Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
berpengaruh karena para remaja masa kini mengikuti perkembangan zaman saat
ini. Kebanyakan remaja masih memiliki sifat cenderung labil atau cenderung
mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka. Jika tidak
Terjadi perubahan gaya hidup (life style) anak remaja masa kini tak lepas
dari perubahan budaya, pola pikir yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Para
abad lalu dalam kehidupan manusia memang tak terhindarkan. Budaya modern,
dan segala hal yang berbau gaya hidup modern harus diikuti. Bila tidak, maka
Pada saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman, aman,
tentram cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa yang
telah di capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih
baik lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung tidak produktif malah
1
Dengan sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang
mereka dapatkan secara tidak sadar. Sumber dari dampak-dampak bagi para
internet, dan juga dalam perkembangan moral dan budaya. Kalau lihat dari sisi
Degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku
menjadi prioritas utama, yang dibungkus dalam bentuk hiburan malam. Salah
satu alasan yang sering dikemukakan ketika dugem adalah untuk menghilangkan
stress. Akan tetapi anggapan ini belum terbukti. Kesenangan yang dirasakan saat
clubbing bisa jadi hanya reaksi emosi sementara. Jika dilakukan berulang-ulang
dan menjadi rutinitas, secara langsung atau pun tidak maka akan berpengaruh
merokok dan minum minuman keras. Seperti yang sudah diketahui, hal tersebut
cenderung menimbulkan efek negatf terutama untuk kesehatan tubuh. Selain itu
kegiatan ini dilakukan pada malam hari sampai pagi, dimana seharusnya tubuh
beristirahat setelah seharian beraktivitas. Selain itu, bagi pelajar yang sudah
memasuki dunia malam, hampir bisa dipastikan mendapat label buruk dari
2
masyarakat, walaupun disana mereka hanya duduk menari dan minum orange
dikalangan remaja bukan lagi hal yang sulit ditemukan di Kota Medan. Karena
istilah clubbing. Dunia gemerlap atau yang biasanya disebut Clubbing ,sudah
menjadi kegiatan malam bagi kebanyakan remaja termasuk pelajar di kota Medan.
memiliki hobi yang sama dan membentuk kelompok atau komunitas yang
terorganisir, sebagai pengunjung setia sejumlah pub, diskotik, dan bar. Mayoritas
para clubbers adalah para generasi muda pelajar yang memiliki status ekonomi
yang cukup baik. Ini terlihat dari kebutuhan-kebutuhan materi yang menopang
aktivitas clubbing yang jelas membutuhkan dana ekstra. Mulai dari pemilihan
para pelajar merasa menemukan jati diri, di sana mereka bisa “berjingkrak-
jingkrak” sebebasnya, meneguk alkohol dan bercanda sampai pagi, lalu pulang
dalam keadaan lelah bahkan mabuk tanpa memikirkan kegiatan di sekolah besok.
Peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini lebih jauh karena para anak
remaja seakan menjadikan kegiatan dugem sebagai aktifitas yang biasa , bahkan
3
menganggap bahwa Dugem adalah trend dan pelepas stress di sekolah ataupun
dunia malam sehingga dapat menjadi himbauan bagi remaja lain agar tidak
terjerumus kedalam dunia malam. Dari uraian diatas maka penulis berniat untuk
Bila dilihat dari latar belakang yang telah di uraikan maka yang menjadi
1. Profil anak dugem di kalangan para remaja yang terdapat di kota Medan
kota Medan
Dugem.
penelitian ini adalah “Profil Anak Dugem Di Kalangan Remaja Di Kota Medan”
4
2. Apa yang melatar belakangi remaja hidup dalam aktifitas dugem ?
2. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi remaja hidup dalam aktifitas
dugem.
bermanfaat pada remaja yang terlibat dengan Dugem khusunya dan semua
5
BAB II
terdahulu yang dianggap relevan oleh penulis dengan penulisan yang dilakukan
yaitu:
merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
masalah kenakalan remaja ini secara gamblang dengan mengacu kepada teori-
masalah kenakalan remaja. Saran saya setelah membaca buku ini pembaca
kenakalan remaja, terlebih untuk para orang tua buku ini sangat penting untuk
dibaca, karena orang tua tentu saja tidak ingin kenakalan remaja terjadi pada anak
dan keluarganya.
