You are on page 1of 15

PENGARUH KARAKTERISTIK PENGURUS, PENGENDALIAN INTERNAL DAN

SENSE OF BELONGING TERHADAP KEMAKMURAN MASJID DENGAN SISTEM


MANAJEMEN KEUANGAN MASJID SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Pengurus Masjid dan DKM Masjid Kota Tangerang Selatan)

Fachriza Fayyad Fauzan


11150820000012
Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
fachrizafayyadfauzan@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to find the effect of caretaker characteristic, internal control, and
sense of belonging toward financial management system of mosque and prosperity of mosque. This
research was conducted on the individual mosque caretaker or Mosque Prosperity Council (DKM) who
understand the financial, planned program and activity on the mosque of South Tangerang city. This
research was using samples as many ninety nine respondents from fifty two mosque. The data analysis
method that used was Partial Least Square (PLS) with the help of data analysis tool SmartPLS 3.0.
The result of this research showed that caretaker characteristic and internal control has
significant effect to financial management system of mosque while sense of belonging has no effect to
financial management system of mosque. Internal control and sense of belonging has significant effect
to prosperity of mosque while caretaker characteristic and financial management system of mosque has
no effect to prosperity of mosque. Variabel financial management system of mosque has no intervening
effect toward the relation between caretaker characteristic to mosque prosperity (H8), internal control
to mosque prosperity (H9) and sense of belonging (H10) towards prosperity of mosque.

Keywords : caretaker characteristic, internal control, sense of belonging, financial management system
of mosque, prosperity of mosque.

PENDAHULUAN atau isra’ mi’raj, tempat pembayaran zakat,


tempat pengajian dan diskusi tentang agama
Latar Belakang Islam, dan banyak lagi kegiatan yang
Masjid bagi umat Islam memiliki makna berhubungan dengan ke-islaman.
yang besar dalam kehidupan, baik makna fisik Dalam bahasan mengenai masjid, tidak
maupun makna spiritual. Kata masjid sendiri akan jauh mengenai bagaimana masjid
berasal dari kata sajadah-yasjuduh-sujudan- tersebut dikelola karena masjid tidak hanya
masdjidan yang artinya patuh, taat, tunduk menjadi tempat ibadah melainkan juga
atau tempat sujud. Kata masjid juga banyak menjalankan kegiatan-kegiatan lain. Dalam
disinggung di dalam Al-Qur’an dan Hadits penelitian Abd. Rahman et. al, (2015)
(Fokkus Babinrohis Pusat, 2004, hal.4). mengatakan bahwa kinerja masjid yang baik
Dalam situs www.nu.or.id mengatakan bahwa ialah masjid yang dapat memanfaatkan
masjid merupakan bangunan tempat shalat sumber daya dengan efisien dan mampu
kaum muslim. memperoleh output yang baik. Output yang
Masjid yang bermakna tunduk dan patuh dimaksud adalah adanya aktivitas atau
memiliki arti bahwa segala aktivitas yang program yang mumpuni seperti jumlah
dilakukan di dalam masjid mengandung jamaah yang shalat, acara keagamaan,
kepatuhan dan bernilai ibadah di mata Allah pendidikan keagamaan dan keilmuan, bakti
Swt. sosial dan layanan masyarakat. Masjid dalam
Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga praktiknya adalah bagaimana masjid tersebut
berfungsi sebagai sarana umat Islam untuk dikelola oleh beberapa individu yang
merayakan hari-hari peringatan seperti maulid tergabung menjadi pengurus atau Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM) mengelola Pengelolaan dana termasuk dalam
sumber berupa dana dan tenaga untuk bagaimana sistem manajemen keuangan
mewujudkan program atau aktivitas yang masjid yang dikelola oleh pengurus masjid.
akan berguna bagi kemaslahatan masyarakat Dalam Mohamed Adil et. al, (2013)
yang bisa disebut upaya dalam memakmurkan mengatakan bahwa sistem manajemen
masjid sama seperti halnya sebuah perusahaan keuangan masjid yang baik ialah yang dimana
yang para karyawan dan atasan dari terdapat praktik penganggaran serta
perusahaan tersebut ingin mewujudkan output akuntabilitas dalam manajemen keuangannya,
atau kinerja yang baik. Dalam penelitian serta diperlukannya pengendalian terkait dana
Abdullah dan Aini (2017) mengatakan bahwa masjid yang akan dikelola dalam menjalankan
kemakmuran masjid bisa dicapai jika terdapat kegiatan-kegiatannya
sumber yang memadai baik sumber dana Menurut penelitian Sulaiman et. al,
maupun sumber daya manusia serta (2008) sistem manajemen keuangan masjid
manajemen yang baik dari pengurus dalam menyelenggarakan kegiatannya tidak
masjidnya. terdapat akuntabilitas dan tanggung jawab
Dalam penelitian Abdullah dan Aini sesuai dengan akuntansi. Sama seperti
(2017) indigenous mosque (masjid lokal) penelitian Mohamed et. al, (2014) terdapat
merupakan institusi penting dalam permasalahan soal akuntabilitas dan
membangun peradaban manusia. Masjid pengendalian internal pada sistem manajemen
memainkan peran penting sebagai pusat dari keuangan masjiD. Diperlukan penerapan
perkembangan ilmu, ekonomi, sebaran pengendalian seperti pembagian tugas,
informasi dan aktivitas sosial masyarakat pengecekan fisik, pencatatan transaksi dan
lokal. Meskipun hal tersebut diwujudkan otorisasi. Dengan menghilangkan kelemahan
dengan pengelolaan yang baik dan efisien atau masalah yang bisa di temukan,
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengendalian
lokal. Masjid tidak harus hanya sebatas pada sumber dana, penguatan akuntabilitas,
tempat untuk beribadah tetapi juga harus peningkatan pada kualitas pelaporan
dibarengi dengan adanya program dan keuangan dan hubungan dengan para
kegiatan yang bervariasi. penyumbang dana.
Jika dilihat dengan seksama atau kita Pada Juli 2018 Terdapat kasus
sendiri yang merasakan terkadang ada masjid penggelapan dana masjid yang terjadi di
yang megah bangunannya tetapi jamaah yang Surabaya. Menurut sindonews.com pelaku
shalat atau kegiatan masjidnya sedikit. merupakan bendahara masjid Al-Ghuroba
Adapula yang fisik masjidnya kecil, tetapi Pakuwon Mall dan menggelapkan dana
kegiatan masjidnya banyak dan jamaah sebesar Rp. 266 juta. Hal tersebut ditemukan
masjidnya cenderung ramai. Terjadi setelah pengecekan kembali pada rekening
permasalahan bahwa kemakmuran masjid koran tabungan masjid dan ditemukan adanya
tidak dilihat dari segi fisik bangunannya, pengeluaran sebesar Rp. 266.400.000 yang
melainkan dilihat dari segi aktifitas dan hal- tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hal
hal secara non-material. tersebut dilakukan pelaku dengan cara
Mengorganisasikan sebuah masjid, memanipulasi pencatatan dana infak dengan
diperlukan kesungguhan dan profesionalitas mengurangi nominal dari Rp. 1 juta sampai
yang diselaraskan dengan fungsi masjid. dengan Rp. 24 juta. Sangat disayangkan jika
Untuk mendukung aktifitas sesuai dengan seorang pengurus yang diberikan kepercayaan
fungsinya, diperlukan dana yang cukup. Dana oleh masyarakat untuk mengelola dan
sebagai faktor utama pendukung kegiatan menjaga dana masjid agar dapat digunakan
selain faktor sumber daya manusia. Salah dengan sebaik mungkin tetapi justru
satunya adalah bagaimana kita bisa mengelola digunakan untuk kebutuhan pribadi.
