You are on page 1of 8

HUBUNGAN KEBISINGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI

Tinjauan Pada Hunian Rumah Yang Padat Diwilayah Puskesmas Kelayan


Timur Banjarmasin

Wahyu Sandika Putra1, Farida Heriyani2, Djallalluddin3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas kedokteran, Universitas Lambung
Mangkurat
2
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas
Lambung Mangkurat.
3
Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran,Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: wahyu.naga3as@gmail.com

Abstract: The rate of high population density and dense residential houses in East
Kelayan Health Center Region, Banjarmasin can trigger some disturbing noises.
These noises may result to the increase levels of stress hormones such epinephrine,
non-epinephrine and cortisol, which can lead to hypertension. This study aims to
determine the association between house noise and the occurence of hypertension in
dense residential houses at East Kelayan Health Center Region, Banjarmasin. This
study used an analytic observational method with a case control approach. The
sample of this study were patients with hypertension and non-hypertension based on
medical record data according to the diagnosis by the doctors at East Kelayan
Health Center from January-July 2019. The sample were obtained using simple
random sampling technique. Chi-square test is used to analyze the data. The results
in the case group showed there are 86.7% of patients with hypertension in noisy
areas, and 13.3% in quite áreas. The results of the control group showed there are
53.3% of patients without hypertension in noisy areas, and 46.7% in quite areas.
Chi square analysis showed the result of (p = 0.011 OR = 5.688) showing there is a
significant association between house noise and the occurence of hypertension in
dense residential houses at East Kelayan Health Center Region Banjarmasin.

Keywords:

Abstrak: Kepadatan penduduk yang tinggi dan hunian rumah yang padat di wilayah
Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin dapat memicu suatu kebisingan di wilayah
tersebut. Akibat dari kebisingan tersebut dapat meningkatkan kadar hormon stres,
seperti epineprin, non-epinerpin dan kortisol tubuh yang dapat mengakibatkan
terjadinya hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
kebisingan rumah dengan kejadian hipertensi pada hunian rumah yang padat di
wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan
metode observasional analitik dengan pendekatan case control. Sampel penelitian ini
pasien hipertensi dan tidak hipertensi berdasarkan data rekam medis yang sesuai
diagnosis dokter Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin periode Januari-Juli 2019.
Cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Analisis
data mengguanakan uji chi-square. Hasil penelitian ini pada kelompok kasus
terdapat 86,7% penderita hipertensi berada di tempat yang bising, 13,3% tidak bising
sedangkan kelompok kontrol terdapat 53,3% penderita tidak hipertensi berada di
tempat yang bising, 46,7% tidak bising. Hasil análisis dperoleh (p=0,011 OR=5,688)
terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan rumah dengan kejadian
hipertensi pada hunian rumah yang padat di wilayah Puskesmas Kelayan Timur
Banjarmasin.
Kata-kata kunci:

PENDAHULUAN yang sehat mempunyai luas minimum


Kota Banjarmasin merupakan sebesar 9 m2/orang, untuk kamar tidur
salah satu kota yang dapat dikatakan sebaiknya tidak dihuni > 2 orang
tinggi jumlah penduduknya. kecuali untuk suami istri dan anak di
Berdasarkan (BPS) kota Banjarmasin, bawah dua tahun. Kepadatan
dijelaskan bahwa kota Banjarmasin penduduk yang tinggi dan hunian
memeliki luas sebesar 98,46 km2 rumah yang padat dapat memicu suatu
dengan total jumlah penduduk kebisingan di wilayah tersebut,
sebanyak 692.793 ribu jiwa dan sehingga akan berdampak buruk bagi
tingkat kepadatan penduduk mencapai kesehatan salah satunya adalah
7036 jiwa/km2. Pembangunan pengaruh kebisingan terhadap
perumahan di kota Banjarmasin hipertensi yang telah menjadi bahan
semakin tahun semakin meningkat kajian dan studi utama, yaitu
sejalan dengan pertumbuhan jumlah kebisingan pada hunian rumah yang
penduduk, sehingga mengakibatkan padat. Paparan jangka panjang
padatnya pemukiman di salah satu terhadap kebisingan yang tinggi
wilayah kota Banjarmasin yaitu mencapai 85 desibel atau lebih, akan
wilayah Puskesmas Kelayan Timur menyebabkan kenaikan tekanan darah
yang mempunyai luas wilayah ± 4,6 atau hipertensi. 3,4,5
km2 dengan jumlah penduduk 18.478 Berdasarkan penelitian sebelumnya
jiwa dan tingkat kepadatan penduduk dikatakan juga apabila kebisingan
mencapai 4008,24 jiwa/km2, sehingga hingga 60 desibel dapat meningkatkan
hal tersebut dapat menimbulkan kadar hormon stres, seperti epineprin,
dampak buruk bagi masyarakat salah non-epinerpin dan kortisol tubuh yang
satunya dampak buruk bagi kesehatan. dapat mengakibatkan terjadinya
Semakin padatnya jumlah penduduk perubahan irama jantung dan tekanan
pasti tingkat kenyamanan dan darah. Kebisingan yang bersifat
ketentraman hunian rumah di wilayah kontinu diterima seseorang akan
tersebut akan terganggu. 1, 2 menimbulkan gangguan proses
Ketika jumlah penduduk di suatu fisiologis jaringan otot dalam tubuh
wilayah terus bertambah dan lahan dan memicu emosi yang tidak stabil,
wilayah untuk hunian rumah semakin sehingga akan merespon otak untuk
terbatas, penduduk tidak mempunyai meningkatkan kadar hormon stres,
pilihan selain tinggal pada kawasan akibatnya akan membuat ketidakstabilan
hunian rumah dimana kepadatan emosi. Ketidakstabilan emosi dapat
penduduk dan bangunan terus memacu jantung untuk bekerja lebih
meningkat, dan sisi lain, penyediaan keras memompa darah ke seluruh
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan tubuh dan dalam waktu yang lama
utilitas tidak dibangun dengan standar tekanan darah akan naik sehingga
yang sama untuk setiap kawasan menyebabkan terjadinya hipertensi.5
perumahan. Kriteria hunian rumah
Hipertensi masih menjadi salah yang terdaftar di Puskesmas Kelayan
satu masalah kesehatan bagi Timur periode Januari-Juli 2019
masyarakat Kota Banjarmasin, dengan kriteria inklusi yaitu
berdasarkan data Dinas Kesehatan perempuan usia 35-60 tahun dan tidak
kota Banjarmasin penyakit hipertensi bekerja di luar rumah, IMT normal,
menduduki peringkat pertama dalam tinggal di rumah dengan kepadatan
kasus sepuluh penyakit terbanyak di hunian yang tinggi <9m2, tidak
kota Banjarmasin dengan jumlah merokok dan konsumsi alkohol, tidak
75.556 kasus pada tahun 2018 dan terdapat riwayat hipertensi pada
berdasarkan data penyakit hipertensi keluarga, sudah tinggal di daerah
dari setiap Puskesmas yang ada di tersebut > 6 bulan, bersedia
kota Banjarmasin, bahwa Puskesmas mengikuti prosedur peneitian.
Kelayan Timur pada tahun 2018
penyakit hipertensi menduduki urutan HASIL DAN PEMBAHASAN
ke-3 dengan jumlah penderita Penelitian ini telah dilaksanakan
mencapai 4694 kasus, setelah pada bulan September sampai dengan
Puskesmas Sungai Jingah mencapai Oktober 2019 di wilayah kerja Puskesmas
5140 kasus dan Puskesmas Gadang Kelayan Timur Banjarmasin. Sampel yang
Hanyar yang mencapai 5426 kasus.6 diteliti adalah sebanyak 60 orang terdiri
Penelitian ini bertujuan untuk dari 30 kelompok kasus dan 30 kelompok
mengetahui hubungan kebisingan kontrol. Data yang dikumpulkan adalah data
rumah dengan kejadian hipertensi primer dan sekunder. Data primer didapat
pada hunian rumah yang padat di melalui wawancara langsung dan data
wilayah Puskesmas Kelayan Timur sekunder yang diambil berdasarkan
Banjarmasin data rekam medis pasien hipertensi
dan tidak hipertensi yang sesuai
METODE PENELITIAN diagnosis dokter Puskesmas Kelayan
Penelitian ini adalah penelitian Timur Banjarmasin periode Januari-
observasional analitik dengan metode Juli 2019.
Case Control Subjek penelitian yaitu Penelitian ini memiliki kelemahan, yaitu
penderita hipertensi dan non pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh
hipertensi berdasarkan data rekam peneliti hanya dilakukan dalam satu
medis yang sesuai diagnosis dokter hari yang sama tanpa pengulangan
Puskesmas Kelayan Timur pada hari lain, sehingga kebisingan
Banjarmasin periode Januari-Juli yang diukur hanya pada hari itu saja.
2019 serta teknik pengambilan yang Pengukuran kebisingan sebaiknya di
digunakan probability sampling yaitu lakukan pengulangan di hari lain, hal
total simple random sampling. tersebut di lakukan agar hasil
Analisis data menggunakan uji Chi- pengukuran kebisingan yang diperoleh
Square . Populasi ini adalah pasien bisa lebih akurat.