6
Jamal (2012) dalam bukunya “ kiat mengatasi kenakalan remaja di
sekolah” Akhir-akhir ini, media massa diwarnai oleh berita-berita negatif tentang
Adakah kaitan antara kondisi psikologis dengan kenakalan yang mereka lakukan?
Dan, kiat apa saja yang bisa diterapkan untuk mengatasinya? Buku inilah yang
melalui pendekatan sisi psikologis dan edukatif. Di dalamnya, Anda diajak untuk
memahami kondisi psikologis, isi pikiran, dan hal-hal yang mewarnai dunia
remaja. Sebagai ujung terdepan dalam pendidikan anak, sekolah juga memiliki
peran sangat vital. Untuk itu, buku ini juga mencoba menjawab kiat-kiat yang bisa
misalnya melalui media pendidikan karakter dan pengembangan bakat dan minat.
Dengan ulasan dari sudut pandang seorang guru, menjadikan buku ini lebih
putri remaja Anda tumbuh menjadi remaja yang positif dan produktif, maka buku
7
Noerham adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan
bahwa Stereo tipe mengenai tempat Dugem sebagai tempat mabuk, ngobat, dan
sex bebas ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya benar.Citra tempat Dugem
tempat lain seperti tempat karaoke, bilyard, bahkan nonton film di bioskop. Ini
Nofal Liata adalah Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung
mahasiswa.
8
atau tidak untuk mengikuti gaya hidup yang datang dari barat atau
Amerika.
Gaya hidup modern adalah alasan seorang mahasiswi di Kota Manado tertarik
gemerlap disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu rasa
jenuh terhadap aktivitas yang sama, tekanan yang diperoleh dari aktivitas kuliah,
anggapan bahwa clubbers itu gaul, dan adanya masalah pribadi. Faktor eksternal
adalah ajakan teman atau kenalan, ketertarikan yang muncul dari media sosial,
perubahan lingkungan pergaulan, dan kurangnya pengawasan dari orang tua atau
wali. Dampak dari dunia gemerlap ini dirasakan mengganggu kehidupan studi
mereka.
maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan
antara satu dengan orang yang lain (Awan,2006:9) menyebutkan bahwa gaya
hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan
opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status
sosialnya.
9
Budaya hidup (gaya hidup dan lain-lain) adalah suatu arena penting bagi
dia, konsumsi budaya itu cendrung sadar dan disengaja atau tidak mengisi suatu
akhirnya bersifat ekonomi, bentuk yang diambil bersifat kultural dan bahwa
adalah kunci untuk memahami hal itu lebih lanjut komitmen kelas dominan
dalam suatu struksur sosial. Menurut Gell, dalam proses komsumsi berlangsung
satu siklus dimana barang-barang melekat pada acuan persona yang dapat dimiliki
setiap orang yang berfungsi menjadi suatu ciri kepribadian, tanda identitas, dan
aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik, tapi ini
10
juga berarti bahwa gaya hidup adalah cara bermain dengan identitas.” Atau
dengan kata lain : “Gaya hidup adalah suatu cara terpola dalam pergaulan,
namanya”.
Chaney juga berasumsi bahwa gaya hidup merupakan ciri dari sebuah masyarakat
modern, atau biasa juga disebut modernitas. Maksudnya disini adalah siapapun
Untuk suatu penjelasan yang lebih luas atau lebih mendalam tentang
laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karateristik rata-rata dari
melawan peraturan yang legal. Sedangkan kejahatan itu sendiri mencakup banyak
variasi tingkah laku dan sifatnya sangat heterogen, karena bisa dilakukan oleh
11
kelompok sehingga dapat menimbulkan penyakit baru dimasyarakat. Sehingga
dalam hal tersebut diperlukan suatu kesadaran akan penyimpangan yang ia akan
lakukan dana apa dampaknya terhadap masyarakat secara luas. Sehingga dalam
hal ini perlu kesadaran akan peran masing-masing masyarakat didalam lingkungan
sosial ini, dimana peran dalam hal ini yang bersifat positif dan tidak menyimpang
dari norma yang ada dan akan berdampak panjang pula terhadap suatu
kepositifan.
bahwa dunia malam yang dapat diartikan sebagai suatu hal yang menyimpang,
dimana kasus tersebut berhubungan dengan gaya hidup yang salah. Melihat hal
aktifitas dunia gemerlap menjadi suatu masalah yang sangat serius. Sebagaimana
dikatakan diawal bahwa hal yang tidak sesuai dengan norma atau hukum maka
sifatnya dilegalkan.