dana tersebut dengan efektif (Fokkus Kasus tersebut merupakan akibat dari
Babinrohis Pusat, 2004, Hal. 153). adanya celah pada pengendalian internal
masjid yang bersangkutan serta kurangnya diketahui seberapa besar tingkat Sense of
akuntabilitas dari pengurus masjidnya itu belongingnya (rasa memilikinya). Hagerty
sendiri. Perlunya suatu pengawasan dalam dan Patusky (1992) dalam Liu et. al, (2018)
pencatatan yang dilakukan oleh pengurus menyatakan bahwa sense of belonging adalah
masjid agar tidak terjadi penggelapan yang perasaan seorang individu yang merasa
dapat merugikan baik masjid tersebut dan juga melekat atau mempunyai hubungan terhadap
masyarakat yang telat memberikan suatu sistem atau lingkungan.
kepercayaan serta bantuan dana. Jika dilihat dari berbagai perspektif yang
Adanya penggelapan dana masjid yang dibahas, bahwa ada banyak faktor yang
terjadi tidak terlepas dari bagaimana mempengaruhi kemakmuran masjid. Antara
karakteristik pengurus masjidnya sendiri. lain masih banyaknya masjid yang belum bisa
Kebanyakan masjid masih menggunakan memanfaatkan dana, pertanggungjawaban
sistem kepengurusan yang tradisional serta dari kepengurusan masjid masih harus
pemilihan pengurus yang masih dipertanyakan, adanya kasus penggelapan
menggunakan sistem memberi kepercayaan dana masjid yang disebabkan lemahnya
kepada seorang individu untuk menjadi pengendalian internal masjid, praktik
pengurus atau DKM masjid tersebut. manajemen keuangan yang masih tradisional
Kebanyakan kontributor dalam kegiatan serta perlu mencari tahu sense of belonging
masjid didominasi oleh ketua, sekretaris dan dalam diri seorang pengurus masjid. Maka
bendahara. Maka dari itu diperlukan dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan
pengambil keputusan yang baik dari para penelitian yang berjudul “Pengaruh
pengurus dalam menjalankan kegiatan Karakteristik Pengurus, Pengendalian
masjidnya (Jazeel, 2013). Internal Keuangan, dan Sense of Belonging
Pengurus masjid menurut Muslim (2004) terhadap Sistem Manajemen Keuangan
Berhasil atau gagalnya pengelolaan suatu dalam Memakmurkan Masjid”.
masjid, sangat bergantung pada kepengurusan Berdasarkan latar belakang penelitian
yang dibentuk dan sistem yang diterapkan yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
dalam manajemen dan organisasinya. penelitian ini adalah apakah karakteristik
Menurut Ayub (1997, hal. 21) pengurus pengurus, pengendalian internal, sense of
masjid ialah seseorang yang memfungsikan belonging secara parsial berpengaruh
dirinya untuk masjid dan berperan aktif. terhadap sistem manajemen keuangan; apakah
Pengurus masjid dipilih secara demokratis, karakteristik pengurus, pengendalian internal,
mereka mampu mengemban amanah jamaah, sense of belonging secara parsial berpengaruh
melaksanakan tugasnya dengan baik serta terhadap kemakmuran masjid; apakah sistem
membuat laporan pertanggungjawaban secara manajemen keuangan masjid berpengaruh
berkala. terhadap kemakmuran masjid; apakah
Karakteristik pengurus masjid yang baik karakteristik pengurus, pengendalian internal,
diharapkan menciptakan suatu sistem sense of belonging secara parsial berpengaruh
keuangan masjid yang berintegrasi dan dapat terhadap kemakmuran masjid melalui sistem
dipertanggungjawabkan, serta dapat manajemen keuangan masjid.
meningkatkan kemakmuran masjid. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh
Kemudian Pengurus masjid juga harus penulis adalah untuk menganalisis apakah
membentuk pengendalian internal untuk para karakteristik pengurus, pengendalian internal,
pengurus lainnya, dimana pengurus masjid sense of belonging secara parsial memiliki
menciptakan suatu bentuk organisasi yang pengaruh terhadap sistem manajemen
baik agar pengelolaan keuangan dari masjid keuangan masjid dan kemakmuran masjid
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang secara langsung; untuk menganalisis apakah
diharapkan. sistem manajemen keuangan masjid memiliki
Pengurus masjid yang mengabdikan pengaruh terhadap kemakmuran masjid secara
dirinya untuk memakmurkan masjid perlu langsung; untuk menganalisis apakah sistem
manajemen keuangan masjid dapat menjadi jenazah, dan lain-lain. Dengan demikian
variabel intervening secara parsial terhadap organisasi di dalam masjid tidak dapat
hubungan kausalitas pada karakteristik dijalankan sesuai prinsip-prinsip organisasi.
pengurus, pengendalian internal, dan sense of Peran seorang pengurus masjid bukanlah
belonging terhadap kemakmuran masjid. hal yang ringan, melainkan memiliki tugas
dan tanggung jawab yang cukup berat, seperti
TINJAUAN PUSTAKA DAN halnya seorang CEO terhadap perusahaan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Setiap individu yang terlibat dalam
kepengurusan masjid dituntut memliki sikap
Teori Motivasi Maslow dan kemampuan manajerial yang tinggi serta
Teori motivasi menurut Maslow dalam keikhlasan untuk rela mengorbankan waktu
Sipatu (2013) pada dasarnya menyatakan dan tenaganya. Sebagai orang yang dipillih
bahwa seseorang berperilaku tertentu dan dipercaya jamaah, diharapkan dapat
didorong oleh berbagai macam kebutuhan menunaikan tugasnya dengan baik dan
atau keinginan yang harus dipenuhinya. bertanggung jawab. Tanggung jawab seorang
Maslow menggolongkan kebutuhan atau pengurus masjid tidak hanya secara
keinginan manusia menjadi lima macam yang habluminannas, tetapi juga habluminallah.
tersusun dalam suatu tingkatan. Lima macam Sense of Belonging
kebutuhan tersebut yaitu: Sense of belonging adalah perasaan seolah
1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis berada di rumah, yaitu kondisi di mana
(physiological needs), yang seseorang merasa dirinya diinginkan,
dimanifestasikan dalam hal kebutuhan dihormati, dihargai, dicintai, diterima dan
akan sandang, pangan, papan dan nyaman menjadi bagian dari anggota di
kebutuhan lain yang bersifat fisiologis. dalamnya. Sense of belonging diartikan juga
2) Kebutuhan akan rasa aman (safety and sebagai sikap individu yang berpartisipasi
security needs), misalnya seperti dalam kelompok dan memiliki dukungan,
kebutuhan akan perlindungan dari segala memiliki perasaan bersama, merasa
ancaman baik dari luar maupun dari dalam diikutsertakan dan merasakan kecocokan,
3) Kebutuhan sosial dan rasa memiliki memiliki kontribusi aktif dalam kelompok
(social and belongingness). Yang serta merasa didengarkan di lingkungannya
termasuk dalam kebutuhan ini yaitu (The Early Years Learning Framework -
kebutuhan akan hubungan sosial dalam Professional Learning Program, 2011).
kelompok atau lingkungan, afiliasi, Hagerty dan Patusky (1992) dalam Liu et.
interaksi, merasa dicintai dan mencintai al, (2018) menyatakan bahwa sense of
sesuatu. belonging didefinisikan sebagai suatu
4) Kebutuhan akan suatu penghargaan atau pengalaman dari personal involvement dalam
prestige (esteem needs), yaitu keinginan suatu sistem atau lingkungan yang dimana
untuk dihargai oleh seseorang. membuat seseorang merasa dan berpikir
5) Kebutuhan untuk mempertinggi kapasitas bahwa dirinya menjadi bagian dari sistem atau
kerja (self actualization), yaitu kebutuhan lingkungan tersebut.
untuk memenuhi keinginan diri sendiri
dengan memanfaatkan kemampuan, Pengendalian Internal
keterampilan dan potensi. Menurut Sulaiman et al, (2008) dalam
Sanusi et. al, (2015) Sistem pengendalian
Karakteristik Pengurus internal didefinisikan sebagai kebijakan dan
Dalam Fokkus Babinrohis Pusat (2004, prosedur yang ditetapkan untuk memastikan
hal.85-86) kepengurusan masjid pada keamanan pada aset organisasi atau
umumnya berpusat pada seorang ulama/tokoh perusahaan dan keandalan pelaporan
masyarakat setempat. Seorang ulama/tokoh keuangan. Menerapkan sistem pengendalian
tersebut menjalankan peran rangkap sebagai internal yang tepat akan membantu operasi
imam, sekaligus khatib, amil, penyelenggara organisasi menjadi lebih efektif dan efisien.
