You are on page 1of 17

ARTIKEL

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen


Terhadap Beras Organik di Jabotabek
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer
Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek

Ujang Sumarwan, Aldi Noviandi, Kirbrandoko


Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB
Jl. Dramaga, Bogor
Email : usumarwan@gmail.com

Diterima : 17 Mei 2013 Revisi : 25 Mei 2013 Disetujui : 20 Juni 2013

ABSTRAK
Permintaan beras organik terus meningkat, seiring dengan kesadaran konsumen tentang kesehatan.
Beberapa penelitian terdahulu telah menyelidiki preferensi dan konsumsi beras organik serta menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dan konsumsi beras organik tersebut. Penelitian terdahulu
belum menyelidiki bagaimana konsumen melakukan proses keputusan pembelian beras organik, serta
bagaimana sikap konsumen terhadap beras organik dan nonorganik. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan
penelitian ini adalah menganalisis proses keputusan, persepsi dan sikap konsumen dalam pembelian
beras organik. Penelitian ini menggunakan teori proses keputusan konsumen, teori persepsi dan sikap
konsumen. Sejumlah 115 orang responden diwawancarai di Jakarta, Depok dan Bogor (Jabodetabek).
Analisis deskriptif dan Model Sikap Multiatribut Fishbein digunakan untuk analisisnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses keputusan pembelian beras organik melalui tahap pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Responden memiliki
persepsi bahwa harga beras organik lebih mahal dibandingkan beras nonorganik.

kata kunci : proses keputusan, persepsi, sikap, Fishbein, beras organik

ABSTRACT

Previous studies have shown the preferences and consumptions of organic rice and factors
that influenced those preferences and consumptions of organic rice. However, previous studies did not
investigate consumers’ decision processes of buying, perceptions and attitudes toward organic rice, Based
on the results of previous studies, the objectives of the study were to analyze the consumers’ decision
processes of buying organic rice, consumers’ perception and attitudes toward organic rice’s attributes. This
study used theory of consumer decision making processes, perceptions and attitudes. The numbers of
respondents were 115 who were interviewed in Jakarta, Depok and Bogor areas. Descriptive statistics and
Fishbein method were employed to analyze the data. The results of the study showed that the respondents’
decision making of buying organic rices were through five steps: need recognition, information search,
alternative evaluation, purchasing, and post purchase evaluation. Respondents also perceived that price of
organic rice were more expensive than that of non-organic rice. Respondents also showed their attitudes
toward organic rice were higher than that of non-organic rice. The respondents were more likely with
organic rice than non-organic rice.

keywords: decision making process, perceptions, attitudes, Fishbein, organic rice

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 19
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
I. PENDAHULUAN pada tahun 2009. Seiring dengan semakin
tingginya minat konsumen terhadap beras
R evolusi hijau yang diperkenalkan pada
1970an, petani tidak hanya diperkenalkan
benih unggul padi, tetapi juga diperkenalkan
organik maka semakin banyak pula masalah-
masalah pemasaran beras organik yang
dijumpai di pasar. Workshop Beras Organik
pupuk kimia, pestisida, herbisida. Hal
dan Pengembangan Pemasaran Beras Berlabel
itu telah menimbulkan berbagai masalah,
(Jaminan Varietas) yang dilaksanakan oleh Dirjen
tidak hanya lingkungan hidup, tetapi juga
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
berdampak negatif bagi manusia. Pestisida
Kementrian Pertanian (2011) mengemukakan
kimia memiliki kandungan senyawa aktif
bahwa masih banyak ditemukan pemalsuan
yang dapat meningkatkan potensi serangan
beras dengan cara mencampur/mengoplos
kanker, keguguran pada ibu hamil, penurunan
antar bentuk beras, antara beras aromatik
kecerdasan dan sistem kekebalan tubuh, serta
dan non aromatik, menggunakan nama asal
menurunnya kinerja syaraf (Manuhutu, 2005).
beras (Cianjur, Delanggu, Solok, dan lain-
Kesadaran masyarakat terhadap kelestarian
lain) yang tidak sesuai, dan mencampur jenis
lingkungan dan kesehatan yang terus meningkat
beras organik dan nonorganik. Workshop juga
sekarang ini, menyebabkan sebagian masyarakat
merekomendasikan agar para produsen dan
mulai melirik untuk mengonsumsi produk
pedagang beras organik dapat menerapkan
makanan dengan mempertimbangkan tingkat
dan menggunakan pelabelan Organik Indonesia
keamanan (food safety atributes), kandungan
sesuai dengan peraturan serta perlunya
gizi (nutritional atributes) dan label ramah
ketentuan lebih jelas mengenai distribusi dan
lingkungan (eco-labelling atributes). Langkah
penempatan produk organik di gerai pemasaran.
pertama yang dilakukan oleh masyarakat dalam
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
menerapkan tingkat kesadaran dimulai dengan
beberapa faktor mempengaruhi konsumsi beras
mengonsumsi beras organik, akan tetapi harga
organik yaitu harga beras organik, harga beras
beras organik yang relatif mahal dibanding
nonorganik dan jenis pekerjaan kepala keluarga,
beras nonorganik menjadi pertimbangan bagi
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu
konsumen untuk membeli beras nonorganik dan
rumah tangga, usia ibu rumah tangga, jumlah
terus mengonsumsi beras nonorganik tersebut.
anggota rumah tangga, dan pekerjaan ibu rumah
Selain itu, pemasar juga masih menghadapi
tangga (Prastawiningsih, 2002; Ara, 2003;
beberapa masalah dalam pemasaran beras
Windani, 2009; Utami, 2011; Dewi, Sudarta,
organik yaitu minimnya strategi harga yang
dan Ustriyana, 2013). Hasil penelitian terdahulu
menarik perhatian konsumen seperti potongan
juga telah menunjukkan beberapa faktor yang
harga tertentu serta belum berkembangnya
mempengaruhi preferensi konsumen terhadap
agen dan distributor di berbagai daerah (Rusma
beras organik yaitu: harga beras organik,
dkk., 2011).
tingkat pendidikan isteri, pendapatan perkapita
Walaupun produksi dan konsumsi beras rumahtangga dan jumlah anggota keluarga,
organik masih sangat kecil dibandingkan beras harga hedonik beras, harga tempe, residu bahan
nonorganik, namun minat konsumen terhadap kimia, kepulenan, dan motif konsumen. Sebuah
beras organik cenderung meningkat dari tahun penelitian lalu juga mengungkapkan persepsi
ke tahun sebagaimana dikemukakan Sulaeman konsumen terhadap beberapa atribut dari
(2007) yang memproyeksikan kebutuhan beras beras organik (Prastawiningsih 2002; Ara 2003;
organik dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Windani 2009; Utami 2011; Dewi, Sudarta
Sulaeman (2007) memproyeksikan kenaikan dan Ustriyana 2013) Penelitian terdahulu belum
kebutuhan beras organik dari 660 ribu kuintal menyelidiki bagaimana konsumen melakukan
pada tahun 2006 menjadi 1,14 juta kuintal proses keputusan pembelian beras organik,
pada tahun 2009, sedangkan produksi beras serta bagaimana sikap konsumen terhadap
organik diproyeksikan akan meningkat dari 550 beras organik dan nonorganik. Penelitian
ribu kuintal pada tahun 2005 menjadi 577 ribu mengenai proses keputusan pembelian dan
kuintal pada tahun 2009. Hasil proyeksi tersebut sikap terhadap beras organik ini diharapkan
menunjukkan bahwa produksi beras organik dapat menjawab kesenjangan penelitian
tidak akan memenuhi permintaan konsumen terdahulu dan menambah pengetahuan baru

