You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENERIMAAN IBU TERHADAP IMUNISASI MEASLES RUBELLA
PADA ANAK SD DI DESA GUMPANG, KECAMATAN KARTASURA,
KABUPATEN SUKOHARJO

Gayuh Mustika Prabandari, Syamsulhuda Budi Musthofa, Aditya


Kusumawati
Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku,Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : gayuhprabandari@gmail.com

ABSTRACT
Measles-Rubella immunization campaign is a government strategy to achieve
elimination of measles and rubella by 2020. This imunization is targeting all
Indonesian children between the ages of nine months and 15 years and will aim
to reach 95% immunisation coverage. The fact is that not all parents receive this
immunization program. Gumpang village is one of the villages with high
immunization rejection.
Thisstudy isaimed toanalyzethe factorsassociatedwith mother’s acception of
measles-rubella imunization at Gumpang, Sukoharjo.
This research is a quantitative study with descriptive-analytics method. This
research uses simple random sampling techniques and the data are collected
using questionnaire with interview method. Data analysis procedure of this
research uses univariate and bivariate with chi-square test.
The result shows that 27,7% respondents did not receive measles-rubella
immunization. The result of chi-square test shows that knowledge abaout
measles-rubella imunization (p= 0,006), perceived severity (p= 0,012), perceived
benefit (p= 0,004) and perceived barriers (0,000) are significantly associated with
the acceptance of measles-rubella imunization. While age variable (p=1,288), job
status (p= 0,702), education level (p= 0,533), perceived susceptibility (p=
0,145), family support (p= 0,464) and environmental support (p= 0,408) are not
significantly associated with the acceptance of measles-rubella imunization.
Suggestion from this research is the need to give more education about the
importance of measles-rubella imunization from related parties to the parents,
especially for mother, to improve their awareness to join measles and rubella
imunization.

Keywords : measles rubella imunization, mother, perception.

PENDAHULUAN berbahayanya dengan campak,


rubella yang menginfeksi sebelum
Campak menjadi perhatian konsepsi dan selama periode awal
serius pada tahun 2000, dimana kehamilan berpotensi menjadi
dilaporkan bahwa komplikasi penyebab terjadinya obortus,
penyakit campak menyebabkan kematian janin, atau CRS
kematian kepada lebih dari 562.000 (Congenital Rubella Syndrome)
anak di seluruh dunia.Sama pada bayi.

573
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Di Indonesia, dari sekitar menyatakan menolak mendapatkan