Sistem pengendalian internal yang tepat membantu dalam meningkatkan efektifitas
memastikan bahwa manajer organisasi akan serta mengurangi kesalahan dalam
memanfaatkan sumber daya keuangan dengan administrasi.
cara yang akan melindungi kepentingan donor
dan/atau kontributor. Kemakmuran Masjid
Pengendalian internal tidak hanya 1) Kemakmuran
berhubungan pada akuntansi dan pelaporan, Pengertian Kemakmuran menurut (KBBI)
pengendalian internal juga berhubungan pada berasal dari kata makmur yang artinya sebagai
bagaimana proses suatu organisasi baik secara berikut.
eksternal maupun internal, termasuk prosedur a) banyak hasil;
untuk 1) mengendalikan penerimaan dana dan b) banyak penduduk dan sejahtera;
pengeluaran yang dilakukan oleh organisasi, c) serba kecukupan;
2) menyiapkan pelaporan keuangan yang baik d) tidak kekurangan;
dan tepat waktu kepada para dewan 2) Kinerja
perusahaan atau atasan, 3) melakukan audit Kinerja dalam KBBI merupakan sesuatu
terhadap laporan keuangan perusahaan, 4) yang ingin dicapai, prestasi yang ingin
mengevaluasi pegawai dan juga program yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Menurut
dijalankan, 5) menjaga catatan persediaan asli Hasibuan dalam Gaffar et. al, (2017) kinerja
dan aset pribadi serta keberadaannya dan 6) adalah suatu hasil kerja (output) yang dicapai
pelaksanaan kebijakan personil dan konflik seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
kepentingan (Cuomo 2005, dalam Masrek et. yang dibebankan kepada individu yang
al, 2014). didasarkan atas keterampilan, insiatif,
Sistem Manajemen Keuangan Masjid pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Manajemen keuangan masjid menurut 3) Kemakmuran Masjid
Ayub et. al, (1997) terbagi menjadi tiga Kemakmuran masjid merupakan
bagian utama yaitu anggaran masjid, sumber sesuatu yang ingin dicapai oleh para pihak
dana masjid, dan laporan keuangan masjid. yang mengelola masjid. Dalam penelitian
Hal ini tidak jauh berbeda dengan manajemen Abd. Rahman (2015) output yang baik dari
keuangan perusahaan secara umum menurut suatu masjid dapat dilihat dari bagaimana
Ross et. al, (2008) dalam Haq dan Dewi, jumlah jamaah yang hadir, kegiatan
(2013) sistem manajemen keuangan keagamaan, kegiatan keilmuan, bakti sosial
perusahaan terdiri dari tiga bagian utama yaitu dan layanan masyarakat lainnya. Selaras
capital budgeting (penganggaran), capital dengan penjelasan pada penelitian Hasan
structure (sumber dana dalam menjalankan (2008) dan Utaberta et. al, (2010) dalam
operasi perusahaan), dan working capital Abdullah dan Aini (2017) masjid yang
management (pengelolaan pemanfaatan makmur biasanya memiliki kegiatan-kegiatan
sumber daya perusahaan dalam menjalankan yang biasanya dilakukan oleh masjid-masjid
operasi perusahaan untuk mencapai lainnya seperti pengajian, perayaan hari besar
tujuannya). islam dan lain sebagainya. Diperlukan pula
Manajemen keuangan masjid menurut inisiatif para pengurus masjid untuk
Haq & Dewi (2013) secara umum termasuk mengumpulkan anak-anak, remaja ataupun
dalam aktivitas idarah (aktivitas pengelolaan orang dewasa dengan mengadakan kegiatan-
masjid). Menurut Mohamed Adil et. al, (2013) kegiatan yang disukai oleh mereka seperti
menyatakan bahwa manajemen masjid olahraga, pelatihan bela diri atau yang lainnya
memerlukan adanya pengetahuan dari para yang dapat mengajak masyarakat sekitar
pengurus masjid atau DKM tentang untuk tetap hadir ke masjid.
bagaimana menyiapkan perencanaan
Pengembangan Hipotesis
anggaran, pengawasan keuangan serta
Dalam Jazeel (2013) Karakteristik
pengendalian internal untuk meningkatkan
seorang pengurus masjid dapat diukur dari
kualitas manajemen keuangan serta
aspek seperti umur, tingkat pendidikan,
profesi selain menjadi pengurus serta prosedur yang harus dilakukan dalam sistem
pengalaman. Dalam penelitian yang manajemen keuangan.
dilakukan oleh Humaira dan Sagoro (2018)
menyatakan variabel kepribadian H3: Sense of Belonging berpengaruh positif
berpengaruh terhadap variabel perilaku terhadap Sistem Manajemen Keuangan
manajemen keuangan. semakin baik Masjid
kepribadian seseorang maka semakin baik
Menurut Gaffar et. al, (2017) menyatakan
pula perilaku manajemen keuangannya.
bahwa karakteristik individu (kemampuan,
H1: Karakteristik Pengurus berpengaruh kepribadian dan kepuasan kerja) berpengaruh
positif terhadap Sistem Manajemen signifikan terhadap kinerja karyawan.
Keuangan Masjid Karakteristik pengurus (individu) diduga
memiliki pengaruh terhadap kinerja dari
Pengendalian internal merupakan sesuatu baik itu individu itu sendiri ataupun
permasalahan yang penting pada manajemen sebuah entitas. Kinerja merupakan tolak ukur
keuangan masjid, pada penelitian yang untuk mengetahui kualitas dari individu
dilakukan oleh Mohamed et. al, (2014) maupun sebuah entitas dan kemakmuran
mengungkapkan bahwa diperlukannya masjid merupakan suatu tolak ukur yang
perhatian lebih pada bagian penerimaan dan digunakan untuk mengukur apakah kualitas
pengeluaran dan penekanan agar dari entitas tersebut baik atau tidak.
pengendalian internal yang dilakukan pada
manajemen keuangan masjid mencapai titik H4: Karakteristik Pengurus berpengaruh
yang dapat diterima sehingga mampu positif terhadap Kemakmuran Masjid
meyakinkan para stakeholder (penyumbang
Dalam penelitian Azlina (2014)
dana) tentang pemanfaatan uang yang
menyatakan bahwa pengendalian internal
disumbangkan. Dalam penelitian Sanusi et.
secara signifikan berpengaruh terhadap
al, (2015) pengendalian berpengaruh secara
kinerja pemerintah kabupaten pelalawan.
signifikan terhadap manajemen keuangan
Semakin baik dan efektif pengendalian
masjid, karena pengendalian internal perlu
internal yang dilaksanakan, maka kinerja
diterapkan sebagai penjamin apakah dana
pemerintah juga akan semakin baik. Tingkat
yang dikelola sudah di manfaatkan dengan
pengendalian internal yang baik dari suatu
efektif dan efisien.
organisasi masjid akan sangat mempengaruhi
H2: Pengendalian Internal berpengaruh bagaimana masjid mencapai tujuannya yaitu
positif terhadap Sistem Manajemen kemakmuran masjid (masjid yang berkinerja
Keuangan Masjid dengan baik).

