You are on page 1of 22

Makna Cangget di tempat wanita:

■ Cangget Cekeghem dilaksanakan utk merayakan/memberitahukan adanya ikatan pertunangan


calon mempelai pria dan calon mempelai wanita.
■ Cangget Pineng adl cangget yg merayakan/memberitahukan sudah dilakukannya
pelamaran/peminangan/permintaan calon mempelai wanita untuk mjd "istri ratu/tualo anau"
calon mempelai pria.
■ Cangget Pilangan adl suatu acara malam bersuka ria hingga matahari terbit yg diselenggarakan
oleh keluarga pihak calon menpelai wanita dibantu oleh para pelaku adat--mulei-menganai,
pegawo mudo, pegawo bumi, pegawo tuho--yg
dilaksanakan di balai adat dan dihadiri oleh masyarakat tradisional di pedalaman utara daerah
Lampung yg beradat Pepadun dlm rangka calon mempelai wanita akan dilepas di Lunjuk Balak
(dlm acara Ngebekas) krn akan menikah.

Beberapa makna Cangget di tempat pria:


■ Cangget Pekughuk Pilangan Mulei adl cangget khusus yg dilaksanakan utk menerima seorang
gadis mjd warga adat kampung dan marga pihak bujang.
■ Cangget Penganggik--Cangget Seghak Asah dan Cangget Bekatan--dilaksanakan utk
menyatakan bhw anak-anaknya yg perempuan dan laki-laki akan mjd Mulei - Menganai Bumi,
artinya telah menjadi orang Lampung Pepadun.
■ Cangget Kughuk/Cangget Ngekughuk dilaksanakan utk menyatakan bhw Mulei - Menganai
Bumi akan mjd Pegawo Mudo / Pegawo Adat dengan gelar Ratu, Rajo, Batin, Radin, dan Dalem.
■ Cangget Turun Mandei dilaksanakan utk menyatakan bhw Pegawo Adat akan mjd Pegawo
Bumi/Pegawo Ratu/Pegawo Batin dgn gelar Pengiran.
■ Cangget Mepadun dilaksanakan utk menyatakan bhw Pegawo Bumi akan mjd Pegawo Tuho
dengan gelar Suttan.

Cangget yg dilaksanakan pihak wanita:


[1] Cangget Cekeghem
[2] Cangget Pineng
[3] Cangget Pilangan

Cangget yg dilaksanakan pihak pria:


[1] Cangget Pekughuk Pilangan Mulei
[2] Cangget Penganggik
[3] Cangget Kughuk
[4] Cangget Turun Mandei
[5] Cangget Mepadun
Tarian dalam Acara Cangget di pihak pria (belum termasuk Cangget Pekughuk Pilangan Mulei):
[1] Tari Pengepus Imbun
[2] Tari Pengelaku Menganai
[3] Tari Menganai Makai
[4] Tari Kebuayan
[5] Tari Selek Sekelang
[6] Tari Peghadu Kemenganaian
[7] Tari Penganggik
[8] Tari Pengelaku Pegawo
[9] Tari Pegawo Mudo
[10] Tari Turun Mandei
[11] Tari Pegawo Tuho
[12] Tari Serai Serumpun
[13] Tari Igel Mepadun
[14] Tari Miyah Damar

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY NYERUPA: 1) Komering Seputih, 2) Komering
Agung,3) Fajar Bulan.

Nama kampung adat (aneg) Lampung ASM, BUAY NUNYAI:


1) Panegan Ratu,
2) Gedung Nyapah,
3) Pungguk Lamo,
4) Banjar Agung,
5) Kuto Bumi Ilir,
6) Bumi Agung Mergo,
7) Kuto Bumi Udik,
8) Kuto Bumi Tengah,
9) Cahayo Negeri,
10) Bumi Nabung Way Abung,
11) Bumi Nabung Way Seputih,
12) Bumi Nabung Cappang Pasik,
13) Suro Kerto,
14) Mulang Mayo,
15) Bandar Abung,
16) Kuto Alam,
17) Belambangan.
>>>Sekitar tahun 1800-an, keturunan Kiagus Kuncung dari Palembang masuk adat Lampung.
Beberapa tahun kemudian mendirikan kampung adat (ngebatten aneg) yg diberi nama Labuhan
Dalem dan selanjutnya sekitar th 1980-an didirikan lagi aneg yg diberi nama Negeri Kegelungan.

njak urutan anek ikam agak heran. Ijo urutan menurut NUTULEN ST.AGUNG KODRAD THN
1913 ANJAK ANEK MULANG-MAYO. Berdasar ke silsilah keturunan terdun mulan masing2.:
1)SUROKERTO (Berdasar kan keturunan tuho,tapei anek m.mayo sai tuho,sebab sai tuho
sai luah)
2)MULANG-MAYO
3)BLAMBANGAN(Berdasarke keturunan,lamen anek sai tuho kt.alam sebab sai tuho sai luah)
3)KUTO ALAM
4)KT.BUMEI 3GANDUNG
5)BUMI AGUNG MERGO
6)PENAGAN RATEW(BUAI MINAK BRAJO MUSUH)
7)PUNGGUK LAMO(BUAI MINAK PULUN)
8)GEDUNG NYAPAH(BUAI MINAK MESINA)
9)BUMI NABUNG
10)CAHYO NEGREI
11)LABUHAN DALEM-NEGRI PEGELUNGAN
12)BANDAR ABUNG(PECAHAN SUROKERTO SAI DI BATTEN ST.RATU MIGO)
Pnano bgaweh sino daftar urutan anek berdasarkan dokumen tahun 1913.sikam mak dapek
mastei ke kebenaran no. Tapei sai pastei daftar sino bersumber anjak dokumen ghebbei Milik
appew sikam ST.AGUNG KODRAD.

Sy senang ada yg peduli dg kebudayaan Lpg. Soal urutan kampung.


Nunyai glr. Minak Teriodiso punya istri bernama Minak Majew Lemaweng dan Minak Munggah
Dabung. Istri 1 tdk py keturunan. Istri ke 2 py anak (1)Mn. Penatih Tuho, (2) Mn. Rio Demung
Latco, (3) Mn. Kebahyang. Dlm adat Mn. Penatih Tuho menegakkan Mn. Majew Lemaweng.

■Keturunan Minak Penatih Tuho ini yg menurunkan Aneg Penagan Ratu, Gedung Nyapah,
Pungguk Lama, Banjar Agung, Bumi Nabung WA, Bumi Nabung WS, Bumi Nabung CP, Kuto
Bumi Ilir, Bumi Agung Mergo, Kuto Bumi Udik, Kuto Bumi Tengah, Cahayo Negeri.
■Keturunan Minak Rio Demung Latco menurunkan Aneg Mulang Mayo, Surokerto, Bandar
Abung (1974).
■Keturunan Minak Kebahyang menurunkan Aneg Kuto Alam, Belambangan.

Tambahan informasi.
Data th 1951, Aneg Surokerto ada 9 Penyimbang Suku, yi Suku Guntur, Suku Ruang Tengah,
Suku Lem Dalem (Gabo), Suku Lem Dalem Libo (setih: s), Suku Minakku (s), Suku Riomassi
(s), Suku Bujung Darak (s), Suku Bujung Way (s), Suku Bilik Talang (s).

Catatan sy, Aneg Mulang Mayo ada 5 Penyimbang Suku. Suku Berangai, Suku Bujung, Suku
Gedung, Suku Lem Dalem, Suku Merigai.

