You are on page 1of 10

Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan

Volume 19, Nomor 1, April 2018, hlm. 11-20


DOI: 10.18196/jesp.19.1.4111

EFISIENSI TEKNIS BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) BIDANG


JASA PRODUKSI PROVINSI JAWA TENGAH
Maskun Suwardi dan P. Eko Prasetyo

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia, Phone +62248508015


E-mail Korespondensi: kunsuwardi08@gmail.com

Abstract: This research was aimed to analyze the level of technical efficiency and identify some fac-
tors that influence it and also solutions necessary to conduct to improve the efficiency of BUMD of
production service field in Central Java Province. The analysis method used a Data Envelopment
Analysis (DEA) by a frontier analysis approach. The BUMN analysis unit of production service
field was in Central Java. Variables used were input variables (capital deposited, total expenses and
employee numbers) and output variables (income, profit before tax and dividend realization). Data
used was a secondary data of BUMD of production service field periods 2011-2016. The research ob-
jects covered PD. CMJT, PT. SPJT, PT. SPHC, PDAB TU and PT. PRPP. The research results
showed that out of five BUMDs of production service field in Central Java Province, there were two
inefficient BUMDs include PDAB TU and PT. PRPP. PDAB TU was not efficient in 2012, 2013
and 2016, while PT. PRPP was not efficient during 2011-2016. Three out of five BUMDs namely
PD. CMJT, PT. SPJT and PT. SPHC achieved efficiency of 100% during research period. The
BUMDs inefficiency occurred due to combining unsuitable input variable magnitude so that needed
to conduct adjustment of input factor magnitude in yielding output efficiently 100%. It could be
concluded that there is a trend of efficiency in BUMD of production service field every year and
there are two inefficient BUMDs. The BUMD inefficiency was caused by combining disproportional
input factor magnitude. It was suggested the two inefficient BUMDs should adjust input factor val-
ue magnitude in achieving output efficiently 100%
Key Words: efficiency, DEA, BUMD, production service
JEL Classification: L52, C52, D23, D24

PENDAHULUAN perkembangan ekonomi untuk daerah (2) menye-


lenggarakan kemanfaatan umum, berupa penye-
Menurut Undang²Undang No.23 Tahun diaan barang dan/atau jasa yang bermutu untuk
2014, BUMD adalah badan usaha yang sebagian memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat
besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh sesuai karakteristik, potensi daerah dengan tata
pemerintah daerah. Melalui BUMD, pemerintah kelola penyelenggaraan perusahaan yang baik (3)
daerah dapat memaksimalkan peran dalam hal memperoleh laba dan/atau keuntungan. Secara
pembangunan ekonomi daerah. Dasar hukum umum, BUMD di Indonesia dibedakan berdasar-
munculnya BUMD adalah Undang²Undang No. 5 kan kategori bidang usaha. Terdapat 15 kategori
Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah dan Un- bidang usaha, mulai dari usaha pertanian, peng-
dang-Undang No. 5 Tahun 1974, tentang pokok² galian tambang, hiburan, penyedia jasa ilmiah,
pokok Pemerintah di Daerah. Undang²Undang keuangan dan jasa hiburan, rekreasi. Data BPS
No. 23 tahun 2014, pasal 331 ayat empat, men- Tahun 2014 menunjukan ada 777 BUMD di Indo-
jelaskan tujuan dari pendirian badan usaha milik nesia, yang terdiri atas 115 perusahaan milik
daerah antara lain; (1) Memberikan manfaat Pemerintah Provinsi dan 662 perusahaan milik
Pemerintah Kabupaten/Kota. Data perkem- saham tahun 2011-2014 di Indonesia sebagai beri-
bangan jumlah BUMD berdasarkan kepemilikan kut.
Tabel 1. Jumlah BUMD Menurut Kepemilikan Saham Tahun 2011-2014
Pemilikan Saham 2011 2012 2013 2014
Provinsi 100 106 116 115
Kabupaten / Kota 623 602 631 662
Jumlah 723 708 747 777
Sumber: BPS, Statistik Keuangan 2014

