You are on page 1of 12

ANTISIPASI ERA KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN

KEPALA SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBEKALAN


ALUMNUS PADA PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

Budi Sutrisno
Dosen Tetap Pendidikan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: bs197@ums.ac.id

ABSTRACT

E
ntrepreneurial Leadership Headmaster that essentially sees leadership
and entrepreneurial leaders on performance, so that its direction is
more emphasis on best practices, it has become the issue of secondary
education in this period. Consequently, by being led by the Headmaster who
has a requirement with his strategic role, accelerates the achievement of
graduates besides having competence in his field, has also entrenched
entrepreneurial spirit. In practice, this model requires the support and
togetherness of all academicians, especially teachers. As an anticipation, for
universities, especially LPTKs that supply the needs of teachers, these
educational issues become a signal for internal review to review the reliability
of more relevant and flexible strategies to find provisions for its alumni. The
review will cover several aspects, namely: 1) Leaders and Lecture aspects, 2)
Education Laboratory aspects and Accounting, and 3) Aspects of the process of
formation and briefing the competence of the graduates. These three aspects
essentially refers to the formation of LPTK graduate who later can partner
with the Headmaster in realizing the ideals of the school. The accuracy of
finding a diagnosis on the aspects that need improvement, accompanied by
more innovative strategy determination, and implementation that supported by
the entire academic community, will at least be able to provide fresh air for the
realization of the vision, mission, and objectives are declared.

Keyword: leadership, entrepreneurial, issues, education

A. PENDAHULUAN strategis bagi terwujudnya sekolah yang


Kepemimpinan pendidikan dapat berkualitas dengan iklim sekolah yang
diartikan sebagai kepemimpinan yang kondusif dan pendorong pertumbuhan
diterapkan dalam bidang pendidikan. kreatifitas SDM. Mengacu pada
Namun bila diterap-kan pada organisasi pemimpin sekolah yang efektif, Kepala
pendidikan seperti se-kolah, maka Sekolah memahami bahwa dalam menja-
kepemimpinan pendidikan akan berkaitan lankan pearan strategisnya untuk mengge-
dengan kepemimpinan kepala sekolah rakan SDM, dilakukan melalui: (1)
yang memiliki otoritas dalam mengelola Pemodelan nilaI-nilai inti yang
sekolah guna mencapai tujuan yang telah mendukung pendidikan dan memberikan
ditentukan. peluang sukses bagi semua; (2). Fokus
Barth (1990: 77), menegaskan pada “stake holders” secara konsisten atas
bahwa Kepala Sekolah memiliki peran pembelajaran pada tingkatan sekolah,

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
10
kelas, masyarakat dan individu; (3). perkembangan, kebutuhan, dan
Menjaga sinergitas untuk me-nentukan kepentingan peserta didik dan
standar pembelajaran yang tinggi ; (4). lingkungannya dengan cara menginte-
Memberi inspirasi tanggungjawab kepada grasikan pendidikan kewirausahaan dalam
semua fihak. proses pembelajaran.
Guna menjawab tantangan atas Bertolak dari aplikasi model pem-
tuntutan kebutuhan, keinginan dan belajaran terintegrasi ini diharapkan
harapan masyarakat akan jasa pendidikan peserta didik akan memperoleh kesadaran
bagi anak-anaknya, dibutuhkan betapa pentingnya nilai-nilai kewira-
kemampuan kepala sekolah yang usahaan. Dengan demikian, kegiatan
memiliki jiwa kewirausahaan yang pembelajaran bukan lagi sekedar
berinovasi secara berkelanjutan. menjadikan peserta didik menguasai
Produktivitas sekolah bergantung kepada kompetensi yang ditargetkan melainkan
kualitas kepala sekolah sebagai pemimpin juga mengenal, menyadari, peduli, dan
pendidikan, yang mengge-rakan roda meng-inter-nalisasikan nilai-nilai
institusi dalam mencetak lulusan yang kewirausahaan sehingga menjadikannya
berkualitas. Kualitas lulusan pendidikan, perilaku dalam kehidupannya.
khususnya sekolah menengah kejuruan Pada sisi lain, hasil penelitian
akan dilihat terutama pada keterserapan Suhartatik (2012) menyatakan bahwa
lulusan pada dunia kerja baik sebagai kepemimpinan kewirausahaan dapat
tenaga kerja pada dunia usaha/industri meningkatkan produk-tivitas sekolah; hal
maupun yang mampu menciptakan ini dapat dilihat dari prestasi belajar
lapangan pekerjaan sendiri dengan peserta didik dan meningkatnya kualitas
berwirausaha. manajemen sekolah karena dalam
Agus Saefudin (2017) yang lingkungan sekolah diterapkan
mengadopsi pendapat Winarno (2009) komunikasi dan kerja sama dalam men-
menyatakan bahwa pembelajaran pada jalankan tugas untuk memberikan layanan
pendidikan kejuruan akan lebih bermakna prima dalam pembelajaran.
jika diajarkan dengan berbasis Kepemimpinan kewirausaha-an
kewirausahaan karena dapat menginter- (enterpreneurial leadership) menjadi
nalisasikan jiwa dan mental salah satu model kepemimpinan yang
kewirausahaan kepada peserta didik. dapat mengantisipasi perkembangan
Pendidikan berbasis kewirausahaan, jaman yang selalu berubah sebagai
pada akhirnya akan menuntut dampak pembangunan dan gobalisasi.
terbentuknya kurikulum berbasis kewira- Dengan memperhatikan uraian di
usahaan yang sangat sesuai dengan atas, makalah ini akan mengkaji
karakter Sekolah Menengah Kejuruan “Antisipasi Era Kepemimpinan
berorientasi pada ketrampilan. Kewirausahaan Kepala SMK dan
Guru dalam peran Pembelajaran Implikasinya bagi Pembekalan Alumnus
berbasis kewirausahaan, praktiknya pada Prodi Pendidikan Akuntansi”.
memerlukan dukungan dari kepala Adapun rumusan masalah yang akan
sekolah, sehingga kepemimpinan dibahas meliputi:
kewirausahaan sangat diper-lukan dalam 1. Bagaimana kepemimpinan kewira-
menanamkan nilai-nilai dan jiwa usahaan Kepala Sekolah Menengah
kewirausahaan pada peserta didik yang Kejuruan ?
dapat dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip berpusat pada potensi,

