You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340574304

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA BARANG DAN


JASA DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KERINCI

Article · April 2020


DOI: 10.31849/jieb.v17i1.3255

CITATIONS

2 authors:

Hendra Gustomi Heppi Syofya


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    8 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Kerinci View project

All content following this page was uploaded by Hendra Gustomi on 11 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP


BELANJA BARANG DAN JASA PEMERINTAH
KABUPATEN KERINCI

Heppi Syofya1; Hendra Gustomi2


1.2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci
E-mail : heppisyofya@gmail.com
E-mail : hendragustomi@gmail.com
diterima: 18/9/2019; direvisi: 20/3/2020; diterbitkan: 26/3/2020

Abstract: Potential resources in an area will have meaning and benefit for economic
development and prosperity if used and developed optimally, the essence of the economic
development of a region aims to improve the standard of living of the community and
encourage equity and expand employment opportunities and business opportunities. In the end
it is expected to improve the welfare of the community. Regions that have advances in
industry and have abundant natural resources tend to have much greater local income (PAD)
compared to other regions and vice versa. On one hand there are regions that are very rich
because they have high own source revenues (PAD) and on the other hand there are regions
that are lagging behind because they have low regional own source revenues (PAD). However
the further question is whether the contribution of regional revenue which is one of the
sources of regional income has a significant influence in financing direct expenditure,
especially for goods and services expenditure.

Keywords: Regional original income of goods and service’s

PENDAHULUAN mutu pelayanan publik yang semakin


Kemampuan menggali dan baik. PAD merupakan hasil dari pajak
mengembangkan potensi sumber daya yang diperoleh daerah, usaha BUMD,
dalam meningkatkan perekonomian retribusi/ cukai daerah, hasil kelola aset
daerah menjadi tuntutan dalam daerah dan sumber PAD lainnya sesuai
pemerintahan. Peningkatan dan aturan yang diberlakukan. Pada Daerah
kreativitas terhadap potensi sumber daya maju dan memiliki industri serta memiliki
daerah mempunyai dampak bagi sumber daya ekonomi yang sangat
pembangunan ekonomi serta memadai biasanya memiliki realisasi PAD
kesejahteraan untuk kemakmuran jika yang besar dibandingkan daerah lain,
dimanfaatkan dan ditumbuhkembangkan sebaliknya ada daerah yang terbatas
secara optimal. Hakekat pembangunan sumber daya ekonomi,akan memiliki
ekonomi daerah bertujuan untuk realisasi PAD kecil.
menodorong naiknya taraf hidup Menurut Mardiasmo (2002:17)
masyarakat, pemerataan, perluasan PAD berperan sangat penting sebagai
peluang kerja, serta usaha yang pada salah satu penentu kinerja keuangan serta
akhirnya bertujuan akhir untuk kemandirian daerah yang merupakan
meningkatkan kesejahteraan seluruh indikator kemandirian daerah di ukur
masyarakat. melalui pertumbuhan PAD pada setiap
PAD merupakan penerimaan tahunnya, makin tinggi kontribusi yang
dari sumber ekonomi daerah dari diberikan PAD terhadap angka Anggaran
kegiatan utama daerah dengan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
mengoptimalisasikan sumber daya memperlihatkan semakin rendah
menjadi penerimaan PAD. Pemerintah kebergantungan pemerintah daerah pada
daerah mendukung dengan memberi pemerintah pusat. Realisasi PAD

