You are on page 1of 27

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325498285

Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya

Chapter · June 2017

CITATION READS

1 16,225

2 authors:

Siti Fauziyani Md Saleh Bushrah Basiron


SMK Skudai Universiti Teknologi Malaysia
19 PUBLICATIONS   43 CITATIONS    47 PUBLICATIONS   1,195 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Global Perspectives on Teaching and Learning Paths in Islamic Education View project

MAHASISWA DAN KEHIDUPAN DARI PERSPEKTIF ISLAM View project

All content following this page was uploaded by Siti Fauziyani Md Saleh on 22 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


5
Vandalisme dalam Kalangan Remaja
dan Kaedah Menanganinya
Siti Fauziyani Md Saleh @ Masrom & Bushrah Basiron

PENGENALAN
Menurut Kamus Dewan (2005) vandalism merujuk kepada perbuatan
membinasakan atau merosakkan harta benda awam atau persendirian.
Vandalism juga dikenali sebagai pugut atau pemugut atau laku
musnah. Berdasarkan pengertian ini vandalisme boleh diringkaskan sebagai
perbuatan membuat perubahan di sebarang tempat seperti dinding un-
tuk melukis, menandai, menyembur cat, menampal, merosak, dan men-
gotorkan harta benda awam tanpa kebenaran bahkan boleh menyebabkan
kerugian pihak berkuasa awam.
Satu kajian analisis konten dilakukan terhadap mass media awam
di Malaysia dengan tujuan kajian adalah untuk mencari definisi dan
ciri umum vandalisme, jenis kumpulan yang terlibat dalam gejala ini,
tujuan dan sebab, sasaran kerosakan, kegiatan yang mendorong gejala
ini, pihak yang sewajarnya mengambil peranan mencegah gejala ini,
kesan, dan kaedah menangani gejala vandalisme.
Pemilihan kajian dengan menggunakan kata kunci ‘vandalisme’
di Google dengan fokus utama adalah daripada artikel akhbar ternama
di Malaysia serta beberapa petikan buku bercetak yang dikeluarkan di
Google book tersebut. Hasilnya terdapat sepuluh artikel mass media dan dua
petikan buku dipilih untuk dijadikan verbatim data dengan
penggunaan kod verbatim ialah AA bagi artikel Abdul Karim (2010);
AB bagi Ahmad (2007); AC bagi Berita Harian (2001); AD bagi Berita
88 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Harian (2010); AE bagi Berita Harian (2011); AF bagi Idris (2008);


AG bagi Omar (2015); AH bagi Penghuni Tua (2013); AI bagi
Sarabatin (2016); AJ bagi Utusan Malaysia (1999); AK bagi Utusan
Malaysia (2007); dan kod AL bagi Yahaya (2006). Semua artikel ini
kemudiannya dianalisis menggunakan Nvivo 11 bagi menghasilkan tema
dan sub tema untuk mencapai tujuan kajian.
Terbukti daripada kajian ini bahawa remaja merupakan golongan
yang tertinggi sebagai golongan yang terlibat dalam kegiatan vandalisme
ini. Golongan remaja ini pula terdiri daripada kebanyakan mereka pula
ialah pelajar sekolah (Utusan Malaysia, 1999; Berita Harian, 2001; Ahmad,
2007), dan hanya sedikit daripada kalangan pencari barang lusuh (Penghuni
Tua, 2013). Oleh itu, artikel ini amat tepat untuk memfokuskan masalah
vandalisme sebagai masalah yang boleh diberi perhatian penting kepada
golongan remaja.
Hasil dapatan kajian turut dibincangkan dalam setiap sub tajuk dalam
artikel ini dengan penutup perbincangan vandalisme dilihat daripada
perspektif Islam. Hal ini kerana penyelesaian masalah dari perspektif
Islam merupakan asas yang menjadi pemangkin untuk mencegah gejala
vandalisme dalam kalangan remaja sebelum menggunakan kaedah lain
dalam menyelesaikan gejala vandalisme ini.

SEBAB YANG MENDORONG KEPADA VANDALISME


Golongan remaja terbukti merupakan golongan yang terlibat kegiatan
vandalisme. Sebab utama mereka ini terdorong kepada kegiatan ini
berdasarkan analisis akhbar ialah kerana kegiatan melepak (Ahmad,
2007; Abdul Karim, 2010) dan ponteng sekolah (Ahmad, 2007).
Jadual 5.1 Kegiatan yang mendorong kepada gejala vandalisme

Dorongan AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Melepak X X - - - - - - - - - -
Ponteng sekolah - X - - - - - - - - - -

Sebagai contoh petikan berikut menggambarkan kegiatan melepak


menjadi dorongan utama remaja terlibat dengan kegiatan vandalisme:

Budaya melepak yang langsung tidak mendatangkan keuntungan menjadi


pencetus idea bagi mengisi masa melepak dengan kegiatan vandalisme.
(Ahmad, 2007)
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 89

Remaja yang suka menghabiskan masa melepak dan berkeliaran di


kawasan tersebut pada waktu malam.
(Abdul Karim, 2010)

Terbukti remaja yang suka melepak menjadi dorongan utama kegiatan


vandalisme bagi mengisi gejala dalam kegiatan melepak mereka.

DEFINISI VANDALISME DAN CIRINYA


Hasil dapatan menunjukkan bahawa mass media dan masyarakat Malaysia
mempunyai kefahaman tentang gejala vandalisme ini sebagai satu gejala
yang mementingkan diri sendiri, melambangkan minda remaja yang
rendah, salah satu kegiatan jenayah, perbuatan khianat, nama bagi sebuah
puak di Eropah, perbuatan orang yang tidak mempunyai kesedaran dan
tidak berfikiran wajar, perbuatan yang tidak bertanggungjawab, serta
kegiatan orang yang tidak memiliki rasa malu dan rasa berdosa. Dapatan
yang disenaraikan ini dan perwakilan daripada data verbatim sebagaimana
yang ditunjukkan dalam Jadual 5.2 daripada yang perwakilan data yang
tertinggi sehingga terendah.

Jadual 5.2 Definisi dan ciri umum vandalisme

Definisi dan ciri AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL


Lambang minda rendah - - - - X - - X - - - X
Pentingkan diri - - X - - - - - - - - X
Puak di Eropah - - - - - X - - - - - -
Perbuatan khianat - - X - - - - - - - - -
Jenayah - - - - - X - - - - - -
Tidak bertanggungjawab - - - - - - - - - - X -
Tidak ada kesedaran - - X - - - - - - - - -
Tidak rasa malu - - X - - - - - - - - -
Tidak merasa dosa - - X - - - - - - - - -

Data tertinggi ciri orang yang melakukan vandalisme ialah ciri remaja
yang mempunyai minda yang rendah dan remaja yang mementingkan
diri sendiri. Gambaran minda pelaku vandalisme yang rendah sehingga
90 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

tidak dapat memikirkan implikasi buruk pada masyarakat (Yahaya,


2006) yang digambarkan dalam petikan berikut:

Sikap vandalisme itu juga merupakan pemikiran yang mundur malahan


memaparkan karakter seseorang yang berada di zaman prasejarah.
(Penghuni Tua, 2013)

Selain itu, keadaan ini juga mencerminkan minda sebahagian rakyat


negara ini masih pada tahap rendah

(Berita Harian, 2011)

Kenyataan ini menjelaskan kebanyakan remaja yang terlibat ini ialah


golongan remaja yang memiliki akal yang cetek. Oleh sebab itu, mereka
tidak dapat berfikir dengan baik tentang baik buruk kelakuan mereka.
Manakala ciri mementingkan diri pula dijelaskan dalam petikan berikut:

Perbuatan vandalisme adalah masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat.