Dalam penelitian Liu et. al, (2018) H5: Pengendalian Internal Berpengaruh
mengatakan bahwa sense of belonging positif terhadap Kemakmuran Masjid
menjadi faktor pemicu seorang individu untuk
Dalam penelitian Carrie (2017)
terus berinteraksi dengan sesuatu yang merasa
menyatakan sense of belonging tidak
ia miliki. Sense of belonging memiliki
memiliki pengaruh terhadap prestasi
pengaruh terhadap usage habit (kebiasaan
akademik individu dikarenakan penelitian
penggunaan) pada media sosial (Liu et. al,
dilakukan terhadap siswa tahun pertama yang
2018). Semakin tinggi sense of belonging
belum memiliki sense of belonging yang
seseorang maka semakin tinggi pula
cukup terhadap lingkungannya. Sedangkan
penggunaan sosial media. Hal ini dapat
menurut Freeman et. al, (2007) dalam Carrie
disimpulkan jika sense of belonging dapat
(2017) menyatakan bahwa tingginya sense of
memicu seorang individu untuk berinteraksi
belonging dapat mempengaruhi motivasi
dengan sesuatu yang ia merasa miliki, maka
individu dalam meningkatkan prestasi
ia akan berusaha untuk terus melakukan
akadaemiknya. Sense of belonging menurut
Liu et. al, (2018) mengatakan bahwa sense of memiliki pengaruh signifikan terhadap
belonging memberikan dorongan terhadap kinerja pemerintah daerah. Kinerja
kebiasaan untuk menggunakan sosial media. merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai
Sense of belonging diduga dapat memberikan oleh individu atau organisasi sama halnya
dorongan atau dapat memberikan motivasi dengan kemakmuran masjid, karena
kepada pengurus masjid untuk memberikan kemakmuran masjid merupakan tolak ukur
kinerja yang baik agar kemakmuran masjid untuk mengetahui bagaimana kinerja dari
tercapai. masjid. Pada penelitian Gaffar (2017)
menunjukkan bahwa karakteristik individu
H6: Sense of Belonging berpengaruh positif memiliki pengaruh signifikan terhadap
terhadap Kemakmuran Masjid kinerja karyawan. Kemudian hasil penelitian
dari Humaira dan Sagoro (2018) menyatakan
Dalam penelitian Oktavia Sari et. al,
bahwa kepribadian memiliki pengaruh
(2016) mengatakan bahwa partisipasi
signifikan terhadap perilaku manajemen
penyusunan anggaran berpengaruh secara
keuangan. Menurut Hagerty dan Patusky
signifikan terhadap kinerja manajerial
(1992) dalam Liu et. al, (2018) sense of
pemerintah daerah. Partisipasi anggaran
belonging merupakan suatu perasaan yang
dalam penelitian ini merupakan salah satu
ada dalam individu tentang keterkaitan
aspek dalam sistem manajemen keuangan
dirinya terhadap suatu sistem ataupun
masjid dan kinerja manajerial memiliki
lingkungan. Pada penelitian Liu et. al, (2018)
kesamaan dengan kemakmuran masjid
menunjukkan bahwa sense of belonging
dikarenakan kemakmuran masjid merupakan
memiliki pengaruh signifikan terhadap
sebuah prestasi atau tingkat keberhasilan yang
kebiasan penggunaan media sosial. Sense of
ingin dicapai oleh individu atau kelompok.
belonging menjadi sebuah rasa afeksi
Hal ini dapat membentuk kesimpulan bahwa
terhadap sesuatu yang dimiliki individu
sistem manajemen keuangan masjid dapat
sehingga individu tersebut lebih intens dalam
berpengaruh terhadap kemakmuran masjid.
menggunakan sesuatu. Pernyataan Freeman
H7: Sistem Manajemen Keuangan Masjid et. al, (2007) dalam Carrie (2017) menyatakan
berpengaruh positif terhadap Kemakmuran bahwa sense of belonging berpengaruh
Masjid terhadap prestasi akademis seorang individu.
Sense of belonging diduga dapat menjadi
Menurut Abd. Rahman (2015) indikator faktor yang mendorong atau memotivasi
kinerja dari sebuah masjid dapat dilihat dari seorang invidu untuk berusaha mengejar
aspek kuantitatif seperti jumlah jamaah, sesuatu yang merasa ia miliki dan berusaha
kegiatan keagamaan, kegiatan keilmuan, untuk melakukan suatu prosedur dengan
bakti sosial dan layanan masyarakat. Dalam efektif dan efisien.
Abdullah dan Aini (2017) menyatakan bahwa
kemakmuran masjid dilihat dari bagaimana H8: Profil Pengurus berpengaruh positif
masjid tersebut berupaya untuk membuat terhadap Kemakmuran Masjid melalui
masyarakat sekitar untuk turut hadir dalam Sistem Manajemen Keuangan Masjid
kegiatan yang diadakan oleh masjid tersebut H9: Pengendalian Internal berpengaruh
baik dari sebuah program atau kegiatan positif terhadap Kemakmuran Masjid
keagamaan seperti hari-hari besar islam melalui Sistem Manajemen Keuangan
ataupun kegiatan-kegiatan olahraga. Masjid
Pada penelitian yang dilakukan oleh H10: Sense of Belonging berpengaruh positif
Sanusi et. al, (2015) menunjukkan bahwa terhadap Kemakmuran Masjid melalui
pengendalian internal memiliki pengaruh Sistem Manajemen Keuangan Masjid
signifikan terhadap praktik manajemen
keuangan. Dalam penelitian Azlina (2014) METODE PENELITIAN
menyatakan bahwa pengendalian internal
Populasi dan Sampel
Setelah peneliti menentukan ruang untuk memberikan informasinya. Penggunaan
lingkup penelitian, peneliti selanjutnya akan metode sampling ini sering dipakai pada
menentukan populasi yang akan diuji. penelitian eksploratif dan merupakan metode
Populasi adalah keseluruhan dari suatu yang baik untuk memperoleh data secara
kelompok orang, kejadian, atau suatu hal dan cepat dan efisien.
minat yang ingin diteliti, sedangkan sampel
adalah subkelompok atau sebagian dari Metode Pengumpulan Data
populasi (Sekaran, 2011, hal.121). Dengan Metode pengumpulan data yang peneliti
mempelajari dan meneliti sampel, peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data
diharapkan akan mampu menarik kesimpulan primer. Data penelitian diperoleh dari hasil
yang dapat digeneralisasikan terhadap lapangan berupa kuesioner.
populasi penelitian (Sekaran,2011, hal.123).
Metode Analisis Data
Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus
Metode analisis data yang digunakan
masjid atau DKM masjid yang ada di kota
dalam penelitian ini menggunakan Partial
Tangerang Selatan dengan estimasi jika per
Least Square (PLS). PLS merupakan teknik
masjid terdapat 6 pengurus dan terdapat 95
analisis data dengan menggunakan software
masjid di kota Tangerang Selatan Masjid
smartPLS 3, PLS merupakan metode analisis
maka jumlah pengurus masjid sekitar 570
yang powerfull (Ghozali, 2015:5), karena data
pengurus atau DKM. Untuk menentukan
tidak harus terdistribusi normal secara
jumlah sampel menggunakan rumus Slovin
multivariate dan ukuran sampel tidak harus
(Supriyanto dan Iswandiri, 2017) sebagai
besar. PLS merupakan pendekatan alternatif
berikut:
yang bergeser dari pendekatan SEM yang
𝑁
𝑛= berbasis kovarian menjadi berbasis varian dan
1 + 𝑛(𝑒 2 ) mengubah orientasi analisis dari menguji
n: Jumlah Sampel model kausalitas (model yang dikembangkan
N: Jumlah Populasi = 570 berdasarkan teori) ke model prediksi
e: Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance) komponen.