Berdasarkan besaran aset, equitas dan laba secara internal maupun eksternal yang saling
pada tahun 2014, BUMD di Indonesia mem- mempengaruhi. Menurut Ghiselli & Brown dalam
bukukan laba sebesar Rp9,8 triliun, asset sebesar Setio Budi (2010), istilah efisiensi dimaknai,
Rp662 triliun dan equitas sebesar Rp206 triliun. menunjukkan adanya perbandingan antara
Bidang usaha keuangan memperoleh tingkat laba keluaran (output) dengan masukan (input). Ke-
tertinggi dengan capaian Rp7,9 triliun atau 81% mampuan menghasilkan output secara maksimal
mendominasi total laba BUMD pada tahun 2014. dengan input yang ada, menjadi salah satu hasil
Secara umum, tingkat aset dan equitas bidang kinerja yang baik. Urgensinya adalah bahwa
usaha keuangan masih yang tertinggi, yakni Efisiensi merupakan ukuran yang menunjukkan
dengan total kepemilikan aset Rp605 triliun atau bagaimana sebaiknya sumber-sumber daya
91% kontribusi pada total aset BUMD serta ting- ekonomi dialokasikan dalam proses produksi un-
kat equitas sebesar Rp175 triliun. BUMD di kate- tuk menghasilkan output maksimal. Menurut Al-
gori real estate memiliki total aset, ekuitas, dan Delaimi dan Al-Ani (2006), efisiensi dalam hal ini
laba bersih. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah efisiensi teknis, memiliki arti bahwa adanya
tercatat memiliki delapan BUMD. Terdiri dari kegiatan pemindahan input yang berbentuk fisik
BUMD bidang Keuangan (PD.BPR BKK, PD BKK, seperti tenaga kerja dan modal menjadi hasil
PT.Bank Jateng, PT. Jamkrida Jateng), dan BUMD (output) pada tingkat kinerja terbaik, ketika tidak
bidang Jasa Produksi (PD.CMJT, PDAB Tirta terdapat input yang terbuang dalam kegiatan
Utama, PT.PRPP, PT.SPJT, PT.SPHC). Dasar produksi sejumlah output. Pada efisiensi BUMD
hukum pendirian BUMD Provinsi Jawa Tengah dapat diartikan bahwa ketika BUMD dapat
diatur dalam Peraturan Daerah dan Peraturan menghasilkan sebuah output yang maksimal
Gubernur. Kepemilikan modal Pemerintah dengan input yang dimiliki, maka BUMD dapat
provinsi pada setiap BUMD berada pada kisaran dinyatakan memiliki nilai efisiensi yang baik
45%-100% dengan penyertoran modal berkala (Deskriptif BUMD dan PID Provinsi Jawa Tengah
pada setiap tahunnya. Menurut Akbar (2012), 2016).
kinerja merupakaan salah satu indikator efisiensi Berdasarkan tabel-2 dilihat dari asset, pen-
suatu perusahaan. Kinerja efisiensi BUMD men- dapatan dan deviden, BUMD bidang keuangan
jadi sebuah ukuran hasil yang dijadikan salah sa- masih mendominasi kontribusi terhadap total
tu pedoman pemerintah daerah dalam menilai BUMD di Jawa Tengah yakni antara 45%-98%.
tingkat keberhasilan sebuah BUMD. Sementara BUMD bidang Jasa produksi hanya
Hasil kinerja BUMD, layaknya sebuah pe- memberikan kontribusi terhadap total asset, pen-
rusahaan yang semuanya merupakan hasil dapatan dan deviden pada kisaran 3%-4,5%. Hal
perpaduan berbagai faktor kerja perusahaan, baik ini tentu menjadi permasalahan serius bagi

12 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 11-20
pengelolaan BUMD di Jawa Tengah, mengingat sesuai. Dibutuhkan analisis yang mendasar
bahwa andil BUMD bidang jasa produksi dalam mengenai permasalahan yang terjadi pada BUMD
kontribusinya terhadap PAD juga masih relatif bidang Jasa Produksi, sehingga mampu mening-
kecil. Keberadaan BUMD bidang Jasa Produksi katkan kontribusi BUMD dan bersaing dengan
diharapkan terus memiliki andil besar pada BUMD bidang keuangan dan BUMS. Walaupun
perekonomian Jawa Tengah. Sesuai dengan secara bisnis BUMD memiliki karakteristik yang
komitmen pemerintah Provinsi Jawa Tengah me- berbeda dengan BUMS. BUMD bidang Jasa
lalui modal yang telah disetorkan. Produksi memliki peranan yang sama penting
Berdasarkan tabel-2, perbandingan total as- dengan BUMD bidang Keuangan.
set BUMD Bidang Keuangan dengan BUMD Bi- BUMD bidang usaha jasa produksi meliputi;
dang Jasa Produksi terlampau sangat tinggi (per- usaha dagang, penggalian, edukasi dan rekreasi
bandingan 37:1) Untuk tingkat pendapatan antara memiliki cakupan yang cukup luas untuk me-
bidang keuangan dan jasa produksi memiliki menuhi permintaan pasar dan turut andil mem-
(perbandingan 30:1). Fenomena ini, sejalan bangun perekonomian di Jawa Tengah. Kondisi
dengan kontribusi masing-masing BUMD ter- kinerja keuangan yang masih relatif kecil men-
hadap PAD melalui besaran deviden yang diberi- jadikan BUMD bidang Jasa Produksi yang
kan. Sumbangan deviden BUMD bidang Jasa cenderung tidak profitable. (Analisis Kinerja
produksi dari tahun 2014²2016 tidak lebih dari BUMD Jawa Tengah, Deskriptif BUMD Jawa
5% dari total deviden BUMD Provinsi Jawa Ten- Tengah, 2014). Salah satunya dapat dilihat me-
gah. Pentingnya dilakukan riset ini adalah bahwa lalui return of investment yang rata²rata hanya
ketimpangan hasil kinerja pada BUMD bidang berkisar antara 18%-45%, sementara ROI BUMD
keuangan dan bidang jasa produksi tentunya tid- bidang keuangan mencapai 97%-170% (Data
ak bisa dibiarkan bigitu saja, sehingga modal Deskriptif PID, BUMD 2016). Adapun Kinerja
pemerintah yang telah disetorkan tetap keuangan BUMD bidang Jasa Produksi dapat di
mendapatkan pengembalian keuntungan yang lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. BUMD Bidang Keuangan, dan Jasa Produksi Tahun 2014²2016 (Juta Rupiah)
Bidang Keterangan Des 2014 Des 2015 Juni 2016
Keuangan Asset 43.163.323 50.051.654 59.604.447
Pendapatan 7.739.555 8.044.616 3.516.881
Deviden 262.990 293.786 307.316
Bidang Asset 1.388.123 1.729.337 1.657.322
Jasa Produksi Pendapatan 1.388.123 484.116 117.964
Deviden 23.013 19.523 24.386
Sumber: Data Deskriptif BUMD Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2016

