Professional Documents
Culture Documents
Full Paper
Abstract
The aim of this research is to isolate denitrifying bacteria which have the highest activity to
reduce nitrate. The sources of the denitrifying bacteria were mangrove sediment collected
from Cilacap Regency, Central Java and Indramayu Regency, West Java. Basalt medium
containing KNO3 as a source of nitrogen was used for isolating the denitrifying bacteria.
Double layer agar was used for making anaerob condition. Fourty-one isolates were
obtained at the first step of the isolation, 29 of them have nitrate reduction activity at a range
of 0.77-95.62%. Three isolates, i.e. D19.2, DR2.1 and D27.3 having the highest activity were
selected for further examination. The selected isolates were characterized and identified.
Characterization includes colony and cell morphology, Gram staining, motility, spore staining
and biochemical tests as catalase and oxidase. Identification was done by using profile
matching to Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. The results indicate that isolate
D19.2 and D27.3 have similarities to the characters of genus Listeria, whereas isolate DR2.1
has similarities to the characters of genus Propionibacterium. All of the selected isolates
were able to grow in a medium having NaCl concentration at a range of 0.5-3.5% and pH
range of 5-8. Observation of nitrate reduction ability of the isolates during five days
incubation shows that isolate DR2.1 has the highest denitrifying activity. The selected
isolates can be used as bioremediation agents for controlling nitrate pollution in brackish
water pond.
*)
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, Jl. Flora Gedung A4, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Telp.
(0274) 551281
**)
Laboratorium Mikrobiologi Pertanian UGM, Jl. Flora Gedung A2, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
♠)
Penulis untuk Korespondensi: E-mail: triyanto@faperta.ugm.ac.id
digunakan untuk membentuk tubuh udang hutan mangrove yang ada di Kabupaten
dan sisanya (1,0842 ton N/ha/tahun) Cilacap, Jawa Tengah dan Kabupaten
dibuang ke lingkungan dalam bentuk Indramayu, Jawa Barat. Pengambilan
nitrogen organik dan amonium (NH4+). sampel lumpur dilakukan secara acak
pada kedalaman sekitar 5 cm. Sampel
Proses dekomposisi nitrogen organik dan lumpur yang diambil sekitar 0,5 kg
nitrifikasi terhadap amonium oleh bakteri dimasukan ke dalam kemasan plastik
akan menghasilkan nitrat yang yang telah diberi tanggal, lokasi dan
merupakan senyawa toksik terhadap disimpan dalam coolbox untuk dibawa ke
udang. Nitrat dalam perairan tambak akan laboratorium. Di laboratorium sampel
dimanfaatkan oleh fitoplankton atau lumpur disimpan dalam refrigerator
dibuang ke perairan di luar pertambakan, dengan suhu 5-100C sampai digunakan.
sehingga perairan tambak akan
mengalami eutrofikasi. Sebagian kecil dari Media isolasi
nitrat dalam perairan tambak akan diubah Isolasi bakteri pendenitrifikasi dilakukan
oleh bakteri denitrifikasi menjadi nitrogen pada medium basal (Rodina, 1972) yang
gas (N2) dan akan lepas ke udara. Proses dimodifikasi dan disesuaikan
denitirifikasi ini dapat dilakukan oleh kandungannya dengan lingkungan payau,
berbagai jenis bakteri, seperti khususnya kandungan garam media
Achromobacter, Aerobacter, Alcaligenes, tersebut. Komposisi media tersebut
Brevibacterium, Flavobacterium, adalah NaCl (30 g), MgCl 2 (4 g), KCl (10
Lactobacillus, Micrococcus, Neisseria, g), MgSO4.7H2O (5 g), CaSO4 (1 g), KNO3
Paracoccus, Pseudomonas, Bacillus, (1 g), K2HPO4 (0,5 g), glukosa (10 g),
Corynebacterium, dan Propionibacterium agar (15 g) dalam 1000 ml aquades.
