You are on page 1of 12

PERANAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

DESA DI DESA SALIBABU KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN


TALAUD

JULIEN HUMAPI
MARTHA OGOTAN
ALDEN LALOMA
EMAIL : julien30humapi@gmail.com

Abstract
The purpose of this studi is to understand how the role of community empowerment institutions
(LPM) in the village of Salibabu District Salibabu Talaud Island.
The research used qualitative method. 10 respondents from Salibabu Village Head, Section Head
of Village Development og Salibabu Village, Chairman and one Board member/member of BPD, Chairman
and one LPM management, And two members of the village community. Data collection with interview
technique; While data analysis using qualitative analysis technique of interactive model from Miles and
Hubernann.
Based on the results of research drawn conclusions: (1) LPM does not play an active role in
development planning in the village. LPM is not actively participating in village planning (musrembang)
planning meetings to develop and establish a Medium Term Development Plan for Villages and Annual
Development Plans or so-called Village Government Work Plans (RKPD). (2) LPM has little active role in
the implementation of village development. LPM is not actively involved in the implementation of village
development programs. (3) LPM has little role as a forum for participation of villagers in village
development. LPM is not actively accommodating, channeling and fighting for the aspirations on the village
community in rural development, and not actively ancouraging and mobilizing the participation and self-
help of the village community.
Based on the conclusions of the research results, suggestions can be put forward: (1) LPM should
continue to be encouraged to participate actively in assisting village government in village development
planning and implementation. Therefore, LPM must be given allowances or incentives. (2) LPM should
continue to be encouraged to take an active role in the implementation activities of village development
programs, by providing operational costs. (3) LPM should continue to be empowered to take and active role
as a container for aspirate suppliers, and mobilize community participation in village development. For that,
LPM should be given a proportional role in the deliberations of village development planning and decision-
making of village development programs.

Keywords: Role of LPM, Rural Development


kemasyarakatan desa yang mempunyai
PENDAHULUAN peranan penting dalam pembangunan di
Pemerintah Republik Indonesia desa,baik dalam menampung dan
dibentuk untuk melindungi segenap bangsa menyalurkan aspirasi masyarakat desa dalam
Indonesia dan seluruh tumpah darah pembangunan desa, dalam menyusun rencana
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan melaksanakan pembangunan desa,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut maupun dalam menumbuhkan dan
melaksanakan ketertiban dunia yang menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan pembangunan desa.
sosial. Untuk dapat menjalankan peranan
Berdasarkan amanat tersebut secara efektif, maka LPM harus
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2015 dan didukung oleh sumberdaya manusia
juga Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun pengurus/anggota yang
2006 tersebut jelas menunjukkan bahwa mempunyai kualitas pengetahuan dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kecakapan/keterampilan yang memadai di
merupakan salah satu lembaga bidang pembangunan desa; dan memiliki

1
semangat dan komitmen yang kuat/tinggi Untuk menjalankan fungsi dan
untuk melaksanakan tugas dan fungsi LPM perannya dalam pembangunan harus
dengan sebaik-baiknya. Selain itu LPM harus sesuai dengan peraturan desa dan
didukung dengan dana biaya operasional yang kelurahan yang sudah dibuat. Namun
cukup, serta adanya komitmen dari ada beberapa fungsi yang baik untuk
pemerintah desa setempat untuk dijalankan guna meningkatkan
memberdayakan LPM berperan dalam pembangunan. (sumber : Volume I
pembangunan desa. No.3, Oktober, 2016
Dari pengamatan yang dilakukan di 2. Peranan LPM dalam Meningkatkan
beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Pembangunan Pedesaan Terpadu : Studi
Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud, ada diKecamatan Pakatto Kecamatan
beberapa fenomena yang dapat Bontomarannu Kabupaten Gowa (oleh
mengindikasikan belum maksimalnya Mathias Fandy Setiawan, Jurusan PPKn
peranan LPM dalam pembangunan desa, yaitu Fakultas Ilmu Sosial Universitas Nasional
: (1) LPM belum banyak berperandalam Makassar, 2011). Penelitian ini
forum musyawarah berkesimpulan : (1) Peran LPMD dalam
perencanaa pembangunan (musrembang) di meningkatkan pembangunan pedesaan
desa. (2) LPM juga belum banyak berperan terpadu di Desa Pakatto telah mengatasi
dalam pelaksanaan rencana program permasalahan dengan baik, LPMD selaku
pembangunan desa yang sudah ditetapkan, perangkat desa telah menjalankan
terutama dalam menyalurkan aspirasi perannya sesuai dengan tugas dan
masyarakat desa dalam pelaksanaan program fungsinya sebagai penyalur aspirasi
pembangunan desa tersebut. (3) LPM belum masyarakat, sebagai penggerak partisipasi
banyak berperan dalam menumbuhkan dan masyarakat, dan sebagai pelayanan
menggerakkan partisipasi pemerintah kepada masyarakat dalam
masyarakat desadalam pembangunan desa, meningkatkan pembangunan pedesaan
seperti dalam memberikan penerangan atau terpadu.
penjelasan kepada warga desa tentang 3. Judul Penelitian : Peranan LPM Dalam
program yang akan dilaksanakan, memberi Program Penyelenggaraan Pembangunan
persuasi atau ajakan dan dorongan kepada Pemerintah di Kelurahan Karas
warga desa untuk ikut serta berparan aktif Kecamatan Galang Kota Batam (oleh :
dalam mendukung pelaksanaan program Firana,Fakultas Ilmu social dan Ilmu
pembangunan desa. Politik Universitas Maritim Raja AliHaji
Tanjung Pinang, 2014). Penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
berkesimpulan : (1) Peran Lembaga
A. Hasil
Pembedayaan Masyarakat sebagai
Penelitian Terdahulu
Fasilitator masih rendah hal ini dapat
1. Judul Penelitian : Peranan Lembaga
dilihat dari partisipasi masyarakat dalam
Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
ikut menentukan prioritas usulan program
dalam Pembangunan di Desa di
yang ingin dibuat masing-masing. Hal ini
Kabupaten Lamongan (oleh Abid
terlihat dari hasil wawancara oleh Ketua
Muhtarom, Universitas Islam
LPM Kelurahan Karas bahwa dalam
Lamongan,2016). Penelitian ini
penentuan usulan rapat prioritas
berkesimpulan: (a) Wewenang
masyarakat hanya hadir dan ikut
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
mendengarkan saja tetapi no coment. (2)
(LPM) Dalam Pembangunan di Desa
Peran Lembaga Pemberdayaan
Dalam Sistem Pemerintahan Desa. (b)
Masyarakat sebagai Mediator sudah