2.3.1 Dugem
Istilah dugem memiliki banyak makna. Ada yang berpendapat dugem itu
sekedar nongkrong di kafe atau pub. Ada juga yang mengaku dugem adalah
refreshing yang dilakukan di malam hari. Pendapat lain menyatakan kalau dugem
tidak harus identik dengan kafe, pub, diskotik atau kemewahan; tetapi lebih
12
menonjolkan sisi kebebasan, luapan kesenangan secara berlebihan untuk
memanjakan diri, mengekspresikan diri, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Istilah dugem merupakan bentuk akronim dari dunia gemerlap. Dunia gemerlap
dengan lampu warna-warni dan musik tanpa henti dengan para pengunjung yang
Konsep makna yang masih senada dengan dugem adalah clubbing. Kata
clubbing berasal dari bahasa Inggris yang dibentuk dari kata club yang bermakna
mengalami perubahan. Dalam bahasa Inggris juga dikenal night club yang dapat
berarti klub malam. Sepertinya, istilah clubbing ini lebih dekat hubungan
maknanya dengan night club, yaitu tempat hiburan yang buka pada malam hari
untuk makan, minum, dansa, dan musik. Istilah clubbing yang dipahami para
hiburan di tempat yang menawarkan dugem. Jadi, dugem dan clubbing adalah dua
istilah yang merujuk pada makna yang sama, yaitu tempat-tempat yang
adalah kata bahasa Inggris yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia
Clubbing merupakan salah satu contoh dari demonstration effect atau suatu
pola yang menampakkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan yang
13
sebenarnya demi diperolehnya prestise atau gengsi (Susianto dalam Anisa 2003).
Demonstration effect ini adalah salah satu bentuk gaya hidup hedonis yaitu pola
hidup yang menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang
pada keramaian kota, serta senang membeli barang mahal untuk memenuhi
kesenangan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Bentuk gaya hidup hedonis
lainnya adalah free sex, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku konsumtif (Viola
dugem adalah suatu bentuk aktivitas seseorang yang mencari hiburan di malam
hari yaitu di kafe atau diskotik dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya
salah satu bentuk gaya hidup hedonis yaitu pola hidup yang menghabiskan waktu
di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, serta senang
membeli barang mahal untuk memenuhi kesenangan dan selalu ingin menjadi
pusat perhatian.
2.3.2 Remaja
Remaja atau adolescence berasal dari kata Latin adolescere yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja dibagi menjadi dua bagian,
yaitu remaja awal dan remaja akhir. Batas usia remaja awal yaitu 13 tahun sampai
16 atau 17 tahun, dan batas usia remaja akhir yaitu 16 tahun atau 17 tahun sampai
18 tahun (Hurlock, 1999). Gunarsa (1981), mengatakan bahwa masa remaja adalah
14
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja
Masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses
termasuk golongan orang dewasa atau tua. Remaja ada diantara anak-anak dan
orang dewasa. Secara global usia remaja berlangsung antara 12-21 tahun dengan
pembagian sebagai berikut, 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, 15-18
tahun merupakan masa remaja pertengahan, 18-21 tahun merupakan masa remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa, bukan
hanya dalam artian psikologis, tapi juga dalam artian fisik. Bahkan perubahan-
perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam
dan belum menikah (Sarwono, 2003). Batasan ini dibuat dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Usia 11 tahun adalah usia tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria
fisik).
b. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik secara
15
c. Pada usia tersebut mulai ada tanda penyempurnaan perkembangan diri seperti
(kriteria psikologis).
mereka yang sampai batas tersebut masih menggantungkan diri pada orangtua,
masih belum memiliki hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat atau
Remaja terdiri dari 2 bagian, yaitu remaja awal berusia sekitar 11 tahun-17/18
tahun dan remaja akhir berusia sekitar 18/19 tahun-24 tahun. Remaja biasanya
Dilihat dari defenisi gaya hidup menurut David Chaney dalam buku
antara satu dengan yang lain. Gaya hidup adalah bentuk identitas kolektif yang
16
Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan
mode of living that is identified by how people spend their time (activities),
what they consider important in their environment (interest), and what they
think of themselves and the world around them (opinion)” atau dapat diartikan
sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan
(minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar
(opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup
hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok
masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, dan
sebagainya.