Sebagai sebuah badan usaha, maka BUMD syarat penting untuk meningkatkan produktivitas
tentunya melakukan proses produksi sebagai sa- dan daya saing usaha. Melihat urgensi
lah satu aktifitas utamanya. Produksi adalah keberadaan BUMD bidang Jasa Produksi Provinsi
segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkat- Jawa Tengah dalam membangun perekonomian
kan atau menambah guna atas suatu benda, atau daerah, maka perlu adanya analisis mendalam
segala kegiatan yang ditujukan untuk memuas- menganai tingkat efisiensi pada masing²masing
kan orang lain melalui pertukaran. Dalam teori BUMD. Dalam artikel ini akan dianalisis tingkat
ekonomi, efisiensi dalam produksi merupakan efisiensi pada BUMD bidang jasa produksi yang

Efisiensi Teknis %DGDQ 8VDKD 0LOLN 'DHUDK« (Maskun Suwardi, Eko Prasetyo) 13
didasarkan pada pendekatan efisiensi relatif c. Biaya Total BUMD ( I3 )
secara teknis dan mengidentifikasi beberapa d. Pendapatan ( O1 )
faktor yang mempengaruhi serta solusinya. e. Laba Sebelum Pajak ( O2 )
Pengertian prinsip efisiensi yang dimaksud da- f. Realisasi Deviden ( O3 )
lam artikel ini cederung lebih mengacu kepada
UU no. 23 tahun 2014. Prinsip efisiensi dalam ke- Pengukuran tingkat efisiensi BUMD bidang
tentuan UU no. 23 tahun 2014 ini adalah penye- jasa produksi pada penelitian ini digunakan alat
lenggara suatu urusan Pemerintahan ditentukan bantu analsisi Data Envelopment Analysis (DEA)
berdasarkan perbandingan tingkat daya guna dengan acuan dasar variabel input dan output,
yang paling tinggi yang dapat diperoleh. Se- yang dianalisis dengan bantuan aplikasi Banxia
dangkan, asas efisiensi adalah asas yang berorien- Frontier Analysis (BFA). Metode DEA adalah
tasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya metode nonparametrik yang berbasis pada pro-
dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai gramasi linier. DEA mengukur rasio efisiensi
hasil kerja yang terbaik. relatif Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) sebagai ra-
sio output tertimbang dengan input tertimbang.
METODE PENELITIAN Secara konsep, DEA menjelaskan tentang langkah
yang dirancang untuk mengukur efisiensi relatif
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, suatu unit ekonomi tertentu dengan beberapa
penelitian ini merupakan jenis penelitian kuanti- unit ekonomi yang lain dalam satu pengamatan,
tatif. Jenis data yang digunakan pada penelitian dan digunakan jenis input dan output yang sama.
ini adalah data sekunder. Data yang digunakan Penerapan metode DEA diasumsikan sudah rele-
dalam penelitian ini berupa data keuangan van dan respresentatif untuk menganalisis pokok
umum BUMD bidang jasa produksi Provinsi Jawa masalah efisiensi BUMD yang dimaksud dalam
Tengah yang didapat langsung melalui dokumen- riset ini. Dalam model DEA menunjukkan unit
tasi pengumpulan data pada Biro Perekonomian ekonomi yang memiliki efisiensi sempurna
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, bagian dengan nilai 100% dan yang kurang efisien atau
Pengembangan Investasi Daerah dan BUMD. tidak efisien dengan nilai <100%. Di samping itu,
Metode pengumpulan data yang digunakan ada- terdapat angka multiplier yang digunakan se-
lah studi pustaka. Subjek penelitian ini adalah bagai dasar perbaikan manajerial.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang jasa Formulasi digunakan model DEA dalam
produksi Provinsi Jawa Tengah. Pada saat ini ter- riset ini, misalnya dilakukan perbandingan
dapat lima perusahaan daerah yang termasuk efisiensi dari sejumlah UKE, pada penelitian ini
dalam BUMD bidang jasa produksi. Adapun lima UKE adalah asset BUMD yang mengahasilkan;
perusahaan daerah tersebut adalah; PD.CMJT, pendapatan, laba dan realisasi deviden. Setiap
PT.SPJT, PT.SPHC, PT.PRPP dan PD.ABTU. Iden- UKE menghasilkan m jenis input untuk
tifikasi variabel input-output yang digunakan menghasilkan s jenis output. Misalnya Xij > 0
dalam pengukuran tingkat efisiensi merupakan merupakan jumlah input i yang digunakan oleh
langkah pertama dan terpenting (Purwantoro, UKE j, dan misalnya Yij > 0 merupakan jumlah
dalam Prasetyo, 2010). Adapun variabel input output r yang dihasilkan oleh UKE j.
dan output yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: Ù˜ L Ú•˜‘ …˜‘
†‘ L
a. Jumlah Tenaga Kerja ( I1 ) Ó• L Ú‚•‘ „•‘
b. Modal disetor Pemerintah ( I2 )