2
berjalan dengan semestinya hal ini dapat Michael Todaro (dalam Bryant & White,
dilihat dari partisipasi masyarakat ikut terjemahan, 2002), menyebutkan
dalam rapat sangat tinggi, sebab pembangunan merupakan suatu proses
masyarakat menyadari pentingnya multidimensional yang
program yang dibuat LPM Kelurahan menyangkut reorganisasi dan reorientasi
untuk masyarakat. (3) Peran Lembaga system ekonomi dan system social secara
Pemberdayaan Masyarakat sebagai keseluruhan.
Motivator sudah baik, tetapi bertolak Dwipayana, dkk (2003), secara rinci
belakang dengan keadaan masyarakat di menyebutkan tujuan pembangunan desa
Kelurahan Karas dalam perawatan hasil meliputi : (1) tujuan ekonomis,
pembangunan masih rendah sebab masih yaitu
kurangnya perhatiannya masyarakat meningkatkan produktivitas di desa dalam
merawat keadaan fisik bangunan yang rangka mengurangi kemiskinan di desa; (2)
telah dibuat. (4) Peran Lembaga tujuan sosial dan budaya, yaitu pemerataan
Pemberdayaan Masyarakat sebagai kesejahteraan
Dinamisator tidak berjalan dengan baik. penduduk desa, dan peningkatan kualitas
Hal ini dapat digambarkan dengan hasil hidup dari masyarakat desa; (3) tujuan
wawancara oleh masyarakat dan demografis, yaitu meningkatkan potensi
Fasilitator Kelurahan yang mengatakan sumberdaya alam, dan tingkat pendapatan
sendiri bahwa jika program pemerintah penduduk per kapita; dan (4) tujuan politis,
tersebut sudah selesai maka yaitu menumbuhkan dan
masyarakatlah yang berhak menanggapi mengembangkan partisipasi masyarakat desa
bagaimana baik dan tidaknya sebab secara maksimal dalam menunjang usaha-
masyarakat langsung yang memanfaatkan usaha pembangunan serta
hasil dari program pemerintah tersebut. dalam memanfaatkan dan
mengembangkan hasil-hasil pembangunan.
B. Konsep Peranan
Menurut Levinson D. Pendekatan
(Abdulsyani, 2002) bahwa peranan (role) itu Dalam Pembangunan Desa
mencakup tiga hal yaitu :Pertama, peranan
Menurut Azam Awang (2010), terdapat
meliputi norma-norma yang dihubungkan
tiga model/pendekatan pembangunan desa,
dengan posisi atau tepat seseorang
yaitu :
dalam
(1)
masyarakat atau
0RGHO SHQGHNDWDQ ³community development´
organisasi.
atau pembangunan masyarakat. (2)
Kedua,
Model/pendekatan ³SDUWLVLSDVL masyarakat
peranan adalah suatu konsep perihal apa yang
dapat dilakukan oleh seseorang dalam
dalam SHPEDQJXQDQ´ yang mulai
masyarakat atau organisasi. Ketiga, peranan
berkembang pada tahun 1970-an akibat
juga dapat dikatakan
JDJDOQ\D PRGHO ³trickle down´ JXQD
sebagai
pemerataan hasil pembangunan.(3)
perikelakuan individu
0RGHO SHQGHNDWDQ ³GHVHQWUDOLVDVL´ \DLWX
yang penting
pemerintah pusat memberi kewenangan
bagi struktur sosial masyarakat.
kepada pemerintah daerah tingkat bawah
C. Konsep Pembangunan Desa untuk melaksanakan program-program
1. Pengertian Pembangunan Desa pembangunan yang direncanakan.