(Payne, 1981; Stanier et al., 1986; Burton,
1991). Proses denitrifikasi di perairan Isolasi dan pemurnian
tambak dapat mereduksi nitrat menjadi N2 Sampel lumpur sebanyak 11 g
sebanyak 30% (Funge-Smith & Briggs, dimasukkan ke dalam 99 ml aquades dan
1998). digojog hingga homogen. Pengenceran
suspensi sampel dilakukan mulai dari 10-1
Peningkatan aktivitas denitirifikasi oleh sampai 10-4, dan dari masing-masing
bakteri di perairan tambak udang akan pengenceran diambil 0,1 ml untuk
sangat membantu dalam proses diinokulasikan pada medium basal agar
pengendalian kualitas air, terutama secara taburan. Agar tercipta suasana
terhadap molekul nitrat yang bersifat anaerob, dilakukan pelapisan
toksik dan mencegah adanya eutrofikasi menggunakan medium yang sama dan
di perairan di luar pertambakan, sehingga diinkubasi pada suhu kamar selama 18-
budidaya udang yang ramah lingkungan 24 jam. Koloni bakteri yang tumbuh
dan berkelanjutan dapat tercapai. Oleh selanjutnya diisolasi dan dimurnikan
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk dengan metode Quadrant Streak
mengisolasi dan mengkarakterisasi (Cappucino & Sherman 2001) pada media
bakteri denitrifikasi dari kawasan yang sama. Isolat bakteri yang diperoleh
mangrove yang mempunyai kemampuan disimpan pada media NA (Nutrient Agar)
tinggi sehingga dapat digunakan di trisalt (NaCl 18.4 g, KCl 0.75 g, dan
tambak untuk mereduksi nitrat menjadi MgSO4.7H2O 1.2 g) agar miring.
bentuk yang tidak berbahaya bagi
kehidupan udang. Seleksi
Isolat bakteri hasil isolasi diuji
Bahan dan Metode kemampuannya dalam mereduksi nitrat
dalam basal media cair pada tabung
Sampel lumpur reaksi (10 ml). Isolat bakteri yang akan
Sampel lumpur sebagai sumber bakteri diuji kemampuannya dibiakkan terlebih
dalam penelitian ini diambil dari kawasan dahulu dalam media TSB (Tryptone Soya
Tabel 2. Karakteristik isolat D19.2 dan D27.3 hasil isolasi pada penelitian ini
Brochothrix
Listeria
No. Karakter Isolat D19.2 Isolat D27.3 (Holt et al.
(Holt et al.2000)
2000)
1. Morfologi
a. Bentuk Irregular Curled
koloni
b. Tepi Entire Entire Entire
c. Warna Krem Coklat Tidak Abu-abu
kecoklatan kemerahan berpigmen kebiruan
d. Elevasi Convex Convex Low convex
2. Morfologi Regular, batang Regular, Regular, Regular, batang
sel pendek, tidak batang pendek, batang pendek, ujung
berantai, sel sebagian pendek, tidak membulat,
ada yang hampir bercabang, sel hampir
berpasangan berbentuk tunggal atau berbentuk
dan tunggal. kokus, berantai, rantai kokus, tunggal
berpasangan, berfilamen dan berantai,
ada juga yang panjang sedikit memiliki
tunggal berlipat pada filamen panjang
ikatan
kumpulan sel
3. Katalase ++ ++ + +
4. Oksidase - - (punya -
cytochrome)
5. Gram + + + +
6. Motilitas - - - -/+
7. Fakultatif + + + +
anaerob
8. Spora - - - -
9. Habitat Tanah hutan Tanah hutan Pada produk Tersebar luas
mangrove mangrove daging, dilingkungan
tersebar luas
di lingkungan
isolat D19.2, DR2.1 dan D27.3 bervariasi udang, belum pernah ditemukan kasus
antara batang panjang dan batang penyakit yang disebabkan oleh bakteri
pendek. Identifikasi berdasarkan pada Listeria maupun Propionibacterium.
Bergey’s Manual for Determinative Dengan demikian, isolat bakteri yang
Bacteriology edisi ke-9 (Holt et al. 2000), diperoleh pada penelitian ini memiliki
dapat diketahui bahwa isolat D19.2 dan tingkat keamanan yang baik jika
D27.3 memiliki kesamaan beberapa digunakan sebagai agensia bioremediasi
karakter dengan genus Brochothrix dan pada tambak udang.
