Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
SMK atau sekolah menengah menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
kejuruan adalah salah satu bentuk meupakan pendidikan menengah yang
satuan pendidikan formal yang mempersiapkan peserta didik terutama
menyelenggarakan pendidikan untuk bekerja di bidang tertentu.
kejuruan pada jenjang pendidikan Pendidikan kejuruan merupakan
menengah. Sekolah menenhah pendidikan yang mengupayakan agar
kejuruan ini memiliki visi dan lulusannya terjun ke dunia kerja dan
misi sebagai lembaga pendidikan industri yang sesuai dengan bidang
yang bermutu, unggul merata, keahliannya. Menurut Kincheloe (dalam
terampil, berkarakter dan berdaya Rizky, dkk., 2018) pendidikan kejuruan
saing dalam kebekerjaann mencetak lulusan yang siap bekerja
Dalam Undang-undang Sistem dengan sikap yang baik. Hal ini
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 membuktikan bahwa peran SMK
Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan sangatlah penting untuk dunia industri,
nasional dan penjelasan pasal 15 yang begitu pula sebaliknya.
dan sesuai dengan bidang SMK pilihan utama siswa lulusan SMP
“milenial” agar mampu mengurangi (Sekolah Menengah Pertama) yang ingin
tingkat pengangguran dari lulusan SMK. melanjutkan sekolahnya. Alasan mengapa
Peningkatan kompetensi lulusan SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
akan berdampak kepada meningkatnya banyak diminati, karena banyaknya
Sumber daya Manusia (SDM) di pilihan jurusan yang telah di sesuaikan
Indonesia, dengan harapan Indonesia dengan lingkungan dan situasi pada saat
menjadi lebih maju dan lebih berkualitas ini. Adapun faktor pendukung lain yang
dari berbagai aspek khususnya tenaga mendukung banyaknya yang melanjutkan
kerja dan dunia industri. Program Re- ke SMK seperti dari individu siswa yang
Medial SMK diharapkan dapat diterapkan ingin mengoptimalkan keterampilan dan
di setiap instansi pendidikan khususnya keahliannya, dapat juga dipengaruhi atau
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). pertimbangan dari situasi kondisi
ekonomi yang mengharuskan untuk cepat
Metode Penulisan bekerja atau dari tuntutan keluarga.
Rancangan kegiatan dari program Agar siswa terseleksi berdasarkan
Re-Medial SMK ini adalah dengan minat, bakat, dan dasar kompetensi yang
mengkaji ulang cara menyeleksi calon dibutuhkan oleh dunia industri, maka
peserta didik agar sesuai dengan minat , perlu adanya sistem seleksi yang
bakat dan standar kompetensi yang berkaitan dengan minat bakat siswa
dibutuhkan oleh industri, lalu melakukan sebelum masuk SMK. Siswa Sekolah
sertifikasi berstandar nasional guna Menengah Pertama (SMP) yang akan
meningkatkan keunggulan serta daya memasuki sekolah menengah perlu
saing dari siswa SMK, serta mengikuti tes minat bakat agar siswa
mengalokasikan atau menyesuaikan dapat melanjutkan studi sesuai dengan
antara daya tamping penerimaan peserta potensi masing-masing. Hasil tes minat
didik SMK dengan kebutuhan industri. dan bakat siswa akan digunakan untuk
Ruang lingkup dari program Re- menyalurkan siswa ke program keahlian
Medial SMK ini yaitu peserta didik dan di SMK yang sesuai dengan minat
industri, Teknik pengumpulan data yang bakatnya. Dengan solusi ini kemungkinan
penulis gunakan adalah studi Pustaka salah masuk jurusan dan kehilangan
dimana penulis mengumpulkan data yang motivasi akan dapat ditanggulangi.
relevan dengan bahasan dari jurnal, buku, Setelah tes bakat dan minat, selanjutnya
artikel , berita maupun sumber lainnya. adalah sistem seleksi di SMK yang
Analisis data yang dilakukan dalam sebaiknya ada Tes Kompetensi Dasar
penelitian ini adalah dengan (TKD) yang mengacu dan terarah pada
menggunakan metode deskriptif DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif Sebagai contoh pembahasan pada
adalah metode analisis dengan terlebih SMK jurusan Desain Permodelan dan
dahulu mengumpulkan data yang didapat Informasi Bangunan (DPIB), dalam
dari hasil penelitian berupa fakta-fakta SKKNI Level II tahun 2017 pada
verbal atau keterangan saja. kompetensi keahlian Desain Permodelan
dan Informasi Bangunan di jelaskan
Hasil dan Pembahasan bahwa yang dibutuhkan atau diharapkan
Akhir – akhir ini SMK (Sekolah oleh industri pada siswa lulusan SMK
Menengah Kejuruan) menjadi salah satu (Sekolah Menengah Kejuruan) yaitu
dapat menggambar arsitektur atau Selain itu, anggaran biaya akan menjadi
struktur, menggunakan perangkat lunak, lebih rendah dibandingkan pematerian
dan menghitung rencana anggaran biaya dengan metode konvensional. Dengan
dari sebuah bangunan. Jika diperhatikan menggunakan akses internet, pematerian
pada kebutuhan industri sebaiknya dapat dilakukan dimana saja dan kapan
dilakukan Tes Kompetensi Dasar yang saja tanpa dibatasi oleh halangan apa pun.