3
Dihubungkan dengan konsep partisipasi, (1) Desa memberdayakan lembaga
Ohama (2000) mengklasifikasi berbagai kemasyarakatan desa yang ada (rukun
model/pendekatan pembangunan desa dalam tetangga, rukun warga,
tiga kategori, yaitu : pemberdayaan kesejahteraan keluarga, karang
taruna, lembaga pemberdayaan masyarakat)
a. Pendekatan otoritarian. dalam membantu pelaksanaan
b. Pendekatan Tokenisme. fungsi penyelenggaraan pemerintahan
c. Pendekatan Partisipatif. desa, pelaksanaan
pembangunan desa
3. Konsep Partisipasi Masyarakat pembinaan kemasyarakatan, dan
Dalam Pembangunan Desa pemberdayaan masyarakat desa;
(2) Lembaga kemasyarakatan desa merupakan
Nelson (dalam Bryant dan White
wadah partisipasi masyarakat desa sebagai
(terjemahan, 2002) mengemukakan, dalam
mitra pemerintah desa;
rangka pembangunan terdapat dua jenis
(3) Lembaga kemasyarakatan desa bertugas
partisipasi, yaitu : (1) partisipasi antara
melakukan pemberdayaan masyarakat desa,
sesama warga atau anggota suatu kelompok,
ikut serta merencanakan dan
yang disebut partisipasi horizontal; dan (2)
melaksanakan pembangunan, serta
partisipasi yang dilakukan oleh bawahan
meningkatkan pelayanan
dengan atasan atau antara masyarakat sebagai
masyarakat desa;
keseluruhan dengan pemerintah, yang disebut
(4) Pelaksanaan program dan kegiatan yang
partisipasi vertikal.
bersumber dari pemerintah, daerah propinsi,
Menurut Cohen dan Uphoff
dan pemerintah daerah kabupaten/kota, dan
(dalam Syamsi, 2002), bahwa terdapat
lembaga non-pemerintah wajib
sembilan tipe partisipasi masyarakat dalam
memberdayakan dan mendayagunakan
pembangunan, yaitu sebagai berikut : (1)
lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di
Partisipasi sukarela dengan inisiatif dari
desa.
bawah; (2) Partisipasi dengan imbalan yang
inisiatifnya datang dari bawah; (3) Partisipasi METODOLOGI PENELITIAN
desakan atau paksaan (infosed) dengan A. Metode Penelitian
inisiatif dari bawah; (4) Partisipasi sukarela Moleong (2009) mengemukakan
(voluntered) dengan inisiatif datang dari atas; bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
(5) Partisipasi dengan imbalan (reward) yang bermaksud untuk memahami fenomena
dengan inistatif dari atas; (6) Partisipasi tentang apa yang dialami oleh subyek
paksaan dengan inistiatif dari atas; (7) penelitian (misalnya perilaku, persepsi,
Partisipasi sukarela dengan inisiatif bersama tindakan, dan lainnya), secara holistik, dan
(though shred inititive); (8) Partisipasi dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
imbalan dengan inisiatif bersama; dan (9) dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
Partisipasi paksaan dengan inisiatif bersama alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
dari atas dan dari bawah. metode alamiah.
E. Peranan LPM Dalam B. Fokus Penelitian
Pembangunan Desa Fokus penelitian ini adalah peranan
Landasan hukum dari peran LPM LPM dalam pembangunan desa, yaitu
dalam pembangunan desa yang berlaku meliputi : (1) peranan membantu pemerintah
sekarang adalah Undang-Undang Nomor 06 desa dalam merencanakan atau menyusun
Tahun 2014 Tentang Desa, yaitu pada pasal rencana pembangunan desa; (2) peranan
94, yang menyebutkan : membantu pemerintah desa dalam

4
melaksanakan program-program ke reduksi data, penyajian data dan berakhir
pembangunan desa yang sudah pada penarikan kesimpulan dan verifikasi.
direncanakan/ditetapkan melalui musyawarah
HASIL PENELITIAN DAN
perencanaan pembangunan desa; dan
PEMBAHASAN
(3) peranan sebagai wadah
A. Gambaran Umum Lokasi
penampung dan penyalur aspirasi serta
Penelitian
penggerak partisipasi masyarakat dalam
Desa Salibabu merupakan salah satu dari
pembangunan desa.
enam desa dalam wilayah kecamatan Salibabu
C. Informan Penelitian Kabupaten Kepulauan Talaud Propinsi
Sulawesi Utara. Kecamatan Salibabu
Informan penelitian ini diambil dari
merupakan kecamatan hasil pemekaran dari
pihak-pihak yang berkompeten di desa, dan
Kecamatan Lirung berdasarkan Peraturan
yang memiliki informasi tentang
Bupati Kepulauan Talaud Nomor 105 Tahun
peranan LPM dalam pembangunan
2004 yang pengresmiannya dilaksanakan
desa, yaitu Jumlah seluruh informan dalam
pada tanggal 04 November 2004. Kecamatan
penelitian sebanyak 10 orang dengan
Salibabu terdiri dari 6 (enam) Desa yaitu Desa
perincian sebagai berikut :
Bitunuris Utara, Desa Bitunuris Selatan, Desa
1) Kepala Desa atau Sekretaris Desa:1orang
Dalum, Desa Salibabu, Desa Salibabu Utara
2) Kasie Pembangunan Desa:1 orang
dan Desa BalangDesa Salibabu mempunyai
3) Ketua/AnggotaLPM: 2 orang;
luas wilayah 3,61 Km2. Luas Desa Salibabu
4) Ketua /Anggota BPD : 2 orang;
tersebut adalah sebesar 12,89% dari luas
5) Tokoh Masyarakat/Agama/Adat : 2
wilayah Kecamatan Salibabu. Jumlah
orang
penduduk Kecamatan Salibabu sampai
6) Anggota/Warga Masyarakat : 2 orang;
dengan bulan Desember 2016 yaitu sebanyak
Jumlah: 10 Orang
6.280 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan 3.178 jiwa atau 50,61% dan perempuan
Data sebanyak 3.102 jiwa atau 49,39%. Dari
Metode pengumpulan data tersebut jumlah penduduk kecamatan Salibabu
digunakan dengan pertimbangan : (1) tersebut sebesar 17,6% atau 1.105 jiwa berada
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah di Desa Salibabu.
apabila berhadapan dengan kenyataan jamak;
B. Hasil Penelitian
(2) metode ini bertujuan menyajikan secara
1. Deskripsi Hasil Wawancara
langsung hakekat hubungan antara peneliti
Untuk mengungkap bagaimana peranan
dan respondendan (3) metode ini lebih peka
LPM dalam pembangunan desa dilihat dari
dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
tiga tugas dan fungsi LPM tersebut, maka
banyak penajaman pengaruh bersama
dengan teknik pengambilan informan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
³VQRZEDOO´GDQ ³triangulasi´ berhasil
(Moleong, 2009).
diwawancarai sebanyak 10 orangsebagai
E. Teknik Analisis Data informan. Hasil reduksi atas data wawancara
Menurut Miles dan Hubermann (dalam dengan para informan tersebut disajikan
Rohidi dan Moejarto, 2002) bahwa analisis berikut ini.
kualitatif model interaktif memungkinkan 1. ,QIRUPDQ ³.HSDOD 'HVD 6DOLEDEX´ Para
seorang peneliti melakukan kegiatan analisis pengurusnya banyak yang tidak aktif
secara longgar tanpa harus melalui proses bertugas. Dalam musyawarah
yang kaku dari pengumpulan data, dilanjutkan perencanaan pembangunan desa, LPM
juga kurang berperan menyalurkan dan