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
11
2. Bagaimana Implikasi kepemimpinan dapat mendorong bawahan berupaya
kewirausahaan di SMK bagi Prodi bekerja ke tingat kinerja yang tinggi .
Pendidikan Akuntansi ? Tiga karakter inti kepemimpinan
kewirausahaan telah dikembangkan oleh
B. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSA- Gupta, et. Al. (2004: 25), yaitu: (1) being
HAAN KEPALA SEKOLAH inclined to take more business related
Kepemimpinan kewirausahaan risk; (2) favoring cange and innovation
merupa-kan kepemimpinan yang to obtain competitive advantage; dan (3)
menerapkan jiwa kewirausahaan dalam competing aggresively with other firms.
menjalankan peran kepemimpinannya. Melalui focus pada pengembangan
Penerapan prinsip kewira-usahaan dalam karakter tersebut membawa kita pada
mempengaruhi anggota organisasi akan suatu pendapat bahwa kepemimpinan
memberi dampak pada kinerja mereka kewirausa-haan adalah kepemimpinan
sejalan dengan prinsip dan nilai seorang yang visioner dan proaktif dalam mencari
entrepreneur . Entrepreneur sebagai dan memanfaatkan peluang untuk
salah satu decisional role, mendorong mencapai kesuksesan sehingga akan
kepala sekolah sebagai manager membawa perubahan dalam organisasi ke
senantiasa berusaha mencari peluang arah yang lebih adaptif dan inovatif
untuk kemudian berinisiatif dalam menghadapi berbagai perubahan
melaksanakan perubahan. Dengan lingkungan.
demikian salah satu sikap kunci dari Dengan memperhatikan tantangan
entrepreneur adalah inovatif yang perubahan dan karakteristik
diperlukan dalam berbagai bidang kepemimpinan kewirausahaan, serta
kehidupan, termasuk dalam bidang peran yang harus dimainkan kepala
manajemen dan kepemimpinan. sekolah sebagai pemimpin pendidikan,
Kepemimpinan kewirausahaan nampak bahwa dunia pendidikan
merupa-kan kepemimpinan yang persekolahan memerlukan kepemimpinan
mempunyai kemam-puan untuk yang dapat menghadapi berbagai
mengantisipasi berbagai peru-bahan tantangan perubahan yang dapat
dengan visi masa depan yang jelas serta memberikan kontribusi signifikan bagi
berupaya mendorong terbentuknya organisasi sekolah.
kolaborasi dalam melakukan perubahan Kepala Sekolah melalui kepemim-
secara fleksibel. Peran yang dimainkan pinan kewirausahaan ini akan mampu
berusaha menggunakan potensi yang mengembangkan organisasi ke arah yang
tersedia secara lebih optimal guna lebih inovatif melalui peningkatan
mewujudkan kiprah organisasi pada kreativitas, kepercayaan dan kerja sama
posisi yang lebih spesifik dan berbeda dengan masyarakat. Kondisi yang
dengan yang lain. Spesifikasi dan demikian sejalan dengan pendapat
keunikan kiprah organisasi ini didasarkan Lavinsky (2005) yang menyatakan bahwa
pada pemilikan motivasi yang kuat untuk kepemimpinan pendidikan mencakup
membuat perbedaan dan bekerja dengan beberapa kemampuan, yaitu: (1)
penuh keyakinan dan optimisme, dan mempunyai visi masa depan, (2)
selalu mencari peluang ke arah yang memahami maksud fihak lain, dan (3)
makin meningkat. Dengan demikian mengambil tindakan yang efektif.
sangat diperlukan strategi yang inovatif, Kemampuan-kemampuan tersebut akan
keberanian dan semangat untuk berubah, menjadikan organisasi sekolah mampu
dengan berbasis pada tujuan dan visi yang memperkuat integrptas internal dan