Tabel.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Kelompok Kasus dan


Kelompok Kontrol di Wilayah Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Pada periode
Januari-Juli 2019.
Usia Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
N % n %
35-45 12 40 12 40
>45-55 15 50 12 40
>55-60 3 10 6 20
Total 30 100 30 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa penelitian ini wilayah Kalimantan Selatan terjadi


pada kelompok kasus maupun pada usia mulai diatas 18 tahun dan
kelompok kontrol respondennya lebih didapatkan total persentasi sebesar
banyak pada usia 35 sampai 55 tahun. 44.1 %. Pada hasil penelitian di
Hal ini disebabkan pada usia 35 dapatkan kategori terbanyak penderita
sampai 55 tahun di wilayah hipertensi pada usia > 45-55 tahun.
Puskesmas Kelayan Timur banyak Setelah umur 45 tahun, dinding arteri
yang sesuai dengan kriteria inklusi akan mengalami penebalan oleh
penelitian ini. Sedangkan pada usia adanya penumpukan zat kolagen pada
>55 sampai 60 tahun banyak yang lapisan otot, sehingga pembuluh darah
tidak sesuai dengan kriteria inklusi. akan menyempit dan menjadi kaku.
Pada dasarnya penderita hipertensi Tekanan darah sistolik dapat
adalah orang-orang yang berusia meningkat sesuai dengan peningkatan
diatas 40 tahun, namun saat ini tidak usia akan tetapi tekanan darah distolik
menutup kemungkinan juga dapat tidak terus meningkat pada usia lanjut
diderita oleh orang usia muda. Sesuai dan cenderung menurun sekitar usia
dengan RISKESDAS pada tahun 2018 diatas 55 tahun. 35,36,37
sebagian besar hipertensi primer di

Tabel.2 Hubungan Kebisingan Rumah dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah


Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin Periode Januari-Juli 2019.
Kebisingan Kelompk Kelompok Total Nilai p OR
Kasus Kontrol
n % n % %
n
Tinggi > 55 (db) 26 86,7 16 53,3 42 70 0,011 5,688
Rendah < 55 (db) 4 13,3 14 46,7 18 30
Jumlah 30 100 30 100 60 100
tinggal di rumah dengan kebisingan
Tabel 2 menunjukkan bahwa kelompok yang rendah dibandingkan kelompok
kasus lebih banyak tinggal di rumah kasus. Hasil uji statistik hubungan
dengan kebisingan yang tinggi kebisingan rumah dengan kejadian
dibandingkan kelompok kontrol. Hal hipertensi tinjauan pada hunian rumah
ini dapat terjadi karena terpaparnya yang padat di wilayah Puskesmas
kebisingan diatas 55 desibel untuk Kelayan Timur Banjarmasin diketahui
kawasan perumahan dan pemukiman dengan menggunakan uji Chi-square
secara terus – menerus akan yang telah memenuhi syarat. Hasil uji
menimbulkan gangguan proses statistik tersebut diperoleh nilai p=
fisiologis jaringan otot dalam tubuh 0,011 ( p<0,05). Hal ini menunjukkan
dan memicu emosi yang tidak stabil. bahwa terdapat hubungan yang
Ketidakstabilan emosi tersebut dapat signifikan antara kebisingan rumah
memacu jantung untuk bekerja lebih dengan kejadian hipertensi pada
keras memompa darah ke seluruh hunian rumah yang padat di wilayah
tubuh, akibatnya dalam waktu yang Puskesmas Kelayan Timur
lama tekanan darah akan naik dan Banjarmasin. Nilai OR=5,688 hal
menyebabkan hipertensi. Sedangkan tersebut menunjukkan bahwa orang
pada kelompok kontrol lebih banyak yang berada di wilayah kebisingan
yang tinggi berpeluang 5,6 kali lebih Kebisingan yang melebihi nilai
besar menderita hipertensi di ambang batas dapat direspon oleh
bandingkan dengan orang yang berada tubuh sebagai respon stres.
di wilayah kebisingan yang rendah. Mekanisme respon stres akibat
Hasil penelitian ini sesuai dengan kebisingan yang dirasakan tubuh dapat
penelitian yang telah dilakukan oleh terjadi melalui 2 jalur yaitu jalur
Zulharmans,dkk (2015), yang menyebutkan langsung (direct pathway) dan jalur
bahwa terdapat hubungan yang tidak langsung (indirect pathway).
signifikan antara intensitas kebisingan dan Direct pathway merupakan interaksi
tekanan darah (p=0,022.).Hasil penelitian langsung antara sistem saraf auditory
Suryani (2018) juga menemukan bahwa pusat dengan sistem saraf pusat
terdapat hubungan yang signifikan (central nervous system/CNS) sehingga secara
antara kebisingan dengan peningkatan langsung dapat menyebabkan gangguan
tekanan darah ibu rumah tangga di pendengaran. Sedangkan indirect pathway
pemukiman Jalan Ambengan merupakan reaksi emosional yang
Surabaya (p= 0,002.) berupa rasa tidak nyaman, gangguan
Padatnya wilayah Puskesmas tidur, pusing, dada berdebar dan
Kelayan Timur yang mempunyai luas peningkatan denyut jantung. Kedua
wilayah ± 4,6 km2 dengan jumlah jalur tersebut dapat menyebabkan
penduduk 18.478 jiwa dengan reaksi stres fisiologis yang melibatkan
kepadatan penduduk mencapai hipotalamus dan dua sistem neuro-
2
4008,24 jiwa/km yang di kategorikan hormonal yaitu sistem saraf otonom
sangat padat. Kepadatan ini dan kelenjar adrenal yang akan
merupakan salah satu pemicu sumber berdampak pada sistem kardiovaskular
kebisingan di wilayah tersebut. Jika sehingga menyebabkan perubahan
jumlah penduduk di suatu wilayah sementara pada tekanan darah dan
terus bertambah dan lahan wilayah denyut nadi.30,31
untuk perumahan semakin terbatas, Sinyal stres yang direspon oleh otak
penduduk tidak mempunyai pilihan akan di kirim ke amygdala untuk
selain tinggal pada kawasan menerjemahkan sinyal tersebut sebagai
perumahan dimana kepadatan sinyal bahaya dan akan segera
penduduk dan bangunan terus mengirimkan sinyal
meningkat dan di sisi lain, penyediaan tersebut ke hipotalamus. Hipotalamus
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan kemudian menyampaikan ke sistem
utilitas tidak dibangun dengan standar saraf otonom yang mengatur
yang sama untuk setiap kawasan kardiovaskular, tekanan darah dan
perumahan yang dimana standar luas denyut nadi. Sistem saraf otonom