5
memperjuangkan aspirasi masyarakat, Permusyawaratan Desa (BPD), namun
karena para pengurus banyak tidak aktif harus juga mengikutsertakan
mengikuti rapat/musyawarah. masyarakat desa, organisasi
2. ,QIRUPDQ ³.DVL 3HPEDQJXQDQ 'HVD kemasyarakatan desa terutam LPM
6DOLEDEX´ 6HVXDL NHWHQWXDQ yang merupakan mitra pemerintah
peraturan yang berlaku sekarang ini desa.Secara formal LPM ikutserta dalam
bahwa rancangan RPJMD dan RKPD itu pengambilan keputusan rancangan
harus disusun dalam forum musyawarah RPJMD dan RKPD, karena ketua LPM
perencanaan pembangunan merupakan sekretaris tim penyusunan
(musrembang) desa untuk menetapkan RPJMD dan RKPD. (2) Sesuai amanat
prioritas, program dan kegiatan undang-undang, LPM juga bertugas dan
pembangunan desa. Karena itu setiap ada berfungsi membantu pemerintah desa
musyawarah perencanaan pembangunan dalam melaksanakan
desa (penyusunan RPJMD dan pembangunan desa secara partisipatif (3)
RKPD), LPM diundang, dan dalam Tim LPM juga bertugas/berfungsi
11 penyusunan RPJMD dan RKPD itu sebagai wadah partisipasi masyarakat
ketua LPM merupakan sekretaris Tim 11. dalam pembangunan desa; namun sejauh
(2) Sebagai mitra pemerintah desa yang ini kami melihat LPM di Desa Salibabu
bertugas ikutserta menyusun rencana dan masih kurang dalam menjalankan
melaksanakan pembangunan desa, maka tugas/fungsi tersebut, karena LPM tidak
LPM seharusnya berperan aktif banyak berperan menampung dan
membantu pemerintahdesa menyalurkan aspirasi masyarakat dalam
merealisasikan program- program perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan desa yang sudah 4. ,QIRUPDQ ³$QJJRWD %3'´ .DPL
ditetapkan bersama dalam musyawarah melihat pada setiap pelaksanaan
perencanaan pembangunan di desa; akan musyawarah perencanaan
tetapi kenyataan selama ini para pembangunan desa untuk
pengurus LPM tidak lagi aktif bertugas penyusunan/pembahasan rancangan
sehingga peran yang diharapkan dari RPJMD dan RKPD Desa Salibabu,
lembaga ini tidak terwujud sesuai yang LPM tidak banyak berperan aktif
diharapkan, bahkan dapat dikatakan karena banyak pengurus LPM tidak aktif
sangat minim sekali. Para pengurus LPM lagi melaksanakan tugas; yang terlihat
sangat jarang ikut serta dalam kegiatan ikut serta secara aktif hanya ketua LPM.
pelaksanaan program pembangunan desa Pengurus LPM yang ikut dalam
seperti pada kegiatan gotong royong pengambilan keputusan rancangan
yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. RPJMD dan RKPD hanya ketuanya saja
(3) LPM itu dibentuk di desa adalah karena ia berkedudukan sebagai
untuk mengemban fungsi antara lain sekretaris tim penyusunan RPJMD dan
adalah sebagai wadah penampungdan RKPD, sedangkan pengurus lainnya
penyalur aspirasi dan partisipasi tidak berperan karena tidak aktif lagi
masyarakat dalam pembangunan di desa. sebagai pengurus LPM. (2) Secara
3. ,QIRUPDQ ³.HWXD %3' 'HVD 6DOLEDEX´ organisasi, LPM di desa Salibabu
(1) Musyawarah perencanaan berperan dalam kegiatan pelaksanaan
pembangunan (musrembang) di desa program-program pembangunan desa
untuk penyusunan dan penetapan yang sudah ditetapkan dalam
RPJMD dan RKPD itu dilaksanakan oleh musyawarah perencanaan pembangunan
Pemerintah Desa. Badan desa, namun hanya dilakukan oleh