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
12
adaptasi eksternal, sehingga kontinuitas masyarakat serta; (2) Memberdayakan
sekolah akan dapat bertahan dan mampu komite sekolah; (2) Mentrans-formasikan
bersaing di era global dewasa ini. aspirasi siswa, guru, tenaga kependi-dikan
Secara umum kepemimpinan serta komite sekolah ke dalam visi
wira-usaha merupakan kepemimpinan sekolah, serta mensosialisasikannya
yang dapat mendorong organisasi menjadi kepada seluruh pe-mangku kepentingan
lebih dinamis, inovatif serta pendidikan; (3) Memfa-silitasi Guru dan
memberdayakan melalui pembelajaran Tenaga Kependidikan untuk
yang terjadi dari mulai tahapan individu, meningkatkan kompetensi melalui
kelompok sampai organisasi, semua itu diskusi, pela-tihan dan sekolah lanjut; (4)
hanya dapat dilakukan apabila kepala Menjadi mitra Guru dalam
sekolah sebagai faktor kunci dari mengembangkan mutu proses pembe-
keberhasilan pendidikan di sekolah untuk lajaran; (5) Aktif mencari informasi
dapat berperan optimal serta dapat tentang perkem-bangan ilmu khususnya
menerapkan prinsip kewirausahaan dalam ilmu di bidang kependidikan serta
mengelola organisasi sekolah. menerapkan kebijakan dari superstruktur
Tedjasutisna (2004) menyatakan pendidikan secara kreatif mem-perkuat
bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang mene- dan mentransformasikan proses pembe-
rapkan kepemimpinan wirausaha lajaran dengan menggunakan
ditunjukkan oleh ciri generik maupun pengetahuan yang terus berkembang; (6)
spesifik sbb: Berfokus pada memperbaiki proses
Ciri Generik: (1) Berinisiatif untuk pendidikan/pembelajaran ketimbang
melakukan sesuatu bagi kepentingan menu-nggu hasil pendidikan/
organisasi; (2) Inovatif kreatif dalam pembelajaran
menjalankan tugas; (3) Visioner de-ngan Ciri-ciri tersebut pada dasarnya
orientasi yang kuat ke masa depan; (4) melihat kepemimpinan dan pemimpin
Berfikir strategis; (5) Mempunyai wirausaha pada performance (actual
motivasi be-rprestasi yang kuat ; (6) performance), sehingga arahnya lebih
Mandiri dan optimis; (7) Berani menekankan pada best practices.
mengambil resiko dalam melakukan Permendiknas No 19 tahun 2007
sesuatu; ( 8) Bertanggung jawab atas apa tentang standar pengelolaan pendidikan,
yang dilakukan, tidak menyalahkan orang di mana dalam bidang kepemimpinan,
lain; (9) Mampu berubah dan mengelola kinerja kepala sekolah dirinci sebagai
perubahan/ manajemen perubahan; (10) berikut: 1). Menjabarkan visi ke dalam
Berani melakukan se-suatu meskipun misi target mutu; 2). Merumuskan tujuan
berbeda dari yang lain dan dari kebiasaan; dan target mutu yang akan dicapai; 3).
(11) Menjadi model dalam menjalan-kan Menganalisis tantangan, peluang, ke-
tugas secara baik; (12) Belajar dan kuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;
membe-lajarkan bawahan secara terus 4). Membuat rencana kerja strategis dan
menerus untuk meningkatkan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan
kompetensi/kemampuan organisasi; (13) peningkatan mutu; 5) Bertanggung jawab
Mencari dan memanfaatkan peluang dalam membuat keputusan anggaran
secara efektif; (14) Mendorong kreativitas sekolah/madrasah; 6). Melibatkan guru,
pegawai/ ba-wahan; (15) Komunikatif komite sekolah dalam pengambilan
dan memberdayakan pegawai/bawahan. keputusan penting sekolah/madrasah. 7).
Ciri Spesifik: (1) Memperkuat dan Berkomunikasi un-tuk menciptakan
mengembang-kan hubungan dengan dukungan intensif dari orang tua peserta