Masalah penguten. Ini terkait Aneg Seselangan. Pada awalnya satu. Kemudian di Mergo Buay
Nunyai ada 4 Sesat. Sesat Menango Aji, Sesat Suro Gumatti, Sesat AbungTinggi, Sesat
Munggah Dabung. Kalo sy tdk salah, krn sy malas buka catatan, Bandar Abung oleh Sidi A.
Bakri glr St. Rajo Mego ngebuat Sesat Pager Mas yg tdk menyatu dg Surokerto

Smg bermanfaat. Silakan koreksi kalau salah.

Cahaya Negeri itu, catatan sy 17 th yg lalu, ada 5 Penyimbang Suku. Suku Rajo Tuho, Suku
Balak, Suku Petako Ratu, Suku Pati Keratun, Suku Tuan Nir.

Sy punya catatan. Tgl 7 Maret 1937 berkumpul para perwatin Marga Buay Nunyai. Dari Mulang
Mayo: Kepalo Kappung no Dunggak Ratu. Ketua Adat no Penutup Rajo. Tokoh2 adatnya ada 30
orang. 1. Pengiran K. Marga, 2. Batin Penutup, 3. Pengiran Lurah, 4. Penutup Ratu, 5. M. Yusuf,
6. Pesirah Tuan Sembahen, 7. Permata Mega, 8. Kiay Temenggung, 9. H. Soleh, 10. Yusuf, 11.
Sutan Agung, 12. Pesirah, ...30. Pengiran Mulang Maya.

Smg bermanfaat.

Tahap Musyawarah Adat Lampung Pepadun:


[1] Kerapatan adat Perwatin Nuo&Suku
[2] Keraparan Adat Perwatin Aneg/Kampung (Suku-suku dalam sekampung)
[3] Kerapatan adat Perwatin Aneg Seselangan (kampung-kampung adat yg bersepaham)
[4] Kerapatan Adat Perwatin Migo/Marga (kampung-kampung adat semarga)
[5] Kerapatan Adat Perwatin Sumbai (Rumpun Marga), misalnya ASM, PUBIAN 3 SUKU,
BUAY 5 WK, MEGO 4 TB.

Sistem Adat Kebumian:


■ Silsilah Adat
■ Kepenyimbangan
■ Pengejengan
■ Dendan Penganggu dan Pemakai

Masyarakat adat Lampung yang sebelum Indonesia merdeka disebut BANGSA LAMPUNG dan
Pemerintahannya hanya mengakui ada 5 Keratuan di Lampung yg pada awalnya berada di
wilayah Gunung Pesagi yg disebut Sekalo Bghak (Laporan Asisten Residen Tulangbawang,
10 Januari 1915). Masing-masing keratuan di Gunung Pesagi mempunyai lingkungan
kekerabatan adat, wilayah, dan peran. Ada yg di atas/puncak (Lpg: putcak), ada yg di
pundak/tengkuk (Lpg: belalau), ada yg di punggung (Lpg: pugung) gunung. Ketika itu, wilayah
kekuasaan 5 keratuan Lampung meluas yg meliputi wilayah teritorial Lampung saat ini termasuk
beberapa wilayah yg kini masuk di wilayah administratif Sumsel dan Bengkulu. Penyebarannya
ada yg ke pedalaman dan ada yg ke pesisir menyusuri aliran sungai dengan sarana transportasi
utama saat itu.
5 keratuan tersebut adalah: [1] Keratuan Ratu di Puncak, [2] Keratuan Ratu di Pugung, [3]
Keratuan Ratu di Belalau (dlm laporan Asisten Residen Tulangbawang disebut Ratu Balau), [4]
Keratuan Ratu di Pemanggilan, kemudian sekitar abad ke-16 bertambah [5] Keratuan Ratu Darah
Putih - Minak Kejala Ratu. Minak Kejala Ratu bersaudarakan atau kakak-adik lain ibu dgn
Maulana Hasanudin Panembahan Surosowan- Sultan Banten I (1552--1570) bin Sunan Gunung
Jati - Sultan Cirebon I.

Panggilan nama adat, baik yg disebut dgn


■TUTUR (panggilan adik kpd kakak/ayuk),
■INAI (panggilan kpd menantu perempuan),
■AMAI (panggilan kpd menantu laki-laki),
■JULUG (panggilan kpd orang yg belum menikah),
■ADEG (panggilan kpd orang yg sudah menikah)",
harus dengan persetujuan Perwatin (dewan adat) yg diusulkan Batangan (keluarga yg beracara)
pada waktu "mempasah dau/rapat adat ttg biaya kegiatan adat" melalui Penyimbang (pimpinan
kekerabatan) yg bersangkutan.
>>>>> Utk panggilan "Tutur" bagi keluarga
[1] Penyimbang: Bumi Asal/Marga, Bumi Biasa, Ratu Asal, BOLEH memakai panggilan nama
adat RATU, GUSTI, KIAY, KANJENG, RAJO, MINAK, dll.
[2] Penyimbang Bumi Nyetih, DILARANG memakai RATU dan GUSTI, yg lain boleh.
[3] Penyimbang Ratu Nyetih, DILARANG memakai RATU, GUSTI, KIAY, yg lain boleh.
[4] Penyimbang: Batin dan Rayo, DILARANG memakai RATU, GUSTI, KIAY, KANJENG, yg
lain boleh.
[5] Lampung Jajar, DILARANG memakai RATU, GUSTI, KIAY, KANJENG, RAJO, MINAK.

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY SELAGAI: 1) Tanjung Ratu, 2) Negeri Agung, 3)
Negeri Katun, 4) Pekurun, 5) Gedung Nyapah Selagai, 6) Gedung Wani, 7) Gedung Gematti
Tanjung Karang, 8) Nyappir, 9)Gedung Komering, 10) Gedung Harta.

PANGAN TUHO SUMBAI/JURAI:


■WAY KANAN
Semenguk Baradatu..Barasakti no disan..Bahuga sangun tantu..Pemuka ramik sayan.
■BUNGO MAYANG
Kiwat haga sai nyuba..Seluruh batangarey..Kibuhung dapok tanya..Dipati pak muaghei.
>>>Gelar DIPATI dari SULTAN BANTEN:
[1] Buay Nunyai : Minak Peduko mendpt gelar DIPATI JERUMBANG
[2] Buay Bunga Mayang: ........ mendpt gelar DIPATI URABUMI
[3] Buay Tegamoan: Minak Kemalo Bumei mendpt gelar DIPATI PEJURIT
[4] Buay Way Kanan: ...................... mendpt gelar DIPATI MENGKURAT.
■BUKUK JADI
Kepitan ngandek andek..Juru tulis melayu..Mak ghayo ulah adeg..Basso sai nundo liyu.
■TEGAMOAN.
.........................................................

Sang Guru Satti melahirkan Sang Bebatak (Batak), Sang Bebugis (Bugis), dan Sang Begeduh
(Lampung). Keturunan Sang BEGEDUH ke-14 adalah Ratu di Puncak glr. Minak Rio
BEGEDUH. Minak Rio Begeduh bersaudarakan Ratu di Pugung glr. Mn.Rio PALLANG, Ratu
di Belalau glr. Mn.Rio BELENGUH, Ratu di Pemanggilan glr. Mn.Rio SENGAJI, dengan
sebutan PENYIMBANG PAK.