Dalam rumus Slovin terdapat
ketentuan sebagai berikut: Gambaran Umum Objek Penelitian
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam
jumlah besar 1) Tempat dan Waktu Penelitian
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam Penelitian ini dilakukan terhadap masjid
jumlah kecil dan pengurus masjid atau dewan kemakmuran
Jadi rentang sampel yang dapat masjid (DKM) yang aktif dalam kegiatan-
diambil dari teknik Slovin adalah antara 10-20 kegiatan masjid yang berkenaan dengan
% dari populasi penelitian. Dalam penelitian keuangan dan sistem pengendalian yang ada
ini menggunakan nilai e sebesar 0,1 (10%), di dalam masjid dan masjid yang diteliti
maka hasil dari perhitungannya yaitu sebesar berada di wilayah Tangerang Selatan. Masjid
85,07 sampel yang dapat mewakili jumlah dan pengurus masjid atau DKM tersebar di
populasi kemudian disesuaikan oleh peneliti Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat,
menjadi 99 responden. Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan
Pondok Aren, dan Kecamatan Setu.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pemilihan sampel yang Hasil Uji Outer Model
digunakan dalam penelitian ini adalah Terdapat barometer di dalam penggunaan
pemilihan sampel Convenience Sampling, teknik analisis data dengan SmartPLS untuk
menurut Sekaran (2006, hal. 136) mengatakan menilai outer model yaitu Convergent
bahwa metode sampling ini merupakan Validity, Discriminant Validity, dan
pengumpulan informasi atau data dari anggota Reliability.
populasi yang dengan senang hati bersedia 1) Hasil Convergent Validity
Berdasarkan uji convergent validity pada konstruk dependen, uji t, serta signifikansi
aplikasi SmartPLS 3.0, terdapat 10 indikator dari koefisien parameter jalur struktural.
yang tidak memenuhi syarat validitas yaitu 1) Hasil R-Square
minimal nilai loading factor adalah >0,5. Tabel Nilai R-Square
Indikator yang loading factor-nya kurang dari R-Square
0,5 harus dikeluarkan Sistem Manajemen
0,280
2) Hasil Discriminant Validity Keuangan Masjid
Uji discriminant validity dilakukan Kemakmuran Masjid 0,388
dengan melihat nilai cross loading harus lebih Sumber: Data primer yang diolah
dari 0,5 dan nilai cross loading indikator dari Pada penelitian ini menggunakan dua
variabel melebihi nilai cross loading indikator variabel yang dipengaruhi oleh variabel
variabel lain terhadap nilai indikator suatu lainnya, yaitu variabel sistem manajemen
variabel. keuangan masjid serta variabel kemakmuran
Hasil dari uji discriminant validity yang masjid.
dilakukan menghasilkan bahwa setiap Hasil tersebut menunjukkan bahwa
indikator dari variabel penelitian memiliki variabel karakteristik pengurus, pengendalian
discriminant validity yang baik. internal dan sense of belonging secara
3) Hasil uji Reliability simultan mampu menjelaskan variabel sistem
Kriteria dari reliabilitas dapat dilihat dari manajemen keuangan masjid sebesar 28,0%
nilai Composite Reliability dan Cronbach’s sisanya sebesar 72,0% dijelaskan oleh
Alpha dari masing-masing konstruk. Konstruk variabel lain yang tidak dihipotesiskan dalam
yang dapat dikatakan memiliki nilai model misalnya seperti akuntabilitas. Hasil
reliabilitas yang baik apabila mempunyai nilai selanjutnya untuk variabel karakteristik
Composite Reliability diatas 0,70 dan pengurus, pengendalian internal, sense of
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha diatas belonging dan sistem manajemen keuangan
0,60. Dilihat dari tabel dibawah menyatakan masjid mampu menjelaskan variabel
bahwa setiap jawaban responden terhadap kemakmuran masjid sebesar 38,8% sisanya
variabel penelitian memiliki reliabilitas yang sebesar 62,2% dijelaskan oleh variabel lain
baik. yang tidak dihipotesiskan dalam model.
Tabel Uji Reliabilitas 2) Hasil Q-Square
Cronbach's Composite Q-Square dilakukan untuk
Alpha Reliability menimbang seberapa baik nilai obrservasi
Karakteristik
0,623 0,758 yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi
Pengurus
Pengendalian dari parameternya. Sebuah model dianggap
0,644 0,776 mempunyai nilai predictive relevance yang
Internal
Sense of relevan (baik) jika nilai Q-Square lebih besar
0,601 0,789
Belonging dari 0 (nol). Besaran nilai pada Q-Square
Sistem memiliki rentang 0<Q2<1, model semakin
Manajemen
Keuangan
0,673 0,782 baik jika nilai Q-Square mendekati 1. Nilai Q-
Masjid Square diperoleh dari:
Kemakmuran Q2 = 1 – (1 – R12)(1 – R22)
0,784 0,835
Masjid = 1 – [1 – (0,2432)][1 – (0,4922)]
= 1 – 0,7132
Hasil Uji Inner Model Q2 = 0,2868
Pengujian inner model dilakukan Hasil dari perhitungan Q-Square pada
untuk melihat bagaimana hubungan antar penelitian ini adalah 0,2868 yang artinya
konstruk nilai signifikan dan R-Square dari 28,68% variabel independen dan intervening
model penelitian. Model struktural dievaluasi ini layak untuk menjelaskan variabel
dengan menggunakan R-Square untuk dependen yaitu kemakmuran masjid.
3) Hasil Goodness of Fit (GoF)
goodness of fit (Ghozali, 2015:49) dan signifikan terhadap 0,05 (2,944 > 1,9886).
digunakan untuk melakukan validasi Pengaruh SMKM terhadap KM sebesar 0,112
performa gabungan antara inner model dan dan tidak signifikan terhadap 0,05 (0,898 <
outer model. Nilai GoF memiliki interpretasi 1,9886).
nilai 0,1 (GoF Kecil), 0,25 (GoF Moderat) 5) Hasil Uji Efek Intervening
dan 0,36 (GoF Besar) (Ghozali, 2015:83).
Nilai GoF diperoleh dari: Tabel Path Coefficient untuk Hubungan
̅̅̅2̅ secara Indirect
GoF = √𝐶𝑜𝑚 ̅̅̅̅̅̅ × 𝑅
Original T Statistics P
̅𝑅̅̅2̅ = Nilai rata-rata R-Square variabel Sample (|O/STDEV|) Values
dependen (O)
̅̅̅̅̅̅ = Nilai rata-rata AVE (Average Variant
𝐶𝑜𝑚
KP ->
Extracted) KM
-0,036 0,772 0,440
= √̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
(0,4194) × ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
(0,3675)
PI -> KM 0,018 0,607 0,544
= √0,1541
GoF = 0,3926 SoB -> 0,031 0,850 0,396
Hasil perhitungan GoF dalam KM
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
0,3926 lebih besar dari 0,36. Dengan Tabel diatas didapatkan melalui uji
demikian dapat dikatakan bahwa model bootstrapping dengan melihat tabel path
penelitian ini memiliki kemampuan yang coefficient untuk hubungan secara indirect
tinggi dalam menjelaskan data empiris. atau secara tidak langsung.
