You are on page 1of 11

Vol. 3 No.2 Juni 2011 (93-102) http://dx.doi.org/10.22202/jp.2011.v3i2.

23

Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi

BERHAJI PADA MASA ORDE BARU DI SUMATERA BARAT 1966-19981

Kaksim, S.Pd.I., M.Pd

INFO Abstract
ARTIKEL
Diterima: The implementation of hajj in Indonesia has different colors. The
difference appeared in Orde Baru era, which in that time, government
Direview: was implementing centralication system. The system effecting the
implementation of hajj in regions because all of decision depended on
Disetujui: the central system. That thing made some problems into region those
also held the hajj. The region government surely was slowed in acting
because had to wait decesion from central government. This problem
Keywords: was effected in all regions in Indonesia including the Province of West
Sumatera. West Sumatera Province is one of the region that has
Gender
Inequality, pilgrims every year in Orde Baru, beside had to held the hajj in order of
Development, central decision, West Sumatera Province also had to cooperate with
Women region around such as North Sumatera Province. This is done in order
Participation to departing the pilgrims to Mecca through Medan Embarcation, in case
that West Sumatera has no own any Embarcation yet. From the
description, this written will view how the implementation of hajj in
West Sumatera in Orde Baru that was struggling for central government
policy on the region interest

ISSN: 2085-1057 E-ISSN: 2460-3740


Jurnal Pelangi 94

PENDAHULUAN saya yakni Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan


Pelaksanaan ibadah haji oleh orang dan Prof. Dr. Azwar Ananda, MA. Serta
Indonesia sudah berjalan sejak Islam terima kasih juga kepada bapak dan ibu
bersentuhan dengan Nusantara. Islam penguji, yakni Prof. Dr. H. Abizar, Prof.
bersentuhan dengan Nusantara Dr. Mestika Zed, MA, dan Dr. Siti
berdasarkan dua teori; yaitu, teori Fatimah, M.Pd., M.Hum yang telah
pertama abad ke-7 didasarkan pada memberikan saran dan masukan demi
adanya kontak perdagangan dan kesempurnaan tulisan ini. Tenaga
hubungan diplomatik tiga kerajaan, yaitu pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu
dinasti T‟ang, Ta-cheh dan kerajaan Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera
Sriwijaya, teori kedua pada abad ke-13 Barat Dien Majid, Berhaji di Masa
didasarkan pada ditemukannya tulisan Kolonial (Jakarta: CV. Sejahtera, 2008),
pada batu nisan Sultan Malik al-Shaleh hal. 2. 4 Achmad Nidjam, Manajeman
yang menyatakan sebagai Sultan Aceh Haji Studi Kasus dan Telaah
ketika berkuasa di Kerajaan Aceh, Implementasi (Jakarta: Zikrul Hakim,
Samudra Pasai.3 Sejak berdirinya 2001), hal. 22. 2
kerajaan Islam di Nusantara yakni Dilaksanakannya perjalanan
Kerajaan Pasai di Aceh pada tahun 1292 perhajian sejak masa prapenjajahan
perjalanan perhajian mulai dilaksanakan sampai saat ini dengan berbagai bentuk
secara rutin sekali setahun. atau sistem penyelenggaraan, telah
Penyelenggaraan perhajian di memberikan sejarah panjang dalam
Indonesia dapat dilihat dalam berbagai perjalanan perhajian di Indonesia. Pada
periode, antara lain prapenjajahan, masa masa pra-penjajahan belum diketahui
penjajahan, Orde Lama, Orde Baru dan tentang proses penyelenggaraan
Reformasi. Dalam hal pelaksanaannya, perhajian karena belum ditemukannya
pada masa penjajahan dan Indonesia data tentang hal itu. Berbeda halnya
merdeka terdapat persamaan dan dengan masa kolonial, perhajian
perbedaan terutama dalam hal dilaksanakan di bawah pengawasan
pendaftaran calon jamaah haji, pemerintah kolonial dengan berbagai
penetapan kuota, pembiayaan, dan lain- peraturan, seperti: penetapan kuota,
lain sampai kepada pengawasan atau pembiayaan, pembuatan paspor sampai
kontrol oleh pemerintah melalui panitia proses pemulangan. Bagi jamaah yang
haji. pulang menunaikan ibadah haji harus
Artikel ini adalah bagian dari melapor terlebih dahulu kepada
naskah tesis saya yang berjudul “Haji pemerintah kolonial. Seiring dengan itu,
“Abidin” Dalam Pelaksanaan Ibadah muncullah berbagai organisasi masa
Haji di Sumatera Barat Pada Masa Orde pergerakan, seperti Organisasi
Baru (1966-1998)”, yang dipertahankan Muhammadiyah, NU, dan Sarekat Islam.
dalam sidang pada tanggal 27 Februari Akibatnya, proses perhajian di Indonesia
2011 di Pascasarjana Universitas Negeri mengalami perubahan. Organisasi-
Padang (UNP). Saya mengucapkan organisasi tersebut melahirkan gagasan
terima kasih kepada para pembimbing untuk mengambilalih proses perhajian
Jurnal Pelangi 95