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
13
didik dan masyarakat; 8). Menjaga dan sekolah mengerjakan atau melaksanakan
meningkatkan motivasi kerja pendidik peran sebagai pemimpin sekolah akan
dan tenaga kependidikan dengan ditentukan oleh kemampuan atau
menggunakan sistem pem-berian kompetensi yang dimiliki oleh masing-
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas masing kepala sekolah, sehingga variasi
pelanggaran peraturan dan kode etik; 9). kinerja kepala sekolah akan tetap terlihat
Mencip-takan lingkungan pembelajaran dalam aktualisasi pelaksanaan peran dan
yang efektif bagi peserta didik; 10). tugas yang dilaksanakannya bukan
Bertanggung jawab atas peren-canaan karena apa yang dikerjakannya.
partisipatif mengenai pelaksanaan kuri- Dalam kaitannya dengan
kulum; 11). Melaksanakan dan keberadaan SMK, masyarakat dewasa ini
merumuskan pro-gram supervisi, serta memandang bahwa nilai lebih suatu
meman-faatkan hasil super-visi untuk SMK bukan hanya pada prestasi
meningkatkan ki-nerja sekolah/ madrasah; akademik dan non akademik yang
12). Meningkatkan mutu pendidikan; 13). diperoleh oleh peserta didik maupun
Memberi teladan dan menjaga nama baik sekolah tetapi lebih pada kemampuan
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai sekolah menghasilkan wirausahawan
dengan kepercayaan yang diberikan muda yang mampu menciptakan
kepadanya; 14). Memfasilitasi lapangan kerja bagi dirinya maupun bagi
pengembangan, penyebarluasan, dan orang lain.
pelaksanaan visi pembelajaran yang SMK mempunyai peran yang
dikomu-nikasikan dengan baik dan strategis dalam menghasilkan
didukung oleh komunitas sekolah/ wirausahawan muda karena kompetensi
madrasah; 15). Membantu, membina, dan lulusan yang memung-kinkan untuk itu.
mempertahankan lingkungan sekolah / Konsekuensi logis dari peran ini
madrasah dan program pembelajaran membawa pembelajaran pada SMK
yang kondusif bagi proses belajar peserta bukan hanya menekankan penguasaan
didik dan pertumbuhan profesional para kompetensi dalam ranah kognitif semata
guru dan tenaga kependidikan; 16). tetapi juga pada keterampilan baik hard
Menjamin manajemen organi-sasi dan skill maupun soft skill serta attitude yang
pengoperasian sumber daya sekolah/ mendu-kung lulusan untuk tidak
madrasah untuk menciptakan lingkungan tergantung pada lapangan kerja yang
belajar yang aman, sehat, efisien, dan tersedia tetapi dapat membuka usaha
efektif; 17). Menjalin kerja sama dengan secara mandiri.
orang tua peserta didik dan masyarakat, Upaya internalisasi nilai-nilai dan
dan komite sekolah/madra-sah jiwa kewirausahaan pada siswa SMK,
menanggapi kepentingan dan kebutuhan yang mampu mewujudkan lulusan yang
komunitas yang beragam, dan memiliki minat yang kuat untuk menjadi
memobilisasi sumber daya masyarakat; wirausahawan, diakui memang
18). Memberi contoh/ teladan/tindakan membutuh-kan dukungan dari kepala
yang bertanggung jawab sekolah yang memiliki kompetensi
Aspek-aspek kepemimpinan kepala kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan
sekolah seperti dikemukakan di atas Permendiknas Nomor 13 tahun 2007,
ternyata lebih menekankan pada “aspek tentang Standar Kepala Sekolah yang di
apa yang harus dikerjakan” oleh kepala dalamnya memuat berbagai kompetensi
sekolah dalam memerankan diri sebagai yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah
pemimpin sekolah. Bagaimana kepala dalam menjalankan perannya sebagai

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
14
manajer dan pemimpin pendidikan pada Kompetensi Kepala Sekolah di
suatu satuan pendidikan. atas, memposisikan Kepemimpinan
Kompetensi-kompetensi dimaksud kewirausahaan sebagai transformer, baik
mencakup kompetensi kepribadian, yang bersifat individu (kompetensi
mana-jerial, kewirausahaan, supervisi kepribadian dan kompetensi sosial), yang
dan sosial. Berkaitan dengan bersifat pendidikan dan Latihan
kepemimpinan kewira-usahaan kepala (kompetensi manajerial dan kompetensi
Sekolah maka harus dikuasai kompetensi supervisi), maupun yang bersifat
kewirausahaan, meliputi: (1) gabungan dari Individu dan sosial serta
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pendidikan dan latihan (kompetensi
pengembangan sekolah/madrasah; (2) kewira-usahaan).
Bekerja keras untuk mencapai Kepemimpinan kewirausahaan
keberhasilan seko-lah / madrasah yang akan menjadikan berbagai kompetensi
efektif; (3) Memiliki motivasi yang kuat dalam diri kepala sekolah, terpadu dalam
untuk sukses dalam melaksanakan tugas suatu konteks kinerja kepemimpinan yang
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin efektif. Keterpaduan menjadikan
sekolah/madrasah; (4) Pantang keseimbangan antara peran pemimpin dan
menyerah dan selalu mencari solusi manajer bertemu serta terpadu dalam
terbaik dalam menghadapi kendala yang dimensi individu dan dimensi organisasi
dihadapi sekolah/madrasah; dan (5) (sekolah), sehingga perkembangan
Memiliki naluri kewirausahaan dalam individu baik karena kuatnya sifat
mengelola kegiatan produksi/jasa individu melalui internalisasi serta sosial
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar melalui sosialisasi dengan lingkungan
peserta didik. historis masing-masing maupun karena
Memperhatikan kompetensi kepala proses pendidikan dan pelatihan akan
sekolah tersebut, tampak adanya dua menjadikan kepala sekolah berpotensi
unsur yang penting untuk dicermati, berkembang dan mengembangkan
yaitu unsur karakteristik individu dalam organisasi sekolah ke arah memelihara
konteks kehidupan sosial yang menuntut kinerja organisasi yang stabil sekaligus
internalisasi dan sosialisasi, serta unsur melakukan berbagai inovasi yang
yang berkaitan dengan kemampuan yang diperlukan sesuai dengan tuntutan
membutuhkan pendidikan dan latihan. konsumen primer sekolah (siswa dan
Kepemimpinan kewirausahaan kepala guru) maupun tuntutan konsumen
sekolah berdasarkan kelima kompetensi sekunder (pemerintah dan masyarakat).
kepala sekolah mempu-nyai peran Kepala Sekolah SMK yang
penting dalam meningkatkan mutu memiliki kompetensi kewirausahaan,
pembelajaran dengan mengacu pada dengan dukungan SDM termasuk guru
layanan prima yang memenuhi standar yang kompeten, mampu melaksanaan
nasional pendidikan bahkan kegiatan sekolah dan layanan pendidikan
melebihinya, akan meng-hasilkan kejuruan yang bermuatan nilai-nilai dan
lulusan (output) yang berkualitas. jiwa kewirausahaan untuk mengha-silkan
Lulusan yang berkualitas khusunya pada nilai lebih pada lulusannya
SMK dilihat dari keterserapan dalam
dunia kerja baik bekerja sebagai teknisi C. IMPLIKASINYA BAGI PEMBE-
tingkat menengah maupun bekerja secara KALAN ALUMNUS PADA
mandiri dengan berwirausaha. PRODI PENDIDIKAN
AKUNTANSI