Pembahasan
4) Hasil Uji Hipotesis 1) Pengaruh Karakteristik Pengurus
Tabel Path Coefficient hubungan terhadap Sistem Manajemen Keuangan
variabel secara direct Masjid
Original T Statistics P
Sample (O) (|O/STDEV|) Values
Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan
KP -> SMKM -0,322 3,717 0,000 metode bootstrapping menunjukkan bahwa
PI -> SMKM 0,157 1,285 0,200 karakteristik pengurus terhadap sistem
SoB -> SMKM 0,279 2,888 0,004 manajemen keuangan masjid menunjukkan
KP -> KM -0,082 0,652 0,515 nilai path coefficient -0,322 dan t-statistik
PI -> KM 0,380 4,095 0,000 sebesar 3,717 > 1,9886. Hal ini dapat
SoB -> KM 0,267 2,944 0,003 dikatakan bahwa karakteristik pengurus
SMKM -> KM 0,112 0,898 0,370
memiliki pengaruh negatif dan signifikan
Pada tabel diatas menyajikan bahwa
pada 0,05 terhadap sistem manajemen
pengaruh KP (karakteristik pengurus)
keuangan masjid yang berarti tidak sesuai
terhadap SMKM (sistem manajemen
dengan hipotesis pertama. Hal ini berarti
keuangan masjid) sebesar -0,322 dan
hipotesis pertama (H1) ditolak.
signifikan pada 0,05 (3,717 > 1,9886).
Hasil dari penelitian ini tidak sesuai
Pengaruh PI (pengendalian internal) terhadap
dengan penelitian Humaira dan Sagoro (2018)
SMKM sebesar 0,157 dan tidak signifikan
yang menemukan bahwa kepribadian individu
pada 0,05 (1,285 < 1,9886). Pengaruh SoB
berpengaruh signifikan terhadap perilaku
(sense of belonging) terhadap SMKM sebesar
manajemen keuangan. Dalam penelitian ini
0,279 dan signifikan pada 0,05 (2,888 >
semakin tinggi karakteristik individu maka
1,9886). Pengaruh KP terhadap KM
sistem manajemen keuangan akan semakin
(kemakmuran masjid) sebesar -0,082 dan
kurang, hal ini mungkin saja terjadi karena
tidak signifikan pada 0,05 (0,652 < 1,9886).
meskipun memiliki tingkat pendidikan,
Pengaruh PI terhadap KM sebesar 0,380 dan
pengalaman, usia atau profesi yang baik tetapi
signifikan pada 0,05 (4,095 > 1,9886).
hal tersebut masih belum memenuhi
Pengaruh SoB terhadap KM sebesar 0,267
kualifikasi atau kompetensi yang dibutuhkan
dalam melakukan manajemen keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Dalam penelitian Adnan (2013) menyatakan penelitian yang dilakukan oleh Liu et. al,
bahwa diperlukan pelatihan bagaimana (2018) yang menyatakan bahwa sense of
pengurus melakukan manajemen belonging merupakan perasaan afeksi dari
keuangannya karena masih ada beberapa individu terhadap sesuatu yang menyebabkan
masjid yang belum melakukan manajemen dia akan melakukan interaksi secara terus
keuangan dengan efektif dan konsisten. Hal menerus (dalam jangka panjang). Kaitannya
ini berarti dapat dikatakan bahwa dalam dengan sense of belonging terhadap sistem
kepengurusan masjid agar sistem manajemen manajemen keuangan masjid yaitu sense of
keuangan masjidnya bagus, diperlukan belonging dapat membuat seorang individu
pemahaman atau pelatihan untuk pengurus pengurus masjid semakin baik dan taat dalam
masjid melaksanakan sistem manajemen
2) Pengaruh Pengendalian Internal keuangannya. Seperti membiasakan untuk
terhadap Sistem Manajemen Keuangan melaksanakan penganggaran,
Masjid pengklasifikasian akun, penetapan periode
Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan pencatatan dan pelaporan, serta perencanaan
metode bootstrapping menunjukkan bahwa kegaitan.
pengendalian internal terhadap sistem 4) Pengaruh Karakteristik Pengurus
manajemen keuangan masjid menunjukkan terhadap Kemakmuran Masjid
nilai path coefficient sebesar 0,278 dengan Hasil dari uji hipotesis yang dilakukan
nilai t-statistik sebesar 1,285 < 1,9886. Hal ini dengan metode bootstrapping menunjukkan
dapat dikatakan bahwa pengendalian internal bahwa karakteristik pengurus terhadap
tidak memiliki pengaruh terhadap sistem kemakmuran masjid menujukkan nilai path
manajemen keuangan masjid yang berarti coefficient -0,082 dengan nilai t-statistik
tidak sesuai dengan hipotesis kedua. Hal ini sebesar 0,652 < 1,9886. Hal ini dapat
berarti hipotesis kedua (H2) ditolak. dikatakan bahwa karakteristik pengurus tidak
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan memiliki pengaruh terhadap kemakmuran
penelitian yang dilakukan oleh Sanusi (2015) masjid yang berarti tidak sesuai dengan
yang menemukan bahwa pengendalian hipotesis keempat. Hal ini berarti hipotesis
internal berpengaruh signifikan terhadap keempat (H4) ditolak.
praktik manajemen keuangan masjid karena Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
pengendalian internal memainkan peran yang penelitian yang dilakukan oleh Gaffar (2017)
penting untuk memastikan efektifitas dan yang menunjukkan bahwa karakteristik
efisiensi pada praktik manajemen keuangan individu pegawai baik secara simultan dan
masjid. parsial berpengaruh terhadap kinerja
3) Pengaruh Sense of Belonging terhadap karyawan. Tetapi penelitian ini sejalan dengan
Sistem Manajemen Keuangan Masjid penelitian yang dilakukan oleh Dewi et. al,
Hasil dari uji hipotesis yang dilakukan (2018) yang menunjukkan bahwa salah satu
dengan metode bootstrapping menunjukkan variabel dari karakteristik dewan komisaris
bahwa sense of belonging terhadap sistem yaitu tingkat pendidikan dewan komisaris
manajemen keuangan masjid menunjukkan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai path coefficient sebesar 0,279 dengan kinerja keuangan perusahaan. Dalam Abd
nilai t-statistik sebesar 2,888 > 1,9886. Hal ini Rahman (2015) menyatakan bahwa kinerja
dapat dikatakan bahwa sense of belonging masjid yang baik dilihat dari bagaimana
memiliki pengaruh positif dan signifikan pada sumber daya yang dimiliki baik itu uang,
0,05 terhadap sistem manajemen keuangan fasilitas ataupun SDMnya dikelola secara
masjid yang berarti sesuai dengan hipotesis efektif. Dalam penelitian ini, pengurus masjid
ketiga. Hal ini dapat dikatakan bahwa belum memanfaatkan potensi dirinya secara
hipotesis ketiga (H3) diterima. efektif. Menurut Joni Tamkin et. al, (2011)
dalam Abdullah dan Aini (2017) menyatakan
bahwa diperlukannya tinjauan kembali pada memiliki pengaruh terhadap prestasi
proses pemilihan pengurus masjid dan akademik pelajar. Carrie (2017) menyatakan
disesuaikan dengan kualifikasi dan bahwa hal tersebut terjadi karena objek yang
keterampilan, contoh seperti perlunya diteliti merupakan siswa baru (tahun pertama)
seseorang dengan latar belakang atau yang yang belum memiliki ketidakpastian dan
mengerti tentang keuangan dan ekonomi keterikatan terhadap tempat ia sedang
untuk mengisi posisi sebagai bendahara. menuntut ilmu dan performa akademisnya.