dengan harapan terjadinya perbaikan pelaksanaan perhajian. Hal ini akan


dalam pelaksanaan perhajian di memberikan gambaran bagaimana
Indonesia. Seiring berjalannya waktu, perkembangan perhajian di Indonesia
lima tahun setelah diproklamasikannya umumnya dan Propinsi Sumatera Barat
kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno khususnya. Berdasarkan hal tersebut
dan Hatta, pemerintah belum bisa saya tertarik untuk melihat bagaimana
menyelenggarakan ibadah haji. Pada pelaksanaan ibadah haji di Sumatera
masa ini, bangsa Indonesia masih Barat pada masa Orde Baru.
menghadapi Belanda yang ingin
berkuasa kembali di Indonesia sampai PEMBAHASAN
diakuinya kemerdekaan Indonesia secara Pengelolaan perhajian di Sumatera
de yure oleh Belanda pada tahun 1949. Barat pada masa Orde Baru Sejak
Hal ini sesuai dengan pendapat Achmad Indonesia merdeka hingga tahun 1969,
Nidjam,5 bahwa pada tahun 1945, Syech penyelenggaraan ibadah haji melibatkan
Hasyim Asyhari dari Masyumi, pihak swasta. Pada waktu itu,
mengeluarkan fatwa dan komando pemerintah menunjuk PT Arafat sebagai
kepada seluruh umat Islam Indonesia jasa pengangkutan. Pengelolaan
bahwa “haram bagi umat Islam perhajian dengan melibatkan pihak
meninggalkan tanah airnya dalam swasta ternyata tidak memberikan
keadaan melakukan perang membela kepuasan bagi jamaah dan membuat
agama; tidak wajib pergi haji, berlaku hilang kepercayaan pemerintah karena
fardhu „ain bagi umat Islam melakukan pihak swasta telah banyak melakukan
perang melawan penjajah bangsa dan hal-hal yang merugikan jamaah sehingga
agama”. menyebabkan hilangnya kepercayaan
Atas dasar inilah pemerintah baru pemerintah terhadap perusahaan
dapat melakukan penyelenggaraan pengangkutan jamaah haji tersebut
perhajian tahun 1949 seiring dengan (Mursyidi, 1984: 180).65 Ibid. hal. 256
berakhirnya perang mempertahankan Mursyidi, Lintasan Sejarah Perjalanan
kemerdekaan. Tahun 1949 merupakan Jamaah Haji Indonesia (Jakarta: PT
tahun pertama bagi pemerintah Melton Putra, 1984), hal. 180.
Indonesia melakukan menyelenggarakan Kepercayaan tersebut hilang
perhajian. Pada tahun itu diberangkatkan karena PT Arafat tidak sanggup
9.892 orang jamaah dengan didampingi beroperasi, selain alasan hutang yang
oleh 27 orang panitia serta 14 orang tim belum dilunasi. Terjadinya kelalaian
kesehatan. Sistem pemberangkatan yang disebabkan oleh pihak swasta
jamaah haji oleh pemerintah dengan dalam mengelola ibadah haji
didampingi panitia haji terus menyebabkan pemerintah mengambil
dilaksanakan sampai saat ini. Pada masa alih penyelenggaraan perhajian melalui
rezim Orde Baru terjadi monopoli Keputusan Presiden No. 22 dan Instruksi
perhajian oleh pemerintah dan Presiden No. 6 tahun 1969. Di dalam
diterapkannnya sistem sentralisasi dari Keputusan Presiden No. 22 tahun 1969
berbagai aspek termasuk dalam ditetapkan bahwa keseluruhan
Jurnal Pelangi 96