11.000 kasus suspek measles yang MR. Penolakan sebagian besar dari
dilaporkan dan diuji di laboratorium, orang tua siswa sekolah dasar. Dari
12-39% diantaranya positif campak 549 sekolah dasar di Kabupaten
dan 16-43% diantaranya positif Sukoharjo, tercatat 64 orang tua wali
rubella. Hasil laporan yang didapat siswa salah satu sekolah dasar di
dari periode tahun 2010 sampai Desa Gumpang Kecamatan
tahun 2015 terdapat sekitar 23.164 Kartasura menolak imunisasi MR.
kasus campak dan 30.463 kasus Jumlah ini merupakan yang tertinggi
rubella. Hasil data yang diperoleh di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini
menunjukkan fenomena gunung es sangat disayangkan mengingat
karena diduga hasil yang ada kasus rubella di Sukoharjo cukup
dilapang jauh lebih tinggi. tinggi selama kurun waktu bulan
Global Vaccine Action Plan Januari sampai Juli 2017 jumlah
(GVAP) menargetkan eliminasi kasus rubella di Sukoharjo mencapai
campak pada tahun 2020 dengan 60 kasus.8
cara meningkatkan kekebalan Ibu sebagai orang tua
masyarakat melalui pemberian memiliki peran yang penting dalam
vaksin campak dan rubella dengan pencapaian imunisasi anak. Menurut
cakupan yang tinggi. WHO teori Health Belief Model, persepsi
menganjurkan semua negara harus yang dimiliki seseorang dapat
menerapkan program pemberian mempengaruhi perilaku
vaksin rubella termasuk negara yang kesehatannya. Begitu juga dengan
sudah memasukkan campak ke persepsi ibu terhadap imunisasi
dalam imunisasi dasar rutin untuk dapat berbeda-beda pada setiap
manambahkan vaksin rubella ke individunya dipengaruhi juga oleh
dalam imunisasi dasar. perbedaan geografis. Hal ini
Dalam upaya mencapai kemudian melatarbelakangi rumusan
target eliminasi measles dan rubella masalah apa saja faktor yang
pada tahun 2020, pemerintah berhubungan dengan penerimaan
Indonesia mengadakan kampanye ibu terhadap imunisasiMeasles
imunisasi measles rubella/MR Rubella di Desa Gumpang,
sebagai imunisasi tambahan Kecamatan Kartasura, Kabupaten
sebelum dimasukkan ke dalam Sukoharjo.
imunisasi rutin. Kampanye imunisasi
Measles Rubella dilaksanakan METODE PENELITIAN
serentak di sekolah dan pos Penelitian ini merupakan penelitian
pelayanan kesehatan dan ditujukan kuantitatif dengan pendekatan
bagi anak usia 9 bulan sampai <15 desain studi cross sectional.
tahun dengan cakupan imunisasi Penelitian ini dilakukan pada bulan
95%. Oktober hingga November 2017 di
Dalam pelaksanaan desa Gumpang, Kartasura,
kampanye imunisasi MR, masih Sukoharjo. Populasi pada penelitian
ditemukan kasus penolakan dari ini adalah orang tua wali (Ibu) siswa
orang tua wali terhadap pemberian SD di desa Gumpangdengan
imunisasi MR. Salah satu daerah sampelpenelitiansejumlah90 orang.
dengan kasus penolakan yang tinggi Teknik pengambilan sampel yang
adalah Sukoharjo. Selama periode dilakukan adalah teknik systematic
bulan Agustus tercatat sekitar 449 random sampling. Data yang
wali siswa dari di Sukoharjo diperoleh selanjutnya dianalisis

574
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

secra univariat dan bivariat (66,7%) memiliki dukungan keluarga


menggunakan uji chi-square. yang kurang baik (52,2%), dan
dukungan lingkungan yang baik
HASIL PENELITIAN (51,1%).
Sebesar66 responden Tabel 3 menunjukkan hasil uji
(73,3%) menerima imunisasi MR. chi squarevariabel bebas terhadap
Dari responden yangmenerima penerimaan imunisasi MR, didapati
imunisasi MR, alasan yang dominan variabel yang berhubungan adalah
melatarblakangi penerimaan variabel pengetahuan (p=0,006),
responden adalah untuk persepsi keparahan (p=0,012),
pencegahan dari virus measles persepsi manfaat (p=0,004), dan
rubella dan karena imunisasi hambatan (p=0,000).
merupakan kewajiban dari sekolah.
Sedangkan 24 responden (26,7%) PEMBAHASAN
tidak menerima imunisasi MR. Imunisasi MR merupakan
Alasan terbanyak responden tika program yang baru dicanangkan
menerima imunisasi MR adalah untuk dapat menekan kejadian
karena responden merasa anaknya akibat penyakit campak dan rubella.
sudah memiliki kekebalan tubuh Pemberian imunisasi MR merupakan
yang baik sehingga imunisasi yang pertama kali dilakukan dan
dianggap tidak perlu untuk masih menimbulkan perdebatan di
dilakukan. dalam masyarakat. Masih terdapat
Tabel 1 menunjukan bahwa orang tua yang menolak pemberian
responden sebagian besar berada imunisasi MR dikarenakan
dalam kelompok umur dewasa awal kesadaran orang tua terhadap
(≤ 35 tahun) yaitu (61,1%), pentingnya imunisasi bagi anak
mayoritas responden berpendidikan masih rendah, isu yang beredar
dasar-menengah (78,9%), lebih dari bahwa imunisasi MR mengandung
setengah responden memiliki status vaksin yang berbahaya, dan status
bekerja (53,3%). kehalalan vaksin. Meskipun
Berdasarkan Tabel 2, kampanye imunisasi merupakan
diketahui bahwa mayoritas program wajib dilaksanakan di
responden memiliki pengetahuan sekolah dan pos pelayanan
yang kurang baik (51,1%), memiliki kesehatan, masih terdapat sekolah
persepsi kerentanan yang kurang yang belum mewajibkan program
baik (70%), memiliki persepsi kampanye ini.
keparahan yang baik (52,2%),
manfaat yang dirasakan baik (50%),
memiliki hambatan yang kecil
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
1. Kelompok Umur :
Dewasa awal 55 61,1
Dewasa ahir 35 38,9
2. Pendidikan
Dasmen 71 78,9
Tinggi 19 21,1
3 Status Pekerjaan
Tidak Bekerta 42 46,7
Bekerja 48 53,3