6
ketuanya saja, sedangkan pelaksanaan pembangunan di desa belum
pengurus/anggota lainnya tidak berperan. diwujudkan atau dilakukan oleh LPM
Pengurus LPM yang sering terlibat kepengurusan periode sekarang ini,
langsung dalam kegiatan pelaksanaan karena LPM sepertinya sudah tidak
program-program pembangunan di desa berfungsi lagi di Desa Salibabu.
lebih banyak hanya ketuanya saja, 6 ,QIRUPDQ ³WRNRK DGDW´ /30 SHULRGH
sedangkan anggota lainnya kadang- sekarang ini kami lihat tidak aktif
kadang terlibat tapi lebih banyak tidak menjalankan tugas dan fungsinya karena
terlibat langsung. (3) Peranan LPM para pengurusnya sebagian besar tidak
sebagai wadah penampung aspirasi aktif bertugas dengan alasan tidak ada
masyarakat dalam perencanaan dan insentif. (2) Sesuai pengamatan kami
pelaksanaan pembangunan desa belum selama ini LPM Desa Salibabu kurang
banyak dilakukan oleh LPM di Desa sekali berperan dalam membantu
Salibabu, karena para pengurus LPM pemerintah desa pada pelaksanaan
banyak yang tidak lagi aktif; masyarakat program-program pembangunan di desa
juga tidak lagi menyalurkan aspirasi yang sudah ditetapkan dalam
mereka melalui LPM, karena pengurus musyawarah perencanaan pembangunan
LPM tidak berperan; jika ada aspirasi di desa, karena pengurusanya sebagian
masyarakat itu langsung besar tidak aktif bertugas; yang kami
disampaikan kepada pemerintah desa lihat sering bersama kepala desa dalam
atau kepada pengurus BPD. 5 Informan kegiatan pelaksanaan program
³WRNRK DJDPD´ 'DUL SHQJDPDWDQ pembangunan desa hanya ketua LPM. (3)
kami pada beberapa tahun terakhir ini Menurut pendapat kami peran LPM
LPM periode berjalan ini kurang aktif di sebagai wadah partisipasi
dalam pembangunan di desa Salibabu, masyarakat dalam perencanaan dan
karena banyak pengurus/anggotanya pelaksanaan pembangunan Desa
tidak aktif bertugas; kami lihat hanya Salibabu hampir tidak ada, karena LPM
ketuanya saja yang selalu ikut serta yang ada sekarang ini tidak pernah
dalam musyawarah perencanaan berdiskusi atau berdialog dengan warga
pembangunan di desa karena secara desa tentang pembangunan di desa.
struktural ketua LPM itu merupakan 7. ,QIRUPDQ ³ZDUJD PDV\DUDNDW GHVD´ (1)
salah satu tim dalam penyusunan Kami tidak tahu apa LPM turut berperan
rancangan RPJMD dan RKPD, aktif dalam pembahasan RPJMD Desa
sementara para pengurus lainnya jarang Salibabu; yang kami dengar bahwa
sekali hadir. (2) Menurut hampir semua pengurus/anggota
pendapat kami, LPM kepengurusan LPM periode sekarang tidak lagi aktif
sekarang ini belum banyak berperan bertugas. (2) Secara kelembagaan atau
dalam membantu pemerintah desa organisasi, LPM Desa Salibabu kami
Salibabu dalam pelaksanaan lihat tidak lagi aktif berperan di desa,
program-program pembangunan desa sehingga jelas tidak berperan
yang ditetapkan dalam RPJMD dan membantu pemerintah desa dalam
RKPD karena para pelaksanaan program-program
pengurusnya banyak tidak aktif pembangunan desa; tetapi secara
menjalankan tugas. (3) Menurut individu kami melihat ada beberapa
pendapat kami, peran LPM sebagai pengurus terutama ketua LPM yang
wadah penampung aspirasi sering membantu pemerintah desa. (3)
masyarakat dalam perencanaan dan Kami belum pernah mendengar LPM