Masalah ini mempunyai hubung kait dengan masalah ego dan meisme
atau pentingkan diri sendiri.
(Berita Harian, 2001)

Kenyataan ini disokong dengan Yahaya (2006) yang menyatakan bahawa


salah satu ciri remaja yang melakukan gejala ini adalah kerana sifat
mereka mementingkan diri sendiri tanpa melihat hak orang lain dalam
menggunakan kemudahan yang disediakan.
Dapatan kajian juga menjelaskan tentang pengertian asal vandalisme
sebagaimana yang dijelaskan oleh Idris (2008):

Perkataan vandalisme yang berasal daripada nama sebuah puak di Eropah,


iaitu vandals yang telah membinasakan kota Rom pada tahun 445
Masihi membawa maksud membuat sebarang perubahan seperti melukis,
menandai, mengecat, menampal, merosakkan atau mengotorkan harta
benda awam tanpa kebenaran pihak berkuasa.

Analisis data juga menunjukkan bahawa vandalisme mempunyai ciri


khianat dan bersifat jenayah (Berita Harian, 2001; Idris, 2008). Vandalisme
juga dilakukan oleh remaja yang tidak ada kesedaran, remaja yang tidak
memiliki rasa malu dan merasa tidak berdosa (Berita Harian, 2001) serta
remaja yang memiliki rasa bertanggungjawab (Utusan Malaysia, 2007).
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 91

JENIS VANDALISME DI MALAYSIA


Hasil kajian juga menunjukkan bahawa banyak laporan yang diadukan
kepada pihak berkuasa tempatan dan sekolah yang menunjukkan jenis
vandalisme di Malaysia, iaitu dengan yang tertinggi adalah merosak
(Utusan Malaysia, 1999, 2007; Ahmad, 2007; Idris, 2008; Berita Harian,
2010; Abdul Karim, 2010; Penghuni Tua, 2013), kedua tertinggi pula
menconteng atau grafiti, seterusnya diikuti dengan mencemar (Ahmad,
2007; Idris, 2008; Penghuni Tua, 2013), membakar (Utusan Malaysia,
1999), dan menampal pelekat (Abdul Karim, 2010).

Jadual 5.3 Jenis vandalisme yang wujud di Malaysia

Bentuk Vandalisme AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Merosak X X - X - X - X - X X -
Menconteng atau garfiti X X - - - X - X - - - -
Mencuri X X - - - X - X - - X -
Mencemar X - - - - X - X - - - -
Membakar - - - - - - - - - X - -
Menampal pelekat X - - - - - - - - - - -

Remaja yang suka menconteng atau dipanggil grafiti menjadikan sebarang


dinding, binaan konkrit (Ahmad, 2007; Abdul Karim, 2010), belakang
pintu tandas, dan harta awam yang lain (Ahmad, 2007) sebagai tempat
mereka melakukan gejala vandalisme ini. Mereka juga melakukan
vandalisme secara berkumpulan lebih banyak (Berita Harian, 2001;
Ahmad, 2007; Abdul Karim, 2010) daripada melakukan secara individu
(Berita Harian, 2001; Ahmad, 2007).

TUJUAN VANDALISME DI MALAYSIA


Terdapat tiga tujuan utama mereka gejala vandalisme yang berlaku di
Malaysia, iaitu untuk mencuri dan mendapat untung, sikap buruk remaja,
dan mengisi masa lapang sepertimana yang ditunjukkan dalam Jadual 5.4.
Tiga tujuan ini merupakan tujuan yang didapati dalam kajian ini
dan menjadi tujuan yang membantu pengkaji menghasilkan kaedah
menangani masalah vandalisme.
92 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Jadual 5.4 Tujuan dan sebab kegiatan vandalisme dilakukan di Malaysia

Tujuan Vendalism AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Curi dan mendapat untung X X - - - X - X - - - -
Sikap buruk X X X - - - - - - - - X
Mengisi masa lapang X X - - - - - - - - - -

Mencuri dan Mendapat Keuntungan


Sebab tertinggi remaja melakukan vandalisme ini adalah kerana untuk
mencuri dan mendapatkan keuntungan daripada harta awam yang
dirosakkan tersebut. Sebab ini digambarkan dalam Jadual 5.5.

Jadual 5.5 Vandalisme untuk tujuan duit dan barang berharga

Curi dan mendapat untung AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL


Besi untuk dijual untuk duit X X - - - X - X - - - -
Barang berharga - X - - - - - - - - - -
Barang diguna di rumah - X - - - - - - - - - -

Peralatan awam yang dicuri terdiri daripada peralatan yang diperbuat


daripada besi iaitu logam yang mempunyai harga yang tinggi untuk
mendapatkan duit (Ahmad, 2007; Idris, 2008; Abdul Karim, 2010;
Penghuni Tua, 2013). Sebagai contoh Idris (2008) melaporkan kejadi-
an vandalisme yang menyebabkan negeri Sabah bergelap:

Laporan terbaru di akhbar tempatan berkenaan punca utama menara


talian penghantaran elektrik di Sepanggar, Sabah tumbang sehinggakan
mengakibatkan seluruh Sabah gelap pada 22 April lalu dipercayai akibat
perbuatan vandalisme apabila sebanyak 20 batang besi menara itu hilang
dicuri, perlu diberikan perhatian segera oleh pihak kerajaan.

