Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
ABSTRAK
1
Hasil: Dari 57 orang yang dianalisis, diperoleh data sebanyak 27 orang
yang memiliki pengetahuan cukup, 16 orang berpengetahuan baik, dan 14
orang berpengetahuan kurang. Untuk sikap yang dimiliki responden,
sebagian besar responden memiliki sikap cukup, dan untuk tindakan
sebagian besar responden memilki tindakan yang cukup.
Kesimpulan: pengetahuan yang dimiliki siswa-siswi kelas XI IPA
terhadap kusta masih termasuk dalam kategori cukup, sedangkan untuk
sikap juga termasuk dalam kategori cukup dan tindakan masuk dalam
kategori cukup.
Kata Kunci : Penyakit Kusta ; Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
2
Dengan demikian, mayoritas responden berjenis pengetahuan cukup tentang kusta adalah sebanyak 27
kelamin perempuan sebanyak 39 orang (68,4%). orang (47,37%).
Tabel 1. Frekuensi responden berdasarkan jenis Hal ini sejalan dengan penelitian yang
kelamin dilakukan oleh Subhan19 pada siswa-siswi SMAN 1
Karakteristik Frekuensi (N) Persentasi (%) Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara dimana
Jenis Kelamin pengetahuan yang paling banyak dimiliki responden
Laki-Laki 18 31,6 adalah pada kategori cukup. Tingkat pengetahuan
Perempuan 39 68,4 siswa-siswi ini masih dalam kategori cukup
Jumlah 57 100 dikarenakan letak sekolah yang jauh dari pusat kota
sehingga masih sulit dijangkau informasi, dan
Distribusi berdasarkan sumber informasi sekolah jarang memberikan materi yang berkaitan
Diketahui bahwa dari 57 diketahui responden, dengan penyakit kusta.
8 orang (14,0%) memiliki sumber informasi dari
penyuluhan, 30 orang (52,6%) dari media massa, 11 Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
orang (19,3%) dari sekolah, 7 orang (12,3%) dari responden mengenai penyakit kusta berdasarkan
keluarga/teman, dan 1 orang (1,8%) dari tetangga. jenis kelamin
Dengan demikian, mayoritas responden mendapatkan Tingkat Pengetahuan
Jenis Jumlah
informasi melalui media massa, yakni sebanyak 30 Baik Cukup Kurang
Kelamin
orang (52,6%). N % N % N % N %
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Laki-laki 5 8,8 9 15,8 4 7 18 31,6
sumber informasi
Karakteristik Frekuensi(N) Persentasi(%)
Perempuan 11 19,3 18 31,6 10 17,5 39 68,4
Sumber Informasi
Penyuluhan 8 14,0 Jumlah 16 28,1 27 47,4 14 24,6 57 100
Media Massa 30 52,6
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
Sekolah 11 19,3
bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik
Keluarga/Teman 7 12,3 tentang kusta, 5 orang (8,8%) berjenis kelamin laki-
Tetangga 1 1,8 laki, dan 11 orang (19,3%) berjenis kelamin
Jumlah 57 100 perempuan. Responden dengan tingkat pengetahuan
cukup tentang kusta, 9 orang (15,8%) berjenis
PEMBAHASAN kelamin laki-laki dan 18 orang (31,6 %) berjenis
kelamin perempuan. Responden dengan tingkat
Dari hasil penelitian, berdasarkan jenis kelamin pengetahuan kurang tentang kusta, 4 orang (7%)
diketahui jumlah responden laki-laki sebanyak 18 berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang (17,5%)
orang sebanyak 31,6% dan perempuan sebanyak 39 berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian,
orang (68,4%). Berdasarkan sumber informasi distribusi frekuensi tertinggi adalah tingkat
responden mengenai penyakit kusta yang paling pengetahuan cukup tentang kusta dengan jenis
banyak adalah melalui media massa yaitu sebanyak kelamin perempuan sebanyak 18 orang (31,6%).
30 orang (52,6 %). Menurut Tubagus20, Perempuan secara
psikologi lebih termotivasi dan labih rajin dalam hal
Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat pegetahuan belajar dan bekerja daripada laki-laki. Hal ini
responden mengenai penyakit kusta membuat tingkat pengetahuan perempuan lebih baik
Tingkat Frekuensi Persentase daripada laki-laki.