17
Salah satu aktifitas yang dapat ditemui dalam masyarakat perkotaan
adalah dugem. Dugem adalah suatu kehidupan malam yang dilakukan di kafe,
bar, diskotik, dan sebagainya, yang sebagian dari pengunjung tempat tersebut
bahkan sarana untuk bersosialisasi. Perilaku dugem telah merambah tidak hanya
golongan kelas atas namun juga sampai ke kalangan remaja. Dalam penelitian ini,
akan membahas mengenai para remaja yang melakukan dugem oleh pelajar di
Lubuk Pakam.
mengikuti gaya hidup yang baru. Semakin majunya dunia media menyebabkan
banyaknya remaja yang mengikuti gaya ke eropaan atau lain sebagainya sehingga
hal tersebut mengubah pola piker mereka. Banyak remaja yang salah mengikuti
arus kehidupan tersebut iasi sehingga terjadi suatu deviasi atau penyimpangan.
Gaya hidup yang salah menyebabkan rusaknya moral para remaja tersebut.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah,
dan dilakukan oleh orang atau penulis yang tertarik secara alamiah. Sementara
setting); disebut juga sebagai metode etnography, karena pada awalnya metode
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lain sebagainya
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
penulis lebih mudah dalam hal penggambaran dan pemecahan masalah “Profil
19
3.2 Lokasi Penelitian
Untuk lokasi penelitian yaitu di kota Medan diskotik New Zone. Adapun
dipilihnya lokasi tersebut karena terdapat beberapa remaja yang memilih dugem
sebagai salah satu gaya hidup mereka. Selain itu dipilihnya kota Medan sebagai
lokasi peneltian di karenakan terdapat banyak diskotik atau bar. Salah satu faktor
lain yaitu adanya beberapa remaja yang di ketahui sering atau pernah melakukan
dugem.
yang dilakukan oleh penulis yang menjadi informan kuncinya adalah para remaja
di kota Medan yang sering mengunjungi tempat hiburan malam atau diskotik di
Kota Medan.
20
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
ini adalah Remaja di kota Medan yang sering mengunjungi tempat hiburan
3.4.1 Observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Untuk memperoleh data dan fakta
Sutrisno (1986) dalam Sugiyono (2012:145) adalah suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
3.4.2 Wawancara
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu. Untuk penelitian ini, peneliti
menggunakan model wawancara tak berstruktur. Dalam hal ini wawancara yang
21
dilakukan lebih spontan dan perihal gambarannya informan lebih siap
informan.
3.4.3 Dokumentasi
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berebntuk tulisan, gambar, atau
Untuk penelitian ini penulis akan menggali beberapa sumber, baik itu dari
buku-buku yang relevan, skripsi, jurnal ilmiah, artikel, maupun berbagai arsip
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan& Biklen (1982) dalam Moleong
(2014:45) menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
Dalam hal ini teknik analisis data yang akanpenulis pakai yakni merujuk
kepada pendapat model Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012:246),
22
1. Data reduction (reduksi data), berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya.
sebagainya.
hasil baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan atau hasil dapat
23
BAB IV
penelitian, maka nama subjek dalam penelitian ini merupakan nama samara dan
diketahui.
diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, New Zone
merupakan salah satu jenis usaha hiburan malam yang masuk dalam kategori
kelab malam. Orang-orang sering menyebut New Zone dengan singkatan NZ.
New Zone sebagai usaha pariwisata dengan Nomor/Tanggal Izin Usaha Pariwisata
terletak di jalan Mangkubumi atau nama jalan barunya di jalan Wajir (Jalan
Jalan Pemuda dan Jalan Jendral Suprapto. Karyawan yang berkerja di New Zone
yaitu sebanyak 60 orang. New Zone termasuk salah satu kelab malam terfavorit di
24
Kota Medan. New Zone menyediakan fasilitas berupa hotel, KTV, dan bar. New
New Zone buka setiap hari yaitu dari hari Senin sampai Minggu. New Zone
buka pukul 13.00 WIB sampai 04.00 WIB. Harga tiket hari biasa untuk masuk ke
kelab malam New Zone yaitu Rp 30.000 per orang. Harga tiket kelab malam New
Zone untuk akhir pekan yaitu Rp 50.000 per orang. Harga tiket masuk tersebut
belum termasuk dengan biaya sewa table dan minuman beralkohol. Untuk biaya
Subjek penelitian terdiri dari empat subjek. Subjek merupakan pelajar dan
1. Subjek 1
Umur : 19 Tahun
Alamat : Medan
Peampilan Fisik : Tinggi 158 cm, berat 50 kg, kulit sawo matang,
rambut lurus
25
karena tidak terlalu jauh dari pusat kota dan dari kampus subjek. Subjek tinggal
sendiri di kamar dengan ukuran yang cukup luas dan fasilitas yang lengkap,
tersebut adalah mahasiswa. Kos subjek bias dikatakan memiliki aturan yang
cukup keat, karna tinggal bersama ibu kos. Aturan yang diberikan antara lain,
adanya jam malam yaitu jam sepuluh malam, dan cowok dilarang masuk ke
dalam kamar.