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
15
Prodi Pendidikan Akuntansi menyerah adalah kombinasi antara
sebagai salah satu pencetak calon guru bekerja keras dengan motivasi yang kuat
yang kompeten di bidangnya, tidak untuk sukses.
dapat lepas dari perubahan jaman yang Tuntutan pemilikan karakter
cenderung sangat cepat; diantaranya kepe-mimpinan kewirausahaan yang
diterapkannya kepemim-pinan dapat menyatu dalam diri Kepela
kewirausahaan di lingkungan Pendi- Sekolah, adalah mutlak untuk dipenuhi;
dikan Dasar dan Menengah sebagaimana walaupun dalam implementasinya tidak
acuan Permendiknas No. 13 Th. 2007. dapat lepas dari peran guru; karena guru
Tujuan utama dari pencanangan adalah ujung tombak dalam pencapaian
penerapan kepemimpinan visi, misi dan tujuan sekolah. Dengan
kewirausahaan ini terfokus pada demikian wajar kiranya jika dibutuhkan
terciptanya lulusan yang memiliki guru dan calon guru yang disamping
kualitas prestasi akademik yang unggul memiliki kompetensi standar sebagai
dan mampu secara mandiri menciptakan pendidik, juga dituntut memiliki karakter
kerja dan berwirausaha. yang dikembangkan dalam aplikasi
Beberapa karakter yang kepemimpinan kewirausahaan.
dikembangkan dalam kepemimpinan Analogi dari pemikiran itu akan
kewirausahaan, sebagaimana men-dorong lembaga pendidikan
Permendiknas dimaksud, men-cakup keguruan pencetak calon guru untuk
nilai-nilai: 1) Proaktif; Melakukan menata kembali kurikulum dan
sesuatu dengan inisiatif sendiri, pembelajarannya guna men-jawab
kemudian bertanggung jawab terhadap tantangan kemajuan. Khusunya
perilakunya sendiri baik dari masa lalu, Perguruan Tinggi yang mendisiplinkan
sekarang ataupun masa mendatang. 2). diri dalam bidang pendidikan keguruan
Inovatif; Kemampuan berpikir kreatif, seperti Prodi Pendidikan Akuntansi;
mengembangkan ide-ide baru yang sesuai acuan KKNI, memang telah
berman-faat di setiap kesempatan, menetapkan profil lulusannya yang
memanfaatkan sumber daya yang dijabarkan dalam kurikulum, sebagai
tersedia, dan mampu memecahkan contoh Prodi Pendidikan Akuntansi-
masalah. 3). Berani mengambil resiko FKIP-UMS (Buku Panduan Kurikulum
keputusan ; Keberanian mengambil Prodi Pendidikan Akuntansi 2017), sbb:
risiko adalah kemam-puan seseorang 1). Menja-di calon guru yang kompeten.
untuk mau mengambil langkah dalam 2). Menjadi Instruktur pendidikan
ketidak-pastian dan mengambil beban ekonomi dan akun-tansi, dengan
tanggung jawab untuk masa depan. 4). kemampuan profesi dan kewirausahaan.
Kerja keras; Berusaha deng-an sepenuh 3). Menjadi Wirausahawan, dengan
hati dengan sekuat tenaga untuk kemampuan leadership, managerial,
berupaya mendapatkan keinginan membangun jaringan, etika dan visi yang
pencapaian hasil yang maksimal pada kuat, dan kemampuan komunikasi. 4).
umumnya. 5). Motivasi berprestasi; Menjadi calon peneliti.
Dorongan untuk me-lakukan sesuatu Walaupun profil lulusan yang
untuk memenuhi kepen-tingan atau telah dicanangkan di atas ternyata cukup
kebutuhan yang dianggap penting. 6). relevan dengan butir-butir
Pantang menyerah; Daya tahan kepemimpinan kewira-usahaan, bukan
seseorang bekerja sampai sesuatu yang berarti tidak diperlukan pembaruan,
diinginkannya tercapai. Pantang minimal perubahan yang me-nyentuh