untuk perumahan sederhana, terdiri dari sistem saraf simpatis dan
minimum 9 m²/orang dan untuk kamar sistem parasimpatis yang berfungsi
tidur tidak digunakan lebih dari 2 untuk mengatur aktifitas fisiologis.
orang kecuali untuk suami istri dan Pada saat tubuh mengalami stres
anak yang usianya dibawah dua tahun. mental atau stres fisiologis, sistem
Demikian hal tersebut akan mengganggu saraf simpatis akan lebih aktif
tingkat kenyaman dan ketentraman dibandingkan dengan sistem saraf
bagi penghuni rumah dikarenakan parasimpatis. Sistem saraf simpatis
semakin padatnya hunian rumah dapat akan melepas epineprin dan norepineprin
memicu kebisingan yang besar di dari ujung saraf. Pelepasan epineprin
wilayah tersebut, sehingga akan dan norepineprin akan menyebabkan
berdampak buruk bagi kesehatan.2,3,4 kenaikan denyut jantung yang di
sebabkan oleh meningkatnya kontraksi
miokardial, sehingga akan mengakibatkan Pengukuran kebisingan sebaiknya
perubahan tekanan darah.31,33 dilakukan pengulangan di hari lain
dengan jam yang sama, agar
pengukuran yang diperoleh lebih
PENUTUP akurat.
Pada penelitan ini di temukan
86,7% penderita hipertensi berada di Daftar pustaka
tempat yang bising, 13,3% di tempat 1. Kecamatan Banjarmasin Selatan
yang tidak bising, sedangkan 53,3% Dalam Angka 2018. Badan Pusat
penderita tidak hipertensi berada di Statistik Kota Banjarmasin 2018.
tempat yang bising, 46,7% ditempat 2. Profil Kelurahan Kelayan Timur
yang tidak bising dan erdapat Tahun 2018.
hubungan yang signifikan antara 3. Suhaeni, H. Kepadatan Penduduk
kebisingan rumah dengan kejadian Dan Hunian Berpengaruh Terhadap
hipertensi pada hunian rumah yang Kemampuan Adaptasi Penduduk Di
padat di wilayah Puskesmas Kelayan Lingkungan Perumahan Padat. Jurnal
Timur Banjarmasin diperoleh p=0,011 Permukiman.2011; 02:2.
(p<0,05) dan OR=5,688. 4. Lubis,P. Perumahan RI sehat.
Perlu diadakannya penyuluhan Jakarta : Depkes; 1989.
tentang pengaruh kebisingan terhadap 5. Zulharmans, Russeng, syamsiar,
kesehatan dan agar selalu mengurangi Wahyuni, A. Hubungan Kebisingan
aktivitas yang dapat menimbulkan dengan Tekanan Darah pada Karyawan
kebisingan pada saat waktu istirahat Bagian Produksi PT. Semen Tonasa.
dan menempatkan peralatan rumah [skripsi].Makasar: Universitas Hasanudin;
tangga yang bising pada bantalan. 2015.
Mengingat bahwa sumber utama 6. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kota
kebisingan di kawasan Puskesmas Banjarmasin. Banjarmasin: Dinas
Kelayan Timur berasal dari kendaraan Kesehatan Banjarmasin : 2019.
bermotor, mengadvokasi Pemerintah 7. Suryani, N.D.I. Analisis Pengaruh
Kota Banjarmasin untuk membuat Tingkat Kebisingan dan Getaran
peraturan tentang pengendalian emisi Kereta Api terhadap Tekanan
kendaraan bermotor dengan program Darah Ibu Rumah Tangga di
uji emisi dan perawatan kendaraan Pinggiran Rel Kereta Api Jalan
bermotor secara gratis, dan Ambengan Surabaya.
masyarakat di himbau agar setiap [skripsi].Surabaya: Universitas
pemilik kendaraan bermotor yang Airlangga; 2018.
beroperasi di jalan wajib memenuhi 8. Widiani, H. Analisa Hubungan
persyaratan ambang batas emisi gas Intensitas Kebisingan Terhadap
buang dan tingkat kebisingan. Bagi Peningkatan Tekanan Darah
peneliti selanjutnya yang ingin Pekerja di Bagian Proses Grinda
meneliti tentang kebisingan dan Permesinan di PT. Bajakurnia
disarankan agar meneliti dampak Ceper Klaten.[skripsi].Surakarta:
kesehatan lain yang disebabkan oleh Universitas Muhammadiyah
kebisingan seperti gangguan Surakarta; 2016.
pendengaran, psikologis dan 9. Mantra, Ida Bagoes. Demografi
fisiologis. Selain itu, disarankan juga Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta:
untuk meneliti faktor lain yang Pustaka Pelajar; 2007.
berisiko terhadap peningkatan tekanan 10. Undang – Undang No.56 Tahun
darah seperti pola makan, tingkat 1960 tentang Kepadatan
stress dan konsumsi alkohol. Penduduk.
11. Kepmenkes RI No. 829. 22. Corwin, E J. Buku Saku