20 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


terhadap perilaku konsumen beras organik. tidak menyelidiki proses apa yang dilakukan
Tujuan penelitian ini adalah: (i) Menganalisis konsumen sebelum mereka membeli beras
proses keputusan konsumen dalam pembelian organik.
beras organik; (ii) Menganalisis persepsi dan
Penelitian Prastawiningsih (2002)
sikap konsumen terhadap atibut beras organik;
berfokus kepada karakteristik responden
dan (iii) Merumuskan strategi pemasaran beras
yang mempengaruhi konsumsi beras organik,
organik
sedangkan penelitian Ara (2003) berfokus
kepada preferensi terhadap beras organik,
II. TINJAUAN PUSTAKA
namun yang diteliti adalah karakteristik
2.1.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dari beras organik yang disukai responden.
Konsumsi dan Preferensi Terhadap Selanjutnya, Ara (2003) mengidentifikasi
Beras Organik preferensi konsumen terhadap atribut-atribut
dari beras organik di kota Manila dan Naga.
Dengan semakin meningkatnya minat Atribut-atribut tersebut adalah harga, kesehatan,
konsumen terhadap beras organik maka tingkat resiko, kualitas lingkungan, kualitas
diperlukan kesiapan produsen untuk konsumsi, tipe sertifikasi beras organik dan
menyediakan beras yang semakin banyak faktor pemasaran. Penelitian ini melibatkan 200
agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Para responden di kota Manila dan 348 di kota Naga.
produsen dan pemasar beras organik perlu Hasil dari analisis data survey dari kedua kota
memahami bagaimana konsumen memutuskan menunjukan bahwa resiko kesehatan menjadi
pembelian beras organik serta bagaimana alasan utama bagi para konsumen. Konsumen di
persepsi dan sikap konsumen terhadap beras Manila berpersepsi bahwa sertifikasi organik dari
organik tersebut. Pengetahuan yang baik beras menjadi aspek kedua yang juga penting.
mengenai perilaku konsumen beras organik Sedangkan di Naga, lingkungan pertanian
akan membantu para produsen dan pemasar menjadi aspek kedua yang terpenting. Hasil
merumuskan pemasaran beras organik yang analisis juga menunjukan bahwa konsumen
lebih baik. Beberapa penelitian perilaku yang jauh dari tempat produksi beras organik
konsumen yang terkait dengan beras organik memiliki permintaan yang lebih tinggi terhadap
dapat digambarkan berikut. beras organik yang tersertifikasi. Sedangkan
Prastawiningsih (2002) meneliti faktor-faktor konsumen yang berada di dekat lokasi
yang mempengaruhi konsumen dalam konsumsi pertanian beras organik lebih peduli terhadap
beras organik, dan perubahan elastisitas lingkungan pertanian dan memiliki permintaan
harga beras organik di Kota Yogyakarta. Hasil yang lebih rendah terhadap beras organik
penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang tersertifikasi. Salah satu kelemahan dari
yang diduga mempengaruhi kuantitas konsumsi penelitian Ara (2003) adalah tidak menjelaskan
beras organik pada tingkat rumah tangga di Kota secara rinci bagaimana definisi dan pengukuran
Yogyakarta adalah harga, pendapatan keluarga, dari variabel utama dalam penelitian tersebut
tingkat pendidikan ibu rumah tangga, usia ibu yaitu preferensi terhadap beras organik.
rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, Penelitian ini juga tidak menjelaskan bagaimana
dan pekerjaan ibu rumah tangga. Faktor usia ibu disain eksperimen yang digunakan. Kelemahan
rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga lain dari penelitian Ara (2003) tidak menyelidiki
berpengaruh nyata secara statistik terhadap bagaimana proses keputusan pembelian
kuantitas beras organik yang dikonsumsi pada beras organik serta bagaimana perbedaan
tingkat rumah tangga, sedangkan faktor-faktor sikap konsumen terhadap beras organik dan
yang lain tidak berpengaruh secara nyata. nonorganik.
Penelitian Prastawiningsih (2002) telah berhasil Penelitian yang sama dengan Ara (2003)
membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan Windani (2009) yang juga meneliti
konsumsi beras. Namun, penelitian ini tidak faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi
mengungkapkan bagaimana proses psikologis konsumen terhadap beras organik, selain
yang terjadi pada konsumen sebelum mereka meneliti preferensi terhadap beras organik,
mengonsumsi beras organik. Penelitian ini Windani (2003) juga menganalisis faktor-

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 21
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
faktor yang mempengaruhi konsumsi beras yang kemudian dibuat model regresinya. Selain
organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itu, Windani (2011) juga tidak menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi mengapa harga tempe dapat menjadi salah satu
konsumen terhadap beras organik adalah faktor yang memengaruhi pilihan konsumen
harga beras organik, tingkat pendidikan istri, terhadap beras organik. Penelitian Windani
pendapatan perkapita rumah tangga dan jumlah (2011) juga tidak mengungkapkan bagaimana
anggota keluarga, sedangkan faktor-faktor yang sikap dan persepsi konsumen terhadap
mempengaruhi konsumsi beras organik adalah beberapa atribut beras organik lainnya seperti
pendapatan rumah tangga, jumlah anggota harga, daya tahan, dan rasa. Penelitian Windani
keluarga, harga beras organik, harga beras (2011) juga tidak membahas bagaimana proses
nonorganik dan jenis pekerjaan kepala keluarga. keputusan konsumen dilakukan sebelum
Penelitian Windani (2009) tidak menjelaskan melakukan proses konsumsi beras organik.
bagaimana preferensi diukur, keterbatasan
lainnya dari penelitian ini adalah tidak meneliti 2.2. Persepsi terhadap beras organik
mengenai bagaimana proses perilaku konsumen Penelitian yang berbeda dengan
sebelum mereka mengonsumsi beras organik. Prastawaningsih (2002), Ara (2003), Windani
Penelitian ini juga tidak meneliti apakah ada (2009) dan Utami (2011), adalah penelitian
perbedaan sikap konsumen terhadap beras Dewi, Sudarta, dan Ustriyana (2013) yang
organik dan nonorganik. berfokus menganalisis persepsi konsumen
Penelitian mengenai faktor-faktor yang terhadap beras organik dan nonorganik serta
mempengaruhi preferensi terhadap beras menganalisis perbedaan persepsi konsumen
organik yang telah dilakukan Ara (2002) dan terhadap beras organik dan nonorganik.
Windani (2009) juga dilakukan Utami (2011) Persepsi konsumen ditinjau dari aspek (i) rasa;
yang meneliti faktor-faktor yang memengaruhi (ii) warna; (iii) aroma; (iv) komposisi gizi yang
pilihan konsumen dalam mengonsumsi beras dikandung; (v) khasiat/manfaat; (vi) bernas
organik berlabel dan beras organik tanpa dan bersih; (vii) sertifikasi mutu beras; (viii)
label dibandingkan dengan beras nonorganik ketersediaan beras; dan (ix) tingkat harga beras.
di Kabupaten Sragen. Hasil penelitiannya Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa
menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap beras organik
preferensi leksikografik konsumen beras organik lebih tinggi daripada beras nonorganik. Hal itu
berlabel dan tanpa label adalah harga hedonik disebabkan karena konsumen menganggap
beras, residu bahan kimia, dan motif konsumen. bahwa kualitas beras organik lebih terjamin
Faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen kesehatannya. Selanjutnya, analisis uji beda
beras organik berlabel adalah pendapatan, non parametrik dengan metode wilcoxon
harga hedonik beras, harga tempe, residu digunakan untuk menggambarkan perbedaan
bahan kimia, kepulenan, dan motif konsumen. persepsi responden terhadap beras organik
Sedangkan yang mempengaruhi pilihan dan nonorganik. Hasilnya, terdapat perbedaan
konsumen beras organik tanpa label adalah yang sangat nyata antara persepsi konsumen
pendapatan, harga hedonik beras, harga tempe, terhadap beras organik dan anorganik.
residu bahan kimia, dan motif konsumen. Kelemahan dari penelitian ini adalah responden
Penelitian Utami (2011) telah mendefinisikan hanya memberikan tingkat persepsi untuk
preferensi terhadap beras organik dengan label semua dimensi persepsi dengan kategori
dan tanpa label berdasarkan bagaimana pilihan yang sama yaitu sangat tidak baik, tidak baik,
konsumen terhadap beberapa atribut dari beras sedang, baik dan sangat baik. Pengukuran ini
yaitu warna, persentase beras patah, persentase mengasumsikan bahwa bobot kepentingan
menir dan kesadaran tentang bahaya kesehatan dari setiap dimensi adalah sama. Kelemahan
dari sisa kandungan bahan kimia dalam beras. lainnya adalah bahwa penelitian ini tidak
Namun penelitian Windani (2011) tidak secara menyelidiki bagaimana proses keputusan
jelas mengungkapkan bagaimana variabel pembelian dari beras organik. Kelemahan lain
preferensi yang terdiri dari beberapa variabel dari penelitian ini terletak pada pengambilan
indikator ini menjadi sebuah dependen variabel sampel yang dilakukan secara accidental.