Remaja juga mencuri sesuatu yang berharga, tetapi bukan untuk


dijual tetapi untuk kegunaan mereka di rumah (Ahmad, 2007). Antara,
peralatan yang boleh dimanfaatkan oleh mereka seperti kerusi, buai-
buaian, dan pasu bunga di taman juga antara yang dicuri dan diambil
untuk diletakkan di rumah mereka (Ahmad, 2007).
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 93

Sikap Buruk
Sebab dan tujuan vandalisme juga disebabkan oleh sikap buruk remaja
seperti sifat seronok untuk merosakkan (Berita Harian, 2001; Yahaya,
2006; Ahmad, 2007; Abdul Karim, 2010), ego (Ahmad, 2007), melepaskan
geram (Yahaya, 2006), memaki orang yang dibenci (Ahmad, 2007), dan
merasa hebat (Abdul Karim, 2010).
Jadual 5.6 Sifat buruk yang mendorong kegiatan vandalisme

Sikap buruk AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Seronok dalam merosakkan X X X - - - - - - - - X
Ego - - X - - - - - - - - -
Melepaskan geram - - - - - - - - - - - X
Memaki orang yang dibenci - X - - - - - - - - - -
Merasa hebat X - - - - - - - - - - -

Sifat seronok dan merasa hebat untuk merosakkan merupakan sifat


buruk tertinggi seperti yang dilaporkan oleh akbar. Hal ini dinyatakan
oleh berita tersebut:

Pantang melihat kemudahan yang disediakan untuk orang ramai, ada


sahaja cara untuk memusnahkan harta benda awam itu, seolah-olah
mereka seronok dan berasa hebat apabila dapat memusnahkannya.
(Abdul Karim, 2010)

Sedangkan sifat buruk lain kerana ego, melepaskan geram, dan memaki
orang yang dibenci, ditunjukkan seperti dapatan ini:

Perbuatan vandalisme adalah masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat.


Masalah ini mempunyai hubung kait dengan masalah ego dan meisme
atau pentingkan diri sendiri.
(Berita Harian, 2001)

…melepaskan geram, perasaan benci dan marah.


(Yahaya, 2006)

Kedua-dua data ini membuktikan antara sifat buruk remaja yang


mendorong kepada kegiatan vandalisme ialah ego, ingin melepaskan geram
dan marah serta benci kepada seseorang.
94 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Mengisi Masa Lapang


Salah satu tujuan vandalisme dalam kalangan remaja ialah disebabkan
untuk mengisi masa lapang mereka. Ketika mengisi masa lapang ini mereka
memenuhkan masa lapang ini dengan kegiatan hobi, menunjukkan hasil
seni (Abdul Karim, 2010), dan mengisi kegiatan melepak (Ahmad, 2007).

Jadual 5.7 Sifat buruk yang mendorong kegiatan vandalisme

Mengisi masa lapang AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL


Hobi X - - - - - - - - - - -
Menunjukkan hasil seni X - - - - - - - - - - -
Pengisian dalam melepak - X - - - - - - - - - -

Hasil analisis yang dipetik dengan tujuan mengisi lapang ini sebagaimana
petikan akbar berikut:

Mereka yang melakukan perbuatan ini adalah berkemungkinan terdiri


daripada golongan yang sukakan kemusnahan atau memang hobinya
merosakkan harta benda awam.
(Abdul Karim, 2010)

Budaya melepak yang langsung tidak mendatangkan keuntungan menjadi


pencetus idea bagi mengisi masa melepak dengan kegiatan vandalisme.
(Ahmad, 2007)

Kedua-dua petikan menggambarkan bahawa remaja melakukan vandalisme


adalah kerana untuk memenuhi kegiatan hobi dan pengisian gejala ketika
mereka melepak.

SASARAN KEGIATAN VANDALISME


Sasaran kegiatan vandalisme dalam kalangan remaja menurut analisis kajian
ini secara tersusun ialah di taman perumahan, kemudahan di Institut
Pengajian Tinggi Awam (IPTA), peralatan kemudahan elektrik dan
kemudahan telekomunikasi, peralatan sekolah, kemudahan pengangkutan,
serta kemudahan stadium. Keputusan data sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Jadual 5.8.
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 95

Jadual 5.8 Sasaran kerosakan dalam kegiatan vandalisme

Jenis Kerosakan AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Taman Perumahan X X X - X - - X - - X -
Kemudahan P&P di IPTA - X - - - - - - - - - X
Peralatan elektrik & komunikasi X X X - - X - - - - - -
Peralatan sekolah - X X - - - - - - X - -
Kemudahan Transport - - X X - - - - - - - -
Kerusi stadium - X - - - - - - - - - -

Taman Perumahan
Taman perumahan merupakan sasaran tertinggi kegiatan vandalisme dalam
kalangan remaja. Kemudahan yang selalu menjadi mangsa di taman
perumahan dengan yang tertinggi adalah peralatan permainan di taman
(Berita Harian, 2001; Ahmad, 2007; Abdul Karim, 2010; Berita Har-
ian, 2011; Penghuni Tua, 2013).

Jadual 5.9 Kemudahan di taman perumahan sebagai sasaran vandalisme

Taman Perumahan AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Peralatan permainan di taman X X X - X - - X - - - -
Tandas awam X X - - - - - X - - - -
Binaan Konkrit X - - - - - - - - - - -
Gerai makan - - X - - - - - - - - -
Lampu taman - X - - - - - - - - - -
Meja & Bangku Taman - X - - - - - - - - - -
Penutup longkang - - - - - - - - - - X -
Peralatan Senaman X - - - - - - - - - - -
Tong sampah - - - - - - - - - - X -

Kemudian diikuti dengan tandas awam (Ahmad, 2007; Abdul Karim,


2010; Penghuni Tua, 2013), binaan konkrit (Abdul Karim, 2010), gerai
makan (Berita Harian, 2001), lampu taman, meja dan bangku di taman
96 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

(Ahmad, 2007), penutup longkang (Utusan Malaysia, 2007), peralatan


senaman (Abdul Karim, 2010), dan tong sampah (Utusan Malaysia, 2007).
Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan dalam Jadual 5.8. sebagai contoh
Penghuni Tua (2013) menyatakan:

Untuk makluman pembaca Rakan Pahang, sudah mula kelihatan perbuatan


vandalisme di kawasan taman persiaran, taman kanak-kanak, menconteng
dinding dan papan tanda, merosakkan tandas awam, tong sampah,
membuang sampah merata-rata, mencuri penutup longkang dan beberapa
gejala lain.
(Penghuni Tua, 2013)

Kenyataan ini menunjukkan bahawa di taman perumahan, kegiatan


vandalisme banyak berlaku di taman kanak-kanak dengan kegiatan
menconteng dinding dan papan tanda, tandas awam, tong sampah, serta
merosak dan mencuri penutup longkang yang dipasang di taman
permainan.

Peralatan Bekalan Elektrik dan Komunikasi


Selain kemudahan di IPTA, kemudahan membekalkan elektrik dan
kemudahan peralatan komunikasi juga merupakan sasaran utama kegiatan
vandalisme. Kenyataan ini sepertimana yang digambarkan dalam Jadual
4.10. Berdasarkan Jadual 5.10 bahawa tumpuan peralatan ini dari segi
merosakkan pondok telefon (Berita Harian, 2001; Ahmad, 2007; Abdul
Karim, 2010) dan kabel wayar elektrik dan wayar telefon (Ahmad, 2007;
Abdul Karim, 2010) untuk diambil logam yang terdapat pada wayar
di kedua-duanya. Menara talian elektrik juga menjadi sasaran perosak
dan pencuri logam (Idris, 2008).
Jadual 5.10 Sasaran vandalisme pada peralatan bekalan elektrik dan komunikasi

Peralatan elektrik & komunikasi AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL


Pondok telefon awam X X X - - - - - - - - -
Kabel X X - - - - - - - - - -
Menara talian elektrik - - - - - X - - - - - -

Sebagai contoh petikan akbar berikut menunjukkan bagaimana


menara talian elektrik menjadi sasaran:
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 97

Laporan terbaru di akhbar tempatan berkenaan punca utama menara


talian penghantaran elektrik di Sepanggar, Sabah tumbang sehinggakan
mengakibatkan seluruh Sabah gelap pada 22 April lalu dipercayai
akibat perbuatan vandalisme apabila sebanyak 20 batang besi menara
itu hilang dicuri, perlu diberikan perhatian segera oleh pihak kerajaan.
(Idris, 2008)

Laporan ini menggambarkan betapa beratnya kegiatan vandalisme sehingga


pihak yang melakukannya tidak menghiraukan keselamatan diri dalam
melakukan kegiatan tersebut.