penyelenggaraan urusan haji hanya kantor bupati dan yang bertanggung


dilaksanakan oleh pemerintah, sesuai jawab adalah kepala daerah masing-
dengan keputusan yang berlaku.7 Sejak masing (Bupati dan Walikota). Sejak
keluarnya keputusan dan intruksi dari tahun 1997, dikeluarkan Keppres tentang
presiden tersebut sampai saat ini wewenang dan kedudukan Kepala Staf
perhajian di Indonesia termasuk daerah Urusan Haji dipindahkan dari Kantor
Sumatera Barat dikelola oleh Gubernur ke Kanwil Departemen Agama
pemerintah. Pada awalnya, dan berlaku di seluruh Indonesia
penyelenggaraan ibadah haji dikelola termasuk Sumatera Barat. Sejak Keppres
oleh Persatuan Haji Indonesia (PHI). Ini tersebut dikeluarkan maka yang menjadi
berlangsung hingga tahun 1973. Menurut ketua pengelolaan haji ditangani
Usman Husen,8 sebelum perhajian langsung oleh Kepala Kanwil
dikelola oleh Kanwil Departemen Departemen Agama dan yang menjadi
Agama, pemberangkatan jamaah haji sekretaris adalah Kepala Bidang Urusan
menggunakan kapal laut. Sejak tahun Haji (hazawa).
1973, urusan haji sudah dikelola oleh
Kanwil Departeman Agama dan sejak Ongkos Naik Haji pertahun sejak
tahun itu juga jamaah haji Sumatera tahun 1966-1998
Barat ada yang diberangkatkan dengan a. Jumlah Pertahun
menggunakan pesawat terbang. Ongkos Naik Haji (ONH) setiap
Pengelolaan ibadah haji sebelum masuk tahunnya cukup bervariasi. Berdasarkan
ke Kanwil Departemen Agama, data yang ada, ONH setiap tahunnya
dilakukan oleh Pembimbing Ibadah Haji cenderung naik atau bertambah. Selama
(PIH). Namun sejak Agustus tahun 1978 pemerintahan Orde Baru 1966-1998
pembimbing ibadah haji menjadi Bidang ONH sudah mengalami kenaikan
Urusan Haji Kanwil Departemen Agama sebanyak 28 kali. Dalam arti lain hanya
Propinsi Sumatera Barat. 4 kali saja ONH yang tidak mengalami
Pada dasarnya, pelaksanaan haji kenaikan tarif selama pemerintahan Orde
dikelola oleh Departemen Agama, Baru, yaitu pada tahun 1970 turun Rp.
namun pelaksanaannya serta yang 2.000 dari tahun sebelumnya, 1971 juga
mengatur segala sesuatu adalah turun Rp. 10.000 dari tahun 1970, tahun
pemerintah daerah. Sistem tersebut 1977 turun Rp. 74.000 dari tahun
berlaku tahun 1978 hingga 1997, dan sebelumnya, dan 1978 juga turun Rp.
dipegang langsung asisten III kantor 56.000 dari tahun 1977. Adapun ONH
gubernur dengan arti kata masalah yang memiliki kesamaan adalah terjadi
urusan haji dikelola oleh salah seorang pada tahun 1985 dan 1986 yakni sama-
asisten di kantor gubernur. Sementara sama Rp. 3.212.000. Bersarnya ONH
itu, kepala bidang urusan haji diangkat setiap tahun selama masa Orde Baru
menjadi sekretaris (Usman Husein, 1966-1998 dapat dilihat berdasarkan
wawancara tanggal 23 Agustus 2010). priode berikut:
Jadi, masalah penyelenggraan seperti
halnya pembuatan paspor, dibuat di
Jurnal Pelangi 97