22 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


Peneliti mengasumsikan bahwa pembeli di toko sebelumnya menyelidiki preferensi, konsumsi
beras tempat dilakukannya penelitian adalah dan persepsi konsumen beras organik sedangkan
pengonsumsi beras organik juga. Padahal, bisa penelitian Soemitro (2008) menganalisis sisi
saja konsumen yang diwawancarai baru pertama pedagang perantara (distributor dan agen )
kali membeli beras organik atau mungkin saja beras organik. Soemitro (2008) merumuskan
dia sudah berkali-kali membeli beras organik suatu rancangan kemitraan beras organik serta
di toko tersebut tetapi tidak untuk dikonsumsi menganalisis aspek-aspek pemasaran yang
sendiri atau dijual kembali. Selain itu, peneliti dapat menunjang penjualan beras organik.
juga tidak mencantumkan literatur ilmiah yang Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
menjadi dasar pemilihan parameter-parameter bentuk pola kemitraan dengan para agen dalam
penelitian. penjualan beras organik bagi perusahaan mitra
lebih kepada sebagai distributor. Oleh karena
Penelitian yang sejalan dengan Dewi,
itu, hasil produk kemasan beras organik ini
Sudarta, dan Ustriyana (2013), juga dilakukan
disalurkan ke para retailer melalui supermarket
Triyuyun (2011) yang meneliti persepsi
atau hypermarket, ataupun toko-toko yang
konsumen terhadap mengonsumsi beras
khusus menjual hasil bumi dan buah-buahan
organik, karena konsumen adalah salah satu
berkualitas. Sistem bagi hasilnya 35 persen
stakeholders yang sangat penting. Triyuyun
untuk agen dan 65 persen untuk perusahaan
(2011) juga mengidentifikasi persepsi dan
mitra. Dalam menetapkan kebijakan harga jual
perilaku stakeholders terhadap sistem pertanian
produk beras organik merupakan tanggung
padi organik di Kabupaten Karanganyar dan
jawab perusahaan mitra, petani tidak mempunyai
memformulasikan strategi pengembangan
wewenang dalam menetapkan harga ke pasaran
sistem pertanian padi organik di Kabupaten
kecuali pada waktu kesepakatan harga jual dari
Karanganyar. Hasil penelitian menunjukan
petani organik ke perusahaan mitra. Penelitian
bahwa persepsi stakeholders di daerah
Soemitro (2008) tidak menyelidiki sikap atau
penelitian terhadap sistem pertanian organik
persepsi dari para agen terhadap kualitas beras
dan atribut teknologinya tergolong rendah,
organik yang dijual para petani atau apakah
kesadaran stakeholders terhadap manfaat
para agen dapat membedakan antara beras
lingkungan dan ekonomi pertanian organik tidak
organik dengan nonorganik. Kelemahan lain dari
selalu diikuti oleh perubahan perilaku petani
penelitian ini tidak mengungkapkan bagaimana
dalam mengadopsi pertanian organik, kemauan
proses keputusan pembelian beras organik oleh
konsumen mengonsumsi beras organik, sinergi
konsumen, dan bagaimana persepsi atau sikap
pemasaran antara petani dan pedagang serta
konsumen terhadap beras organik maupun
dukungan pemerintah belum maksimal. Namun,
terhadap pengecer beras. Soemitro (2008)
penelitian Triyuyun (2011) hanya terbatas
juga tidak membahas lebih lanjut mengapa
pada persepsi konsumen dalam mengonsumsi
Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya harus
beras organik, tidak meneliti bagaimana proses
melakukan System of Rice Intensification
pembelian beras organik oleh konsumen yang
(SRI) dan apa keuntungan dari penerapan
telah mengonsumsi beras organik. Kelemahan
sistem tersebut terhadap proses pertanian dan
lain dari penelitian Triyuyun (2011) adalah
pemasaran beras organik.
tidak menyelidiki bagaimana sikap konsumen
terhadap berbagai atribut dari beras organik
2.4.
Teori keputusan konsumen, persepsi
serta bagaimana perbedaan sikap konsumen dan sikap
terhadap beras organik dan nonorganik. Selain
itu, penggunaan metode Analytic Hierarchy Penelitian terdahulu mengenai beras
Process (AHP) didalam penelitian juga belum organik yang telah dilakukan Prastawiningsih
dikaitkan atau diaplikasikan untuk mengamati (2002), Ara (2003), Windani (2009), Utami (2011),
proses keputusan konsumen didalam Dewi, Sudarta, dan Ustriyana ( 2013) berfokus
mengonsumsi beras organik. kepada konsumsi, preferensi, dan persepsi
terhadap beras organik serta menyelidiki
2.3. Aspek pemasaran beras organik faktor-faktor apa yang mempengaruhi
konsumsi, preferensi dan persepsi terhadap
Penelitian terdahulu yang telah dibahas

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 23
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
beras organik tersebut. Penelitian yang telah dalam pikiran yang selanjutnya akan menjadi
dilakukan tersebut serta penelitian dalam suatu preferensi. Jika sudah berupa preferensi
artikel ini berlandaskan kepada suatu teori maka akan menjadi kesukaan, pilihan atau
keputusan konsumen, teori persepsi dan teori sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Jadi
sikap. Sumarwan (2011) menyatakan bahwa preferensi dapat terbentuk dari suatu persepsi
proses keputusan konsumen terdiri dari lima konsumen terhadap produk. Teori persepsi yang
tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian dikemukakan oleh HenryAssael, 1988 dan Mowen
informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan Minor, 2002 hanya memberikan definisi
konsumsi, dan evaluasi pasca konsumsi. Engel, umum dari persepsi. Kedua penulis tersebut
Blackwell dan Miniard (1995) menyatakan tidak secara jelas mengemukakan bagaimana
bahwa proses pembelian suatu produk oleh mengukur persepsi kepada konsumen. Para
konsumen dimulai ketika suatu kebutuhan mulai peneliti persepsi harus membuat argumentasi
dirasakan dan dikenali. Pengenalan kebutuhan sendiri-sendiri dalam menterjemahkan konsep
pada hakikatnya bergantung pada berapa persepsi tersebut sehingga dapat dibuat suatu
banyak ketidaksesuaian yang ada diantara instrumen pengukuran persepsi. Kedua penulis
keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. tersebut tidak secara jelas mengemukakan
Sumarwan (2011) dan Engel, Blackwell dan apa perbedaan antara pengetahuan dengan
Miniard (1995) memberikan landasan umum persepsi dan apakah keduanya saling
teori keputusan konsumen dalam membeli berhubungan. Namun Mowen dan Minor, 2002
atau mengonsumsi produk. Teori tersebut tidak secara tegas mengatakan bahwa persepsi akan
secara rinci apakah ada perbedaan proses mempengaruhi preferensi.
keputusan untuk jenis produk yang berbeda.
Sumarwan (2011) menyatakan bahwa sikap
Teori tersebut tidak menjelaskan apakah
(attitudes) konsumen merupakan faktor penting
proses keputusan konsumen dalam membeli
yang mempengaruhi keputusan konsumen.
produk pangan sebagai kebutuhan pokok akan
Sedangkan Schifman dan Kanuk (2010)
berbeda dengan proses keputusan dalam
mendefinisikan bahwa sikap adalah ekspresi
pembelian barang-barang sekunder. Salah satu
perasaan (inner feeling), yang mencerminkan
kritik tajam dari teori keputusan tersebut adalah
apakah seseorang senang atau tidak senang,
bahwa apakah konsumen selalu harus melalui
suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju
ke lima tahapan proses keputusan pada saat
terhadap suatu obyek. Definisi lain tentang sikap
melakukan pembelian atau konsumsi suatu
juga dikemukakan oleh Peter dan Olson (2010)
produk. Teori tersebut hanya mengasumsikan
dimana sikap merupakan evaluasi konsep secara
bahwa proses keputusan melalui lima tahap.
menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang.
Dalam kenyataannya, konsumen seringkali tidak
Adapun yang dimaksud dengan evaluasi disini
selalu melalui lima tahap proses keputusan.
adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan
Menurut Henry Assael (1998) disebutkan gerakan-gerakan yang relatif rendah. Teori sikap
bahwa persepsi adalah proses saat yang dikemukakan oleh kelima penulis tersebut
seseorang memilih, mengorganisasikan dan tidak menjelaskan apa kaitan antara persepsi
menginterpretasikan stimulus sensori yang ia dengan sikap, apakah persepsi bagian dari
dapatkan menjadi makna yang bisa ia pahami. sikap atau sikap adalah bagian dari persepsi.
Mowen dan Minor (2002) menyebut tahap Penulis juga tidak menjelaskan keterkaitan
pemaparan, perhatian dan pemahaman sebagai sikap dengan preferensi. Sesungguhnya sikap
persepsi, yang selanjutnya persepsi ini akan dan preferensi dapat memiliki makna yang
mempengaruhi pengolahan informasi. Persepsi sama, yaitu kesukaan seseorang terhadap
juga dapat dipengaruhi oleh rangsangan primer suatu objek. Kelima penulis tersebut juga tidak
dan sekunder dimana rangsangan primer memberikan instrumen untuk mengukur sikap.
berasal dari produk itu sendiri, dan rangsangan
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) salah
sekunder di sisi lain ditimbulkan oleh simbol,
satu model sikap konsumen yang paling sering
kesan (image) dan informasi tentang produk
dipakai adalah model sikap multiatribut fishbein.
tersebut. Dalam aktualnya, persepsi yang
Model sikap multiatribut fishbein mengidentifikasi
muncul tersebut akan mengendap dan melekat
tiga faktor utama untuk memprediksi sikap

