Professional Documents
Culture Documents
Ranah Integrasi-interkoneksi :
1. Matakuliah pendukung integrasi-interkoneksi
Semua matakuliah terkait dengan Pengantar Studi Islam, sebab pada dasarnya PSI merupakan perspektif yang harus ada dalam setiap matakuliah. Dengan kata
lain, semua matakuliah pada dasarnya merupakan penjabaran lebih rinci dari perkuliahan PSI, sehingga pengembangan semua matakuliah dalam proses
pembelajaran harus bertolak dari makna studi Islam yang ada dalam PSI ini.
2. Ranah Integrasi-Interkoneksi
a. Filosofis: pada ranah filosofis, matakuliah ini memberikan perspektif terhadap semua matakuliah lain, sebab pemaknaan tentang Islam sangat tergantung
pada perkuliahan ini. Makna studi Islam secara komprehensif yang menjadikan al-Qur'an dan al-Sunnah sebagai inti (core) atau inspirasi merupakan cermin
tidak adanya paradigma dikotomik dalam pendidikan.
b. Materi: pada ranah ini perkuliahan PSI didukung dan dijabarkan lebih konkret dalam matakuliah-matakuliah lain. PSI memberikan sebuah pengantar tentang
makna Islam secara global yang akan dielaborasi secara substansi dan metodologinya melalui perkuliahan yang lain.
c. Metodologi: pada ranah metodologi matakuliah PSI memberikan gambaran yang utuh tentang makna studi Islam dan bagaimana melakukan studi Islam
dengan menggunakan banyak pendekatan, baik normatif, sosial-humaniora, bahkan kealaman. Wilayah studi Islam yang empirik dapat dianalisis dengan
menggunakan berbagai pendekatan ilmu sosial, sehingga mampu menjelaskan persoalan adanya jurang antara idealitas Islam dan realitas Islam..
d. Strategi: pada ranah strategi perkuliahan dilakukan dengan menggali berbagai persoalan yang terkait dengan Islam, baik dari aspek idealitas yang
terkandung dalam nas ataupun dalam realitas yang menyejarah, sehingga ajaran Islam dapat memberikan alternatif pemecahan terhadap berbagai persoalan
realitas empirik-historis.
2. Proses Integrasi-Interkoneksi
Proses integrasi matakuliah ini dilakukan dengan mengaitkan seluruh matakuliah, sebab semua matakuliah pada dasarnya merupakan penjabaran lebih detil dari
makna studi Islam yang ada dalam perkuliahan PSI. Untuk itu, semua matakuliah lain harus menjabarkan proses perkuliahan dengan terlebih dahulu memahami
makna studi Islam dalam perspektif baru, yaitu studi Islam dalam arti interconnected entities.
Page 1 of 6
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-08-05/R0
mutlak dan abadi, sedang kehidupan manusia bersifat relatif dan terikat dengan waktu dan lokasi. Untuk dapat mendekatkan kehidupan manusia yang relatif kepada
wahyu yang mutlak diperlukan penelitian dan pengkajian terhadap Islam. penelitian Islam tidak berarti mempertanyakan keberadaan wahyu sebagai sumber ajaran
Islam, melainkan mengkaji pemahaman terhadap Islam dan fenomena yang terjadi dari agama Islam itu yang senantiasa berkembang.
Islam sebagai ajaran (wahyu) memang bersifat normatif yang memiliki kebenaran universal dan mutlak, namun ketika ajaran-ajaran Islam yang normatif tersebut
berinteraksi dengan konteks zaman (sejarah) dan pemahaman manusia, maka Islam memuat aspek yang bersifat relatif dan temporal. Karena itu, terjadi perbedaan
antara ajaran yang terkandung di dalam teks (nash) dengan pemahaman manusia terhadap nash maupun manifestasinya dalam konteks historis, atau antara das
sein dan das sollen. Perbedaan ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk, baik dari konteks zaman (waktu) maupun makan (tempat).
