You are on page 1of 4

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN


KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM
MELAKSANAKAN TINDAKAN KEPERAWATAN

LILIS ROHAYANI*

*) Managemen keperawatan, Ilmu Keperawatan, Stikes Jenderal Ahmad Yani Cimahi, Bandung,Jawa Barat

Abstract
Leadership style of head nurse is a group of characteristics used by leader to influence nurse on duty in
ferforming nursing care, so it would need evaluation over their echietment at work to earn best result.. This
research aims to known the picture and relationship between leadership style and the work of nurse. Research
design used is cross sectional. Population to this research are 54 nurse on duty come from SPK dan D3 of
nursing. Sample to the research werw collected from 53 nurse on duty which was using total sampling
technique. Data collecting was done by questionaire. Dta analysisi was through two steps, those are univariante
to see frecuency distribution and bivariant to see the relationship (chi Squre). Statistical test result shows P
value=0,087 meaning at alpha 0,05 it can be concluded there is no significante difference between leadership
style of head ward nurse and the work of nurse on duty. Nevertheks, at alpha 0,1 shows significant different
between leadership style of head ward nurse and the work of nurse on duty from ood ratio (OR) it can be
conclude the authoritative leadership style has change to give better work for 2, 091 (0,119-36,64) times
compared to liberal leadership style, democratic leadership style has change to gyve better work for 0,545
(0,029-10,37) times compad to the liberal /laissez faire. It is suggested to head ward nurse to modify their
leadership style in approprrate with situation dan condition/Conditional, the presence of leadership trinning or
forming of cadres, and evaluation over work achievement of nurse on duty.

Keyword : leadership style, work, cross sectional, total sampling technique

Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan 279
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
Lilis Rohayani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

PENDAHULUAN HASIL PENELITIAN DAN


Pelayanan kesehatan diperlukan untuk PEMBAHASAN
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal,
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang Gambaran Kinerja Perawat Dalam
optimaldiperlukan pelayanan keperawatan Melaksanakan Tindakan Keperawatan
yang berkualitas dengan pola
pengorganisasian yang baik, metode Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut
kepemimpinan yang berkualitas Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah
menitikberatkan pada gaya kepemimpinan Sakit Umum Cibabat Cimahi Tahun 2007
yang berpengaruh terhadap kinerja Kinerja Jumlah Persentase
Baik 23 43,4 %
bawahannya dalam melaksanakan tindakan
Kurang baik 30 56,6 %
keperawatan. Menurut Simanjuntak Total 53 100
(2005:174) faktor penyebab kinerja rendah
yaitu kepemimpinan yang kurang efektif
sehingga satu ukuran pengawasan yang
digunakan oleh manajer perawat untuk Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik
mencapai hasil organisasi yang baik adalah kesimpulan dari total 53 responden 30 orang
sistem penilaian pelaksanaan kerja (56,6 %) mempersepsikan kinerjanya kurang
perawat.Berdasarkan studi pendahuluan yang baik.
dilakukan kepada 10 orang perawat pelaksana
7 orang perawat menyatakan bahwa kepala Gambaran Gaya Kepemimpinan Kepala
ruangan tidak menyesuaikan dengan situasi Ruangan
dan kondisi dalam mengambil keputusan dan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut
mendelegasikan tugas sehingga tidak sesuai Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Di Instalasi
dengan proporsi, Ditunjang dengan hasil Rawat Inap Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi
observasi peneliti selama praktek pelaksanaan Tahun 2007
tindakan masih mengikuti aktivitas rutin.
Gaya Jumla Persenta
METODE PENELITIAN kepemimpinan h se
Penelitian ini menggunakan metode Otoriter/Autokra 34 64,2
penelitian deskriptif korelatif dengan jenis tis
penelitian Cross Sectional,Populasi dalam Demokratis 17 32,1
Liberal/Laissez 2 3,8
penelitian ini seluruh perawat pelaksana yang
Faire
bekerja dan melaksanakan tindakan Total 53 100
keperawatan di ruang rawat inap penyakit
dalam yaitu sebanyak 54 orang dengan tekhnik
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik
total sampel yang berjumlah 53 orang karena 1
kesimpulan dari total 53 responden, sebanyak
orang tidak sesuai kriteria.Analisa data yang
34 orang (64,2 %) mempersepsikan gaya
digunakan adalah univariant dan bivariant.
kepemimpinan kepala ruangan termasuk tipe
Otoriter/Autokratis.

280 Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
Lilis Rohayani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam
Melaksanakan Tindakan Keperawatan

Tabel 5. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam
Melaksanakan Tindakan Keperawatan

Gaya kepemimpinan Kinerja Total P value OR (95 % CL)


Baik Kurang Baik
Otoriter/Autokratis 11 (32,4 %) 23 (67,6 %) 34 0,087 2,091
(0,119-36,64)
Demokratis 11 (64,7 %) 6 (35,3 %) 17 0,545
(0,029-10,37)
Liberal/Laissez Faire 1 (50 %) 1 (50 %) 2 1
Total 23 (43,4 %) 30 (56,6 %) 53

Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian tenaga kesehatan pada dasarnya mempunyai


didapatkan bahwa dari total 53 responden tugas dan tanggung jawab dalam memberikan
didapatkan bahwa perawat yang pelayanan kesehatan, agar selama proses
mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan
ruangan termasuk tipe otoriter/autokratis keperawatan secara efektif dan efisien.
sebanyak 23 orang (67,6 %) perawat pelaksana Keperawatan yang efektif dan efisien
kinerjanya kurang baik, sedangkan perawat ditunjang dengan kepemimpinan yang baik,
yang mempersepsikan gaya kepemimpinan hasil penelitian menyatakan bahwa sebagain
kepala ruangan termasuk tipe demokratis besar perawat pelaksana mempersepsikan gaya
sebanyak 6 orang (35,3 %) perawat pelaksana kepemimpinan kepala ruangan adalah
kinerjanya kurang baik dan perawat yang otoriter/autokratis. Seorang pemimpin Yang
mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala efektif menggunkan gaya kepemimpinan yang
ruangan termasuk tipe Liberal/Laissez Faire berbeda dalam situasi yang berbeda, Jadi tidak
sebanyak 1 orang (50 %) perawat pelaksana tergantung pada satu pendekatan untuk semua
kinerjanya kurang baik. situasi. Pandangan ini memasyarakatkan agar
Tabel 5 Memperlihatkan hasil uji seorang pemimpin mampu membedakan gaya-
statistik didapatkan nilai P=0,087 berarti pada gaya kepemimpinan, membedakan situasi,
alpha 0,05 dapat disimpulkan tidak ada menentukan gaya yang sesuai untuk situasi
perbedaan yang signifikan antar persespsi dengan teori yang dikemukakan oleh Rivai
perawat pelaksana tentang gaya (2004 : 69) gaya kepemimpinan yang efektif
kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja adalah sesuai dengan situasi dan kondisi
perawat pelaksana. Dari nilai Odd Ratio (OR) dimana pemimpin harus menganalisa terhadap
dapat disimpulkan bahwa persepsi gaya kondisi anggota atau bawahannya. Kondisi
kepemimpinan otoriter berpeluang untuk bawahan merupakan faktor yang penting pada
memberikan kinerja yang lebih baik sebesar kepemimpinan situasional karena bawahan
2,091 (0,119 – 36,64) kali dibandingkan yang selain individu juga merupakan kelompok
mempunyai persepsi gaya kepemimpinan yang dapat menentukan kekuatan pribadi yang
liberal, persepsi gaya kepemimpinan dipunyai pemimpin dan menentukan kualits
demokratis berpeluang untuk kinerja yang dari kinerjanya.
lebih baik sebesar 0,545 (0,029-10,37) kali di Menurut Simanjuntak (2005:174) faktor
bandingkan yang mempunyai persepsi gaya penyebab kinerja rendah yaitu kepemimpinan
kepemimpinan liberal/laissez faire. yang kurang efektif. Selain kepemimpinan ada
faktor lain yang mempengaruhi kinerja sesuai
DISKUSI yang dikemukakan oleh Fatimah,D (2005 : 52)
Kinerja (prestasi kerja) adalah karya yang berjudul hubungan faktor-faktor motivasi
kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit
yang dicapai oleh seseorang dalam umum daerah ujung berung kota bandung
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tahun2005 mengemukakan bahwa pengawasan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya merupakan salah satu faktor motivasi yang
(Mangkunegara, 2006:9). Perawat sebagai mempengaruhi kinerja perawat.

Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan 281
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
Lilis Rohayani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

CONCLUSION Simanjuntak. (2005). Manajeman dan


Dari nilai odd ratio (OR) menunjukan Evaluasi Kinerja. Jakarta : Fakultas
bahwa persepsi gaya kepemimpinan otoriter Ekonomi Universitas indonesia.
untuk memberikan kinerja yang baik sebesar Somantri, I. (2006). Hubungan Persepsi
2,091-36,64 kali dibandingkan yang Perawat Pelaksana Tentang Gaya
mempunyai persepsi gaya kepemimpinan Kepemimpinan dan Tipe
liberal, persepsi gaya kepemimpinan Kepribadian Kepala Ruangan
demokratis berpeluang untuk kinerja yang dengan Kepuasan Ker]a di Rumah
lebih baik sebesar 0,545 90,029-10,37) kali Sakit TNI Tingkat II Dr. Salamun.
dibandingkan yang mempunyai persepsi gaya Thesis. Fakultas Ilmu Keperawatan
kepemimpinan liberal/laissez faire.Saranbagi Universitas Indonesia
pihak Rumah sakit diharapkan menerapkan Suprihanto, dkk.(2004). Perilaku
gaya kepemimpian yang situasional, Adanya Organisasional. Yogyakarta: Aditya
pelatihandan adanya role model. Media.
Swanburg, R.C. (2001). Pengantar
DAFTAR PUSTAKA Kepemimpinan & Manajemen
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Keperawatan: untuk Perawat Klinis.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Jakarta : EGC
Rineka Cipta. Pohan, I.S. (2003). Jaminan Mutu Pelayanan
Djubaedah, E.E. (2006). Hubungan Faktor Kesehatan : Dasar-Dasar
Individu Perawat dengan Kinerja Pengertian. Bekasi : Kesaint Blanc.
Perawat dalam Pelaksanakan
Asuhan Keperawatan Kepada Pasien
di Rumah Sakit Tingkat II Dustira
Cimahi. Skripsi. Prodi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Ahmad Yani.
Fatimah, D. (2005). Hubungan Faktor -
Faktor Motivasi dengan Wneda
Perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bandung Tahun 2005.
Skripsi. Prodi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi llmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani.
Hidayat, A.A. (2004). Pengantar Konsep
Dasar Keperawatan. Jakarta -
Salemba Medika.
Ilyas Y. (2002). Kinerja : Teori, Penilain, dan
Penelitian. Jakarta : Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Kartono, K. (2006). Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.
Mangkunegara, (2006). Evaluasi Kinerja
SDM. Bandung : Refika Aditama.
Nursalam(2008). Manajemen Keperawatan:
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Rivai (2005). Kepemimpiman dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Siagian, S. P. (2002). Fungsi-Fungsi
Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara.

282 Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
Lilis Rohayani

You might also like