memiliki keprbadian yang cukup baik dan berpenampilan menarik. Dilihat dari
siapa saja.
tidak heran kalau kedua orang tuanya menuntut anaknya lebih dari mereka.
26
Sampai saat ini wulan tidak pernah mengalami sakita yang membahayakan.
Ia tumbuh sehat dan menjaga pola hidup sehat. Dilihat dari observasi teman-
yang mengkhawatirkan.
d. Perkembangan Kognitif
studinya meskipun sampai saat ini ia belum dapat gelar sarjana. Tetapi
f. Ciri-ciri Kepribadian
cukup ramah kepada siapa saja dan memiliki rasa empati yang tinggi.
Penampilan wulan juga termasuk cukup menarik dan cantik. Dia juaga
2. Subjek 2
27
Nama : Lena (Nama Samaran)
Umur : 18 Tahun
Almat : Medan
Peampilan Fisik : Tinggi 160 cm, berat 50 kg, kulit putih, rambut
lurus pendek
Lena adalah seorang siswi kelas XII di salah satu SMK swasta di Kota
jenjang pendidikan di SMK dia tanggal di sebuah kos. Sebagai seorang anak
bungsu, lena dapat dikatakan manja karena mendapat perhatian yang sangat
orang tua lena saat ini tinggal di Krinci. Kedua kakaknya sudah berkuluarga.
pemerintahan di Krinci. Lena termasuk anak bungsu yang manja. Dia dapat
28
memenuhi kebutuhannya melalui kedua orang tua dan kakaknya yang sudah
mapan.
membahayakannya. Dia tumbuh dengan sehat dan menjaga pola hidup sehat.
d. Perkembangan Kognitif
Lena tergolong siswi yang biasa-biasa saja. Karena masih adanya dorongan
Lena saat ini tinggal di kos-kosan yang tempatnya cukup jauh dari sekolah.
Subjek tinggal berdua dengan sahabatnya di kamar dengan ukuran yang luas
dan fasilitas yang lengkap termasuk kamar mandi dalam, dan terdapat
sepuluh kamar mandi di tempat tinggal kos subjek, dan hampir semua yang
yang tidak memiliki jam malam dan terkesan bebas, sehingga anak-anak kos
dan subjek bebas untuk pulang dan pergi kapan pun. Namun demikian
29
f. Ciri-ciri Kepribadian
mengenakan pakaian tank top dan celana sangat pendek. Ketika ditanya
3. Subjek 3
Umur : 19 Tahun
Almat : Medan
Peampilan Fisik : Tinggi 161 cm, berat 56 kg, kulit sawo matang,
swasta, wanita berperawakan montok ini memiliki kulit sawo matang, mata
tetapi sikap dia saat dikampus sangat berbeda dengan sikap dia ketika
saat dikampus tidak macam-macam, dia hanya memakai kaos, kemeja yang
30
a. Latar Belakang Keluarga
Ruri adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Ruri tinggal bersama ibunya
saudara ruri juga kurang peduli terhadap satu sama lain. Semuanya mencari
berjualan makanan siap saji. Saudara laki-laki ruri yang pertama sudah
Ruri hidup jauh dari orang tua dan tidak mendapatkan pengawasan secara
langsung, pergaulan ruri diluar kampus sangat jauh berbeda dengan karakter
d. Perkembangan Kognitif
31
Ruri memiliki kemampuan kognitif yang biasa saja, dia juga bukan termasuk
temannya.