575
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2. Hasil Analisis Univariat


No Variabel Frekuensi Persentase
1. Pengetahuan
Kurang baik 46 51,1
Baik 44 48,9
2. Persepsi Kerentanan
Kurang baik 63 70,0
Baik 27 30,0
3. Persepsi Keparahan
Kurang baik 44 47,8
Baik 46 52,2
4. Persepsi Manfaat
Kurang baik 45 50,0
baik 45 50,0
5. Persepsi Hambatan
Besar 30 33,3
Kecil 60 66,7
6. Dukungan Keluarga
Kurang Baik 47 52,2
Baik 43 47,8
7. Dukungan Lingkungan
Kurang Baik 44 48,9
Baik 46 51,1
Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat
Variabel Penerimaan Imunisasi MR p value R
Menerima Tidak
Menerima
f % f %
Umur Responden
Dewasa Awal 17 30,9 38 69,1 0,254
Dewasa Akhir 7 20,0 28 80,0
Tingkat Pendidikan
Dasmen 20 28,2 51 71,8 0,533
Tinggi 4 21,1 15 78,9
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 12 28,6 30 71,4 0,702
Bekerja 12 25,0 36 75,0
Persepsi Kerentanan
Kurang Baik 14 22,2 49 77,8 0,145
Baik 10 37,0 17 63,0
Persepsi Keparahan
Kurang Baik 17 38,6 27 61,4 0,012
Baik 7 15,2 39 84,8
Persepsi Manfaat
Kurang baik 18 40,0 27 60,0 0,004
baik 6 13,3 39 86,7
Persepsi Hambatan
Besar 16 53,3 14 47,6 0,000
Kecil 8 13,3 52 86,7
Dukungan Keluarga

576
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Variabel Penerimaan Imunisasi MR p value R


Menerima Tidak
Menerima
f % f %
Kurang Baik 11 23,4 36 76,6 0,464
Baik 13 30,2 30 69,8
Dukungan Lingkungan
Kurang Baik 10 22,7 34 77,3 0,408
Baik 14 30,4 32 69,6
A. Karakteristik Responden penelitian Triana (2016) yang
Berdasarkan hasil uji chi menunjukkan bahwa tidak ada
square, didapat bahwa ibu yang hubungan yang bermakna antara
tidak menerima imunisasi MR tingkat pengetahuan ibu dengan
lebih banyak pada kelompok status kelengkapan imunisasi
umur dewasa awal (≤35 tahun) dasar pada bayi. Seseorang
yaitu sebesar 30,9% dengan nilai yang memiliki pengetahuan
p= 0,254 > 0,05 sehingga tinggi akan mempermudah
menarik kesimpulan bahwa tdak seseorang untuk memahami
terdapt hubugan yang signifikan sesutu dengan lebih baik akan
antara penerimaan imuniasi MR tetapi pada penelitian ini, faktor
dengan umur ibu. Hal ini selaras pendidikan tidak berpengaruh
dengan penelitianPrayogo tahun karena tingkat pendidikan tidak
2009dimana tidak didapati mempengaruhi pemahaman ibu
hubungan yang bermakna antara terhadap imunisasi MR.
usia ibu dengan status Hasil uji bivariat pada
kelengkapan imunisasi dasar variabel status pekerjaan,
pada anak. Penolakan yang menunjukkan bahwa responden
tinggi disebabkan mayoritas ibu yang tidak menerima imunisasi
kategori usia dewasa awal MR lebih banyak pada
merupakan keluarga baru yang responden dengan status tidak
sebagian besar sudah tinggal bekerja (28,6%) dengan p-value
memisah dengan orang tuanya, 0,702>0.05 sehingga menarik
dan pada masa usia kesimpulan bahwa tidak terdapat
tersebutsering terjadi hubungan antara penerimaan
ketidaksiapan secara psikologis imunisasi MR dengan status
dalam pengambilan keputusan pekerjaan responden.
terkait kehidupan keluarga Meskipun ibu yang tidak
termasuk keputusan untuk bekerja memiliki waktu yang
melakukan imunisasi. banyak untuk merawat anak,
Berdasarkan hasil uji chi tetapi tingkat penerimaan
square menunjukkan bahwa imunisasi MR masih rendah. Hal
bahwa responden yang tidak ini dika renakan faktor lain yaitu
menerima imunisasi MRlebih keragu-raguan ibu terhadap
banyakpadaresponden dengan kehalalan vaksin, larangan dari
tingkat pendidikan dasar- suami untuk melakukan
menengah (28,2%)dengan nilai imunisasi MR, dan didukung
p= 0,340>0.05 sehinga tdak ada dengan lingkungan yang
hubugan penerimaan imunisasi sebagian tidak menerima dengan
MR dengan tingkat pendidikan. program imunisasi MR.Hal ini
Hasil ini sejalan dengan tidak selaras dengan penelitian