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
16
aspek substansinya. Guna men-jawab pembelajaran, pengampu harus
tantangan kemajuan global, justru perlu diupayakan secara sadar mampu
dilakukan review yang menyangkut berkiprah sebagaimana semboyan “
pola-pola internalisasi dan strategi rumongso melu handarbeni, pakewuh tan
secara berkelanjutan. cancut ing kardi, mulat sariro hangroso
Penataan kembali, dapat wani”. Tertanamnya rasa memiliki akan
menyangkut 3 aspek utama, yaitu: 1) terbentuk budaya “malu” untuk tidak
Aspek pimpinan dan pengampu, 2) sepenuh hati dan sepenuh kompetensi
Aspek laboratorium pen-didikan dalam ikut mewujudkan misi dan tujuan
keguruan dan akuntansi, dan 3) Aspek yang berbasis visi, dan senantiasa
proses pembentukan dan pembekalan “berani introspeksi” atas kekurangannya,
kompetensi para lulusan. untuk kemudian berani dan mampu
1) Aspek pimpinan dan pengampu. memanfaatkan kesempatan pengem-
Pimpinan dengan bangan diri yang telah diciptakan dan
kepemimpinanya dituntut untuk secara dibuka secara luas guna lebih
berkelanjutan meng-optimalkan menyempurnakan kinerjanya.
pemberdayaan SDM dan perang-kat Partisipasi aktif seorang
pendukungnya menuju terciptanya pengampu tentunya tidak lepas dari Tri
“sinergitas yang tinggi” yang berbasis Dharma Pergu-ruan Tinggi. Dengan
“mutu penyelenggaran persekolahan” dharma ini, melalui produk karya
dan mampu secara nyata mewujudkan penelitian dan pengembangan, menjadi
tuntutan “stake-holders”. Untuk itu, bahan pelaksanaan pengabdian pada
dengan mengadopsi teori yang masyarakat, serta yang lebih utama
dikembangkan oleh Arcaro (2005:15) adalah mengembangkan berbagai model
sebagaimana gambar – 1, seorang dan strategi dalam proses pembelajaran,
pemimpin dalam peran guna membekali para lulusan untuk
kepemimpinannya senantiasa terfokus memapu memerankan dirinya
pada upaya menggerakkan sumber daya sebagaimana dicanangkan dalam Profil
yang “memadai” ke arah tercapainya Lulusan Program studi.
misi dan tujuan yang telah dicanangkan. 2) Aspek Laboratorium pendidikan
keguruan dan akuntansi.
Laboratorium pendidikan keguruan
dan akuntansi adalah mutlak adanya.
SEKOLAH BERMUTU TOTAL Artinya, sebagus apapun penyelenggaraan
pembela-jaran di kelas, jika tidak
dilengkapi dengan keberadaan
Fokus
Pelang
Keter.
Total
Pengu
kuran
Komit yg
Konsisten
Perb.
Berkelj
laboratorium yang memadai, akan
Visi
Misi
Keyakinan dan Nilai
Nilai-nilai Organisasai
Tujuan & Sasaran
Faktor Kritis Beberhasilan
kehilangan makna. Melalui praktek di
laboratorium inilah aspek pengetahuan
Gambar 1. Model Sekolah Bermutu Total
( Tanggung Jawab Manajemen ) akun-tansi dan teori mengajar menjadi
lebih sempurna, sehingga tercipta
20/12/2017 MMT - Budi Sutrisno-UMS 1
ketrampilan yang memadai.
Menyimak pentingnya peran
Pengampu; seyogyanya dipandang laborato-rium ini, tentunya diperlukan
sebagai “mitra kerja” dalam mencapai model pengelolaan yang lebih efektif dan
visi dan tujuan. Sebagai ujung tombak efisien, tanpa mengesampingkan aspek
yang bergelut dengan proses kenyamanan-nya. Di sini perlu dikaji