Syarat berdiri ANEG (kampung adat) yg cukup, minimal harus ada 3 suku asal yg masing-
masing suku ada pimpinannya dgn sebutan "Penyimbang Suku". Setiap Penyimbang Suku Asal--
bukan Penyimbang Suku Nyetih--mempunyai wilayah teritorial adat yg disebut hak ulayat. Hak
ulayat tsb pada umumnya dpt dilihat dari wilayah pertanian/perladangan/perkebunan komunitas
kepenyimbangan tsb.
■Syarat terbentuknya suku atau syarat menjadi Penyimbang Suku diantaranya harus mempunyai
adik waghei (saudara asal dan sejajar), jimo (rakyat), beduwo (pekerja), dendan pemakai/dendan
penganggu/dendan serano misalnya pepadun, nuwo, pusiban, kuayan, dll.
■Tandanya SUKU, tempo dulu, dapat dilihat dari adanya "pengejengan Mulei Makai di Sesat
ketika Cangget".
■Dari ketiga Penyimbang Suku tsb, yg tertua disebut Penyimbang Aneg. Begitu pula
Penyimbang Aneg tertua disebut Penyimbang Marga.
■ 9 Penyimbang Marga di ASM ketika Gawei Balak di Bujung Panegan--Panegan Ratu--sekitar
tahun 1600-an, bersepakat mempunyai kedudukan/ kekuasaan yg setara (migo siwo tanjar
semappu).
>>Bujung (bahasa Lampung) artinya dataran yg menjorok ke sungai. Panegan Ratu artinya
kumpulan Ratu.
>>Dg demikian Bujung Panegan Ratu bermakna tempat berkumpulnya para Ratu/Penyimbang.
>>Panggeh Menganai Panegan Ratu sama dg Panggeh Menganai Marga Buay Nunyai, hanya
berbeda pada bait keempat Serbo Cukup Tando No Liyu dg Serbo Cukup Jemeneng Ratu.
■Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar tahun 1900-an hingga saat ini, seseorang bergelar
Sutan tidak serta merta dia seorang Penyimbang yang serba cukup atau sempurna.
Pengejengannya/ posisinya tergantung strata yg dimilikinya.
>>Kondisi ini disesuaikan dg situasi sistem pemerintahan yg telah disepakati sejak kemerdekaan
yg telah meninggalkan sistem pemerintahan aristokrasi.
>>Kemudahan dlm pelaksanaan seseorang utk bisa Mepadun dan mjd Penyimbang saat ini
ditujukan semata mata agar banyak yg menjaga kebudayaan/adat istiadat supaya tidak punah.
Penyimbang dimaksud bukan lah strata Penyimbang Aneg, mengingat diperlukan tanah ulayat.
>>Seorang dgn kedudukannya sbg Penyimbang pada saat ini tdk mempunyai lagi keuntungan
ekonomi dan politik. Keuntungan yg diperoleh saat ini hanyalah keuntungan sosial-budaya dan
sedikit uang adat berupa uang sidang adat dan uang penurunan/uang denda karena pelaksanaan
adat yg tdk mengikuti adat yg baku.

Falsafah hidup masyarakat adat Lampung yg disusun & ditetapkan di Sekalo Bghak sebelum
berpencar dari Sekalo Bghak yg disebut AGEM-AGEM LIMO PASAL (Perjanjian 5 Pasal)
secara sosiologis-sistematis terdiri dari
[1] Piil - Pesenggiri (berjiwa besar - menghargai diri);
[2] Sakai - Sambayan (suka tolong menolong - gotong royong);
[3] Nemui - Nyimah (terbuka hati utk menerima tamu - suka memberi);
[4] Nengah - Nyappur (suka berkenalan - pandai bergaul); terakhir
[5] Julug - Adeg (bergelar/nama adat sebelum nikah - bergelar adat setelah nikah).
>>>Oleh karena itu, masyarakat adat Lampung dalam mengawali kehidupan kemasyarakatannya
dg menegakkan prinsip berjiwa besar dan menjaga harga dirinya. Setelah itu, berupaya utk saling
tolong menolong dengan sesama dan bergotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan yg baik.
Tahap berikutnya adalah terbuka hati dalam menerima kedatangan tamu dan memberi sesuatu yg
terbaik kepada tamunya. Selanjutnya, suka berkenalan dan menjaga silaturahim dengan siapa
pun. Setelah 4 nilai-nilai di atas diimplementasikan dengan baik dan benar, maka upaya utk
bejulug-beadeg dapat dikerjakan dengan mudah.

Abung Siwo Migo (ASM) terdiri dari unsur kata Abung yg berarti abang, Siwo berarti sembilan,
Migo berarti marga. Jadi ASM bermakna abang (Ratu di Puncak) yg menurunkan Abung
Sembilan Marga. 9 Marga bukan saja berdasarkan ikatan hubungan darah dari satu bapak asal
saja (waghei asal), ttp juga ditambah dgn saudara angkat (waghei tanjar).

PENYIMBANG berarti orang yg dalam silsilah adat mempunyai kemampuan dan kekuatan
menimbang perilaku yg baik dan buruk sesuai aturan adat istiadat sehingga dia mempunyai
kekuasaan mengatur (legislatif), memerintah (eksekutif), dan mengadili (yudikatif) masyarakat
adatnya sesuai dengan stratifikasi kepemilikan sarana prasarana adat dan wilayah kekuasaan
adat.
>>>Namun, sejak era kolonisasi hingga saat ini dlm sistem pemerintahan presidensial,
kekuasaan dan kewenangan seorang Penyimbang tergerus atau tercabut sedikit demi sedikit dari
akar kebudayaannya. Sehingga kekuasaan, hak, kewajiban, dan tanggung jawab Penyimbang saat
ini berkurang nilai dan maknanya.

DEG adalah panggilan nama adat atau gelar adat seorang yg telah menikah secara adat. Adeg
mempunyai 3 tingkatan yg diperoleh dengan 3 tahapan prosesi adat yg berjenjang yg terdiri dari
1) Adeg Kughuk: misalnya Ratu Agung ;
2) Adeg Turun Mandei: Pengiran Ratu Agung;
3) Adeg Mepadun: Suttan Ratu Agung.
>>>Selain itu, ada ADEG MEPAHAU yaitu adeg Suttan yg diberikan kpd seorang perempuan,
sedangkan perempuan tsb sudah tidak bersuami krn meninggal.
*Pemberian adeg Mepahau Ini terjadi bila sang anak mau Mepadun atau mau mjd Suttan, maka
Ibunya hrs bergelar Suttan terlebih dahulu. Dgn kata lain, "anak nggak bisa mepadun kalau ibu-
bapaknya belum Suttan, kecuali kalau dua2nya telah meninggal".
*Bisa juga terjadi, Ibunya baru Kughuk bergelar Rajo/Ratu/ Batin/Radin/ Dalem, sedangkan
anaknya mau Turun Mandi mjd Pengiran, maka ibunya hrs Turun Mandi dulu dan selanjutnya
begeser Adeg mjd Suttan melalui upacara adat Mepahau.
>>> ADEG SEPUH misalnya Sepuh Agung jarang digunakan. Mengingat jarang Penyimbang
Suku yg melepas Kepenyimbangannya semasa dirinya masih hidup. Yg sering terjadi, bila dalam
satu Kebumian, misalnya sang anak ingin bergelar Suttan sehingga sama bergelar Suttan dengan
bapaknya, maka sang anak ketika upacara Cakak Pepadun (naik Pepadun) hanya menempel di
Pepadun. Cara ini disebut "Ngepik". Namun, ada marga di ASM yg menerapkan aturan bila sang
anak akan bergelar Suttan, maka sang bapak akan menanggalkan gelar Suttan-nya mjd
Sepuh/Sesepuh sehingga ybs bisa bergelar misalnya Sepuh Agung.
>>>Ada pula ADEG NYIKU adalah gelar adat yg diberikan kpd orang yg "Menyiku"
Penyimbang yg akan Mepadun. Krn syarat orang yg "Mepadun" hrs ada yg "Menyiku". Caranya
ybs duduk bersila dgn meletakkan tangannya di ujung Pepadun. Ybs akan bergelar misalnya
Sesunan/Minak Ratu Agung.
>>> Di samping itu, ada istilah "BEGISIR ADEG" yaitu bila sang anak bergelar Pengiran krn
Turun Mandei, maka bapaknya hrs "begeser adeg" mjd Sesunan/Minak.