Peralatan Sekolah
Peralatan sekolah merupakan kemudahan yang keempat tertinggi sasaran
vandalisme dalam kalangan remaja sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Jadual 5.11. Berdasarkan Jadual ini, peralatan yang biasanya menjadi
sasaran remaja di sekolah ialah bangunan sekolah itu sendiri (Utusan
Malaysia, 1999), kerusi meja, pagar sekolah, tandas (Berita Harian, 2001),
dan alat flush dalam tandas (Ahmad, 2007).

Jadual 5.11 Sasaran vandalisme terhadap peralatan sekolah

Peralatan sekolah AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Bangunan sekolah - - - - - - - - - X - -
Meja kerusi - - X - - - - - - - - -
Pagar - - X - - - - - - - - -
Tandas - - X - - - - - - - - -
Alat Flush Tandas - X - - - - - - - - - -

Sebagai contoh laporan akbar Berita Harian (2001) ada melaporkan:

Laporan statistik mencatatkan kerugian akibat vandalisme di sekolah


menengah bagi pertengahan 2000 ialah RM40,446 yang membabitkan
perbuatan merosakkan peralatan seperti meja, kerusi, pagar dan tandas.

Laporan ini menjelaskan bahawa meja, kerusi, pagar sekolah, dan tandas
sekolah selalu menjadi sasaran vandalisme dalam kalangan remaja sekolah.
98 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Kemudahan P&P di IPTA


Kemudahan di Institut Pengajian Tinggi Awam (IPTA) merupakan sasaran
antara tertinggi kegiatan vandalisme. Kegiatan vandalisme ini berkait dengan
bilik asrama, kerusi meja yang disediakan oleh universiti, kunci pintu (Yahaya,
2006; Ahmad, 2007), alat pemadam api dan peralatan dewan kuliah (Ahmad,
2007). Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan dalam Jadual 5.12

Jadual 5.12 Sasaran vandalisme di IPTA

Kemudahan di IPTA AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Bilik asrama - X - - - - - - - - - X
Kerusi meja - X - - - - - - - - - X
Kunci pintu - X - - - - - - - - - X
Alat pemadam api - X - - - - - - - - - -
Peralatan dewan kuliah - X - - - - - - - - - -

Ahmad (2007) menyatakan: “Kegiatan vandalisme itu termasuk merosakkan


kerusi, meja, alat pemadam api, bilik asrama, fakulti dan kunci pintu.” Hal
ini menyebabkan pihak universiti awam Malaysia enggan memberikan
lagi kemudahan di IPTA untuk sebarang kegiatan yang melibatkan remaja
seperti program Program Latihan Khidmat Negara (PLKN) dan lain-lainnya.

Kemudahan untuk Kenderaan Awam


Kemudahan untuk kenderaan awam juga antara tempat kegiatan vandalisme
sebagaimana yang dilaporkan oleh akbar. Antara yang menjadi sasaran
kegiatan ini pada kemudahan kenderaan awam ialah papan tanda arah
(Berita Harian, 2010), peralatan kenderaan awam itu sendiri, dan tempat
menunggu bas (Berita Harian, 2001). Hal ini sebagaimana yang digambarkan
dalam Jadual 5.13

Jadual 5.13 Sasaran Vandalisme pada Kemudahan Kenderaan Awam

Kemudahan Transport AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Papan tanda arah - - - X - - - - - - - -
Peralatan Transport - - X - - - - - - - - -
Tempat menunggu bas - - X - - - - - - - - -
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 99

Sebagai contoh laporan berikut menggambarkan bahawa tempat menunggu


bas menjadi sasaran kegiatan vandalisme:

Kerajaan membelanjakan berjuta-juta ringgit untuk membina kemudahan


awam seperti tandas awam, tempat menunggu bas, tempat permainan
dan gerai makan untuk menyediakan kemudahan dan keselesaan kepada
orang ramai.
(Berita Harian, 2001)

Petikan ini menggambarkan bahawa tempat menunggu bas juga sasaran


yang penting remaja untuk melakukan kegiatan vandalisme mereka.

Stadium
Akhir sekali, terdapat juga laporan yang menyatakan bahawa kemudahan
stadium juga menjadi sasaran vandalisme khususnya kerusi dalam stadium
(Ahmad, 2007).

KESAN DARIPADA KEGIATAN VANDALISME


Kegiatan vandalisme ini memberi kesan yang besar kepada pelbagai pihak
sebagaimana analisis yang dilaporkan terhadap berita akbar. Kesan ini
ditunjukkan dalam Jadual 5.14.

Jadual 5.14 Kesan daripada gejala vandalisme kepada masyarakat Malaysia

Kesan AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Kewangan X X X - - X - - - X - X
Mengundang Bencana X - - - - X - - X X X -
Menimbulkan persepsi buruk X X X X - - - X - - - -
Alam sekitar X - - X X - - - - - - -
Jenayah yang lebih berat - - - - - - - X - - - -

Kesan terbesar kegiatan vandalisme ialah kesan kewangan. Seterusnya,


vandalisme juga mengundang bencana, menimbulkan persepsi buruk,
kesan kerosakan kepada alam sekitar, dan mendorong kepada jenayah
remaja yang lebih berat.
100 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Kerugian Kewangan
Kesan kewangan merupakan kesan terbesar gejala vandalisme kerana
melibatkan kerugian dalam penyelenggaraan, duit yang sedia ada tidak
dapat digunakan untuk membina kemudahan lain, dan menjadi beban
kepada pembayar cukai.
Sebagai contoh pihak berkuasa terpaksa menggunakan duit pembayar
cukai membuat penyelenggaraan bagi kemudahan awam yang rosak dan
pihak syarikat telekomunikasi pula kerugian untuk menyelenggarakan
peralatan komunikasi.
Buktinya, puluhan juta perbelanjaan dikeluarkan untuk penyelenggaraan
kemudahan awam yang dirosakkan seperti yang dilaporkan berikut:

Menurutnya, pada tahun ini sahaja pihak DBKL telah memperuntukkan


sebanyak RM7.5 Juta bagi membaik pulih kemudahan awam yang telah
rosak akibat perbuatan vandalisme di kawasan perumahan oleh mereka
yang tidak bertanggungjawab.
(Utusan Malaysia, 1999)