14 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 11-20
Zk = Efisiensi Teknis BUMD bidang jasa produksi Di mana:
yang dimaksud. Yrk = Jumlah output pendapatan, laba sebelum
Kriteria universalitas mensyaratkan unit kegiatan pajak dan realisasi deviden yang dihasilkan
ekonomi k untuk memiliki bobot dengan batasan oleh UKE.
atau kendala bahwa tidak ada satu unit kegiatan Xik = Jumlah input modal, biaya dan jumlah
ekonomi lain yang akan memiliki efisiensi lebih tenaga kerja yang dibutuhkan UKE.
besar 1 atau 100 persen, jika unit kegiatan S = Jumlah UKE yang dianalisis
ekonomi lain tersebut digunakan bobot yang M = Jumlah input yang digunakan
dipilih oleh unit kegiatan ekonomi k sehingga VIK = Bobot tertimbang dari output (pendapatan,
formulasi sebagai berikut: laba sebelum pajak, realisasi deviden)
Zik = Nilai dari maksimisasi sebagai indikator
tingkat efisiensi sample penelitian.
Skala efisiensi tiap UKE dapat diperoleh
dari perhitungan CRS dan VRS (Varian Retirn to
Scale). Misalnya pada UKE, perhitungan skala
Di mana n, merupakan jumlah populasi dari ob- efisiensinya dihitung dari nilai efisiensi teknis
jek penelitian ini yang berjumlah lima perusahaan model CRS dibagi dengan nilai efisiensi teknis
daerah yang masuk dalam BUMD bidang jasa model VRS. Jika terdapat perbedaan nilai efisiensi
produksi. Pertidaksamaan pertama meunjukkan teknis model CRS dan VRS dari sebuah UKE,
adanya efisiensi untuk UKE lain tidak lebih dari maka hal ini mengindikasikan adanya skala yang
1, sementara persamaan kedua berbobot positif. tidak efisien. Sebuah UKE yang efisien berada
Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dalam model VRS mengindikasikan mencapai
dengan 1. Objek penelitian dinyatakan efisien jika efisiensi teknis secara murni. Apabila UKE berada
memiliki angka rasio mencapai 100 persen, se- dalam model CRS, maka telah mencapai efisiensi
baliknya jika mendekati 0 menunjukan tingkat teknis dan lebih efisien dalam skala operasinya,
efisiensi objek yang semakin rendah. rumusnya adalah sebagai berikut:
Ada beberapa bagian program linear yang E = CRS/ VRS
dapat ditransformasikan ke dalam program ordi- SE = skala efisiensi
nary linear untuk menurunkan model DEA dalam CRS = nilai efisiensi teknis model CRS
riset ini digunakan pendekatan CRS (Constan Re- VRS = nilai efisiensi teknis model VRS
turn ti Scale) sebagai berikut. Misalnya 'L PDQD ” 6( ” &56 ” 956 QLODL 6( DGDODK
pendekatan CRS ini digunakan untuk mengukur satu yang dapat mengindikasikan UKE
tingkat efisiensi teknis pada BUMD yang menjadi beroperasi pada CRS. Nilai SE < 1 mengindikasi-
sampel, diantaranya dengan memaksimumkan kan adanya skala operasi yang tidak efisien. Jika
sampel. nilai NI (Non Increasing) lebih kecil dari VRS (NI
Adapun fungsi kendala atau batasan < VRS), maka UKE beroperasi pada IRS (Increas-
sebagai berikut. ing Returns to Scale), dan jika nilai NI sama
dengan VRS (NI = VRS) maka UKE beroperasi
pasa DRS (Decreasing Return to Scale). Nilai NI
merupakan perluasan dari rumor DEA di mana
nilai Urk, Vik menjadi kurang dari 1.