5) Pengaruh Pengendalian Internal Dalam penelitian ini, kebanyakan pengurus
terhadap Kemakmuran Masjid masjid merupakan orang yang telah menjadi
Hasil dari pengujian hipotesis yang pengurus dalam kurun waktu yang cukup
dilakukan dengan metode bootstrapping lama dengan rata-rata 6-10 tahun yang
menunjukkan bahwa pengendalian internal keterikatan individu dengan masjidnya cukup
terhadap kemakmuran masjid memiliki nilai kuat, maka hal itu membuat pengurus masjid
path coefficient sebesar 0,380 dengan nilai t- mampu mewujudkan kemakmuran masjid
statistik 4,095 > 1,9886. Hal ini dapat karena telah mengetahui potensi serta
dikatakan bahwa pengendalian internal permasalahan yang akan dihadapi.
memiliki pengaruh positif dan signifikan pada 7) Pengaruh Sistem Manajemen
0,05 terhadap kemakmuran masjid yang Keuangan Masjid terhadap
berarti sesuai dengan hipotesis kelima. Hal ini Kemakmuran Masjid
berarti hipotesis kelima (H5) diterima. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan
Hasil penelitian ini konsisten dengan dengan metode bootstrapping menunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Azlina (2014) bahwa sistem manajemen keuangan masjid
yang menemukan bahwa pengendalian terhadap kemakmuran masjid menunjukkan
internal berpengaruh terhadap kinerja dari nilai path coefficient sebesar 0,112 dengan
suatu perusahaan. Semakin baik dan efektif nilai t-statistik sebesar 0,898 < 1,9886. Hal ini
suatu pengendalian internal yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa sistem manajemen
maka kinerja dari suatu instansi akan semakin keuangan masjid tidak memiliki pengaruh
baik. Pengendalian internal yang baik akan terhadap kemakmuran masjid yang berarti
memberikan keyakinan kepada pihak donatur tidak sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini
dan masyarakat bahwa pemanfaatan dana berarti hipotesis ketujuh (H7) ditolak.
dapat dipertanggungjawabkan serta dana yang Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
disalurkan juga digunakan untuk kegiatan- penelitian yang dilakukan oleh Oktavia Sari
kegiatan atau fasilitas yang bermanfaat untuk et. al, (2016) yang menyatakan bahwa
kemaslahatan. partisipasi anggaran memiliki pengaruh
6) Pengaruh Sense of Belonging terhadap signifikan terhadap kinerja manajerial pemda.
Kemakmuran Masjid Suatu entitas yang melakukan perencanaan
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan anggaran dengan baik dibarengi dengan
dengan metode bootstrapping menunjukkan pengelolaan yang efektif maka kinerjanya
bahwa sense of belonging terhadap atau outputnya juga akan baik. Dalam
kemakmuran masjid memiliki nilai path penelitian Adnan (2013) terdapat temuan
coefficient sebesar 0,267 dengan nilai t- bahwa banyak dana masjid yang mengendap,
statistik 2,944 > 1,9886. Hal ini dapat dimana sebenarnya masjid menyimpan dana
dikatakan bahwa sense of belonging memiliki yang besar yang dapat melaksanakan
pengaruh positif dan signifikan pada 0,05 kegiatan-kegiatan atau program yang dapat
terhadap kemakmuran masjid yang berarti menyejahterakan masyarakat. Hal ini dapat
sesuai dengan hipotesis keenam. Hal ini dikatakan bahwa meskipun prosedur sistem
berarti hipotesis keenam (H6) diterima. manajemen keuangan masjid telah dipatuhi,
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan tetapi masih terdapat pengurus yang belum
yang dilakukan oleh Carrie (2017) yang inisiatif atau belum aktif untuk mengadakan
menyatakan bahwa sense of belonging tidak
program atau kegiatan dalam upaya sistem manajemen keuangan yang baik dalam
memakmurkan masjid. hal mencapai kemakmuran masjid.
8) Pengaruh Karakteristik Pengurus 10) Pengaruh Sense of Belonging terhadap
terhadap Kemakmuran Masjid melalui Kemakmuran Masjid melalui Sistem
Sistem Manajemen Keuangan Masjid Manajemen Keuangan Masjid
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
karakteristik pengurus tidak mendukung sense of belonging tidak mendukung terhadap
terhadap kemakmuran masjid yang dihasilkan kemakmuran masjid yang dihasilkan melalui
melalui sistem manajemen keuangan masjid sistem manajemen keuangan masjid sehingga
sehingga tidak sesuai dengan hipotesis hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
kedelapan. Hal ini berarti hipotesis kesepuluh. Hal ini berarti hipotesis
kedelapan (H8) tidak diterima. kesepuluh (H10) tidak diterima.
Hasil dari hipotesis ini menunjukkan Hasil dari uji hipotesis kesepuluh ini
bahwa sistem manajemen keuangan masjid membuktikan bahwa sistem manajemen
tidak dapat dijadikan variabel intervening keuangan masjid tidak dapat dijadikan
dalam pengaruh tidak langsung karakteristik variabel intervening di dalam pengaruh tidak
pengurus terhadap kemakmuran masjid. Hasil langsung sense of belonging terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Gaffar (2017) kemakmuran masjid. Menurut Freeman et. al,
menunjukkan bahwa karakteristik individu dalam Carrie (2017) juga mengatakan bahwa
memiliki pengaruh dan signifikan secara sense of belonging memiliki pengaruh
langsung tanpa adanya variabel intervening terhadap kinerja murid dalam hal akademik.
terhadap kinerja karyawan. Sehingga dapat Dalam penelitian ini sense of belonging dapat
disimpulkan bahwa karakteristik pengurus mempengaruhi kemakmuran masjid secara
tidak dapat mempengaruhi kemakmuran langsung tanpa perlu terlebih dahulu memiliki
masjid melalui sistem manajemen keuangan sistem manajemen keuangan masjid yang
masjid. baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
9) Pengaruh Pengendalian Internal sense of belonging tidak dapat mempengaruhi
terhadap Kemakmuran Masjid melalui kemakmuran masjid melalui sistem
Sistem Manajemen Keuangan Masjid manajemen keuangan masjid.
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
pengendalian internal tidak mendukung Kesimpulan
terhadap kemakmuran masjid yang dihasilkan 1. Karakteristik pengurus berpengaruh
melalui sistem manajemen keuangan masjid secara signifikan negatif terhadap sistem
sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis manajemen keuangan masjid. Hasil
kesembilan. Hal ini berarti hipotesis penelitian ini tidak sejalan dengan
kesembilan (H9) tidak diterima. penelitian yang dilakukan oleh Humaira
Hasil dari uji hipotesis kesembilan ini dan Sagoro (2018)
membuktikan bahwa sistem manajemen 2. Pengendalian Internal tidak berpengaruh
keuangan masjid tidak dapat dijadikan secara terhadap sistem manajemen
variabel intervening di dalam pengaruh tidak keuangan masjid. Hasil penelitian ini
langsung pengendalian internal terhadap tidak sejalan dengan penelitian yang
kemakmuran masjid. Hasil penelitian yang dilakukan Sanusi (2015)
dilakukan oleh Azlina (2014) menunjukkan 3. Sense of belonging memiliki pengaruh
bahwa pengendalian internal memiliki signifikan terhadap sistem manajemen
pengaruh dan signifikan terhadap keuangan masjid. Hasil penelitian ini
kemakmuran masjid. Hal ini berarti sejalan dengan penelitian yang dilakukan
pengendalian internal yang dilaksanakan oleh Liu et. al, (2018)
secara efektif dan efisien memiliki pengaruh 4. Karakteristik pengurus tidak memiliki
secara langsung dan tidak diperlukan adanya pengaruh terhadap kemakmuran masjid.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Gaffar (2017)
5. Pengendalian internal memiliki pengaruh masjid melainkan juga menjadikan
secara signifikan positif terhadap masyarakat sebagai objek penelitian.
kemakmuran masjid. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Daftar Pustaka
oleh Azlina (2014) Abd Rahman, M. F., Mastuki, N., & Yusof, S. N.