72
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
memiliki peran yang cukup besar untuk langsung terhadap belanja barang dan
menentukan kebijakan pemerintah jasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk
daerah dalam melaksanakan mengetahui pengaruh dan besarnya
pembangunan daerah. Selanjutnya pengaruh PAD pemerintah Kabupaten
menurut Prakoso dalam Puspitasari Kerinci.
(2009:25) belanja daerah merupakan
semua aliran kas keluar pemerintah TINJAUAN PUSTAKA
daerah pada satu periode anggaran Menurut Djojohadikusumo
pendapatan dan belanja daerah. Alokasi (2001:35) mendefinisikan pembangunan
belanja daerah berupa belanja langsung ekonomi upaya memperbesar pendapatan
dan belanja tidak langsung sedangkan perkapita dan mendorong meningkatnya
sumber pendapatan daerah untuk produktivitas perkapita melalui
membiayai belanja daerah berasal dari penambahan barang modal serta keahlian.
dana perimbangan, PAD, dan Pendapat Suryana (2000:63) mengartikan
pendapatan daerah lain-lain yang sah, pembangunan ekonomi adalah suatu
oleh karena itu PAD mempunyai upaya pengubahan untuk mencapai tujuan
pengaruh secara langsung terhadap yang ditetapka, usaha-usaha
belanja daerah yang berupa belanja pembangunan mengarahkan pada
barang dan jasa. peningkatan taraf tingkat hidup, martabat
Pertumbuhan realisasi PAD Di dan keleluasaan dengan tujuan agar usaha
Kabupaten Kerinci dari tahun 2009 menggapai arah yang lebih baik dimasa
hingga 2016 mengalami fluktuasi hal ini yang akan datang.
terlihat pada nilai reaslisasi anggaran Menurut Saleh (2012:5) tujuan
pada tahun 2010 sebesar 29,93% tahun pembangunan ekonomi selain untuk
2011 sebesar 17,99% tahun 2012 meningkatkan pendapatan nasional rill
realisasi PAD mengalami penurunan juga bertujuan meningkatkan
sebesar 8,32% hal ini disebabkan karena produktivitas pembangunan.
terjadinya penurunan realisasi anggaran Pembangunan ekonomi yang memiliki
dari subsektor hasil pengelolaan makna yang tidak sempit dimana
kekayaan daerah yang sah, tahun 2013 bertujuan menaikkan nilai produksi.
persentase pertumbuhan PAD meningkat Banyak yang berpendapatan bahwa
sebesar 11,39% tahun 2014 persentase pembangunan ekonomi sebagai proses
pertumbuhan meningkat sebesar 46,20% holistic dan multi dimensi yang
tahun 2015 meningkat sebesar 18,17% melingkupi perubahan terhadap struktur,
tahun 2016 persentase pertumbuhan kelembagaan dan sikapa serta gaya hidup.
meningkat sebesar 15,81% sedangkan Pertumbuhan dalam kaca pembangunan
rata-rata persentase pertumbuhan dan perekonomian menyangkut
realisasi PAD Kabupaten Kerinci dari berkembangnya pengukuran dimensi
tahun 2009 hingga tahun 2016 sebesar tunggal terhadap naiknya produksi serta
18,68% hal ini menjelaskan secara pendapatan maupun pembangunan
realisasi PAD kabupaten Kerinci dari ekonomi. Diharapkan dengan memacu
tahun ke tahun mengalami peningkatan dan mendorong pertumbuhan ekonomi
dan hanya pada tahun 2012 realisasinya yang diperlihatkan dengan peningkatan
mengalami penurunan sebesar 8,32% pendapatan nasional secara umumnya
namun yang menjadi pertanyaan lebih dan/ atau pendapatan perkapita
lanjut apakah kontribusi PAD khususnya.
merupakan salah satu sumber Menurut Schumpeter dan Hicks
pendapatan daerah yang cukup dalam Jhingan (2002:4) terdapat
berpengaruh untuk membiayai belanja perbedaan dalam terminologi