Efisiensi Teknis %DGDQ 8VDKD 0LOLN 'DHUDK« (Maskun Suwardi, Eko Prasetyo) 15
HASIL DAN PEMBAHASAN BUMD bidang jasa produksi dinyatakan efisien
apabila angka rasio efisiensi faktor input dan
Efisiensi Badan Usaha Milik Daerah output sama dengan 1 atau (100%), sementara jika
(BUMD) bidang jasa produksi, merupakan salah nilai efisiensi mendekati 0 dan atau kurang dari 1
satu indikator dalam mengukur capaian kinerja (E <1 atau E < 100%), maka dapat diartikan
BUMD bidang jasa produksi yang dimiliki oleh BUMD bidang jasa produksi tersebut tidak
pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kinerja efisien.
Tabel 3. Hasil Riset Efisiensi Teknis BUMD bidang Jasa Produksi 2011²2016
BUMD Tingkat Efisiensi
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PD. CMJT 1 1 1 1 1 1
PT. SPJT 1 1 1 1 1 1
PT. SPHC - - 1 1 1 1
PD. ABTU 1 0,9178 0,7391 1 1 0,5209
PT. PRPP 0,6884 0,6871 0,8483 0,6921 0,3319 0,4794
Sumber: Hasil Penelitian, 2017
Berdasarkan hasil peneltian pada tabel 3, Hasil riset dalam penelitian ini selama peri-
terdapat 5 BUMD bidang jasa produksi yang di- ode 2011-2016, menunjukkan hasil yang terus-
amati pada periode riset tahun 2011-2016. Pada menerus mengalami inefisiensi yang semakin bu-
table 3, ada tiga BUMD bidang jasa produksi ruk, dengan nilai capaian tingkat efisiensi teren-
yang selalu mencapai efisiensi teknis sama dah sebesar 0,3319 arau kurang dari 0,50 yang
dengan 1 atau 100%, dan ada dua BUMD yang berarti dapat dinyatakan sangat tidak efisien da-
belum efisien. BUMD yang sudah efisiensi terse- lam menjalankan usahanya. Fenomena semakin
but diantaranya; PD.CMJT, PT.SPJT, dan tidak efisiennya BUMD bidang jasa produksi
PT.SPHC. Sedangkan, dua BUMD yang men- PT.PRPP ini jika terus dibiarkan jelas akan sangat
galami inefisiensi atau belum mampu mencapai merugikan masyarakat daerah di Jawa Tengah
efisiensi 100% adalah PD.ABTU dan PT.PRPP. PD khususnya warga masyarakat Kota Semarang.
ABTU mengalami inefisiensi pada tahun 2012, Karena fungsi PT.PRPP yang bidang usahanya
2013 dan 2016. Nilai efisiensi PD.ABTU terus sebagai penyedia jasa wisata edukasi, rekreasi
menurun atau semakin tidak efisien yakni; mulai dan pengiklanan tidak dapat dimanfaatkan secara
tahun 2012 sebesar 0,9178, tahun 2013 (0,7391) maksimal oleh warga masyarakat. Oleh karena
dan tahun 2016 (0,5209). BUMD ke dua yang itu, untuk BUMD bidang produksi jasa yang be-
mengalami inefisiensi adalah PT.PRPP. Inefisiensi lum mencapai efisiensi teknis 100% khususnya
PT.PRPP mulai terjadi selama periode riset yakni PD.ABTU dan PT. PRPP disarankan untuk terus-
sejak dari tahun 2011²2016. Hasil riset ini sejalan menerus melakukan penyesuain kombinasi be-
dengan riset sebelumnya yang dilakukan oleh saran nilai alokasi faktor input dalam rangka
Indrawati (2009) dengan digunakan periode data menghasilkan faktor input secara efisien. Ada
2006-2008, hasil riset tersebut menunjukkan bah- beberapa cara yang harus dilakukan yakni; men-
wa BUMD bidang jasa produksi di daerah Kabu- goptimalkan ouput atau dengan cara
paten Karanganyar sebagai bagian dari Propinsi meminimkan alokasi penggunaan input.
Jawa Tengah juga tidak efisien.

16 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 11-20
Sesuai dengan tabel 4, secara umum dapat dari 5) BUMD yang tidak efisien pada periode
dinyatakan bahwa tingkat efisiensi BUMD bidang yang sama. Sedangkan, tingkat rata-rata efisiensi
jasa produksi di Propinsi Jawa Tengah adalah dari lima BUMD secara umum masih lebih baik
cukup baik, di mana selama periode riset 2011- yakni sebesar 88,50% selama periode penelitian
2016 secara rerata ada sebesar 67,50% (3 dari 5) 2011-2016.
BUMD yang efisien dan ada sebesar 32,50% (2

