You are on page 1of 7

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)

Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)


Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

PROGRAM RE-MEDIAL SMK MILENIAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT


PENGANGGURAN LULUSAN

Syam Afra Fadilla1, Hasbi Dawam2, Tazkia Chandra Pelita Sukma3


1,2,3
Universitas Pendidikan Indonesia
1
syamafra2@gmail.com, 2hasbidawam@gmail.com, 3tazkia76@gmail.com
Diterima :
Direvisi :
Diterbitkan :
DOI :
Abstract
Vocational education strives for graduates to enter the world of business and industry
(DUDI) in accordance with their fields of expertise. However, at present the quality of
vocational education is considered to decrease in quality, this is evident from BPS data
which shows that the number of SMK unemployment is still high compared to other levels
of education. Factors that can influence this are the certificates issued by agencies are
considered insufficient in strengthening the competitiveness of SMK graduates. In
addition, the competency of vocational students must be increased in order to be able to
meet the demands of DUDI. The aim to be achieved is to improve the quality of vocational
students in order to reduce unemployment and be able to compete in the workforce
according to their area of expertise. The research method used is a descriptive method
with the type of literature study. Efforts can be made to solve these problems by changing
the vocational education system through the Vocational Re-Medial program. The program
will improve and change the vocational admission selection system, provide training with
the results of national-level certificates, and allocate the number of vocational skills
programs according to market and industry needs.

Keywords: Vocational, Unemployment, DUDI, Re-medial

Pendahuluan
SMK atau sekolah menengah menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
kejuruan adalah salah satu bentuk meupakan pendidikan menengah yang
satuan pendidikan formal yang mempersiapkan peserta didik terutama
menyelenggarakan pendidikan untuk bekerja di bidang tertentu.
kejuruan pada jenjang pendidikan Pendidikan kejuruan merupakan
menengah. Sekolah menenhah pendidikan yang mengupayakan agar
kejuruan ini memiliki visi dan lulusannya terjun ke dunia kerja dan
misi sebagai lembaga pendidikan industri yang sesuai dengan bidang
yang bermutu, unggul merata, keahliannya. Menurut Kincheloe (dalam
terampil, berkarakter dan berdaya Rizky, dkk., 2018) pendidikan kejuruan
saing dalam kebekerjaann mencetak lulusan yang siap bekerja
Dalam Undang-undang Sistem dengan sikap yang baik. Hal ini
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 membuktikan bahwa peran SMK
Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan sangatlah penting untuk dunia industri,
nasional dan penjelasan pasal 15 yang begitu pula sebaliknya.

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)
Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)
Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

Kendala pendidikan kejuruan di


Indonesia pada saat ini menurut Muhadjir
Efdendy (dalam Daud, 2018) adalah
pendidikan kejuruan tercatat sebagai
penyumbang pengangguran paling tinggi
di antara lulusan dari jenjang pendidikan
lainnya. yang terjadi di masyarakat
menyatakan bahwa lulusan SMK dibandingkan tingkat pendidikan lainnya
memang banyak yang tidak terserap di disebabkan oleh faktor missmatch yang
dunia industri. dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
Masalah pengangguran dari lulusan lulusan SMK tidak mampu memenuhi
SMK adalah masalah yang masih hangat kompetensi yang diharapkan DUDI dan
diperbincangkan dikarenakan SMK jumlah lulusan tidak sesuai dengan
dianggap tidak dapat menciptakan lulusan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
siap bekerja. Pengangguran di Indonesia Menurut Sindo (2019) lulusan SMK
menurut Makki (2019) pada tahun 2019 dinilai masih belum dapat bersaing di
mengalami penurunan dari tahun 2018. bursa kerja, bahkan masih kalah unggul
Namun, angka pengangguran terbesar dengan SMA. Selain itu, menurut Abdi
tetap dimiliki oleh SMK. Hal ini perlu (2019) lulusan SMK belum siap dalam
diperhatikan karena tujuan awal menghadapi revolusi industri 4.0 dan
didirikannya SMK adalah untuk dinilai belum siap untuk terjun ke dunia
mempersiapkan SDM yang berkualitas kerja
untuk bersaing di dunia kerja. Berikut Ketidak berhasilan lulusan SMK
adalah data pengangguran yang dalam bersaing di dunia kerja dapat
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dipengaruhi oleh kompetensi lulusan
atau BPS pada tahun 2019 siswa SMK dan aspek pendukung
lainnya. Menurut Agustiono (2019)
berbagai permasalahan yang ada di SMK
Tabel 1. Jumlah Pengangguran Menurut menyebabkan kualitas kompetensi
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang lulusannya tidak sesuai dengan tuntutan
Ditamatkan dunia industri.
Salah satu aspek yang tidak
mendukung keberhasilan SMK dalam
bersaing yaitu tidak adanya sertifikat
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Sertifikat yang didapatkan oleh siswa
SMK hanya dikeluarkan oleh instansi
perusahaan terkait saat siswa SMK
melaksanakan praktik kerja atau PKL.
Dari berbagai permasalahan yang
muncul, maka perlu adanya suatu solusi
atau gagasan yang diajukan yaitu
program Re-Medial SMK. Tujuan yang
Berdasarkan data BPS jumlah ingin dicapai dari program Re-Medial
pengangguran SMK yang masih tinggi SMK yaitu meningkatkan kualitas siswa
SMK agar dapat bersaing di dunia kerja