PANGGEH MENGANAI/PANGAN TUHO adalah panggilan/sebutan kepada laki-laki/


seseorang sesuai asal-usulnya dlm acara adat (Begawei) sbg wujud penghormatan/ penghargaan.

>>PANGGEH MENGANAI ABUNG SIWO MIGO I: Batangarey Way Abung..Disan Siwo


Migo..Jeng Mulo Mapu Darung..Way Putih Mulang Diyo. >>PANGGEH MENGANAI
ABUNG SIWO MIGO II: Suttan Batangarey Pak..Pengiran Sangun Timbai..Anjak Sekalo
Beghak..Ngemuhun di Buay Nunyai.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY NUNYAI I: Minak Teriodiso .. Penyimbang Asal


Bumei .. Tuho Megung Pusako .. Ngeliwin Adik Waghei. >PANGGEH MENGANAI MIGO
BUAY NUNYAI II: NGEMULAN BATIN Sebuay Nunyai .. Migo Siwo Tanjar Semappu ..
Akkun Begawei Nguppulken Sumbai .. Serbo Cukup Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY UNYI I: Minak Permato Jagat .. Ghayo Tulin
Pengappak.. Kak Sako Mecak Adat .. Mulo Nalem Buayak.
>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY UNYI II: SENGALANG BATIN Sangun Kak
Makai.. Teladan Jak Ho Bareng Semappu.. Akkun Begawei Nguppulken Sumbai.. Jejamo
Makko Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY SUBING I: Minak Abang Jayo.. Ghayo Sangun
Susunan.. Sai Tuho Iling Diyo .. Tuwah Jayo Ngebian.
>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY SUBING II: CEMECAK BATIN Layen Wat Appai..
Liwak No Ho Sangun Kak Mappu .. Akkun Begawei Nguppulken Sumbai.. Selek Tigo Tando
No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY NUBAN I: Minak Sang Diwo Datu .. Ghayo Nihan
Turunan .. Mahanei Tiyan Piteu .. Pagun Tetep Kilunan. >PANGGEH MENGANAI MIGO
BUAY NUBAN II: PAHWANG BATIN Sangun Jak Timbai .. Liwak No Ho Semappu Tunggeu
.. Akkun Begawei Nguppulken Sumbai .. Bumi No Kaghei Tando No Liyu.
>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY SELAGAI I: Minak Linggo Gemattei .. Ghayo Masso
Pusako ..Kak Puas Mejo Menei.. Apai Dijjo Petunggo. >PANGGEH MENGANAI MIGO
BUAY SELAGAI II: SEWIDAK BATIN Sako Nyeberang..Pegawo Bumi Nunggu Tetukeu..
Akkun Begawei Metcakken Wirang .. Yo Meno Sibo Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY KUNANG I: Minak Rio Penambahan..Ghayo Masso


Pusako..Jak Aji Pemanggilan..Lapah Sangun Nyehajo.
>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY KUNANG II: KAGUNGAN BATIN Sangun
Nyehajo..Jenganan Tuho Nunggu Sang Uleu..Akkun Begawei Bagi Pusako..Bumi Sai Meno
Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY BELIYUK I: Minak Rio Tawang Yuk .. Ghayo
Masso Pusako .. Najin Dughei Mak Sayuk..Pepido Ghadu Makko. >PANGGEH MENGANAI
MIGO BUAY BELIYUK II: MEKUDO BATIN Kecacah Awas..Bebidang Ruang Semappu
Tunggu..Akkun Begawei Lagi di Gilas.. Pak Likur Dawo Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY ANAK TUHO I: Minak Penetan Aji..Ghayo Masso
Pusako..Meneng Pagun Wat Atei..Cutik Nayah Jejamo.
>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY ANAK TUHO II: PESAWIK BATIN Sebuay Aji..Jak
Talei Kiyang Mak Wat Yo Ghidu..Akkun Begawei Laju Bebagei..Jejamo Sattei Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY BULAN I: Minak Segutcang Bumi..Ghayo Dilem


Liwinan..Kilingan Beng Mahanei..Jemaweh Mak Wat Mingan.
>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY BULAN II: KEMALO BATIN Belimban
Sungai..Bulan Si Majar Unggal Tetukeu..Akkun Begawei Nguppulken Sumbai.. Jeng Genep
Siwo Tando No Liyu.

>PANGGEH MENGANAI MIGO BUAY NYERUPA: GAJAH Igai Sekappung..Nyepurung


Sapu Jagad..Nyeberang Suwo Nginum..Mak Netung Kirei-Kanan.

■Hilman Hadikusuma, S.H. (dosen FH Unila, 1974), menulis dlm risalah Bunga Rampai Adat
Budaya ke-2, bahwa atas dasar cerita yg termuat dalam Kuntara Raja Niti (kitab adat masyarakat
Pubiyan) dan atas dasar cerita masyarakat di Belalau, kemudian Hilman Hadikusuma, S.H.
menyusun hipotesis/ dugaan tentang keturunan orang Lampung (ulun Lappung), yaitu "Indar
Gajah bergelar Umpu Bejalan Diway dgn kedudukan di Puncak Sekala Beghak merupakan
poyang/ nenek-moyang kebuayan/keturunan orang Abung (Ulun Abung)".
■Sejak tahun 2000-an, hipotesis ini seringkali dijadikan rujukan/ referensi bagi para
penulis/peneliti/penggiat/ peminat/pemerhati sejarah/budaya Lampung Barat.
■Bernarkah hipotesis/dugaan Hilman Hadikusuma, S.H. itu ?
■Untuk itu, perlu dimafhumi bahwa pada awalnya, sesuai silsilah, orang Abung (Ulun Abung)
berasal dari Ratu di Puncak glr. Minak Rio Begeduh yg menurunkan Minak Peduko
Begeduh/Minak Pemuka Bagindo dengan keturunannya yg berkedudukan di puncak Sekala
Beghak/Gunung Pesagi.
■Pada periode masa selanjutnya, orang Abung berasal dari 9 kebuayan/keturunan 4 Ratu di
Lampung yg terdiri dari keturunan
[I] RATU di PUNCAK glr. Minak Rio Begeduh yaitu 1) Nunyai glr. Minak Teriodiso, 2) Unyi
glr. Mn.Ratu di Bumi / Minak Senggalang Bumi, 3)Subing glr. Minak Abang Jayo, dan 4) Nuban
glr.Minak Sang Diwo Datu); keturunan
[II] RATU di BELALAU glr. Minak Rio Belenguh yakni 5)Bulan glr. Minak Segutcang Bumi;
keturunan
[III] RATU di PUGUNG glr. Minak Rio Pallang yaitu 6)Selagai glr. Minak Linggo Gemattei;
serta keturunan
[IV] RATU di PEMANGGILAN glr. Minak Rio Sengaji terdiri dari 7) Kunang glr. Minak Rio
Penambahan, 8) Beliyuk glr. Minak Rio Tawang Yuk, 9)Anak Tuho glr. Minak Penetan Aji.
■Pada tahun 1800-an, keturunan Bulan bergabung dengan Mego IV Tulang Bawang dan
kedudukan Bulan diganti dengan keturunan Ratu di Belalau glr. Minak Rio Belenguh yaitu dari
keturunan Nyerupa (panggeh: Gajah Igai Sekappung..Nyepurung Sapu Jagat..Nyeberang Suwo
Nginum..Mak Netung Kirei-Kanan).