24 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


konsumen. Tiga faktor utama tersebut terdiri 3.1. Metode Analisis Data
dari: (i) Faktor pertama adalah keyakinan
Data karakteristik konsumen (jenis kelamin,
seseorang terhadap atribut yang menonjol dari usia, jenis pekerjaan, status pernikahan,
suatu obyek; (ii) Faktor kedua adalah keyakinan pendidikan terakhir atau yang sedang ditempuh,
seseorang bahwa suatu atribut dari suatu obyek pendapatan, dan (domisili), dan proses
memiliki ciri khas tertentu; dan (iii) Faktor ketiga keputusan pembelian beras organik serta
adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan persepsi konsumen dianalisis secara deskriptif
akan atribut yang menonjol, di mana keyakinan dengan frekuensi analisis. Analisis frekuensi
tersebut diukur melalui seberapa baik atau atau deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan
tidaknya keyakinan konsumen terhadap atribut- pertama yaitu menganalisis proses keputusan
atribut tersebut. Salah satu kekuatan dari pembelian beras organik. Frekuensi analisis
konsep sikap multiatribut fishbein terletak pada juga digunakan untuk menjawab tujuan kedua
pengintegrasian konsep keyakinan terhadap yaitu menganalisis persepsi konsumen terhadap
atribut suatu objek dengan evaluasi terhadap beras organik. Analisis deskriptif dipilih karena
keyakinan tersebut. Konsep Fishbein mengukur analisis ini dinilai mampu mendeskripsikan
bobot kepentingan dari atribut suatu produk dan menggambarkan karakteristik konsumen
(evaluasi keyakinan), sehingga dapat diketahui serta proses keputusan pembelian yang tengah
mana atribut produk yang dianggap penting dan berlangsung pada saat penelitian dilakukan.
tidak penting. Selanjutnya Model Fishbein akan
Sikap konsumen dianalisis dengan Metode
menghitung sikap konsumen terhadap suatu
Multiatribut Fishbein, analisis ini akan menjawab
objek berdasarkan bobot kepentingan atribut
tujuan penelitian kedua yaitu menganalis sikap
dengan tingkat keyakinan kepada atribut-atribut
konsumen terhadap beras organik. Model
dari objek tersebut. Salah satu kelemahan dari Sikap Multiatribut Fishbein menjelaskan bahwa
teori sikap Fishbein adalah mengharuskan sikap konsumen terhadap suatu obyek sangat
para peneliti yang akan menggunakan teori ini ditentukan oleh sikap konsumen terhadap
untuk mampu mengidentifikasi atribut-atribut atribut-atribut yang dievaluasi (Sumarwan,
yang akan dievaluasi dengan lebih cermat. 2011). Model ini mengemukakan bahwa atribut
Teori Fishbein mengharuskan adanya evaluasi dari obyek tertentu didasarkan pada tingkat
beberapa atribut dari suatu produk, para peneliti kepentingan dan tingkat kepercayaan mengenai
harus menentukan jumlah atribut yang tidak atribut obyek yang bersangkutan, yang telah
terlalu banyak agar memudahkan responden diberi bobot. Metode Fishbein adalah metode
untuk mengevaluasinya. Para peneliti juga tidak yang tepat untuk menggambarkan sikap
boleh terlalu sedikit dalam menentukan atribut konsumen secara keseluruhan terhadap produk
sehingga tidak dapat menggambarkan atribut beras organik, karena metode Fishbein akan
yang lengkap dari suatu produk. mengintegrasikan keseluruhan sikap konsumen
terhadap beberapa atribut. Metode ini juga dapat
III. METODE PENELITIAN membandingkan sikap konsumen terhadap dua
Penelitian dilakukan di Jakarta, Depok objek, dalam hal ini akan membandingkan sikap
dan Bogor (Jabodetabek). Pengumpulan data terhadap beras organik dan nonorganik. Rumus
dilakukan dengan wawancara menggunakan model ini adalah sebagai berikut :
kuesioner pada bulan Februari - April 2012.
Metode pengambilan data yang digunakan
adalah dengan mewawancarai pembeli yang
sedang berkunjung ke agen-agen dan toko
Keterangan
pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian
A0 : sikap keseluruhan konsumen terhadap
ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 115
beras organik
orang. Teknik pengambilan contoh adalah teknik
bi : kekuatan kepercayaan konsumen bahwa
tanpa peluang. Variabel utama adalah proses
beras organik memiliki atribut i
keputusan pembelian, persepsi dan sikap.
ei : evaluasi konsumen mengenai atribut i dari
Deskripsi lengkap dan teknik pengambilan
produk beras.
contoh, pengambilan data dan variabel dapat
n : atribut-atribut
dilihat di Noviandi (2012).

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 25
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mengonsumsi bahan makan yang sehat, aman,
dan bergizi bukan hanya dari rasanya yang
4.1. Karakteristik Responden
enak semata.
Responden yang digunakan dalam kajian
Pendapatan responden per bulan.
ini berjumlah 115 orang. Karakteristik umum
Mengenai tingkat pendapatan, hasil penelitian
responden beras organik dalam kajian ini dapat
menunjukkan bahwa persentase responden
ditunjukkan dari jenis kelamin, usia, tingkat
beras organik yang terbesar adalah responden
pendidikan, rata-rata pendapatan dan rata-rata
dengan pendapatan diatas Rp 6.000.000, (61,74
pengeluaran, persentasi pengeluaran untuk
persen). Hal ini membuktikan bahwa sebagian
belanja makanan konsumen.
besar konsumen beras organik adalah golongan
Jenis kelamin. Sebagian besar responden yang mempunyai pendapatan menengah ke
beras organik perempuan (86 persen). Adanya atas karena harga jual yang ditetapkan beras
dominasi kaum perempuan sebagai ibu rumah organik relatif lebih mahal dibandingkan harga
tangga dalam penelitian ini dapat disebabkan beras nonorganik.
unit sampel yang digunakan adalah konsumen
Pengeluaran responden per bulan. Pada
rumah tangga dan pengambil keputusan
penelitian ini diperoleh hasil pengelompokan
terbesar dalam rumah tangga untuk pembelian
responden berdasarkan tingkat pengeluaran
kebutuhan bahan pangan seperti beras organik
makanan dan non makanan perbulan yang
adalah kaum perempuan atau istri selaku ibu
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
rumah tangga.
perekonomian responden. Hasil penelitian
Usia. Pada penelitian ini, kelompok usia menunjukkan bahwa persentase responden
dibagi ke dalam lima tingkatan usia yaitu usia beras organik yang terbesar adalah responden
15 - 25 tahun, 26 - 35 tahun, 36 - 45 tahun, dengan pengeluaran diatas Rp 6.000.000 (33,91
46 - 55 tahun, dan usia diatas 56. Persentase persen), dimana pengeluaran ini masih bersifat
responden beras organik yang terbesar pengeluaran keseluruhan belum dikhususkan
berdasarkan usia adalah kelompok usia 36 - 45 untuk belanja makanan saja. Tingkat pengeluaran
tahun (37,4 persen). Umur kelompok ini dapat yang tinggi ini menggambarkan responden
digolongkan menjadi umur golongan menengah mempunyai cukup dana untuk memperhatikan
yang produktif dan mapan untuk memenuhi kesehatan dalam proses pembeliannya.
kebutuhan hidup mereka sehingga golongan
Persentase pengeluaran belanja untuk
umur ini memiliki peluang terbesar dalam proses
kebutuhan makanan. Berdasarkan persentase
pembelian beras organik.
pengeluaran per bulan yang digunakan untuk
Tingkat Pendidikan. Karakteristik belanja kebutuhan makanan, persentase
responden berdasarkan tingkat pendidikan responden beras organik terbesar adalah
terbagi atas kelompok dengan tingkat pendidikan pengeluaran 40 persen dari rata-rata pengeluaran
dari SMA sampai pendidikan tertingi adalah per bulan (39,13 persen). Pengeluaran tersebut
pasca sarjana (S3). Persentase responden termasuk biaya untuk membeli beras organik.
beras organik rata-rata berpendidikan baik.
Hasil penelitian menunjukan yang terbesar 4.2.
Analisis Keputusan Pembelian Beras
adalah kelompok responden dengan tingkat Organik
pendidikan Diploma/S1 (79,13 persen). Tingkat Keputusan konsumen yang dilaksanakan
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul
dalam pengenalan kebutuhan dan keputusan begitu saja tetapi melalui suatu proses yang
pembelian dimana secara umum mereka terdiri dari beberapa tahapan. Berdasarkan
yang tingkat pendidikannya tinggi mempunyai Model Engel, Blackwell dan Miniard (1995)
kemampuan lebih dalam penerimaan informasi terdapat lima tahapan proses keputusan
dan pemahaman informasi tersebut. Selain itu pembelian konsumen, yaitu (i) pengenalan
temuan ini mengidentifikasikan bahwa tingkat kebutuhan; (ii) pencarian informasi; (iii) evaluasi
pendidikan mempunyai pengaruh yang kuat alternatif; (iv) keputusan pembelian; dan (v)
terhadap pegetahuan responden akan manfaat perilaku setelah pembelian.