Matakuliah Pengantar Studi Islam ini dimaksudkan untuk mengantarkan para mahasiswa mampu memahami Islam bukan secara normatif semata, melainkan
menelaah Islam aktual secara kritis, obyektif, dan sistematis. Kerangka berpikir tersebut pada gilirannya mengantarkan pada pemahaman Islam yang universal, yang
inklusif, dan Islam yang rahmatan li al-‘alamin, sehingga mahasiswa memiliki aqidah yang kuat dan ibadah yang baik, dan sekaligus memiliki pemahaman Islam
yangsebenarnya. Matakuliah ini memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk melakukan kajian ilmu-ilmu keislaman dengan paradigma integratif-interkonektif
dengan pendekatan triangle yang mencakup tiga entitas (hadlarah), yaitu: hadlarah al-nash, hadlarah al-ilm dan hadlarah al-falsafah.
Untuk mengantarkan pada kemampuan tersebut, maka kuliah dan diskusi dalam matakuliah ini lebih difokuskan pada pengantar metodologi, prosedur, dan cara kerja
dalam mengkaji berbagai fenomena keagamaan Islam, baik Islam sebagai gejala budaya, gejala sosial, maupun gejala kealaman, sehingga memberikan wawasan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan melakukan studi bidang ke-Islam-an.
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memahami konsep studi Islam, memiliki sikap apresiatif terhadap berbagai pendekatan dan mampu mengaplikasikannya dalam studi Islam
Page 2 of 6
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-08-05/R0
normatif kelompok.
f. menjelaskan
pengertian Islam
historis
3-4 Mahasiswa Mahasiswa dapat:
mampu a. menjelaskan a. Perkembangan Setiap 1. proses Andy Darmawan dkk, Pengantar
memahami perkembangan studi studi Islam di perkuliahan meliputi: Studi Islam, Yogyakarta: Pokja
perkembang Islam di Dunia Barat Barat melibatkan peran a. portofolio Akademik UIN Sunan Kalijaga,
an studi b. menjelaskan b. Perkembangan aktif mahasiswa b. sikap 2005: 31-62
Islam perkembangan studi studi Islam di dan dosen c. penampilan Azyumardi Azra, Pendidikan Islam
Islam di Dunia Timur Timur dengan metode Tradisi dan Modernisasi Menuju
c. menjelaskan c. Perkembangan ceramah, Tanya 2. tes yang Milenium Baru, Jakarta : Logos,
perkembangan studi studi Islam di jawab, diskusi dilaksanakan 1999 : 201-216.
Islam di Indonesia Indonesia dan penugasan, pada mid Deliar Noer, “Diperlukan Pendekatan
sehingga terjadi semester Bukan Barat Terhadap Kajian
Interactive Masyarakat Indonesia,” dalam
lecturing dan Mulyanto Sumardi (ed.), Penelitian
dinamika Agama Masalah dan Pemikiran:
kelompok. 31-49.
Page 3 of 6
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-08-05/R0
Page 4 of 6
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-08-05/R0
UAS
Komposisi Penilaian :
Daftar Referensi :
Wajib :
□ Andy Darmawan dkk, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005.
□ Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Logos, 1998 : 1-7.
□ M. Atho’ Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999: 1-10.
□ Mulyanto Sumardi, (ed.), Penelitian Agama Masalah dan Pemikiran, Jakarta: Sinar Harapan, 1981: 1-6
□ Mukti Ali, Metode Memahami Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1991: v-xii, 23-44.
□ M. Amin Abdullah, Studi Agama: Normatifitas atau Historisitas?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
□ Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed.), Metodologi Penelitian Agama: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991: xi-xvi.
□ Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta : Logos, 1999 : 201-216.
□ Farid Esack, “Between Text and Context,” “Redefining Self and Other,” dan “The Qur’an and the Other,” dalam Qur’an, Liberation and
Pluralism, Oxford: Oneworld, 1997: 49-81; 114-145; dan 146-178.
□ Ahmad Norma Permata, Metodologi Studi Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
□ M. Amin Abdullah, Islamic Studies. Pustaka Pekajar: Yogyakarta
Anjuran :
Nurhadi, MA Nurhadi, MA Drs. Zainal Arifin Ahmad, M.Ag Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si
NIP. 19680727 199703 1 001 NIP. 19680727 199703 1 001 NIP. 19621025 199103 1 005 NIP. : 19590525 198503 1 005
Page 6 of 6