Professional Documents
Culture Documents
3 2014
Keywords : effectiveness , additional sanction and punishment , the return loss, corruption
1
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Alamat JL. Ratna Gang Melati No.9
Denpasar, e-mail: kadek_crisnha@yahoo.com
357
Vol.7 No.3 2014
358
Vol.7 No.3 2014
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Sejalan dengan hal tersebut, dari laporan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. tahunan KPK pada tahun 2011 masih tercatat
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 adanya denda, uang pengganti serta biaya
tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun perkara yang masih dapat ditagih pada tahun
1999 tentang Pemberamtasan Tindak Pidana 2011 yang berasal dari perkara pada tahun
Korupsi. 2006 hingga 2011,6 sehingga hal ini
Esensi terpenting dari pemberantasan menunjukan bahwa upaya memaksimalisasi
tindak pidana korupsi adalah upaya untuk pengembalian kerugian keuangan negara
memperoleh kembali kerugian keuangan akibat tindak pidana korupsi masih
negara akibat korupsi. Kerugian keuangan mengalami hambatan.
negara akibat korupsi terus meningkat setiap Sebagai lembaga penegak hukum yang
tahunnya, hal ini dikemukakan oleh memiliki kewenangan khusus dalam
Mardiasmo selaku Kepala BPKP yang penanganan kasus korupsi, tidak dapat
mencatat bahwa pada tahun 2012, kerugian dipungkiri bahwa KPK juga mengalami
keuangan negara akibat korupsi mencapai banyak kendala. Sehingga, dapat disadari
4
Rp.9,72 triliun. bahwa upaya pemberantasan korupsi dan
Besarnya jumlah kerugian keuangan pengembalian kerugian keuangan negara
negara yang diakibatkan oleh korupsi akibat korupsi di daerah juga menemui
menunutut penanganan serius dari pemerintah banyak hambatan. Salah satunya adalah
dan penegak hukum. Ketua KPK Abraham penanganan kasus korupsi di Pengadilan
Samad menyatakan bahwa selama tahun Negeri Denpasar. Sebagai upaya guna
2013 KPK telah menyelamatkan keuangan meningkatkan kinerja lembaga penegak
negara sebesar Rp 1,196 Trilyun yang berasal hukum mengingat semakin maraknya kasus
dari pengembalian PNBP dari penanganan korupsi yang terjadi di Bali, maka pada tahun
tindak pidana korupsi dan gratifikasi.5 2012 dibangunlah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi di Bali dibawah naungan Pengadilan
Negeri Denpasar. Pengadilan Tipikor Bali ini
4
Ridwan Anshori, 2013, Selama 2012, Korupsi
rugikan keyangan Negara Rp.9,72 T, memeriksa dan memutus semua kasus
http://daerah.sindonews.com/read/2013/10/24/22/7 korupsi yang berasal dari 8 Kabupaten yang
87974/selama2012,korupsirugikannegaraRp9,72 T
(diakses tanggal 12 Mei 2014) ada di Bali. Sehingga dengan kata lain,
5
Voice Of Amerika, 2014, ICW :
Pemberantasan Korupsi Indonesia Dalam 3 Tahun seluruh kasus korupsi sejak tahun 2012 yang
Terakhir Meningkat,
http://www.voaindonesia.com/content/icw-
pemberantasan-korupsi-di-indonesia-dalam-3-
6
tahun-terakhir-meningkat/1847983.html, (diakses Rilis Laporan Tahunan KPK Tahun 2011
tanggal 12 Mei 2014) hal.55
359
Vol.7 No.3 2014
terjadi di Bali, terpusat di Pengadilan Tipikor 2. Apakah yang menjadi kendala dalam
Denpasar. pelaksanaan Putusan Pengadilan terkait
Pelaksanaan pengembalian kerugian sanksi pidana tambahan guna
keuangan negara akibat tindak pidana korupsi pengembalian kerugian keuangan negara
juga tidak serta merta dapat begitu saja dengan uang pengganti dalam tindak
dilakukan. Selain menunggu pembayaran pidana korupsi?
uang pengganti dari para terpidana kasus 3. Tujuan Penelitian
korupsi yang memerlukan waktu yang lama, a. Tujuan Umum
pengembalian uang pengganti ke kas negara Untuk mengkaji dan menganalisis
tidak dapat langsung dilakukan. Hal ini penerapan ancaman sanksi pidana
diakibatkan harus ada prosedur birokrasi yang tamabahan guna pengembalian
dilewati, sehingga membutuhkan waktu kerugian keuangan negara dalam
untuk mengembalikan kerugian negara ke Undang-undang Korupsi.