26 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


4.4.1 Pengenalan kebutuhan Alasan sebagian besar konsumen yang
mengonsumsi beras organik, yaitu sebanyak
Pada tahapan pertama yaitu pengenalan
55 persen responden dikarenakan mengetahui
kebutuhan, proses keputusan pembelian beras
manfaat dari beras organik. Manfaat beras
organik oleh konsumen dimulai ketika merasakan
organik tersebut merupakan kombinasi
dan mulai mengenal akan produk tersebut.
beras kesehatan dan ramah lingkungan.
Pada umumnya, konsumen mulai mengenal
Selanjutnya sebesar 39 persen konsumen yang
kebutuhan akan beras organik tersebut pada
mengonsumsi beras organik dikarenakan fokus
saat konsumen mulai menyadari manfaat yang
pada alasan kesehatan saja.
diperoleh, jika membeli dan mengonsumsi beras
organik.
4.4.2. Pencarian Informasi
Pertama, Pengetahuan Awal Beras
Setelah konsumen mengetahui pentingnya
Organik. Pengetahuan awal tentang beras
mengonsumsi beras organik menyebabkan
organik yang merupakan salah satu proses
konsumen mencari informasi tentang beras
dalam pengenalan kebutuhan, hasil penelitian
organik yang ingin mereka beli. Pencarian
menunjukkan bahwa pengetahuan sebagian
informasi dapat dilakukan secara eksternal
besar konsumen yang menjadi responden
melalui sumber pribadi (keluarga, teman, dokter,
dalam penelitian ini persentase responden yang
dan komunitas) dan sumber komersial (iklan/
mengetahui bahwa beras organik merupakan
promosi). Sumber informasi menjelaskan dari
beras kesehatan dan beras yang bebas dari zat
mana konsumen mengetahui atau mendapatkan
kimia sebanyak 52 persen. Hal ini seiring dengan
informasi mengenai suatu produk.
tingkat pendidikan responden yang dapat
digolongkan baik sehingga pengetahuan akan Pertama, Sumber Informasi Eksternal
bahaya zat kimia bagi tubuh dan lingkungan Konsumen Dalam Pembelian Beras Organik.
turut mempengaruhi persepsi responden terkait Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sumber
beras organik bukan hanya untuk kesehatan informasi mengenai beras organik yang
semata akan tetapi memandang lebih luas terkait diperoleh konsumen secara eksternal berasal
bahaya zat kimia berbahaya bagi lingkungan. dari keluarga (41,74 persen responden), dan
teman (33,04 persen responden). Hal tersebut
Sebagian responden juga berpendapat
membuktikan bahwa faktor eksternal keluarga
bahwa beras organik adalah beras yang bebas
dan teman lebih dipercaya dibandingkan faktor
akan zat-zat kimia berbahaya (36,52 persen),
komersil sebab sumber informasi dari keluarga
responden ini berpendapat beras organik beras
dan teman saling mengenal, sehingga informasi
yang ramah lingkungan. Persentase responden
yang didapatkan konsumen lebih dipercaya.
yang lain berpendapat beras organik adalah
beras kesehatan (11,30 persen), responden Sumber informasi melalui dokter (12,17
ini berpendapat beras organik hanya untuk persen responden), media (6,09 persen
kesehatan semata. responden), dan lain-lainnya berupa komunitas
beras organik (6 persen responden) menjadi
Kedua, Pengetahuan Tentang Tingkat
informasi yang cukup penting bagi sebagian
Kepentingan Konsumsi Beras Organik.
kecil responden. Iklan/promosi beras organik
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
melalui berbagai media, diantaranya media
responden (93 persen) menyatakan penting
cetak, elektronik, dan internet merupakan
bagi setiap orang untuk mengonsumsi beras
sumber informasi komersial, tetapi dalam
organik.
penelitian ini diperoleh hasil yang kecil,
Ketiga, Alasan Responden Mengonsumsi dikarenakan dari pihak produsen/penjual beras
Beras Organik. Beberapa alasan yang organik sendiri tidak gencar mengadakan iklan/
mendorong konsumen dalam melakukan promosi dibandingkan beras non-organik.
pembelian beras organik, yaitu mengetahui
Kedua, Sumber Informasi Internal Yang
manfaat dari beras organik (kesehatan dan
Paling Diperhatikan Pada Label Kemasan
ramah lingkungan), faktor kesehatan, gengsi,
Beras Organik. Selain informasi dari eksternal,
anjuran dokter, dan lain-lain.
konsumen juga perlu mencari informasi secara

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 27
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
internal yang tertera pada label kemasan urutan teratas dalam ingatan responden. Hal ini
beras organik. Dimana isi dari label tersebut disebabkan sebagian besar data diperoleh dari
diantaranya terdiri dari tanggal kadaluarsa, konsumen tetap beras Mega Surya dan Rumah
kandungan gizi, dan bebas dari zat kimia. Organik, sedangkan data merek lainnya didapat
Sebanyak 46,96 persen responden menyatakan dari toko, swalayan dan agen beras di sekitar
bahwa informasi internal berupa bebas dari Jakarta, Depok, dan Bogor.
zat kimia merupakan informasi yang sangat
diperhatikan oleh konsumen, dan 34,78 persen 4.4.4. Keputusan Pembelian
responden menilai informasi internal berupa Tujuan akhir dari tahapan pengenalan
kandungan gizi merupakan informasi yang perlu kebutuhan, pencarian informasi dan evaluasi
diperhatikan oleh konsumen. Adapun 14,78 alternatif adalah untuk melakukan tindakan
persen responden yang tidak memperhatikan pembelian. Pada tahap evaluasi alternatif,
informasi internal dari beras organik dan hanya konsumen menyusun daftar pilihan merek
3,48 persen responden yang memperhatikan beras organik yang diikuti dengan adanya
tanggal kadaluarsa sebagai informasi internal kemungkinan konsumen membentuk niat-niat
konsumen dalam proses pembelian beras untuk membeli produk yang disukai. Dalam
organik. melakukan proses pembelian, konsumen
4.4.3. Evaluasi Alternatif mengambil keputusan mengenai merek yang
akan dibeli, alasan memilih merek tersebut,
Pada tahap evaluasi alternatif ini konsumen
tempat pembelian, pertimbangan dalam memilih
dihadapkan pada berbagai merek produk
tempat tersebut, serta bagaimana konsumen
beras organik yang ditawarkan oleh produsen
memutuskan pembelian beras organik.
sehingga konsumen dapat mempertimbangkan
dan memilih merek beras organik yang mereka Pertama, keputusan mengenai merek
inginkan dimana konsumen dapat memilih yang dibeli oleh responden. Hasil penelitian
lebih dari satu merek sebagai pengukuran menunjukkan sebanyak 35,65 persen responden

Tabel 1. Sebaran Responden Konsumen Beras Organik Berdasarkan Merek Beras Organik Yang
Diketahui Konsumen

Apa Saja Merek Beras Organik Yang Anda Ketahui? Responden(143)


Mega Surya 28,67 %
Rumah Organik 23,08 %
SAE 8,39 %
Holistik 2,10 %
Tajmahal 5,59 %
RI 1 6,29 %
Beras Gunung 5,59 %
O-Rice 4,20 %
Eco-Organic 3,50 %
Lainnya (Bantul, Mas Koi, Wahid, dan Serambi) 12,59 %

pengetahuan konsumen akan merek beras membeli beras organik merek Mega Surya dan
organik yang beredar dipasaran, diantaranya sebanyak 23,48 persen responden membeli
dapat dilihat pada Tabel 1. merek Rumah Organik. Hal yang menarik adalah
dalam evaluasi alternatif merek yang diketahui
Berdasarkan Tabel 1, merek beras organik
konsumen belum tentu membeli merek yang
Mega Surya diketahui oleh 28,67 persen
mereka sebutkan seperti Rumah Organik pada
responden dan Rumah Organik oleh 23 persen evaluasi alternatif responden memilih merek
responden. Kedua merek tersebut menempati Rumah Organik sebanyak 23 persen responden

