Professional Documents
Culture Documents
4689 8739 1 SM PDF
4689 8739 1 SM PDF
Abstract
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas penerapan model pembelajaran Discovery Learning menggunakan media video
pada pokok bahasan termokimia dalam tiga siklus dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi pada setiap siklus yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 SMA N 01
Kota Bengkulu tahun ajaran 2016/2017.Subjek penelitian berjumlah 30 siswa, yang terdiri atas 23 perempuan dan 7 laki-laki. Data
diperoleh menggunakan post test dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, yang diolah menggunakan teknik analisa
kuantitatif sederhana yaitu nilai rata-rata skor lembar observasi ,persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning menggunakan media video
terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar kimia siswa. Pada siklus I diperoleh skor rata-rata aktivitas guru 26,5
(kategori baik), aktivitas siswa 22,5 (kategori cukup), nilai rata-rata siswa71,33,persentase daya serap klasikal 86,67% dan
ketuntasan belajar klasikal 66,67%. .Padas iklus II diperoleh skor rata-rata untuk aktivitas guru 27,5 (kategori baik), aktivitas
siswa 25 (kategori baik) dengan nilai rata-rata siswa 73,33, persentase daya serap klasikal 89,17% dan ketuntasan belajar klasikal
73,33 % . Pada siklus III diperoleh skor rata-rata aktivitas guru 30 (kategori baik), aktivitas siswa 27 (kategori baik ), nilai rata-
rata siswa 81, 33, persentase daya serap klasikal 90,37 % dan ketuntasan belajar klasikal 86,67%.
Kata kunci : Model Pembelajaran Discovery Learning, Media Video, Hasil Belajar.
lum sebelumnya [5], yang lebih menekankan pa- diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
da kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan yang dilakukan oleh siswa [17]. Subyek penelitian
pengetahuan [6],dengan pembelajaran yang meng- adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kota
gunakan pendekatan scientifik dan tematik- Bengkulu tahun ajaran 2016/2017. Penelitian Tin-
integratif [7], serta memadukan antara kemam- dakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan menggu-
puan sikap, keterampilan dan pengetahuan [8], nakan model Discovery Learning (DL) dalam 3
sehingga dalam pembelajaran dikelas hasil belajar siklus, masing–masing selama 2 kali 45 menit pe-
siswa haruslah juga mencakup ketiga kemampuan lajaran untuk setiap pokok bahasan yaitu pokok
tersebut [9]. Berkaitan dengan kurikulum 2013, bahasan sistem dan lingkungan (siklus 1), reaksi
ilmu kimia yang diajarkan di SMA merupakan eksoterm (siklus 2) dan reaksi endoterm (siklus3).
suatu ilmu yang diperoleh dan dikembangkan ber- PTK dilaksanakan dengan empat tahap untuk se-
dasarkan eksperimen yang mencari jawaban yang tiap siklusnya, yaitu tahap perencanaan tindakan
berkaitan dengan gejala alam [10], sehingga perlu (planning), tahap pelaksanaan tindakan (action),
selalu untuk melibatkan keterampilan dan pena- tahap pengamatan atau observasi (observation)
laran [11]. Hasil dari observasi awal di SMAN 1 dan tahap refleksi (reflection) [18].
Kota Bengkulu tahun ajaran 2016/2017 pada kelas Dalam penelitian ini instrumen penelitian
XI IPA 1 terindentifikasi terjadi beberapa masalah yang digunakan adalah berupa tes hasil belajar pa-
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas antara da akhir siklus , lembar observasi aktivitas guru
lain berupa proses pembelajaran yang didominasi dan siswa, lembar penilaian keterampilan dan
guru dengan metode ceramah, jarang sekali mela- lembar diskusi siswa. Instrumen tes merupakan
kukan praktikum, siswa kurang aktif, pelajaran alat atau prosedur yangdigunakan untuk menge-
kimia sulit dipahami serta membosankan dan ma- tahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, de-
sih rendahnya nilai rata-rata ujian harian pada be- ngan cara dan aturan yang telah ditentukan [19].