kas negara agar dapat segera digunakan untuk b. Tujuan Khusus
kesejahteraan rakyat. 1) Untuk mengkaji dan mengana-
Walaupun telah diatur secara tegas dalam lisis penerapan ancaman sanksi
ketentuan Undang-undang pemberantasan pidana tambahan guna pengem-
korupsi, namun upaya memberantas korupsi balian kerugian keuangan negara
serta pengembalian kerugian keuangan dalam tindak pidana korupsi
negara akibat korupsi masih terkendala 2) Untuk mengkaji dan mengana-
banyak faktor. Hal serupa juga terjadi ketika lisis apa saja yang menjadi
pelaksanaan putusan pengadilan menyangkut kendala .
pidana tambahan berupa pengembalian
II. METODE PENELITIAN :
kerugian keuangan negara masih terganjal
Penelitian ini adalah jenis penelitian
banyak kendala.
hukum yuridis empiris. Dalam hal ini adalah
2. Permasalahan:
penelitian mengenai penerapan ancaman
Adapun permasalahan yang dapat ditarik
sanksi pidana tambahan guna pengembalian
dari uraian tersebut diatas adalah sebagai
kerugian keuangan negara dalam tindak
berikut :
pidana korupsi di Pengadilan Negeri
1. Bagaimanakah penerapan ancaman
Denpasar. Sifat penelitian ini adalah
sanksi pidana tambahan guna
deskriptif yang mempergunakan data primer
pengembalian kerugian keuangan negara
dan sekunder. Data primer diperoleh langsung
dalam tindak pidana korupsi?
360
Vol.7 No.3 2014
dari informan.7 Para informan tersebut, antara penguasaan pihak lain diluar pemerintah.
lain: Hakim Pengadilan Negeri Denpasar, Yang dimaksud dengan kerugian negara
dan Jaksa di Kejaksaan Negeri Denpasar. adalah berkurangnya kekayaan Negara
Data sekunder didapat dari buku, karya karena tindakan penyalahgunaan wewenang
ilmiah, dan peraturan perundang-undangan seseorang karena kedudukan dan jabatannya.
yang berkaitan dengan penelitian.8 Istilah pidana sering diartikan sebagai
hukuman. Penjatuhan sanksi berupa pidana
III. PEMBAHASAN
biasanya dilakukan oleh penguasa kepada
1. Penerapan ancaman sanksi pidana
seseorang yang dianggap telah melanggar
tambahan guna pengembalian kerugian
suatu aturan hukum.10
keuangan negara dalam tindak pidan
Sebagai upaya guna menjaga
korupsi
ketentraman serta sarana kontrol masyarakat,
Tindak pidana korupsi adalah suatu
sanksi pidana merupakan hukuman yang
perbuatan melawan hukum yang dilakukan
paling sering digunakan untuk mewujudkan
oleh seorang pejabat negara (pegawai negeri)
hal tersebut. Jenis ancaman sanksi pidana
maupun korporasi dengan niat jahat atau
telah diatur dalam ketentuan Pasal 10 KUHP.
curang guna memperkaya diri sendiri serta
Ancaman sanksi pidana terkait tindak
memperoleh kepentingan pribadi maupun
pidana korupsi diatur tersendiri dalam
kelompok yang menimbulkan kerugian
Undang-undang Pemberantasan Korupsi.
negara serta perekonomian negara. Korupsi
Selain pidana pokok, Undang-undang
merupakan ancaman bagi terhadap cita-cita
Pemberantasan Korupsi juga mencantumkan
menuju masyarakat adil dan makmur.9
pidana tambahan berupa pengembalian
Keuangan negara tidak hanya sebatas
kerugian keuangan negara yang tercantum
uang semata, namun termasuk juga semua
dalam dalam ketentuan Pasal 18 Undang-
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
dengan uang, serta semua yang dapat
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dijadikan milik negara baik yang berada
Jo.Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001
dalam penguasaan pemerintah maupun
tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999.