sekitar ruri termasuk cuek, hal ini dapat dilihat dari kurangnya tegura jika
ada tetangga mereka yang tinggal serumah antara laki-laki dan perempuan
f. Ciri-ciri Kepribadian
Ruri adalah orang yang cuek di lingkungannya, tetapi dia tetap ramah dan
murah senyum jika ada yang menegurnya. Ruri merukan anak yang humoris
Dia selalu berpakaian seksi di sekitar kontrakannya. Akan tetapi dia tetap
4. Subjek 4
Umur : 19 Tahun
Almat : Medan
Peampilan Fisik : Tinggi 171 cm, berat 78 kg, kulit kuling langsat,
rambut cepak
32
Penampilan Psikis : Humoris dan periang
kota medan. Subjek memiliki penampilan yang menarik secara fisik. Subjek
subjek berpakaian. Subjek lebih sering berpakaian casual yaitu kaos dan
celana jeans.
ayah dan ibu yang berkerja sebagai pengusaha sukses. Ayahnya memiliki
perkebunan sawit dan karet. Ibu sadam memiliki grosir sembako di kota
pekerjaan suaminya yang masih belum mapan dan kakak sadam juga tidak
kebutuhannya selalu dilengkapi oleh kedua orang tuanya. Akan tetapi kedua
karena mereka juga bukan termasuk orang yang berpendidikan. Kedua orang
tua sadam merupakan orang yang gigih dalam mencari uang dan pandai
dalam berdagang.
33
b. Lingkungan Fisik Sosio-Ekonomi dan Sosial Kultur
tubuh yang tinggi, kulit hitam dan rambut cepak. Subje memiliki rasa
percaya diri yang tinggi. Subjek juga termasuk cowok yang sering
serius walaupun gaya hidup subjek yang kurang sehat. Subjek termasuk
pecandu rokok.
d. Perkembangan Kognitif
Sadam merupakan siswa yang biasa-biasa saja. Dia lumayan aktif dalam
tugas-tugasnya.
Sadam saat ini tinggal di daerah kos-kosan yang dikatakan cukup strategis
tempatnya karena tidak jauh dari pusat kota. Kos-kosan tempat tinggalnya
tidak jauh dari kampus. Subjek tinggal sendiri dikamar dengan ukuran yang
cukup luas dan fasilitas yang lengkap. Lingkungan tempat tinggal subjek
34
kurang peduli dengan prilaku masyarakatnya masing-masing. Hal ini
keseluruha lingan disekitar adalah mahasiswa atau pekerja yang dari luar
kota
f. Ciri-ciri Kepribadian
Sadam termasuk cowok yang humoris, ramah dan dia mudah berteman
dengan siapa saja. Dia cenderung menyapa terlebih dahulu ketika bertemu
ikut dugem bersama temannya membuka hasil yang bermanfaat baginya dan
akhirnya menjadi ketagihan. Hal ini dibuktikan melalui hasil wawancara terhadap
wulan.
“Awalnya tuh, aku diajaki sama teman satu kost, nah saat diajak aku tuh
lagi suntuk karena banyaknya tekanan. Trus temanku satu kost nawari
aku “Yuk, mau ikut dugem gak?” Yaudah deh, iseng-iseng aku nyoba ikut
tu. Karena aku juga sekedar pingin tahu aja. Eh, karena emang dasarnya
aku tuh suka nonton-nonton musik gitu. Jadi akutuh suka banget sama
musik, apalagi konser musik yang rame.”
Sama halnya dengan Ruri, Lena dan Sadam yang mengalami kecanduan
dugem. Pada awalnya mereka juga diajak oleh temnnya, dan akhirnya mereka
menjadi pecandu. Semua berawal dari coba-coba karena dihasut oleh beberapa
temannya. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara terhadap Ruri, Lena dan
Sadam.
35
“Dulu tuh pertama masuk sana aku diajaki temanku, disuruh nyobai dan
dibayarin. Akhirnya lama-lama aku ngajaki temanku malahan.” (Ruri)
“Awalnya aku diajak sama teman sekolah, “yuk, buang suntuk main-maik
ke New Zone, kamu belum pernah kesanakan? Ayoklah biar sekenadar
tau aja adapa di dalamnya” begitulah teman bilang ke aku. Karena
penasaran aku akhirnya mau. Setelah pertama kali kesana aku masih
takut-takut, tetapi karena teman-temannya asik-asik disana jadi sesekali
aku ikut kesana lagi, eh.. akhir aku malah ketagihan” (Lena)
“Dulu pertama kali di Medan aku pernah diajak sama teman satu kos,
namun karena aku maih takut-taku yah aku nolak, akan tetapi setelah
satu tahun aku tinggal di kota medan nah, teman kampus ku ada lagi
ngajak kesana, yah… karena sekedar coba-coba aja aku pun ikut.