73
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
perkembangan ekonomi dan pemerintahan yang baik (good
pertumbuhan ekonomi. Dimana governance). Telaah mendalam juga
perkembangan ekonomi adalah dikemukan Supriatna (2003:32) keuangan
perubahan langsung dan tidak terus daerah merupakan kemampuan
menerus dalam situasi stasioner yang pemerintah daerah untuk merencanakan,
terus dinamis dan mengubah situasi mengelola, mengawasi, dan
equilibrium yang ada pada periode lalu. mengendalikan serta mengevaluasi
Sedangkan pertumbuhan ekonomi berbagai alokasi dan sumber keuangan
merupakan perubahan terus menerus berdasarkan kewenangan dalam rangka
terjadi secara lamban dan mantap pelaksanaan asas otonom, desentralisasi,
melalui peningkatan akumulasi finansial dekosentrasi dan tugas pemerintahan di
dan jumlah penduduk. Sedangkan daerah dalam aspek budjeter berupa
pendapat Kuznet dalam Jhingan (2002:7) anggaran pendapatan dan belanja daerah
pertumbuhan ekonomi merupakan (APBD). Dalam Peraturan Pemerintah
kenaikan jangka panjang kemampuan Nomor 105 Tahun 2000 keuangan daerah
daerah untuk penyediaan barang merupakan semua hak dan kewajiban
ekonomi dan jasa bagi penduduk, daerah dalam rangka penyelenggaraan
kemampuan terus berkembang mengacu pemerintah daerah yang dapat dinilai
pada kemajuan zaman, teknologi dan dengan nilai moneter termasuk di
adaptifnya lembaga ideologis yang dalamnya semua bentuk aset yang
dibutuhkan. berhubungan dengan hak serta kewajiban
Pendapat Tambunan (2001:15) daerah dalam lingkup dan esensial APBD.
menerangkan bahwa pertumbuhan Berdasarkan aturan teknis dalam
ekonomi adalah tambahan produk Permendagri nomor 21 Tahun 2011
domestik bruto (PDB) yang berarti tentang perubahan ketiga dari
bertambahnya pendapatan secara Permendagri Nomor 13 tahun 2006
nasional sedangkan Arsyad (2004:38) tentang pedoman pengelolaan keuangan
menjelaskan pertumbuhan ekonomi daerah pasal 1 ayat 6 junto PP No. 58
didefinisikan sebagai kenaikan GDP/ tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan
GNP dengan tidak melihat apakah daerah pasal 1 ayat 5, keuangan daerah
peningkatan itu signifikan atau kecil dari merupakan semua hak dan kewajiban
peningkatan angka kelahiran penduduk daerah dalam penyelenggaraan
dan terjadi atau tidak pergeseran struktur pemerintahan daerah yang dinilai dengan
ekonomi. aliran kas masuk termasuk segala bentuk
Telaah yang diberikan Syaukani kekayaan sehubungan dengan hak
(2002:211) menyatakan kebijakan maupun kewajiban daerah bersangkutan.
tentang otonomi daerah desentraliasi hak Keuangan daerah dalam persepsi sempit
kelola yang terbuka dan besar kepada yakni hanya hal-hal yang berkaitan
daerah terutama kota dan kabupaten. dengan fungsi budjeter berupa APBD.
Otonomi daerah dijalankan dalam Oleh sebab itu keuangan daerah
rangka kembalinya berdikarinya dipresentasikan berupa APBD dan 4
masyarakat di seluruh wilayah serta (empat) dimensi keuangan daerah yakni :
memberikan pendidikan budjeting dan dimensi hak dan kewajiban, tujuan
politik dinamis dalam rangka perencanaan, penyelenggaraan dan
perkembangan mutu berdemokrasi, layanan publik serta dimensi nilai
peningkatan efisiensi pelayanan publik, finansial dan barang modal (investasi dan
peningkatan percepatan pembangunan di inventarisasi).
daerah dan pada akhirnya diharapkan Menurut Halim (2002:18) belanja
pula terciptanya tata laksana daerah merupakan turunnya manfaat