7
Amirruddin dan H. Zainal Asikin, 2008,
Pengantar Metode Penelitian Hukum, Ed. 1-4, PT
10
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 30. Jan Remmelink, 2003, Hukum Pidana,
8
Zainuddin Ali, 2011, Metode Penelitian Komentar Atas Pasal-Pasal Terpenting dari Kitab
Hukum, Cetakan Ketiga, Sinar Grafika, Jakarta, hal. Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan
106. Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum
9
Evi Hartanti, 2007, Tindak Pidana Korupsi , Pidana Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Edisi Kedia, Sinar Grafika, Jakarta,. hal.1 Jakarta, h.7
361
Vol.7 No.3 2014
11
Aziz Syamsudin, 2011, Tindak Pidana
Khusus, Sinar Grafika, Jakarta, hal 155
12
M.Akil Mochtar, 2006, Memberantas Korupsi
13
Efektifitas Sistem Pembalikan Beban Pembuktian Arsyad, H. Jawade Hafidz, 2013, Korupsi
Dalam Gratifikasi, Q-Communication, Jakarta, Dalam Perspektif HAN (Hukum Administrasi
hal.38 Negara) , Sinar Grafika, Jakarta, hal.165.
362
Vol.7 No.3 2014
Pidana Tambahan
NO. NO.PERKARA TERDAKWA Tuntutan pidana Pengembalian
tambahan Kerugian Keuangan
Negara
1. 1/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Desak Putu Ari Padmini 290.998.750 290.998.750 (inkracht)
2. 2/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Made Widarma - Tidak ada
3. 3/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Wayan Gunawan - Tidak ada
4. 4/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps H.Asmuni Turyadi - Tidak ada
5. 5/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Wayan Armawa - Tidak ada
6. 6/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Bambang Subagyo - Tidak ada
7. 7/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Dra. Tety Gemeniawati - Tidak ada
8. 8/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Made Budiarta - Tidak ada
9. 9/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Ni Nyoman Rusmini - Tidak ada
10. 10/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Gede Putu Sunarta - Tidak ada
11. 11/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Priat Eko Purwo - Tidak ada
12. 12/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Rudi Hartono - Bebas
13. 13/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Nengah Arnawa, dk 1.395.000.000 1.395.000.000 (PK)
14. 14/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Nyoman Oka Dhiputra - Tidak ada
15. 15/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Nengah Sugita - Bebas
16. 16/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Nyoman Pastika 29.921.753 29.921.753 (Banding)
17. 17/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Wayan Kari Bagas Pramanta 625.670.000 625.670.000 (Banding)
18. 18/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Ida Ayu Sri Astuti - Tidak ada
19. 19/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps Putu Bagiada 574.709.326 574.709.326 (Kasasi)
20. 20/Pid.Sus/TPK/2012/PN.Dps I Wayan Gobang Edy Sucipto - Tidak Ada
Sumber : Buku Register Perkara Tindak Pidana Korupsi Tahun 2012 PN.Dps
363
Vol.7 No.3 2014
Berdasarkan data tersebut diatas dapat Jika dilihat dari amar putusan
diketahui bahwa penerapan ancaman sanksi menyangkut pengembalian kerugian
pidana tambahan guna penembalian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi
kerugian keuangan negara di Pengadilan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Negeri Denpasar telah diterapkan namun Denpasar dari tahun 2012-2013 adalah
belum optimal. Hal ini karena masih adanya sebesar Rp.5.801.461.979,-. Oleh karena
tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang tidak masih ada perkara yang dalam proses upaya
mencantumkan pidana tambahan. hukum, pengembalian kerugian keuangan
Berdasarkan data perkara korupsi negara perkara korupsi yang telah
2012 di Pengadilan Negeri Denpasar, dari 20 mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht)
kasus korupsi yang diperiksa di Pengadilan dan sepatutnya telah dapat diekseusi adalah
Tipikor Denpasar terdapat 5 kasus yang sebesar Rp. 2.610.160.900,- Sedangkan Total
dalam amar putusannya berisi selain pidana uang pengganti yang disetorkan oleh
penjara dan pidana denda juga berisi pidana Kejaksaan Negeri Denpasar ke Kas Negara
tambahan berupa pengembalian kerugian. pada tahun 2012-2013 adalah sebesar Rp.
Sedangkan pada tahun 2013 dari 25 kasus 871.273.192,-. Kelima terpidana yang
yang terdaftar, terdapat 8 perkara yang amar membayar uang pengganti tersebut adalah
nya mencantumkan pidana pengembalian terpidana yang perkaranya dimulai sejak
kerugian keuangan negara dengan uang tahun 2009 hingga 2011. Sedangkan untuk
pengganti selain pidana penjara dan pidana perkara dari tahun 2012-2013, belum ada
denda. Dengan kata lain, penerapan ancaman satupun yang membayar ataupun dapat
sanksi pidana tambahan guna pengembalian dilakukan eksekusi uang pengganti sebagai
kerugian keuangan negara di Pengadilan pidana tambahan pengembalian kerugian
Negeri Denpasar tidak dapat dijadikan keuangan negara. Hal ini membuktikan
sebagai sarana guna mencegah terjadinya bahwa diperlukan waktu yang sangat panjang
tindak pidana korupsi, karena walaupun guna memperoleh pengembalian kerugian
ancaman pidana tambahan berupa keuangan negara dengan uang pengganti dari
pengembalian kerugian keuangan negara para terpidana.