7
periode sekarang ini mengadakan RKPD. Pengurus LPM yang ada
pertemuan dengan warga desa untuk sekarang ini tidak mendapatkan
menjaring aspirasi masyarakat dalam honor atau tunjangan/insentif dan biaya
pembangunan desa; kami juga belum operasiona baik yang
pernah mendengar pengurus/anggota berasal/bersumber dari APBD
LPM berinisiatif Kabupaten maupun yang bersumber dari
berdiskusi/berdialog dengan warga untuk APB-Desa; karena itu para pengurus
mengetahui aspirasi mereka dalam kecewa dan tidak mau lagi aktif bertugas.
pembangunan di desa. (2) Sesuai Undang-Undang Nomor06
8. ,QIRUPDQ ³ZDUJD PDV\DUDNDW GHVD´ (1) Tahun 2014 dan PP.No.43 Tahun 2014,
Menurut pengamatan kami LPM Desa LPM juga diberi dalam pelaksanaan
Salibabu periode sekarang ini kurang program-program pembangunan desa.
sekali berperan dalam pembahasan Para pengurus LPM jarang sekali bahkan
rancangan RPJMD dan RKPD karena ada yang tidak pernah lagi terlibat
para pengurus LPM tidak aktif mengikuti langsung dalam kegiatan pelaksanaan
rapat musyawarah perencanaan program pembangunan. (3) Sesuai
pembangunan desa yang diadakan pada dengan Undang-Undang Nomor 06
setiap tahun. (2) Karena pengurus LPM Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah
banyak yang tidak aktif maka jelas Nomor 43 Tahun 2014, LPM juga
mereka tidak berperan membantu berfungsi penampung dan penyalur
pemerintah desa dalam pelaksanaan aspirasi masyarakat dalam perencanaan
program-program pembangunan desa dan pelaksanaan pembangunan desa. Di
yang sudah ditetapkan dalam Desa Salibabu sekarang ini fungsi LPM
musyawarah perencanaan pembangunan tersebut jarang sekali bahkan hampir
desa. (3) LPM Desa Salibabu periode tidak pernah dilakukan, karena
sekarang belum berperan sebagai wadah para pengurusnya banyak yang tidak
partisipasi masyarakat dalam lagi aktif bertugas. Bila ada pengurus
perencanaan dan pelaksanaan LPM yang ikut hadir dalam musyawarah
pembangunan desa karena LPM tidak perencanaan pembangunan desa, namun
berfungsi atau tidak aktif melaksanakan mereka bersikap pasif dalam
tugas; aspirasi masyarakat disampaikan menyalurkan dan memperjuangkan
langsung kepada aparat desa atau aspirasi masyarakat desa. Peranan
langsung kepada kepala desa. dalam mendorong dan menggerakkan
9. ,QIRUPDQ ³.HWXD /30´ : (1) Memang parisipasi dan swadaya gotong royong
sesuai amanat Undang-Undang Nomor masyarakat dalam pelaksanaan program-
06 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah program pembangunan desa juga jarang
Nomro 43 Tahun 2014, LPM diberi sekali bahkan hampir tidak pernah
peranan penyusunan perencanaan dilakukan oleh LPM Desa Salibabu.
pembangunan desa (RPJMD dan RKP- 10.,QIRUPDQ ³3HQJXUXV $QJJRWD /30´
Desa) yang dilakukan melalui Secara kelembagaan/organisasi, LPM di
forum musyawarahperencanaan Desa Salibabu merupakan salah satu
pembangunan (musrembang) desa yaitu unsur di dalam penyusunan RPJMD dan
membantu pemerintah desa di dalam RKPD pada musyawarah perencanaan
menyusun perencanaan pembangunan pembangunan desa, dimana Ketua LPM
desa. Kami sendiri sebagai ketua LPM sebagai sekretaris tim penyusun;
juga kurang maksimal berperan dalam namun karena para pengurus
penyusunan rancangan RPJM dan LPM periode sekarang ini tidak lagi aktif

8
bertugas, maka peranan LPM dalam perencanaan pembangunan desa, peranan
pembahasan RPJMD dan RKPD tidak dalam pelaksanaan program-program
terwujud sebagaimana yang diharapkan. pembangunan desa, dan peranan sebagai
Bagaimana kami pengurus LPM mau wadah sebagai wadah partisipasi masyarakat
berperan aktif dalam pembahasan dalam pembangunan desa yaitu menampung
RPJMD dan RKPD, sedangkan kami dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta
tidak mendapat honor atau menggerakkan prakarsa, partisipasi dan
insentif/tunjangan dan biaya operasional. swadaya gotong royong masyarakat dalam
(2) LPM Desa Salibabu periode sekarang pembangunan desa.
ini kurang sekali berperan membantu Sebagaimana disebutkan dalam
pemerintah desa dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor06 Tahun 2014 dan
program-program pembangunan desa Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014
yang sudah ditetapkan, karena walaupun bahwa dalam menyusun perencanaan
secara kelembagaan/organisasi LPM itu pembangunan desa (RPJMD dan RKPD) ,
masih ada, namun aktifitasnya hampir pemerintah desa wajib menyelenggarakan
tidak ada lagi di desa. Secara organisasi, musyawarah desa secara partisipatif
LPM Desa Salibabu hampir tidak pernah dengan mengikutsertakan masyarakat desa.
lagi terlibat langsung dalam kegiatan Meskipun ketua LPM merupakan
pelaksanaan suatu program salah satu tim penyusun RPJMD dan RKPD
pembangunan desa yang ditetapkan (sebagai sekretaris tim), namun yang
dalam musyawarah perencanaan bersangkutan dengan para pengurus lainnya
pembangunan desa; akan tetapi secara tidak aktif di dalam musyawarah perencanaan
pribadi sebagai anggota masyarakat ada pembangunan desa yang membahas dan
juga pengurus LPM yang melibatkan diri menyusun rancangan RPJMD dan RKPD.
langsung seperti dalam kegiatan gotong Alasan pengurus/anggota LPM tidak aktif
royong atau memberikan sumbangan dalam penyusunan perencanaan
material untuk mendukung pelaksanaan pembangunan desa RPJMD dan RKPD)
suatu program. (3) LPM Desa Salibabu tersebut terutama adalah karena pengurus
yangada sekarang ini tidak banyak LPM tidak lagi mendapatkan honor atau
berperan sebagai wadah penampung tunjangan/insentif, dan tida adanya biaya
aspirasi masyarakat desa dalam operasional pelaksanaan tugas. Hasil
perencanaan dan pelaksanaan penelitian tersebut dapat menujukkan bahwa
pembangunan desa karena LPM tidak LPM di Desa Salibabu sangat kurang berperan
lagi aktif dalam pembangunan berperan dalam penyusunan perencanaan
desa. pembangunan desa (RPJMD dan RKPD).
Hasil penelitian di Desa Salibabu
F. Pembahasan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tugas dan fungsi LPM
Hasil penelitian yang digambarkan di membantu pemerintah desa melaksanakan
atas secara keseluruhan memberikan program-program pembangunan yan telah
gambaran tentang peranan LPM dalam ditetapkan di desa ternyata tidak banyak atau
pembangunan desa dilihat dari tiga tugas dan kurang sekali dilakukan. Hasil penelitian
fungsinya sebagaimana amanat Undang- tersebut juga dapat menunjukkan bahwa LPM
Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa, Desa Salibabu kurang sekali berperan aktif
dan dijabarkan lebih rinci dalam Peraturan dalaM pelaksanaan kegiatan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang pembangunan di desa.
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Peranan ketiga dari LPM yang diteliti
Nomor 06 Tahun 2014, yaitu : peranan dalam adalah peranan sebagai wadah partisipasi

