‫الدي ِْن َو‬ِ ‫ان اِلَى َي ْو ِم‬ٍ ‫س‬ َ ‫ِبا ِْح‬
semua kuda dan kemudian diganti oleh Allah dengan bentuk angin? Apakah itu
berlaku khusus Nabi Sulaiman a.s. atau umat muslim secara pada umumnya? ‫ت اََلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ِ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما‬ِ ‫اَلل ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا‬
Pertanyaan ini telah dijawab oleh Rasulullah saw dalam haditsnya: “Sesungguhnya
‫ص ْر‬ُ ‫ت الل ُه هم ا َ ِع هز اْ َِل ْسَلَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ هل الش ِْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن‬ ِ ‫َواَْلَ ْم َوا‬
tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah kecuali Allah akan ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو دَ ِم ْر‬ ْ ‫الديْنَ َو‬ ِ ‫ص َر‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ ُ ‫ِع َبادَ َك اْل ُم َو ِح ِديهةَ َوا ْن‬
memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya.” (HR Ahmad dan Al-Baihaqi,
hadits shahih)
‫ الل ُه هم ا ْدفَ ْع َعنها اْل َبَلَ َء َواْ َلوبَا َء‬.‫الدي ِْن‬ ِ ‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َما ِت َك اِلَى َي ْو َم‬ ِ ‫ا َ ْعدَا َء‬
‫ع ْن بَلَ ِدنَا‬ َ َ‫طن‬ َ َ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب‬ َ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما‬ ُ ‫الزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو‬ ‫َو ه‬
ُ‫ت َوالذ ْكر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبه َل ِمنِي َو ِم ْن ُك ْم تَِلَ َوتَه‬
ِ َ ‫آن اْلعَ ِظي ِْم َونَ َفعَنِي َوإيها ُك ْم ب َما ف ْي ِه ِمنَ اْْليا‬
ِ ‫اركَ للاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِ ْي اْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
‫إنههُ ه َُو الس ِهم ْي ُع اْل َع ِليْم‬
َ‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ همةً يَا َربه اْل َعالَ ِميْن‬ ِ َ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد‬
َ ‫صةً َو‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِسيها خآ ه‬
tidak mengenal sekat ruang dan waktu. begitu juga godaan-godaan mereka yang
mengalir bersama arus dalam darah seorang hamba.
‫ان الحمد هلل الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين‬ Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
‫ أشهد ان ال‬.‫ أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى هللا باذنه وسراجا منيرا‬.‫كله‬
‫ واشهد ان محمدا‬.‫ شهادة اعدها للقائه ذخرأ‬.‫اله اال هللا وحده ال شريك له‬ Namun, manusia sebagai makhluk yang sempurna yang dibekali Allah dengan
kemampuan bernalar harus memiliki kemauan untuk mngalahkan setan. Dan oleh
‫ اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا‬.‫ ارفع البرية قدرا‬.‫عبده و رسوله‬ karenanya Al-Ghazalai dengan jelas menerangkan lima kiat mematahkan godaan
‫ فياأيها الناس‬.‫ أما بعد‬.‫محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا‬ setan. Pertama, membuat kurus setan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah
swt. Rasulullah saw pernah bersabda:
.‫اتقوهللا حق تقاته والتموتن اال وأنتم مسلمون‬
Alhamdulillah, hari Jum’at ini kita masih diberi kemampuan oleh Allah Yang Mang
‫إن المؤمن ينضى شيطانه كما ينضى أحدكم بعيره فى سفره‬
Maha Kuasa untuk menjalankan salah satu perintahnya melaksanakan jama’ah
Sesungguhnya orang mukmin itu membuat kurus setannya, sebagaimana seseorang
shalat Jum’ah. Walaupun sebenarnya kita mafhum bersama bahwa keberhasilan kita
diantara kamu membuat kurus ontanya dalam perjalanan.
menjalankan perintahnya merupakan bukti pemberian rahmat dariNya. Oleh karena
itu sudah selayaknya kalau kita saling berwasiat untuk menjaga dan meningkatkan
Jika sebuah binatang liar telah dikuruskan pastilah ia akan mudah diatur dan
ketaqwaan kita bersama. karena hanya dengan taqwalah kita dapat mendekatkan diri
menjadi penurut. Karena ketergantungan kepada majikannya. Begitu juga setan, jika
kepadanya sekaligus menjadikannya pelindung tunggal dari godaan setan yang
seorang hamba telah bisa menguasai setan dengan tidak serta merta memenuhi
terkutuk.
keinginannya, pastilah setan akan kurus badannya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, janganlah seorang hamba mendekatkkan dirinya kepada tempat-tempat
kemaksiatan dan orang-orang mungkar. Sungguh hal itu memperkuat daya pikat
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ululmiddin pernah berkata bahwa diantara hal
setan membujuk manusia. Rasulullah secara legoris menyatakan:
yang harus dimengerti oleh seorang hamba adalah mengetahui tipu daya setan dan
godaannya. Sesungguhnya pemahaman ini fardhu ain adanya. Hanya saja
kebanyakan manusia tidak mau mengerti dan lebih suka disibukkan oleh ‫من حام حول الحمى يوشك أن يقع فيه‬
pengetahuan-pengetahuan yang menjebak dirinya sendiri masuk ke dalam kubangan
setan. Baran siapa berputar-putar di sekitar tempat larangan, maka besar kemungkinan ia
akan terjerembab ke dalamnya.
Oleh karena begitu akutnya tipu daya setan, maka seorang hamba harus mengerti
berbagai kiat mematahkan bujuk rayu setan. Hal ini berfungsi untuk menyelamatkan Demikianlah Jama’ah yang Berbahagia
dirinya dari para setan yang terkutuk. Terkutuk karena godaan dan rayuan itu
dihembuskan oleh setan bersama dengan hembusan nafas manusia. Sehingga Al- Dua langkah pertama mencoba membikin setan tidak nyaman menggoda kita
Hasan suatu ketika pernah ditanya oleh Abu Said “apakah setan itu tidur?”. Al- dengan harapan setan akan segera bosan dan kecewa karena keteguhan kita.
Hasanpun menjawa “jika setan itu tidur, pasti kita bisa istirahat”. Sayangnya setan Meskipun keduanya bukan hal yang mudah tetapi harus terus dicoba.
Ketiga, hendaknya seorang hamba selalu sadar bahwa sesungguhnya tujuan setan Innas syaithana yajri min ibni adam majrad dammi, fadhayyiqu majariyahu bilju’i
menggoda hanyalah ingin menjerumuskan kita kelembah kenistaan dan
kemadharatan abadi. Tidak ada godaan setan yang membawa pada kemanfaatan. Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia di tempat jalannya darah. Maka
Sesungguhnya setan berbuat demikian karena setan ahli cuci tangan. Ibarat penjegal persempitlah jalannya itu dengan mengosongkan perut.
yang merasa puas jika korbannya jatuh tersungkur dan dia terkekeh dengan
bangganya. Dalam surat al-Hasyr ayat 16 Allah menerangkan Demikianlah khotbah jum’ah kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

… َ‫ان ا ْكفُ ْر فَلَ َّما َكفَ َر قَا َل ِإنِي َب ِري ٌء ِم ْنك‬


ِ ‫س‬ ِ ْ ‫… ِإ ْذ قَا َل ِل‬
َ ‫إل ْن‬ ِ َ ‫آن اْلعَ ِظ ْي ِم َونَفَعَنِي َوإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِم َن اْآليا‬
‫ت‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِف ْي اْلقُ ْر‬ َ ‫َب‬
…ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu
َّ ‫َوالذكْر ِا ْل َح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ َل ِمنِي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إنَّهُ ُه َو ال‬
‫س ِم ْي ُع اْلعَ ِل ْي ُم‬
telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu…
Khutbah II
Para Hadirin Rahimakumullah
‫ َوا َ ْش َهدُ ا َ ْن َلَ اِلَهَ اَِله‬.‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬
َ ‫ش ْك ُر لَهُ َع‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َع‬
َ ‫لى ا ِْح‬
Kemudian keempat, seorang hamba harus selalu ingat bahwa selain berusaha cuci
tangan, setan juga bersifat pengecut. Ia menginginkan banyak teman dalam
‫س ْولُهُ الدها ِعى‬ ُ ‫س ِيدَنَا ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫للاُ َوللاُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوا َ ْش َهد ُ ا َ هن‬
kesesatannya. Semakin banyak teman yang menemani dirinya dalam kesesatan ia ‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو‬ْ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫ص ِل َعلَى‬ َ ‫ الل ُه هم‬.‫ِلى ِرض َْوا ِن ِه‬ َ ‫ا‬
akan semakin puas. Karena sesungguhnya neraka sair itu sungguh luasnya. Dan
karenanya setan menginginkan kawan untuk mengisinya. Demikian keterangan
‫ِكثي ًْرا‬
al’A’raf 16-17 menerangkan
‫اس اِتهقُوللاَ ِف ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع هما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ هن للا‬ ُ ‫ا َ هما َب ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النه‬
‫) ث ُ هم َْلَ ِتيَ هن ُه ْم ِم ْن بَي ِْن أ َ ْيدِي ِه ْم َو ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم َو َع ْن أَ ْي َمانِ ِه ْم َو َع ْن‬16( ‫يم‬
َ‫ش َما ِئ ِل ِه ْم َو ََل ت َِجدُ أ َ ْكثَ َر ُه ْم شَا ِك ِرين‬
َ -
َ ‫طكَ ْال ُم ْست َ ِق‬ ِ ‫قَا َل فَ ِب َما أَ ْغ َو ْيتَنِي ََل َ ْقعُدَ هن لَ ُه ْم‬
َ ‫ص َرا‬
‫ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر َبدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ا هِن للاَ َو َمآل‬
َ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو‬
‫ الل ُه هم‬.‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬ َ ‫لى النهبِى يآ اَيُّ َها اله ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫صلُّ ْونَ َع‬ َ ُ‫ئِ َكتَهُ ي‬
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
‫س ِيدِنا َ ُم َح هم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫س ِل ْم َو َعلَى آ ِل‬َ ‫صلهى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد‬ َ ‫ص ِل َعلَى‬ َ
‫الرا ِش ِديْنَ ا َ ِبى‬‫اء ه‬ ِ َ‫ض الل ُه هم َع ِن اْل ُخلَف‬ َ ‫ار‬ ْ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ هر ِبيْنَ َو‬
ُ ‫ا َ ْن ِبيآئِ َك َو ُر‬
kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
‫ص َحا َب ِة َوالتها ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التهابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن َب ِقيه ِة ال ه‬ ُ ‫رو‬ َ ‫ع َم‬ ُ ‫َب ْك ٍر َو‬
bersyukur (taat). َ‫اح ِميْن‬ ‫ض َعنها َم َع ُه ْم ِب َر ْح َم ِت َك َيا ا َ ْر َح َم ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ار‬ ْ ‫الدي ِْن َو‬ِ ‫ان اِلَى َي ْو ِم‬
ٍ ‫س‬ َ ‫ِبا ِْح‬
Dan terakhir, kelima guna mendukung keempat kiat tersebut seorang hamba harus
senantiasa dalam kondisi lapar. Karena kondisi lapar akan mempermudah seorang
ِ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما‬
‫ت اََلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ِ ‫اَلل ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا‬
hamba dalam mengingat Allah swt. ‫ص ْر‬ُ ‫ت الل ُه هم ا َ ِع هز اْ َِل ْسَلَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ هل الش ِْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن‬ ِ ‫َواَْلَ ْم َوا‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو دَ ِم ْر‬ ْ ‫الديْنَ َو‬ ِ ‫ص َر‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ ُ ‫ِع َبادَ َك اْل ُم َو ِح ِديهةَ َوا ْن‬
‫إن الشيطان يجرى من ابن أدم مجرى الدم فضيقوا مجاريه بالجوع‬ ‫ الل ُه هم ا ْدفَ ْع َعنها اْلبََلَ َء َواْ َلوبَا َء‬.‫الدي ِْن‬ ِ ‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك اِلَى يَ ْو َم‬ ِ ‫ا َ ْعدَا َء‬
‫ع ْن بَلَ ِدنَا‬ ‫طنَ َ‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬ ‫الزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫َو ه‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ همةً َيا َربه اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربهنَا آتِنا َ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلدَ ِ‬
‫صةً َو َ‬‫اِ ْندُونِ ْي ِسيها خآ ه‬
‫سن ََاوا ِْن‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫ار‪َ .‬ربهنَا َ‬ ‫اب النه ِ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َعذَ َ‬ ‫ْلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى اْ ِ‬ ‫ِفى الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون هَن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪ِ .‬عبَادَللاِ ! ا هِن للاَ يَأ ْ ُم ُرنَا بِاْلعَ ْد ِل‬
‫ظ ُك ْم‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫ْتآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َواْ َِل ْح َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر‬ ‫لَ َعله ُك ْم تَذَ هك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروللاَ اْل َع ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع َ‬
‫للاِ ا َ ْكبَ ْر‬
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan karunia yang
begitu banyak kepada kita, dan sebesar-besar karunia yang Allah berikan kepada
‫ ََل أ ُ ْح ِصي ثَنَا ًء َعلَ ْي ِه ُه َو‬، َ‫ َوأَثْنَي َعلَ ْي ِه ثَنَا َء الذها ِك ِريْن‬، َ‫ا ْل َح ْمدُ ِ هّلِلِ َح ْمدَ الشَا ِك ِريْن‬ kita adalah kenikmatan Islam dan iman.

ُ‫ أ َ ْح َمدُه‬، َ‫ض ُل َولَهُ النِ ْع َمةُ َولَهُ الثَنَا ُء ال ُحسْن‬ ْ َ‫ لَهُ الف‬، ‫َك َما أَثْنَى َعلَى نَ ْف ِس ِه‬ Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, kekasih kita, dan
‫ث أ َ ْو ِس ٍر أ َ ْو‬ ٍ ‫ار َك َوت َ َعالَى َعلَى ُك ِل ِن ْع َم ٍة أ َ ْن َع َم ِب َها َعلَ ْينَا ِفي قَ ِدي ٍْم أ َ ْو َح ِد ْي‬ َ ‫ت َ َب‬ penyejuk hati kita, Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi wa
shahbihi. Beliaulah yang menjadi perantara dari Allah agar kita bisa beribadah
ً ‫اركا‬ َ َ‫طيِبا ً ُمب‬ َ ً ‫ار َك َوتَعَالَى َح ْمدا ً َكثِيْرا‬ َ َ‫ أ َ ْح َمدُهُ تَب‬، ‫عا َم ٍة‬ َ ‫ص ٍة أ َ ْو‬
َ ‫َع ََلنِيَ ٍة أ َ ْو خَا‬ kepada Allah, agar kita bisa memasuki surga dan terjauh dari neraka dengan
، ُ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل إِلَهَ إِ هَل للاُ َو ْحدَهُ ََل ش َِري َْك لَه‬، ‫ضى‬ َ ‫فِ ْي ِه َك َما يُ ِحبُّ َربُّنَا َويَ ْر‬ mengikuti ajarannya dan menjauhi apa yang beliau larang.

‫ص ْح ِب ِه‬ َ ‫سله َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫صلهى للاُ َو‬ َ ‫س ْولُهُ ؛‬ ُ ‫َوأ َ ْش َهدُ أ َ هن ُم َح همدا ً َع ْبدُهُ َو َر‬ Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
َ‫أ َ ْج َم ِعيْن‬ Diantara nabi yang namanya sering disebut dalam Alquran adalah Nabi Musa
‘alaihis sahalatu was salam. Beliau nabi yang perjalanan sejarahnya paling sering
‫ظ ُم أ َ ْم ٍر َي ْل َقى‬
َ ‫ع ََل َخ ْي ُر زَ ا ٍد َوأ َ ْع‬
َ ‫للا َج هل َو‬َ ‫ فَإ ِ هن ت َ ْق َوى‬، ‫للا ت َ َعالَى‬
َ ‫ اِتهقُ ْوا‬: ‫للا‬ ِ َ‫أَما َب ْعد ُ ِع َباد‬ dikisahkan dalam Alquran setelah nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
‫ار َك َوتَ َعالَى‬ َ َ‫ قَا َل للاُ تَب‬، ‫الم َعا ِد‬ ِ ‫ ِب ِه ال َع ْبدُ َربههُ َي ْو َم‬: ‫الزا ِد الت ه ْق َوى‬
‫﴿ َوت َزَ هود ُوا فَإ ِ هن َخي َْر ه‬ sallam. Sebagian ulama menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak 136 kali
ِ ‫ون َيا أُو ِلي ْاَل َ ْل َبا‬
‫ب‬ ِ ُ‫َواتهق‬
dalam Alquran. Nabi terbaik di kalangan bani Israil, termasuk ulul azmi, dan
bergelar kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah). (Fabi
Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 326).

Beliau adalah Musa bin Imran, dan masih keturunan Nabi Ya’kub ‘alaihis sahalatu
was salam. Allah tegaskan dalam Alquran bahwa beliau termasuk orang yang sangat
banyak mendapatkan ujian kehidupan,
.
‫اك فُتُونًا‬
َ ‫َوفَتَنه‬
Kaum muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah.
“Dan Kami telah memberikan cobaan kepadammu dengan berbagai macam
Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian agar cobaan.” (QS. Taha: 40).
senantiasa bertakwa kepada Allah. Abdullah bin Ma’ud radhiallahu ‘anhu
mengatakan, takwa adalah Dan inilah yang menjadi rahasia mengapa sejarah beliau paling sering disebutkan
dalam Alquran, agar kita bisa mengambil pelajaran dari perjuangan beliau dan usaha
‫ َوأ َ ْن يُ ْش َك َر فَ ََل يُ ْكفَ َر‬،‫سى‬
َ ‫ َوأ َ ْن يُ ْذ َك َر فَ ََل يُ ْن‬،‫صى‬
َ ‫ع فَ ََل يُ ْع‬ َ ُ‫أ َ ْن ي‬
َ ‫طا‬ beliau dalam mendakwahkan kebenaran kepada seluruh umatnya.

Allah itu diibadahi dan tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, bersyukur Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
kepada-Nya bukan malah kufur atas nikmat-Nya.
Pada kesempatan kali ini, kita tidak akan membahas seluruh perjalanan hidup Nabi
Musa ‘alaihissalam, kisah dan hikmah dari perjalanan hidup beliau tidak akan
cukup kita bahas pada kesempatan yang singkat ini. Pembahasan kita pada khubah 8. Musa keluar mesir dengan penuh ketakutan, beliau berjalan ke arah Madyan.
yang singkat ini hanya sebatas tentang suatu doa, yang pernah diucapkan oleh Nabi
Musa, sebuah doa yang mulia hingga Allah abadikan doa beliau di dalam Alquran. 9. Di tengah perjalanan beliau menjumpai dua wanita yang mengantri untuk
Dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Musa. Doa-doa mengambil air untuk ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya.
itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang berbeda. Namun ada satu doa Kemudian dibantu Musa.
yang sangat menakjubkan, doa yang mengobati sekian banyak kegelisahan yang
dialami oleh Musa, Di saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi
tiada lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, tidak mungkin
‫ير‬ َ ‫ب إِنِي ِل َما أ َ ْنزَ ْل‬
‫ت إِلَ ه‬
ٌ ‫ي ِم ْن َخي ٍْر فَ ِق‬ ِ ‫َر‬ kembali ke Mesir dalam waktu dekat. Di saat itulah, Musa merasa sangat butuh
pertolongan Tuhannya. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa,
“Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau
turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashas: 24). ‫ير‬ َ ‫ب ِإنِي ِل َما أ َ ْنزَ ْل‬
‫ت ِإلَ ه‬
ٌ ‫ي ِم ْن َخي ٍْر فَ ِق‬ ِ ‫سقَى لَ ُه َما ث ُ هم ت َ َولهى ِإلَى‬
ِ ‫الظ ِل فَقَا َل َر‬ َ َ‫ف‬
kita bisa perhatikan surat al-Qashas, Allah menceritakan Musa dari ayat 3 hingga Musa memberi minum ternak itu untuk menolong kedua wanita itu, kemudian dia
ayat 43. Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. duduk di tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat
Diliputi rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku “. (QS. Al-Qashas:
dianggap puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup. 24).

1. Firaun menjajah habis bani Israil Gayung pun bersambut, seusai doa Allah hilangkan keresahan Musa, setahap demi
setahap. Datanglah salah satu diantara wanita yang ditolong Musa, menawarkan
2. Membantai setiap bayi lelaki, dan membiarkan hidup bayi perempuan kepada Musa agar mampir ke rumahnya. Menemui ayah sang gadis.

3. Firaun membuat lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada 1. Allah berikan jaminan keamanan kepada Musa, dengan Allah kumpulkan beliau
harapan untuk bisa bangkit memperjuangkan kemerdekaannya. bersama orang soleh (ayah si gadis).

4. Allah perintahkan ibunya Musa untuk melabuhkan anaknya ke sungai. 2. Si ayah menikahkan Musa dengan salah satu putrinya.