577
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Istriyati tahun 2011 yang C. Persepsi Kerentanan


menyatakan bahwa terdapat Berdasarkanhasil uji chi
hubungan antara status squaredidapatkan
pekerjaan orang tua dengan respondenyangtidak menerima
kelengkapan imunisasi pada imunisasi MR banyakditemukan
bayi. pada responden dengan
B. Pengetahuan Tentang persepsi kerentanan yang
Imunisasi MR baik(37%)dan nilaip-
Berdasarkanhasil uji chi value0,145>0,05 artinya tidak
squaredidapatkan terdapat hubungan
respondenyangtidak menerima antarapersepsi
imunisasi MR banyakditemukan kerentanandengan pemanfaatan
pada responden dengan penerimaan imunisasi MR.
pengetahuan kurang Dalam teori Health Belief
baik(39,1%)dan nilai Model, persepsi kerentanan
p=0,006<0,05 sehingga menarik termasuk dalam variabel
kesimpulan bahwa terdapat persepsi yang paling besar
hubungan memberikan pengaruh individu
antarapengetahuandengan untuk melakukan perilaku sehat.
pemanfaatan penerimaan Akan tetapi hasil penelitian ini
imunisasi MR. menunjukkan hal yang berbeda.
Penolakan imunisasi MR Hal ini disebabkan responden
disebabkan oleh pengetahuan yangsebenarnya tidak merasa
ibu yang kurang baik terhadap rentan terhadap penyakit
imunisasi MR, dan penyakit campak dan rubella tetap
rubella. Hal ini dikarenakan melakukan imunisasi MR
program imunisasi MR yang dikarenakan pihak sekolah
masih baru dan penyakit rubella mewajibkan anak
yang belum familiar bagi ibu. untukmendapatkan imunisasi
Munculnya pemberitaan yang MR.
negatif mengenai imunisasi MR Penelitian ini selaras dengan
juga sangat berpengaruh penelitian Enggarwati, 2015
terhadap persepsi ibu mengenai yang menyatakan bahwa
imunisasi MR. persepsi kerentanan terhadap
Hasil dari uji statistik ini IMS dan HIV/AIDS kurang
selaras dengan penelitian Dewi, memberikan dorongan pada
2015 yang menyatakan bahwa pekerja seks untuk melakukan
ibu yang memiliki pengetahuan tindakan pencegahan
tentang imunisasi dasar yang dikarenakan keberadaan faktor
baik memiliki status kelengkapan lain yaitu pengetahuan dan
imunisasi yang baik pula. Bayi pengalaman.
dengan ibu yang memiliki D. Persepsi Keparahan
pengetahuan baik tentang Berdasarkanhasil uji chi
imunisasi, 2,6 kali lebih squaredidapatkan
berpotensi bertatus imunisasi respondenyangtidak menerima
dasar yang lengkap imunisasi MR banyakditemukan
dibandingkan bayi dengan ibu pada responden dengan
yang memiliki pengetahuan persepsi keparahan yang kurang
kurang baik tentang imunisasi. baik(38,8%)dan nilaip-
value0,012<0,05 artinya