28 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


akan tetapi yang membeli merek Rumah Organik dengan pelayanan siap antar yang ditawarkan
sebanyak 19 persen reponden. oleh penjual beras organik. Dengan adanya
pelayanan siap antar, maka memudahkan
Begitu pula yang dialami oleh merek
konsumen untuk memperoleh beras organik,
O-Rice dimana dalam evaluasi alternatif merek
namun tidak semua merek menyediakan
responden memilih merek O-Rice sebanyak
layanan ini. Selain itu, ketersediaan merek beras
enam responden sedangkan yang membeli
organik di toko terdekat juga menjadi salah satu
merek O-Rice tidak ada. Hal ini dikarenakan
sebab penting bagi responden yang memilih
pada tempat penelitian berbentuk toko yang
alasan kemudahan memperoleh menjadi salah
menjual lebih dari satu merek produk. Berbeda
satu faktor pertimbangan dalam memilih merek
dengan merek Mega Surya yang berbentuk
beras organik.
agen beras dimana hanya menjual beras organik
dan responden yang sudah loyal dengan merek Sebanyak 11,30 persen responden
tersebut. menyatakan harga yang terjangkau menjadi
alasan dalam memilih merek beras organik.
Kedua, alasan responden memilih merek
Hal ini disebabkan harga yang ditawarkan
beras organik. Pada penelitian ini, responden
oleh penjual beras organik masih dibawah
diberikan pertanyaan mengenai alasan dalam
harga rata-rata beras organik di pasaran.
memilih sebuah merek beras organik. Dalam
Pertimbangan sebagian kecil responden (1,74
bentuk pertanyaan tertutup, responden
persen) dikarenakan tingkat kepercayaan
diberikan pilihan jawaban yaitu jaminan sesuai
terhadap merek yang mereka beli, jika merek
khasiat dan manfaat, rasa beras organik yang
tersebut terkenal maka kualitasnya tidak perlu
cocok, kemudahan memperoleh, harga yang
diragukan lagi.
terjangkau dan merek yang terkenal.
Ketiga, tempat membeli beras organik.
Sebanyak 30,43 persen responden membeli
Tempat pembelian beras organik juga menjadi
beras organik berdasarkan suatu merek tertentu
salah satu faktor penting dalam proses
dikarenakan alasan jaminan sesuai khasiat dan
pembelian konsumen organik. Dalam penelitian
manfaat. Pada umumnya, konsumen mendapat
ini, responden diberikan pertanyaan mengenai
penjelasan mengenai beras organik dari
tempat membeli beras organik. Dengan
penjual sehingga dalam keputusan pembelian,
pertanyaan tertutup, diantaranya adalah agen,
konsumen cenderung memilih suatu merek
supermarket, toko/kios, warung, dan lain-lain.
berdasarkan jaminan sesuai khasiat dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak
manfaat yang dijelaskan oleh penjual tersebut.
56,52 persen responden membeli beras organik
Dimana penjual beras organik pada umumnya
pada agen. Hal ini dikarenakan pelayanan
konsumen organik juga, yang menginginkan
agen lebih unggul daripada toko lainnya karena
beras yang memiliki jaminan sesuai khasiat/
menawarkan harga yang lebih murah dan
manfaat sama seperti para pelanggannya .
melayani jasa pengantaran pesanan beras
Sebanyak 30,43 persen responden organik sampai ke rumah konsumen. Pelayanan
menyatakan kecocokan rasa merupakan agen seperti ini memberikan kemudahan pada
sebuah alasan untuk memilih suatu merek konsumen dalam membeli beras organik. Selain
beras organik. Berdasarkan hasil wawancara itu, konsumen beras organik biasanya juga
langsung dengan konsumen, walaupun varietas memesan sayuran, buah dan daging organik.
beras yang ditawarkan sama, tetapi apabila
Sebanyak 9,57 responden, biasanya
tempat budidaya beras organik berbeda maka
rasa yang dihasilkan akan berbeda. Hal ini membeli beras organik di toko/kios yang
terjadi karena faktor tanah yang menjadi tempat cenderung dekat dengan rumah dan sekaligus
budidaya beras organik merupakan salah satu membeli keperluan lainnya . Sebanyak 29,57
faktor penting terbentuknya rasa dari beras persen responden yang memilih supermarket
organik tersebut. karena cenderung bersamaan dengan membeli
kebutuhan lainnya dan sebanyak 2,61 persen
Sebanyak 26,09 persen responden responden memilih membeli di warung serta
menyatakan kemudahan memperoleh beras sebanyak 1,74 persen responden memilih
organik menjadi alasan dalam memilih sebuah
teman sebagai sebagai tempat untuk membeli
merek beras organik. Biasanya hal ini didukung
beras organik.

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 29
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
Keempat, pertimbangan dalam memilih sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil dari
tempat pembelian beras organik. Berdasarkan tahap setelah pembelian adalah kepuasan
hasil penelitian, sebanyak 40 persen responden atau ketidakpuasan. Keyakinan dan sikap yang
menyatakan memilih tempat pembelian beras terbentuk pada tahap ini akan mempengaruhi
organik berdasarkan pelayanan yang diberikan niat pembelian di masa yang akan datang.
oleh tempat yang menjual beras organik. Hal
Kepuasan Pembelian Beras Organik.
ini dikarenakan pelayanan yang baik dapat
menjadi daya tarik bagi konsumen untuk kembali Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ke tempat pembelian tersebut. Selain itu, sebanyak 92 persen responden menyatakan
pelayanan seperti delivery order dapat menjadi puas akan pembelian beras organik dan hanya
suatu keunggulan dibandingkan pesaingnya. 3 persen responden menyatakan tidak merasa
puas.
Pertimbangan lainnya dalam membeli beras
organik adalah kemudahan konsumen dalam Berdasarkan hasil wawancara, alasan
mendapatkan beras organik, sebanyak 35,65 utama ketidakpuasan responden terhadap
persen responden mempertimbangkan tempat beras organik karena beras organik tidak
pembelian beras organik yang dekat dengan memiliki ukuran kemasan yang seragam dan
rumah. Sebanyak 12,17 persen responden tidak tersedia di berbagai tempat pembelanjaan.
lainnya memilih tempat penjualan beras organik Adapun responden yang merasa puas yaitu
dengan pertimbangan kenyamanan. karena mutu dan rasa yang enak serta harga
yang terjangkau untuk keluarga. Tingkat
Sebanyak 7,83 persen responden dalam
kepuasan konsumen setelah mengonsumsi
memilih tempat tersebut karena lebih percaya
beras organik ini dapat menumbuhkan loyalitas
akan jaminan yang ditawarkan oleh penjual.
dan niat untuk terus mengonsumsi beras organik
Pertimbangan sebagian kecil responden dalam
pada tahun-tahun kedepan.
memilih tempat pembelian beras organik karena
pertimbangan harga yang lebih murah menjadi 4.2. Persepsi Harga Beras Organik
pertimbangan bagi 4,35 persen responden.
4.2.1. Harga Beras Organik Relatif Lebih
Cara Responden Memutuskan Pembelian Mahal
Beras Organik.
Setelah konsumen memiliki pengetahuan
Sebagian besar responden (53,91 persen) akan produk organik, konsumen dihadapkan
memutuskan pembelian beras organik secara pada masalah harga beras organik yang lebih
terencana dengan menentukan jenis beras mahal dibandingkan beras nonorganik. Hasil
organik yang akan dibeli sebelum ke tempat penelitian menunjukkan sebanyak 93,91 persen
pembelian. Hal ini dikarenakan beras organik responden memiliki persepsi bahwa beras
merupakan makanan pokok sehingga menjadi organik relatif lebih mahal dibandingkan dengan
rutinitas pembelian yang sudah direncanakan. beras nonorganik. Akan tetapi, masih ada
Tetapi sebesar 28,70 persen responden responden yang tidak mempermasalahkan harga
merencanakan tanpa menentukan jenis sehingga sebagian responden (6,09 persen)
beras organik karena mungkin ingin mencoba mempersepsikan harga beras organik relatif
rasa beras organik dari jenis yang berbeda. murah. Hal ini dikarenakan bahwa konsumen
Konsumen yang secara spontan membeli beras menganggap kesehatan lebih penting daripada
sebesar 17,39 persen responden mungkin harga yang ditawarkan oleh para penjual beras
ketika berada di tempat pembelian konsumen organik.
ingin mencoba merek dan jenis beras organik
yang berbeda. 4.2.2. Kenaikan Yang Dapat Diterima
Konsumen Organik
4.4.4. Evaluasi Setelah Pembelian
Pada penelitian ini, responden diminta
Proses keputusan tidak berhenti pada untuk menyebutkan tingkat kenaikan harga
tahap pembelian. Selanjutnya konsumen akan beras organik/kg yang dapat diterima. Artinya,
mengevaluasi apakah pembelian yang dilakukan seberapa besar kenaikan harga beras organik

30 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


yang menyebabkan responden masih mau yang ditetapkan dipasaran. Sebagian besar
membeli beras organik. Sebaran responden responden adalah konsumen yang berada pada
berdasarkan tingkat kenaikan harga beras segmen menengah ke atas dimana kemampuan
organik yang dapat diterima dapat dilihat pada untuk membeli kebutuhan mereka tinggi.
Tabel 2.
Sebesar 26,09 persen responden akan
Tabel 2 menunjukkan proporsi terbesar mencari beras organik lain yang lebih murah
responden (33,91 persen) menyatakan bahwa bila terjadi kenaikan yang melebihi kemampuan
tingkat kenaikan harga beras organik yang membayar mereka, pada kelompok responden
masih dapat diterima adalah Rp. 2.000,-/ ini, biasanya masih menganggap harga
kg. Hasil terbesar kedua pada penelitian ini merupakan faktor yang penting dalam pembelian
menunjukkan bahwa sebesar 29,57 persen beras organik. Selain itu sebesar 15,65 persen
responden menyatakan bahwa kenaikan harga responden akan berganti merek beras organik
beras organik yang masih dapat diterima adalah yang ditawarkan dipasaran. Sebesar 9,57 persen
sebesar Rp. 3.000,-/kg, sedangkan responden responden memilih jika melebihi kenaikan pada
lainnya masih dapat menerima kenaikan harga beras organik melebihi kemampuan mereka
beras organik Rp. 1.000,- dan Rp. 8000,-/kg. maka responden akan berganti varietas beras
Alternatif jika harga yang ditawarkan yang tidak naik dan sebanyak 7,83 persen
melebihi harga yang dapat diterima responden akan berganti ke beras nonorganik
konsumen bila terjadi kenaikan beras organik melebihi
kemampuan mereka, kelompok ini biasanya
Peneliti juga ingin mengetahui alternatif
konsumen yang kurang memiliki pemahaman
apa yang akan konsumen lakukan jika harga
akan pola konsumsi mereka sehingga sangat