RM9.4 juta pada tahun 2M1 bagi memperbaiki pelbagai kemudahan


di ibu negara yang rosak akibat perbuatan vandalisme.
Katanya, DBKL sahaja terpaksa membelanjakan sebanyak RM1.5 juta
dengan bilangan kes sebanyak 4,667 bagi tahun 2001 bagi memperbaiki
pelbagai kemudahan awam yang dirosakkan.
(Ahmad, 2007)

Malah, sebelum ini, kerajaan negeri Selangor sewaktu di bawah pentadbiran


Datuk Seri Dr. Mohamad Khir Toyo telah meluluskan RM20 juta untuk
mengecat semula rumah-rumah pangsa di seluruh negeri berkenaan yang
telah rosak akibat perbuatan vandalisme ini.
Sementara itu, Laporan Perangkaan Kes Vandalisme Dewan Bandaraya
Kuala Lumpur (DBKL) menunjukkan setakat empat bulan tahun ini,
agensi kerajaan dan swasta telah membelanjakan RM1.3 juta bagi mengganti
dan membaiki kemudahan akibat vandalisme yang membabitkan 6,814 kes.
(Idris, 2008)

Sementara itu, Pegawai Perhubungan Awam MPK, Haslinda Hassan


berkata, MPK terpaksa membelanjakan kira-kira hampir RM1 juta setahun
bagi kerja-kerja penyelenggaraan dan pemulihan harta benda awam
yang rosak akibat perbuatan vandalisme tersebut.
(Abdul Karim, 2010)
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 101

Begitu juga syarikat telekomunikasi mengalami kerugian yang bukan


sedikit kerana gejala vandalisme ini sebagaimana yang dilaporkan berikut:

Sementara bahagian Telco Telekom Malaysia yang mempunyai rangkaian


sebanyak 90,000 pondok telefon awam, dilaporkan terpaksa membelanjakan
RM80 juta bagi menggantikan kerosakan telefon akibat vandalisme.
Syarikat Telco Time.dot.com yang mengendalikan 40,000 pondok telefon
‘Uniphone’ di negara ini menerima sekitar 80 hingga 100 kes vandalisme
aset mereka dalam masa sebulan.
(Ahmad, 2007)

Apabila banyak perbelanjaan dibelanjakan untuk perbelanjaan,


ini mengakibatkan kemudahan lain tidak dapat dibangunkan. Dengan
itu, rakyat keseluruhan sendiri yang mendapat kerugian terhadap kegiatan
vandalisme ini. Sebagai contoh Berita Harian (2001) menjelaskan:

Meningkatkan kos menyelenggarakan akan memberi kesan kepada kurangnya


peruntukan untuk membina kemudahan awam yang baru. Peruntukan yang
rendah akan menyebabkan kurangnya kemudahan awam yang dapat disediakan
dan ini merugikan orang ramai. Vandalisme perlu dibendung dan dihentikan.

Bukan setakat orang ramai yang mendapat kerugian, bahkan beban


kewangan juga dipikul oleh orang ramai kerana perbelanjaan yang
tidak sepatutnya ini. Sekali lagi Berita Harian (2001) menjelaskan:

Sekiranya tiada usaha konkrit untuk membendung perilaku ini ia akan


menjadi beban kepada rakyat dan kerajaan. Kerajaan akan memungut
cukai daripada rakyat untuk membina berbagai kemudahan yang
disediakan. Semakin tinggi peruntukan disediakan semakin banyak
cukai perlu dibayar oleh rakyat. Cukai yang dipungut ini akan dipulangkan
kepada rakyat dalam bentuk kemudahan yang disediakan.

Seolah-olah, gejala vandalisme ini mempunyai kesan berantai kepada orang


ramai. Akibat sikap buruk remaja, semua orang terpaksa memikul beban
kewangan secara tidak langsung yang melibatkan puluhan juta setahun.

Mengundang Bencana
Selain beban kewangan, kegiatan vandalisme juga boleh mengundang
bencana kepada orang ramai kesan daripada ketidak seimbangan peralatan
102 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

yang dirosakkan. Akibatnya, peralatan yang rosak boleh menimbulkan


marabahaya kepada kanak-kanak dan orang ramai (Utusan Malaysia, 2007;
Abdul Karim, 2010), peralatan juga mungkin tidak boleh digunakan
langsung oleh orang ramai (Abdul Karim, 2010), menyebabkan kebakaran
seperti sekolah (Utusan Malaysia, 1999) serta pencawang dan kabel
elektrik (Sarabatin, 2016), serta menyebabkan terputusnya bekalan elektrik
(Idris, 2008; Sarabatin, 2016).

Kecacatan Pemandangan Alam sekitar


Peralatan yang rosak bukan setakat merugikan, tetapi juga mencacatkan
pemandangan alam sekitar yang menjadi tempat rekreasi dan tempat
permainan kepada kanak-kanak dan orang ramai (Abdul Karim, 2010;
Berita Harian, 2010). Akibatnya, ibu bapa untuk tidak gembira untuk
membenarkan anak mereka bermain di taman permainan yang separa
rosak atau rosak terus. Hal ini menyebabkan anak-anak pula kurang
keseronokan untuk bermain (Berita Harian, 2011).

Menimbulkan Persepsi Buruk


Perbuatan vandalisme juga menimbulkan persepsi buruk dan memalukan
kepada para pelancong yang melancong di negara ini (Abdul Karim,
2010; Berita Harian, 2001). Para pelancong pada dasarnya mempunyai
persepsi bahawa masyarakat Malaysia merupakan masyarakat yang berbudaya
dengan budaya timur, iaitu mempunyai budi pekerti yang sopan dan
santun. Perbezaan persepsi dengan apa yang dipercayai dengan apa yang
berlaku pada harta awam akibat vandalisme sudah tentu mengelirukan para
pelancong tersebut (Berita Harian, 2001; Abdul Karim, 2010; Penghuni
Tua, 2013).
Manakala bagi Institut Pengajian Tinggi (IPT) awam yang
mengalami kerosakan kemudahan akibat daripada kegiatan vandalisme
ketika program PLKN menimbulkan persepsi buruk kepada pentadbiran
universiti awam. Persepsi buruk yang dipercayai bahawa peserta PLKN
merupakan remaja yang tidak memiliki pemikiran dan perilaku yang
maju dan tinggi sehingga sanggup melakukan kegiatan vandalisme terhadap
kemudahan IPT (Ahmad, 2007).
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 103

Mendorong Jenayah yang Lebih Berat


Kesan yang lebih buruk juga dijangkakan oleh akhbar bahawa kegiatan
vandalisme ini boleh mendorong untuk para remaja terlibat dengan
jenayah yang lebih berat, iaitu mencuri dan meragut sebagaimana yang
dibimbangi oleh Penghuni Tua (2013) dengan kata-katanya:

Untuk makluman pembaca, kegiatan vandalisme juga boleh membenih


jenayah di kawasan bandar yang pesat membangun kerana pada mulanya
si pelaku hanya merosakkan kemudahan awam, tetapi lama kelamaan
berani bertindak melampaui undang-undang.