Tabel 4. Tingakt Rata²Rata Efisiensi BUMD Bidang Jasa Produksi Secara Umum
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah BUMD 3 2 3 4 4 3
yang Efisien
Jumlah BUMD 1 2 2 1 1 2
yang tidak
Efisien
% BUMD yang 75% 50% 60% 80% 80% 60%
Efisien
% BUMD yang 25% 50% 40% 20% 20% 40%
tidak Efisien
BUMD Efisien PD.CMJT PD.CMJT PD.CMJT PD.CMJT PD.CMJT PD.CMJT
PT.SPJT PT.SPJT PT.SPJT PT.SPJT PT.SPJT PT.SPJT
PD.ABTU PT.SPHC PT.SPHC PT.SPHC PT.SPHC
PD.ABTU PD.ABTU
BUMD Tidak PT.PRPP PT.PRPP PT.PRPP PT.PRPP PT.PRPP PT.PRPP
Efisien PD.ABTU PD.ABTU PD.ABTU
Rata ² rata 92% 90% 91% 93% 86% 79%
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel-4, tingkat efisiensi BUMD melakukan penyesuaian dalam alokasi


bidang jasa produksi pemerintah Provinsi Jawa penggunaan input faktor produksi. Dalam
Tengah tertinggi dapat dicapai pada tahun 2014. penelitian ini untuk BUMD yang tidak efisien
Pada tahun 2014 ada 80% BUMD yang efisien dan disarankan bahwa pelaku industri harus mengu-
20% BUMD saja yang tidak efisien, serta secara rangi biaya produksi yang dinilai mengganggu
rerata tingkat efisiensi BUMD dapat mencapai untuk meningkatkan capaian kinerja. Hasil riset
sebesar 93%. Dengan kata lain, pada tahun 2014 menegaskan bahwa beberapa BUMD bidang jasa
ada empat BUMD yang efisien dan hanya satu produksi harus mengurangi besaran total biaya
jenis BUMD saja yang tidak efisien yakni BUMD, agar mampu mencapai kombinasi input
PT.PRPP. Sementara itu, tingkat inefisiensi yang proporsional dan meningkatkan nilai
tertinggi terjadi pada tahun 2012, yakni tingkat efisiensi BUMD. Perlunya dilakukan kombinasi
inefisiensi mencapai 50%. Fenomena yang teknis input secara proporsional pada BUMD bi-
menarik dan perlu diperhatikan selama periode dang jasa produksi, sejalan dengan teori ekonomi
riset 2011-2016 dan khususnya pada periode 2014- produksi yang digambarkan melalui kurva
2016 adalah adanya kecederungan BUMD di Pro- isoquant atau kurva isoproduct. Dasar teori
pinsi Jawa Tengah yang semakin tidak efisien. ekonomi produski tersebut menjelaskan bahwa
Berdasarkan metode analisis dengan teknik kurva isoquant menunjukan berbagai kemung-
DEA, maka bagi BUMD yang belum efisien harus kinan kombinasi teknis antara dua input (varia-

Efisiensi Teknis %DGDQ 8VDKD 0LOLN 'DHUDK« (Maskun Suwardi, Eko Prasetyo) 17
bel) yang terbuka bagi produsen untuk \DQJ EHUMXGX ´3HQJXNXUDQ (ILVLHQVL %80'
menghasilkan tingkat output tertentu. Studi Empirik: PDAM eks Karesidenan Surakar-
Penyesuaian faktor input lain diantaranya WDµ PHnjelaskan bahwa penentuan jumlah kom-
adalah faktor input tenaga kerja. Hasil riset ini binasi tenaga kerja memberi dampak pada ca-
menunjukkan bahwa ada beberapa BUMD bi- paian tingkat efisiensi PDAM di eks Karesidenan
dang jasa produksi yang mengalami inefisiensi, Surakarta. Hal ini sejalan dengan teori the law of
salah satu diantaranya adalah adanya diminishing return.
penggunaan kombinasi besaran jumlah tenaga Sebagai salah satu contoh solusi mengatasi
kerja sebagai faktor input yang kurang tepat. inefisiensi BUMD PT.PRPP di tahun 2016 dapat
Hasil riset ini mendukung riset yang dilakukan dilihat hasilnya seperti pada tabel-5.
oleh Akbar dan Isa (2012), dalam penelitiannya

Tabel 5. Inefisiensi BUMD pada PT.PRPP Tahun 2016


PT. PRPP Nilai Efisiensi 0,3522 Potential Improvement
Variabel Input/ Output Aktual Target
Total Biaya 8091.00 2849.52 -64.78%
Modal disetor 29520.00 10396.48 -64.78%
Jumlah Tenaga Kerja 45.00 15.85 -64.78%
Variabel Input/ Output Aktual Target Potential Improvement

Pendapatan 8704.00 8704.00 00.00%


Laba Sebelum Pajak 613.00 4020.81 555.92%
Realisasi Deviden 10.00 2536.80 25268.04%
Sumber: Hasil riset, 2017