74
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
ekonomi selama periode/ siklus Pemerintah Pusat. PAD memiliki peran
akuntansi dalam bentuk berkurangnya yang cukup signifikan dan mempengaruhi
arus kas atau bertambahnya kewajiban kebijakan pemerintah daerah dalam
yang mengurangkan nilai ekuitas dana, menentukan kemampuan daerah untuk
selain yang berkaitan dengan distribusi membiayai aktivitas pemerintah dalam
kepada para alokasi ekiutas dana. melaksanakan program pembangunan
Menurut Bastian dan Soepriyanto wilayah di daerah dalam bentuk belanja
(2002:5) belanja daerah adalah daerah atau kas keluarnya.
penurunan daya guna ekonomis masa
depan atau jasa potensial selama periode METODE PENELITIAN
penatausahaan keuangan dalam bentuk Jenis data dalam penelitian ini
arus kas keluar atau penurunan aktiva/ adalah data sekunder yang diperoleh dari
ekuitas neto, selain dari yang terkait instansi pemerintah kabupaten Kerinci
dengan distribusi ke entitas ekonomi yang berwenang untuk mempublikasikan
tersebut. Menurut IASC Framework data keuangan berupa gambaran umum
dalam Halim menjelaskan belanja daerah objek penelitian, realisasi PAD kabupaten
adalah biaya atau pengeluaran daerah Kerinci dan realisasi belanja barang serta
merupakan turunnya daya guna secara jasa dari tahun 2009 sampai dengan tahun
ekonomi selama periode akuntansi 2016. Alat analisis data yang digunakan
dalam bentuk arus keluar/ deplasi aset dalam penelitian ini adalah :
atau adanya kewajiban yang 1. Regresi linier sederhana
berakibatkan berkurangnya ekuitas dana, Y = a + bx + e
selain yang berkaitan dengan distribusi Dimana :
kepada ekuitas dana tersebut. Y : Belanja barang dan jasa pemerintah
Menurut Sukartono (2009:15) x : PAD
PAD merupakan salah satu indikator a : Konstanta
kemadirian suatu daerah. Oleh karena itu b : Koefisien regresi variabel x
PAD mempunyai arti penting terhadap e : error
pembiayaan daerah, semakin besar 2. Koefisien Determinasi
realisasi arus kas masuk daerah yang KD = r2 x 100%
bersumber dari PAD maka dapat Dimana :
mencerminkan bahwa daerah tersebut KD : Koefisien determinasi
memiliki tingkat kemandirian tinggi. R : koefisien korelasi
PAD mempegaruhi belanja daerah jika 3. Uji Hipotesis
ada peningkatan jumlah PAD maka
r n2
terjadi peningkatan pula pada jumlah t hitung 
belanja/ arus kas keluar daerah yang 1 r 2
dibelanjakan. Selanjutnya menurut Dimana :
Mardiasmo (2002:17) PAD memainkan Jika thitung < ttabel :
peran penting dalam penentuan kinerja Maka Ho diterima dan Ha ditolak,
keuangan daerah berpengaruh searah/ artinya tidak terdapat pengaruh yang
positif terhadap kemandirian daerah signifikan antara PAD terhadap
karena salah satu indikator kemandirian belanja/ pengeluaran pada barang
suatu daerah dapat diukur melalui dan jasa pemerintah Kabupaten
kenaikan PAD pertahunnya. Semakin Kerinci tahun 2009-2016.
besar realiasi PAD terhadap APBD Jika thitung > ttabel :
dapat menjadi indikator semakin kecil Maka Ho ditolak dan Ha diterima,
ketergantungan pemerintah daerah artinya diduga terdapat pengaruh
terhadap alokasi dana perimbangan dari yang signifikan antara PAD