Kenyataan ini ada kebenarannya bahawa kebiasaan remaja yang mengikut


perasaan lebih daripada akal fikiran mereka boleh mendorong mereka
untuk bertindak lebih lagi sehingga melanggar undang-undang negara.

PIHAK YANG WAJAR MENANGANI VANDALISME


Pelbagai pihak disarankan untuk sama-sama membanteras kegiatan
vandalisme ini, iaitu Pihak Berkuasa Tempatan (PBT) (Berita Harian,
2001; Ahmad, 2007), ibu bapa (Utusan Malaysia, 1999; Berita Harian,
2001), guru, ketua masyarakat (Utusan Malaysia, 1999), badan Non
Government Organization (NGO) (Berita Harian, 2001), dan ahli
masyarakat keseluruhan (Utusan Malaysia, 2007). Hal ini demikian
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Jadual 4.15.

Jadual 5.15 Pihak yang wajar berperanan menangani gejala vandalisme

Peranan untuk mencegah AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL


PBT - - X X - - - - - - - -
Ibu bapa - - - X - - - - - X - -
Guru - - - - - - - - - X - -
Ketua masyarakat - - - - - - - - - X - -
NGO - - X - - - - - - - - -
Ahli masyarakat - - - - - - - - - - X -

Semua pihak ini dituntut berperanan untuk menangani kegiatan


vandalisme ini sebagaimana petikan berikut:
104 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Program kesedaran ini perlu disokong sepenuhnya oleh PBT. Ini kerana
PBT mempunyai hubung kait secara langsung dengan harta awam. PBT
bertanggungjawab membina dan menyelenggarakan kemudahan awam.
(Berita Harian, 2001)

...beliau berharap ibu bapa dapat memberi penekanan kepada anak


masing-masing supaya tidak terbabit dalam kegiatan vandalisme yang
semakin menjadi-jadi sejak kebelakangan ini.
(Berita Harian, 2010)

Tidak ketinggalan menyeru para ibu bapa, Ketua Masyarakat, guru-guru


dan pendidik dalam memupuk sikap cintakan harta awam di kalangan
para pelajar dan juga anak-anak agar mereka tidak terlibat dengan
aktiviti vandalisme.
(Utusan Malaysia, 1999)

Di samping itu, fungsi NGO dan media massa juga amat diperlukan
bagi menyampai dan menghebahkan maklumat berkaitan dengan kesedaran
masyarakat berhubung dengan vandalisme.
(Berita Harian, 2001)

...masyarakat seharusnya memberi kerjasama penuh untuk memastikan


tugas DBKL dalam membasmi vandalisme dapat dijalankan dengan lebih baik.
(Utusan Malaysia, 2007)

Berdasarkan petikan ini boleh dirumuskan bahawa semua pihak jika


bekerjasama untuk membendung kegiatan vandalisme, maka sudah tentu
kegiatan ini dapat dikurangkan seterusnya dibendung daripada berleluasa.

KAEDAH MENANGANI KEGIATAN VANDALISME


Terdapat lima cadangan utama daripada petikan akbar dan artikel untuk
menangani kegiatan vandalisme ini, iaitu melalui pendidikan (Utusan
Malaysia, 2007; Abdul Karim, 2010; Berita Harian, 2010), memperkasakan
masyarakat setempat (Berita Harian, 2001; Abdul Karim, 2010; Berita
Harian, 2011; Penghuni Tua, 2013), melaksanakan pelbagai aktiviti
kesedaran (Utusan Malaysia, 1999; Berita Harian, 2001; Idris, 2008; Abdul
Karim, 2010; Penghuni Tua, 2013), memulihkan kerosakan dengan
segera (Utusan Malaysia, 1999; Berita Harian, 2001; Abdul Karim, 2010;
Berita Harian, 2010), dan melaksanakan penguatkuasaan undang-undang
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 105

(Utusan Malaysia, 1999; Berita Harian, 2001; Idris, 2008; Abdul Karim,
2010; Penghuni Tua, 2013). Hal ini demikian seperti mana yang
ditunjukkan dalam Jadual 5.16.

Jadual 5.16 Kaedah menangani gejala vandalisme di Malaysia

Cara menangani AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL
Pendidikan X - - X - - - - - X - -
Memperkasa Masyarakat X - X - X - - X - - - -
Aktiviti Kesedaran X - X - - X - X - X - -
Memulihkan segera kerosakan X - X X - - - - - X - -
Penguatkuasaan X - X - - X - X - X - -

Berdasarkan cadangan ini bahawa menangani kegiatan vandalisme perlu


dimulakan dengan pendidikan dalam keluarga, pendidikan masyarakat,
tanggungjawab pihak berkuasa tempatan, dan pendidikan melalui undang-
undang negara.

Pendidikan
Kaedah terpenting dalam membendung kegiatan vandalisme adalah melalui
pendidikan sama dalam keluarga atau sekolah. Melalui pendidikan pihak
ibu bapa dan sekolah dituntut untuk memupuk rasa cinta dan sayang
kepada kemudahan awam (Utusan Malaysia, 1999), memberi penekanan
agar semua anak dan pelajar menjaga kemudahan awam (Berita Harian,
2010), menghargainya, serta menanam rasa tuntutan moral yang tinggi
untuk menjaga kemudahan awam tersebut (Abdul Karim, 2010).

Memperkasa Masyarakat
Selain keluarga dan sekolah melalui pendidikan, ahli masyarakat juga
perlu menangani kegiatan vandalisme ini dengan sikap tegur-menegur,
nasihat-menasihati (Abdul Karim, 2010; Berita Harian, 2001; Penghuni
Tua, 2013), bekerjasama dalam kalangan ahli masyarakat untuk
membanteras kegiatan tersebut (Berita Harian, 2001, 2011; Penghuni
Tua, 2013), dan membuat aduan kepada pihak berkuasa terhadap kegiatan
vandalisme yang dilakukan oleh para remaja (Abdul Karim, 2010; Berita
Harian, 2001).
106 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

Aktiviti Kesedaran
Salah cara untuk membendung kegiatan vandalisme ialah melalui pelbagai
aktiviti kesedaran seperti kempen kesedaran (Berita Harian, 2001; Idris,
2008; Utusan Malaysia, 1999), membuat pertandingan (Utusan Malaysia,
1999), gotong-royong (Abdul Karim, 2010), aktiviti mengecat semula
peralatan yang diconteng (Idris, 2008), membuat pameran, memperkenalkan
pelbagai cogan kata yang memupuk sifat sayangkan harta awam (Utusan
Malaysia, 1999), dan melaksanakan program kaunseling bagi remaja ang
bermasalah (Penghuni Tua, 2013).