Berdasarkan tabel-5, pada tahun 2016 jenis fisiensi BUMD pada PT.PRPP di tahun 2016 se-
BUMD pada PT.PRPP mencapai nilai efisiensi bagai berikut:
yang sangat rendah di bawah 100%, atau dapat a) Nilai aktual faktor input total biaya yang
dinyatakan inefisiensi. Capain tingkat efisiensi lebih besar dari target (akWXDO WRWDO ELD\D •
BUMD pada PT.PRPP hanya sebesar 0,3522 target total biaya) sebesar 64,78%
(35,22%) atau masih kurang sebesar -0,6478 b) Nilai aktual faktor input modal disetor lebih
(64,78%), untuk dapat mencapai nilai efisiensi 1 besar dari nilai target modal disetor (aktual
atau 100%. Dengan demikan dapat diartikan PRGDO GLVHWRU • WDUJHW PRGDO GLVHWRU VHEHVDU
bahwa jenis BUMD pada PT. PRPP di tahun 2016 64.78%
tidak mampu menjalankan usaha secara efisien. c) Nilai aktual jumlah tenaga kerja lebih besar
Dengan kata lain, telah terdapat pengkombina- dari nilai target jumlah tenaga kerja (aktual
sian besaran nilai faktor input yang kurang MXPODK WHQDJD NHUMD • WDUJHW MXPODK WHQDJD
sesuai, (tidak optimal), sehingga diperoleh output kerja) sebesar 64.78%
yang tidak maksimal atau target output tidak d) Nilai aktual laba sebelum pajak kurang dari
dapat tercapai. Berdasarkan hasil riset pada tabel target laba sebelum pajak (aktual laba sebe-
5 dapat dilihat bahwa hasil analisis efisiensi OXP SDMDN ” WDUJHW ODED VHEHOXP SDMDN VHEe-
teknis dengan pendekatan model DEA, maka sar -555.92%
dapat diketahui faktor yang menyebabkan ine-

18 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 11-20
e) Nilai aktual realisasi deviden kurang dari e) Realisasi deviden yang didapatkan oleh
nilai target realisasi deviden (aktual realisasi PT.PRPP pada tahun 2016 juga sangat kecil
GHYLGHQ ” QLODL WDUJHW UHDOLVDVL GHYLGHQ VHEe- dan jauh dari target, sehingga harus dapat
sar -25268.04%. ditingkatkan sebesar 25268.04% atau diting-
Sesuai dengan tabel-5, maka dapat katkan sebesar 2526.80 (juta rupiah). Artinya,
diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya ine- besaran realisasi deviden pada 2016 yang
fisiensi PT.PRPP pada tahun 2016 adalah besaran semula hanya sebesar 10 juta rupiah harus
nilai faktor input dan output yang tidak sesuai menjadi 2536.80 juta rupiah.
antara nilai aktual dan nilai target. Sesuai dengan
hasil analisis dengan teknik DEA, maka solusi SIMPULAN
yang harus dilakukan agar supaya BUMD jenis
Secara umum BUMD bidang jasa produksi
PT.PRPP mampu mencapai nilai efisiensi teknik
di Propinsi Jawa Tengah selama periode riset
sama dengan 1 atau 100% pada tahun 2016 harus
2011-2016, masih dapat dinyatakan efisien dengan
dapat dilakukan beberapa hal berikut:
tingkat rata-rata efisiensi teknis sebesar 88,50%,
a) Total biaya PT.PRPP tahun 2016 disarankan
dan capaian rerata tingkat efisiensi teknis terting-
untuk diturunkan sebesar -64.78% atau sebe-
gi terjadi pada tahun 2014 yakni mencapai 93%
sar 5241,4,8 (juta rupiah), dari total biaya
atau hanya 1 jenis BUMD saja yang tidak efisien.
semula 8091 (juta rupiah) menjadi 2849,44
Selama periode riset tersebut terdapat 3 jenis dari
(juta rupiah).
5 BUMD yang mampu mencapai tingkat efisien
b) Total modal yang disetorkan pemerintah
100%, dan ada 2 jenis BUMD yang tidak mampu
daerah provinsi Jawa Tengah kepada
mencapai efisien 100%. Sedangkan, selama 6 ta-
PT.PRPP pada tahun 2016, disarankan diku-
hun periode riset tersebut ada satu jenis BUMD
rangi atau diturunkan sebesar 64.78% atau
yakni PT. PRPP yang tidak pernah mampu
sebesar 19123,52 (juta rupiah). Besaran mod-
melakukan efisiensi teknis. Selain itu, hal yang
al disetor yang semula 29520 (juta rupiah)
harus diperhatikan dan diwaspadai adalah adan-
menjadi 10396.48 (juta rupiah).
ya kencenderungan tingkat efisiensi yang se-
c) Jumlah tenaga kerja PT.PRPP tahun 2016
makin menrurun selama periode riset tersebut
sebanyak 45 orang adalah tidak optimal, dis-
khususnya pada periode akhir riset tahun 2014-
arankan untuk dapat ditingkatkan kapa-
2016.
sitasnya atau tingkatkan produktivitasnya,
Tingkat inefisiensi terendah kurang dari
jika tidak maka terpaksa harus dikurangi
50% terjadi pada BUMD jenis PT.PRPP yakni
(PHK) sebanyak 64.81% atau dikurangi
hanya mencapai 33,19% di tahun 2015 dan
sebanyak 29 orang. Jumlah tenaga kerja
35,22% pada tahun 2016. Dengan demikian,
semula 45 orang menjadi 16 orang.
tingkat inefisiensi PT.PRPP pada tahun 2015²2016
d) Besaran laba sebelum pajak pada tahun 2016
tersebuit dapat dinyatakan sangat tidak efisien
hanya sebesar 613 (juta rupiah), maka dis-
dalam menjalankan bidang usahanya. Faktor
arankan untuk dapat dinaikan sebesar
penyebab inefisiensi BUMD bidang jasa produksi
555.92% atau sebesar 3407.81 (juta rupiah).
terjadi karena adanya kombinasi besaran faktor
Dengan demikian, besaran laba sebelumnya
input (modal disetor, biaya total dan jumlah
613 (juta rupiah) akan menjadi sebesar
tenaga kerja) yang belum optimal (belum sesui)
4020.81 (juta rupiah).
dalam upaya menghasilkan tingkat output
tertentu yang maksimal. Solusi untuk