Tabel 2. Sebaran Responden Konsumen Beras Organik Berdasarkan Kenaikan Yang Dapat
Diterima Konsumen Beras Organik

Kenaikan harga beras organik yang dapat diterima oleh Responden


Persentase (%)
konsumen (Rp) (orang)
1.000,00 13 11,30
2.000,00 39 33,91
4.000,00 34 29,57
6.000,00 21 18,26
8.000,00 8 6,96
Total 115 100,00

yang ditawarkan melebihi harga yang dapat


mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor
diterima konsumen atau melebihi kemampuan
penghambat salah satunya harga beras organik
konsumen, maka selain diminta untuk
yang relatif lebih mahal dibanding dengan beras
menyebutkan tingkat kenaikan harga beras
nonorganik.
organik per kg yang dapat diterima, responden
juga diminta untuk menyebutkan respon apa 4.3. Sikap Terhadap Berbagai Atribut
yang dilakukan jika kenaikan harga beras organik Beras Organik
per/kg tersebut melebihi tingkat kenaikan harga
yang dapat diterimanya. Hasil terbesar yang 4.3.1. Evaluasi tingkat kepentingan 9
diperoleh adalah bahwa sebesar 40,87 persen atribut beras (ei)
responden menyatakan bahwa tetap membeli Berdasarkan Model Sikap Fishbein, dimensi
beras organik, bila terjadi kenaikan harga yang pertama dari variable sikap konsumen adalah
melebihi kemampuan beli konsumen, kelompok evaluasi tingkat kepentingan terhadap 9 atribut
konsumen ini merupakan konsumen yang sudah beras. Variabel ini menggambarkan bagaimana
setia dengan beras organik berapapun harga konsumen menilai tingkat kepentingan dari 9

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 31
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
Tabel 3. Evaluasi Kepentingan Atribut Beras
Atribut beras ei Interpretasi
Rasa 4,009 Penting
Harga 4,043 Penting
Desain kemasan 3,374 Biasa saja
Khasiat/manfaat 4,565 Penting
Keamanan dikonsumsi 4,722 Penting
Daya tahan produk 3,548 Penting
Iklan 3,235 Biasa saja
Varietas 3,504 Penting
Merek produk 3,626 Penting

atribut beras. Tabel 3 menunjukkan nilai rataan beras nonorganik. Ini menunjukkan bahwa
dari tingkat kepentingan 9 atribut beras. Analisis konsumen memiliki kepercayaan yang lebih
mengenai tingkat kepentingan atribut beras tinggi bahwa harga beras organik lebih mahal
dilakukan untuk mengetahui kecenderungan dari beras nonorganik, disain kemasan beras
atribut yang tergolong penting hingga atribut organik kurang menarik dibandingkan beras
yang tergolong tidak penting. Beberapa atribut nonorganik, dan daya tahan beras organik
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kurang awet dibandingkan beras nonorganik.
rasa, harga, desain kemasan, khasiat/manfaat,
keamanan dikonsumsi, daya tahan produk, iklan, 4.3.3. Nilai Sikap Keseluruhan Terhadap
varietas, dan merek produk. Sebaran responden Beras Organik dan Nonorganik
berdasarkan kepentingan atribut beras dapat Penilaian sikap responden terhadap atribut-
dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan bahwa atribut beras organik dan nonorganik dapat
terdapat dua atribut yang dianggap biasa saja dihitung berdasarkan nilai rataan dari ei (evaluasi
oleh responden, yaitu desain kemasan dan kepentingan) dan bi (kepercayaan atribut), yaitu
iklan, sedangkan tujuh atribut yang dianggap dengan mengalikan kedua variabel tersebut
penting oleh responden adalah rasa, harga, untuk setiap atributnya (ei.bi), kemudian nilai
khasiat/manfaat, keamanan dikonsumsi, daya perkalian tersebut dijumlahkan sehingga
tahan produk, varietas, dan merek produk. diperoleh dan total nilai sikap keseluruhan (Ao)
untuk beras organik dan nonorganik. Perhitungan
4.3.2. Kepercayaan Terhadap Atribut Beras
Organik dan Nonorganik (bi)
ei*bi serta nilai sikap keseluruhan (Ao) dapat
dilihat pada Tabel 4.
Dimensi kedua dari variabel sikap
konsumen adalah kepercayaan konsumen Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai sikap
terhadap sembilan atribut dari beras. Tabel keseluruhan terhadap beras organik (140,136)
4 menggambarkan nilai rataan kepercayaan lebih tinggi dari beras nonorganik (114,820), ini
terhadap sembilan atribut untuk beras organik memiliki arti bahwa sesungguhnya responden
dan beras nonorganik. Nilai rataan kepercayaan memiliki sikap yang lebih tinggi terhadap beras
atribut rasa, khasiat, keamanan, iklan dan organik dibandingkan beras nonorganik. Hasil
varietas, serta merek produk dari beras organik nilai sikap keseluruhan ini dapat diartikan
lebih tinggi dibandingkan beras nonorganik. bahwa responden lebih menyukai beras organik
Ini artinya konsumen memiliki kepercayaan dibandingkan beras nonorganik. Responden
yang lebih tinggi bahwa beras organik lebih lebih menyukai beras organik karena rasanya
enak rasanya, lebih berkhasiat, lebih aman, lebih enak, lebih berkhasiat, lebih aman
iklannya lebih menarik, mereknya lebih terkenal dibandingkan beras nonorganik. Responden
dibandingkan beras nonorganik. Tetapi nilai juga menilai bahwa iklan beras organik
rataan atribut harga, disain kemasan, dan daya lebih menarik, mereknya lebih terkenal, dan
tahan beras organik lebih kecil dibandingkan varietasnya lebih terkenal dibandingkan beras
nonorganik.

32 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


Tabel 4. Nilai Sikap Multiatribut Fishbein Terhadap Beras Organik dan Beras Nonorganik

bi ei*bi
Atribut ei Beras Beras Beras
Beras nonorganik
organik nonorganik organik

Rasa 4,009 4,374 3,774 17,534 15,128


Harga 4,043 2,878 4,148 11,638 16,772
Desain kemasan 3,374 3,487 3,748 11,765 12,645
Khasiat/manfaat 4,565 4,635 2,861 21,159 13,060
Keamanan dikonsumsi 4,722 4,748 2,383 22,418 11,250
Daya tahan produk 3,548 3,661 4,017 12,988 14,253
Iklan 3,235 3,609 3,539 11,673 11,448
Varietas 3,504 3,600 3,513 12,616 12,311
Merek produk 3,626 3,643 3,609 13,212 13,085
Nilai Sikap (Ao) 140,136 114,820

I. KESIMPULAN lebih aman dibandingkan beras nonorganik.


Responden juga menilai bahwa iklan beras
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
organik lebih menarik, mereknya lebih terkenal,
maka dapat disimpulkan bahwa proses
dan varietasnya lebih terkenal dibandingkan
keputusan pembelian yang pertama kali
beras nonorganik.
dilakukan oleh responden beras organik adalah
melalui kelima tahapan proses keputusan, yaitu Hasil analisis proses keputusan pembelian
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, berimplikasi terhadap strategi pemasaran
evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi guna mencari alasan konsumen dan harapan
pasca pembelian. Sedangkan pada penelitian yang belum terungkap dalam proses
terdahulu hanya menggambarkan hasil akhir pembelian beras organik agar dapat menjadi
dari proses keputusan pembelian yaitu konsumsi referensi bagi produsen beras organik dalam
dan preferensi terhadap beras organik serta memasarkan produknya. Strategi pemasaran
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi yang dilakukan oleh produsen beras organik
dan konsumsi beras organik. Responden bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan
memiliki persepsi harga beras organik lebih kebutuhan dan keinginan konsumen. Strategi
mahal dibandingkan dengan beras nonorganik. pemasaran berkaitan dengan empat unsur
Persentase terbesar dari responden dapat bauran pemasaran yang terdiri strategi
menerima kenaikan harga maksimal Rp 2.000,-/ produk, harga, promosi, dan strategi tempat/
kg untuk beras organik. Persentase terbesar dari distribusi. Strategi tersebut hendaknya tetap
responden juga menunjukan loyalitas mereka berusaha meningkatkan niat beli beras organik.
terhadap beras organik karena mereka akan Salah satu cara untuk meningkatkan niat beli
tetap membeli beras organik meski kenaikan konsumen adalah dengan meningkatkan kinerja
harga beras organik melebihi batas kenaikan atribut yang mempengaruhi kualitas produk.
harga yang diterimanya. Dengan peningkatan kinerja atribut maka
akan meningkatkan indeks niat beli konsumen
Nilai sikap keseluruhan menunjukkan
terhadap beras organik. Adapun rekomendasi
bahwa nilai sikap terhadap beras organik lebih
yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian
tinggi dibandingkan beras nonorganik. Hasil ini
ini bagi para produsen atau penjual beras
menunjukkan bahwa responden lebih menyukai
organik adalah sebagai berikut :
beras organik dibandingkan beras nonorganik.
Responden lebih menyukai beras organik karena Berdasarkan hasil tahapan proses
rasanya lebih enak, lebih berkhasiat, serta keputusan pembelian, maka strategi produk