berapa topik, dimana beberapa upaya yang sudah Tes pada akhir siklus bertujuan untuk mengetahui
dilakukan guru belum menunjukkan perubahan penguasaan materi pembelajaran oleh siswa serta
yang berarti. Dari berbagai model pembelajaran mengukur besarnya peningkatan hasil belajar
yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran siswa [20]. Hasil belajar merupakan hasil dari
kimia sesuai yang diharapkan pada kurikulum suatu interaksi tindakbelajar siswa dan tindak me-
2013 adalah menggunakan model penemuan yaitu ngajar guru [21], sehingga hasil belajar adalah
dengan discovery learning (DL), agar siswa dapat suatu pencapaian tujuan pengajaran guru dan me-
menguasai materi dengan baik [12]. Model DL da- rupakan peningkatan kemampuan mental siswa
pat disempurnakan dengan menggunakan bantuan [22]. Pada penelitian ini hasil belajar yang dinilai
media video [13], untuk memanfaatkan kemam- adalah pada aspek kognitif (pengetahuan) berupa
puan media video dalam peningkatan setiap ranah angka yang diperoleh melalui tes yang diberiakan
baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik [14] pada akhir pembelajaranberbentuk soal soal uraian
yang akan memperkuat pemahaman siswa terha- (essay), yang dilengkapi kunci jawaban dan pe-
dap materi ajar [15]. doman penskoran serta disusun berdasarkan indi-
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini ada- kator pencapaian kompetensi.Pada penelitian ini,
lah menerapkan model Discovery Learning (DL) observasi dilakukan menggunakan instrumen ob-
dengan menggunakan media video dalam usaha servasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil sebagai pedoman keberhasilan proses pem-
belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kota belajaran dalam satu siklus untuk dijadikan bahan
Bengkulu. refleksi untuk siklus selanjutnya. Instrumen obser-
vasi adalah suatu proses pengamatan dan penca-
METODE PENELITIAN tatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional
Jenis penelitian yang digunakan pada pene- mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
litian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
yang merupakan suatu pencermatan terhadap ke- untuk mencapai tujuan tertentu [23]. Hal ini dila-
giatan belajar berupa sebuah tindakan, yang kukan untuk mengetahui kekurangan yang dila-
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kukan guru pada saat mengajar, mengamati akti-
kelas secara bersama [ 16]. Tindakan tersebut vitas guru pada langkah -langkah pembelajaran
adalah 68,93 pada tahun ajaran 2014/2015, yang kedua pengamat adalah 27. Hasil ini menunjukkan
berarti belum mencapai standar ketuntasan yaitu aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran
75. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dila- dengan model DLuntuk siklus III termasuk dalam
kukan dengan menerapkan model pembelajaran kategori baik.
Discovery Learning (DL) pada materi Sistem dan Pada akhir siklus dilakukan penilaian ter-
Lingkungan. Pelaksanaan tindakan siklus I ini di- hadap proses pembelajaran dengan menerapkan
laksanakan pada tanggal 26 Agustus 2016. Hasil model DL, penilaian yang digunakan berupa soal
observasi aktivitas guru diperoleh hasil rata-rata post test. Nilai akhir ini digunakan untuk melihat
skor dari kedua pengamat adalah 26,5. Hasil ini ketuntasan belajar siswa dan untuk melihat ter-
menunjukkan aktivitas guru dalam melaksanakan capai atau tidaknya ketuntasan belajar secara kla-
pembelajaran dengan model DL untuk siklus I ter- sikal. Setelah menganalisa data hasil belajar siswa
masuk dalam kategori baik. Hasil rata-rata skor pada siklus III dalam proses pembelajaran dengan
aktivitas siswa pada siklus I diperoleh dari kedua penerapan model DL yang sudah dilakukan di-
pengamat adalah 22,5, yang menunjukkan aktivi- peroleh bahwa secara klasikal proses pembe-
tas siswa dalam melaksanakan pembelajaran de- lajaran pada siklus III sudah tuntas, karena ketun-
ngan model DL untuk siklus I termasuk dalam tasan belajar secara klasikal apabila 85% dari jum-
kategori cukup. Hasil analisis data hasil belajar lah siswa telah mendapat nilai ≥75.
siswa pada siklus I dalam proses pembelajaran de- Pelaksanaan proses pembelajaraan siklus III
ngan penerapan model DL yang sudah dilakukan ini merupakan perbaikan dari siklus-siklus sebe-
diperoleh adalah belum mencapai ketuntasan, lumnya. Pada pelaksanaan proses pembelajaran
sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam proses siklus III ini sudah mengalami peningkatan dari
pembelajaran pada siklus II.Refleksi pada siklus I siklus-siklus sebelumnya terutama telah terca-
ternyata masih banyak kekurangan yang perlu painya ketuntasan belajar klasikal dan keaktifan
diperbaiki untuk diterapkan pada siklus II. guru dan siswa yang diamati menggunakan lembar
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaku- observasiaktifitas guru dan siswa.