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)
Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)
Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

dan sesuai dengan bidang SMK pilihan utama siswa lulusan SMP
“milenial” agar mampu mengurangi (Sekolah Menengah Pertama) yang ingin
tingkat pengangguran dari lulusan SMK. melanjutkan sekolahnya. Alasan mengapa
Peningkatan kompetensi lulusan SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
akan berdampak kepada meningkatnya banyak diminati, karena banyaknya
Sumber daya Manusia (SDM) di pilihan jurusan yang telah di sesuaikan
Indonesia, dengan harapan Indonesia dengan lingkungan dan situasi pada saat
menjadi lebih maju dan lebih berkualitas ini. Adapun faktor pendukung lain yang
dari berbagai aspek khususnya tenaga mendukung banyaknya yang melanjutkan
kerja dan dunia industri. Program Re- ke SMK seperti dari individu siswa yang
Medial SMK diharapkan dapat diterapkan ingin mengoptimalkan keterampilan dan
di setiap instansi pendidikan khususnya keahliannya, dapat juga dipengaruhi atau
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). pertimbangan dari situasi kondisi
ekonomi yang mengharuskan untuk cepat
Metode Penulisan bekerja atau dari tuntutan keluarga.
Rancangan kegiatan dari program Agar siswa terseleksi berdasarkan
Re-Medial SMK ini adalah dengan minat, bakat, dan dasar kompetensi yang
mengkaji ulang cara menyeleksi calon dibutuhkan oleh dunia industri, maka
peserta didik agar sesuai dengan minat , perlu adanya sistem seleksi yang
bakat dan standar kompetensi yang berkaitan dengan minat bakat siswa
dibutuhkan oleh industri, lalu melakukan sebelum masuk SMK. Siswa Sekolah
sertifikasi berstandar nasional guna Menengah Pertama (SMP) yang akan
meningkatkan keunggulan serta daya memasuki sekolah menengah perlu
saing dari siswa SMK, serta mengikuti tes minat bakat agar siswa
mengalokasikan atau menyesuaikan dapat melanjutkan studi sesuai dengan
antara daya tamping penerimaan peserta potensi masing-masing. Hasil tes minat
didik SMK dengan kebutuhan industri. dan bakat siswa akan digunakan untuk
Ruang lingkup dari program Re- menyalurkan siswa ke program keahlian
Medial SMK ini yaitu peserta didik dan di SMK yang sesuai dengan minat
industri, Teknik pengumpulan data yang bakatnya. Dengan solusi ini kemungkinan
penulis gunakan adalah studi Pustaka salah masuk jurusan dan kehilangan
dimana penulis mengumpulkan data yang motivasi akan dapat ditanggulangi.
relevan dengan bahasan dari jurnal, buku, Setelah tes bakat dan minat, selanjutnya
artikel , berita maupun sumber lainnya. adalah sistem seleksi di SMK yang
Analisis data yang dilakukan dalam sebaiknya ada Tes Kompetensi Dasar
penelitian ini adalah dengan (TKD) yang mengacu dan terarah pada
menggunakan metode deskriptif DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri).
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif Sebagai contoh pembahasan pada
adalah metode analisis dengan terlebih SMK jurusan Desain Permodelan dan
dahulu mengumpulkan data yang didapat Informasi Bangunan (DPIB), dalam
dari hasil penelitian berupa fakta-fakta SKKNI Level II tahun 2017 pada
verbal atau keterangan saja. kompetensi keahlian Desain Permodelan
dan Informasi Bangunan di jelaskan
Hasil dan Pembahasan bahwa yang dibutuhkan atau diharapkan
Akhir – akhir ini SMK (Sekolah oleh industri pada siswa lulusan SMK
Menengah Kejuruan) menjadi salah satu (Sekolah Menengah Kejuruan) yaitu