9
masyarakat desa dalam pembangunan operasional sehingga para pengurus LPM
desa. Berdasarkan penelitian, di Desa tidak mau aktif dalam menjalankan tugas dan
Salibabu fungsi LPM sebagai penampung dan fungsi LPM. Sesuai ketentuan yang berlaku
penyalur aspirasi masyarakat dalam bahwa dana kegiatan lembaga pemberdayaan
pembangunan desa kurang sekali dilakukan. masyarakat (LPM) bersumber dari : swadaya
Pengurus LPM jarang sekali hadir dan tdak masyarakat, Anggaran Pendapatan dan
aktif dalam musyawarahperencanaan Belanja Desa, Anggaran Pendapatan dan
pembangunan desa sehingga aspirasi Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
masyarakat tidak dapat disalurkan atau AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah
diperjuangkan oleh para pengurus LPM. Propinsi; dan Bantuan pemerintah,
Selain itu, LPM juga jarang sekali berperan pemerintah Propinsi, dan pemerintah
melakukan upaya atau tindakan untuk Kabupaten/Kota.
mendorong atau menggerakkan partisipasi Sesuai dengan ketentuan Peraturan
dan swadaya gotong royong masyarakat desa Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 (pasal
untuk mendukung atau menunjang 100), bahwa Belanja Desa yang ditetapkan
terwujudnya pelaksanaan dalam APB-Desa paling banyak 30%
program-program pembangunan desa yang digunakan untuk : penghasilan tetap dan
sudah ditetapkan. tunjangan kepala desa dan perangkat desa,
Keseluruhan hasil penelitian operasional pemerintahan desa, tunjangan dan
tersebut memberikan kesimpulan bahwa LPM operasional Badan Permusyawaratan Desa,
Desa Salibabu sangat kurang sekali berperan dan insentif lembaga kemasyarakatan (LPM,
dalam pembangunan desa, baik dalam rukun tetangga dan rukun keluarga.
perencanaan program, dalam kegiatan Pemerintah Kabupaten juga harus
pelaksanaan program, dan juga dalam mengalokasikan dalam APBD untuk insentif
menampung dan menyalurkan aspirasi LPM dan biaya kegiatan operasional LPM.
masyarakat desa dalam pembangunan desa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ini artinya bahwa, tugas dan fungsi LPM yang
A. Kesimpulan
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 06
Hasil penelitian tentang peranan LPM
Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor
dalam pembangunan desa di Desa Salibabu
43 Tahun 2014 tidak dapat diperankan dan
sebagaimana yang telah diuraikan di atas,
diwujudkan dengan baik oleh LPM di Desa
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
Salibabu Kecamatan Salibabu Kabupaten
1. LPM Desa Salibabu tidak banyak
Kepulauan Talaud.LPM Desa Salibabu tidak
berperan aktif dalam perencaaan
dapat berperan dengan baik dalam
pembangunan di desa. LPM tidak aktif
pembangunan desa disebabkan karena para
ikutserta dalam musyawarah
pengurus LPM tidak lagi aktif bertugas.
perencanaan pembangunan
Secara formal kepengurusan LPM lengkap,
(musrembang) desa untuk menyusun dan
tetapi para pengurus tidak lagi mau aktif ikut
menetapkan Rencana Pembangunan
serta dalam kegiatan pembangunan di desa,
Jangka Menengah Desa dan Rencana
dengan alasan utama mereka tidak mendapat
Pembangunan Tahunan atau yang
honor atau insentif serta biaya operasional
disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa
pelaksanaan tugas. Menurut pengakuan
(RKPD).
pengurus LPM bahwa pemerintah desa tidak
2. LPM Desa Salibabu tidak banyak
menganggarkan dalam Anggaran Pendapatan
berperan aktif dalam pelaksanaan
dan Belanja Desa (APB-Desa) untuk
pembangunan desa. LPM tidak aktif
honor/insentif dan biaya operasional LPM
terlibat langsung dalam kegiatan
Tidak adanya tunjangan/insentif dan biaya