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 33
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko
yang direkomendasikan adalah memberikan DAFTAR PUSTAKA
keyakinan dan jaminan bahwa beras organik Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior.
yang dijual adalah bebas zat kimia. Produsen Organizational Behavior And Human Decision
harus dapat menjaga kualitas produknya Processes 50, 179-211 (1991). University of
sehingga rasa dan kualitas beras yang dihasilkan Massachusetts. Amherst.
menjadi lebih baik.
Ara Shihomi. 2003. Consumer Willingness to Pay
Produsen beras organik dapat menerapkan for Multiple Attributes of Organic Rice: A Case
strategi harga premium yaitu bauran kualitas Study in the Philippines. Undergraduate Thesis
dan harga tinggi ada pada posisi yang tinggi. at Department of Agricultural, Environmental
Harga beras organik yang berkualitas akan and Development Economics The Ohio State
memiliki harga jual yang tinggi karena beberapa University.
prinsip yang harus diketahui oleh konsumen Ardianto Didik. 2005. Analisis Pemasaran Beras
diantaranya: (i) Beras organik memiliki atribut Organik Kelompok Usaha Tani “Sagguh” Dusun
kesehatan dibandingkan beras nonorganik; (ii) Ngasem Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon
Beras organik memiliki atribut ramah lingkungan; Kabupaten Bantul. Master Thesis at Magister
dan (iii) Beras organik memiliki prinsip keadilan Manajemen UGM.
karena beras organik di kelola dengan penuh Assael, Henry. 1998.Consumer Behaviour
tanggung jawab melindungi lingkungan dan and Marketing Action 6  Ohio:Southwestern
manusia. Strategi mengedukasi harga bagi College Publishing
konsumen dengan memberikan pengetahuan Dewi IARP, Sudarta W, Ustriyana ING. 2013.
kepada konsumen akan harga yang mereka Persepsi konsumen terhadap beras organik dan
bayar sepadan dengan manfaat yang akan anorganik di toko Satvika Boga Sanur Denpasar.
didapatkan baik bagi kesehatan tubuh dan E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol 2 (2).
ramah lingkungan karena proses beras memiliki
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
prinsip organik. Kementrian Pertanian . 2011. Workshop Beras
Strategi promosi dapat ditekankan kepada Organik dan Pengembangan Pemasaran Beras
kegiatan edukasi yang menyampaikan dampak Berlabel (Jaminan Varietas). Jakarta : PPHP
negatif zat kimia bagi kesehatan manusia dan Engel, J.F., Blackwell, R.D., & Miniard, P.W. (1995).
dampak negatif zat kimia bagi lingkungan. Consumer Behavior. 8th Ed. Forth Worth, Texas:
Program promosi diarahkan untuk meningkatkan The Dryden Press
kesadaran konsumen akan kelebihan manfaat Hartari Ariyanti. 2005. Atribut Produk dan Karakteristik
beras organik dari sisi kesehatan. Konsumen Beras Organik terhadap Sikap
Sistem distribusi yang dilakukan oleh Konsumen Beras Organik. Master Thesis at
produsen pada penelitian ini yaitu dengan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
menjual langsung produk yang dihasilkan pada Manuhutu M, Bernard TW. 2005. Bertanam Sayuran
konsumen melalui koperasi dan agen resminya. Organik Bersama Melly Manuhutu. Jakarta: PT.
Hal tersebut sudah dirasakan sangat baik oleh Agromedia Pustaka.
responden. Namun responden masih merasa Mowen, C. Mowen, Michael Minor, 2002, Perilaku
ketersediaan beras organik masih kurang dan Konsumen (Dwi Kartini Yahya, Penerjemah).
terbatas. Strategi distribusi dapat ditekankan Jakarta : Erlangga.
kepada memperluas jaringan pengecer yang
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia
menyediakan beras organik, para pengecer
Indonesia.
besar dan distributor dapat melakukan kemitraan
dengan para petani beras organik untuk Noviandi, A, 2012. Analisis Perilaku Konsumen
membantu mereka agar dapat memasarkan Beras Organik dan Implikasinya Pada Strategi
produknya dengan lebih luas menjangkau Pemasaran. Tesis di bawah bimbingan
UJANG SUMARWAN dan KIRBRANDOKO.
konsumen yang lebih banyak.
Program Studi Manajemen dan Bisnis, Sekolah
Pascasarjana IPB.
Peter, J. P., Olson, J.C. (2010). Consumer Behavior

34 PANGAN, Vol. 22 No. 2 Juli 2013 : 333-344


and Marketing Strategy. 9th Edition. Homewood,
BIODATA PENULIS :
IL: Irwin
Prastawiningsih RT. 2002. Perilaku Konsumen Beras Ujang Sumarwan, lahir di Jakarta 16 September
Organik di Kota Yogyakarta. Master Thesis at 1960 memperoleh gelar Sarjana Sosial Ekonomi
Magister Manajemen UGM Pertanian dengan konsentrasi Agribisnis dari
Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985 dan
Rusma J, Hubeis M, dan Suharjo B. 2011. Kajian
gelar Master of Science bidang Household
preferensi konsumen rumah tangga terhadap
Economics pada tahun 1990 serta gelar Doktor
beras organik di wilayah Kota Bogor. Manajemen
bidang Consumer Economics and Behavior pada
IKM. Vol 6 (1).
tahun 1993 dari Iowa State University, Ames Iowa
Rusma Jimmy. 2005. Kajian Preferensi Konsumen Amerika Serikat. Saat ini beliau adalah salah
Rumah Tangga terhadap Beras Organik di seorang Staf Pengajar bidang Perilaku Konsumen
Wilayah Kota Bogor. Master Thesis at Sekolah dan Pemasaran dan menjabat Asisten Direktur
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bidang Akademik dan Kemahasiswaan di Program
Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L. (2010). Consumer Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB.
Behavior. 10th Ed. New Jersey: Prentice Hall. Aldi Noviandi, dilahirkan di Sukabumi pada tanggal
Soemitro YP. 2008. Identifikasi Aspek-Aspek 29 November 1986. Lulus Sarjana dari Jurusan
Pemasaran Dalam Perencanaan Bisnis Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Kemitraan Antara Penjual dengan Petani Pakuan pada tahun 2009. Ia memperoleh gelar
Beras Organik ( Studi Kasus di Desa Pasirhuni Magister Manajemen di Program Studi Manajemen
Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya). dan Bisnis, Sekolah Pascasarjana, Institut
Master Thesis at Magister Manajemen Pertanian Bogor pada tahun 2012.
Universitas Widyatama Bandung.
Kirbrandoko, memperoleh gelar doktor dari
Sumarwan Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Teori Institut Pertanian Bogor. Beliau adalah dosen
dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta manajemen pemasaran dan strategik manajemen
: PT Ghalia. di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis
Sulaeman, Ahmad. 2007. Prospek Pasar dan Kiat Institut Pertanian Bogor.
Pemasaran Produk Pangan Organik. Makalah
disampaikan pada Simposium Produk Pertanian
Organik di Indonesia dari Produsen hingga
Pemasaran ISSAAS Indonesian. 4 Desember
2007. Bogor.
Triyuyun. 2011. Kajian Persepsi dan Perilaku
Stakeholders terhadap Sistem Pertanian Padi
Organik di Kabupaten Karangayar. Master
Thesis at Magister Ilmu Lingkungan Universitas
Diponegoro.
Utami DP. 2010. Penentuan Konsumsi Beras Organik
dengan Pendekatan Preferensi Leksikografik di
Kabupaten Sragen. Master Thesis at Magister
Ekonomi Pertanian UGM.
Utami DP. 2011. Analisis pilihan konsumen dalam
mengkonsumsi Beras organik di Kabupaten
Sragen. Mediagro. Vol 7 (1).
Windani Isna. 2009. Preferensi konsumen terhadap
beras organik di Kota Yogyakarta. Master Thesis
at Magister Ekonomi Pertanian UGM.

Analisis Proses Keputusan Pembelian, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Beras Organik di Jabotabek 35
An Analysis of Purchasing Decision, Perceptions and Consumer Attitudes toward Organic Rice in Jabodetabek, Ujang Sumarwan, Aldi
Noviandi, Kirbrandoko

You might also like