75
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
terhadap belanja/ pengeluaran pada Tabel 2 : Target dan Realisasi Belanja
barang dan jasa pemerintah Barang dan Jasa Kabupaten
Kabupaten Kerinci tahun 2009- Kerinci Tahun 2009-2016
2016.
Realisasi Belanja
Target Belanja Realisasi
Tahun Barang dan Jasa
HASIL DAN PEMBAHASAN Barang dan Jasa (Rp)
(Rp)
(%)
2009 76.981.559.025,50 64.820.654.177,15 84,20
Perkembangan PAD Kabupaten Kerinci 2010 87.926.290.105,00 77.234.354.886,70 87,84
2011 110.297.738.938,00 102.540.075.701,20 92,97
Tabel 1: Perkembangan Target dan 2012 120.332.257.069,00 110.760.393.380,75 92,05
Realisasi Pendapatan Asli 2013 142.794.310.070,63 131.752.206.360,61 92,27
2014 170.887.833.251,60 150.123.229.032,00 87,85
Daerah Kabupaten Kerinci 2015 193.745.220.543,79 144.455.054.037,35 74,56
Tahun 2009-2016 2016 194.349.785.123,32 148.878.611.161,00 76,60
Persentase Jumlah 1.097.314.994.126,84 930.564.578.736,76 688,33
Target PAD Realisasi PAD
Tahun Realisasi Rata-
(Rp) (Rp) 137.164.374.265,86 116.320.572.342,10 86,04
(%) rata
2009 20.806.225.538,39 22.779.763.240,55 109,49
2010 22.883.018.741,39 29.598.713.208,08 129,35
2011 31.537.153.761,39 34.924.903.019,66 110,74 Sumber: BPKAD Kabupaten Kerinci, 2019
2012 33.388.190.930,00 32.020.001.879,23 95,90
2013 40.783.693.656,00 40.783.893.656,00 100,00
2014 55.083.143.319,00 59.626.711.527,91 108,25
2015 66.598.697.406,32 70.463.809.684,80 105,80 Rata-rata target belanja barang dan
2016 70.116.816.200,00 81.320.041.327,77 115,98 jasa naik selama 8 (delapan) tahun sebesar
Jumlah 341.196.939.552,49 371.517.837.544,00 875,51
Rata-
42.649.617.444,06 46.439.729.693,00 109,44
Rp.137.164.374.265,86,- sama dengan
rata
realisasi belanja barang dan jasa kabupaten
Sumber: BPRD Kabupaten Kerinci Tahun Kerinci dari tahun 2009 hingga 2016
2019 mengalami kenaikan. Rata-rata realisasi
belanja barang dan jasa dari tahun 2009
Perkembangan target PAD hingga 2016 sebesar Rp
Kabupaten Kerinci dari tahun 2009 hingga 116.320.572.342,10,- yang ditelaah dari
2016 selalu meningkat, rata-rata target persentase realisasi dari tahun 2009 hingga
PAD dalam kurun waktu 8 (delapan) 2016 mengalami fluktuasi dengan nilai rata-
tahun sebesar Rp.42.649.617.444,06,- rata persentase realisasi terhadap target
begitu juga dengan realisasi PAD yang telah ditetapkan sebesar 86,04%.
kabupaten Kerinci, dari tahun 2009 hingga
2011 mengalami peningkatan Pengaruh PAD terhadap Belanja Barang
berkelanjutan. Pada tahun 2012 realisasi dan Jasa
PAD terjadi penurunan, pada tahun 2013
hingga 2016 realisasi PAD mengalami Tabel 3: Pengaruh PAD terhadap Belanja
peningkatan, rata-rata realisasi PAD dari Barang dan Jasa di Kabupaten
tahun 2009 hingga 2016 sebesar Kerinci Tahun 2009-2016
Rp.46.439.729.693,00,- dilihat dari Coefficientsa
persentase realisasi dari tahun 2009 Standardi
Unstandardized zed 95,0% Confidence
hingga 2016 yang terjadi fluktuasi dengan Model
Coefficients Coefficie
t Sig.
Interval for B
nts
nilai rata-rata persentase realisasi terhadap Lower Upper
B Std. Error Beta
target yang telah ditetapkan sebesar Bound Bound
924402
109,44%. (Const
1 ant)
538058482
78,589
15789034
341,757
3,408 ,014
15171473
029,611
23527,
568
PAD 1,346 ,312 ,869 4,309 ,005 ,582 2,111
Perkembangan Target dan Realisasi
Belanja Barang dan Jasa

76
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
Y = 53.805.848.278,58 + 1,346x KESIMPULAN DAN SARAN
PAD berpengaruh signifikan
Nilai konstanta (a) adalah positif terhadap belanja barang dan jasa
yaitu sebesar Rp.53.805.848.278,58,- pemerintah kabupaten Kerinci pada tahun
artinya jika PAD bernilai 0 (nol) maka 2009-2016 hal ini dapat dilihat dari nilai
belanja barang dan jasa bernilai thitung > ttabel dengan nilai 4,309 > 2,44691
Rp.53.805.848.278,58,- nilai koefisien dan diperoleh nilai koefisien PAD sebesar
PAD sebesar Rp.1,346,- artinya bahwa 1,346, artinya bahwa jika PAD meningkat
PAD berpengaruh positif terhadap belanja sebesar Rp.1,- maka belanja barang dan jasa
barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten pemerintah Kabupaten Kerinci akan
Kerinci tahun 2009-2016 jika PAD meningkat sebesar Rp.1,346,- dan besarnya
meningkat sebesar Rp.1,- maka belanja pengaruh atau kontribusi PAD terhadap
barang dan jasa akan meningkat dengan belanja barang dan jasa pemerintah
nilai Rp.1,346,-. kabupaten Kerinci tahun 2009-2016 adalah
sebesar 75,60% selebihnya sebesar 24,40%
Uji Hipotesis dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Taraf signifikansi 0,05% dan df = dikaji dalam penelitian ini.
n – k (8 – 2 = 6), diketahui bahwa nilai Diharapkan kepada pemerintah
thitung sebesar 4,309 dan nilai ttabel sebesar kabupaten Kerinci pada masa yang akan
2,44691 dengan demikian maka thitung > datang untuk lebih meningkatkan
ttabel atau 4,309 > 2,44691, artinya bahwa pengelolaan sumber pendapatan daerah
PAD berpengaruh positif dan signifikan yang diperoleh dari PAD hal ini
terhadap belanja barang dan jasa di menunjukkan bahwa jika PAD mengalami
kabupaten Kerinci pada tahun 2009-2016. peningkatan maka ketersediaan sumber
dana pemerintah dalam melaksanakan
Koefisien Determinasi pemerintahan dan pembangunan di
Tabel 4 : Besarnya Pengaruh kabupaten Kerinci akan lebih besar
Pendapatan Asli Daerah meskipun sumber keuangan dari
Terhadap Belanja Barang Dan pemerintah pusat merupakan sumber utama
Jasa Di Kabupaten Kerinci bagi pemerintah kabupaten Kerinci.
Tahun 2009-2016
Durbin
R Adjuste
Mode Std. Error of the -
R Squar dR
l Estimate Watso
e Square
n
,869 17626014953,654
1 a ,756 ,715 ,608
10