PANGGEH MENGANAI MERGO NUNYAI II (panggilan bujang marga Nunyai II): Ngemulan
Batin Sebuay Nunyai .. Migo Siwo Tanjar Semappu .. Akkun Begawei Nguppulken Sumbai ..
Serbo Cukup TANDO NO LIYU. ■PANGGEH MENGANAI ANEG PANEGAN RATU
(panggilan bujang kampung Penagan Ratu): Ngemulan Batin Sebuay Nunyai .. Migo Siwo
Tanjar Semappu .. Akkun Begawei Nguppulken Sumbai .. Serbo Cukup JEMENENG RATU.
>>Praktik penggunaan Panggeh, misalnya, Letjen TNI H. Alamsjah glr. Suttan Ratu Perwira
Negara (eks. Sekretaris Negara, Menag, Menkokesra) sebagai orang Penagan Ratu - Marga Buay
Nunyai menghadiri pesta adat (begawei) di kampung adat di Terbanggi Besar - Marga Buay
Subing, maka ketika beliau akan memasuki tempat acara atau ketika beliau akan menari di waktu
Cangget Mepadun, panggeh-panggeh tersebut disampaikan oleh Pengelaku Gawei/protokol adat.
>>Panggeh Menganai Panegan Ratu sama dengan Panggeh Buay Nunyai II, yg ditetapkan ketika
Gawei Balak di Bujung Panegan Ratu sekitar Abad XVI; hanya berbeda pada baris ke-4 "Serbo
cukup tando no liyu": (serba cukup tandanya lebih) dengan "Serbo Cukup Jemeneng Ratu"
(serba cukup alat keratuan).

Pada umumnya "Masyarakat Adat Lampung Pepadun" berdomisili/berada di wilayah


"pedalaman" Lampung. Sedangkan "Masyarakat Adat Lampung Peminggir" berada di wilayah
"pesisir atau tepi/dekat pantai" Lampung.
Masyarakat Adat Abung Siwo Migo berasal dari keturunan 4 Keratuan yang ada di Lampung,
yaitu dari keturunan Keratuan RATU di PUNCAK (Nuban, Nunyai, Unyi, Subing), dari
Keratuan RATU di PUGUNG (Selagai), dari Keratuan RATU di PEMANGGILAN (Kunang,
Beliyuk, Anak Tuho), dari Keratuan RATU di BELALAU (semula Bulan, kemudian sekitar
tahun 1800-an pengejengan/kedudukan buay BULAN diganti kebuayan NYERUPA, kemudian
buay Bulan bergabung ke dalam kerapatan masyarakat adat Mego Pak Tulang Bawang).

Masyarakat aristokrasi Lampung hingga saat ini mengenal sistem KERATUAN dengan makna
anak dari istri Ratu (tualo anau) yg bisa menjadi pemimpin/penguasa kekerabatan adat.

Pemerintahan "Lain": [1] Residen & Asisten Residen; [2]Kontroler; [3]Demang & Asisten
Demang; [4] Distrik & Onder Distrik. Selain itu, ada Prins Regent, Regent, dan Gemente.

Gelar adat untuk Penyiku: MINAK; Juru tulis: NGEDIKO; Punggawa Wilayah:
DIPATI/PENYAKAN; Juru Dakwah: SUNAN; Putra Mahkota: TUAN RATU

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY ANEK TUHO: 1) Padang Ratu, 2) Kuripan, 3)
Haduyang, 4) Negara Bumi Udik, 5) Negara Aji Tua, 6) Tanjung Harapan, 7) Negara Bumi Ilir,
8) Bumi Aji Tua, 9) Aji Pemanggilan

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY BELIYUK: 1) Tanjung Ratu, 2) Banjar Ratu , 3)
Bandar Putih , 4) Gedung Ratu, 5) Negeri Tua, 6) Negeri Jemanten, 7) Negeri Nabung.

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY NUBAN: 1) Bumi Jawa, 2) Bumi Tinggi, 3) Bumi
Ratu, 4) Gedung Dalem, 5) Lihan, 6) Gunung Tiga, 7) Suraja Nuban
Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY NUBAN: 1) Bumi Jawa, 2) Bumi Tinggi, 3) Bumi
Ratu, 4) Gedung Dalem, 5) Lihan, 6) Gunung Tiga, 7) SuKAraja Nuban

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY SUBING: 1) Terbanggi Besar, 2) Terbanggi Ilir, 3)
Terbanggi Labuhan, 4) Terbanggi Marga, 5) Terbanggi Agung, 6) Terbanggi Subing, 7)
Metaram Tua, 8) Metaram Ilir, 9) Metaram Baru, 10) Metaram Marga, 11) Rajabasa Batanghari,
12) Rajabasa Lama, 13) Rajabasa Baru, 14) Lempuang Bandar, 15) Labuhan Ratu Megarawan,
16) Jepara Penet, 17) Indra Putra Subing, 18) Semangka Kuto Agung, 19) Kampung dalam
Marga Benawang

Nama kampung adat (aneg) Lampung ASM, BUAY UNYI: 1) Buyut Ilir, 2) Buyut Udik, 3)
Gunung Sugih Way Seputih, 4) Gunung Sugih Baru, 5) Surobayo Ilir, 6) Surobayo Udik, 7)
Teluk Dalam Way Seputih, 8) Teluk Dalam Way Areng, 9) Sukodano, 10) Rantau Jayo

Pubian Telu Suku:


1) Suku Menyerekat,
2) Suku Tamba Pupus,
3) Suku Buku Jadi.

Nama kampung adat Lampung ASM, BUAY KUNANG: 1) Tanjung Kemalo, 2) Pager, 3) Aji
Kagungan, 4) Negara Ratu-Natar, 5) Negara Ratu Masgar, 6) Labuhan Ratu - Tanjung Karang

Keris bernama Cakghak milik Minak Semelasem (keturunan Ratu di Puncak glr. Minak Rio
Begeduh) yg kini keris/pisau belati tersebut ada di Penyimbang Suku Gedung, Aneg Penagan
Ratu - Buay Nunyai; bentuknya serupa dengan gambar pisau belati pada Prasasti Hujung Langit
atau Prasasti Bawang (karena ada di wilayah bawang) yang berada di Dusun Simpang Sebelat
(12 km sebelah utara kota Liwa, Lampung Barat). Prasasti ini ditemukan pada tahun 1912.
Laporan tentang prasasti ini ditulis Krom dalam OV 1913:93. Menurut Louis Charles Damais
(Tim Dinas Purbakala RI, 1954), prasasti ini berbahasa Melayu Kuno bertarik tahun 919 Saka
bertepatan dengan 12 November 997 Masehi.

Dlm kitab Kuntara Raja Niti jg menuliskan bhw Umpu Serunting/ Ratu Pemanggilan melahirkan
selain yg tertua Indor Gajah yg menurunkan Abung Siwo Migo, ada Si Paklang menurunkan
Pubian Ruwa Suku, Si Sangkan di Suka Ham, jg SI BELENGUH yg menurunkan PEMINGGIR.
Kiranya dpt ditelaah bhw RATU di BELALAU bergelar MINAK RIO BELENGUH yg
menurunkan masyarakat adat PEMINGGIR.