1) Kapal Laut
Pengangkutan jamaah haji asal Propinsi
Sumatera Barat dengan menggunakan
kapal laut terjadi sampai tahun 1976
dalam arti lain tahun 1977, jamaah haji
asal Propinsi Sumatera Barat
sepenuhnya memakai pesawat terbang.
Besarnya ONH dengan menggunakan Sejak berkuasanya rezim Orde
Kapal Laut, dirangkum dalam tabel 1. Baru, maka pengangkutan jamaah
dengan pesawat terbang sudah berjalan
namun harus berdampingan dengan
kapal laut. Pengangkutan dengan
menggunakan pesawat terbang pada
dasarnya diperuntukkan bagi jamaah
yang mampu untuk membayar karna
Berdasarkan tabel di atas dapat ONH dengan pesawat terbang lebih
dilihat bahwa ongkos naik haji setiap besar dari ONH dengan kapal laut,
tahunnya mengalami peningkatan. itupun sebelum tahun 1975.
Ongkos naik haji dengan menggunakan b. Tempat pembayaran
kapal laut selama kurun waktu 11 tahun Berdasarkan Radiogram dari
mengalami kenaikan hingga Rp. Menteri Agama Republik Indonesia No:
897.500,-. Ongkos naik haji dengan D/RG/01/1996, jamaah yang akan
kapal laut terus melonjak bahkan pada melaksanakan ibadah haji, menyetorkan
tahun 1975 dan tahun 1976 melebihi ONH ke Bank yang sudah ditetapkan
ongkos dengan menggunakan pesawat oleh pemerintah. Hal itu dilakukan calon
terbang, dimana ongkos naik haji dengan jamaah haji setelah memeriksakan
pesawat terbang pada tahun 1975 kesehatan di Puskesmas setempat, dan
sebanyak Rp. 690.000,- dan tahun 1976 menyerahkan bukti keterangan sehat
sebanyak Rp. 890.000,-. Hal inilah salah tersebut disertai foto kopy KTP
satu sebab pemberangkatan jamaah haji (memperlihatkan yang aslinya) serta pas
dengan kapal laut dihentikan. foto. Ada pun bank yang sudah
2) Pesawat Terbang ditetapkan dan pernah menerima setoran
Pemberangkatan jamaah haji Propinsi ONH dari para calon jamaah haji
Sumatera Barat dengan menggunakan Propinsi Sumatera Barat adalah: 1) Bank
pesawat terbang secara totalitas dimulai Negara Indonesia 1946 (BNI 46);
sejak tahun 1977.10 Mengenai besarnya 2) Bank Rakyat Indonesia (BRI);
ONH dengan menggunakan pesawat 3) Bank BII; 4) Bank Dagang Negara
terbang ini cukup bervariasi dan terus (BDN); 5) Bank Bumi Daya (BBD);
mengalami peningkatan setiap tahunnya. 6) EXIM; 7) Bank Pembangunan
Besarnya ONH dengan menggunakan Indonesia (BPI); 8) Bank Tabungan
pesawat terbang dirangkum dalam tabel Negara (BTN); dan 9) Bapindo. Dari
2 sejumlah bank tersebut di atas, yang
Jurnal Pelangi 98