telah diterapkan tidak membuat masyarakat 2. Kendala dalam pelaksanaan Putusan
takut untuk melakukan korupsi sehingga Pengadilan terkait sanksi pidana
tindak pidana korupsi yang terjadi di wilayah tambahan guna pengembalian kerugian
hukum Pengadilan Negeri Denpasar justru keuangan negara dengan uang pengganti
mengalami peningkatan. dalam tindak pidana korupsi
364
Vol.7 No.3 2014
365
Vol.7 No.3 2014
Dalam hal ini yang dimaksud dengan dari kalangan pejabat namun kini telah
struktur hukum adalah institusi penegak menjalar kelapisan masyarakat biasa.
hukum sebagai salah satu unsur nyata Hal serupa juga di sebutkan oleh
dalam suatu sistem hukum, termasuk juga Bapak Romulus Halolongan, Kepala Seksi
lembaga yang turut melaksanakan aturan- Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri
aturan hukum. Dalam hal pengembalian Denpasar, bahwa apabila dikaitkan dengan
kerugian keuangan negara harus ada pendapat Soerjono Soekanto tentang 5 faktor
koordinasi diantara penegak hukum, yang mempengaruhi efektif tidaknya suatu
khususnya hakim dalam menjatuhkan sistem hukum yaitu :
putusan, dan jaksa yang nantinya a. Faktor hukumnya sendiri. Aturan yang
melaksanakan putusan terutama terkait mengatur tentang uang pengganti guna
sita dan lelang terhadap harta benda pengembalian kerugian keuangan negara
terpidana kasus korupsi yang tidak belum jelas. Undang-undang yang
membayar uang pengganti sebagai pidana berlaku saat ini tidak memparkan secara
pengembalian kerugian keuangan negara. terperinci konsekuesi dilapangan saat
c) Budaya Hukum (Legal Culture), proses eksekusi. Karena masih banyak
merupakan bagian dari budaya pada perbedaan antara aturan dan praktek
umumnya, yang dapat berupa adat dilapangan.
istiadat, pandangan, cara berfikir dan b. Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak
tingkah laku yang dapat membentuk yang membentuk maupun menerapkan
suatu kekuatan sosial yang bergerak hukum. Dalam hal ini adalah
mendekati hukum dengan cara-cara mengoptimalkan tugas Jaksa dalam
tertentu). Dalam hal ini yang dimaksud perumusan dakwaan dan tuntutan yang
dengan budaya hukum adalah perilaku- nantinya mempengaruhi pertimbangan
perilaku masyarakat dalam memandang hakim dalam menjatuhkan putusan
hukum untuk dipatuhi serta ditaati. c. Faktor sarana atau fasilitas yang
Budaya hukum masyarakat saat ini telah mendukung penegakan hukum. Selain
mengalami pergeseran kearah yang lebih pengadilan tipikor, tempat penyimpanan
acuh terhadap suatu aturan hukum. barang hasil sita dan lelang juga masih
Terbukti dengan banyak nya kasus kurang.
korupsi yang terjadi dengan melibatkan d. Faktor masyarakat, yaitu lingkungan
seluruh lapisan masyarakat, bukan saja dimana hukum itu berlaku atau
diterapkan. Kesulitan utama dalam
366
Vol.7 No.3 2014
367
Vol.7 No.3 2014
368
Vol.7 No.3 2014
Peraturan Perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA
UU RI No.31 Tahun 1999 Jo.UU RI No. 20
Buku : Tahun 2001
Amirruddin dan H. Zainal Asikin, 2008, Ridwan Anshori, 2013, Selama 2012,
Pengantar Metode Penelitian Hukum, Korupsi rugikan keyangan Negara
Ed. 1-4, PT RajaGrafindo Persada, Rp.9,72 T,
Jakarta http://daerah.sindonews.com/read/2013
/10/24/22/787974/selama2012,korupsir
Gupt & Rekan, 2012, Korup&Orup, ugikannegaraRp9,72 T (diakses
Sinarpada, Bandung tanggal 12 Mei 2014)
369
Vol.7 No.3 2014
370