■Prof. Hilman Hadikusuma dalam bukunya "Masyarakat dan Adat-Budaya Lampung", 1989,
mencuplik Kuntara Raja Niti (KRN) yaitu kitab adat masyarakat adat Pubiyan yg menulis bhw
"Indor Gajah anak Umpu Serunting yang menurunkan ASM".
■Karena yg tertulis dlm KRN tsb berbeda dg cerita rakyat lainnya, Prof. Hilman menyarankan
agar dilakukan penelitian lebih komprehensif.
■Silsilah lengkapnya yg tertulis dlm KRN adalah sbb. "Kun Tunggal menurunkan Ruh Tunggal,
menurunkan Umpu Sai Tungau. Umpu Sai Tungau menurunkan Umpu Serunting. Umpu
Serunting pindah di Sekala Beghak mendirikan Ratu Pemanggilan.
■Kemudian Umpu Serunting / Ratu Pemanggilan melahirkan 5 saudara yaitu
1) yg tua Indor Gajah menurunkan Abung Siwo Migo (ASM),
2) Si Belunguh menurunkan Peminggir,
3) Si Paklang menurunkan Pubiyan Ruwa Suku,
4) Si Pandan hilang,
5) Si Sangkan ada di Suka Ham.
■Selanjutnya Si Paklang mempunyai anak 2 saudara yaitu yg tua Tamba Pupus dan yg bungsu
Munyarakat.
■Kemudian, Si Tamba Pupus mempunyai anak 4 saudara yaitu
1) yg tua Pamuka Pati glr. Umpuan Sangun Guru,
2) Pamuka Menang glr.Pungiran Cidi Kara,
3) Pamuka Sainama glr. Radin Marjajan,
4) Halom Pudak glr. Radin Nursiwan.
■Benulung mereka berempat bernama Kunining menikah ketika di Ranau dengan Sai Ngaji Saka
glr. Ratu Pujaran yg menegakkan BALAU.
■Ratu Pujaran mempunyai 3 anak perempuan yaitu
1) yg tua Puteri Bulan berumahtangga di Buway Kunang,
2) Puteri Balau berumahtangga di Menggala Tua,
3) Puteri Kembang Dada menikah dg Ratu Nangkara (Dalom Paksi Tanjungan).
■Ratu Pujaran mempunyai 3 hulubalang, 1) Ratu Mungkuk, 2) Ratu Jangkung, 3) Ratu
Sangguruh".

Pak Lakew Tando Penyimbang (4 perilaku ciri pemimpin persekutuan):


1) Turunan,
2) Guwai,
3) Tunggu,
4) Calak.
Mego Pak Tulang Bawang:
1) Mego Tegamoan,
2) Mego Buay Bulan,
3) Mego Suai Umpu,
4) Mego Aji

Kerapatan Adat Abung Siwo Migo terdiri dari dan dibentuk oleh keturunan 4 Keratuan dari 5
Keratuan di Lampung:
■keturunan Keratuan Ratu di Puncak : Nunyai, Unyi, Nuban, Subing;
■keturunan Keratuan Ratu di Pugung: Selagai;
■keturunan Keratuan Ratu di Belalau: Nyerupa yg sebelumnya Bulan;
■keturunan Keratuan Ratu di Pemanggilan: Kunang, Beliyuk, Aji/Anak Tuho.
>>>Kerapatan ASM dibentuk sebelum adanya Keratuan Ratu Darah Putih.

■RUMAH (Nuwo):
Rumah adat disebut Nuwo Hadat. Nuwo merupakan tempat kediaman Penyimbang (Penyimbang
Marga, Penyimbang Aneg, Penyimbang Suku, Penyimbang Nuwo). Nuwo Tuho yaitu kediaman
Penyimbang yg tertua (Penyimbang Marga/Aneg). Sedangkan Nuwo Balak, tempo dulu,
bermakna rumah berukuran besar yg dimiliki suatu keluarga besar dan atau dihuni oleh kepala
pemerintahan (regen/demang/pasirah/kepalo kappung).
Nama2 rumah adat di Migo Buay Nunyai, ASM.
[1] Nuwo Berangai
[2] Nuwo Balai Agung
[3] Nuwo Gedung Agung
[4] Nuwo Gedung Pekuwen
[5] Nuwo Gedung Kaco
[6] Nuwo Balai Keratun
[7] Nuwo Balai Inten
[8] Nuwo Balai Dunio
[9] Nuwo Pusiban Agung
[10] Nuwo Pusiban Dalem
[11] Nuwo Pasar Inten
[12] Nuwo Pasar, dll.
■BALAI ADAT (Sesat).
Sesat merupakan tempat berkumpul (Lpg: dendeng), tempat rapat adat (meparo), tempat Cangget
(tempat malam bersuka ria hingga matahari terbit yg diselenggarakan oleh pihak keluarga yg
beracara dibantu para pelaku adat yg dihadiri masy adat), tempat musyawarah adat utk
menyimpulkan rencana (pepung), dan tempat pelantikan/pengesahan adat.
Nama2 balai adat di Marga Nunyai:
[1] Sesat Menango Aji
[2] Sesat Suro Gumattei
[3] Sesat Abung Tinggi
[4] Sesat Munggah Dabung

Dlm catatan/cerita masyarakat adat bhw


■APUW CANGIH menurunkan Ratu di Puncak glr. Minak Rio Begeduh;
■APPUW SERUTTING menurunkan RATU di PUGUNG glr. Minak Rio Pallang;
■APPUW RAKIHAN menurunkan Ratu di Belalau glr. Minak Rio Belenguh;
■APPUW SENGAJI SAKA menurunkan RATU di PEMANGGILAN glr. Minak Rio Sengaji.

Dlm kitab Kuntara Raja Niti ( kitab adat masyarakat adat Pubian) disebutkan bhw Umpu
Serunting pindah ke Sekalo Beghak mendirikan Ratu Pemanggilan.
■Umpu Serunting/ Ratu Pemanggilan melahirkan 5 saudara diantaranya SI PAKLANG yg
mempunyai anak 2 saudara yaitu Tamba Pupus dan Munyarakat yg menurunkan PUBIAN
RUWA SUKU.
■Tamba Pupus punya 4 anak: 1) Pamuka Pati glr. Umpuan Sangun Guru; 2) Pamuka Menang glr
Pungiran Cidi Kara; 3) Pamuka Sainama glr. Radin Marjajan; 4) Halom Pudak glr. Radin
Nursiwan.

NYEMALANG: sang janda kawin dg saudara suami. Kedudukan anaknya mengikuti jalur suami
pertama. 2 macam Nyemalang: Nyemalang Betul dan Nyemalang Turui. NUKET: sang janda
kawin dg kakak suami. Kedudukan anaknya mengikuti jalur suami dari kakak suami.

Bentuk Perkawinan Masyarakat Adat Lampung Pepadun:


[1] Kawin Ambil Anak dg cara pengakenan (pengakuan) terdiri dari Kawin Tegak Tegi; Kawin
ambil anak; Jeng mighul; menginjam jago.
[2] Kawin Mengganti : Nyemalang.
[3] Kawin Meneruskan: Turun Ranjang.
[4] Permaduan (poligami): Istri Penunggu (istri sebelum istri ratu/Tualo Anau) dan Istri Pengisik
(istri asal Sesan).
[5] Nuket (kawin dg kakak suami).

Pakaian Adat yg digunakan di kepala masyarakat adat Lampung.