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)
Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)
Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

dapat menggambar arsitektur atau Selain itu, anggaran biaya akan menjadi
struktur, menggunakan perangkat lunak, lebih rendah dibandingkan pematerian
dan menghitung rencana anggaran biaya dengan metode konvensional. Dengan
dari sebuah bangunan. Jika diperhatikan menggunakan akses internet, pematerian
pada kebutuhan industri sebaiknya dapat dilakukan dimana saja dan kapan
dilakukan Tes Kompetensi Dasar yang saja tanpa dibatasi oleh halangan apa pun.
dapat mendukung atau sesuai dengan Setelah mendapatkan pelatihan berupa
kebutuhan – kebutuhan oleh dunia pematerian, siswa juga akan
industri contohnya adalah tes melaksanakan tes keterampilan atau uji
pengetahuan tentang alat gambar, tes kompetensi yang didasari SKKNI atau
pengetahuan perangkat lunak, atau tes kompetensi yang diharapkan oleh dunia
matematika dasar guna meningkatkan industri. Dari hasil uji kompetensi
kualitas dari penjaringan peserta didik tersebut, siswa akan mendapatkan
baru agar lebih terarahkan dan jelas dari sertifikat bertaraf nasional yang diakui
segi kualitas yang dibutuhkan oleh dunia oleh pemerintah, sehingga dalam
industri. bersaing di dunia industri, siswa SMK
Agar mendukung siswa SMK untuk dapat lebih unggul daripada lulusan lain
bersaing di dunia kerja, maka perlu yang belum tersertifikasi oleh lembaga
adanya dokumen pendamping ijazah pemerintah.
berupa sertifikat yang menandai keahlian Kebutuhan pekerja industri lulusan
tertentu. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Indonesia kian meningkat, namun jumlah
(LPJK) dan dapat diakui secara nasional, pekerja lulusan SMK yang terampil
sehingga dapat membantu siswa SMK masih kurang. Ada beberapa faktor yang
bersaing di dunia kerja. menyebabkan lulusan SMK kurang
Dengan tujuan utama meningkatkan terampil salah satunya adalah tidak
kualitas SDM, maka perlu adanya suatu tepatnya sasaran antara kebutuhan
pelatihan dan tes kompetensi yang pekerja industri dengan keahlian yang
melahirkan sertifikat. Namun, kendala dimiliki lulusan SMK. Maka perlu
yang ada dalam melaksanakan pelatihan adanya penyesuaian antara persiapan
menurut Burhanuddin (2018) adalah pekerja dalam hal ini adalah siswa SMK
anggaran yang besar dan pelatihan yang dengan lapangan pekerjaan yang tersedia
membutuhkan waktu banyak. Jika di dunia usaha dan dunia industri. Hal –
pelatihan dilaksanakan di SMK, maka hal tersebut berkaitan dengan kuota yang
perlu adanya pelatihan yang fleksibel dan harus disediakan SMK bagi para calon
mampu menyesuaikan kebutuhan dan peserta didik SMK. Bila kebutuhan
mengurangi anggaran biaya. industri tinggi maka kuota peserta didik
Inovasi pelatihan yang dapat di SMK perlu ditingkatkan, sebaliknya
diterapkan yaitu dengan melaksanakan bila kebutuhan industri sedang rendah
pematerian menggunakan akses internet. maka kuota peserta didik di SMK perlu
Materi yang akan diberikan kepada siswa dikurangi.
SMK dapat diunggah di suatu website Kebutuhan pekerja di dunia usaha
dan dapat diunduh serta diakses kapan dan dunia industri harus menjadi acuan
pun siswa SMK membutuhkannya. Hal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
ini dapat meningkatkan minat dan untuk menentukan kuota peserta didik
motivasi siswa untuk belajar sendiri. nantinya. Penyesuaian kuota peserta didik

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)
Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)
Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia


industri akan mengurangi tingkat
pengangguran lulusan SMK, diharapkan
peserta didik di SMK dapat disesuaikan
dan difokuskan pada keahlian yang akan
peserta didik pilih untuk nantinya bekerja
sesuai keahlian tersebut.
tersebut bila ada permintaan kerja
sebaiknya dipersiapkan secara matang
agar semua penduduk di sekitarnya dapat
terserap secara optimal di dunia usaha
dan dunia kerja. Selain itu, lebih baik
mengadakan pengumpulan data di daerah
lingkup lebih kecil untuk memetakan
kebutuhan pekerja, harapannya penduduk
setempat dapat merasakan langsung
dampak dari penyesuaian kuota SMK
yang berdasarkan kebutuhan pekerja di
daerah tersebut.
Selain faktor tidak sesuainya
permintaan pasar dan tersedianya calon
pekerja ahli, ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhinya, seperti
kurangnya pelatihan dan sertifikasi yang
kurang kuat. Diharapkan dengan
penyesuaian kebutuhan pasar akan
pekerja dengan persiapan peserta didik
SMK dapat mengurangi lulusan SMK
yang menganggur.
Program Re-Medial SMK yang
digagaskan oleh penulis merupakan
akronim dari Re yaitu review dengan arti
mengkaji ulang, Menyeleksi,
Gambar 2. Perbandingan lulusan SMK Disertifikasi, dan Alokasi. Program Re-
dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Medial SMK merupakan suatu
pendekatan yang mengacu pada konsep
Kebutuhan pekerja di bidang input, proses, dan output. Input yang
kemaritiman saat ini sedang banyak terdapat pada konsep ini adalah sistem
dibutuhkan, maka perlu adanya seleksi. Bagian proses adalah sertifikasi
peningkatan kuota peserta didik SMK yang dilakukan di SMK. Sedangkan
kemaritiman guna mempersiapkan output yang dihasilkan adalah
pekerjaan tersebut. Menurut (Ahman & pengalokasian lulusan ke dunia kerja
Indriyani, 2007) tenaga kerja adalah sesuai dengan kompetensi yang
seluruh jumlah penduduk yang dianggap dimilikinya. Sehingga outcomes yang
dapat bekerja dan sanggup bekerja jika didapat dari penerapan program Re-
ada permintaan kerja. Dari pengertian Medial SMK yaitu tercapainya

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)
Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)
Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

pengurangan jumlah pengangguran dari lulusan SMK dalam bersaing di dunia


lulusan SMK. industri. Ditambah penyesuaian jumlah
program keahlian atau alokasi dengan
kebutuhan industri akan mengurangi
tingkat pengangguran dan lulusan SMK
akan tersalurkan sesuai jumlah kebutuhan
tenaga kerja. Sebaiknya program Re-
Medial SMK diterapkan di tiap SMK
yang ada di Indonesia agar lulusan SMK
dapat berkompetensi dan memajukan
Gambar 1. Konsep Program Re-Medial Indonesia.
SMK Milenial

Simpulan
Melalui program Re-Medial SMK akan
melahirkan SDM yang berkualitas
melalui sistem seleksi yang berdasarkan
minat bakat serta pengadaan tes untuk
mengetahui kemampuan dasar calon
siswa SMK agar mampu menyesuaikan
dengan kebutuhan industri. Selain itu,
adanya sertifikasi kompetensi yang
dikeluarkan lembaga pemerintah dan
diakui secara nasional akan mendukung
Daftar Pustaka

Abdi, A. P. (2019). Lulusan SMK Dinilai Belum Siap Hadapi Revolusi Industri. Diakses
dari https://tirto.id/lulusan-smk-dinilai-belum-siap-hadapirevolusi-industri-40-djyQ
Agustiono, S. (n.d.). Apakah Peningkatan Kompetensi Siswa SMK di Indonesia Sudah
Signifikan? Diakses dari
https://www.kompasiana.com/sagustiono/5d7860bd0d823060fa77bab2/apak ah-
peningkatan-kompetensi-siswa-smk-di-indonesia-sudahsignifikan?page=all
Ahman, E. & Indriyani. (2007). Membina Kompetensi Ekonomi. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Burhanuddin, S. (2018). Buku Informasi SIBIMA Konstruksi. Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. .
Daud, A. (2018). Jokowi Benahi Pendidikan Vokasi untuk Kurangi Pengangguran Lulusan
SMK. Diakses dari https://demo.katadata.co.id/berita/2018/11/06/jokowi-benahi-
pendidikan-vokasi-untuk-kurangi-pengangguran-lulusan-SMK
Hidayat, D. (2011). Model Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan
Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Produktif. Jurnal Ilmu Pendidikan.

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil (JPenSil)
Volume. 9 No. 2 Mei 2020 (110-121)
Tersedia Online: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil

Makki, S. (2019). Angka Pengangguran Naik Jadi 70,5 Juta Orang Per Agustus 2019.
Diakses dari m.cnnindonesia.com/ekonomi/2019/angkapengangguran-naik-jadi-
705-juta-orang-per-agustus-2019
Rizky, D. A., dkk. (2018). Pengaruh Dukungan Industri terhadap Keberhasilan Siswa
Melaksanakan Teaching Factory. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 799-805.
Sindo. (2019). SMK dan Dunia Industri. Diakses dari
https://nasional.sindonews.com/read/1413434/16/smk-dan-dunia-
industri1561069355

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.


(2003). Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Sekretariat
Negara

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil


p-ISSN: 2301-8437, e-ISSN: 2623-1085

You might also like