5. Musa diasuh oleh keluarga Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon 3. Musa mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang aman di kota Madyan.
musuhnya.
4. Musa mendapatkan tongkat yang akan menjadi mukjizatnya.
6. Setelah besar, Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun. Musa membunuh
pengikut Firaun ketika berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air 5. Musa diajak oleh Allah untuk menuju lembah penuh berkah, lembah Tuwa.
dengan korban.
6. Di lembah ini, Allah berbicara langsung dengan Musa menjadikannya sebagai
7. Musa menjadi ketakutan di kota Mesir, karena telah membunuh pengikut Firaun. Nabi.
Bahkan datang seorang informan, bahwa para pemimpin pasukan Firaun telah
bersepakat untuk membunuh Musa.
7. Musa mendapatkan banyak Mukjizat untuk melawan Firaun. lalai.” (HR. Turmudzi 3479, Hakim dalam al-Mustadrak 1817 dan dihasankan oleh
al-Albani).
8. Allah mengangkat saudara Musa, Harun, sebagai Nabi, yang akan membantu
Musa dalam berdakwah. Mudah-mudahan kisah yang singkat ini bisa kita ambil hikmahnya, kita mencontoh
kesabaran Nabi Musa ‘alaihissalam dalam menghadapi cobaan, meneladani sikap
9. Allah memenangkan Musa dan Firaun ditenggelamkan di laut merah. beliau yang tidak berputus asa kepada rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala, dan
mencontoh doa beliau baik lafadz doanya ataupun keadaan hati beliau ketika
memanjatkan doa.

(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang
lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Naml: 62)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,


Kaumu muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Anda bisa perhatikan, kemenangan dan keberhasilan bertubi-tubi Allah berikan


‫فَإ ِ هن َم َع ْالعُ ْس ِر يُ ْس ًرا‬
kepada Musa. Yang semua itu dimulai setelah beliau berdoa dengan penuh rasa
harap, merasa fakir di hadapan Allah, memohon agar Allah menurunkan banyak ‫ َوا َ ْش َهدُ ا َ ْن َلَ اِلَهَ اَِله‬.‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬
َ ‫ش ْك ُر لَهُ َع‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َع‬
َ ‫لى ا ِْح‬
kebaikan untuknya. ‫س ْولُهُ الدها ِعى‬ ُ ‫س ِيدَنَا ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫للاُ َوللاُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوا َ ْش َهد ُ ا َ هن‬
Seperti itulah diantara adab dalam berdoa. Berdoa dan memohon kepada Allah, di ‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو‬ْ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح هم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫ص ِل َعلَى‬ َ ‫ الل ُه هم‬.‫ِلى ِرض َْوانِ ِه‬ َ ‫ا‬
saat Anda merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah, menjadikan doa
mustajab. Karena Anda merasa sangat dekat dengan Allah. Sehingga doa yang
‫ِكثي ًْرا‬
dilantunkan menjadi sangat berkualitas.
‫اس اِتهقُوللاَ ِف ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع هما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ هن للا‬ ُ ‫ا َ هما َب ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النه‬
Berbeda dengan doa yang sifatnya rutinitas. Membaca teks Arab, namun tidak
diiringi kehadiran hati. Hanya sebatas di lisan, tanpa ada perasaan butuh kepada
‫ا َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ا هِن للاَ َو َمآل‬
Allah. Kondisi ini menjadikan doa kita tidak mustajab. Sebagaimana yang َ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو‬
‫ الل ُه هم‬.‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬ َ ‫لى النهبِى يآ اَيُّ َها اله ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫صلُّ ْونَ َع‬ َ ُ‫ئِ َكتَهُ ي‬
dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‫س ِيدِنا َ ُم َح هم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫س ِل ْم َو َعلَى آ ِل‬َ ‫صلهى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد‬ َ ‫ص ِل َعلَى‬ َ
‫الرا ِش ِديْنَ ا َ ِبى‬‫اء ه‬ ْ
ِ َ‫ض الل ُه هم َع ِن ال ُخلَف‬ َ ‫ار‬ ْ ُ ‫ا َ ْن ِبيآئِ َك َو ُر‬
ْ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة ال ُمقَ هر ِبيْنَ َو‬
ٍ ‫يب دُ َعا ًء ِم ْن قَ ْل‬
‫ب‬ ‫ َوا ْعلَ ُموا أ َ هن ه‬،‫اإل َجابَ ِة‬
ُ ‫َّللاَ ََل يَ ْست َ ِج‬ ِ ‫َّللاَ َوأ َ ْنت ُ ْم ُموقِنُونَ ِب‬
‫عوا ه‬ ُ ‫ا ْد‬
‫غَافِ ٍل‬ ‫ص َحا َب ِة َوالتها ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التهابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن َب ِقيه ِة ال ه‬ ُ ‫رو‬ َ ‫ع َم‬ ُ ‫َب ْك ٍر َو‬
َ‫اح ِميْن‬ ‫ض َعنها َم َع ُه ْم ِب َر ْح َم ِت َك َيا ا َ ْر َح َم ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ار‬ ْ ‫الدي ِْن َو‬ِ ‫ان اِلَى َي ْو ِم‬
ٍ ‫س‬ َ ‫ِبا ِْح‬
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah
bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya
‫ت اََلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ِ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما‬ِ ‫اَلل ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا‬ ‫ت َوت َ ْر ِك األَث َ ِام تدخلوا جنة‬ ُ َّ‫فيَا أَيُّ َها الن‬
َّ ‫اس ات َّقُوا هللاِ تَعَالَى بِ ِف ْع ِل ال‬
ِ ‫طاعَا‬
‫ص ْر‬ ُ ‫ت الل ُه هم ا َ ِع هز اْ َِل ْسَلَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ هل الش ِْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن‬ ِ ‫َواَْلَ ْم َوا‬ ‫ربكم بسالم‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو دَ ِم ْر‬ ْ ‫الديْنَ َو‬ ِ ‫ص َر‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ ُ ‫ِع َبادَ َك اْل ُم َو ِح ِديهةَ َوا ْن‬ Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
‫ الل ُه هم ا ْدفَ ْع َعنها اْلبََلَ َء َواْ َلوبَا َء‬.‫الدي ِْن‬ ِ ‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك اِلَى يَ ْو َم‬ ِ ‫ا َ ْعدَا َء‬ Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan
‫ع ْن بَلَ ِدنَا‬ َ َ‫طن‬ َ َ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب‬ َ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما‬ ُ ‫الزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو‬ ‫َو ه‬ Marilah kita pertajam keta'atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari
Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam
َ ‫ َربهنَا آتِنا‬. َ‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ همةً يَا َربه اْل َعالَ ِميْن‬ ِ َ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد‬
َ ‫صةً َو‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِسيها خآ ه‬ rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu
‫سنَ َاوا ِْن‬ َ ُ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنف‬
َ ‫ َربهنَا‬.‫ار‬ ِ ‫اب النه‬ َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬ َ ‫ْلخ َرةِ َح‬ ِ ْ‫سنَةً َوفِى ا‬ َ ‫فِى الدُّ ْنيَا َح‬ laylatul Qadar.

‫ ِع َبادَللاِ ! ا هِن للاَ َيأ ْ ُم ُرنَا ِباْل َع ْد ِل‬. َ‫لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون هَن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْن‬ Hadirin yang dirahmati Allah
‫ظ ُك ْم‬ ُ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي يَ ِع‬ ِ ‫بى َو َي ْن َهى َع ِن اْلفَ ْح‬ َ ‫ْتآء ذِى اْلقُ ْر‬ ِ ‫ان َو ِإي‬ ِ ‫س‬ َ ‫َواْ َِل ْح‬ Diantara momentum Ramadhan yang tidak boleh diabaikan oleh seorang muslim
adalah malam laylatul Qadar, yaitu malam diturunkannya al-Qur'an, seperti
‫لى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر‬ َ ‫لَعَله ُك ْم تَذَ هك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروللاَ اْلعَ ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع‬ disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 185
‫للاِ ا َ ْكبَ ْر‬
‫ت ِم َن ا ْل ُهدَى‬
ٍ ‫اس َوبَ ِينَا‬ ً ‫ان الَّذِي أ ُ ْن ِز َل ِفي ِه ا ْلقُ ْرآ ُن ُه‬
ِ َّ‫دى ِللن‬ َ ‫ض‬َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
ِ َ‫َوا ْلفُ ْرق‬
‫ان‬
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
yang hak dan yang bathil).
Marilah kita asah ketaqwaan kita dengan menguras kelakuan keji dan dosa. Dan
Marilah kita pertajam keta'atan kita kepada-Nya dengan memenuhi hari-hari
Sungguh malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh
Ramadhan yang tersisa dengan berbagai amal dan laku yang mulia. semua itu dalam
diragukan lagi. Karena Allah swt sendiri mengungkapkan dalam surat ad-Dukhan
rangka mengharap rahmah dan berkah malam mulia, malam seribu bulan yaitu
ayat 3:
laylatul Qadar.

‫ وأنزل فيها المالئكة‬,‫ الحمد هلل الذى أنزل القرأن فى ليلة القدر‬,‫الحمد هلل‬ ‫إن أنزلناه فى ليلة مباركة‬
ُ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَه‬
ْ َ ‫ وأ‬,‫وقسم القدرالخير والشر‬ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.
ُ‫س ْولُه‬ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫ش َه ُد أ َ َّن‬
َ ‫س ِيدنا ُم َح َّمدًا‬ ْ َ ‫ َوأ‬,‫شها َدةَ أدخرها ليوم الزحام‬ Malam yang berkah itu tentunya berbeda dengan malam-malam lain. Allah swt
َ ‫صل وس ِل ْم علَى‬
َ‫ع ْب ِدك‬ َ ‫ اللهم‬.‫الداعى بقوله وفعله إلى دار السالم‬ mengistimewakan nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan. Karena pada
,ُ‫ أ َّما ب ْعد‬.‫ظالَ ِم‬ َ ‫ص َحا ِب ِه ُهدَا ِة األَنَ ِام َو َم‬
ُّ ‫صا ِب ْيحِ ال‬ ْ ‫س ْو ِلكَ ُم َحم ِد وعَلى آ ِله وأ‬
ُ ‫َو َر‬ malam itu Malaikat turun ke bumi mengatur segala urusan. Sesuai dengan perintah-
Nya mereka, para malaikat akan menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari
rizki, mati, jodoh dan semuanya. Karena itulah di namakan laylatul Qadar , malam
penentuan taqdir manusia. Sudah selayaknya kita sebagai hamba yang Misalkan sebuah hadits imam bukhari yang menyatakan "Carilah lailatul qadar di
menginginkan taqdir baik, apabila menekuk lutut bersimpuh di malam-malam itu, malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR Bukhari).
karena ini berhubungan dengan nasib kita sebagai hamba. Seperti seorang budak Kedua, "Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa
yang memohon kepada majikannya. Allah mengkhususkan keterangn ini dalam satu keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa." (HR.
surat penuh, surat al-Qadar: Muslim)

‫إِنَّا أ َ ْن َز ْلناهُ فِى لَ ْيلَ ِة ا ْلقَد ِْر * َو َما أَد َْراكَ َما لَ ْيلَةُ ا ْلقَد ِْر * لَ ْيلَة ا ْلقَد ِْر َخ ْي ٌر ِم ْن‬ Kapanpun laylatul qadar itu terjadi, yang perlu diperhatikan adalah bahwa Allah
akan menilai bukan hanya ibadah kita pada saat itu saja, namun dari kontinuitas
َ * ‫ح فِيَها ِب ِإ ْذ ِن َربـِهم ِمن ُك ِل أ َ ْمر‬
‫سالَ ٌم‬ ُ ‫الرو‬ ُّ ‫ش ْهر * تَنَ َّز ُل ا ْل َمالَئِكَةُ َو‬ َ ‫ف‬ ِ ‫أ َ ْل‬ ibadah selama Ramadhan, tidak serta merta kita hanya memfokuskan penuh
‫ِه َي َحتَّى َم ْطلَ ِع ا ْلفَ ْجر‬ beribadah pada hari-hari ganjilnya saja.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah


Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan *
Tidak ada ibadah yang lebih mulia di malam-malam ini kecuali dzikir dan berdo'a
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? * Malam kemuliaan itu lebih baik
untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sambil beriktikaf dan memburu Lailatul qadar,
dari seribu bulan * Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
segunung doa dipanjatkan. Selaut permohonan ditujukan. Namun apakah saat itu
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan * Malam itu (penuh)
pula dikabulkan?
kesejahteraan sampai terbit fajar
Inilah perlunya intropeksi diri. Mengapa seringkali do'a-do'a itu hanya terasa
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
mengawang tanpa balasan dari Yang Berwenang? Apakah ada yang kurang?
Jika demikian, lantas apakah perbedaan nuzulul qur'an dengan laylatul qadar? untuk
Mengenai hal ini Ibrahim Adham pernah berkata bahwa "Doamu tidak dikabulkan
menjawab hal ini ada baiknya kita merujuk pendapat Ibnu Abbas bahwa al-Qur'an
Allah lantaran sepuluh perkara: Pertama, Engkau mengenal Allah, tetapi engkau
diturunkan oleh Allah dari lauhil mahfudz ke baitul izzah pada malam laylatul qadar
tidak mendatangi kewajiban-kewajiban-Nya. kedua, Engkau membaca al-Qur'an,
secara keseluruhan. Dan kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur
tetapi engkau mengamalkan ya. Ketiga, Engkau mengatakan menjadi musuh syetan,
kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17
tetapi engkau malah mengikuti nya. keempat, Engkau mengatakan menjadi Umat
Ramadhan di Gua Hira melalui perantara Jibril.
Nabi Muhammad saw, tetapi engkau tidak mengikuti jejaknya. Kelima, Engkau
berkeinginan masuk surga, tetapi engkau tidak mau beramal yang dapat
Dengan demikian malam nuzulul qur'an yang diperingati umat muslim di Indonesia
menghantarkanmu ke surga. Keenam, Engkau menginginkan selamat dari api
pada malam tanggal 17 Ramadhan merujuk pada kali pertama al-Qur'an diturunkan
neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke dalamnya. Ketujuh, Engkau
secara berangsur kepada Rasulullah saw . Adapun lailatul qadar adalah malam
mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal
diturunkannya al-Qur'an oleh Allah dari lauhil mahfudh ke baitul izzah, secara
untuk mati. Kedelapan, Engkau sibuk meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau
keseluruhan.
tidak mau memperhatikan cela dirimu sendiri. Kesembilan, Engkau makan nikmat
dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya. Sepuluh, Engkau
Oleh sebab itu hanya Allah swt lah yang tahu persis waktu-waktu malam laylatul
ikut mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil i'tibar (pelajaran)
qadar dan pengecualian beberapa orang yang di kehendaki-Nya sendiri. Hal inilah
dari peristiwa itu."
yang kemudian menghadirkan banyak pendapat dan penafsiran mengenai laylatul
qadar.
Dengan demikian kita sekarang mengerti apa sebenarnya penyebab
ditangguhkannya permohonan-permohonan kita oleh Allah swt. Sebaiknya kita
‫‪mengetahui posisi kita dari sepuluh daftar di atas dan segera memperbaikinya.‬‬
‫‪Mumpung malam-malam ganjil masih tersedia. Sehingga kita dapat bertamu di‬‬
‫لوبَا َء‬‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫ا َ ْعدَا َء ِ‬
‫‪malam-malam itu dengan lebih bersih dan percaya diri dengan do'a-do'a kita.‬‬ ‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫َو َّ‬
‫‪Demikian khutbah jum'ah kali ini, semoga kita semua dapat meraih laylatul qadar‬‬
‫ب اْل َعالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنا َ‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً َيا َر َّ‬ ‫سا ِئ ِر اْلبُ ْلد ِ‬
‫َان اْل ُم ْ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُو ِن ْي ِ‬
‫‪bersama-sama. Ya Allah kami hamba-Mu ini bukanlah orang yang malas untuk‬‬ ‫اب النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫‪beribadah kepada-Mu, tetapi alangkah bersykurnya kami, jika kau taqdirkan kami‬‬
‫>‪menjadi hamba-hamba yang shaleh. Amien&am /p‬‬ ‫س ِر ْي َن‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ا َِّن هللاَ‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬ ‫سنَ َ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫شآء َواْل ُم ْنك َِر‬‫بى َويَ ْن َهى ع َِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫تآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِ ْي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫يَأ ْ ُم ُرنَا ِباْلعَ ْد ِل َواْ ِال ْح َ‬
‫والذك ِْر‬
‫ت ِ‬ ‫آن ال َع ِظ ْي ِم‪َ ,‬ونَفَعَنِ ْي َو ِإيا ُك ْم ِباآليا ِ‬
‫با َ َركَ هللاُ ِل ْي َولك ْم فِي القُ ْر ِ‬ ‫َلى‬
‫شك ُُر ْوهُ ع َ‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬‫َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬
‫ال َح ِك ْي ِم‪ .‬إنهُ تَعاَلَى َجوا ٌد ك َِر ْي ٌم َم ِلكٌ َب ٌّر َرؤ ُْو ٌ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‪.‬‬ ‫ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَ ِذك ُْر هللاِ ا َ ْك َب ْر‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬ ‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬‫شك ُْر لَهُ ع َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫َلى ا ِْح َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫الدَّا ِعى ا َ‬
‫ع َّما‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ ِف ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا ا َ َّما َب ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬ ‫س ِل ْم ت َ ْ‬‫َو َ‬
‫س ِه‬ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه بِقُ ْد ِ‬ ‫نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر َب َدأ َ ِف ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫َلى النَّبِى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َوقَا َل تَعاَلَى ا َِّن هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫س ِل ْم‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫ض‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬
‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْي َن ا َ ِبى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬‫اء َّ‬ ‫الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬
‫عنَّا‬
‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫الد ْي ِن َو ْ‬‫ان اِلَى َي ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِع ْي َن َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم ِبا ِْح َ‬ ‫ال َّ‬
‫اح ِم ْي َن‬
‫الر ِ‬‫َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫س ِل ِم ْي َن َو َد ِم ْر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫ت َوت َ ْر ِك األَث َ ِام تدخلوا جنة‬ ُ َّ‫فيَا أَيُّ َها الن‬
َّ ‫اس اتَّقُوا هللاِ تَعَالَى بِ ِف ْع ِل ال‬
ِ ‫طاعَا‬
‫ربكم بسالم‬
Ayyuhal Hadhirun Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt atas
ni'mat Ramadhan. karena Ramadhan merupakan wahana perantara, sebagai media
menjadikan kita seorang hamba yang bertaqwa. Oleh karenanya mari kita bersama-
sama meningkatkan ketaqwaan kita di bulan yang penuh rahmat ini.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah


Rukun Islam ada lima perkara. Membaca syahadat, mengerjakan shalat, membayar
zakat, berpuasa dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Bila diperhatikan
dengan seksama kelima rukun Islam tersebut bersifat positif (syatrul iktisab),
kecuali puasa. Karena sesungguhnya perintah puasa adalah bersifat negative (syatrul
ijtinab), yaitu perintah untuk meninggalkan sesuatu (makan, minum, menahan nafsu
dan lain-lain). Artinya, apabila syahadat harus diucapkan, shalat harus dikerjakan,
zakat harus ditunaikan, haji harus dilaksanakan, maka puasa harus menahan segala
hal yang membatalkannya. Inilah satu keistimewaan ibadah puasa dibandingkan
dengan ibadah lainnya.