578
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

terdapat hubungan lebih baik digunakan daripada


antarapersepsi menggunakan vaksin yang
keparahandengan pemanfaatan mengandung virus itu sendiri.
penerimaan imunisasi MR. Hasil dari penelitian ini
Menurut Health Belief selaras dengan penelitian Dewi,
Model, keparahan yang 2017 yang menjelaskan bahwa
dirasakan dari suatu penyakit persepsi manfaat yang
menentukan dilakukan atau dirasaskan ibu secara signifikan
tidaknya tindakan preventif berhubungan dengan status
terhadap penyakit yang imunisasi anak.
bersangkutan. Rasa takut F. Persepsi Hambatan
terhadap keparahan yang akan Berdasarkanhasil uji chi
ditimbulkan suatu penyakit squaredidapatkan
melatarbelakangi seseorang respondenyangtidak menerima
untuk melakukan tindakan imunisasi MR banyakditemukan
pencegahan. pada responden dengan
Hasil dari penelitian ini persepsi hambatan yang
selaras dengan penelitian besar(53,3%)dan nilaip-
Nugrahani, 2014 yang value0,000<0,05 artinya
menyatakan bahwa persepsi terdapat hubungan
keparahan secara signifikan antarapersepsi
dapat mempengaruhi hambatandengan pemanfaatan
penggunaan vaksin HPV. penerimaan imunisasi MR.
E. Persepsi Manfaat Meskipun persepsi
Berdasarkanhasil uji chi hambatan untuk menerma
squaredidapatkan imunisasi MR di desa Gumpang
respondenyangtidak menerima tergolong rendah, yang artinya
imunisasi MR banyakditemukan banyak ibu yang tidak merasa
pada responden dengan terhambat untuk menerima
persepsi manfaat kurang baik imunisasi MR. Namun, tetap
yang kurang baik(40%)dan nilai saja tidak sedikit ibu yang
p=0,004<0,05 sehingga menolak imunisasi MR
menarik kesimpulan bahwa dikarenakan merasa imunisasi
terdapat hubungan justru memberikan dampak
antarapersepsi manfaatdengan yang buruk bagi anak seperti
pemanfaatan penerimaan efek samping yang berbahaya,
imunisasi MR. memasukkan virus pada anak,
Individu cenderung untuk dan tidak dianjurkan oleh agama
melakukan perilaku sehat yang dianutnya.
apabila dia meyakini bahwa Hasil dari penelitian ini
perilaku tersebut bermanfaat selaras dengan penelitian Dewi,
untuk menanggulangi suatu 2017 yang menjelaskan
penyakit. Ibu yang menolak bahwapersepsi hambatan yang
imunisasi MR merasa bahwa dirasakan responden
imunisasi tidak bermanfaat bagi berhubungan secara signifikan
kesehatan anaknya karena terhadap perilaku responden
anaknya sudah memiliki dalam membawa balita ke
kekebalan tubuh untuk melawan posyandu.
penyakit. Pencegahan
menggunakan suplemen herbal