kan pada materi Reaksi Eksoterm, dengan pelak- Adapun hal-hal yang telah dicapai
sanaan tindakan pada tanggal 27 Agustus 2016. padasiklus III, yaitu : (1) Daya serap klasikal
Hasil Observasi Aktivitas Guru diperoleh adalah meningkat di setiap siklusnya dimana daya serap
27,5 yang menunjukkan aktivitas guru dalam me- siklus II lebih baik dari siklus I dan daya serap
laksanakan pembelajaran dengan model DL ter- siklus III lebih baik dari siklus II (Ds1< Ds2 <
masuk dalam kategori baik. Untuk hasil observasi Ds3); (2) Hasil belajar telah mencapai ketuntasan
aktivitas siswadiperoleh adalah 25, yang termasuk belajar sehingga telah tercapai ketuntasan belajar
dalam kategori baik. Pada siklus II hasil belajar dan 85% siswa telah memperoleh nilai ≥75, dan
siswa diperoleh belum mencapai ketuntasan, se- (3) Aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar
hingga perlu adanya perbaikan dalam proses siswa berada pada kriteria baik
pembelajaran pada siklus III. Pada siklus II pelak- Penilaian terhadap aktivitas guru saat me-
sanaan proses belajar mengajar pada materi ngajar dilakukan oleh dua pengamat yaitu dua
“Reaksi Eksoterm” ternyata masih banyak keku- orang teman sejawat dengan mengisi lembar ob-
rangan yang perlu diperbaiki untuk diterapkan servasi aktivitas guru yang diberikan. Pada setiap
pada siklus III. siklusnya, guru banyak melakukan perbaikan dari
Pelaksanaan pembelajaran siklus III dilak- kekurangan yang terjadi di siklus sebelumnya se-
sanakan pada tanggal 02 September 2016. Hasil hingga terjadi peningkatan terhadap aktivitas guru
analisis lembar observasi aktivitas guru pada dalam proses pembelajaran. Guru telah mampu
siklus III yang dilakukan oleh dua pengamat. Ber- mengelola kegiatan pembelajaran dengan mene-
dasarkan hasil rata-rata skor yang diperoleh dari rapkan model pembelajaran Discovery Learning
kedua pengamat adalah 30. Hasil ini menunjuk- menggunakan media video dengan baik. Hal ini
kan aktivitas guru dalam melaksanakan pembe- terlihat dari penilaian observasi guru yang pada
lajaran dengan model DL untuk siklus III ter- siklus I mendapat nilai sebesar 26,5, siklus ke II
masuk dalam kategori baik. sebesar 27,5 dan pada siklus III mendapat nilai
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa sebesar 30 sehingga hasil ini menunjukkan aktivi-
diperoleh hasil rata-rata skor yang diperoleh dari tas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
model DL untuk siklus III termasuk dalam kate- serap sebesar 86,67% dan persentase ketuntasan
gori baik. Aktivitas belajar siswa juga meng- belajar klasikal siswa sebesar 66,67%. Hasil be-
gunakan lembar observasi yang dinilai oleh dua lajar klasikal yang diperoleh pada siklus I ini be-
pengamat pada setiap siklusnya. Hasil observasi lum maksimal karena belum mencapai ketuntasan.
terhadap aktivitas siswa pada setiap siklus juga Dimana, kriteria ketuntasannya adalah jika jumlah
menunjukkan terjadinya peningkatan. Peningkatan siswa yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 85%.
aktivitas siswa ini terlihat dari nilai rata-rata skor Adapun beberapa penyebab kurang maksi-
observasi siswa disetiap siklusnya. Dimana pada malnya hasil belajar klasikal siswa pada siklus I
siklus I nilai rata-rata skor siswa adalah 22,5; pada dengan menerapkan model pembelajaran Disco-
siklus II sebesar 25; dan pada siklus III sebesar 27. very Learning (DL) menggunakan media video
Sementara itu untuk hasil aktivitas siswa peraspek adalah : (1) Penerapan model pembelajaran
dapat dijelaskan seperti berikut, pada tahap stimu- Discovery Learning (DL) menggunakan media
lasi aktivitas belajar siswa yang diamati adalah video pada proses pembelajaran adalah hal baru
listening activities. Kemudian pada tahap me- bagi siswa sehingga siswa belum terbiasa karena
ngumpulkan data aktivitas yang diamati adalah terbiasa dengan metode ceramah, (2) Dalam
motor activities. Pada awal pembelajaran hanya berdiskusi masih banyak siswa yang tidak ikut
beberapa siswa tertentu saja yang aktif berdiskusi berpartisipasi dan hanya didominasi oleh siswa
dan bekerja sama sedangkan siswa yang lain asyik tertentusaja sehingga kondisi kelas tidak kondusif,
dengan kegiatannya sendiri, untukitu guru mem- dan (3) Saat menyelesaikan soal tes yang dibe-
bimbing dan mengarahkan siswa dalam menye- rikan oleh guru masih banyak siswa yang tidak
lesaikan permasalahan yang tidak dimengerti bisa menyelesaikan tepat waktu sehingga soal tes
siswa sehingga siswa lebih mudah memahami yang diberikan tidak dapat diselesaikan.