Persyaratan Kesehatan Rumah. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.
Jakarta: 1999. 23. Badan Penelitian dan
12. Dinas Pekerjaan Umum. Pedoman Pengembangan Kesehatan. Riset
Umum Rumah Sederhana Sehat. Kesehatan Dasar. Jakarta:
Departemen Pekerja Umum RI. Kementrian Kesehatan RI; 2013.
Jakarta: 2006. 24. Badan Penelitian dan
13. Gubata ME, Packnett ER, Feng X, Pengembangan Kesehatan. Riset
Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV Kementrian Kesehatan RI; 2018.
Sagung Seto; 2009. 25. JNC 8, The Seventh Joint National
14. Gabriel, J.F. Fisika Kedokteran. Committee on Prevention Detection
Jakarta: EGC; 1999. Evaluation and Treatment of High
15. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Blood Pressure. 20013 .[diakses
Keputusan Menteri Negara Lingkungan tanggal 10 Desember 2018]. Available
Hidup. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang from:http://pharma-smart.com/wp-
Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta: 1999. content/uploads/2015/03/JNC-8-
16. Soeripto M. Hygene industri. Jakarta: Guidelines.pdf
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran 26. Bare & Smeltzer. Buku Ajar
Universitas Indonesia; 1996 Keperawatan Medikal Bedah
17. Guyton, Arthur C., John E. Hall. Brunner & Suddart. Edisi 8 vol.3.
Buku ajar fisiologi kedokteran. (Alih bahasa Agung Waluyo).
Edisi 11.( alih bahasa: Irawati Jakarta : EGC; 2002.
dkk, editor bahasa Indonesia: 27. Palmer, Anna & Williams, Bryan.
Luqman Yanuar Rachman). Simple Guide Tekanan Darah
Jakarta: EGC; 2007. Tinggi. Jakarta: Erlangga; 2007.
18. KemenkesRI.Panduan Praktik Kli 28. Kowalak. Buku Ajar
nis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelay Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2011.
anan Kesehatan Primer. Edisi 29. Yogiantoro, M. Buku Ajar Ilmu
1.Jakarta: Kemenkes RI; 2013. Penyakit Dalam jilid II. Edisi 5.
236-243. (alih bahasa : Sudoyo, A.W., et al
19. Kevin, A. B., Michelle, L. D., eds. Jakarta: Interna Publishing;
Stephanie, L. L., & Tracy, L. S. 2009. 1079-1085.
Penyakit Kardiovaskuler pada 30. Münzel T, Gori T, Babisch W,
Wanita. Jakarta: Erlangga; 2014. &Basner, M. Cardiovascular
20. JNC 7, The Seventh Joint National Effects of Environmental Noise
Committee on Prevention Detection Exposure. European Heart
Evaluation and Treatment of High Journal. 2014; 1-9.
Blood Pressure. 2003 .[diakses tanggal 31. Aluko, E.O., & Nna, V.U. Impact
1 Desember 2018]. Available from : of Noise Pollution on Human
https://www.ahajournals.org/doi/full/10 Cardiovascular System.
.1161/01.hyp.0000107251.49515.c2 International Journal of Tropical
21. Kementerian Kesehatan Republik Disease & Health.2015; 6 (2): 35-
Indonesia. Pedoman teknis penemuan 43.
dan tatalaksana penyakit hipertensi. 32. Liu J, Xu M, Ding L, Zhang H,
Jakarta: Direktorat Pemberantasan Pan L, Liu Q, et al. Prevalence of
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan hypertension and noise – induced
Kementerian Kesehatan Republik hearing loss in Chinese
Indonesia; 2006. coalminers. Journal of Thoracic
Disease.2016; 8 (3): 422-429.
33. Recio A, Linares C, Banegas J &
Diaz J.Road Traffic Noise Effects
on Cardiovascular,Respiratory, and
Metabolic Health: An Integrative Model
of Biological Mechanisms. Journal
Environmental Research.2016; 146: 359-
370
34. Souza, T. C., Perisse, A. R., &
Moura,M.Noise Exposure and
Hypertension: Investigation of a
Silent Relationship. Journal
BioMed Central Public Health
15.2015; (328): 1-9.
35. Kumar V, Abbas AK, Fausto N.
Hypertensive Vascular Disease.
Dalam: Robin and Cotran
Pathologic Basis of Disease, 7th
edition. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2005. 528-529.
36. Suhardjono. Hipertensi pada usia
lanjut dalam. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid II. Edisi ke-6
. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam; 2014.
37. Soeharto, Iman. Serangan Jantung
& Stroke Hubungan dengan
lemak & kolestrol. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama; 2004.

You might also like