6. Sense of belonging memiliki pengaruh (2015). Performance Measurement
secara signifikan positif terhadap Model of Mosques. Procedia Economics
kemakmuran masjid. Hasil penelitian ini and Finance, 26-35.
tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Abdullah, M. Y., & Aini, Z. H. (2017). The
Carrie (2017) Efficiency Model of Mosque Management
7. Sistem manajemen keuangan masjid tidak for the Indigenous Community in
memiliki pengaruh terhadap kemakmuran Selangor. Jurnal Hal Ehwal Islam dan
masjid. Hasil penelitian ini tidak sejalan Warisan Selangor, 1-9.
dengan penelitian yang dilakukan Oktavia Adnan, M. A. (2013). The Financial Management
Practices of the Mosques in The Special
Sari et. al, (2016)
Region of Yogyakarta Province,
8. Sistem manajemen keuangan masjid tidak Indonesia. Tazkia Islamic Finance &
bisa memediasi hubungan kausalitas Business Review, 133-154.
antara karakteristik pengurus terhadap Alim, A. P., & Abdullah, S. R. (2010). Audit
kemakmuran masjid, Pengendalian Pengurusan Masjid: Kajian di Daerah
internal terhadap kemakmuran masjid dan Pasir Puteh, Kelantan.
sense of belonging terhadap kemakmuran Ayub, M. E., & dkk. (1997). Manajemen
masjid. Pengelolaan Masjid. Jakarta: Gema
Implikasi Insani Press.
1. Dewan Masjid Indonesia atau Azlina, N., & Amelia, I. (2014). Pengaruh Good
Kementerian Agama bekerja sama dengan Governance dan Pengendalian Intern
Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten
IAI ataupun pihak terkait untuk
Pelalawan. Jurnal Akuntansi Universitas
memberikan pelatihan tentang manajemen Jember Vol. 12, 32-42.
keuangan masjid yang baik agar para Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell, W. G.
pengurus masjid ataupun Dewan (2003). Modern Auditing. Jakarta:
Kemakmuran Masjid (DKM) mengerti Erlangga.
tentang pentingnya pengelolaan keuangan Carrie, C. (2017). Relationship Between Sense of
yang terstruktur dan sistematis. Belonging and Academik Achievement:
2. DKM atau pengurus masjid harus Effect of Involvement in a Sports Team.
mempertimbangkan ulang tentang Brescia Psychology Undergraduate
pemilihan kepengurusan masjid. Honours Theses, 1-25.
3. DKM atau pengurus masjid harus proaktif Cueto, S., Guerrero, G., Sugimaru, C., & M.
Zevallos, A. (2010). Sense of Belonging
dalam melakukan kegiatan dan
and Transition to High Schools in Peru.
programnya. International Journal of Educational
Saran Development, 277-287.
1. Penelitian selanjutnya disarankan Dewi, A. S., Sari, D., & Abaharis, H. (2018).
menambahkan referensi dan literatur Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris
terkait topik penelitian. Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur
2. Penelitian selanjutnya jika tertarik dengan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Benefita
topik serupa diharapkan menambah 3, 445-454.
variabel lain dilluar penelitian ini. Fokkus Babinrohis Pusat. (2004). Pedoman
3. Penelitian selanjutnya diharapkan Manajemen Masjid. Jakarta.
memperluas daerah penelitian. Gaffar, I. D., Abduh, T., & Yantahin, M. (2017).
Pengaruh Karakteristik Individu
4. Penelitian selanjutnya diharapkan
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT
memperluas sampel penelitian misalnya Sumber Alfaria Trijaya di Makassar.
seperti tidak hanya DKM atau pengurus Jurnal Riset Edisi XVI Vol. 3, 13-25.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Financial Management Practices of
Dengan Program IBM SPSS 25. Edisi 9. Mosques in Malaysia. GJAT, 23-29.
Semarang: Salemba Empat, Universitas Muhammad, I. S., Aziz, N. H., Masrek, M. N., &
Diponegoro. Daud, M. N. (2014). Mosque Fund
Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Konsep, Teknik Management: Issue on Accountability and
dan Aplikasi Menggunakan Program Internal Controls. Procedia Social and
SmartPLS 3.0 Edisi 2. Semarang: Behavioral Science, 189-194.
Universitas Diponegoro. Muslim, A. (2004). Manajemen Pengelolaan
Hakim, L. (2018, Juli 18). SindoNews.com. Masjid. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu
Retrieved from Gelapkan Uang Masjid, Agama, 105-114.
Subiyanto Divonis 2 Tahun 6 Bulan Najafi, M. (2012). Place Attachment to
Penjara: Contemporary Public-Funded Mosque in
https://daerah.sindonews.com/read/13229 Malaysia. Malaysia: Universiti Putra
31/23/gelapkan-uang-masjid-subiyanto- Malaysia.
divonis-2-tahun-6-bulan-penjara- Oktavia Sari, E. J., Taufik, T., & Hasan, M. A.
1531913811 (2016). Pengaruh Partisipasi Anggaran,
Haq, J. A., & Dewi, M. K. (2013). Praktik Akuntabilitas Publik, Desentralisasi, dan
Manajemen Keuangan Masjid dan Potensi Sistem Pengendalian Intern terhadap
Dana Masjid. Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah.
Hartono, J., & Willy, A. (2016). Konsep dan Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Aplikasi PLS (Partial Least Square) Ekonomi Universitas Riau, 380-393.
Untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: Sanusi, Z. M., Johari, R. J., Said, J., & Iskandar,
BPFE-Yogyakarta. T. (2015). The Effect of Internal Control
Humaira, I., & Sagoro, E. M. (2018). Pengaruh System, Financial Management and
Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Accountability of NPOs: The Perspective
dan Kepribadian terhadap Perilaku of Mosques in Malaysia. Procedia
Manajemen Keuangan pada Pelaku Economics and Finance, 156-162.
UMKM Sentra Kerajinan Batik Sarwono, J. (2007). Analisis Jalur untuk Riset
Kabupaten Bantul. Jurnal Nominal / Vol. Bisnis. Yogyakarta: Andi.
VII No. 1, 96-110. Sawyer, L. B., Dittenhofer, M. A., & Scheiner, J.
Husnan, S. (2014). Pengertian dan Konsep- H. (2005). Audit Internal. Jakarta:
Konsep Dasar Keuangan. Repositori Salemba Empat.
Universitas Terbuka. Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk
Jazeel, M. (2013). Managing Islamic Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Organization: Some Preliminary Finding Subyantoro, A. (2009). Karakteristik Individu,
from the Mosques in Sri Lanka. Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik
Proceedings of the Third International Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus
Symposium, 25-35. yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja
KBBI. (n.d.). Retrieved from www.kbbi.web.id: (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten
https://kbbi.web.id Sleman). Jurnal Manajemen dan
Liu, Q., Shao, Z., & Weiguo, F. (2018). The Kewirausahaan Vol. 11, 11-19.
Impact of User Sense of Belonging on Supriyanto, W., & Iswandiri, R. (2017).
Social Media Habit Formation: Empirical Kecenderungan Sivitas Akademika dalam
Evidence from Social Networking and Memilih Sumber Referensi untuk
Microblogging Websites in China. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di
International Journal of Information Perguruan Tinggi. Berkala Ilmu
Management, 209-223. Perpustakaan dan Informasi Vol. 12, No.
Maharani, F. L., Prita DS, S., & Maria W, S. 1, 79-86.
(2015). Pengaruh Pengendalian Internal Wulandari, S., Sawarjuwono, T., & Iswati, S.
terhadap Kinerja Karyawan pada Divisi (2018). Optimising Fund Management of
Pelayanan Medis di Rumah Sakit Jember Mosque Cash for Economic
Klinik. Jurnal Akuntansi Universitas Empowerment of People. Advances in
Jember Vol. 13, 57-69. Social Science, Education and
Mohamed Adil, M. A., Sanusi, Z. M., Jaafar, N. Humanities Research, 258-262.
A., Khalid, M. M., & Aziz, A. A. (2013).

You might also like