konsep pelajaran yang diberikan. Selanjutnya pada Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I,
tahap memproses data aktivitas yang diamati ada- karena setelah mengetahui kekurangan yang ada
lah writing activities. Berdasarkan hasil kegiatan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II agar
yang telah mereka lakukan skor untuk aktivitas ini dapat meningkatkan hasil belajar klasikal siswa.
selalu stabil karena pada tahap ini siswa mela- Pada siklus II didapatkan peningkatan nilai rata-
kukan kegiatan yang polanya hampirsama, yaitu rata siswa sebesar 71,33, persentase daya serap
membuat jawaban berdasarkan hasil yang mereka sebesar 89,17%, dan persentase ketuntasan belajar
dapat saat mengumpulkan data sehingga siswa klasikal siswa sebesar 73,33%. Meskipun hasil
menjadi terbiasa. Pada tahap memverifikasi dan belajar yang didapatkan pada siklus II sudah
membuat kesimpulan aktivitas yang diamati ada- mengalami peningkatan namun hasil belajar kla-
lah oral activities. Skor untuk kedua aktivitas sikal siswa masih belum memenuhi kriteria ke-
tersebut selalu mengalami peninkatan pada setiap tuntasan. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai
siklusnya, hal ini disebabkan karena untuk awal terbiasa belajar dengan menerapkan model
pertemuan siswa masih kaku saat berdiskusi dan pembelajaran DL menggunakan media video tapi
mengeluarkan pendapat sehingga altivitas ini belum sepenuhnya setiap siswa aktif untuk ikut
diawal pertemuan belum mencapai hasil mak- berpartisipasi dalam diskusi kelompoknya karena
simal, namun untuk pertemuan selanjutnya guru masih terdapat beberapa siswa yang melakukan
meminta semua kelompok untuk menanggapi dan kegiatan lain. Selain itu, hampir semua siswa juga
mengeluarkan pendapat sehingga siswa mulai dapat menyelesaikan soal tes tepat waktu mes-
terbiasa dengan berdiskusi dan kegiatan diskusi kipun masih ada beberapa siswa yang belum bisa
menjadi lebih baik.Selain terjadi peningkatan menyelesaikannya tepat waktu sehingga hasilnya
aktivitas guru dan siswa, penerapan model pem- belum maksimal. Pada siklus III setelah guru
belajaran DL menggunakan media video ini juga melakukan perbaikan dari kekurangan yang terjadi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasar- pada siklus sebelumnya, maka didapatkan hasil
kan data hasil belajar siswa dipeoleh peningkatan yang maksimal. Dimana nilai rata-rata, persentase
di setiap siklusnya, baik nilai rata-rata, persentase daya serap, dan ketuntasan belajar klasikal siswa
daya serap maupun persentase ketuntasan belajar sudah memenuhi kriteria ketuntasan. Untuk nilai
klasikal siswa. Untuk siklus I diperoleh nilai rata- rata-rata pada siklus III mengalami peningkatan
rata siswa sebesar 69,33 dengan persentase daya menjadi 81,33 sedangkan pada daya serap sebesar
90,37% dan ketuntasan belajar klasikal siswa se- rata-rata post-testpada setiap siklusnya yaitu pada
besar 86,67%. Peningkatan ini sesuai dengan siklus I sebesar 69,33; siklus II sebesar 71,33;
kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu jumlah siklus III sebesar 81,33. Untuk daya serap klasikal
siswa yang mendapatkan nilai ≥75 sebanyak 85%. pada siklus I, II, dan III secara berturut-turut
Sementara untuk daya serap juga sudah maksimal adalah 86,67%; 89,17; 90,37% dengan persentase
karena daya serap pada siklus III lebih baik dari ketuntasan belajar klasikal setiap siklusnya se-
siklus II dan daya serap siklus II lebih baik dari besar 66,67%; 73,33%; dan 86,67%.
