Professional Documents
Culture Documents
Potasium Hidroksida
ABSTRACT
The cacao oilcake alkalization wass processed in 85 0C and applied with
alkalization salts, i.e.: potassium carbonate and potassium hydroxide. The steam
process took about 20 and 25 minutes, and roasting time for 10, 15, 20, 25, 30
minutes successively. The research to indentify the effect of amount of alkalization
salt applied, increase steam process and color, pH, and water content in cocoa
powder. The most optimum cacao oilcake yield was attained through alkalization
process with 5% application of potassium carbonate and 25-minute stream time
and 10-minute roasting time. The generated pH was 7,96 and the water content
was 4,97%. The result of the research showed that the increased of steam process
affected the color, pH and water content of cocoa powder. The longer the steam
process took place, the less water content of cocoa oilcake would be. However, it
did not change the pH. The pH change was affected by amount of alkalization
salts applied in the alkalization process. All of the research findings was
consistent with the Indonesian Standard (SNI 01-3747-2009) for cacao oilcake
quality test.
Keywords : cacao oilcake, potassium carbonate, potassium hydroxide,
alkalization, steam, roasting.
ABSTRAK
Proses alkalisasi bungkil kakao dilakukan pada suhu 85 0C dengan
penambahan garam alkalisasi berupa potassium carbonate dan potassium
hydroxide, kemudian proses steam selama 20 dan 25 menit, waktu roasting
selama 10, 15, 20, 25, 30 menit dan pengayakan dengan ukuran 200 mesh.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah penambahan garam
alkalisasi serta penambahan proses steam pada warna bubuk bungkil kakao.
Bubuk bungkil kakao yang telah melalui proses alkalisasi diperoleh hasil terbaik
(optimum) dengan penambahan potassium carbonate sebanyak 5% dan waktu
steam selama 25 menit dan waktu roasting selama 10 menit. Dihasilkan pH 7,96
dan kadar air 4,97%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan proses
steam mempengaruhi warna bubuk bungkil kakao, lalu semakin lama proses
roasting akan membuat kadar air semakin turun, namun tidak mempengaruhi
perubahan pH. Perubahan pH dipengaruhi banyak nya garam alkalisasi yang
ditambahkan. Semua hasil tersebut telah memenuhi syarat (SNI 01-3747-2009)
untuk uji mutu bubuk bungkil kakao.
Senyawa
Bungkil kakao
alkalisasi
Pengadukan
Steam atau
tanpa steam
Roasting
Penggilingan
Ayak
pH Analisa Warna
Variabel penelitian :
Variabel tetap yang digunakan yaitu,
1. Berat bubuk bungkil kakao 1 kg
2. Jumlah air untuk alkalisasi 70 ml
3. Suhu oven (85oC)
Variabel berubah yang digunakan yaitu,
1. Jenis agen alkalisasi (Potasium karbonat dan potasium hidroksida)
2. Jumlah senyawa alkalisasi (% berat terhadap bungkil kakao) : 1%,
2%, 3%, 4%, 5%
3. Lama roasting sesuai variabel waktu yang diberlakukan 10 menit,
15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit.
4. Proses roasting dengan steam dan tanpa steam
5. Gambar Alat :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Jenis Alkali Terhadap Metode Pemanasan Menggunakan Steam dan
Tanpa Menggunakan Steam.
Menurut data penjualan kakao bubuk di PT. Multi Aneka Pangan Nusantara pada
tahun 2016 karakteristik bubuk kakao yang diminati adalah warna coklat gelap meningkat
sebanyak 10 %. Hasil penelitian pengaruh jenis alkalisasi terhadap metode pemanasan
dengan menggunakan steam dan tanpa menggunakan steam dapat dilihat pada Tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian pengaruh jenis alkali terhadap metode
menggunakan roasting tanpa steam dan roasting menggunakan steam dengan jumlah
agen alkalisasi 5% .
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian menggunakan agen alkalisasi potasium karbonat
dengan variabel lama waktu roasting.
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa hasil grafik analisa kadar air dari Tabel
4.2 bubuk kakao dengan steam selama 25 menit dan waktu roasting 5 sampai 9 menit
diperoleh berkisar antara 5,11 % – 9,15 % untuk standart SNI 01-3747-2009 kadar air
lebih dari 5 %, maka hasil kadar air dari penelitian kami tidak memenuhi SNI bubuk
kakao. Kadar air yang tinggi pada penelitian kami disebabkan karena bubuk kakao masih
kurang kering saat di roasting, masuknya uap air tambahan dari proses steam ke dalam
kakao bubuk menyebabkan bubuk kakao lebih membutuhkan waktu lama untuk kering.
Kadar air Gambar 4.1 bubuk kakao dengan steam selama 25 menit dan waktu
roasting 10 sampai 30 menit diperoleh kadar air berkisar antara 2,46 – 4,97 % untuk
standart standart (SNI 01-3747-2009) kadar air kurang dari 5 %, maka hasil kadar air
dari penelitian kami memenuhi SNI bubuk kakao.