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
17
beberapa hal terkait dengan pertanyaan: Institusi yang diperkirakan akan
1) Bagaimana pengelolaan laboratorium mengadopsi lulusan pendidikan
akuntansi dan perbankan yang akuntansi terdiri dari dua kelompok,
berlangsung saat ini; 2) Apakah yakni Lembaga DU/DI dan lembaga
pengelolaan laboratorium akuntansi dan pendidikan persekolah-an baik negeri
perbankan secara riel (practice gap) telah maupun swasta yang relevan. Di
sesuai dengan teori tentang laboratorium samping itu, jika mengacu pada
(teori gap); 3) Bagai-mana kelayakan penca-nangan profil lulusan
layanan dan ketersediaan sarana sebagaimana kurikulum KKNI yang
prasarana laboratorium komputer telah disiapkan; para lulusan telah
akuntansi dan perbankan. 4) Bagaimana disiapkan memiliki kompetensi hard-
kelayakan ruang praktek akuntansi dan skills maupun soft-skills untuk
perbankan yang digunakan praktek berusaha secara mandiri dengan
manual. 5) Apa faktor hambatan dan mengembangkan kompetensi
pendukung dalam pengelolaan kewirausahaan yang telah dimiliki,
laboratorium komputer akuntansi dan maupun menyiapkan dirinya untuk
perbankan serta ruang praktek. 6) Bagai- berperan sebagai asisten peneliti dan
mana pengembangan mModel instruktur pendidikan di bidang
pengelolaan laboratorium akuntansi dan ekonomi dan akuntansi.
perbankan yang sesuai dengan kebutuhan. Bertolak pada kompetensi yang
Demikian pula kaitanya dengan harus dan telah dimiliki para lulusan,
labora-torium praktek keguruan. Secara tentunya harus relevan dengan
umum, model pengelolaan laboratorium tuntutan kompetensi yang dibutuhkan
ini biasanya bersifat common-use, oleh masyarakat. Kenyatan saat ini,
mengingat pengadaan hard-ware yang berdasarkan interview dan observasi
relatif “mahal”. Namun demikian bukan di beberapa SMK Negeri dan Swasrta
berarti tidak dibutuhkan pengelolaan di di Surakarta serta informasi akurat
tingkat Fakultas secara handal. dari berita perkembangan sekolah
3) Aspek proses pembentukan dan yang dimuat melui web yang dimiliki
pembekalan kompetensi para lulusan. oleh masing-masing sekolah; ternyata
Aspek ini berkaitan dengan a) fihak pemakai lulusan Prodi
Review mata kuliah Hard-skills dan Pendidikan Akuntansi, seperti SMK
nilai-nilai soft-skills di bidang ekonomi dalam menjawab tuntutan
dan akuntansi serta pendukung lain masyarakat, telah me-ngembangkan
khususnya kepemimpinan suatu program yang menca-nangkan
kewirausahaan dan nilai-nilalinya; b) lulusan yang handal, tidak saja dalam
Rele-vansi Model, Strategi dan Metode prestasi akademik, tetapi mampu
dalam pembelajaran guna penanaman menjadi lulusan yang tidak hanya
nilai-nilai hard-skills dan soft-skills; c) tergantung pada institusi pemakai
Melekatkan nilai-nilai soft-skills dalam lulusan (DU/DI dan Pemerintah),
kegiatan intra dan ektra kurikuler. melainkan mampu mandiri
a) Review mata kuliah memang mutlak berwirausaha/ menciptakan kerja
adanya, khususnya pada sebagian untuk merekrut tenaga kerja.
mata kuliah pokok dan mata kuliah Kompetensi hard-skills, telah
pendukung yang disiapkan guna dikem-bangkan sesuai rambu-rambu
menunjang pemenuhan kubutuhan Pemerintah. Sedangkan kompetensi
pembekalan kompetensi para lulusan. soft-skills, mengacu kepada

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
18
kebutuhan pemakai lulusan yaitu b) Aspek Relevansi Model, Strategi dan
DU/DI, Institusi Pemerintah, serta Metode dalam pembelajaran guna
kebutuhan usaha mandiri. Beberapa penanaman nilai-nilai hard-skills dan
jenis Soft Skills yang dibutuhkan soft-skills.
Du/Di dan dikembangkan oleh SMK Model Pembelajaran
( misal di Surakarta), berdasarkan (Kemendiknas, 2013) adalah suatu
hasil penelititan oleh Sutrisno, Budi kerangka konseptual atau pola yang
pada tahun 2016, meliputi : 1) digunakan sebagai pedoman dalam
Bekerja cekatan, rapi, bersih, merencanakan dan mewujudkan
aman, jujur; 2). Rasa bangga suatu proses pembelajaran di kelas
terhadap pekerjaan; 3) Kerja keras, yang mengarahkan guru dalam
dalam wujud mengutamakan mutu, mendisain pembelajaran untuk
dan kualitas; 4) Bekerja sama membe-lajarkan peserta didik,
dalam tim; 5) Menghargai karya sehingga tujuan pembelajaran
orang lain; 6) Belajar sepanjang tercapai. Di dalam model ini tercakup
waktu; 7) Bekerja efektif, efisien aspek pendekatan, strategi, metode
dan produktif sebagai cerminan dari dan teknik pembelajaran.
strategi berfiki; 8) Kreatif dan Pendekatan, merupakan titik
inovatif; 9) Kekuatan untuk tolak atau sudut pandang terhadap
berubah; dan 10. Komunikasi verbal proses pembelajaran, yang merujuk
dan non-verbal. pada pandangan tentang terjadinya
Sepuluh kompetensi di atas, suatu proses yang sifatnya masih
diwujud- kan oleh SMK melalui sangat umum, di dalamnya
terapan konsep kepemimpinan mewadahi, menginsiprasi,
kewirausahaan kepala seko-lah, menguatkan, dan melatari metode
dengan dukungan para mitra kerja pembelajaran dengan cakupan teoritis
internal sekolah dan eksternal DU/DI tertentu. Strategi pembelajaran,
dan Instansi terkait. menurut. Kemp (Wina Senjaya,
Fakta tersebut, menuntun 2008) adalah suatu kegiatan
Program Studi Pendidikan Akuntansi pembelajaran yang harus dikerjakan
untuk senantiasa secara berkelanjutan guru dan siswa agar tujuan
mereview mata kuliah yang pembelajaran dapat dicapai secara
ditawarkan menjadi selaras dengan efektif dan efisien. Sedangkan
kebutuhan fihak pemakai lulusan, Metode, adalah cara yang digunakan
seperti sekolah menengah (kejuruan). untuk mengimple-mentasikan
Prodi Pendidikan Akuntansi harus rencana yang sudah disusun dalam
mampu membekali alumnusnya bentuk kegiatan nyata dan praktis
sebagai calon guru yang handal untuk mencapai tujuan pembelajaran.
dengan seperangkat kompetensinya, Dalam konteksnya, guna
serta mampu beradaptasi dan mencapai tingkat relevansi yang
mengadopsi nilai-nilai yang memadai dengan penanaman nilai-
terkandung dalam pelaksanaan “era nilai hard-skills dan soft-skills yang
kepemimpinan kewirausaan kepala dibnutuhkan, maka model pembe-
sekolah” sebagai bekal untuk lajaran harus diarahkan pada
bermitra dan berkarya, bersama terbentuknya figur lulusan yang
keluarga besar lembaga sekolah. handal, lentur dalam beradaptasi dan