■PEREMPUAN:
[1] Siger Wo Tarub (utk acara seghak asah, kughuk, turun mandei);
[2] Anggagh dililit Kain Sebagi (utk bebai mighul/mighul);
[3] Mahkota (utk bebai mighul/mighul);
[4] Kanduk Sebagi (acara Mepadun & Nerimo temui-manjau);
[5] Paksingkong (utk acara seghak asah).
■LAKI-LAKI:
[1] Kepiyah Mas (utk acara bekatan, kughuk, turun mandei);
[2] Kikat: Punai Meghem, Gulo Skirik, Ngetepei, Kepudang, Angkinan
>>>Dgn demikian, nomenklatur Siger tidak sama artinya dg nomenklatur Mahkota.
Peneliti/penulis Belanda Dr. J.W. Van Royen (1937) mengatakan bhw "karena adanya
pertentangan antara Abung dan Pubiyan di Kaur (Bengkulu), maka orang Abung pindah ke Wai
Selabung (Muaradua) kemudian mendirikan kampung Martapura (di Wai Komering)".
■Selanjutnya, menurut Dr. J. W. Van Royen sebagaimana diperoleh dari cerita rakyat, ia
berpendapat bahwa "orang-orang Belalau berasal dari Pagaruyung, sedangkan orang Abung
berasal dari Sekala Beghak". (Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H., Masyarakat dan Adat Budaya
Lampung, Penerbit Mandar Maju, 1989).
■Selain itu, dapat dimafhumi bahwa pada saat pembentukan pemerintahan marga pada tahun
1928 di Lampung, MASYARAKAT ADAT BELALAU KRUI antara lain BUAY BELUNGUH,
BUAY KENYANGAN, KEMBAHANG, SUKAU, LIWA, SUWOH, WAY SINDI, dll,
MASUK MENJADI BAGIAN dari KERESIDENAN BENGKULU dan KERESIDENAN
PALEMBANG BUKAN KERESIDENAN LAMPUNG. Beberapa tahun kemudian baru menjadi
bagian dari Keresidenan Lampung.

Nama-nama Istri Masyarakat adat Lampung ASM:


[1] Perepu (istri ke-1);
[2] Pematu (istri ke-2);
[3] Pengelaku (istri ke-3);
[4] Penyerudu (istri ke-4);
[5] Gundik (utk Senebah);
[6] Lambang (utk Pengajin);
[7] Pengisik (asal Sesan);
[8] Pacal (asal Taban/rampasan perang);
[9] Penunggu (sebelum tualo anau);
[10] Beduwo (asal Budak).
Istri ke-1 s.d. Ke-4 disebut INGGEMAN.
Istri ke-5 s.d. Ke-10 disebut ISIKAN.

Sedangkan istri ratu/permaisuri disebut TUALO ANAU

Stratifikasi/tingkatan gelar adat masyarakat adat Lampung Pepadun, Aneg Panegan Ratu, Marga
Buay Nunyai, Abung Siwo Migo, ada 4 TINGKATAN GELAR ADAT yg diperoleh dengan
prosesi khusus dan berjenjang/ bertahap:
[1] Sutan/ Suttan >> diperoleh dan ditetapkan melalui upacara Mepadun.
[2] Sesunan/ Minak/Gutti/ Ngediko/ Dipati/Penyakan/ Sunan >>melalui upacara Nyiku (pepang
penyambut), atau upacara Begisir Adeg.
[3] Pengiran>> melalui Turun Mandei
[4] Ratu/Rajo/Batin/ Dalem/Radin >> melalui upacara Kughuk, Seghak Asah, Bekatan,
Nyerecah.
>>>Pada susunan nama adat yg tersebut di atas berlaku pada masyarakat adat Lampung
Pepadun. Dengan demikian, Ulun Lappung Pepadun tidak mengenal nomenklatur gelar adat
"Sultan". Karena umumnya gelar Sultan ada pada sistem Kesultanan.
>>>Namun, akhir2 ini, kata "Sultan" suka dijadikan "tutur" (panggilan adik kpd kakak), bukan
adeg (gelar setelah menikah) misalnya "Sultan Rajo Paksi" melainkan "Suttan Rajo Paksi".

Sungkai Bunga Mayang:


1) Buay Inder Gajah,
2) Buay Lembasi,
3) Buay Pereja,
4) Buay Harayap.

Keturunan Ratu Pemanggilan gelar Minak Rio Sengaji yg ada di Abung Siwo Migo (ASM) atau
Abung sembilan marga ada 3 keturunan yaitu keturunan (Lpg: buay):
1) Kunang glr. Minak Rio Penambahan,
2) Beliyuk glr. Minak Rio Tawang Yuk, dan
3) Anak Tuho glr. Minak Penetan Aji.
>>>Kitab Kuntara Raja Niti, kitab adat masyarakat Pubian, menuliskan bahwa Indor Gajah anak
Umpu Serunting/Ratu Pemanggilan yg menurunkan ASM.

Tahap Pemberian Gelar Adat kepada Masyarakat Adat Lampung Pepadun sebagai CIRI orang
Lampung:

■ GELAR SEBELUM MENIKAH (JULUG):


Julug diberikan atau dicanangkan dalam upacara adat
1) Cerecah (nindik kuping balita perempuan),
2) Bekatan (anak lelaki sunat),
3)Seghak Asah (anak perempuan sunat).
■ GELAR SETELAH MENIKAH (ADEG):
Adeg diberikan atau dicanangkan dlm upacara adat
1) Kughuk (masuk adat);
2) Turun Mandei (pembersihan);
3) Mepadun (tempo dulu naik tahta);
4) Sesepuh (melepas hak, kewajiban, dan kewenangan sang Penyimbang. Sangat jarang
dilakukan).

PANGGEH MENGANAI ANEG LEM MIGO BUAY SELAGAI (panggilan bujang kampung
dlm marga keturunan Selagai):
1) ANEG TANJUNG RATU: Kimmas Sewidak Batin..Tutugen Tiyan Siwo Sijo..Bumi Sai
Yakin..Sejati Meno Sibo.
2) ANEG NEGERI AGUNG: Temindak Ratu Lem Suku..Mimbing Batin Mak Tunai..Bumi
Semappu Tunggu..Bidang Jaman Selesai.
3) ANEG NEGERI KATUN: Dang Ighuk Gabur Tuho..Tutug Putri Bussu..Sai Batin Tutug
Ganjo..Makkah Nem Makkah Pitu.
4) ANEG GEDUNG WANI: Kimmas Sako Ngeberan .. Lem Abung Siwo Migo..Batten Lagi
Rasuwan..Yo Sangun Meno Sibo.
5) ANEG NYAPPIR (idem 4): Kimmas Sako Ngeberan Lem Abung Siwo Migo..Batten Lagi
Rasuwan..Yo Sangun Meno Sibo.
6) ANEG PEKURUN: Kimmas Jeragan Nato..Mejeng Di Unggak Pusiban..Di Lem Pegawo
Siwo..Meno Jeneng Pengiran.
7) ANEG GEDUNG KOMERING (idem 6): Kimmas Jeragan Nato.. Mejeng Di Unggak
Pusiban..Di Lem Pegawo Siwo..Meno Jeneng Pengiran.
8) ANEG GEDUNG HARTA: Kimmas Segudang Harto..Kecacah Ki Mak Manan..Yo Ghatcing
Setanggo Bungo..Jejamo Ngejagoken Padangan.
>>>Bagi Saudaraku dari masyarakat adat Selagai, bila ada yg salah agar dikoreksi utk
pengetahuan bersama.

10 jenis kain tradisional Lampung.


1) Tapis,
2) Tupal,
3) Sebagi,
4) Bidak,
5) Cindai,
6) Limar,
7) Meduwaro,
8) Selapai,
9) Pelepai, dan
10) Tampan.