Koefisien korelasi PAD terhadap


belanja barang dan jasa di Kabupaten
Kerinci sebesar 0,869, maka besarnya
pengaruh PAD terhadap Belanja Barang
dan Jasa Pada Kabupaten Kerinci sebesar
75,60% dan sisanya sebesar 24,40%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.

77
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 17. No.1, Maret 2020 : 72-78
EISSN : 2442 – 9813
ISSN : 1829 – 9822
DAFTAR PUSTAKA Supriatna, Tjahya, 2003. Strategi
Pembangunan dan Kemiskinan.
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Jakarta, Penerbit Rineke Cipta.
Pembangunan. Edisi Keempat.
Yogyakarta, Penerbit STIE Saleh, A. Muwafik. 2012. Public Service:
YKPN. Communication. (Terjemahan),
Malang, Penerbit UMM Press.
Badan Pajak dan Retribusi Daerah. 2019.
Kabupaten Kerinci. Masdjojo, Gregorius N. and Sukartono, S.
2009, Pengaruh Pendapatan Asli
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan Dana Perimbangan
Daerah.2019. Kabupaten Kerinci. Terhadap Belanja Daerah Serta
Analisis Flaypaper Effect
Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah
Sektor Publik. Jakarta, Penerbit. Tahun 2006-2008.
Salemba Empat.
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian
Djojohadikusumo, Sumitro. 2001. Indonesia : Teori dan Temuan
Ekonomi Pembangunan, Jakarta, Empiris. Jakarta, Penerbit Ghalia
Penerbit Pustaka Ekonomi. Indonesia.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Undang-Undang, R.I. No. 23 Tahun 2014
Daerah, Jakarta, Penerbit Tentang. Pemerintahan Daerah.
Salemba Empat,
Undang-Undang, R.I. No. 33 Tahun 2004
Jhingan, M.L. 2002. Ekonomi Tentang. Perimbangan Keuangan
Pembangunan dan Perencanaan, antara Pemerintah Pusat dan
Jakarta, Penerbit Rajawali Press. Daerah.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Peraturan Presiden Republik Indonesia


Manajemen Keuangan Daerah, No. 4 Tahun 2015 Tentang.
Yogyakarta, Edisi kedua. Pengadaan Barang/Jasa
Penerbit Andi Offset. Pemerintah.

Sari, P. Noni dan Idhar Yahya. 2009. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005
Pengaruh Dana Alokasi Umum Tentang. Pengelolaan Keuangan
(DAU)dan Pendaptan Asli Daerah.
Daerah (PAD) terhadap belanja
langsung. Universitas Sumatera Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21
Utara, Medan. Tahun 2011 Tentang. Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Suryana, E. P. 2000. Ekonomi
Pembangunan: Problematika dan
Pendekatan, Jakarta, Penerbit
Salemba Empat Edisi Pertama.

Syaukani, 2002. Otonomi Derah dalam


Negara Kesatuan. Yogyakarta,
Penerbit Pustaka Pelajar.

78

View publication stats

You might also like