dapat mendukung atau sesuai dengan Setelah mendapatkan pelatihan berupa
kebutuhan – kebutuhan oleh dunia pematerian, siswa juga akan
industri contohnya adalah tes melaksanakan tes keterampilan atau uji
pengetahuan tentang alat gambar, tes kompetensi yang didasari SKKNI atau
pengetahuan perangkat lunak, atau tes kompetensi yang diharapkan oleh dunia
matematika dasar guna meningkatkan industri. Dari hasil uji kompetensi
kualitas dari penjaringan peserta didik tersebut, siswa akan mendapatkan
baru agar lebih terarahkan dan jelas dari sertifikat bertaraf nasional yang diakui
segi kualitas yang dibutuhkan oleh dunia oleh pemerintah, sehingga dalam
industri. bersaing di dunia industri, siswa SMK
Agar mendukung siswa SMK untuk dapat lebih unggul daripada lulusan lain
bersaing di dunia kerja, maka perlu yang belum tersertifikasi oleh lembaga
adanya dokumen pendamping ijazah pemerintah.
berupa sertifikat yang menandai keahlian Kebutuhan pekerja industri lulusan
tertentu. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Indonesia kian meningkat, namun jumlah
(LPJK) dan dapat diakui secara nasional, pekerja lulusan SMK yang terampil
sehingga dapat membantu siswa SMK masih kurang. Ada beberapa faktor yang
bersaing di dunia kerja. menyebabkan lulusan SMK kurang
Dengan tujuan utama meningkatkan terampil salah satunya adalah tidak
kualitas SDM, maka perlu adanya suatu tepatnya sasaran antara kebutuhan
pelatihan dan tes kompetensi yang pekerja industri dengan keahlian yang
melahirkan sertifikat. Namun, kendala dimiliki lulusan SMK. Maka perlu
yang ada dalam melaksanakan pelatihan adanya penyesuaian antara persiapan
menurut Burhanuddin (2018) adalah pekerja dalam hal ini adalah siswa SMK
anggaran yang besar dan pelatihan yang dengan lapangan pekerjaan yang tersedia
membutuhkan waktu banyak. Jika di dunia usaha dan dunia industri. Hal –
pelatihan dilaksanakan di SMK, maka hal tersebut berkaitan dengan kuota yang
perlu adanya pelatihan yang fleksibel dan harus disediakan SMK bagi para calon
mampu menyesuaikan kebutuhan dan peserta didik SMK. Bila kebutuhan
mengurangi anggaran biaya. industri tinggi maka kuota peserta didik
Inovasi pelatihan yang dapat di SMK perlu ditingkatkan, sebaliknya
diterapkan yaitu dengan melaksanakan bila kebutuhan industri sedang rendah
pematerian menggunakan akses internet. maka kuota peserta didik di SMK perlu
Materi yang akan diberikan kepada siswa dikurangi.
SMK dapat diunggah di suatu website Kebutuhan pekerja di dunia usaha
dan dapat diunduh serta diakses kapan dan dunia industri harus menjadi acuan
pun siswa SMK membutuhkannya. Hal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
ini dapat meningkatkan minat dan untuk menentukan kuota peserta didik
motivasi siswa untuk belajar sendiri. nantinya. Penyesuaian kuota peserta didik
Simpulan
Melalui program Re-Medial SMK akan
melahirkan SDM yang berkualitas
melalui sistem seleksi yang berdasarkan
minat bakat serta pengadaan tes untuk
mengetahui kemampuan dasar calon
siswa SMK agar mampu menyesuaikan
dengan kebutuhan industri. Selain itu,
adanya sertifikasi kompetensi yang
dikeluarkan lembaga pemerintah dan
diakui secara nasional akan mendukung
Daftar Pustaka
Abdi, A. P. (2019). Lulusan SMK Dinilai Belum Siap Hadapi Revolusi Industri. Diakses
dari https://tirto.id/lulusan-smk-dinilai-belum-siap-hadapirevolusi-industri-40-djyQ
Agustiono, S. (n.d.). Apakah Peningkatan Kompetensi Siswa SMK di Indonesia Sudah
Signifikan? Diakses dari
https://www.kompasiana.com/sagustiono/5d7860bd0d823060fa77bab2/apak ah-
peningkatan-kompetensi-siswa-smk-di-indonesia-sudahsignifikan?page=all
Ahman, E. & Indriyani. (2007). Membina Kompetensi Ekonomi. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Burhanuddin, S. (2018). Buku Informasi SIBIMA Konstruksi. Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. .
Daud, A. (2018). Jokowi Benahi Pendidikan Vokasi untuk Kurangi Pengangguran Lulusan
SMK. Diakses dari https://demo.katadata.co.id/berita/2018/11/06/jokowi-benahi-
pendidikan-vokasi-untuk-kurangi-pengangguran-lulusan-SMK
Hidayat, D. (2011). Model Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan
Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Produktif. Jurnal Ilmu Pendidikan.
Makki, S. (2019). Angka Pengangguran Naik Jadi 70,5 Juta Orang Per Agustus 2019.
Diakses dari m.cnnindonesia.com/ekonomi/2019/angkapengangguran-naik-jadi-
705-juta-orang-per-agustus-2019
Rizky, D. A., dkk. (2018). Pengaruh Dukungan Industri terhadap Keberhasilan Siswa
Melaksanakan Teaching Factory. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 799-805.
Sindo. (2019). SMK dan Dunia Industri. Diakses dari
https://nasional.sindonews.com/read/1413434/16/smk-dan-dunia-
industri1561069355