Sesungguhnya ibadah dalam konteks pencegahan jauh lebih berat dibandingkan


dengan ibadah yang bersifat melaksanakan. Menjadi pedagang adalah hal yang
gampang, tetapi berdagang tanpa unsure tipu dan bohong bukan pekerjaan yang
gampang. Menjadi pejabat adalah hal yang sulit, tetapi lebih sulit lagi menjadi
pejabat yang tidak korup. Berkumpul di majlis ta'lim untuk mengaji bukanlah hal
yang berat, tetapi berkumpul tanpa menggunjing adalah sesuatu yang berat.
Romadhon
Ingatkah kita para hadirin, Bagaimana bahagianya kita ketika melihat anak kita
‫ وكتب علينا‬,‫ الحمد هلل الذى أنعم علينا بنعمة شهر رمضان‬,‫الحمد هلل‬ berhasil berjalan sendiri, setelah beberapa bulan belajar merangkak titah-titah.
َ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
ْ َ ‫ أ‬,‫الصيام وسيلة لدفع السيئات والعصيان‬
Tetapi setelah ia lancar berjalan, alangkah susahnya memperingatkan ia agar tidak
lari-larian di rumah dan di jalanan.
ُ‫ع ْب ُده‬
َ ‫س ِيدنا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ش َه ُد أ َ َّن‬ْ َ ‫ َوأ‬,‫ش َِر ْيكَ لَهُ شها َدةَ أدخرها ليوم الزحام‬
َ ‫صل وس ِل ْم علَى‬ َ ‫ اللهم‬.‫س ْولُهُ الداعى بقوله وفعله إلى دار السالم‬
Semua itu menunjukkan betapa sulitnya menghindar dari larangan dibandingkan
َ‫ع ْب ِدك‬ ُ ‫َو َر‬ dengan melaksanakan perintah. Oleh karena itu dalam kitabnya Minhajul Abidin,
,ُ‫ أ َّما ب ْعد‬.‫ظالَ ِم‬ُّ ‫صا ِب ْيحِ ال‬َ ‫ص َحا ِب ِه ُهدَا ِة األَنَ ِام َو َم‬
ْ ‫س ْو ِلكَ ُم َحم ِد وعَلى آ ِله وأ‬ُ ‫َو َر‬ Imam Ghazali mengatakan bahwa:
‫ فاالكتساب فعل‬.‫ شطراالكتساب وشطر االجتناب‬:‫إن العبادة شطران‬ "Melainkan puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku akan
memberikan balasannya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya,
‫ وان‬.‫الطاعة واالجتناب االمتناع عن المعاصى والسيئات وهو التقوى‬ juga makanannya semata-mata karena ketaatannya pada perintahKu. Seseorang yang
‫شطر االجتناب على كل حال أسلم وأصلح وأفضل وأشرف للعبد من شطر‬ berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu
berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya. Niscayalah
.‫االكتساب‬ bau bacin mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau
minyak kasturi"
Ada dua sisi dalam ibadah. Pertama sisi pelaksanaan (syatrul iktisab), dan kedua sisi
larangan (syatrul ijtinab). Sisi pelaksanaan adalah melaksanakan berbagai perintah Dengan kata lain Allah ingin menegaskan bahwa pahala puasa adalah urusan-Ku,
Allah inilah makna tho'at. Sedangkan sisi larangan adalah mencegah berbuat jadi tidak perlu mengkhawatirkannya. Pahala puasa tidak dapat dibayangkan
maksiat dan keburukan inilah arti taqwa. Sisi larangan ini jauh lebih mulia, lebih besarnya, jika shalat jama'ah dilipatkan 27 kali, jika amal lain dilipatkan sekian ratus
utama, lebih baik dibandingkan dengan sisi pelaksanaan. kali, khusus untuk puasa Allah hanya akan memberikan sesuatu yang lain, yang jauh
lebih besar dari hitung-hitungan semcam itu.
Oleh karena itu Hadirin yang dimuliakan Allah swt.
Puasa sebagai bentuk ibadah yang mengandung syatrul ijtinab memiliki kemuliaan Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
dan keistimewaan dibandingkan dengan ibadah lain. Karena ibadah puasa Jika demikian puasa kita, maka benar apa yang dinyatakan al-Qur'an dalam surat al-
didominasi dengan berbagai larangan. Larangan makan, minum, nafsu dan lain Baqarah 183 bahwa tujuan puasa untuk menjadikan seorang hamba yang bertaqwa
sebagainya. Malah dengan bahasa Imam al-Ghazali puasa dapat digolongkan (la'allakum tattaqun).
sebagai ibadah tingkat tinggi. Hal ini wajar, karena sesungguhnya puasa melatih
seorang hamba mengendalikan musuh bebuyutan yaitu nafsu.
‫ِين ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬
َ ‫علَى الَّذ‬ ِ ‫علَ ْي ُك ْم‬
َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذ‬
َ ِ‫ِين آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫ب‬
Jika puasa hanya menahan makan, minum dan tidak bersetubuh dengan lain jenis, َ ُ‫تَتَّق‬
‫ون‬
maka itu seperti puasanya burung dara. Burung dara yang kita masukkan ke dalam
sangkar sendirian tanpa makan dan minum dari fajar sampai menjelang malam, "Hai sekalian orang yang beriman! Diwajibkanlah puasa atas engkau semua
maka burung dara itupun telah berpuasa. Apakah kita ingin kwalitas puasa kita sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang yang sebelum engkau semua itu,
seperti burung darang, atau kambing misalkan. Tentu tidak. supaya engkau menjadi orang yang bertaqwa"

Latihan mengendalikan nafsu adalah latihan membersihkan hati dari berbagai Seperti yang khatib terangkan bahwa kata taqwa itu sendiri yang secara harfiah
penyakit. Mulai dari iri, dengki, hasud, thoma', ujub, riya' dan sum'ah. Semua itu bermakna takut, lebih condong pada usaha pencegahan diri dari melaksanakan
adanya dalam hati, dan kita sebagai seorang hamba harus mebiasakan diri berbagai larangan Allah. Berbeda dengan tha'at yang memiliki arti keta'atan dan
mengendalikan mereka. Dengan bantuan perut lapar, haus, badan lemas dan mata ketundukan menjalankan berbagai perintah-Nya.
terkekang. Sungguh berat latihan ini akan tetapi jika berhasil, Allah telah
menjanjikan hadiah besar yang belum pernah terbayangkan. Barang siapa yang ingin bertaqwa kepada Allah swt, maka ia harus merasa takut
akan neraka yang disediakan oleh-Nya untuk para pendosa. Dan barang siapa yang
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Setiap amal perbuatan anak Adam - takut kepada ancaman siksa-Nya, secara otomatis ia akan menjauhi hal-hal yang
yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan dapat menariknya ke neraka. Karena setiap mereka yang takut pasti akan lari
sepuluh kalinya sehingga tujuhratus kali lipatnya. "Allah Ta'ala berfirman: menjauh, dan siapa yang cinta pasti akan datang mendekat. Sebagai mana seorang
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬ ‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫َلى ا ِْح َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫‪yang takut akan ular, pasti akan menghindari ular. Siapa yang takut dengan singa‬‬
‫‪pasti menjauh dari singa. Dan begitulah sebaliknya barang siapa yang mencintai‬‬
‫‪keluarganya, ia pasti ingin selalu dekat dengan keluarganya. Barang siapa mencintai‬‬ ‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْب ُد ُه َو َر ُ‬ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َد ُه الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫‪kekasihnya, tak mau ia jauh sedikitpun darinya. Demikian yang dikatakan Dzunnun‬‬
‫‪al-Misry‬‬
‫ص َحا ِب ِه‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوا ِن ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫الدَّا ِعى ا َ‬
‫ع َّما‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬ ‫س ِل ْم ت َ ْ‬ ‫َو َ‬
‫كل خائف هارب وكل راغب طالب‬ ‫س ِه‬ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِ‬ ‫نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫‪Siapa yang takut pastilah akan menghindar (menjauh), dan siapa yang cinta pasti‬‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َوقَا َل تَعاَلَى ا َِّن هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫)‪akan mencari (mendekat‬‬ ‫س ِل ْم‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫‪Akan tetapi, Maasyiaral Muslimin Rahimakumullah‬‬
‫ض‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآ ِئكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬
‫‪Anehnya banyak orang yang takut dengan neraka dan berbagai siksanya, tetapi ia‬‬ ‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْي َن اَبِى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬‫اء َّ‬ ‫الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬
‫‪malah semakin mendekatinya. Dengan melakukan berbagai laku maksiat dan dosa.‬‬
‫‪Dan itu semua dilakukannya dengan penuh kesadaran. Begitu pula sebaliknya.‬‬
‫عنَّا‬
‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫الد ْي ِن َو ْ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْي َن َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْي َن لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬ ‫ال َّ‬
‫‪Banyak orang mengaku mencintai Allah, tapi malah semakin menjauh dari-Nya.‬‬ ‫اح ِم ْي َن‬
‫الر ِ‬ ‫َمعَ ُه ْم ِب َر ْح َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫‪semoga kita semua tidak termasuk golongan yang demikian.‬‬ ‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َما ِ‬‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪Oleh karena itu, pada akhir khutbah kali ini khatib mengingatkan untuk diri sendiri‬‬ ‫ص ْر‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫‪dan juga yang lain. Marilah kita bersama-sama memaknai ketaqwaan di bulan‬‬
‫‪Ramadhan yang masih tersisa ini dengan melatih diri mengendalikan nafsu. Semoga‬‬
‫س ِل ِم ْي َن َو د َِم ْر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫‪Allah mempermudah latihan kita ini.‬‬ ‫لوبَا َء‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫ا َ ْعدَا َء ِ‬
‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫َو َّ‬
‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫صةً َو َ‬
‫‪Ya Allah sesunguhnya ampunanmu lebih kami andalkan dari pada amal-amal yang‬‬
‫‪kami lakukan, dan rahmatmu jauh lebih luas dibandingkan dosa kami. Oleh karena‬‬ ‫ب اْلعَالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ‬ ‫َان اْل ُم ْ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬
‫‪itu jikalau kami, hambamu ini belumlah pantas mengharapkan Rahmat-Mu. Namun‬‬
‫‪karena ke agungan dan kebesaran-MU rahmat-Mu sangat pantas sekali menghampiri‬‬
‫اب النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫‪kami,‬‬ ‫س ِر ْي َن‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ا َِّن هللاَ‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬ ‫سنَ َ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫شآء َواْل ُم ْنك َِر‬ ‫بى َو َي ْن َهى ع َِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫تآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإ ْي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َيأ ْ ُم ُرنَا ِباْل َع ْد ِل َواْ ِال ْح َ‬
‫والذك ِْر‬
‫ت ِ‬ ‫آن ال َع ِظ ْي ِم‪َ ,‬ونَفَعَنِ ْي َو ِإيا ُك ْم ِباآليا ِ‬
‫با َ َركَ هللاُ ِل ْي َولك ْم فِي القُ ْر ِ‬ ‫َلى‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬ ‫َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬
‫شك ُُر ْوهُ ع َ‬
‫ال َح ِك ْي ِم‪ .‬إنهُ تَعاَلَى َجوا ٌد ك َِر ْي ٌم َم ِلكٌ َب ٌّر َرؤ ُْو ٌ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‪.‬‬ ‫نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذك ُْر هللاِ ا َ ْكبَ ْر‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫الحمد هلل الذى عاد علينا نعمه فى كل نفس ولمحات وأسبغ علينا ظاهرة‬
‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬.‫وباطنة فى الجلوات والخلوات‬
‫ وأشهد أن محمدا عبده‬.‫الذى امتن علينا لنشكره بأنواع الذكر والطاعات‬
‫ اللهم صل وسلم على‬.‫ورسوله سيد األنبياء والمرسلين وسائر البريات‬
‫ اما بعد فيا أيها‬.‫سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الفضل والكماالت‬
‫الناس اتقوا هللا حق تقاته والتموتن اال وأنتم مسلمون‬
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah di bulan syawal ini kita tingkatkan ketaqwaan kita dengan menjaga
kesucian jiwa sebagai seorang hamba yang baru dilahirkan di hari yang suci idul
fitrri. Tentunya setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
Marilah kertas yang masih putih bersih ini kita jaga dari coretan dan noda. Sebisa
mungkin kita jauhkan diri kita dari perbuatan yang dianggap tabu oleh syariat
agama. Semoga Allah swt mempermudah usaha kita dalam menjaga diri dan
keluarga kita dari api neraka. Amien.

Jama'ah yang berbahagia


Tak terasa telah berlalu bulan Ramadhan yang paling mulia. Bahkan hiruk pikuk
lebaran tinggal sisa-sisa saja. Baju baru telah dipakai berkali-kali, hingga hilang
sifat ke-baruannya. Kue lebaran tertinggal tipis di dalam tempatnya. Halal bi halal
dan saling memaafkan telah dilaksanakan, mengurangi dosa haqqul adami di dunia.
Alhamdulillah atas nikamtnya, kita masih menjumpai lebaran tahun ini. Semoga
juga dapat bersua dengan lebaran tahun depan.

Lantas apakah ini berarti misi telah usai dan tugas telah beres? Dan kita menunggu
Ramadhan tahun depan lagi? tidak. Misi belum tuntas. Berhamba kepada Allah swt
Idul fitri tidak mengenal batas waktu dan usia. Banyak pekerjaan yang harus kita lakukan
setelah Ramadhan sebagaimana banyaknya bujukan syaitan kepada manusia. Jika
Ramadhan telah usai, semoga puasa benar-benar menjadikan kita hamba yang Ramadhan telah berhasil membuat diri kita kembali fitri dan suci, maka pekerjaan
bertaqwa, orang yang senantiasa menghindari larangan-larangan-Nya. Bersama utama di bulan syawal ini adalah menjaga kesucian diri dengan menghindari
perginya bulan yang mulia itu banyak orang merasa bimbang dan ragu dan saling berbagai larangan syariat dan menjalankan perintah agama.
bertanya 'Lalu apa lagi selanjutnya, apa lagi yang harus kita lakukan?' seolah mereka
menganggap bahwa beramal hanya pada bulan Ramadhan. Padahal tidak demikian.
Jika puasa telah menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa, orang yang menghabiskan kayu bakar. Ketiga adalah mata. Artinya Mata harus merasa takut
senantiasa menghindari larangan-larangan-Nya, maka setelah bulan puasa ini kita kepada Allah swt dengan cara menghindarkannya dari melihat berbagai makanan
harus meningkatkan diri dengan cara menjaga ketaqwaan itu dan menambahkan rasa dan minuman yang diharamkan. Serta menghindarkannya dari kesenangan melihat
takut (kahuf) kita kepada Allah swt. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam kemewahan dunia, kalaupun melihat dunia, itu dilakukan dengan penuh tafakkur.
Ali Imran Keempat adalah perut. Perut harus merasa takut kepada Allah dengan cara
menghindari berbagai makanan yang haram walaupun hanya satu suapan. Karena
ketika perut mengandung sesuap makanan haram, maka semua malaikat di langit
ِ ُ‫فَ َال ت َ َخافُو ُه ْم َو َخاف‬
َ ‫ون ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُم ْؤ ِم ِن‬
‫ين‬ dan bumi akan melaknatnya, dan ketika mati maka neraka jahannamlah tempatnya.

Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika ‫ت‬ِ ‫ماوا‬َ ‫س‬ َّ ‫وف ال َع ْب ِد لَ َع َنهُ ُك ُّل َم َلكٍ في ال‬ِ ‫رام في َج‬ ٍ ‫ت اللُ ْق َمةُ ِمن َح‬ ِ ‫إذَا َوقَ َع‬
kamu benar-benar orang yang beriman. ‫ َو َم ْن أ َ َك َل ل ْق َمةً ِمن‬،‫ظ ُر هللاُ إل َي ِه‬
ُ ‫ت اللُّ ْق َمةُ في َجو ِف ِه ال يَ ْن‬
ِ ‫ َوما دَا َم‬،‫ض‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫َو‬
Ayat di atas menerangkan bawasannya takut kepada Allah merupakan syarat utama ‫وإن ماتَ فالنار‬ ْ ‫علَي ِه‬ َ ُ‫تاب هللا‬َ ‫تاب‬ َ ‫فإن‬ ْ ِ‫من هللا‬
َ ‫ب‬ ٍ ‫ض‬َ َ‫رام فقَ ْد با َء بِغ‬ ِ ‫ال َح‬
menjadi seorang mukmin sejati, tidak ada tawaran didalamnya. Seorang mukmin
sejati, yaitu orang yang takut kepada Allah swt di dunia maka ia akan mendapatkan
.‫ْأولى ب ِه‬
jamianan keamanan oleh Allah di hari akhirat. Begitu pula sebaliknya orang yang
Yang Kelima adalah tangan. Tangan harus merasa takut kepada Allah, jangan
merasa aman (tidak takut kepada Allah) di dunia maka allah akan menakutinya di
pergunakan tangan untuk bermaksiat kepada-Nya tapi manfaatkanlah tangan itu
akhirat nanti. Begitu bunyi sebuah hadits qudsi.
untuk taat kepada-Nya.

‫ إذا أمنني في‬، ‫وعزتي ال أجمع على عبدي خوفين وال أجمع له أمنين‬ Keenam adalah telapak kaki. Gunakanlah telapak kaki ini untuk berjalan menuju
‫ وإذا خافني في الدنيا أمنته يوم القيامة‬، ‫الدنيا أخفته يوم القيامة‬ kepada ridho-Nya dan jangan sekali-kali digunakan menuju kedurhakaan. Dan
terakhir adalah taha't kepada Allah dengan hati yang tulus ikhlas.
Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Dengan demikian Abu Laits telah memberikan satu petunjuk praktis mempelajari
Dengan demikian jelas sudah bahwa tugas kita selanjutnya adalah menjaga
khauf. Semoga kita semua diberi kekuatan dan kemudahan oleh Allah dalam
ketaqwaan yang telah kita pelajari selama Ramadhan dan meningkatkannya menjadi
pendakian menuju puncaknya. Ya Allah kami hambamu ini bukanlah orang yang
rasa takut (khauf) kepada Allah swt. lalu bagaimanakah langkah menuju khauf itu,
dapat dengan mudah merasa takut kepada mu, tapi apa susahnya bagi-Mu
apa tehnik praktisnya?
mempermudah perasaan itu hadir dalam diri kami amien
Abu Laits berkata bahwa untuk melatih diri menjalani perasaan khauf kepada Allah
ada tujuh hal yang harus ditekuni. Pertama adalah lisan. Artinya lisan harus ‫والذك ِْر‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫ َونَفَعَنِ ْي َوإِيا ُك ْم ِباآليا‬,‫آن العَ ِظ ْي ِم‬
ِ ‫با َ َركَ هللاُ ِل ْي َولك ْم فِي القُ ْر‬
senantiasa takut kepada Allah swt dengan menjaganya agar tidak terperososk ke
dalam kebohongan, pergunjingan, dan banyak bicara. Sibukkanlah lisan kita dengan
.‫ح ْي ٌم‬ ٌ ‫ إنهُ تَعاَلَى َجوا ٌد ك َِر ْي ٌم َم ِلكٌ بَ ٌّر َرؤ ُْو‬.‫ال َح ِك ْي ِم‬
ِ ‫ف َر‬
berdzikir kepada Allah swt. Kedua adalah hati. Artinya hati haruslah takut kepada
Khutbah II
Allah dengan cara membersihkan berbagai penyakitnya seperti permusushan,
kejahatan dan hasud. Karena seseungguhnya hasud (dengki) adalah penyakit paling
berbahaya dalam hati. hasud dapat menghilangkan pahala kita sebagaimana api
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬ ‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫َلى ا ِْح َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫‪Idul Fitri Bersihkan Negeri, Perkokoh Nilai Kebangsaan‬‬
‫‪Ahad, 28/08/2011 16:09‬‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْب ُد ُه َو َر ُ‬ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َد ُه الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوا ِن ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫الدَّا ِعى ا َ‬
‫‪Dr. KH. Said Aqil Siroj‬‬

‫ع َّما‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬ ‫س ِل ْم ت َ ْ‬ ‫َو َ‬ ‫)‪(Ketua Umum PBNU‬‬
‫س ِه‬ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِ‬ ‫نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬ ‫بسم للا الرحمن الرحيم‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫َوقَا َل تَعاَلَى ا َِّن هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫الخطبة اَلولى لعيد الفطر‬
‫س ِل ْم‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َ‬
‫ض‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْن ِبيآ ِئكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬ ‫‪.‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر‬
‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْي َن اَبِى بَك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬‫اء َّ‬ ‫الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫‪.‬الحمد هلل الذى عاد علينا نعمه فى كل نفس ولمحات وأسبغ علينا ظاهرة وباطنة فى الجلوات والخلوات‬
‫وأشهد أن محمدا ‪.‬وأشهد أن َل إله إَل للا وحده َل شريك له الذى امتن علينا لنشكره بأنواع الذكر والطاعات‬
‫عنَّا‬
‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫الد ْي ِن َو ْ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ِ‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْي َن َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْي َن لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬ ‫ال َّ‬ ‫اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله ‪.‬عبده ورسوله سيد اَلنبياء والمرسلين وسائر البريات‬
‫اح ِم ْي َن‬
‫الر ِ‬ ‫َمعَ ُه ْم ِب َر ْح َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬ ‫‪.‬وأصحابه أهل الفضل والكماَلت‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َما ِ‬‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫فرح المسلمون لتوفيق للا إياهم ‪.‬هذا يوم الفرح ‪.‬هذا يوم العيد !أيها الحاضرون ‪:‬للا أكبر أما بعد‬
‫باستكمال بَلء ربهم بفرض الصيام مع الترويحات فرح المسلمون بوعد ربهم بغفران ما اجترحوا من‬
‫ص ْر‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫‪.‬السيئات واستحَلل بعضهم من بعض فى الحقوق والواجبات‬
‫س ِل ِم ْي َن َو د َِم ْر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫فى هذا اليوم حرم للا علينا الصيام بعد أن فرضه علينا جميع الشهر وأخبر أنه فرضه !إخوانى الكرام‬
‫فمن هذا اليوم ينبغى لنا أن نبعث فى أنفسنا بارتقائها على مراتب التقوى ونهتم بدين ‪.‬لنكون من المتقين‬
‫لوبَا َء‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬ ‫ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫‪.‬ربنا حتى ننال ما وعدنا ربنا حقا‬
‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫َو َّ‬ ‫ونعمل بكتابه بالجد ‪.‬إن للا شرع لنا هذا العيد لنعود الى السمع والطاعة !إخوانى الكرام !للا أكبر‬
‫‪.‬ونبتعد عن التقصير واَلعمال كما وقع فى أعوامنا الماضية ‪.‬واإلجتهاد والقوة‬
‫ب اْلعَالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫َان اْل ُم ْ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬ ‫إنا جعلنا على ‪.‬ومن أظلم ممن ذكر بأيات ربه فأعرض عنها ونسى ما قدمت يداه ‪:‬وقال تعالى ‪.‬للا أكبر‬
‫اب النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫‪.‬قلوبهم أكنة أن يفقهوه وفى أذانهم وقرا وإن تدعهم إلى الهدى فلن يهتدوا إذن أبدا‬
‫فقال تعالى ألم ياءن ‪.‬إعلموا أن للا تعالى قد طالبنا فى إقرارنا أن نطيع ونسمع !إخوانى الكرام ‪,‬للا أكبر‬
‫س ِر ْي َن‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ا َِّن هللاَ‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬ ‫سنَ َ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬ ‫للذين أمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر للا وما نزل من الحق وَل يكونوا كالذين أوتوا الكتاب من قبل فطال‬
‫شآء َواْل ُم ْنك َِر‬ ‫بى َو َي ْن َهى ع َِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫تآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإ ْي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َيأ ْ ُم ُرنَا ِباْل َع ْد ِل َواْ ِال ْح َ‬ ‫‪.‬عليهم اَلمد فقست قلوبهم وكثير منهم فاسقون‬
‫َلى‬
‫شك ُُر ْوهُ ع َ‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬ ‫َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬ ‫بادروا باَلعمال قبل ان تظهر فتنا كقطع الليل المظلم يصبح ‪.‬قال رسول للا صلى للا عليه وسلم ‪.‬للا أكبر‬
‫رواه ‪.‬يبيع أحدهم دينه بعرض قليل من الدنيا ‪.‬الرجل مؤمنا ويمسى كافرا ويمسى مؤمنا ويصبح كافرا‬
‫نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذك ُْر هللاِ ا َ ْكبَ ْر‬ ‫مسلم عن أبى هريرة‬
‫‪.‬بارك للا لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم بفهمه إنه هو البر الرحيم‬

‫‪KHUTBAH IDUL FITRI‬‬


Umat Islam yang berbahagia setelah kita diberi kekuatan oleh Allah melawan hawa dan Ansor di bawah pimpinan Rasulullah saw hingga membawa kekuatan dan
nafsu menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh maka kita mendapat kemulyaan kebesaran Islam pada waktu itu.
di sisi Allah.Kemulyaan yang telah kita dapat tersebut hendaknya selalu kita jaga
dan lestarikan dengan membangun tiga ukhuwah. Kedua, untuk menjaga kemulyaan yang telah kita peroleh di bulan Ramadan kita
juga harus meningkatkan ukhuwah wathaniyah. Kita tingkatkan rasa persatuan dan
kesatuan kebangsaan kita, dengan sadar tulus ikhlas bahwa kita adalah bersaudara
satu nusa satu bangsa dan satu bahasa.
Pertama, adalah dengan membangun ukhuwah islamiyah. Sudah saatnya umat Islam
mengesampingkan hal-hal furu’iyah (parsial) yang hanya akan menambah fitnah Negeri kita ini adalah negeri yang besar yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih dengan
dan pertentangan sesama umat Islam, dan juga akan menguras dan menyia-nyiakan kekayaan alam yang melimpah ruah di dalamnya, aneka barang tambang, minyak
waktu dan energi kita dengan perdebatan yang tidak begitu bermanfaat, yang bumi, gas, batu bara, emas, kekayaan hutan, kekayaan laut dan lainya yang itu
seharusnya hal itu dapat kita gunakan untuk berfikir dan bekerja demi kemajuan dan semuanya merupakan anugrah sekaligus amanat dari Allah kepada kita semua
kemaslahatan umat. penduduk Indonesia baik itu Muslim, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu,
Sunda, Jawa, Batak, Madura, Melayu dan lainya. Kita semua harus menjaga amanat
tersebut jangan sampai ada yang berkhiyanat.