Efisiensi Teknis %DGDQ 8VDKD 0LOLN 'DHUDK« (Maskun Suwardi, Eko Prasetyo) 19
meningkatkan tingkat efisiensi BUMD bidang jasa Indratwati. (2009). Efisiensi Teknis BUMD,
produksi yang belum mancapai 100%, adalah ha- Dengan Metode DEA (Data Envelopment
rus dilakukan penyesuai besaran nilai input Aanalysis) (Studi PD.BKK Karanganyar
dengan besaran nilai output, sehingga mampu 2006²2008). Skripsi Fakultas Ekonomi
mencapai nilai efisiensi 100%. Dengan kata lain, Universitas Sebelas Maret.
dapat dengan mengurangi besaran kombinasi Johnes, dkk. (2011). Cost and Efficiency of Higher
nilai input (modal disetor, biaya total dan jumlah Education Institutions in England: A DEA
tenaga kerja) atau menambah besaran kombinasi Analysis. Journal of the Operational Research
nilai output (pendapatan, laba sebelum pajak dan Society. 62. pp. 1282-197. ISSN. 2011.
realisasi deviden) sesuai dengan potensial Or Ilhan and Sarica. (2005). Efficiency Assessment
improvement pada masing -masing faktor input of Turkish Power Plants Using Data En-
dan output BUMD yang belum mencapai efisiensi velopment Analysis. ELSAVIER. Vol. 32.
100% tersebut, yakni PD.ABTU dan PT.PRPP. Turkey: University of Istanbul
Prasetyo, P. Eko. (2016). Fundamental Makro
DAFTAR PUSTAKA Ekonomi. Edisi 1, cetakan ke enam. Yogya-
karta: Beta Offset.
Akbar dan Isa. (2012). Pengukuran Efisiensi _____, P. Eko. (2010). Ekonomi Industri. Yogyakar-
BUMD: Studi Empirik PDAM Di Eks- Ka- ta: Beta Offset.
risidenan Surakarta. BENEFIT Jurnal Man- _____, P. Eko. (2017). Productivity of Textile In-
agement dan Bisnis, Vol. 16. No. 1. Hal: 69- dustry and Textile Products In Central Ja-
78. Juni 2012 Surakarta: Universitas Mu- va. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan. Vol.10.
hamadiyah Surakarta. Edisi 2. Hal. 257-272 Semarang: Universi-
Alviya. (2011). Efisiensi dan Produktifitas Indus- tas Negeri Semarang.
tri Kayu Olahan Indonesia Periode 2004² Prasetyo, Danang. (2010). Analysis Efisiensi
2007, Dengan Pendekatan Non Parametrik Teknis dan Alokatif Hotel Di Kawasan
Data Envelopment Analysis. Jurnal Wisata Tawangmangu Kabupaten Ka-
Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. ranganyar Dengan Menggunakan Metode
Vol. 8. No. 2. Hal. 122-138. Bogor: Institut DEA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi
Pertanian Bogor. UNS.
Al-Delami, Khalid-Shahooth, dkk. (2006). Using Undang²Undang No.23 Tahun 2014. Tentang
Data Envelopment Analysis to Measure Pemerintah Daerah.
Cost Efisiency With An Aplication On Is- Wijayanto A, Sutarno. (2010). Kinerja Efisiensi
lamic Bank. Scientific Journal of Administra- Fungsi Intermediasi Ban Persero Di Indo-
tive Development. Vol. 41. nesia Dengan Menggunakan Pendekatan
Ederer, Nikolaus. (2015). Evaluating Capital and DEA. Jurnal Keuangan dan Perbankan.
Operating Cost Efficiency of Offshore Vol.14. No.1. Hal. 110-112.
Wind Farms. ELSEVIER. Vol. 42. Austria:
Vienna University Tecnology.
Guerrini and Giulia. (2011). Measuring and com-
paring the efficiency of water utility com-
panies A data envelopment analysis.
ELSAVIER. Vol. 19. Hal. 202-209 Italy:
University of Pisa.

20 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 19, Nomor 1, April 2018: 11-20

You might also like