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
19
mampu mengadopsi nilai-nilai baru D. SIMPULAN
dalam menjalankan tugasnya. 1. Kepemimpinan kewirausahaan, di
c) Melekatkan nilai-nilai soft-skills terapkan dalam ciri generik dan
dalam kegiatan intra dan ektra spesifik. Ciri generik maupun
kurikuler. spesifik kepemimpinan
Upaya internalisasi nilai-nilai kewirausahaan kepala sekolah pada
soft-skills dalam pembelajaran dasarnya melihat kepemimpinan
menurut (Herminarto, 2008: 6-7), pada apa yang dikerjakannya
dapat dilakukan melalui tiga model, (actual performance) sehingga
yaitu: 1). Model terpisah sebagai arahnya lebih menekankan pada
pembelajaran soft- skills atau best practices dari kerakter kinerja
diskrit, pelak-sanaannya dikemas kepe-mimpinan kewirausahaan
secara khusus, tidak tercantum di dalam dunia pendidikan.
dalam kurikulum. Ini diterap-kan 2. LPTK, khusunya pendidikan
melalui program kepemimpinan, 2). akuntansi, perlu meninjau kembali
Model terintegrasi yaitu menyatu strategi yang diterapkan guna
dengan hard- skills artinya melekat mengantisipasi era kepemimpina
dan terpadu dengan program kewirausahaan di Sekolah
kurikuler, kurikulum yang ada atau Menengah dalam hubungan dengan
dalam pembelajaran yang ada atau pembekalan para alumnus. Strategi
dalam proses pembelajaran. 3). dimaksud dapat menyangkut 3
Model kom-plementatif, artinya aspek utama, yaitu: 1) Aspek
implementasi soft- skills pimpinan dan pengampu, 2) Aspek
ditambahkan ke dalam program Laboratorium pendidikan keguruan
pendidikan kurikuler dan struktur dan akuntansi, dan 3) Aspek proses
kurikulum yang ada. pemben-tukan dan pembekalan
Implementasi dari pilihan model kompetensi para lulusan. Dengan
inter-nalisasi tersebut dapat dikaji terwujudnya produk strategi yang
lebih lanjut guna terpenuhinya bekal dilakukan secara berkelanjutan,
kompetensi para lulusan sesuai tentunya akan memberikan angin
dengan profil lulusan yang dica- segar bagi upaya ikut mencerdaskan
nangkan. bangsa tercinta ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, S. Jerome. 2015. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakara: Pustaka Belajar.

Barth, Roland S. 1990. Improving School from Within. San Francisco: Jossey-Bass.
Bush, Tony. and Coleman, marianne. 2006. Leadership and Strategic
Management in Education . London: IRCISoD.

Gupta, Vipin., MacMillan, Ian C., dan Surie, Gita. 2004. Entrepreneurial Leadership:
Developing and Measuring a Croos Cultural Construct. Journal of Bussiness
Venturing

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
20
Herminarto Sofyan. 2008. Pengembangan Soft Skills dan Pembelajarannya.
Makalah disajikan dalam Seminar Mencetak Guru Profesional dan Kreatif
Bidang Vokasi, di Jurusan PTBB Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta

Kotelnikov, Vadim. 2005. Entrepreneurial Leadership, New managerial Task in the Era
of Rampant Change. www.1000ventures.com. diunduh 21 Desember 2014.

Lavinsky, Dave. Entrepreneurial Leadership.www.ezinearticle.com diunduh 21


Desember 2014.

Saefudin, Agus. 2017. Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala Sekolah. https://


www.academia.edu//Kepemimpinan_Kewirausahaan_Kepala_Sekolah.
Diunduh 23 Oktober 2017.

Suhartatik. 2012. Implementasi kepemimpinan dan Kewirausahaan Kepala SMK Yadika


Bangil dalam Meningkatka Produktivitas Sekolah. Tugas Akhir. Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakultas Tarbiyah. UIN Malang.

Sutrisno, Budi. 2017. Internalisasi Nilai-nilai Soft-skills dalam Pembelajaran Akuntansi


dan Evaluasinya pada SMK di Surakarta. Jurnal Varia Pendidikan, vol: 29.
No. 1. Juni 2017.

Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK . Bandung: CV. Armico

Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai


Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis , Tahun
14, Nomor 2, Juli 2009

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.2, Desember 2017,


p-ISSN: 1412-3835; e-ISSN: 2541-4569
21

You might also like