paling banyak jamaah menyetorkan ditempatkan di kantor Bank Penerima


ONH adalah ke Bank BNI dan BRI ini Setoran (BPS) ONH.153. Pembekalan
berdasarkan data calon jemaah haji pada jamaah dalam pelaksanaan perhajian di
tahun 1995, jemaah haji yang menyetor Sumatera Barat pada masa Orde Baru
ONH ke Bank BNI sebanyak 1.394 Merujuk kepada laporan pelaksanaan
orang, BRI sebanyak 1.16 orang, BDN ibadah haji tahun 1992, pelaksanaan
sebanyak 168 orang, BBD sebanyak 110 pembinaan dan penyuluhan urusan haji
orang, EXIM sebanyak 61 orang, BTN berdasarkan kepada Keppres No. 53
sebanyak 121 orang dan BPI sebanyak tahun 1981 dan Peraturan Menteri
19 orang.14 Agama No. 2 tahun 1982 serta Intruksi
c. Prosedur pembayaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No.
Adapun prosedur pembayaran 9 tahun 1984.16 Berdasarkan landasan di
/penyetoran ONH adalah sebagai atas, untuk di beberapa daerah tingkat II
berikut: ada yang melaksanakan kursus-
1). Penyetoran ONH dilakukan secara kursus/pramanasik haji 3 bulan atau 4
lunas (tanpa cicilan) dan oleh calon haji bulan sebelum pemberangkatan ke tanah
yang bersangkutan, pada kantor bank suci. Pelaksanaan tentang pramanasik
penerima setoran ONH sesuai haji tersebut tergantung dengan kondisi
domisilinya (alamat KTP). daerah masing-masing. Sedangkan untuk
2). Calon haji datang ke kantor bank manasik secara resmi dilaksanakan
penerima setoran ONH dengan sesuai dengan kurikulum dan silabus
membawa persyaratan: dengan ketentuan sebagai berikut:
a). Foto copy KTP yang masih berlaku a. Kelompok dasar, yaitu:
dengan memperlihatkan yang aslinya 1) Kebijaksanaan pemerintah tentang
b). Surat keterangan sehat dari penyelenggaraan urusan haji; 2) Tauhid
puskesmas (menghindarkan hal-hal yang
c). Pas Photo hitam putih terbaru ukuran mendatangkan syirik); 3) P4
3 x 4 sebanyak 14 lembar dan 6 x 6 (mengetahui dan mengamalkan
sebanyak 4 lembar Pancasila serta menjunjung tinggi nalai-
3). Calon haji setelah menerima tanda nilainya); 4) Petunjuk proses perjalanan
bukti setor ONH, yaitu: lembar 1 haji Indonesia; dan 5) Mengenal peta
(pertama) bermaterai dan berpasfoto kota dan tempat-tempat yang dikunjungi
ukuran 3x4 (warna putih); lembar ke-2 (Mekkah, Madinah, Arafa dan Mina).
berpasfoto (warna merah muda); lembar b. Kelompok inti, yaitu:
ke-3 (warna kuning); dan lembar ke-4 1) Ilmu manasik haji; 2) Peragaan dan
(warna biru) langsung mendaftarkan diri peraktek manasik haji; 3) Ibadah Shalat
ke petugas yang ditunjuk oleh kepala Safar/Shalat Jenazah; dan 4) Akhlaqul
kantor Departemen Agama karimah.
Kabupaten/Kodya selaku kepala staf c. Kelompok pendukung, yaitu:
penyelenggaraan urusan haji 1) Bimbingan pengetahuan umum;
Kabupaten/Kodya setempat (domisili 2) Sejarah tempat ziarah di Tanah Suci;
jamaah) yang selama masa pendaftaran 3) Bimbingan kesehatan; dan
Jurnal Pelangi 99

4) Petunjuk tentang penggunaan alat tahun 1976 karna berdasarkan data tahun
(sarana) yang ada di pesawat udara. 1977,22 tidak ada satu pun jamaah haji
Di samping itu, pembekalan para Propinsi Sumatera Barat yang berangkat
calon jamaah haji dilakukan dengan dengan menggunakan angkutan laut
memberikan ceramah seputar haji, tanya dalam arti lain jamaah haji asal Propinsi
jawab seputar haji, pemutaran film Sumatera Barat sejak tahun tersebut
tentang Panggilan Nabi Ibarahim dan sampai saat ini diberangkatkan dengan
Mutiara Padang Arafa, dan memberikan menggunakan pesawat terbang. Sebelum
buku-buku tentang petunjuk praktis proses pemberangkatan jamaah ke tanah
cpelaksanaan ibadah haji.18 Pembekalan suci, terlebih dahulu dilakukan
untuk para calon jamaah haji tidak hanya pengurusan dan pemeriksaan kesiapan
sampai di situ, namun dilakukan maupun kelengkapan administrasi para
pengulangan ketika para jamaah haji jamaah yang akan diberangkatkan.
tersebut berada di asrama haji, baik Pelaksanaan pengurusan /pemeriksaan/
Asrama Haji Jalan Rasuna Said maupun embarkasi/debarkasi haji di pelabuhan
Asrama Haji Parupuk Tabing yang mulai laut/udara dilakukan oleh sebuah tim
difungsikan sejak tahun 1985. pelabuhan haji baik laut/udara yang
unsurnya terdiri dari instansi
Pemberangkatan jamaah haji interdepartemental yang ditetapkan
Propinsi Sumatera Barat pada masa Orde dengan keputusan Direktur Jenderal
Baru Sejak pemerintahan Indonesia Urusan Haji pada setiap tahun
menyelenggarakan ibadah haji yakni operasional pemberangkatan atau
tahun 1949-1952, jamaah haji Indonesia pemulangan haji.
diberangkatkan menggunakan jalur laut, Pemberangkatan dengan kapal laut
selanjutnya tahun 1953 s.d. 1977 terjadi Sebagaimana yang sudah dijelaskan
penggandengan pengangkutan jemaah sebelumnya bahwa jamaah haji
haji antara kapal laut dengan pesawat Indonesia umumnya dan Propinsi
terbang. Berhubung pemberangkatan Sumatera Barat khususnya
dengan pesawat terbang dianggap lebih diberangkatkan dengan menggunakan
efektif dan efisien maka tahun 197820 angkutan laut dan udara. Proses
pengangkutan jamaah haji Indonesia pengangkutan jamaah haji Propinsi
dilakukan dengan menggunakan pesawat Sumatera Barat dengan menggunakan
terbang, ini didasarkan pada keputusan kapal laut dilakukan bersamaan dengan
Menteri Perhubungan No. jemaah haji asal daerah lainnya. Jamaah
SK/77/OT/001 Phb/1978 penggangkutan haji asal Propinsi Sumatera Barat
jamaah dilakukan oleh 4 perusahaan diberangkatkan melalui pelabuhan Teluk
penerbangan yaitu PT GIA, Merpati Bayur yang kemudian di bawa ke Jakarta
Nusantara Airlines, PT Mandala dan dan dari sanalah para jamaah haji
Bourag.21 Untuk jamaah haji asal tersebut diberangkatkan ke tanah suci.
Propinsi Sumatera Barat Hal senada juga dikatakan oleh Usman
pemberangkatan dengan menggunakan Husen, menurutnya, jamaah yang
angkutan laut hanya dilakukan sampai diberangkatkan dengan kapal laut
Jurnal Pelangi 100