Masyarakat Adat Lampung Peminggir:


[1] Peminggir Melinting/Raja Basa;
[2] Peminggir Teluk;
[3] Peminggir Semangka;
[4] Peminggir Sekalo Beghak.
>>>Kitab Kuntara Raja Niti (kitab masyarakat adat Pubian) menyatakan bahwa Umpu
Serunting/Ratu Pemanggilan yg melahirkan SI BELENGUH yg menurunkan PEMINGGIR

KOMPOSISI Abung Siwo Migo II : 1) Migo Buay Nunyai, 2) Migo Buay Unyi, 3) Migo Buay
Subing, 4) Migo Buay Nuban, 5) Migo Buay Selagai, 6) Migo Buay Kunang, 7) Migo Buay
Beliyuk, 8) Migo Buay Anak Tuho,9) Migo Buay NYERUPA (bergabung sekitar tahun 1800-
an).

KOMPOSISI Abung Siwo Migo I: 1) Migo Buay Nunyai, 2) Migo Buay Unyi, 3) Migo Buay
Subing, 4) Migo Buay Nuban, 5) Migo Buay BULAN, 6) Migo Buay Selagai, 7) Migo Buay
Kunang, 8) Migo Buay Beliyuk, 9) Migo Buay Anak Tuho.

Kerapatan adat Pubian Telu Suku dibentuk oleh keturunan 2 Keratuan di Lampung yaitu
keturunan Keratuan Ratu di Pemanggilan (Tambo Pupus dan Menyerekat) dan keturunan
Keratuan Ratu di Pugung (Buku Jadi).
>>Dlm catatan yg lain pada
■SUKU MENYEREKAT terdpt 6 keturunan (Lpg: buay): Kediangan, Gunung, Kapal, Manik,
Nyurang, Selagai.
■SUKU TAMBO PUPUS punya 6 buay: Nuat, Pemuka Pati, Pemuka Menang, Pemuka Senima,
Halom Bawok, Kuning.
■SUKU BUKU JADI punya 5 buay/paksi: Buay Sejaja/Paksi Gedung Gemattei, Buay
Sejadi/Paksi Rulung Helok, Buay Ranji/Paksi Bumi Agung, Buay Kanji/Paksi Pemanggilan,
Buay Pukuk/Paksi Merak Batin.

Penyimbang Bumi terdiri dari


[1] Penyimbang Bumi Asal yg disebut Penyimbang Marga;
[2] Penyimbang Bumi Biasa;
[3] Penyimbang Bumi Nyetih.

Kedudukan masyarakat adat Lampung sebagaimana termuat dalam Piagam Adat Lampung
Marga Buay Nunyai Tahun 1937 terdiri dari
[1] Penyimbang Bumi;
[2] Penyimbang Ratu;
[3] Penyimbang Batin;
[4] Penyimbang Gayo;
[5] Penyimbang Jajar;
[6] Sebah;
[7] Beduwo;
[8] Lambang;
[9] Gundik;
[10] Taban.

Nama kampung adat (aneg)ASM, BUAY BULAN: 1) Lingai, 2) Lebuh Dalem, 3) Kibang, 4)
Karta, 5) Gunung Katun.

Jabatan kekuasaan yang pernah ada atau berlaku dalam pemerintahan adat:
I. JABATAN KEPENYIMBANGAN: [1] Penyimbang Marga; [2] Penyimbang Aneg; [3]
Penyimbang Suku; [4] Penyimbang Nuwo.
II. JABATAN PEMERINTAHAN PRIBUMI: [1] Pasirah/Kepala Marga/Kepala Negeri;[2]
Kepala Kampung; [3] Kepala Suku; [4] Kepala Keluarga
III. JABATAN LAINNYA: [1] Jenjem/ Jinjem; [2] Paksi; [3] Bandar/Kerio/
Temenggung/NgabehI

Perkembangan Persekutuan Hukum Adat Lampung Abung dari Abad XIV s.d. Tahun 1972,
menurut Hilman Hadikusuma, S.H.(1974):
■Pertama, Abad XIV--XV, Keratuan Ratu di Puncak. Sistem Pemerintahan Kerabat Monarki
Kebangsawanan Desa dari masa Sekalo Beghak hingga Canguk Ghatcak.
■Kedua, Abad XVI--XIX, Sistem Pemerintahan Bersama bersifat Oligarki yg dipimpin oleh
Nunyai glr. Minak Teriodiso.
■Ketiga, Sejak 1857, Pemerintahan Otonomi Persekutuan Hukum Adat Genealogis Lampung.
■Keempat, Sejak 1928, berlaku Sistem Pemerintahan Marga.
■Kelima, Sejak 1952--1972, Pemerintahan Negeri.

Perkawinan adat Lampung Pepadun meliputi: [1]Kawin Pinang terdiri dari : Gawei Bulet Piring-
Pineng Ngerabung Sanggar/Ibal Batin-Ibal Serbo-Ibal Rayo/Lapah Terang/Payu; Bumbang Aji;
Ittar Padang; Ittar Selep/Ittar Manem.
[2] Kawin Lari Bersama: Sebambangan.
[3]Kawin Bawa Lari: Ditunggang/Ditinjuk.
[4] Nakat

Buay Lima Way Kanan:


1) Buay Pemuka,
2) Buay Bahuga,
3) Buay Barasakti,
4) Buay Semenguk, dan
5) Buay Baradatu

Sistem Adat Istiadat Masyarakat Suku Bangsa Lampung Pepadun ada 3.


■Pertama, Sistem Adat Cepalo.
■Kedua, Sistem Adat Ngejuk-Ngakuk/Ibal-Pibal.
■Ketiga, Sistem Adat Kebumian.

Masyarakat Suku Bangsa Lampung Pepadun:


[1] Abung Siwo Migo;
[2] Mego Pak Tulang Bawang;
[3] Buay Lima Way Kanan;
[4] Pubian Telu Suku;
[5] Sungkai Bunga Mayang

Sahnya Gawei :
[1] Turun Dau;
[2] Canang Mayyau;
[3] Pangan Kibau.
Panggeh Mulei, artinya panggilan kepada gadis yg disampaikan dlm acara adat. Panggeh Mulei
terdiri dari: Panggeh Mulei Migo (level Marga), Panggeh Mulei Aneg (level kampung), Panggeh
Mulei Suku (level suku).
■PANGGEH MULEI MIGO BUAY NUNYAI: Sumbahen Mulei Tuas Juraian..Gahi No Pak
Takkai Sebijei..Yo Meno Sayan Buanggan..Netepi Adat Ghebbei.
■PANGGEH MULEI MIGO BUAY SUBING: Jematten Nyulang Kawai..Gham Jakkoken
Ditundun..Najin Puluh Sai Appai..Mak Liyu Disai Sangun.
■PANGGEH MULEI MIGO BUAY KUNANG: Inten Silung Lem Gedung..Lem Gedah Pitu
Tako..Wuwah Sepulau Lappung..Disinang No Segalo.
■PANGGEH MULEI MIGO BUAY SELAGAI: Batin Muter Denio..Kemalo Nyalang
Calang..Tian Pak Belas Basso Majar Liyu Ghang Mulang .. Ek, Em, Dapek Jadei Sekeno,
Bidang-bidang Penyimbang.
■PANGGEH MULEI MIGO BUAY BELIYUK: Tuan Mahkota Putri..Ibu Ngatur
Mergo..Turunan Putih Jadi..Sino Sai Turun Menno

ikam anjak mergo anak tuho padang rateu. SIKAM DIKAYUN ANAK AJEI SAI MENO
TURUN NJAK TALI KIANG SIJO SAI TEMEN YO NGADIK KE SIWO RUANG. TURUN
NEGHAK SESUBO MITTAR JAK AWANG AWANG SEGHAYO ANAK TUHO SIJO SAI
NGATING TIYANG

You might also like