siklus I. Berdasarkan pelaksanaan penelitian dan
Dengan demikian dapat dikatakan secara ke- hasil penelitian yang telah diperoleh, maka
seluruhan melalui model pembelajaran Discovery disarankan : Guru harus mampumengorganisir sis-
Learning(DL) meng gunakan media video peran wa dengan baik saat melakukan diskusi agar
guru hanya sebagai fasilitator bukan bersifat waktu yang digunakan lebih efisien, agar siswa
teacher centered (berpusat pada guru) dan sis- mampu bekerja sama dan saling membantu
walah yang berperan aktif dalam menemukan dan sehingga tidak ada yang lebih mendominasi dalam
mencari sendiri sesuatu yang dibutuhkan dalam diskusi. Penerapan model pembelajaran Discovery
proses pembelajaran. Sehingga siswa tidak lagi Learning (DL) juga dapat digunakan pada ber-
menganggap pelajaran kimia sebagai pelajaran bagai materi kimia yang lain yang memiliki.
yang membosankan melainkan pelajaran yang Praktikum sehingga siswa akan lebih mudah
menyenangkan. Dari hasil penelitian yang telah memahami materi. Selain menggunakan media
dilakukan pada setiap siklusnya ketuntasan belajar video pada model pembelajaran DL, media Lem-
tercapai pada siklus III. Selain itu, persentase daya bar Diskusi Siswa (LDS) juga dapat digunakan
serap klasikal juga mengalami peningkatan. Se- sebagai media pendukung.
hingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Discovery Learning menggunakan DAFTAR PUSTAKA
media video dapat meningkatkan aktivitas dah
hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Kota 1. Elvinawati., Sumpono., Hermansyah
Bengkulu. Amir., Lessons Study Pada Mata Kuliah
Kimia Sekolah I Sebagai Upaya Pening-
KESIMPULAN katan Kualitas Pembelajaran dan Pem-
bangunan Karakter (Character Building),
Berdasarkan hasil dari analisis penelitian Exacta, 2012:10(2):156-159.
yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan 2. Clorawati,A.R., Salastri Rohiat, Herman-
sebagai berikut : syah Amir., Implementasi Kurikulum
Penerapan model pembelajaran Discovery 2013 Bagi Guru Kimia di SMA Negeri
Learning (DL) dengan menggunakan media video Sekota Bengkulu, Alotrop, 2017:1(2):
di kelas XI IPA 1 SMA N 1 Kota Bengkulu 132-135.
mampu meningkatkan aktivitas guru dilihat dari 3. Arifin, Zainal. 2011. Konsepdan Model
rata-rata skor pada setiap siklusnya yang mencapai Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT
kategori baik yaitu siklus I sebesar 26,5, pada Remaja Rosdakarya. ISBN 978 – 979 –
siklus II sebesar 27,5 dan 33 pada siklus III. 692 – 047 – 1
Penerapan model pembelajaran DLdengan 4. Winda , N, Implementasi Kurikulum
menggunakan media video di kelas XI IPA 1 2013 Dalam Pembelajaran Bahasa Indo-
SMA N 01 Kota Bengkulu dapat meningkatkan nesia Berbasis Teknologi Informasi Dan
aktivitas belajar kimia siswa dilihat dari rata-rata Komunikasi, Stilistika: Jurnal Bahasa,
skor pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I Sastra, dan Pengajarannya, 2016:1(1):
sebesar 22,5 (cukup), pada siklus II sebesar 25 87-94.
(baik), dan pada siklus III sebesar 27 (baik). 5. Buhungo, R.A., Implementasi dan Pe-
Penerapan model pembelajaran DLdengan ngembangan Kurikulum 2013 Pada Ma-
menggunakan media video dapat meningkatkan drasah Aliyah, Tadbir Jurnal Manajemen
hasil belajar kimia siswa di kelas XI IPA 1 SMA Pendidikan Islam, 2015:3(1):105-113.
N 1 Kota Bengkulu. Hal ini dapat dilihat dari nilai
25. Winarni, Slamet Santosa, Murni Ramli, Penulisan Sitasi Artikel ini ialah
Penerapan Model Discovery Learning
Medianty, S.U., Amrul Bahar, Elvinawati.,
untuk Meningkatkan Oral Activities Penerapan Model Discovery Learning Dengan
Siswa SMA, Bioedukasi, 2016:9(2):55- Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan
61. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas
26. Nur’aeni , R.S., Asep Kurnia Jayadinata , XI IPA 1 SMAN 1 Kota Bengkulu, Alotrop ,
Ani Nur Aeni, Penerapan Model Pembe-
2018:2(1):58-65.
lajaran Discovery Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi
Bunyi, Jurnal Pena Ilmiah, 2017:2(1) :
611-620.