10
pelaksanaan program-program Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur
pembangunan desa. Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis,
3. LPM Desa Salibabu tidak banyak Jakarta, Rineka Cipta.
berperan sebagai wadah partisipasi Azam Awang, 2010, Implementasi
masyarakat desa dalam pembangunan Pemberdayaan Pemerintah Desa,
desa. LPM tidak aktif menampung, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
menyalurkan dan memperjuangkan Abdulsyani, 2002, Sosiologi : Skematika,
aspirasi masyarakat desa dalam Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi
pembangunan desa, serta tidak berperan Aksara.
aktif mendorong dan menggerakkan Beratha I. Nyoman, 2000, Desa, Masyarakat
partisipasi dan swadaya gotong royong Desa, dan Pembangunan Desa, Jakarta,
masyarakat desa dalam pembangunan Ghalia Indonesia.
desa. Bryant Coralie dan Louise White, terjemahan,
2002, Manajemen Pembangunan untuk
B. Saran
Negara-Negara Berkembang, Jakarta,
Berdasarkan kesimpulan hasil
LP3ES.
penelitian, dapat dikemukakan saran sebagai
Dwipayana, A.A. Arie, dkk,
berikut :
2003,Pembaharuan Desa secara
1. LPM harus terus didorong agar ikut serta
Partisipatif, Yogyakarta, Pustaka
secara aktif membantu pemerintah desa
Pelajar.
dalam perencanaan dan pelaksanaan
Marzuki Muhammad, 2004, Pendekatan dan
pembangunan di desa. Untuk itu, LPM
Proses Pembangunan Partisipatif,
harus diberi tunjangan atau insentif.
Modul PKM, Jakarta, Departemen
2. LPM harus terus didorong untuk
Dalam Negeri.
berperan aktif dalam kegiatan
Nurman, 2015, Strategi Pembangunan
pelaksanaan program-program
Daerah, Jakarta, PT.RjaGrafindo
pembangunan di desa, dengan
Persada.
memberikan biaya operasional.
Ohama,Y., 2000, Kerangka Teoritis dan
3. LPM harus terus diberdayakan agar
Metode-Metode Praktis untuk
berperan aktif sebagai wadah penampung
Participatory Local Social
penyalur aspirasi, dan penggerak
Development, Pelatihan Internasional
partisipasi masyarakat dalam
JICA untuk PLSD, JICA, Nagoya.
pembangunan desa. Untuk itu, LPM
Poerwadarminta, S., 2000, Kamus Umum
harus diberi peran yang proporsional
Bahasa Indonesia, Jakarta,
dalam musyawarah perencanaan
PT.Gramedia.
pembangunan desa dan pengambilan
Syamsi Ibnu, 2002, Pokok-Pokok
keputusan program-program
Perencanaan, Pemprograman, dan
pembangunan di desa.
Pembiayaan Pembangunan, Jakarta,
4. Insentif dan biaya operasional LPM
Gunung Agung.
harus dimasukkan dalam Anggaran
Sugiono, 2010, Metodeologi Penelitian
Pendapatan dan belanja Desa pada setiap
Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung,
tahun anggaran. Biaya operasional LPM
Alfabeta.
yang bersumber dari APBD Kabupaten
Taliziduhu Ndraha, 2000, Pembangunan
sebagaimana amanat Undang-Undang
Masyarakat, Jakarta, Bina Aksara
Nomor 06 Tahun 2014 harus
Thoha Miftah, 2006, Perulaku Organisasi,
diwujudkan.
Jakarta, Rajawali Press.
DAFTAR PUSTAKA

11
Tjokrowinoto Moeljarto, 2000, Politik Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Pembangunan : Sebuah Analisis Daya Manusia,
Konsep, Arah, dan Strategi, Yogyakarta, Tiara Jakarta: Salemba Empat.
Wacana. Sunyoto Usman, 2004. Pembangunan dan
Tjokrowinoto Moeljarto, 2002, Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat,
: Dilema dan Tantangan, Yogyakarta, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pustaka Pelaja Sutoro Eko, 2002. Pemberdayaan
Juliantara, Dadang. 2004. Pemberdayaan Masyarakat Desa, Materi Diklat
Kabupaten Mewujudkan kabupaten Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Partisipatif, Yogyakarta: Pustaka Jogja yang diselenggarakan Badan Diklat
Mandiri. Provinsi Kaltim, Samarinda, Desember
Mikkelsen, Britha. 2006. Metode Penelitian 2002.
Partisipatoris dan Upaya-upaya
Pemberdayaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. Sumber Lain (Dokumen) :
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014
Penyelenggaraan Pemerintah Desa, tentang Desa.
Jakarta: Erlangga. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun
Rachbini, Didik J. 2001. Pembangunan 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Ekonomi & Sumber Daya Manusia, Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014
Jakarta: Gramedia Widiasarana tentang Desa
Indonesia Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Widjaja, Prof. Drs. Haw. 2003. Otonomi Desa tentang Pemerintahan Daerah
Merupakan Otonomi yang asli, Bulat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
dan Utuh, Jakarta: PT. Grafindo Tentang Sistem Perencanaan
Persada. Pembangunan Nasional.
Mahayana, Wayan. 2013. Peran Kepala Desa
Dalam Meningkatkan Pembangunan
Desa di Desa Bumi Rapak Kecamatan
Kaubun Kabupaten Kutai Timur, e-
Journal Ilmu Pemerintahan.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga. edisi
ketujuh. Jilid I. Jakarta: Erlangga
Supriatna, Tjahya S.U. 2000. Pembangunan-
Pembangunan Kemiskinan,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan
Alternatif; Ragam Perspektif
Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Widjaja, HAW. 2014. Oronomi Desa
Merupakan OTonomi Yang Asli, Bulat
dan Utuh, Jakarta: Rajawali Pers.

12

You might also like