Memulihkan Segera Kerosakan


Salah satu cara untuk menangani kegiatan vandalisme adalah dengan
mempercepatkan pembaikan semua peralatan yang dirosakkan. Hal ini
kerana, memulihkan peralatan yang rosak lebih baik dan menjimatkan
kos daripada menggantikannya dengan sesuatu yang baru. Selain itu,
mempercepatkan pemulihan barangan yang rosak lebih menjimatkan
daripada membetulkan barangan yang rosak teruk (Abdul Karim, 2010;
Berita Harian, 2001, 2010; Utusan Malaysia, 1999).

Penguatkuasaan
Akhir sekali, penguatkuasaan undang-undang merupakan jalan terakhir
bagi menangani gejala vandalisme (Abdul Karim, 2010; Penghuni Tua,
2013; Utusan Malaysia, 1999). Sekiranya undang-undang yang sedia ada
tidak berjaya untuk menangani gejala vandalisme, maka hukuman yang
lebih berat wajar dibentuk dan dikuatkuasakan. Akhir sekali, bagi menampung
penguatkuasaan undang-undang ini, skuad anti vandalism juga perlu
diwujudkan di kawasan yang selalu terjadi gejala vandalisme ini (Idris, 2008).

PANDANGAN ISLAM TERHADAP VANDALISME


Pada sisi Islam, perbuatan vandalisme dianggap perbuatan yang berdosa
kerana tiga perkara, iaitu kerana harta awam merupakan harta orang ramai,
penekanan Islam agar setiap perlakuan mesti mempunyai tujuan yang
bermakna, dan matlamat yang benar dalam Islam masih tidak membenarkan
cara yang haram untuk mendapatkannya.
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 107

Setiap Perlakuan Perlu Bertujuan


Sebagai seorang remaja Muslim, hidup dengan mempunyai tujuan itu
adalah menjadi kewajipan kepada mereka. Setiap perbuatan atau kelakuan
yang dilakukan tanpa sebarang tujuan atau niat, maka perbuatan tersebut
akan menjadi sia-sia di sisi Islam. Orang yang hidup sia-sia maka dia akan
terkeluar daripada ciri seorang Mukmin yang baik. Hal ini sebagaimana
firman Allah SWT yang menjelaskan:

َ ُ ْ ْ َ ُ
‫َوا ِ َ ْ ِ ا ِ ُ ِ ن‬
Maksud: Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan per-
kataan yang sia-sia.

Ayat ini disokong oleh hadis nabi yang menjelaskan (Ibn Majah, 2009:
3976):
َ ْ ْ ُ ْ ُ َُ َ َ َ َ َََُْ َ ْ َ
ِ‫ ِﻣﻦ ﺣﺴ ِﻦ إِﺳـﻼم‬:‫ ﻗﺎل رﺳﻮل ا ِ ﷺ‬:‫ ﻗﺎل‬، ‫ﻦ أ ِ ﻫﺮ ﺮة‬
َْ َ ُُ َ ْ
.‫ َﻤ ْﺮ ِء ﺗ ْﺮﻛﻪ َﻣﺎ ﻻ 'ﻌ ِﻨﻴ ِﻪ‬-‫ا‬
Maksud: Abu Hurayrah RA katanya bahawa Rasulullah SAW bersabda:
“Salah satu daripada kebaikan Islam ialah seseorang itu meninggalkan
sesuatu yang tidak memberi makna kepadanya.

(Ibn Majah)

Justeru, seseorang remaja tidak boleh hidup dalam keadaan tidak mempunyai
maksud atau tujuan (Jasmi et al., 2015). Hal ini seperti hal dalam vandalisme
yang sekurang-kurangnya remaja yang terlibat tidak mempunyai tujuan
yang khusus mereka melakukan perbuatan tersebut atau lebih teruk kerana
dendam dan kerana cinta yang tidak dibenarkan oleh syarak (Jasmi &
Md. Saleh @ Masrom, 2017) untuk melakukan vandalisme.

Harta Kemudahan Awam Merupakan Harta Orang Ramai


Semua kemudahan awam berkemungkinan adalah datang daripada cukai
pintu yang dikenakan oleh PBT kepada rumah taman. Manakala harta
108 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

yang dibina seperti pondok telefon dan kemudahan elektrik pula datang
daripada syarikat. Syarikat ini menyediakan kemudahan kepada orang
ramai agar elektrik dan telefon awam dapat digunakan secara efisien oleh
orang ramai dan seterusnya keuntungan dapat dijana daripada keuntungan
untuk diberikan cukai kepada kerajaan bagi menyediakan kemudahan
yang lain seperti kemudahan jalan raya dan kemudahan kenderaan awam.
Oleh itu, merosakkan kemudahan awam apatah lagi mencurinya
merupakan satu tindakan merosak dan mencuri harta orang ramai sama
ada disediakan oleh kerajaan atau syarikat. Sebarang kerosakan harta
awam sehingga tidak dapat digunakan, marabahaya kepada penggunanya,
maka implikasi dosa kepada orang yang merosakkannya. Manakala mencuri
harta awam seperti mencuri harta orang ramai dan dianggap satu dosa
melakukannya walaupun tidak seberat mencuri harta individu manusia.
Orang yang melakukannya akan dilaknat oleh Allah SWT sebagaima-
na hadis Nabi SAW (Al-Tabrani, 1994: 3050):

َ7‫ ْ ُﻤ ْﺴﻠﻤ‬-‫آذى ا‬
َ ْ َ َ َ َ َ ْ َََْ ُ ْ َ
ِِ ‫ ﻣﻦ‬:‫ ﷺ ﻗﺎل‬4ِ 5‫ أن ا‬ ‫ﻦ ﺣﺬ'ﻔﺔ ﺑ ِﻦ أ ِﺳﻴ ٍﺪ‬
ََْ َْ ْ
.‫ ُﻃ ُﺮ ِﻗ ِﻬ ْﻢ َو َﺟﺒَﺖ َﻋﻠﻴ ِﻪ ﻟﻌﻨﺘُ ُﻬ ْﻢ‬Fِ
Maksud: Huzayfah bin Asid menceritakan bahawa Nabi SAW bersabda:
“Sesiapa yang menyakiti kaum muslimin pada jalan mereka dia pasti
mendapat laknat mereka.”

Hadis ini membuktikan bahawa menyakiti umat Islam terhadap kemudahan


awam dengan kias kepada jalan raya kepada kemudahan yang lain
mewajibkan seseorang itu mendapat laknat Allah SWT. Hukum berdosa
ini juga disokong dengan firman-Nya:

ْ ُْ ( ُ َ َ َْ َ َْ َ َ
/ &ِ ِ ' ‫ *ِ) ا‬% +‫ إِن ا‬.ۖ ‫ْ"ِ ا! َ د ِ ا ر ِض‬#$ %‫َو‬
َ ْ

Maksud: Janganlah engkau melakukan kerosakan di muka bumi;


sesungguhnya Allah SWT tidak suka kepada orang yang berbuat kerosakan.