Karena tantangan yang kita hadapi semakin banyak dan komplek mari kita kembali Rasulullah sukses membangun masyarakat di Yatsrib dengan berhasil
kepada al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 11-12 yang artinya: mempersatukan penduduk Yatsrib yang terdiri dari banyak etnis dan suku yang
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki berbeda yaitu muslim pendatang (Muhajirin), dan muslim pribumi yaitu suku Aus
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari dan Khojraj (Ansor), Yahudi tiga suku yaitu Bani Qainuqa’, Bani Nadzir, Bani
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, Quraidzah. Seperti tertera dalam Piagam Madinah yang dimuat dalam kitab as-Siroh
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu an-Nabawiyah karya Abdul Malik bin Hisyam al-Anshari Juz 2 hal 119-122 :
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa ‫بسم للا الرحمن الرحيم‬
yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. ‫هذا كتاب من محمد النبى صلى للا عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب و اليهود ومن‬
‫تبعهم فلحق بهم وجهد معهم‬, ‫إنهم امة واحدة‬........
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang Piagam ini dari nabi Muhammad saw, berlaku bagi golongn mukminin dan
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka muslimin dari etnis Qurais dan Yatsrib serta kelompok-kelompok yang turut
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. berkerja sama dan berjuang bersama-sama mereka, bahwa mereka adalah bangsa
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. yang satu........
Poin 15 : perlindungan Tuhan (Allah) itu satu, yakni terhadap sesama tetangga
Mari kita melakukan refleksi belajar dari sejarah. Bahwa kekuatan dan kebesaran dekat mereka. Orang-orang beriman antara sesama manusia saling bantu
Islam tidak didapatkan dengan harta atau yang lainya, tetapi kekuatan dan kebesaran membantu.
tersebut dapat diraih dan diwujudkan dengan semangat pesatuan dan kesatuan. Poin 16 : orang Yahudi beserta pemeluknya berhak mendapat pertolongan dan
Semangat persatuan dan kesatuan inilah yang dipraktekkan antara sahabat Muhajirin santunan, sepanjang tidak berbuat zalim atau menentang komitmen.
Poin 47 terkhir: piagam ini tidak di proyeksikan untuk membela orang yang zalim
atau khianat. Semua orang bisa bepergian (keluar rumah) secara aman serta ‫ايها الناس‬, ‫ان دماءكم حرام واموالكم حرام وعرضكم حرام كحرمة يومكم هذا‬, ‫وشهركم هذا وبلدكم هذا‬.
berdomisili di kota Yatsrib (Madinah) secara damai pula. Hal ini, terkecuali bagi
mereka yang zalim dan khianat. Tuhan (Allah)-lah pelindung orang yang berbuat Wahai manusia, (disini Rasulullah menggunakan kata wahai manusia, bukan wahai
kebajikan dan taqwa. umatIislam dan juga bukan wahai bangsa Arab). sesungguhnya nyawa, harta dan
Dengan semangat Piagam Madinah Rasulullah berhasil membangun masyarakat kehormatan kalian adalah suci seperti sucinnya hari wukuf ini, bulan haji, dan
mutamaddin di kota bernama Yatsrib yang akhirnya disebut dengan kota madinatul negari Makkah ini.
munawarah (kota yang dapat pencerahan), kota yang modern, berkeadilan, Inilah deklarasi hak asasi manusia tiga serangkai nyawa, harta, dan maratabat
makmur, sejahtera, solid serta tidak ada diskriminasi antara muslim dan non manusia 14 abad yang lalu. Setelah itu Rasulullah pulang dari haji dan 84 harinya
muslim antara penduduk pribumi dan pedatang. Rasulullah meninggal.

Hal itu dibuktikan oleh keseriusan Nabi dalam menjalankan isi Piagam Madinah Islam tidak mengenal radikal, ekstrim, apalagi teror. Islam sangat menghormati
diantaranya, adalah pada suatu ketika ada seorang muslim membunuh seorang nyawa, harta, dan martabat manusia, dan barang siapa melanggar itu semua berarti
Yahudi Nabi marah besar. Nabi mengumpulkan dana untuk ahli waris Yahudi sama saja ia mencoreng kesucian Islam itu sendiri.
tersebut, dan Nabi bersebda: ‫ من قتل ذ ميا فأنا خصمه‬Barang siapa membunuh non
muslim maka akan berhadapan dengan saya Suatu ketika Rasulullah baru saja menguasai kota Hunain dan Thaif dan mendapat
harta rampasan perang sangat banyak yang terdiri dari ratusan onta, sapi dan
Suatu ketika ada jenazah lewat Rasul berdiri menghomat berduka. Sahabat berkata, kambing. Dan Rasulullah membagi-bagikannya di Ji’ranah. Sahabat yang senior
itu tadi yang lewat jenazah orang Yahudi ya Rosul. Rosul menjawab, kita semua tidak dikasih hanya mualaf saja yang dikasih walaupun mualaf tersebut sudah kaya
harus ikut berduka cita bagi siapa saja yang meninggal dan menghadap Tuhan-nya seperti sahabat Abu Syafyan yang pada waktu itu baru masuk Islam dan kaya di
walaupun itu non muslim. kasih seratus ekor onta.

Suatu ketika Usamah bin Zaid bin Harisah menangkap maling perempuan dan Sekonyong-koyong datang seorang yang bernama Dzil Quaisir di hadapan
perempuan itu berasal dari keluarga terhormat dari Bani Mad’un. Karena melihat Rasulullah dan berkata dengan congkak i’dil ya Muhammad (berbuatlah adilah
latar belakang wanita tersebut Usamah bermaksud membebaskan perempuan wahai Muhammad.). Lalu Nabi Muhammad menjawab, yang saya lalukukan ini
tersebut. Mengetahuai keinginan Usamah tersebut Rasulullah marah berkata: ‫وللا‬ adalah perintah Allah bukan kemauan saya sendiri. Setelah orang itu pergi
‫ يااسامة لو سرقت فاطمة بنتي لقطعت يدها‬Demi Allah wahai Usamah andaikan Fatimah Rosulullah besabda:
anakku mencuri niscaya aku akan memotong tangannya.

Yang dibangun oleh Rasulullah tersebut adalah sebuah sistem sosial yang ‫سيخرج من ضئضئ هذا الرجل‬, ‫قوم يتلون القران‬, ‫وَل يجاوز حَلقيمهم هم شرالخلق والخليقة‬.
dinamakan tamadun, masyarakatnya disebut masyarakat mutamaddin dan negaranya
disebut dengan negara madinah. Akan muncul dari umatku orang yang hafal al-Qur’an tetapi tidak melewati
tenggorakanya (tidak mengerti) mereka itulah sejelek-jeleknya manusia bahkan
Ketiga, mari kita tingkatkan ukuwah insaniyah. Ketika Rasulullah pergi haji (yang lebih jelek dari binatang.
beliau hanya satu kali saja seumur hidup) yaitu haji wada’ kemudian Rasulullah
mengumpulkan kaum muslimin dan berkhotbah di padang Arafah yang isinya antara Pridiksi Rasullah tidak lama terbukti yaitu terbunuhnya kholifah ke empat
lain: Sayyidinan Ali ra di bunuh oleh Abdul Rahman bin Muljam. Ketika beliau
‫‪(Sayyidinan Ali ra) keluar rumah akan menjalankan shalat subuh. Pembunuh Ali itu‬‬ ‫اللهم ألف بين قلوبنا وأصلح ‪.‬وبارك لنا فى علومنا وأعمالنا ‪.‬اللهم أصلح وَلة أمورنا ‪.‬وأعمال هى تبور‬
‫‪adalah seorang yang memperoleh sebutan sebagai qaimul lail, shoimun nahar,‬‬ ‫ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى اَلخرة حسنة ‪.‬ونتبع ذكرك ووصيتك ‪.‬اللهم اجعلنا نعظم شكرك ‪.‬ذات بيننا‬
‫‪danhafidzul Qur’an.‬‬ ‫‪.‬ربنا َل تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب ‪.‬وقنا عذاب النار‬
‫يعذكم ‪.‬إن للا يأمر بالعدل واإلحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر !عباد للا ‪.‬للا أكبر‬
‫‪Karena menurut Abdur Rahman bin Muljam Ali telah kafir karena telah menerima‬‬ ‫‪.‬ولذكر للا أكبر ‪.‬فاذكروا للا يذكركم واشكروا على نعمه يشكركم ‪.‬لعلكم تذكرون‬
‫‪putusan perjanjian damai dengan Muawiyah di Daumatu Jandal. Berarti Ali telah‬‬
‫‪mengambil hukum hasil keputusan manusia padahal menurut Abdur Rahman bin‬‬
‫‪َ(tidak ada hukum kecuali hukum Allah) berdasarkan firman‬لحكم اَل للا ‪Muljam :‬‬
‫‪.‬ومن لم يحكم بما انزل للا فاؤلئك هم الكافرون‪Allah:‬‬
‫‪Barang siapa tidak menghukumi dengan hukum (al-Qu’an) yang diturunkan oleh‬‬
‫‪Allah maka mereka adalah termasuk orang-orang kafir.‬‬

‫‪Dari bentangan sejarah tersebut, marilah di hari yang fitri ini, kita selaku Umat‬‬
‫‪Muslim Nusantara yang mempunyai karakter dan sejarah panjang sebagai bangsa,‬‬
‫‪haruslah mengambil sikap sebagai muslim yang cerfdas dan bijaksana. Carut marut‬‬
‫‪ekonomi dan kemelut elit dalam berpolitik janganlah menyebabkan pertikaian dan‬‬
‫‪perpecahan diantara kita. hukum harus terus ditegakkan meskipun berat harus‬‬
‫‪dilaksanakan.‬‬

‫الخطبة الثانية لعيد الفطر‬

‫‪.‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر ‪,‬للا أكبر‬
‫أشهد أن َل إله إَل للا وحده َل شريك ‪,‬وإن تعدوا نعمة للا َل تحصوها ‪.‬الحمد هلل أفاض نعمه علينا وأعظم‬
‫‪.‬رسول اصطفاه على جميع البريات ‪ .‬أسبغ نعمه علينا ظاهرها وباطنها وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪.‬له‬
‫اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أهل الكمال فى بقاع اَلرض ‪.‬ملكهاوإنسها وجنها‬
‫‪.‬بلدانها وهدنها ‪,‬بدوها وقراها‬
‫استعدوا لجواب ربكم متى تخشع لذكر للا متى نعمل بكتاب للا ؟ قال !إخوانى الكرام ‪:‬للا أكبر أما بعد‬
‫تعالى ياأيها الذين أمنوا استجيبوا هلل ولرسوله إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن للا يحول بين المرء وقلبه‬
‫‪.‬وأنه إليه تخشرون‬
‫‪,‬كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم ‪.‬اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد ‪.‬للا أكبر‬
‫‪.‬كماباركت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد ‪,‬وبارك على محمد وعلى أل محمد‬
‫إنك سميع قريب ‪.‬اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات اَلحياء منهم واَلموات ‪.‬للا أكبر‬
‫وجنبنا من النواهى ‪.‬اللهم وفقنا لعمل صالح يبقى نفعه على ممر الدهور ‪.‬مجيب الدعوات وقاضى الحاجات‬
Shalawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
Nabi yang telah mengajarkan kepada kita pentingnya menunjukkan kepedulian
kepada sesama. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah kepada beliau,
keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya.

Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira. Gembira bukan karena
banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan
pula karena pakaian kita baru. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa,

Jamaah solat id yang berbahagia

Sebagai muslim, kita wajib meyakini bahwa Allah SWT tidaklah menciptakan kita
kecuali untuk menyembah kepada-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.“ (QS. Az-Dzariyat: 56).
Olehnya itu, jika ada manusia yang menyombongkan diri tidak mau taat dan tunduk
kepada Allah SWT, maka ia telah mengingkari tujuan ia diciptakan. Akibat dari
keingkaran tersebut, ia akan menghuni neraka dalam keadaan dihinakan.

Ketika masih berada di alam rahim, Allah SWT telah mengambil perjanjian
kesiapan dari manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya sebelum mereka lahir
ke muka bumi ini. Allah SWT menanyai ruh manusia tentang kesiapan mereka
mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya dengan semua konsekuensinya, lalu ruh
tersebut menjawab dengan tegas bahwa mereka bersaksi tiada Tuhan selain Allah
yang berhak mereka imani dan mereka sembah. Allah bertanya kepada ruh tersebut:

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami),
Al-Hamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT atas perkenan- kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
Nyalah kita bisa berkumpul di tempat ini untuk menunaikan shalat Idul Fitri sembari tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap
kita mengumandangkan Takbir, Tahmid dan Tahlil sebagai pengakuan kita akan (ketauhidan) ini” (QS. Al-A’raf: 172)
kebesaran-Nya. Idul Fitri adalah hari raya Islam yang disebut hari raya berbuka,
setelah sebulan penuh kita berpuasa, menahan lapar dan dahaga, kini tibalah saatnya Dalam menjaga komitmen kehambaan yang diikrarkan pada alam rahim tersebut,
hari berbuka. Allah SWT memerintahkan manusia setelah ia lahir, agar menghadapkan wajahnya
kepada agama yang lurus sebagai fitrah kehambaannya, sebagaimana firman-Nya:
Sebagai hamba, kita menyadari begitu banyak kekurangan yang telah kita lakukan.
Terkadang kita sibuk berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) bekerja keras dan banting tulang hanya untuk menyenangkan hati orang-orang yang
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada kita cintai. Suami menghabiskan hampir semua waktu siangnya untuk
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan menyenangkan istrinya hingga berkali-kali ia meninggalkan shalat Zhuhur dan
manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30) Asharnya, dan istri menghabiskan hampir semua waktu malamnya untuk
menyenangkan suaminya hingga berkali-kali ketinggalan shalat Maghrib dan
Fitrah adalah kesucian jiwa yang senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah SWT. isyanya. Keadaan itu tentu menjadikan kita seolah lemah keimanannya hingga boleh
Namun keadaan manusia sekitarnya yang telah mempengaruhinya sehingga jadi sampai pada titik keimanan yang sangat lemah. Jika suasana itu terus berlanjut,
menodai kesucian fitrah tersebut. Maka berubahlah ia dari ketauhidan menjadi kita pasti akan semakin jauh dari fitrah kita.
kemusyrikan, dari keimanan menjadi kekafiran. Rasulullah SAW bersabda:
Ramadhan adalah momentum yang sangat efektif untuk mengokohkan keimanan
kita dan mengembalikan kita kepada fitrah. Ramadhan merupakan bulan yang
disiapkan Allah SWT untuk mendidik jiwa-jiwa yang menjauhi-Nya untuk kembali
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang kepada-Nya, mendidik jiwa-jiwa yang berlumur dosa untuk datang memohon
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari) ampunan kepada-Nya, mendidik jiwa-jiwa yang lalai dari ibadahnya untuk
bersimpuh bersujud dan mengikhlaskan pengabdiannya. Semoga Ramadhan ini
Fitrah adalah suasana jiwa yang suci yang menjelma dalam pemeliharaan tauhid, mampu kita buktikan sebagai bulan mengokohkan iman dan ihtisab (mengharap
ketundukan dan penghambaan, serta pemeliharaan kesucian diri sebagai hamba pahala) kita kepada-Nya, sehingga kita semua mendapatkan ampunan Allah SWT.
Tuhan yang Maha Pengasih. Jika di penghujung Ramadhan ini kaum muslimin Rasulullah SAW bersabda:
merayakan hari Raya Idul Fitri, tentu maknanya adalah kesiapan untuk menjadikan
momentum Ramadhan ini sebagai proses pembersihan diri dan kesadaran akan ‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد َهم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬
ُ ،‫سابًا‬ ْ ‫ ِإي َمانًا َو‬، َ‫ضان‬
َ ِ‫احت‬ َ ‫ام َر َم‬
َ ‫ص‬َ ‫َم ْن‬
pentingnya kembali kepada fitrah. Dan hakikat kembali fitrah itu diwujudkan dalam
3 hal : “Barang siapa berpuasa dengan iman dan ihtisab (mengharap pahala hanya dari
Allah), akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

Melalui momentum Idul fitri ini, marilah kita mengokohkan keimanan dan tauhid
kita, yang dengannya kita akan senantiasa terjaga pada fitrah kehambaan kita yang
lurus, kita akan dijauhkan dari sikap menghinakan diri kepada makhluk. Dengan
Wujud kembali kepada fitrah yang pertama adalah: Mengokohkan Ketauhidan kekuatan tauhid, orang yang kaya akan menjaga fitrah dirinya sehingga tidak
sombong dan angkuh, dengannya pula orang miskin akan tegar mengarungi ujian
Ibadah Ramadhan telah kita sempurnakan, mulai dari puasa, shalat tarawih, tilawatil hidupnya dan tidak berputus asa.
Qur’an, membayar zakat fitrah dan zakat harta, I’tikaf, membaca dzikir dan
ma’tsurat, hingga hari ini kita tuntaskan dengan melaksanakan shalat Idul fitri. Wujud kembali kepada fitrah yang kedua adalah: Menguatkan Komitmen ibadah
Semuanya itu kita yakini sebagai bentuk aktualisasi keimanan kita kepada Allah
SWT. Fitrah kehambaan menuntut setiap muslim untuk membuktikan komitmen
ibadahnya. Dia dituntut tidak hanya bersungguh-sungguh menunaikan semua
ibadah-ibadah fardhu, tapi juga ibadah-ibadah sunnah. Dengan pembuktian Cara lain memaknai pemeliharaan fitrah kita adalah dengan menjaga karakteristik
komitmen tersebut, setiap muslim akan mampu mengantarkan dirinya kepada kehambaan kita. Karakteristik yang dimaksud adalah karakter amanah, jujur, sabar
ketakwaan. Al-Qur’an menegaskan bahwa dibalik perintah ibadah puasa tersebut dan syukur. Apabila seseorang memiliki sifat-sifat tersebut, maka ia akan merasakan
Allah SWT menghendaki agar setiap hamba yang melaksanakannya dapat ketenangan dalam hidupnya. Ia tidak perlu merasa khawatir sebagaimana
mengantarkan dirinya ke derajat takwa. khawatirnya orang yang suka berkhianat, karena takut terbongkar pengkhianatan-
nya, atau seperti pendusta yang takut terbongkar kebohongannya. Ia juga akan
Perintah takwa adalah perintah agama yang harus dilanggengkan dalam kehidupan terhindar dari bahaya pertengkaran dan perselisihan yang besar, karena sifat sabar
setiap muslim, ia wajib memeliharanya hingga ia berhadapan dengan kematiannya. yang dimilikinya. Bahkan ia akan dicintai orang sekitarnya, karena tidak
Apabila seseorang memelihara ibadahnya secara benar dan konsisten, akan menunjukkan sifat tamak dan rakus, disebabkan kuatnya sifat syukur dalam dirinya.
terangkat derajat ketaqwaannya, suatu derajat istimewa yang menjadikannya lebih
mulia dari hamba-hamba yang lain Orang yang amanah, jujur, sabar dan syukur adalah orang yang akan disenangi dan
dirindukan semua orang. Ia adalah bukti nyata orang yang bersungguh-sungguh
Jika seorang muslim ingin membuktikan kesungguhannya untuk kembali kepada memelihara fitrah kehambaanya. Semua karakter terpuji itu tentu tidak lahir begitu
fitrahnya, salah satu bentuknya adalah dengan membuktikan komitmen ibadahnya. saja, tapi melalui proses penempaan dan pelatihan. Dan salah satu sarana pelatihan
Ia memelihara shalat yang difardhukan kepadanya dan melengkapinya dengan itu adalah puasa. Dengan berpuasa, seseorang akan terdidik untuk bersifat amanah,
shalat-shalat sunnah. Ia berpuasa wajib dan melengkapinya dengan puasa-puasa karena dalam berpuasa ia sudah melatih dirinya agar amanah memelihara puasanya
sunnah. Mengeluarkan zakat dan menyempurnakannya dengan infak dan sedekah. Ia dari segala hal yang membatalkannya, meski pun orang lain tidak melihatnya. Ia
melaksanakan haji ke Baitullah dan menyempurnakannya dengan umrah. memelihara amalan puasanya semata-semata karena Allah SWT. Ia mungkin bisa
berbohong kalau ia makan dan minum secara sembunyi, tapi ia tidak bisa
Ibadah itu mempunyai tujuan asasi dan tujuan-tujuan lain yang menyertainya, di membohongi dirinya sendiri yang sedang terkondisi untuk mendekat kepada Allah
mana tujuan-tujuan yang menyertai ibadah tersebut merupakan keshalihan jiwa dan SWT.
meraih keutamaan dalam setiap ibadah. Imam As-Syathibi mengatakan bahwa asal
mula disyariatkannya ibadah shalat adalah ketundukan kepada Allah SWT dengan Puasa juga membentuk karakter sabar. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah
mengikhlaskan penghadapan diri kepada-Nya, bersimpuh di atas kaki kehinaan di setengah dari kesabaran”. Dengan menguatnya sifat sabar pada diri seorang muslim,
hadapan-Nya dan mengingatkan jiwa agar senantiasa ingat kepada-Nya. Allah SWT ia akan bisa menjaga diri untuk tidak terlibat dalam konflik, pertentangan, apalagi
berfirman “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS. Thaha: 14) Dan permusuhan sekecil apa pun lingkup dan kadarnya. Dan kalau pun harus terlibat
firman-Nya, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dalam sebuah perbedaan pendapat, maka ia akan bisa menyikapinya dengan sikap-
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (dalam shalat) lebih besar sikap yang bijaksana. Ia tidak mau perbedaan pendapat itu mengundang malapetaka
keutamaannya.” (QS. Al-Ankabut: 45). yang besar, yaitu munculnya rasa gentar dan hilang kekuatannya dalam menghadapi
musuh-musuhnya. Ia merenungkan firman Allah SWT tentang hal tersebut:
Dengan menjaga konsistensi ibadah dan menegakkannya secara sempurna, seorang
muslim akan terpelihara fitrah kesuciannya. “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-
bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
Wujud kembali kepada fitrah yang ketiga adalah: Memelihara Karakteristik bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfal:
Terpuji 46)
Marilah kita kokohkan persaudaraan kita sesama muslim di atas rasa cinta dan itsar
(mengutamakan saudara). Janganlah perbedaan-perbedaan seperti menetapkan Khutbah Idul Fitri 1432 H: Lima Cara
masuknya 1 Syawal menjadikan kita saling berbantah-bantahan dan saling
membenci. Sikap itu hanya akan memuaskan setan dan hawa nafsu yang selalu Memperlakukan Hati
menyuruh kepada keburukan. Kita juga akan dihinggapi rasa lemah dan gentar
sehingga kita tidak akan pernah menjadi umat yang kuat. Hati kita pun akan Rubrik: Khutbah Idul Fitri | Oleh: Drs. Ahmad Yani - 24/08/11 | 08:30 | 25
kehilangan karakteristiknya yang terpuji, berganti dengan karakter pemarah, egois, Ramadhan 1432 H
dan merasa paling benar. Akhirnya kita tidak kembali kepada fitrah, padahal kita
berkumpul menaikkan shalat Idul fitri hari adalah agar kita kembali kepada fitrah  Ada 37 komentar
kita.  74.613 Hits

Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita tundukkan kepala kita, melupakan  99 email
kebesaran diri kita di hadapan manusia, mengakui betapa kecil dan lemahnya kita di
hadapan Allah Penggenggam langit dan bumi. ‫للا أكبر للا أكبر للا أكبر للا أكبر للا أكبر للا أكبر للا أكبر للا أكبر للا أكبر‬

‫ع ْال ُم ْلكَ ِم هم ْن تَشَا ُء َوت ُ ِع ُّز َم ْن تَشَا ُء َوت ُ ِذ‬


ُ ‫ُّل الله ُه هم َمالِكَ ْال ُم ْل ِك تُؤْ ِتي ْال ُم ْلكَ َم ْن تَشَا ُء َوت َ ْن ِز‬ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ِ ‫س ِيئ َا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أََۖ ْنفُسِ نَا َو‬ ُ ‫ب ْالعَالَ ِميْنَ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَت ُ ْوبُ إِ ِۖلَ ْي ِه َونَعُ ْوذ ُ بِاهللِ ِم ْن‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِّلِلِ َر‬
ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْل فََلَ هَاد‬ ْ ُ‫ض هل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد للاُ فََلَ ُم‬. ُ‫اَ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَ اِلهَ اَِله للاُ َوحْ دَهُ َلَ ش َِريْكَ لَهُ َوا َ ْش َهد ُ ا َ هن ُم َح همدًا َع ْبدُه‬
َ ‫َم ْن تَشَا ُء ِب َيدِكَ ْال َخي ُْر ِإ هنكَ َعلَى ُك ِل‬
ٌ ‫ش ْيءٍ قَد‬
‫ِير‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َعهُ اِلَى َي ْو ِم ال ِدي ِْن‬ ْ َ ‫سَلَ ُم َعلَى نَ ِب ِينَا ُم َح هم ٍد َو َعلَى َءا ِل ِه َوا‬ ‫صَلَة ُ َوال ه‬ ‫س ْولُهُ َوال ه‬ ُ ‫ َو َر‬. ُ ‫ا َ هما َب ْعد‬: ِ‫فَ َيا ِع َبادَ للا‬:
ْ ‫ه‬ َ َ ْ
َ‫ص ْي ُك ْم َونَفسِي ِبتَق َو للاِ َوطا َعتِ ِه لعَل ُك ْم تُف ِل ُح ْون‬ْ ُ ْ
ِ ‫ا ْو‬. ‫آن الك َِري ِْم‬ ُ ْ
ِ ‫قَا َل للاُ تَعَالى فِى الق ْر‬: ‫يَااَيُّ َها اله ِذيْنَ ا َ َمنُوا اتهقُوا للاَ َح هق‬
َ
“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang َ‫تُقَاتِ ِه َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ هن اَِله َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Kaum Muslimin Yang Berbahagia.

Ya Allah jika begitu lama kami melalaikan perintah-Mu. Jika bertahun-tahun


kami terpedaya oleh hawa nafsu kami sehingga lalai dari jalan-Mu, jika dengan
sengaja atau tidak sengaja, dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi kami
telah berbuat durhaka kepada-Mu dan telah menganiaya diri kami sendiri. Maka
maafkanlah kami dan ampunilah dosa-dosa kami. Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul ‘Afwa
Fa’fu ‘Anna.
Ilustrasi (inet) depan Ramadhan bisa kita dapati lagi karena mungkin saja umur kita tidak sampai
pada Ramadhan tahun depan sebagaimana hal itu dialami oleh orang tua kita,
dakwatuna.com - Kembali puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang saudara-saudara, teman dan jamaah kita hingga tokoh-tokoh kita yang sudah lebih
telah memberikan kenikmatan beribadah kepada kita, khususnya pada bulan dahulu dipanggil oleh Allah SWT, karenanya kita doakan mereka yang sudah
Ramadhan yang baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Id kita pada pagi mendahului kita semoga diampuni dosa-dosa mereka, diluaskan kubur mereka dan
ini, Karenanya kita berharap semoga semua itu dapat mengokohkan ketaqwaan kita dimasukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan oleh Allah SWT.
kepada Allah SWT dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia. Ketaqwaan yang
membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan mengangkat derajat kita Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
menjadi amat mulia di hadapan Allah SWT.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti. Kita semua tentu menyadari betapa banyak pribadi, keluarga, masyarakat, jamaah
hingga bangsa dan negara yang tidak baik, amat jauh perjalanan hidupnya dari
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu ketentuan yang digariskan oleh Allah SWT, bahkan bisa jadi kita termasuk orang
yang demikian, semua itu berpangkal pada hati. Karena itu, hati memiliki
Kaum Muslimin Yang Berbahagia. kedudukan yang sangat penting. Baik dan buruknya seseorang sangat tergantung
pada bagaimana keadaan hatinya, bila hatinya baik, maka baiklah orang itu dan bila
Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira. Gembira bukan karena hatinya buruk, buruklah orang itu. Rasulullah SAW bersabda:
banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan
pula karena pakaian kita baru. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa, ُ‫ِي ْالقَ ْلب‬ َ ‫سدَ ْال َج‬
َ ‫سد ُ ُكلُّهُ أََلَ َوه‬ َ َ‫ت ف‬
ْ َ ‫سد‬ َ ‫صلَ َح ْال َج‬
َ َ‫سد ُ ُكلُّهُ َو ِإذَا ف‬ َ ‫ت‬ َ ‫ضغَةً ِإذَا‬
ْ ‫صلَ َح‬ َ ‫أََلَ ِإ هن ِفى ْال َج‬
ْ ‫س ِد ُم‬
kebersihan hati setelah melaksanakan ibadah Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:
Ingatlah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah
ِ ‫سابًا خ ََر َج ِمنَ الذُّنُ ْو‬
ُ‫ب َك َي ْو ِم َولَدَتْه‬ َ ِ‫صا َمهُ َوقَا َمهُ إِحْ ت‬
َ ‫سنَ ْنتُ قِيَا َمهُ فَ َم ْن‬
َ ‫ضانَ َو‬
َ ‫ام َر َم‬
َ َ‫صي‬ َ ‫إِ هن للاَ َع هز َو َج هل فَ َر‬
ِ ‫ض‬ anggota tubuh dan apabila ia buruk, buruk pulalah tubuh manusia. Ingatlah,
ُ‫أ ُ ُّمه‬. segumpal daging itu adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku Oleh karena itu hati harus kita perlakukan dengan baik dalam kehidupan ini. Melalui
mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat khutbah pada pagi ini akan kita bahas paling tidak lima hal yang harus kita
malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi perlakukan terhadap hati kita masing-masing. Pertama, hati harus dibuka dan
yang dilahirkan ibunya (HR. Ahmad). jangan sampai kita tutup. Yang menutup hati biasanya orang-orang kafir sehingga
peringatan dan petunjuk tidak bisa masuk ke dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
Karena itu seharusnya kita pun bersedih karena Ramadhan yang sudah berlalu
belum kita jalani ibadah di dalamnya dengan penuh kesungguhan, banyak di antara َ‫س َوا ٌء َعلَ ْي ِه ْم أَأَنذَ ْرت َ ُه ْم أ َ ْم لَ ْم تُنذ ِْر ُه ْم َلَ يُؤْ ِمنُون‬
َ ْ‫س ْم ِع ِه ْم َو َعلَى إِ هن الهذِينَ َكفَ ُروا‬
َ ‫َخت ََم َّللاُ َعلَى قُلُوبِه ْم َو َعلَى‬
kita yang berpuasa hanya tidak makan dan tidak minum, shalat tarawih hanya ِ ٌ‫َاوة ٌ َولَ ُه ْم َعذَاب‬
‫عظي ٌم‬ َ ‫ار ِه ْم ِغش‬ َ ‫أ َ ْب‬
ِ ‫ص‬
mengejar jumlah rakaat tanpa kekhusyuan, tilawah Al-Qur’an yang hanya mengejar
target khatam tanpa berusaha memahaminya sampai begitu sayang kita kepada harta Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan
sehingga tidak mau bersedekah atau hanya sedikit sedekah harta yang kita keluarkan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-
dibandingkan dengan banyaknya harta yang kita miliki. Padahal belum tentu tahun
mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari
mereka siksa yang amat berat. (QS Al-Baqarah [2]:6-7) harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih (QS Asy-Syu’araa [26]:87-89).
Itu sebabnya, ketika Umar bin Khaththab menutup hatinya dari petunjuk ia menjadi
kafir bahkan sangat membenci Rasulullah SAW hingga bermaksud membunuhnya, Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
namun ketika hati sudah dibuka dengan mudah petunjuk bisa masuk ke dalam
hatinya yang membuatnya tidak hanya beriman tapi amat mencintai Rasulullah Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
SAW. Hal yang amat berbahaya bila hati tertutup selain petunjuk dan nasihat tidak
bisa masuk, keburukan yang ada di dalam hati juga tidak bisa keluar sehingga Ketiga, cara memperlakukan hati adalah harus dilembutkan. Kelembutan hati
meskipun kita tahu bahwa itu buruk amat sulit bagi kita untuk mengeluarkan atau merupakan sesuatu yang amat penting untuk dimiliki, hal ini karena dengan hati
membuangnya. Ibarat ruangan, bila kita buka pintu dan jendelanya, maka udara yang lembut, hubungan dengan orang lain akan berlangsung dengan baik dan ia
kotor bisa keluar dan udara bersih bisa masuk sehingga akan kita rasakan kesegaran mudah menerima nilai-nilai kebenaran. Kelembutan hati akan membuat kita
jiwa. Berbagai bencana yang kita nilai dahsyat dalam kehidupan kita di dunia ini memandang dan menyikapi orang lain dengan sudut pandang kasih sayang sehingga
bisa kita pahami sebagai bentuk upaya menggedor hati manusia agar mau bila ada orang lain mengalami kesulitan hidup, ingin rasanya kita mengatasi
membukanya dan mengakui kebesaran Allah SWT, namun ternyata hati yang persoalan hidupnya, ketika kita melihat orang susah, ingin sekali kita mudahkan,
tertutup rapat tetap saja tidak terbuka, mereka hanya mengatakan hal itu sebagai tegasnya kelembutan hati menjauhkan kita dari rasa benci kepada orang lain
fenomena alam. meskipun ia orang yang tidak baik, karena kita pun ingin memperbaiki orang yang
belum baik.
Memperlakukan hati yang Kedua adalah dibersihkan. Seperti halnya badan dan
benda-benda, hati bisa mengalami kekotoran, namun kotornya hati bukanlah dengan Salah satu yang harus kita waspadai yang menyebabkan hati menjadi keras sehingga
debu, hati menjadi kotor bila padanya ada sifat-sifat yang menunjukkan kita menjadi semakin jauh dari Allah SWT adalah berbicara yang tidak baik dan
kesukaannya kepada hal-hal yang bernilai dosa, padahal dosa seharusnya dibenci. tidak benar, hal ini karena ketika bicara kita demikian lalu ada orang lain menegur,
Oleh karena itu, bila dosa kita sukai apalagi sampai kita lakukan, maka jalan terbaik meluruskan atau menasihati, kita cenderung mempertahankan dan membela diri atas
adalah bertaubat sehingga ia menjadi bersih kembali, Rasulullah SAW bersabda: pembicaraan kita yang tidak benar itu sehingga tanpa kita sadari kita pun memiliki
hati yang menjadi keras, Rasulullah SAW bersabda:
ُ‫ب لَه‬ ِ ‫التا ه ئِبُ ِمنَ الذَ ْن‬
َ ‫ب َك َم ْن َلَ ذَ ْن‬
ِ‫َلَ ت ُ ْكثِ ُروا ْال َكَلَ َم بِغَي ِْر ِذ ْك ِر للا‬, ‫ب‬
ِ ‫فَإ ِ هن كَثْ َرةَ ْال َكَلَ ِم بِغَي ِْر ِذ ْك ِر للاِ تَعَالَى قَس َْوة ٌ ِل ْلقَ ْل‬, ُ‫اس ِمنَ للاِ ْالقَ ْلب‬
ِ ‫َوإِ هن أََۖ ْبعَدَ النه‬
Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa ‫القَا ِسى‬ْ
(HR. Thabrani).
Janganlah kalian banyak berbicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada
Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, Allah. Karena banyak bicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah akan
karena dosa adalah kekotoran yang membuat manusia menjadi hina, Allah SWT membuat hati keras. Sementara manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang
berfirman: hatinya keras (HR. Tirmidzi).

َ‫وَلَ ت ُ ْخ ِزنِي يَ ْو َم يُ ْب َعثُون‬.


َ َ‫ َي ْو َم َلَ َين َف ُع َما ٌل َوَلَ بَنُون‬. ‫س ِل ٍيم‬ ٍ ‫َّللاَ ِبقَ ْل‬
َ ‫ب‬ ‫ِإَله َم ْن أَت َى ه‬ Untuk bisa melembutkan hati, kita bisa melakukannya dengan banyak cara, di
antaranya menyayangi anak yatim dan orang-orang miskin. Dalam satu hadits
disebutkan:
‫سله َم قَ ْس َوة َ قَ ْلبِ ِه فَقَا َل‬
َ ‫صلهى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ِل للا‬ ‫ ه‬: ‫ط ِع ِم ْال ِم ْس ِكي ِْن‬
َ ً‫أن َر ُجَل‬
ُ ‫شكَا إلَى َر‬ َ ْ‫س ْح َرأ‬
ْ َ‫س ْاليَتِي ِْم َو أ‬ َ ‫إِ ْم‬ ِ ‫اس َمن يَقُو ُل آ َمنها بِاّلِلِ َوبِ ْاليَ ْو ِم‬
َ‫اْلخ ِر َو َما هُم ِب ُمؤْ ِمنِين‬ َ ‫يُخَا ِدعُونَ َّللاَ َوالهذِينَ آ َمنُوا َو َما يَ ْخدَعُونَ إَِله‬
ِ ‫و ِمنَ النه‬.
َ‫س ُهم َو َما يَ ْشعُ ُرون‬ َ َ
َ ُ‫أنف‬. َ‫عذَابٌ أ ِلي ٌم ِب َما كَانُوا َي ْك ِذبُون‬ ٌ ‫فِي قُلُو ِب ِهم هم َر‬
َ ‫ض فَزَ ادَ ُه ُم َّللاُ َم َرضا ً َولَ ُهم‬
Seorang lelaki pernah datang kepada Rasulullah SAW seraya melaporkan kekerasan
hatinya, maka beliau menasihatinya: “Usaplah kepala anak yatim dan berilah Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari
makanan kepada orang miskin” (HR. Ahmad). kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka
Karena itu, amat disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan batu hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
sehingga sulit untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang terjadi pada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
Bani Israil seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya: pedih,disebabkan mereka berdusta. (QS Al-Baqarah [2]:8-10)

‫ار َو ِإ هن ِم ْن َها لَ َما‬ َ ‫شدُّ َقس َْوة ً َو ِإ هن ِمنَ ْال ِح َج‬


ُ ‫ارةِ لَ َما َيتَفَ هج ُر ِم ْنهُ اَل َ ْن َه‬ َ ‫ي ك َْال ِح َج‬
َ َ ‫ارةِ أ َ ْو أ‬ َ ‫ت قُلُوبُ ُكم ِمن َب ْع ِد ذَلِكَ َف ِه‬ َ َ‫ث ُ هم ق‬
ْ ‫س‬ Karena itu, orang munafik akan mengalami penyesalan yang amat dalam disebabkan
ُ ْ ُ َ ْ ْ ْ
َ‫شق ُق فَيَخ ُر ُج ِمنهُ ال َماء َوإِ هن ِمن َها ل َما يَ ْهبِط ِم ْن َخشيَ ِة َّللاِ َو َما َّللاُ بِغَافِ ٍل َع هما تَ ْع َملون‬ ْ ‫ه‬ ‫يَ ه‬ keburukan yang mereka sembunyikan di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:

‫ي بِ ْالفَتْحِ أَ ْو أ َ ْم ٍر‬ ْ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. َ ِ‫سى َّللاُ أَن يَأت‬ ِ ُ ‫ارعُونَ فِي ِه ْم يَقُولُونَ ن َْخشَى أَن ت‬
َ َ‫صيبَنَا دَآئِ َرة ٌ فَع‬ ِ ‫س‬ ٌ ‫فَت ََرى الهذِينَ فِي قُلُوبِ ِهم هم َر‬
َ ُ‫ض ي‬
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai َ
َ‫س ُّرواْ فِي أ ْنفُ ِس ِه ْم نَاد ِِمين‬ َ
َ ‫ص ِب ُحواْ َعلَى َما أ‬ ْ ُ‫ِم ْن ِعن ِد ِه فَي‬
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-
kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata:
Al-Baqarah [2]:74). “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan
kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam
diri mereka.” (QS Al-Maidah [5]:52
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Kelima, ditajamkan. Hati harus kita asah hingga menjadi seperti pisau yang tajam.
Keempat, hati harus disehatkan. Jasmani yang sehat membuat kita memiliki gairah Pisau yang tajam akan mudah memotong dan membelah sesuatu. Bila hati kita tajam
dan semangat dalam menjalani kehidupan dan makanan yang lezat bisa kita nikmati. akan mudah pula membedakan mana haq dan mana yang bathil, bahkan perintah
Namun bila jasmani sakit tidak ada gairah hidup dan makanan yang enak tidak pun tidak selalu harus disampaikan dengan kalimat perintah, dengan bahasa isyarat
antusias bagi kita untuk memakannya dan bila kita makan pun tidak kita rasakan saja sudah cukup dipahami kalau hal itu merupakan perintah yang harus
kelezatannya. Begitu pula halnya dengan hati, bila hati sakit kita tidak suka pada dilaksanakan. Nabi Ibrahim dan Ismail as merupakan di antara contoh orang yang
kebaikan dan kebenaran. Islam merupakan agama yang nikmat, namun bagi orang memiliki ketajaman hati sehingga perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail
yang hatinya sakit tidak dirasakan kenikmatan menjalankan ajaran Islam kecuali cukup disampaikan melalui mimpi dan Ismail menangkap hal itu sebagai perintah
sekadar menggugurkan kewajiban. Hati yang sakit biasanya dimiliki oleh orang ketika Nabi Ibrahim menceritakannya, padahal Nabi Ibrahim tidak menyatakan
munafik, mereka nyatakan beriman tapi sekadar di lisan, mereka laksanakan bahwa hal itu merupakan perintah dari Allah SWT.
kebaikan termasuk shalat tapi maksudnya adalah untuk mendapatkan pujian orang,
karena itu tidak mereka rasakan nikmatnya beribadah dan berbuat baik. Allah SWT Untuk mendidik kita menjadi orang yang memiliki ketajaman hati, puasa merupakan
berfirman: salah satu caranya, karenanya pada waktu puasa, teguran orang lain kepada kita
meskipun dengan bahasa isyarat sudah menyadarkan akan kesalahan yang kita
lakukan, ini membuat kita dengan mudah bisa menangkap dan membedakan mana Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi
yang haq dan mana yang bathil, sesuatu yang selama ini semakin hilang dari pribadi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami.
masyarakat kita sehingga yang haq ditinggalkan dan yang bathil malah dikerjakan, Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
Allah SWT mengingatkan soal ini dalam firman-Nya: ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami
sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
َ‫اإلثْ ِم َوأَنت ُ ْم تَ ْع َل ُمون‬ ِ ‫اط ِل َوتُدْلُواْ بِ َها إِلَى ْال ُح هك ِام ِلت َأ ْ ُكلُواْ فَ ِريقا ً ِم ْن أ َ ْم َوا ِل النه‬
ِ ِ‫اس ب‬ ِ َ‫َوَلَ ت َأ ْ ُكلُواْ أ َ ْم َوالَ ُكم َب ْي َن ُكم بِ ْالب‬
‫طا َعتِكَ َما ت ُ َب ِلغُنَا ِب ِه َجنهتَكَ َو ِمنَ ْال َي ِقي ِْن َمات ُ َه ِونُ ِب ِه َعلَ ْينَا‬َ ‫ص َيتِكَ َو ِم ْن‬ ِ ‫اَل هل ُه هم ا ْق ِس ْم َلنَا ِم ْن َخ ْش َيتِكَ َمات َ ُح ْو ُل َب ْي َننَا َو َبيْنَ َم ْع‬
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu ‫ب الدُّ ْنيَا‬َ ِ‫صائ‬ َ ْ َ
َ ‫ َم‬. ‫ث ِمنها َواجْ عَلهُ ثأ َرنَا َعلى َم ْن َعاداَنَا‬ ْ ْ ْ
َ ‫ارنَا َوقُ هو ِتنَا َما أَحْ يَ ْيتَنَا َواجْ عَلهُ ال َو ِار‬ ِ ‫ص‬ َ ‫اعنَا َوأَ ْب‬
ِ ‫اَلله ُه هم َمتِ ْعنَا بِأ َ ْس َم‬
dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada ‫ط َعلَ ْينَا َم ْن َلَ َي ْر َح ُمنَا‬ ْ ‫س ِل‬
َ ُ ‫ص ْي َبتَنَا فِى ِد ْينِن ََاوَلَ تَجْ َع ِل الدُّ ْن َيا أَ ْك َب َر ه َِمنَا َوَلَ َم ْبلَ َغ ِع ْل ِمنَا َوَلَ ت‬ ِ ‫َوَلَ تَجْ َع ْل ُم‬
hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (QS Al-Baqarah [2]:188). Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara
kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang
Dengan demikian, menjadi amat penting bagi kita semua untuk memperlakukan hati mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan
dengan sebaik-baiknya sehingga perbaikan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan
sesudah Ramadhan berakhir dapat kita lakukan. Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama
shalat Id kita pada pagi ini dengan sama-sama berdoa: kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan
musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia
ُ‫س ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْب‬ ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواَْل َ ْم َوا‬
َ َ‫ت اِ هنك‬ ِ ‫ت َو ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬
ِ ‫ت اَْلَحْ َي‬ ِ ‫اَلله ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬ ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa
ِ ‫الدهع َْوا‬.
‫ت‬ atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, ‫اء َلَيُ ْس َم ُع اَلله ُه هم اِنِى أَع ُْوذ ُ بِكَ ِم ْن ِع ْل ِم َلَ يَ ْنفَ ُع‬
ِ ‫ش ُع َو ِم ْن نَ ْف ٍس َلَ ت َ ْسبَ ُع َو ِم ْن د ُ َع‬ ٍ ‫َو ِم ْن قَ ْل‬
َ ‫ب َلَ يَ ْخ‬
baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang
tak khusyu dan jiwa yang tak pernah merasa puas serta dari doa yang tak didengar
‫ار َح ْمنَا َف ِا هنكَ َخي ُْر‬ْ ‫اص ِريْنَ َوا ْفت َ ْح لَنَا فَ ِانهكَ َخي ُْر ْالفَاتِ ِحيْنَ َوا ْغ ِف ْر لَنَا فَ ِانهكَ َخي ُْر ْالغَافِ ِريْنَ َو‬ ُ ‫اَلله ُه هم ا ْن‬
ِ ‫ص ْرنَا فَ ِانهكَ َخي ُْر النه‬ (Ahmad, Muslim, Nasa’I).
َ‫ظا ِل ِميْنَ َو ْالكَافِ ِر ْين‬
‫الر ِازقِيْنَ َوا ْه ِدنَا َون َِجنَا ِمنَ ْالقَ ْو ِم ال ه‬
‫ار ُز ْقنَا فَ ِانهكَ َخي ُْر ه‬ ْ ‫اح ِميْنَ َو‬ ِ ‫الر‬
‫ ه‬.
َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬
ِ ‫اب النه‬
‫ار‬ َ ‫سنَةً َوفِى اَل َ ِخ َرةِ َح‬
َ ‫ربهنَا اَتِنَا فِى الدُّ ْنيَا َح‬.
َ
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan
pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-
baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan
kafir.

‫آخ َرتَنَا الهتِى فِ ْي َها َمعَادُنَا‬ ْ َ‫شنَا َوأ‬


ِ ‫صلِحْ لَنَا‬ ُ ‫ص ِل ْح لَنَا د ُ ْنيَانَ الهتِى فِ ْي َها َمعَا‬
ْ َ ‫ص َمةُ أ َ ْم ِرنَا َوأ‬
ْ ‫ص ِل ْح لَنَا ِد ْينَنا َ الهذِى ه َُو ِع‬
ْ َ‫اَلله ُه هم أ‬
ٍ ‫َواجْ َع ِل ْال َح َياة َ ِز َيادَة ً لَنَا فِى ُك ِل َخي ٍْر َواجْ َع ِل ْال َم ْوتَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ُك ِل‬
‫شر‬
sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala

Yang terbaik adalah pilihan Allah. Sesungguhnya yang lebih mengetahui tentang
kemaslahatan kita adalah pencipta kita. Dia-lah Allah yang telah menciptakan kita
dan mengetahui apa yang terbaik untuk kita, Dia mengetahui perkara-perkara gaib di
masa depan, Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ُ ‫يف ْال َخ ِب‬


‫ير‬ ُ ‫أََلَيَ ْعلَ ُم َم ْن َخلَقَ َو ُه َو الله ِط‬
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau
rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk: 14)

Terkadang kita merencanakan sesuatu, menurut prasangka dan perkiraan kita, apa
yang kita rencanakan adalah yang terbaik bagi diri kita. Kita pun berusaha untuk
meraihnya. Namun ternyata kita gagal setelah berusaha, tidak sesuai dengan apa
yang kita kehendaki. Atau terkadang ada musibah yang menimpa kita, yang
membuyarkan semua yang kita cita-citakan.

Namun ingatlah, kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala

Jika seorang hamba telah berusaha dan telah berdoa, maka hasil akhir yang Allah
tetapkan adalah yang terbaik bagi hamba tersebut. Kenapa? Karena yang terbaik
adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

‫ش ْيئًا َو ُه َو َخي ٌْر له ُك ْم‬


َ ‫سى أَن ت َ ْك َر ُهوا‬
َ ‫ع‬
َ ‫َو‬
Kaum muslimin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al-
Baqarah: 216)
Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa
bertakwa kepada Allah SWT. Takwa dalam pengetian sebenarnya menaati
perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala Kemudian Allah tutup ayat ini dengan kalimat,
berfirman,
َ‫َوللاُ َي ْعلَ ُم َوأَنت ُ ْم َلَ ت َ ْع َل ُمون‬
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita, kekasih kita,
penyejuk hati kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, “Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Kisah siapa? Kisah Nabi Yusuf. Kisah yang dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa
yang menakjubkan. Bagaimana Allah Subahanahu wa Ta’ala memberikan karunia
‫يرا‬ َ ‫سى أَن ت َ ْك َر ُهوا‬
ً ‫ش ْيئًا َو َي ْج َع َل للاُ ِفي ِه َخي ًْرا َك ِث‬ َ ‫فَإِن َك ِر ْهت ُ ُمو ُه هن فَ َع‬ kepada Nabi Yusuf dalam bentuk ujian-ujian. Oleh karenanya kata para ulama –di
antaranya Ibnu Qayyim rahimahulla- terkadang karunia atau anugerah Allah
“Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin berikan dalam bentuk ujian. Dan ini yang pernah dialami oleh Nabi Yusuf
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang ‘alaihissalam. Kita tahu bagaimana nanti di akhir kisah Nabi Yusuf menjadi seorang
banyak.” (QS. An Nisa: 19) al-aziz, seorang menteri yang mulia, yang dihormati oleh pendudu negeri Mesir.
Bagaimana ceritanya Nabi Yusuf bisa menjadi seorang yang mulia? Ternyata
Ada seorang ulama di masa lalu, ia memiliki seorang anak yang sangat berbakti. dengan rangkai ujian dan cobaan.
Bakti sang anak ini sangat luar biasa, hingga membuat orang-orang takjub dengan
perbuatannya tersebut. Mereka pun bertanya, apa rahasianya sehingga anak ini bisa Dari awal kisah, Allah sebutkan dalam surat Yusuf. Diawali dengan hasadnya
begitu berbakti. Ulama tersebut menjawab, ini lantaran saya sangat bersabar saudara-saudara Nabi Yusuf terhadapnya, akhirnya ia dipisahkan dari ayahandanya
menghadapi ibunya. dan dilemparkan ke dalam sumur. Ini ujian yang pertama, dipisahkan dari sang ayah
dan dilemparkan ke dalam sumur, namun Nabi Yusuf sabar dalam menghadapinya.
Ibunya mungkin bukan seorang wanita yang shalehah, mungkin bukan wanita yang Dipisahkan dari sang ayah, yang mebuat sang ayah, Nabi Ya’qub, begitu sedih,
begitu diharapkan, akan tetapi karena sabarnya ulama tersebut menghadapi istrinya, demikian juga Yusuf kecil, beliau sangat bersedih atas musibah ini. Ayah yang
lahirlah seorang anak yang begitu berbakti dari rahim istri tersebut. Kalau mencitainya, ayah yang menyayanginya, ayah yang mengayominya selama ini,
seandainya ia ceraikan istrinya, mungkin ia tidak mendapatkan anak yang sangat harus terpisah darinya. Beliau diuji dengan ujian ini dan dilemparkan oleh saudara-
berbakti seperti anaknya saat ini. Ternyata Allah mengharapkan kebaikan yang saudaranya ke adalam sumur. Ternyata di masa mendatang ini adalah sebuah
begitu banyak kepada ulama tersebut dengan lantaran ia bersabar menghadapi anugerah, namun anugerah tersebut akan digapai melalui jalan ujian-ujian.
istrinya yang tidak begitu shalehah.
Kemudian yang kedua. Ada orang yang sedang lewat, lalu ingin mengambil air dari
Kaum muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. sumur tersebut, ternyata ada anak kecil, Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Orang yang
menemukan ini, bukan malah menyelamatkan dan membebaskan Nabi Yusuf, malah
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan beberapa contoh di dia menjadikan beliau seorang budak untuk dijual. Bayangkan! seorang yang
dalam Alquran, bahwa pilihan Allah adalah yang terbaik, yang terkadang di luar merdeka dijadikan barang dagangan untuk dijual. Ini musibah kedua yang dialami
imajinasi kita, di luar dugaan kita, di luar daya hayal kita. Nabi Yusuf.

Contohnya seperti kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Allah Ta’ala menyebutkan kisah Akan tetapi ternyata, tatkala Nabi Yusuf menjadi budak ini, ini adalah langkah
yang sangat luar biasa tentang Nabi Yusuf di dalam Alquran. menuju kebahagiaan. Nabi Yusuf dibeli oleh pembesar negeri Mesir, kemudian
dirawat di istana yang megah, dan akhirnya Nabi Yusuf menjadi seorang pemuda

َ َ‫سنَ ْالق‬
َ ‫علَي َْك أ َ ْح‬
yang sangat tampan. Lalu muncullah musibah berikutnya.
‫ص‬
ِ ‫ص‬ ُّ ُ‫ن َْح ُن نَق‬
َ ‫ص‬
Nabi Yusuf dirayu oleh pemaisuri untuk diajak berzina. Nabi Yusuf menolak
“Kami kisahkan kepadamu (wahai Muhammad) kisah yang terbaik.” (QS. Yusuf: 3) sehingga beliau dijebloskan ke dalam penjara. Ini ujian yang ketiga. Bayangkan!
Ujian setelah ujian. Beliaupun tetap bersabar.
Kemudian setelah beberapa saat di penjara, datanglah dua orang yang ingin Allah menjadikan orang ini ingat tatkala sang raja langsung yang bermimpi. Nabi
ditafsirkan mimpinya. Nabi Yusuf menafsirkan mimpi kedua orang tersbut dengan Yusuf pun menafsirkan mimpi sang raja dan masyhurlah Nabi Yusuf sebagai
mengatakan ‘engkau akan dibunuh. Sedangkan engau akan selamat dan menjadi seorang yang hebat. Akhirnya Nabi Yusuf pun diangkat menjadi seorang menteri
pelayan yang menuangkan minuman untuk sang raja’. Lalu Nabi Yusuf berpesan yang mulia.
kepada orang yang akan selamat ini, ‘Jangan lupa engkau sebutkan kebaikan-
kebaikanku di sisi sang raja’. Apa maksud Nabi Yusuf? Apabila sang raja Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah.
mengetahui bahwasanya Nabi Yusuf adalah orang yang shaleh, yang mampu
menafsirkan mimpi, maka Nabi Yusuf akan dibebaskan dari penjara. Lihatlah! Rentetan ujian yang dihadapi Nabi Yusuf ternyata semua itu
kesimpulannya adalah anugerah, kesimpulannya adalah karunia, Allah hendak
Ternyata Allah menakdirkan lain, orang yang telah bebas ini lupa untuk mengangkat Nabi Yusuf sebagai seorang pembesar di negeri Mesir bahkan seorang
menyebutkan kebaikan-kebaikan Nabi Yusuf di sisi sang raja. Akhirnya, bertambah raja. Tidak hanya itu, dengan lantaran itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan
beberapa tahun lagi Nabi Yusuf harus mendekam di penjara gara-gara orang ini Nabi Yusuf membawa ayah, ibu, saudara-saudaranya tinggal bersama di negeri
lupa. Mesir dari kehidupan yang sulit menuju kehidupan yang lapang. Ini adalah anugerah
yang sangat luar biasa, walaupun ceritanya tidak seperti yang kita bayangkan. Tidak
Ternyata Allah punya sekenario yang lain. Lupanya orang tersebut ternyata adalah semua anugerah datang dengan jalan penuh kenikmatan, sebagaimana karunia yang
sebuah anugerah. Sampai kapan? Sampai sang raja sendiri yang bermimpi. didapatkan Nabi Yusuf haru melewati berbagai ujian.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala

َ ‫ت ُخض ٍْر َوأُخ ََر َيا ِب‬ َ ‫ان َيأ ْ ُكلُ ُه هن‬ َ ‫ِإ ِني أ َ َرى‬
Demikianlah karunia Allah, terkadang didapatkan dengan penuh kesedihan yang
ٍ ‫سا‬
‫ت‬ ٍ َ‫سنبَُل‬
ُ ‫س ْب َع‬
َ ‫اف َو‬
ٌ ‫س ْب ٌع ِع َج‬ ٍ ‫س ْب َع َب َق َرا‬
ٍ ‫ت ِس َم‬ harus dihadapi dengan kesabaran. Takdir dan ketetapan Allah adalah yang terbaik.
Allah adalah Maha Bijaksana dalam takdir-Nya, Maha Mengetahui apa yang akan
“Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk terjadi. Hendaknya kita berbaik sangka terhadap Allah, bukan malah meratapi apa
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang kita hadapi. Ingatlah setelah kesulitan itu ada kemudahan.
yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering.” (QS. Yusuf: 43)
Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala.
Tatkala itu tidak ada seorang pun yang mampu menafsirkan mimpi sang raja,
akhirnya ingatlah orang tersebut bahwa Nabi Yusuf mampu menafsirkan mimpi. Ia Kisah berikutnya adalah kisah ringan yang juga penuh pelajaran agar kita berbaik
mengatakan, sangka kepada pilihan Allah. Walaupun kisah ini apakah shahih benar-benar terjadi
atau tidak, namun ini sebuah ilustrasi yang bisa kita petik pelajaran di dalamnya.
ِ ُ‫َواده َك َر بَ ْعدَ أ ُ هم ٍة أَنَا أُن َِبئ ُ ُك ْم ِبتَأ ْ ِوي ِل ِه فَأ َ ْر ِسل‬
‫ون‬ Ada sebuah kisah seorang raja dan seorang menteri. Menterinya ini senantiasa
berkata
Orang itu teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: “Aku akan
memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena’birkan mimpi itu, maka
utuslah aku (kepadanya).” (QS. Yusuf: 45) ِ ُ ‫ال َخي ُْر ِخي َْرة‬
‫للا‬
Yang terbaik adalah pilihan Allah.
Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasehati oleh sang menteri dengan
mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Suatu saat
sang raja yang terkena musibah, jari raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri
datang dengan tetap mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah.
Jarimu putus itu adalah yang terbaik.

Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun tersinggung dan marah. Dia
mengatakan, “Jari saya putus yang terbaik?! Penjarakan dia!”

Tatkala di penjara, dengan mudah menteri ini mengatakan, yang terbaik adalah
pilihan Allah.

Ternyata benar, suatu saat sang raja pergi berburu bersama bawahannya untuk
berburu atau suatu keperluan. Mereka terjebak, pergi ke tempat yang jauh, lalu
mereka ditangkap oleh segeromblan orang penyembah dewa tertentu. Mereka
ditangkap dan disembelih satu per satu sebagai tumbal untuk dewa-dewa mereka.
Tatkala Tiba giliran sang raja, mereka dapati jari raja ini putus, mereka anggap raja
ini orang yang cacat yang tidak pantas dikorbankan untuk sesembahan mereka. Raja
pun dibebaskan.