4.1.3 Pengaruh Konsentrasi Agen Alkalisasi Potasium Karbonat Terhadap
Perubahan Karakteristik Bubuk Kakao
Pada Tabel 4.2 hasil percobaan proses steam 25 menit dan lama roasting 10
menit dengan menggunakan konsentrasi potasium karbonat sebanyak 5% (w/w gr berat
bubuk bungkil kakao) berhasil memenuhi standart warna bubuk kakao yang di inginkan
oleh PT Multi Aneka Pangan Nusantara. Selanjutnya peneliti mencari konsentrasi optimal
dariagen alkalisasi potasium karbonat dengan menambahkan jumlah potasium karbonat 1
sampai 6% (w/w gr berat bubuk bungkil kakao). Data hasil uji dengan variabel
konsentrasi agen alkalisasi potasium karbonat 1 sampai 6 % (w/w gr berat bubuk bungkil
kakao) terlampir pada Tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian menggunakan agen alkalisasi potasium karbonat
dengan variabel konsentrasi 1 sampai 6 % (w/w gr berat bubuk bungkil kakao).
Konsentrasi
potasium karbonat
Warna
(w/w gr berat Kadar air (%) pH Warna
kompetitor
bubuk bungkil
kakao)
1% 4,63 6,25
2% 4,59 6,56
3% 4,71 7,44
4% 4,83 7,72
5% 4,97 7,98
6% 4,96 8,23
Dari data hasil penelitian Tabel 4.3 konsentrasi potasium karbonat berpengaruh
pada karakteristik warna yang dihasilkan bubuk kakao. Konsentrasi potasium karbonat 1
sampai 4% dan 6% tidak memenuhi warna standart bubuk kakao kompetitor atau kurang
kemerahan, tetapi kadar air semua sampel memenuhi standart (SNI 01-3747-2009). Hasil
pH juga memenuhi standart yang di inginkan yaitu kurang dari 8. Sedangkan konsentrasi
potasium karbonat 5% memenuhi standart warna kompetitor yaitu coklat gelap, untuk
kadar air memenuhi standart (SNI 01-3747-2009) dan pH juga memenuhi standart yaitu
kurang dari 8.
Dari hasil penelitian Tabel 4.3 dapat digambarkan grafik hubungan nilai kadar dan
pH terhadap konsentrasi potasium karbonat. Grafik dapat dilihat pada gambar 4.2:
Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa hasil analisa kadar air dari Tabel 4.3
bubuk kakao dengan konsentrasi potasium karbonat sebanyak 1 sampai 6 % (w/w gr
berat bubuk bungkil kakao) menggunakan proses steam 25 menit dan roasting 10 menit
diperoleh kadar air berkisar antara 4,59 – 4,97 % untuk standart (SNI 01-3747-2009)
kurang dari 5 %, maka hasil kadar air dari penelitian kami memenuhi (SNI 01-3747-
2009).Sampel bubuk kakao dari penelitian yang memenuhi standart warna kompetitor
dark red dapat dilihat pada Gambar 4.3:
Gambar 4.3 Foto sampel penelitian dengan proses steam 25 menit dan roasting
10 menit dengan konsentrasi potasium karbonat 5 % dibandingkan dengan sampel
kompetitor kakao bubuk berwarna coklat (brown), kakao bubuk berwarna kemerahan
(reddish), dan kakao bubuk berwarna coklat kemerahan (dark red).
Dapat dilihat pada Gambar 4.3 sampel penelitian memiliki warna lebih gelap
dibanding sampel kompetitor dengan pH 7,98 dan kadar air 4,97 % sehingga penelitian
ini dianggap berhasil.
V. KESIMPULAN
1. Jenis senyawa alkali potasium karbonat lebih berpengaruh dan lebih mengasilkan
warna kakao coklat kemerahan dengan ph dibawah 8 dibanding senyawa alkali
potasium hidroksida.
2. Semakin banyak % berat senyawa alkali yang ditambahkan ke dalam bubuk
bungkil kakao maka semakin gelap warna bubuk kakao dan tinggi pH yang
dihasilkan.
3. Total % berat potasium karbonat yang optimum untuk medapatkan warna, pH,
dan kadar air bubuk kakao yang di inginkan adalah 5 % potasium karbonat dari
berat bubuk bungkil kakao.
4. Warna bubuk kakao yang diproses menggunakan steam menghasilkan warna
gelap dibanding tanpa steam dengan pH 7,8-7,9, selain itu kadar air yang
dihasilkan dari proses steam lebih tinggi dibanding tanpa steam.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2009. Sosialisasi gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao
nasional. Presentasi Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian RI pada 14 Januari
2009, Makasar.
Zulfikar Fajerin, 2013. Penentuan Jenis Alkali Dan Kondisi Nib Sebelum Pengempaan
Pada Kakao Nonfermentasi (Theobroma Cacao l) Terhadap Bubuk Kakao Yang
Dihasilkan. Universitas Hasanuddin.
Wahyudi, T., Pujianto, dan T. R. Panggabean, 2008. Panduan Lengkap Kakao. Jakarta.
Sudarmaji, Slamet, Bambang Haryono dan Duhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan
PertanianLiberty. Yogyakarta.
Gawler Joel and Gaca Pawel. 2013. Cocoa powder and processes for its
production,WOPatent 2013128146 A1.
BSN, 2009. SNI Mutu dan Cara Uji Bubuk Kakao (SNI01-3747-2009). Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.