Selanjutnya temanku terus ngjak kesana, karena menurutku asik aku pun
ikut lagi dan akhir aku malah ketagihan” (Sadam)
adanya hal-hal dari luar diri mereka yang menyebabkan kebiasaan dugem yaitu
pengaruh dari lingkungan sekitar yang pada awalnya keempat subjek hanya ikut-
ikutan dan akhirnya menjadi gaya hidup mereka. Pengalaman ini membentuk
prilaku mereka menjadi orang yang selalu diarahkan oleh lingkungan sekitarnya
SMK tingkat akhir yang akan menyelesaikan sekolahnya. Mereka tetap bejalan
sangat ingin merubah kebiasaan dugem karena menurutnya prilakunya itu sudah
sangat merugikan. Tetapi untuk saat ini mereka belum mampu merubah
36
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Tapi dari hati yang paling dalam mereka
mengaku bahwa memiliki kemauan untuk berubah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
tindakan itu sangat merugikan. Aku ingin kedepannya menjadi orang yang lebih
“Apa lagi orang tua dan kakak ku tuh selalu bertanya masalah kuliah ku, aku
tuh gak mau bikin malu kedua orang tuaku. Aku kan juga engen jadi anak
kebanggaan kedua orang tua ku” (Wulan)
“Aku tuh pengen berhenti. Tapi teman aku ngajaki akutuh, kurang bisa
kontrol diri. Kalau keinginan sih ada banget. Apalagi kan aku dah kelas 12,
udah mau UN. Kan aku juga pengen lulus dengan nilai yang bagus” (Lena)
Dari hasil wawancara dengan Ruri dan Sadam, peneliti memperoleh hasil
bahwa mereka juga memiliki keinginan untuk berubah kebiasaan dugem. Tetapi
belum saat ini, karena mereka belum mampu mengkondisikan dirinya atau
studinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhasap Ruri dan Sadam:
“ kalau beruha sih mau, tapi susah ya. Aku juga pada cemas dengan studiku
dan aku juga gak mau orang tua malu dengan sikapku dan menjadi cemohan
tetangga. Teman-temn ku juga sudah nyarani untuk berhenti tapi untuk saat
“ aku sih mau aja berhenti tapi belum bias, karena teman-temanku juga suka
ngajak kesana. Dan aku juga masih merasa asik untuk kesana. Klu berhenti
untuk segera kkayaknya susah. Pingin juga berhenti, tapi terkadang ada aja
37
rasa untuk nagih kesana. Mungkin suatu saat nanti aku berhenti kan gak
mungkin juga aku begini terus. Nanti masa depan ku bias hancur” (Sadam)
sebagaian dari teman mereka memiliki kecanduan dugem. Maka mereka juga
menyesuaikan diri dengan teman-teman mereka. Ketika Ruri dan Sadam diajak
mereka meresa bosan mereka memilih untuk pergi dugem karena dugem
merupakan hiburan baginya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap
“Harapanku kalau kedepannya aku bias lebih baik lagi. Tapi disisi lain aku
ingin terlihat kere dengan gaya hidupku seperti ini. Itu hiburan bagiku, karena
keluargaku pun tidak peduli kepdaku. Ya selama aku bosan aku bias
menghibur diriku dengan pergi ketempat dugem.” (Ruri)
“Gimana yah, aku pun ingin berhenti tapi hasrat untuk dugem selalu ada.
Disaat aku bosan ye aku kesana untuk menghibur diriku bahkan aku juga
mengajak temanku untu kesana. Kan aku juga pengen kelihat tidak
kampungan” (Sadam)
keinginan untuk brubah menjadi lebih baik lagi. Tetapi masih banyak hal-hal
bahwa adanya penyesalan dalam diri wulan dan ingin berubah. Tetapi kurangnya
dukungan dari lingkungan sekitarnya. Dia masih belum mampu menahan dirinya
ketika diajak oleh beberapa temanya untuk dugem. Hal ini dapat dilihat denga
wawancara berikut:
38
“ya menyesal pastinya. Dia tuh mau berubah sebenarnya. Hanya lingkungan
sekitarnya itu loh yang selalu membawa dia ikut dugem” (Teman Wulan)
Sama halnya dengan Lena, dari hasil wawan cara yang dilakukan peneliti
3.
4.5
39