Saat itulah sang raja sadar akan kebenaran perkataan menterinya. Jarinya yang putus
ini adalah suatu kebahagiaan, merupakan anugerah, sehingga dia tidak jadi dibunuh
oleh orang-orang tersebut. Ia pulang dengan begitu semangat, lalu membebaskan
sang menteri. Raja mengatakan, “Benar perkataanmu, yang terbaik adalah pilihan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya selamat dari cengkraman mereka. Namun saya ‫ا‬
ingin bertanya, mengapa waktu engkau di penjara, kau katakan yang terbaik adalah
pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Apa kebaikan yang kau alami di penjara?”
Menteri menjawab, “Seandainya saya tidak di penjara, maka saya akan pergi turut
serta berburu bersamamu, saya akan ditangkap dan disembelih oleh mereka. oleh
karena itu, saya dipenjara adalah yang terbaik.”
َ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ ال‬ ْ َ ‫ َوا‬.‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬ َ ‫شك ُْر لَهُ ع‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ْ‫َلى اِح‬ َ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع‬
‫سيِ ِدنَا‬َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ض َوانِ ِه‬ ْ ‫ِلى ِر‬ َ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا‬ َ َّ‫ش َه ُد اَن‬ ْ َ ‫ش َِر ْيكَ لَهُ َوا‬
Mudah-mudahan pelajaran-pelajaran dan kisah-kisah hikmah yang kami sampaikan ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬ ُ َّ‫س ِل ْي ًما ِكثي ًْرا ا َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها الن‬ ْ َ ‫س ِل ْم ت‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد ِو‬
ini bermanfaat bagi para jamaah sekalian. Mudah-mudahan kita menjadi seseorang َ َ
َ‫س ِه َوقا َل تَعالى اِنَّ هللا‬ َ ُ َ َ
ِ ‫س ِه َوثـنى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِق ْد‬ ْ َ َ َ َ َ َ
ِ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعل ُم ْوا انَّ هللا ا َم َر ُك ْم بِا ْم ٍر بَ َدأ فِ ْي ِه بِنف‬ َ
yang senantiasa berprasangka baik terhadap Allah, dan meyakini bahwa takdirnya ‫على‬ َ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫س ِل ْي ًما‬ْ َ ‫س ِل ُم ْوا ت‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َ ‫صل ْوا‬ُّ ُ َّ َ
َ ‫َلى النبِى يآ ايُّ َها ال ِذ ْينَ آ َمن ْوا‬ َّ َ ‫صل ْونَ ع‬ ُّ َ ُ‫َو َمآل ئِ َكتَهُ ي‬
adalah pilihan yang terbaik untuk kita setelah kita berdoa dan berusaha. َ ْ َ َ
‫ض الل ُه َّم ع َِن‬ َ ‫ار‬ ْ
ْ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة ال ُمق َّربِ ْينَ َو‬ ُ ‫على انبِيآئِكَ َو ُر‬ َ َ
َ ‫سيِدِنا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫على آ ِل‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ
َ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْين‬ َّ ‫ع ِلى َوع َْن بَ ِقيَّ ِة ال‬ َ ‫عث َمان َو‬ ْ ُ ‫رو‬ َ ‫ع َم‬ َ
ُ ‫ش ِد ْينَ ابِى بَك ٍْر َو‬ ِ ‫الرا‬
َّ ‫اء‬ َ َ
ِ ‫اْلخلف‬ ُ
‫اح ِم ْينَ‬ ‫عنَّا َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ان ِالَىيَ ْو ِم ِ‬
‫الدي ِْن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫لَ ُه ْم ِباِحْ َ‬
‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز‬‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫الد ْينَ‬
‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫َ‬
‫ص ْر ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّة َوا ْن ُ‬ ‫س ِل ِم ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْينَ َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫اْ ِال ْ‬
‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬
‫الدي ِْن‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س ِل ِم ْينَ َو َد ِم ْر ا َ ْعدَا َء ِ‬ ‫َو ْ‬

‫امنُوا بِ َربِ ُك ْم فَئ َا َمنَّا َربَّنَا فَا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا َوك َِف ْر َ‬
‫عنَّا‬ ‫ان أ َ ْن َء ِ‬ ‫إلي َم ِ‬‫س ِم ْعنَا ُمنَا ِديًا يُنَادِي ِل ِ‬ ‫َّربَّنَآإِنَّنَا َ‬
‫س ِلكَ َوالَت ُ ْخ ِزنَا يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة إِنَّكَ الَت ُ ْخ ِل ُ‬
‫ف‬ ‫اوعَدتَنَا عَل ُر ُ‬ ‫سيِئ َاتِنَا َوت َ َوفَّنَا َم َع اْأل َب َْر ِار‪َ .‬ربَّنَا َو َءاتِنَا َم َ‬ ‫َ‬
‫ا ْل ِميعَادَ‪.‬‬
‫غ َرا ًما‪.‬‬ ‫عذَابَ َها كَانَ َ‬ ‫اب َج َهنَّ َم إِنَّ َ‬ ‫عذَ َ‬ ‫عنَّا َ‬ ‫ف َ‬ ‫َربَّنَا اص ِْر ْ‬
‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرةَ أ َ ْعيُ ٍن َواجْ عَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‪.‬‬‫َربَّنَا َه ْب لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو ِ‬
‫ص ِلحْ لَنَا‬ ‫شنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬ ‫ص ِلحْ لَنَا ُد ْنيَانَا الَّتِ ْي فِ ْي َها َمعَا ُ‬ ‫ص َمةُ أ َ ْم ِرنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬ ‫ِي ُه َو ِع ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ْ‬
‫ص ِلحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّذ ْ‬
‫آخ َرتَنَا الَّتِ ْي إِلَ ْي َها َمعَا ُدنَا‪َ ،‬واجْ عَ ِل ا ْل َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ك ُِل َخي ٍْر‪َ ،‬واجْ عَ ِل ا ْل َم ْوتَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ك ُِل‬ ‫ِ‬
‫ش ٍَر‪.‬‬

‫ان َوالَتَجْ عَ ْل فِ ْي قُلُ ْو ِبنَا ِغالًّ ِللَّ ِذ ْينَ َءا َمنُ ْوا َربَّنَا إِنَّكَ‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َ‬
‫سبَقُ ْونَا ِبا ْ ِإل ْي َم ِ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‪.‬‬
‫َر ُء ْو ٌ‬

‫الحمد هلل أحمده وسبحانه وتعالى على نعمه الغزار‪ ,‬أشكره على قسمه‬
‫المدرار‪ . ,‬أشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له‪ .‬واشهد ان سيدنا‬
‫محمدا عبده و رسوله النبي المختار‪ .‬اللهم صل على سيدنا محمد وعلى‬
‫أله األطهار وأصحابه األخيار وسلم تسليما كثيرا‪ .‬أما بعد فياأيها الناس‬
‫اتقوهللا حق تقاته والتموتن اال وأنتم مسلمون‪.‬‬
‫‪Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah yang Maha Agung shalawat dan salam‬‬
‫‪terhaturkan kepada Rasulullah manusia paling sempurna di jagat alam. Pada hari‬‬
‫‪kesempatan yang istimewa ini marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan‬‬
‫‪kita kepada Allah swt. Karena ketaqwaanlah yang akan membawa kita pada‬‬
‫‪keselamatan.‬‬
Khutbah kali ini ingin menyampaikan satu hadits Rasulullah saw yang jika
diperhatikan secara seksama memberikan ajaran kepada seorang muslim agar tidak
ِ‫ستَعَانُ َو َال َح ْو َل َو َال قُ َّوةَ ا َِّال ِباهلل‬
ْ ‫شتَكَى َوا َ ْنتَ ا ْل ُم‬
ْ ‫اَلَّل ُه َّم لَكَ ا ْل َح ْم ُد َواِلَ ْيكَ ا ْل ُم‬
terjerumus dalam kerugian. Hadits itu berbunyi: ‫اْل َع ِلي ِ ا ْلعَ ِظ ْي ِم‬
‫شكُو‬ ْ َ‫صبَ َح َو ُه َو ي‬ ْ َ ‫ َم ْن أ‬:‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ ‫ى ع َِن النَّبِي‬ َ ‫ُر ِو‬
Ya Allah segala puji bagi-Mu. Kepada Engkaulah aku mengadu dan hanya Engkau
yang bisa memberi pertolongan. Tiada daya dan upaya, serta tiada kekuatan
ْ َ ‫صبَ َح ِأل ُ ُم ْو ِر ال ُّد ْنيَا َح ِز ْينًا فَقَ ْد أ‬
‫صبَ َح‬ ْ َ ‫شكُو َربَّهُ َو َم ْن أ‬ ْ َ‫اش فَ َكاَنَّ َما ي‬
ِ َ‫ق ا ْل َمع‬ َ
َ ‫ض ْي‬ kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung
َ ‫ض َع ِلغَ ِني ٍ ِل ِغنا َ ُه فَقَ ْد ذَ َه‬
‫ب ثُلُثَا ِد ْي ِن ِه‬ َ ‫َلى هللاِ َو َم ْن ت َ َوا‬
َ ‫طا ع‬ ً ‫سا َخ‬ َ Kedua, hindarkanlah perasaan sedih dengan kondisi yang ada dipagi hari. Karena
hal itu akan menimbulkan rasa tidak ridha dengan apa yang diberikan Allah kepada
kita. Kedua larangan ini adalah bukti ketdak sabaran seorang hamba akan nasibnya.
Sesungguhnya orang yang sabar tidak akan menggerutu apalagi mengadukan
Diriwayatkan dari Nabi saw sesungguhnya beliau pernah bersabda: barang siapa
nasibnya kepada sesama.
bangun di pagi hari kemudian mengadukan kesulitannya kepada sesama
(mahkluk/manusia), maka seolah-olah ia mengadukan tuhannya (karena tidak rela
Kedua hal di atas pada hakikatnya menunjukkan betapa seeorang hamba tidak lagi
dengan apa yang diterimanya). Dan barang siapa merasa sedih dengan kondisi
bersabar. Karena sejatinya sabar adalah Tajarru’ul murarati bighairi ta’bitsin (tahan
duniawinya di waktu pagi, maka dia pagi-pagi telah membenci Allah. Dan barang
menelan barang pahit tanpa cemberut). Oleh karena itu, ketika di pagi hari kita telah
siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh
menggerutu akan keadaan nasib kita, berarti kita bukan lagi orang yang sabar.
telah lenyap dua pertiga agamanya.
Apalagi hingga mengadukan nasib kita kepada sesama manusia dengan
mengeluhkan keberadaan dan keadaan yang kita alami.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Ketiga, barang siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena
Itulah tiga hal yang seharusnya dihindarkan oleh setiap muslim. Mengingat ketiga
kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya. Poin ketiga dan terkahir
hal tersebut memiliki dampak buruk kepada hubungan manusia dengan Allah swt.
ini dapat dimaknai sebagai larangan Rasulullah saw akan adanya persaan thama’
dan pengharapan yang tinggi kepada sesama. Karena pengharapan itu hanya boleh
Pertama, hindarkanlah kebiasaan mengeluh kepada sesama akan kondisi yang ada.
disandarkan kepada Allah swt saja.
Karena hal itu sama artinya dengan menggugat taqdir Allah swt yang ditetapkan
bagi seorang hamba. Mengeluh dan meratapi nasib yang diderita sama artinya
Sedangan pada sisi lain juga menunjukkan larangan pengagungan sesama manusia,
dengan merasa tidak puasa akan pemberian Allah swt. Ketidak puasan itu adalah
apalagi pengagungan itu dilatar belakangi kepimilikan harta, sungguh hal itu pasti
manusiawi, tetapi hendaknya langsung saja diratapkan dalam doa kepada-Nya
akan berimbas pada penghinaan ilmu dan kemaslahatan. Bukankah ini telah menjadi
janganlah diadukan kepada sesama. Sebagaimana do’a Nabi Musa yang dipantajkan
fenomena di sekitar kita saat ini? Di mana orang-orang yang memiliki harta dapat
kepada Allah swt tatkala beliau melewati lautan berama kaumnya:
menguasai berbagai jejaring bahkan dapat menentukan arah ilmu pengetahuan.
Bukankah beberapa wacana yang ada di negeri ini merupakan hasil kerja para
penyandang dana? Na’udzubillahi min dzalik.
‫‪Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah‬‬

‫‪Jika demikian adanya berbagai larangan, lantas apakah hal yang diperbolehkan‬‬
‫‪untuk kita dalam menilai lebih sesama manusia? Islam hanya memberikan tiga dua‬‬
‫‪kepada umatnya agar saling menghargai dan memuliakan pertama karena ilmunya,‬‬ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬
‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬
‫ع َ‬ ‫شك ُْر لَهُ َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬‫َلى ا ِْح َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫‪karena kebaikannya. Selebihnya tidak ada. Jadi siapapun yang memuliakan manusia‬‬
‫‪dengan berbagai alasan sesungguhnya orang itu telah terjerembab kepada lubang‬‬
‫س ْولُهُ‬
‫ع ْب ُد ُه َو َر ُ‬ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َد ُه الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬
‫‪kecil yang jika dibiarkan akan menenggelamkan diri pada lumpur kethamakan.‬‬ ‫ص َحابِ ِه‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬
‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ض َوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬ ‫الدَّا ِعى ا َ‬
‫‪Akhirul kalam, pada khutbah ini khatib hanya ingin menyampaikan pesan Sayyidul‬‬
‫س ِل ْم ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا‬ ‫َو َ‬
‫‪Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bahwa:‬‬
‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫َّما َب ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫سا ِئ ِر ا َ ْح َوا ِل ِه ِم ْن ث َ ََلث َ ِة أ َ ْش َياء‪ :‬أ َ ْم ٌر َي ْمت َ ِثلُهُ َونَ ْه ٌ‬
‫ي َي ْجت َ ِنبُهُ‬ ‫َلَبُده ِل ُك ِل ُمؤْ ِم ٍن ِفى َ‬ ‫س ِه َوقَا َل تَعا َلَى اِ َّن هللاَ َو َمآل‬ ‫س ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِ‬ ‫ا َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِ‬
‫ضى بِ ِه‬ ‫َوقَ ْد ٌر يَ ْر َ‬ ‫س ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫َلى النَّبِى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن ع َ‬ ‫ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫س ِل ْم َو َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬
‫اء‬ ‫ار َ‬ ‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫َو َ‬
‫‪Setiap muslim harus berada dalam tiga keadaan yaitu, melaksanakan perintah Allah,‬‬
‫‪menjauhi larangan Allah dan rela akan qadha dan qadar (ketetapan) Allah.‬‬
‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِع ْي َن‬ ‫ع ِلى َوع َْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫ش ِد ْي َن ا َ ِبى َبك ٍْر َو ُ‬ ‫الرا ِ‬
‫َّ‬
‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َم ِتكَ َيا‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اِلَى َي ْو ِم ِ‬
‫الد ْي ِن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬
‫اح ِم ْي َن‬
‫الر ِ‬‫ا َ ْر َح َم َّ‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َما ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫آن اْلعَ ِظ ْي ِم َونَفَعَنِي َوإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِم َن اْآليا َ ِ‬
‫ت‬ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِ ْي اْلقُ ْر ِ‬‫بَ َ‬
‫َوالذكْر ِا ْل َح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ َل ِمنِي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إنَّهُ ُه َو ال َّ‬
‫س ِم ْي ُع اْلعَ ِل ْي ُم‬ ‫ص ْر‬‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫س ِل ِم ْي َن َو د َِم ْر‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫لو َبا َء‬ ‫عنَّا اْل َبالَ َء َواْ َ‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َما ِتكَ اِلَى َي ْو َم ِ‬ ‫ا َ ْعدَا َء ِ‬
‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬ ‫لم َح َن َو ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬ ‫َو َّ‬
‫ب اْلعَالَ ِم ْي َن‪َ . .‬ربَّنَا‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫َان اْل ُم ْ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬
‫س ِر ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬ ‫َظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫سنَ َ‬
‫اب النَّ ِار‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َ‬
Kebanyakan orang menyangka bahwa banyak sebab yang dapat menimbulkan
kematian. Terserang penyakit berbahaya, kecelakaan lalu lintas, tenggelam karena
banjir dll. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa tidak tiap orang yang
menderita penyakit berbahaya, atau mengalami kecelakaan lalu-lintas, tertimpa
gedung runtuh lantas langsung mati, bahkan ada orang yang tadinya mengalami
keadaan seperti itu, dokterpun sudah angkat tangan, namun akhirnya ia sehat wal
‘afiat. Sementara orang yang sebelumnya sehat, tiba-tiba meninggal.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Allah mengabarkan kepada kita bahwa hanya ada satu sebab kematian, yakni
datangnya ajal yang telah ditetapkan saatnya oleh Allah SWT.

ِ َّ ‫َو َما كَانَ ِلنَ ْف ٍس أ َ ْن ت َ ُموتَ إِ َّال بِ ِإ ْذ ِن‬


‫َّللا ِكتَابًا ُم َؤ َّج ًال‬

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai
ketetapan yang tertentu waktunya” (Q.S Ali Imran: 145)

ْ َ‫ساعَةً َو َال ي‬
َ‫ست َ ْق ِد ُمون‬ َ َ‫ستَأ ْ ِخ ُرون‬
ْ َ‫فَ ِإذَا َجا َء أ َ َجلُ ُه ْم َال ي‬
“Maka jika telah datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan
sesaatpun dan tidak dapat memajukannya” (QS. al-A’raf:34) menghitung-hitungnya[1], dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,
(QS. Al Humazah: 1 – 3)
Bila ajal seseorang datang, maka saat itulah dia mati, tidak peduli dia siap atau
tidak, tidak peduli dia sakit atau sehat, tidak peduli dia tua, muda atau anak-anak. Ketika harta sudah dianggap mampu menjamin berlangsungnya kehidupan, ketika
Tidak ada seorangpun yang bisa mencegahnya maupun memajukannya. dalam dada sudah menancap ketakutan akan kematian, maka tidak mengherankan
jika akhirnya perjuangan ditinggalkan karena dianggap menghambat penghasilan,
Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh kebenaran diabaikan karena dianggap bisa mengancam keselamatan, penerapan
syari’ah dan penegakan khilafah tidak diprioritaskan karena dianggap mendatangkan
Keyakinan akan kematian seperti ini, merupakan salah satu landasan kekuatan umat ancaman dan kecaman, akibatnya penjajahpun bebas melenggang menguras
Islam. Dengan keyakinan ini mereka tidak akan takut menyuarakan dan membela kekayaan, mendangkalkan akidah dan keyakinan, merusak tatanan pergaulan,
kebenaran walaupun banyak yang menentang dan mengancamnya, mereka justru menginjak-injak syari’ah Islam, dan semua itu bisa terjadi tanpa perlawanan yang
berharap kematian mendatanginya saat dia melakukan ketaatan kepada Allah SWT. berarti dari umat Islam. Rasulullah SAW bersabda:
Khalid bin al Walid r.a, sahabat yang telah menghadapi lebih dari 50 pertempuran
besar, pernah hanya dengan 3 ribu pasukan menghadapi 200 ribu pasukan musuh ‫ فَقَا َل قَا ِئ ٌل‬، ‫صعَ ِت َها‬ ْ َ‫علَ ْي ُك ْم َك َما تَدَاعَى ْاأل َ َكلَةُ ِإلَى ق‬َ ‫شكُ ْاأل ُ َم ُم أ َ ْن تَدَاعَى‬ِ ‫يُو‬: ‫َو ِم ْن ِقلَّ ٍة نَحْ نُ يَ ْو َم ِئذٍ؟‬
dalam perang Mu’tah, pernah hanya dengan 40 ribu pasukan menghadapi 240 ribu ‫قَا َل‬: َ‫عد ُِو ُك ُم ا ْل َم َهابَة‬
َ ‫ُور‬
ِ ‫صد‬ َّ َّ‫ َولَيَ ْن َزعَن‬،‫س ْي ِل‬
ُ ‫َّللاُ ِم ْن‬ ِ َ ‫غثَا ٌء َكغُث‬
َّ ‫اء ال‬ ٌ ِ‫بَ ْل أ َ ْنت ُ ْم يَ ْو َمئِ ٍذ َكث‬
ُ ‫ َولَ ِكنَّ ُك ْم‬،‫ير‬
pasukan musuh dalam perang Yarmuk, beliau ternyata meninggal dipembaringan, ‫ فَقَا َل قَائِ ٌل‬، َ‫َّللاُ فِي قُلُو ِب ُك ُم ا ْل َوهْن‬
َّ َّ‫ َولَيَ ْق ِذفَن‬،‫م ْن ُك ْم‬:
ِ ‫ َو َما ا ْل َوهْنُ ؟ قَا َل‬،‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫يَا َر‬: ،‫ب ال ُّد ْنيَا‬ ُّ ‫ُح‬
menjelang kematiannya beliau berkata: ُ
ِ ‫َوك ََرا ِهيَة ا ْل َم ْو‬
‫ت‬
َ ِ‫ أ َ ْو َر ْميَةٌ ب‬، ٍ‫سيْف‬
ُ‫ َو َها أَنَا أ َ ُم ْوت‬،‫سه ٍْم‬ َ ِ‫ش ْب ٌر إِالَّ َوفِ ْي ِه ض َْربَةٌ ب‬
ِ ‫سدِي‬ َ ‫ َو َما فِي َج‬،ً‫لَ ِق ْيتُ َكذَا َو َكذَا َزحْ فا‬ “Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya
‫اء‬ِ َ‫ فَالَ نَا َمتْ أ َ ْعيُنُ ال ُجبَن‬،‫ف أ َ ْن ِفي َك َما يَ ُم ْوتُ ال ِع ْي ُر‬ ِ ‫علَى فِ َرا‬
َ ْ‫شي َحت‬ َ memperebutkan makanan yang berada di mangkuk besar.” Seorang laki-laki
berkata, “Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?” beliau menjawab: “Bahkan
“Aku menghadapi banyak pertempuran besar, tidak ada satu jengkalpun di tubuhku jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di
melainkan ada (bekas) pukulan pedang, atau lemparan anak panah, dan inilah aku, genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian dari hati
mati di tempat tidur seperti keledai mati. Maka janganlah tidur mata para pengecut musuh kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al wahn.” Seseorang
(untuk memperhatikan hal ini baik-baik)” (Siyaru A’lâmin Nubala’, 1/382, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu Al wahn?” beliau menjawab: “Cinta dunia
Maktabah Syâmilah) dan takut mati.”. (HR. Abu Dawud dari Tsauban dg sanad shahih)

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Namun tidak jarang seseorang menganggap bahwa ada selain Allah yang bisa Sungguh, kalau direnungkan betul-betul, keyakinan akan datangnya kematian hanya
memperlambat kematian, mengggap bahwa usaha dan harta yang dimilikinya itulah dari Allah, akan mampu mengerem seseorang dari tindak maksiyat, sekaligus
yang menjamin kehidupannya. Allah menyinggung mereka dengan menyatakan: mendorong seseorang untuk senantiasa berbuat ta’at, menjadikannya berani
menghadapi rintangan apapun sekaligus takut melanggar ketentuan syari’at Allah
‫–و ْي ٌل ِلك ُِل هُ َم َز ٍة لُ َم َز ٍة‬ َ ‫ب أَنَّ َمالَهُ أ َ ْخلَ َدهُ –الَّذِي َج َم َع َم ًاال َو‬
َ ُ‫ع َّد َده‬ ُ ‫س‬
َ ‫يَ ْح‬ SWT. Tidak mengherankan jika dalam Tafsir Rûhul Bayân (3/330), disebutkan
bahwa ‘Umar r.a menulis di cincinnya:
‫كفى بالموت واعظا يا عمر‬

‫‪Cukuplah kematian itu menjadi penasihat wahai ‘Umar‬‬

‫‪Semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang dapat memanfaatkan sisa‬‬
‫‪hidup kita, umur kita, masa muda kita, sehat kita dengan sebaik-baiknya,‬‬
‫‪sebelumnya semua lenyap dan berakhir. Semoga Allah meneguhkan langkah kita‬‬
‫‪menapaki jalan kebenaran seterjal apapun jalan itu, dengan penuh keyakinan bahwa‬‬
‫‪tidak ada yang mampu memudharatkan kita kecuali atas izin Allah ’azza wa jalla.‬‬

‫ست َ ِمعُوا لَهُ َوأ َ ْن ِصتُوا لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمونَ‬ ‫ئ ا ْلقُ ْرآنُ فَا ْ‬‫يَا أَيُّ َها –اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم – َو ِإذَا قُ ِر َ‬
‫عد ٌُّو ُّم ِبي ٌن‬ ‫ش ْي َط ِ‬
‫ان إِنَّهُ لَ ُك ْم َ‬ ‫ت ال َّ‬ ‫ط َوا ِ‬‫الس ْل ِم كَآفَّةً َوالَ تَت َّ ِبعُواْ ُخ ُ‬
‫الَّ ِذينَ آ َمنُواْ ا ْد ُخلُواْ فِي ِ‬