(Surah al-Qasas, 28:77)


Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 109

Ayat melakukan kerosakan menurut (Al-Mahalli & al-Suyuti, t.th.) sebagai


melakukan maksiat. Dalam konteks gejala vandalisme dengan perbuatan
merosak dan mencuri harta awam.

Matlamat Tidak Menghalalkan Cara


Sekalipun dalam vandalisme terdapat niat untuk mendapat keuntungan.
Namun cara yang salah, iaitu merosakan sesuatu yang menjadi milik orang
ramai dengan tujuan untuk menjualnya, maka hal ini tidak dibenarkan
dalam Islam. Kaedah umum usul fiqah ini dijelaskan seperti berikut:

ََ ْ ْ َُّ َ َُ َ
‫ َﻮ ِﺳﻴﻠﺔ‬-‫ ُر ا‬H
ِ ‫اﻟﻐﺎﻳﺔ ﻻ ﺗ‬
Maksud: Matlamat Tidak Menghalalkan Cara.

Mendapatkan sesuatu daripada hasil yang haram adalah sesuatu yang sangat
bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini kerana hasil yang haram, mampu
merosakkan peribadi orang yang memakannya (Talib al-Rembawi, 2003;
Wan Mohamed Radzi, 2000). Ringkasnya, orang yang terlibat dengan
perbuatan vandalisme ini terlibat dengan dua perkara yang haram, iaitu
kaedah mendapatkan pendapatan yang salah, iaitu dengan merosakkan
harta benda haram serta memakan sesuatu yang haram daripada pen-
dapatan tersebut.

KESIMPULAN
Secara ringkasnya pengertian vandalism ialah perbuatan merosakkan
atau memusnahkan kemudahan awam atau harta persendirian tanpa
sebab yang sah di sisi undang-undang sama ada perbuatan ini dilakukan
secara persendirian atau berkumpulan. Kegiatan ini juga sering dilakukan
oleh golongan remaja terutamanya pelajar-pelajar sekolah, tidak mengira
lelaki mahupun perempuan. Apa yang lebih penting ialah sikap vandalism
mengakibatkan pihak awam dan swasta mengalami kerugian kerana terpaksa
mengeluarkan kos untuk membaiki dan menggantikan peralatan yang rosak.
Isu vandalisme juga merupakan salah satu isu gejala sosial yang
sering dilakukan oleh para remaja yang tidak mempunyai sifat kesantunan.
Mereka ini bersikap mementingkan diri sendiri sahaja kerana mereka
merosakkan kemudahan awam tanpa memikirkan akibatnya terhadap
110 Remaja Hebat: Batasan dan Halangan Kecemerlangan Remaja Muslim

orang awam. Mereka ini juga tidak menyayangi dan menghargai harta
benda awam. Memandangkan gejala sosial ini semakin berleluasa di
Malaysia, maka masyarakat wajar berusaha membendung masalah ini
(Utusan Malaysia, 2014).

RUJUKAN
Abdul Karim, Khairatul Ainal 2010. “Vandalisme Kian Meruncing”
dlm. Utusan Malaysia. 13/07/2010.
Ahmad, Baharudin. 2007. Menjadi Survivor dalam Dunia Penuh Cabaran.
Wangsa Melawati, Kuala Lumpur: PTS Millennia sdn. bhd.
Al-Mahalli, Jalaluddin Muhammad Ahmad, & al-Suyuti, Jalaluddin
‘Abd al-Rahman Abu Bakr. T.Th. Tafsir al-Jalalayn. Al-Qahirah:
Dar al-Hadith.
Al-Tabrani, Sulaiman Ahmad. 1994. Al-Mu‘jam al-Kabir. Hamdi ‘Abd
al-Majid al-Salafi (Ed.). Jld. 1-25. Al-Qahirah: Maktabah bin al-
Taymiyyah.
Berita Harian. 2001. “Penjagaan Harta Awam Tugas Semua” dlm. Berita
Harian, hlm. 28. 04/26/2001.
Berita Harian. 2010. “Vandalisme Semakkan Mata” dlm. Berita Harian.
04/07/2010.
Berita Harian. 2011. “Bendung Kegiatan Vandalisme” dlm. Berita Harian,
hlm. 28. 03/02/2011.
Ibn Majah, Muhammad Yazid. 2009. Sunan Ibn Majah. Shu‘ayb Al-
Arna’ut, ‘Adil Murshid, Muhammad Kamil Qurrah Balali, & ‘Abd
al-Latif Hirzullah (Ed.). Jld. 1-5. Beirut: Dar al-Risalah al-‘Alamiyyah.
Idris, Mohamed S. M. 2008. “Kita Masih Bergelut dengan Vandalisme”
dlm. Utusan Malaysia. 24/04/2008.
Jasmi, Kamarul Azmi, Ahamed, Azmi Maricar, dan Mohd Noor,
Jawwal Miqdam. 2015. Mahasiswa dan Matlamat Hidup. Dlm.
Kamarul Azmi Jasmi (Ed.), Mahasiswa dan Kehidupan Menurut
Perpektif Islam: Asas Pembangunan Mahasiswa. Skudai, Johor Bahru:
Penerbit UTM Press.
Jasmi, Kamarul Azmi dan Md. Saleh @ Masrom, Siti Fauziyani. 2017.
Didiklah Kami Dengan Sempurna. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka.
Kamus Dewan. 2005. Kamus Dewan. Edisi Keempat ed. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka.
Vandalisme dalam Kalangan Remaja dan Kaedah Menanganinya 111

Omar, Aswany. 2015. “Vandalisme Punca Kemudahan Rosak” dlm.


Sinar Harian. 7 April 2015
Penghuni Tua. 2013. “Bendung Gejala Vandalisme” dlm. Utusan
Malaysia. 25/10/2013.
Sarabatin, Mohd Azrone. 2016. “Kebakaran Kabel Elektrik Mungkin
Akibat Vandalisme” dlm. Berita Harian. Sabtu, 30 April 2016.
Talib al-Rembawi, Zakaria. 2003. Pemakanan dan Kesannya Terhadap
Pembentukan Peribadi Muslim. Selangor: Pustaka Ilmi.
Utusan Malaysia, Online. 1999. “Vandalisme Babitkan Pelajar Kian
Serius” dlm. Utusan Malaysia. 6.11.1999.
Utusan Malaysia, Online. 2007. “DBKL Rugi RM5j Akibat Vandalisme
Tahun Lepas” dlm. Utusan Malaysia. 21 Mei 2007.
Utusan Malaysia, Online. 2014. 13,359 Pelajar Terlibat Salah Laku
Disiplin Berat. Kuala Lumpur: Kumpulan Utusan.
Wan Mohamed Radzi, Che Wan Jasimah. 2000. Konsep Kesihatan
Melalui Pemakanan: Pendekatan Islam dan Sains. Kuala Lumpur:
Utusan Publications dan Distributors Sdn Bhd.
Yahaya, Abdullah Sani. 2006. Mengurus Disiplin Pelajar. Batu Caves,
Selangor: PTS Professional Publishing Sdn Bhd.

View publication stats

You might also like