Pengetahuan (N) (%)
Baik 16 28,1 Tabel 5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
Cukup 27 47,4 responden mengenai penyakit kusta berdasarkan
Kurang 14 24,6 sumber informasi
Jumlah 57 100 Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Sumber Jumlah
Baik Cukup Kurang
bahwa kategori tingkat pengetahuan baik tentang Informasi
N % N % N % N %
kusta sebanyak 16 orang (28,1%). Kemudian tingkat Penyuluh 14,
pengetahuan cukup tentang kusta sebanyak 27 orang 1 1,8 5 8,8 2 3,5 8
an 0
(47,4%). Dan tingkat pengetahuan kurang tentang Media 15, 1 22, 14, 3 52,
kusta sebanyak 14 orang (24,6%). Dengan demikian, 9 8
Massa 8 3 8 0 0 6
distribusi frekuensi tertinggi adalah tingkat Sekolah 6 10, 4 7,0 1 1,8 1 19,
3
5 1 3 pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat
Keluarga 12, digunakan untuk menilai atau bersikap terhadap suatu
0 0 4 7,0 3 5,3 7
/ Teman 3 stimulus.Dengan demikian pengetahuan akan sejalan
Tetangga 0 0 1 1,8 0 0 1 1,8 dengan sikap yang dimiliki seseorang.
1 28, 2 47, 1 24, 5 10
Jumlah
6 1 7 4 4 6 7 0 Tabel 7. Distribusi frekuensi tindakan responden
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mengenai penyakit kusta
bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik Tindakan Frekuensi(N) Persentase(%)
tentang kusta, 1 orang (1,8%) mendapat informasi Baik 18 31,6
dari penyuluhan, 9 orang (15,8%) mendapat Cukup 24 42,1
informasi dari media massa, dan 6 orang (10,5%) Kurang 15 26,3
mendapat informasi dari sekolah. Responden dengan Jumlah 57 100
tingkat pengetahuan cukup tentang kusta, 5 orang Dari tabel diatas diketahui bahwa tindakan
(87,5%) mendapat informasi dari penyuluhan, 13 responden adalah tindakan baik sebanyak 18 orang
orang (22,8%) mendapat informasi dari media massa, (31,6%). Untuk tindakan responden yang memiliki
4 orang (7,0%) mendapat informasi dari sekolah, 4 tindakan cukup sebanyak 24 orang (42,1%), dan yang
orang (7,0%) mendapat informasi dari memiliki tindakan kurang sebanyak 15 orang
keluarga/teman, dan 1 orang (1,8%) mendapat (26,3%), Dengan demikian, distribusi frekuensi
informasi dari tetangga. Responden dengan tingkat tertinggi adalah tindakan cukup tentang kusta yakni,
pengetahuan kurang tentang kusta, 2 orang (3,5%) sebanyak 24 orang (42,1%).
mendapat informasi dari penyuluhan, 8 orang Menurut Notoatmodjo14, pengetahuan juga
(14,0%) mendapat informasi dari media massa, 1 berpengaruh terhadap tindakan seseorang. Karena
orang (1,8%) mendapat informasi dari sekolah, dan 3 sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku
orang (5,3%) mendapat informasi dari baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau
keluarga/teman. Dengan demikian sumber informasi manfaat perilaku atau tindakan tersebut bagi dirinya.
yang paling banyak digunakan untuk memperoleh Dengan demikian, tindakan seseorang akan sejalan
pengetahuan mengenai kusta adalah melalui media dengan pengetahuan yang ia miliki.
massa sebanyak 30 orang (52,6%).
Penelitian ini sejalan dengan pendapat yang KESIMPULAN
mengatakan bahwa penyakit kusta jarang dibahas Tingkat pengetahuan siswa-siswi kelas XI IPA
baik disekolah, keluarga dan lingkungan sosial. Hal terhadap kusta di SMAN 1 Kutalimbaru adalah
ini membuat media massa merupakan sumber kategori cukup yakni sebanyak 27 orang (47,4%).
informasi yang lebih memudahkan siswa dalam Sikap siswa-siswi SMAN 1 Kutalimbaru terhadap
memperoleh informasi. Hasil ini juga sejalan dengan kusta dikategorikan cukup, yakni sebanyak 22 orang
pendapat Subhan19 yang menunjukkan media massa (38,6%). Tindakan siswa-siswi SMAN 1 Kutalimbaru
berupa leaflet merupakan sumber informasi yang terhadap kusta dikategorikan cukup, yakni sebanyak
mudah untuk diterima oleh siswa dan dapat dipelajari 24 orang (42,1%).
secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 6. Distribusi frekuensi sikap responden
mengenai penyakit kusta 1. Arikunto S. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta, h: 268-274
Sikap Frekuensi(N) Persentase(%) 2. Badan Pusat Statistik. 2016. Tenaga Kerja
Baik 20 35,1 https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/6 (accessed : 30
Cukup 22 38,6 November 2016)
Kurang 15 26,3 3. Chandra. 2013. Hubungan Derajat Pengetahuan
Masyarakat tentang Penyakit kusta terhadap
Jumlah 57 100 penerimaan Sosial pada Mantan Penderita Penyakit
Dari tabel diatas diketahui bahwa sikap Kusta. Tesis. Pasca Sarjana Universitas Airlangga
responden adalah sikap baik sebanyak 20orang 4. Departemen Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2015
(35,1%). Untuk sikap responden yang memiliki sikap http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/
cukup sebanyak 22 orang (38,6%) dan sikap kurang profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-
sebanyak 15 orang (26,3% Dengan demikian, 2015.pdf (accessed: 29 October 2016)
distribusi frekuensi tertinggi adalah sikap cukup 5. Departemen Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun
tentang kusta yakni sebanyak 22 orang (38,6%). 2014.http://www.depkes.go.id/resources/download/prof
Menurut Notoatmodjo14, dalam penentuan il/PROFIL_KES_PROVINSI_2014/02_Sumut_2014.pd
sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, f (accessed: 29 October 2016)
dan emosi memegang peranan penting. Maka,
4
6. Djuanda Adhi, dkk. 2013. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI h: 88-100
7. Endang Th Purwoastuti, dkk. 2015. Perilaku dan
softskills Kesehatan Panduan Tenaga Kesehatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press h: 19-26
8. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Nasional
Program Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta:
Direktorial Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehat Lingkungan
9. Lewis felisah S. 2016. Dermatologic Manifestations of
Leprosy.
http://emedicine.medscape.com/article/1104977-
overview. (Accessed: 5 November 2016)
10. Linuwih Sri SW Menaldi, dkk. 2015. Ilmu Penyakit
Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI h: 87-
102
11. Maharani, Ayu. 2015. Penyakit Kulit, Perawatan,
Pencegahan, dan Pengobatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press h: 48-52
12. Marne Ramesh Bhat and Chaitra Prakash. 2012.
Leprosy: An Overview of Pathophysiology. India:
Department of Dermatology, Father Muller Medical
College, Karnataka, Mangalore
13. Gisele Monica Costa Pinheiro , Bezerra e Silva SY,
Moura IBL et al. Contribution of Educational Actions
for Knowledge Of High School Students Of About
Leprosy
http://www.revista.ufpe.br/revistaenfermagem/index.ph
p/revista/article/viewFile/6686/pdf_8858
14. Notoatmojo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rhineka Cipta h: 34-65
15. Oentari Widyaningsih dan Sri linuwih Menaldi. 2014.
kusta. dalam: Tanto chris, dkk. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius h: 88-91
16. Scott Darvin Smith. 2016.
Leprosy.http://emedicine.medscape.com/article/220455
-overview. (Accessed: 5 November 2016)
17. S.Siregar.R. 2015. Atlas Berwarna Saripati Penyakit
Kulit. Jakarta: EGC h: 94-97
18. Soedarjatmi, dkk. 2009. Faktor-Faktor yang
Melatarbelakangi Persepsi Penderita Terhadap Stigma
Penyakit Kusta. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
Vol. 4. No.1. h: 18-24
19. Subhan Muhammad. 2015. Efektivitas Promosi
Kesehatan Tentang Kusta dengan Metode Ceramah
Dibandingkan dengan Leaflet Bagi Siswa SMAN 1
Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Jurnal
Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura. Vol.3.
No.1. hal: 1-13
20. Tubagus Indriani. 2013. Gambaran Pengetahuan, Sikap
dan Tindakan Siswa Kelas XI Tentang Penyakit
HIV/AIDS di SMU Negeri 2 Kota Menado. Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Vol.1 No.1. hal: 1-6
21. Widoyono. Dr. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi,
penularan Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta:
Erlangga h: 78-81
22. WHO (2016) Weekly Epidemiological Report
Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/249601/1/WER
9135.pdf?ua=1 (accessed: 1 November 2016)