‫الذك ِْر الحْ ِك ْيم اَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي‬


‫ت َو ِ‬ ‫اركَ هللاُ ِلي َولَ ُك ْم ِفي ا ْلقُ ْرا َ ِن ا ْلعَ ِظيم‪َ ،‬ونَفَعَ ِني َو ِايَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِمنَ االَيَا ِ‬ ‫بَ َ‬
‫يم – َهذَا َوا َ ْ‬
‫ست َ ْغ ِف ُرهللاَ ا ْلعَ ِظي ْم‬ ‫الر ِح ِ‬ ‫س ِل ِمينَ فَا ْ‬
‫ست َ ْغ ِف ُرو ُه اِنَّهُ هُ َوا ْلغَفُ ْو ُر َّ‬ ‫سائِ ِر ا ْل ُم ْ‬
‫ِلي َولَ ُك ْم َو ِل َ‬

‫الحمد هلل الذى يقبل التوبة عن عباده ويعفوا عن السيئات ‪ ,‬ويستجيب الذين آمنوا‬
‫وعملواالصالحات ‪ .‬أشهد أن َل اله اَل للا وحده َل شريك له ‪ ،‬عالم الغيب والشهادة‬
‫‪ .‬وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أرسله للا بشيرا ونذيرا وهاديا الى الحق بإذنه‬
‫وسراجا منيرا‪ .‬اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وأصحابه‬
‫والتابعين‪ ،‬أما بعد ‪ :‬أيها الحاضرون الكرام أوصيكم ونفسي بتقوى للا وطاعته‬
‫لعلكم تفلحون ‪ .‬قال للا سبحانه وتعالى ‪ :‬يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َ َمنُوا اتهقُوا ه َ‬
‫َّللا َح هق تُقَاتِ ِه َو ََل‬
‫ت َ ُموت ُ هن ِإ هَل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمونَ‬
‫‪Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah‬‬
Ahamduillah pada hari ini kita masih diberi nikmat untuk bersama-sama Sebuah kisah dari Rasulullah saw yang berhubungan erat dengan hadits ini
menjalankan ibadah bertemu dalam shalat jum’at berjama’ah. Marilah kita sebagaimana dinukil dalam kitab Sirajut Thalibin sebagaimana diriwayatkan
tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. semoga ketaqwaan itu bisa imam Tirmidzi bahwa suatu ketika Rasulullah saw bercerita “ketika Allah swt
menyelematkan kita dari api neraka dan memposisikan kita di dalam surga. telah menjadikan surga diperintahkanlah Jibril untuk melihatnya, sambil
berkata “Jibril lihatlah surga dengan segala fasilitas yang Ku-persiapkan
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah untuk penghuninya“. Segeralah Jibril menengok surga dengan segala
fasilitasnya. Kemudian kembali menghadap dan berkata “demi kemuliaan-
Rasulullah saw pernah bersabda dalam hadits-nya yang berbunyi: Mu, semua orang yang pernah mendengar kata surga pasti akan
memasukinya” kemudian Allah memerintahkan untuk memagari surga
‫ت‬ ْ َّ‫ار ُحف‬
َّ ‫ت ِبال‬
ِ ‫ش َه َوا‬ ِ ‫ت ِب ْال َم َك‬
َ َّ‫ار ِه َو ِإ َّن الن‬ ْ َّ‫ِإ َّن ْال َجنَّةَ ُحف‬ dengan kemakruhan. Setelah itu, Allah swt kembali mengutus Jibril untuk
melihatnya “sekarang kamu lihatlah surga itu kembali (lengkap segala
fasilitas untuk penghuninya)” maka berangkatlah Jibril, kemudian ia kembali
“Sesungguhnya surga itu dikepung oleh segala kemakruhan (hal yang
menghadap dan berkata “demi kemuliaan Dzat-Mu aku khawatir tidak ada
dinistakan agama) sedangkan neraka dikelilingi oleh syahawat (hal-hal yang
seorangpun yang dapat memasukinya.
menyenangkan manusia)."
“Sekarang pergilah kau ke neraka dan lihat segala macam siksaan yang ada
Arti kata dikepung (huffat) adalah terhalang. Sebagaimana sebuah
di dalamnya” perintah Allah kemudian kepada Jibril. Ia pun berangkat dan
perkampungan yang tekepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada
kembali menghadap seraya berkata “demi kemuliaan-Mu ya Allah, hamba
perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir.
yakin tak seorangpun yang pernah mendengar cerita neraka mau
Demekian juga dengan surga. Mereka yang menginginkannya harus siap
memasukinya”. Maka Allah segera menghiasi neraka dengan berbagai
melawan berbagai kemakruhan. Yang dimaksud dengan kemakruhan
kesenangan. Dan kembali berkata pada Jibril “sekarang tengoklah kembali
adalah segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.
neraka” Jibrilpun berangkat dan segera kembali melapor “ Ya Allah, demi
kemuliaan-Mu aku khawatir tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari
Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadits di atas dikelilingi dengan
neraka-Mu”
berbagai kesenangan. Barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-
senang tanpa mempedulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
sangat dekat dengan neraka.
Demikianlah Allah sengaja membuat pagar untuk surga sebagai ujian bagi
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits ini sangatlah mudah
mereka yang menginginkannya. Dan Allah perindah neraka dengan
difahami. Apalagi untuk orang dewasa. Namun, sayangnya seringkali
berbagai asesoris yang terbuat kesenangan-kesenangan sebagai cobaan
pemahaman itu hanya berhenti sebagai pengetahuan dan tidak ditindak
manusia.
lanjuti sebagai amalan. Sehingga seringkali orang mengaku takut dengan
api neraka serta siksa-siksa di dalamnya, tetapi masih saja bergelut dalam
Karena itu pada hadits selanjutnya Rasulullah saw menggarisbawahi:
kesenangat syahwat yang terlarang. Begitu pula sebaliknya banyak orang
yang mengaku merindukan surga, ingin segera bersanding dengan bidadari.
Tetapi tidak senang dengan amal-amal saleh dan kebajikan-kebajikan
anjuran agama. َ ِ‫س ْه ٌل ب‬
ٍ‫س ْه َوة‬ َ َّ‫أال ِإ َّن ْال َجنَّةَ ُح ْز ٌن بِ َرب َْوةٍ ا َ َال َو ِإ َّن الن‬
َ ‫ار‬
“Bahwa surga adalah sesuatu yang sulit di raih bagai berada di tempat
yang tinggi. Sedangkan neraka adalah sesuatu yang mudah bagai berada
di tanah yang rendah”
‫ور ِ ّمن َّربِّ ِه‬ ِ ْ ‫ص ْد َرهُ ِل‬
ٍ ُ‫ْل ْس ََل ِم فَ ُه َو َعلَ ٰى ن‬ َّ ‫أَفَ َمن ش ََر َح‬
َ ُ‫َّللا‬

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)


agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya
Begitulah keadaan sebenarnya. Selanjutnya terserah pribadi kita masing-
masing. Apakah kita inginkan surga atau menyerahkan diri kepada neraka.
Artinya, apapun yang terjadi ketika Allah swt telah menghendaki untuk
memberikan hidayah-Nya kepada seorang hamba, maka tidak ada satupun
masalah yang tersisa. Kemudian seorang sahabat bertanya kepada
Imam Ghazali pernah menerangkan menyambung keteragan hadits di atas
Rasulullah saw. Bagaimanakah tanda seseorang memperoleh cahaya
dalam Minhajul Abdidn. Bahwa kini (pada masa al-Ghazali) manusia
hidayah-Nya? Rasulullah saw menjawab:
sungguhlah amat lemah, sedangkan kehidupan semakin kompleks.
Pengetahuan agama semakin menipis, adapun kesempatan ibadah semakin
menyusut. Kesibukan semakin mendesak, umur semakin berkurang dan
amal ibadah terasa makin berat.

Bukankah hal semakin terasa pada zaman sekarang. Manusia sangat


Hamba itu (yang memperoleh hidayah) akan undur diri dari urusan dunia,
lemah, kemauan manusia semakin hari semakin pupus. Yang diinginkan
menekuni urusan akhirat, dan mempersiapkan diri seolah ajal akan segera
hanyalah segala yang serba cepat dan instan. Tidak ada usaha serius yang
datang.
ada hanyalah ketergantungan yang semakin tinggi. Hal ini semakin
melemahkan manusia sebagai individu. Manusia kini tidak berani
Apakah ada dalam diri kita tanda-tanda memperoleh hidayah-Nya? Marilah
menghadapi kehidupan tanpa tetek-bengek tersebut.
kita raba diri kita masing-masing.
Di sisi lain kesibukan kegiatan manusia luar biasa padatnya. Sehingga
Demikian khutbah jum’ah kali ini semoga bermanfaat untuk saya khususnya
waktu yang ada hanya habis untu mengurus segala macam urusan yang
selaku khatib dan jama’ah pada umumnya.
disekitar. Sehingga kesempatan beribadah semakin lenyap. Shalat lima kali
saja terkadang tidak terlaksana. Kalaupun terlaksana pengetahuan tentang
ibadah itu sangat minim sekali. Urusan belajar agama menjadi sampingan.
Tidak terasa umur sudah senja. Ketenangan jiwa masih jauh, fisik semakin
lemah diajak beribadah. Bagaimanakah jika sudah demikian?

Jam’ah jum’ah Rahimakumullah

Maka yang tersisa hanya satu memohon kepada Allah swt agar dianugerahi
taufiq dan hidayah. Semoga Allah swt melimpahkan cahaya untuk
hambanya. Sebagaimana yang difirmankannya:
‫‪Khutbah II‬‬

‫ش ْك ُر لَهُ َع َ‬
‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬‫لى ا ِْح َ‬ ‫َوا َ ْش َهدُ ا َ ْن َلَ اِلَهَ اَِله ‪.‬ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َع َ‬
‫س ْولُهُ الدها ِعى‬ ‫س ِيدَنَا ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬‫للاُ َوللاُ َو ْحدَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوا َ ْش َهد ُ ا َ هن َ‬
‫ِلى ِرض َْوا ِن ِه‬ ‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ‪.‬ا َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫ص ِل َعلَى َ‬ ‫الل ُه هم َ‬
‫ِكثي ًْرا‬

‫اس اِتهقُوللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع هما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ هن للا‬ ‫ا َ هما بَ ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النه ُ‬
‫ا َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ا هِن للاَ َو َمآل‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬ ‫لى النهبِى يآ اَيُّ َها اله ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َع َ‬ ‫الل ُه هم ‪.‬ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫س ِيدِنا َ ُم َح هم ٍد َو َعلَى‬ ‫س ِل ْم َو َعلَى آ ِل َ‬‫صلهى للاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح هم ٍد َ‬ ‫ص ِل َعلَى َ‬ ‫َ‬
‫الرا ِش ِديْنَ ا َ ِبى‬ ‫اء ه‬ ‫ض الل ُه هم َع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬‫ار َ‬ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ هر ِبيْنَ َو ْ‬
‫ا َ ْن ِبيآ ِئ َك َو ُر ُ‬
‫ص َحا َب ِة َوالتها ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التهابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن َب ِقيه ِة ال ه‬ ‫رو ُ‬ ‫ع َم َ‬ ‫َب ْك ٍر َو ُ‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫ض َعنها َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِ َك يَا ا َ ْر َح َم ه‬
‫الر ِ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ِ‬
‫الدي ِْن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫بِا ِْح َ‬
duniawinya di waktu pagi, maka dia pagi-pagi telah membenci Allah. Dan barang
siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah yang Maha Agung shalawat dan salam
telah lenyap dua pertiga agamanya.
terhaturkan kepada Rasulullah manusia paling sempurna di jagat alam. Pada hari
kesempatan yang istimewa ini marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
kita kepada Allah swt. Karena ketaqwaanlah yang akan membawa kita pada
keselamatan. Itulah tiga hal yang seharusnya dihindarkan oleh setiap muslim. Mengingat ketiga
hal tersebut memiliki dampak buruk kepada hubungan manusia dengan Allah swt.
Khutbah kali ini ingin menyampaikan satu hadits Rasulullah saw yang jika
diperhatikan secara seksama memberikan ajaran kepada seorang muslim agar tidak Pertama, hindarkanlah kebiasaan mengeluh kepada sesama akan kondisi yang ada.

terjerumus dalam kerugian. Karena hal itu sama artinya dengan menggugat taqdir Allah swt yang ditetapkan
bagi seorang hamba. Mengeluh dan meratapi nasib yang diderita sama artinya

‫ َم ْن‬:‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ِ ‫ى ع َِن النَّ ِبي‬
َ ‫ُر ِو‬
dengan merasa tidak puasa akan pemberian Allah swt. Ketidak puasan itu adalah
manusiawi, tetapi hendaknya langsung saja diratapkan dalam doa kepada-Nya

ْ َ‫اش فَ َكاَنَّ َما ي‬


‫شكُو َربَّهُ َو َم ْن‬ ِ َ‫ق ا ْل َمع‬
َ ‫ض ْي‬ ْ َ‫أ‬
ْ َ‫صبَ َح َو ُه َو ي‬
َ ‫شكُو‬ janganlah diadukan kepada sesama. Sebagaimana do’a Nabi Musa yang dipantajkan
kepada Allah swt tatkala beliau melewati lautan bersama kaumnya:

ِ‫َلى هللا‬ ً ‫سا َخ‬


َ ‫طا ع‬ َ ‫صبَ َح‬ ْ َ‫صبَ َح ِأل ُ ُم ْو ِر ال ُّد ْنيَا َح ِز ْينًا فَقَ ْد أ‬
ْ َ‫أ‬
‫ان َو َال‬ ُ َ‫ستَع‬ ْ ‫شتَكَى َوا َ ْنتَ ا ْل ُم‬ ْ ‫اَلَّل ُه َّم لَكَ ا ْل َح ْم ُد َواِلَ ْيكَ ا ْل ُم‬
‫ب ثُلُثَا ِد ْينِ ِه‬َ ‫ض َع ِلغَ ِني ٍ ِل ِغناَهُ فَقَ ْد ذَ َه‬
َ ‫َو َم ْن ت َ َوا‬
‫َح ْو َل َو َال قُ َّوةَ ا َِّال ِباهللِ اْلعَ ِلي ِ ا ْلعَ ِظ ْي ِم‬
Ya Allah segala puji bagi-Mu. Kepada Engkaulah aku mengadu dan hanya Engkau
Diriwayatkan dari Nabi saw sesungguhnya beliau pernah bersabda: barang siapa yang bisa memberi pertolongan. Tiada daya dan upaya, serta tiada kekuatan
bangun di pagi hari kemudian mengadukan kesulitannya kepada sesama kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung
(mahkluk/manusia), maka seolah-olah ia mengadukan tuhannya (karena tidak rela
dengan apa yang diterimanya). Dan barang siapa merasa sedih dengan kondisi
Kedua, hindarkanlah perasaan sedih dengan kondisi yang ada dipagi hari. Karena Jika demikian adanya berbagai larangan, lantas apakah hal yang diperbolehkan
hal itu akan menimbulkan rasa tidak ridha dengan apa yang diberikan Allah kepada untuk kita dalam menilai lebih sesama manusia? Islam hanya memberikan tiga dua
kita. Kedua larangan ini adalah bukti ketdak sabaran seorang hamba akan nasibnya. kepada umatnya agar saling menghargai dan memuliakan pertama karena ilmunya,
Sesungguhnya orang yang sabar tidak akan menggerutu apalagi mengadukan karena kebaikannya. Selebihnya tidak ada. Jadi siapapun yang memuliakan manusia
nasibnya kepada sesama. dengan berbagai alasan sesungguhnya orang itu telah terjerembab kepada lubang
kecil yang jika dibiarkan akan menenggelamkan diri pada lumpur kethamakan.
Kedua hal di atas pada hakikatnya menunjukkan betapa seeorang hamba tidak lagi
bersabar. Karena sejatinya sabar adalah tahan menelan barang pahit tanpa cemberut. Akhirul kalam, pada khutbah ini khatib hanya ingin menyampaikan pesan Sayyidul
Oleh karena itu, ketika di pagi hari kita telah menggerutu akan keadaan nasib kita, Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bahwa:
berarti kita bukan lagi orang yang sabar. Apalagi hingga mengadukan nasib kita
kepada sesama manusia dengan mengeluhkan keberadaan dan keadaan yang kita ‫ أ َ ْم ٌر‬:‫سائِ ِر ا َ ْح َوا ِل ِه ِم ْن ثَ ََلث َ ِة أ َ ْشيَاء‬
َ ‫َلَبُده ِل ُك ِل ُمؤْ ِم ٍن فِى‬
alami.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


‫ضى ِب ِه‬ ٌ ‫يَ ْمتَثِلُهُ َونَ ْه‬
َ ‫ي يَ ْجتَنِبُهُ َوقَ ْد ٌر يَ ْر‬
Ketiga, barang siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena Setiap muslim harus berada dalam tiga keadaan yaitu, melaksanakan perintah
kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya. Poin ketiga dan terkahir Allah, menjauhi larangan Allah dan rela akan qadha dan qadar (ketetapan) Allah.
ini dapat dimaknai sebagai larangan Rasulullah saw akan adanya perasaan thama’
dan pengharapan yang tinggi kepada sesama. Karena pengharapan itu hanya boleh ‫ت‬ِ َ ‫آن اْلعَ ِظ ْي ِم َونَفَعَنِي َوإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِم َن اْآليا‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِ ْي اْلقُ ْر‬
َ َ‫ب‬
َّ ‫َوالذكْر ِا ْل َح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ َل ِم ِني َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َوتَهُ إنَّهُ ُه َو ال‬
‫س ِم ْي ُع اْل َع ِل ْي ُم‬
disandarkan kepada Allah swt saja.

Sedangan pada sisi lain juga menunjukkan larangan pengagungan sesama manusia,
apalagi pengagungan itu dilatar belakangi kepemilikan harta, sungguh hal itu pasti
akan berimbas pada penghinaan ilmu dan kemaslahatan. Bukankah ini telah menjadi Khutbah II
fenomena di sekitar kita saat ini? Di mana orang-orang yang memiliki harta dapat
menguasai berbagai jejaring bahkan dapat menentukan arah ilmu pengetahuan.
‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ‬ ‫شك ُْر لَهُ ع َ‬
‫َلى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وا َ ْ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫َلى ا ِْح َ‬ ‫لم َح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َط َن ع َْن بَلَ ِدنَا‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِ‬
‫لم َح َن َو ُ‬‫الزالَ ِز َل َواْ ِ‬
‫َو َّ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫س ِي َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوا َ ْ‬
‫ش َه ُد ا َ َّن َ‬ ‫س ِل ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬
‫ب اْلعَالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلد ِ‬
‫َان اْل ُم ْ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِ‬
‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬
‫ص َحابِ ِه‬ ‫علَى َ‬
‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ِلى ِر ْ‬
‫ض َوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫الدَّا ِعى ا َ‬ ‫اب النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬
‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫س ِل ْم ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما ِكث ْي ًرا‬ ‫َو َ‬ ‫اوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَك ُْونَ َّن ِم َن اْل َخا ِ‬
‫س ِر ْي َن‪ِ .‬ع َبا َدهللاِ ! ا َِّن هللاَ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫سنَ َ‬
‫شآء َواْل ُم ْنك َِر‬
‫بى َويَ ْن َهى ع َِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫تآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإ ْي ِ‬ ‫يَأ ْ ُم ُرنَا ِباْلعَ ْد ِل َواْ ِال ْح َ‬
‫س ِ‬
‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللا‬ ‫َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬
‫َلى‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن َوا ْذك ُُروهللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫شك ُُر ْوهُ ع َ‬ ‫َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬
‫س ِه َوقَا َل تَعاَلَى ا َِّن هللاَ َو َمآل‬ ‫ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر َبدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِ‬
‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْد ِ‬
‫ر (‪) ulil H‬‬ ‫نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذك ُْر هللاِ ا َ ْكبَ ْ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْ‬
‫س ِل ْي ًما‪.‬‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫َلى النَّبِى يآ اَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْو َن ع َ‬
‫ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِيدِنا َ ُم َح َّم ٍد‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ْم َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ص ِل َ‬
‫الل ُه َّم َ‬
‫اء‬‫ض الل ُه َّم ع َِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬
‫س ِلكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬ ‫َو َ‬
‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِع ْي َن‬
‫ع ِلى َوع َْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫رو ُ‬ ‫ش ِد ْي َن ا َ ِبى َبك ٍْر َو ُ‬
‫ع َم َ‬ ‫الرا ِ‬
‫َّ‬
‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِكَ يَا‬
‫ض َ‬
‫ار َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ِ‬
‫الد ْي ِن َو ْ‬ ‫س ٍ‬‫َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِع ْي َن لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬
‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل ِم ْي َن َواْل ُم ْ‬
‫س ِل َما ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َواْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫س ِل ِم ْي َن َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َواْل ُمش ِْر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬
‫ص ْر‬ ‫سالَ َم َواْل ُم ْ‬ ‫ت الل ُه َّم ا َ ِع َّز اْ ِال ْ‬ ‫َواْالَ ْم َوا ِ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْ‬
‫س ِل ِم ْي َن َو د َِم ْر‬ ‫الد ْي َن َو ْ‬
‫ص َر ِ‬‫ص ْر َم ْن نَ َ‬‫ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َ‬
‫لوبَا َء‬ ‫الد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫الد ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ِ‬
‫ا َ ْعدَا َء ِ‬

You might also like