dijemput terlebih dahulu dari daerah yang sudah dilakukan di daerah tingkat
kemudian di bawa ke Jakarta dan dari II atau Kabupaten dan Kota. Materi
sanalah para jamaah tersebut seputar penyelenggaraan ibadah haji
diberangkatkan menuju tanah suci. tersebut disampaikan oleh nara sumber
Sebagai contoh pada tahun 1966 jamaah dari berbagai intansi seperti Departeman
haji asal Propinsi Sumatera Barat ycang Agama, Departemen Perhubungan dan
naik haji sebanyak 185 orang dan semua Dinas Kesehatan serta panitia. Di
jamaah tersebut diberangkatkan dengan samping itu, para jamaah dibagi dalam
menggunkan Kapal “Tjut Nyak Dhien”. bentuk regu dan rombongan serta
b. Pemberangkatan dengan pesawat kelompok terbang (kloter), setiap regu
terbang Pemberangkatan jamaah haji berjumlah 10/11 orang dan setiap
dengan pesawat terbang sebelum tahun rombongan sebanyak 5 regu serta setiap
1973 melalui Jakarta dan Surabaya, kloter sebanyak 355 orang, dipimpin
namun pada tahun 1973 jamaah haji asal oleh 1 orang Tim Pemandu Haji
Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Indonesia (TPHI).28
Sumatera Barat, dan Riau tidak Setelah berada di Asrama Haji
diberangkatkan melalui Jakarta dan Tabing selama 2 hari 2 malam, maka
Surabaya, melainkan melalui Medan. para calon haji dilepaskan oleh
Para jamaah yang berangkat haji melalui pemerintah daerah untuk menuju
Medan, diasramakan terlebih dahulu di Embarkasi Medan. Acara pelepasan
Gedung Puskesmas/Asrama Paramedis jamaah haji oleh pemerintah daerah
Jl. K.H. Mas Mansur Medan.26 Sebelum dilakukan di ruangan pertemuan Asrama
jamaah haji Propinsi Sumatera Barat Haji Tabing. Setelah acara pelepasan,
berangkat menuju Embarkasi Medan, jamaah haji menaiki bus yang sudah
jamaah tersebut diasramakan selama 2 disediakan oleh pemerintah setempat,
hari 2 malam di Asrama Haji Parupuk untuk menuju bandara Tabing.
Tabing dan satu malam di asrama Pemberangkatan jamaah haji ke
Medan. Sebagai contoh, jemaah haji tanah suci dilakukan secara serentak29
Sumatera Barat Kloter III, Jumat dari embarkasi yang sudah ditunjuk oleh
(29/3/96) masuk Asrama Haji Tabing. pemerintah pusat. Berhubung Propinsi
Adapun jamaah haji tersebut berasal dari Sumatera Barat belum memiliki
Kabupaten Pasaman sebanyak 142 embarkasi/debarkasi sendiri maka para
orang, Kabupaten Solok 184 orang, jamaah harus diterbangkan dengan
Kabupaten Sawahlunto Sijunjung 146 esawat domestik menuju embarkasi
dan Kota Matamadya Padang 4 Orang. Medan, dari embarkasi Medanlah
Minggu (31/3/96) diberangkatkan jamaah haji diberangkatkan ke tanah
menuju Bandara Embarkasi Medan. suci. Pengelolaan angkutan domestik
Senin (01/4/96), mereka terbang menuju tersebut dilakukan oleh pemerintahan
Saudi Arabia.27 Selama 2 hari 2 malam setempat dan ongkos pesawat domestik
berada di asrama haji Tabing, para tidak termasuk ke dalam BPIH.
jamaah diberikan penataran pelaksanaan
haji sebagai pendalaman manasik haji
Jurnal Pelangi 101