579
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

G. Dukungan Keluarga dengan penerimaan imunisasi


Berdasarkanhasil uji chi MR.
squaredidapatkan 2. Ada hubungan antara
respondenyangtidak menerima pengetahuan, persepsi
imunisasi MR banyakditemukan keparahan, persepsi manfaat,
pada responden dengan dan persepsi hambatan dengan
pdukungan keluarga yang penerimaan imunisasi MR.
kurang baik(52,2%)dan nilaip-
value0,464>0,05 artinya tidak SARAN
terdapat hubungan 1. Bagi Dinas Kesehatan
antaradukungan Menciptakan koordinasi yang
keluargadengan pemanfaatan lebih baik dengan kader, tokoh
penerimaan imunisasi MR. agama, dan Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini selaras mengenai sosialisasi dan
dengan penelitian Ilham, 2017 penyuluhan tentang imunisasi
yang menyatakan bahwa ibu MR khususnya pada daerah
yang memiliki dukungan yang memiliki tingkat penolakan
keluarga yang kurang baik tinggi terhadap imunisasi MR.
cenderung untuk patuh dalam 2. Bagi Sekolah Dasar
memberikan imunisasi dasar Mewajibkan seluruh siswa untuk
lengkap. mendapatkan imunisasi MR
H. Dukungan Lingkungan sehingga kedepannya tidak ada
Berdasarkanhasil uji chi lagi siswa yang tidak
squaredidapatkan mendapatkan imunisasi MR.
respondenyangtidak menerima 3. Bagi Kader Kesehatan
imunisasi MR banyakditemukan Meningkatkan partisipasi dalam
pada responden dengan memberikan sosialisasi dan
pdukungan lingkungan yang penyuluhan tentang imunisasi
]baik (30,4%)dan nilaip- MR. Sehingga sosialisasi dapat
value0,408>0,05 artinya tidak disampaikan secara lebih merata
terdapat hubungan kepada seluruh ibu di Desa
antaradukungan Gumpang.
keluargadengan pemanfaatan
penerimaan imunisasi MR. Daftar Pustaka
Penelitian ini sejalan dengan 1. Kementrian Kesehatan RI.
penelitian tentang pemberian Petunjuk Teknis Kampanye
imunisasi Hepatitis B dimana Imunisasi Measles Rubella
dukungan lingkungan tidak (MR). 2017.
memiliki hubungan yang 2. WHO. Measles and Rubella.
signifikan dengan pemberian 2017.10.001
imunisasi hepatitis B pada bayi
0-7 hari. 4. 34. Maulana HDJ. Promosi
Kesehatan. (Yudha EK, ed.).
KESIMPULAN Jakarta: Penerbit Buku
1. Tidak ada hubungan antara Kedokteran EGC; 2007.
karakteristik responden,
pengetahuan, persepsi 5. Notoatmodjo. Metodologi
kerentanan, dukungan keluarga, Penelitian Kesehatan. Jakarta:
dan dukungan lingkungan Rineka Cipta; 2015.

580
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Eliana F. Penatalaksanaan DM doi:10.24893/jkma.10.2.123-


sesuai Konsesnsus Perkeni 135.2016.
2015. Jakarta; 2015.
7. Dewi S. Hubungan 14. Istriyati E. Faktor-Faktor yang
Pengetahuan Ibu Tentang Berhubungan dengan
Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Kumpulrejo
Bayi Di Wilayah Kerja Kecamatan Argomulyo Kota
Puskesmas Bendo Kabupaten Salatiga. 2011:47-67.
Magetan. 2015..
8. Nur J. Related Factors of Child 15. Firdausa A. Hubungan Tingkat
Measles Immunization Status In Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu
Mangarabombang Health Dengan Pencegahan Ispa Pada
Center Area Takalar District. Balita Di Wilayah Kerja
2013:1-10. Puskesmas Gang Sehat
Pontianak. Univ Tanjungpura.
9. Nugrahani RR, Budihastuti UR, 2013.
Pamungakasari EP. Health
Belief Model on the Factors 16. Ary D, Arsyad DS, Rismayanti.
Associated with the Use of HPV Pemanfaatan Imunisasi (
Vaccine for the Prevention of Pendekatan Health Belief Model
Cervical Cancer among Women ). 2014.
in Kediri , East Java. 2014;2:71-
82. 17. Enggarwati. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku
10. Dewi R, Saleh I, Ridha A. Pencegahan Penularan HIV /
Related factors with mother AIDS pada Waria Pekerja Seks
behavior immunizing children in Di Kabupaten Kudus Tahun
the river village regency of kubu 2015. 2015:40-51.
raya (the health belief model
approach). 2017. 18. Riekert KA. Handbook of Health
Behavior Change. 4th ed. New
12. Mahmud D. Psikologi York: Springer Publishing
Pendidikan. Dep Pendidik dan Company; 2014.
Budaya. 1990. 2011;7(1):51–8.
13. Triana V. Faktor Yang 19. Ilham. Hubungan Dukungan
Berhubungan Dengan Keluarga Dengan Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Dasar Ibu Melakukan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Tahun Lengkap Pada Bayi di Wilayah
2015. JKMA (Jurnal Kesehat Kerja Puskesmas Pemangkat
Masy Andalas) (Andalas J Kabupaten Sembas. Pendidik
Public Heal. 2016;10(2):123- Ners Fak Kedokt Univ
135. Tanjungpura Pontianak. 2017.

581

You might also like