Semua biaya ditanggung oleh pesawat domestik”. Penyambutan


jamaah bekerjasama dengan pemeritahan jamaah haji secara resmi bisa dilakukan
daerah masing-masing.30 Besarnya di daerah tingkat I dan berkemungkinan
ongkos pesawat domestik tergantung dilakukan di daerah tingkat II. Ini
jarak daerah asal dengan embarkasi, berdasarkan intruksi dari pemerintahan
sayangnya untuk jamaah asal Propinsi pusat. Untuk pelaksanaan perhajian
Sumatera Barat tidak ditemukan data tahun 1996, penyambutan secara resmi
tentang besarnya ongkos pesawat di Bandara Tabing dilakukan secara
domestik bagi jamaah haji setiap sederhana, tidak ada seremonial seperti
tahunnya. Pelepasan jamaah haji bukan tahun-tahun sebelumnya. Hanya terlihat
hanya dilakukan ketika berada di daerah panitia penyambutan dan pemulangan32
asal, akan tetapi juga dilakukan di untuk memberikan ucapan selamat
asrama haji Medan yang dilakukan oleh datang dari pihak panitia. Namun
panitia dengan acara penyerahan bendera penerimaan secara resmi dilakukan di
Merah Putih serta nama-nama jamaah daerah tingkat II, itupun setelah jamaah
kepada ketua rombongan dimasing- tersebut beristirahat beberapa hari. Acara
masing kelompok terbang (kloter). di tingkat II ini diatur oleh pemerintahan
Pemulangan jamaah haji Propinsi setempat.
Sumatera Barat pada masa Orde Baru Pelaksanaan pemulangan jamaah
Jamaah haji asal Propinsi Sumatera haji yang identik dengan penyambutan
Barat dipulangkan dengan menggunakan secara resmi oleh panitia ini sangat
jalur laut dan jalur udara. Para jamaah tergantung dari kebijakan pemerintah
haji tersebut berangkat dari tanah suci pusat dan situasi serta kondisi yang ada
menuju debarkasi dimana para jamaah pada waktu itu. Kebijakan ini biasanya
diberangkatkan sebelumnya. Ketika berlaku berdasarkan musim haji, dalam
jamaah haji sampai di tanah air, mereka arti lain tidak permanen, ada yang
disambut oleh panitia penunggu disambut dengan seremonial dan ada
bersama-sama dengan keluarga masing- juga yang disambut dengan sangat
masing jamaah. Untuk jamaah asal sederhana. Namun penyambutan secara
Propinsi Sumatera Barat, sampai di resmi dengan pemerintah dilakukan di
debarkasi tentu harus melanjutkan daerah masing-masing (daerah tingkat
perjalanan menuju Propinsi Sumatera II). Proses pemulangan jamaah haji dari
Barat dengan menggunakan pesawat tanah suci ke tanah air sedikit memiliki
domestik. Hal ini, sesuai dengan apa perbedaan dengan proses
yang disampaikan oleh M. Rais “tibo pemberangkatan. Ketika emberangkatan
awak di Medan, awak disambut oleh jamaah dilakukan dengan jumlah yang
panitia penunggu dari Sumbar, baiko cukup, namun ketika proses
dari Medan awak menuju Padang, awak pemulangan, jumlah sudah berkurang.
naik pesawat domestik”. “Sampai di Ini terjadi karena ada jamaah yang
Medan, kita disambut oleh panitia yang meninggal di tanah suci. Hal tersebut
menunggu dari Sumbar, nanti dari sesuai dengan yang disampaikan oleh
Medan kita menuju Padang, kita naik Staf Koordinator Urusan Haji Tk. I
Jurnal Pelangi 102

Sumbar Drs. Usman Husen bahwa DAFTAR PUSTAKA


sebelum berangkat meninggalkan Achmad Nidjam. 2001. Manajeman Haji
Padang, jamaah haji kloter II berjumlah Studi Kasus dan Telaah
480 orang, tapi yang bisa kembali pulang Implementasi. Jakarta: Zikrul
ke tanah air hanya 478 orang karna ada Hakim.
yang sudah meninggal dan ada yang Dien Majid. 2008. Berhaji di Masa
masih dirawat di Rumah Sakit Arab Kolonial. Jakarta: CV. Sejahtera.
Saudi. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah. 2009. Data &
PENUTUP Profil Penyelenggaraan Haji.
Propinsi Sumatera Barat yang Jakarta: Depertemen Agama
berpenduduk mayoritas Islam tentu akan Republik Indonesia.
berpengaruh terhadap pelaksanaan Dinamika Perhajian. 2007. Departemen
ibadah haji, dimana jamaah haji asal Agama RI Direktorat Jenderal
Propinsi Sumatera Barat selalu ada Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
bahkan menglami peningkatan setiap Mursyidi. 1984. Lintasan Sejarah
tahunnya. Berdasarkan arsip Perjalanan Jamaah Haji Indonesia.
pemerintahan Sumatera Barat bagian Jakarta: PT. Melton Putra.
haji, 14 Kabupaten dan Kodya yang ada Arsip Kanwil Departemen Agama
di Sumatera Barat pada masa Orde Baru Propinsi Sumatera Barat, Statistik
rata-rata memiliki jamaah haji setiap Jamaah Haji Propinsi Sumatera
tahunnya. Dari 14 Kabupaten dan Kodya Barat dan Kabupaten Kerinci tahun
yang ada di Sumatera Barat pada masa 1974/1975 s.d. 1977/1978.
Orde Baru, Kodya Padang memiki Arsip Kanwil Departemen Agama
jamaah yang paling banyak. Dalam hal Propinsi Sumatera Barat, Lampiran
pelaksanaan, Propinsi Sumatera Barat Keputusan Direktur Jenderal
masih memiliki kekurangan fasilitas Bibingan Masyarakat Islam dan
terutama dalam hal pemberangkatan dan Urusan Haji Nomor: D/158/1996.
pemulangan jamaah. Jamaah haji asal Arsip Kanwil Departemen Agama
Propinsi Sumatera Barat harus melalui Propinsi Sumatera Barat, Daftar
Embarkasi Medan, ini berlangsung sejak Jumlah Jamaah Haji Propinsi
pemberangkatan jamaah haji Sumatera barat yang terdaftar
menggunakan kapal udara. Namun hal tahun 1995/1996, Padang,
tersebut tidak mengurangi minat jamaah Desember 1995
asal Propinsi ini untuk menunaikan Arsip Kanwil Departemen Agama
rukun iman yang kelima tersebut. Propinsi Sumatera Barat,
Tantangan dan kekurangan yang dimiliki Radiogram Nomor:
pemerintah Propinsi Sumatera Barat D/RG/01/1996.
pada masa Orde Baru merupakan Arsip Kanwil Depertemen Agama
motivasi bagi jamaah untuk pergi haji Propinsi Sumatera Barat, Laporan
dan pemerintah daerah Sumatera Barat Bidang Urusan haji Kanwil
untuk berbenah diri. Departemen Agama Propinsi
Jurnal Pelangi 103

Sumatera Barat tentang Pembinaan Singgalang. 23 Maret 1996 . “Jamaah


dan Penyelenggaraan; Bidang Haji Serentak Berangkat Hari Ini”.
urusan haji tahun 1992 M/1412 H. Haluan. 08 Mei 1996. “Jamaah Haji Asal
Arsip Kanwil Depertemen Agama Kota Padang Kembali Pulang
Propinsi Sumatera Barat, Laporan dengan Utuh Sebanyak 480 Orang,
Penyelenggaraan ibadah haji tahun Kepulangan Jamaah Disambut
1992. Tanpa Acara Seremonial”.
Singgalang. 27 Maret 1996. “960 Calon
Haji Sumbar Berangkat”.

You might also like