Listeria. Akan tetapi jika dilihat dari
persentase kemiripannya, isolat D19.2 Uji aktivitas isolat terpilih
dan D27.3 memiliki persentase kemiripan Berdasarkan uji aktivitas isolat terpilih,
dengan genus Listeria yang lebih besar, diketahui bahwa isolat DR2.1 yang diduga
yaitu 88,9%, dibandingkan dengan genus merupakan genus Propionibacterium
Brochothrix (77,8%) (Tabel 2). Isolat memiliki aktivitas yang paling tinggi dalam
DR2.1 memiliki kemiripan dengan genus mereduksi nitrat. Bakteri ini mampu
Propionibacterium, Corynebacterium dan mereduksi nitrat secara bertahap seiring
Cellulomonas. Berdasarkan kemiripannya dengan semakin lamanya waktu inkubasi.
maka isolat DR2.1 kemungkinan besar Pada pengamatan hari pertama daya
termasuk dalam genus Propionibacterium mereduksi nitrat isolat DR2.1 sebesar
dengan nilai kemiripan sebesar 88,9% 45,48%, terus mengalami peningkatan
(Tabel 3). Dengan demikian, isolat terpilih sampai hari kelima yaitu sebesar 97,78%
D19.2 dan D27.3 diduga merupakan (Gambar 1). Isolat DR2.1 ini diisolasi dari
anggota genus Listeria, sedang isolat kawasan mangrove di Kabupaten
DR2.1 diduga merupakan anggota genus Indramayu. Tingginya kemampuan
Propionibacterium. mereduksi nitrat bakteri yang berasal dari
Indramayu ini kemungkinan besar
Bakteri pendenitrifikasi yang diperoleh disebabkan oleh keadaan lingkungan
pada penelitian ini berbeda dengan yang lokasi pengambilan cuplikan. Cuplikan
umum diungkapkan pada penelitian- tanah diambil dari lokasi yang berdekatan
penelitian terdahulu. Pada umumnya dengan areal pertambakan. Pada lokasi
bakteri yang dikenal sebagai bakteri pengambilan cuplikan terjadi akumulasi
pendenitrifikasi adalah seperti bahan organik yang berasal dari aliran
Pseudomonas denitrificans (Watson, limbah tambak yang ada disekitar
2002). Meskipun demikian, menurut kawasan mangrove. Akumulasi ini
Payne (1981) terdapat pula bakteri menyebabkan terjadinya pencemaran
pendenitrifikasi yang berasal dari bakteri bahan organik dan lumpurnya berwarna
Gram positif, seperti Bacillus sp., hitam. Lumpur yang berwarna hitam
Corynebacterium sp., dan menunjukkan adanya asam sulfida (H2S)
Propionibacterium sp. yang dihasilkan karena kondisi anaerob
dan kondisi anaerob ini sangat sesuai
Schaperclause (1992), penyakit bakterial untuk pertumbuhan bakteri
pada ikan disebabkan oleh bakteri-bakteri pendenitrifikasi. Sementara itu, bakteri
dari genus Lactobacillus, Streptococcus, yang diperoleh pada penelitian ini
Staphylooccus, Aeromonas, Vibrio, merupakan bakteri fakultatif anaerob dan
Pseudomonas, Nocardia, Edwardsiella, reduksi nitrat dilakukan pada kondisi
Listeria, Leptospira, Erysipelothrix dan aerob atau mikroaerob.
Clostridium. Akan tetapi pada budidaya
3500
3000
2500
NO3- (ppm)
2000 Kontrol
D19.2
1500
DR2.1
1000 D27.3
500
0
0 2 4 6
Masa inkubasi (hari)
Gambar 1. Kadar NO3- dalam media selama uji aktivitas denitrifikasi
Uji pertumbuhan pada beragam pada kondisi yang basa (pH >8)
konsentrasi NaCl pertumbuhannya terhambat. Menurut
Hasil uji pertumbuhan isolat Boyd (1989), udang-udang penaeid yang
pendenitrifikasi terpilih pada berbagai dibudidayakan di tambak membutuhkan
konsentrasi NaCl dapat dilihat pada Tabel kadar salinitas yang ideal untuk
4. Ketiga isolat bakteri pendenitrifikasi pertumbuhannya berkisar antara 15-25
yang diperoleh dalam penelitian ini ppt dan nilai pH yang berkisar antara 6-9.
menunjukkan kemampuannya untuk Sedang untuk udang vanamei, menurut
tumbuh pada media dengan kadar NaCl Wyban & Sweeney (1991) pH air yang
antara 0,5-3,5%. Dengan demikian, ketiga optimum untuk pertumbuhan adalah 8
isolat pendenitrifikasi tersebut mampu dengan kisaran antara 7,4-8,9. Dengan
tumbuh dengan baik pada kisaran demikian, isolat bakteri pendenitrifikasi
salinitas yang cocok untuk budidaya yang diperoleh pada penelitian ini mampu
udang di tambak. Salinitas air tambak untuk tumbuh pada media budidaya
untuk budidaya udang penaeid yang udang untuk mengurangi pencemaran
optimum adalah berkisar antara 10-25 yang disebabkan oleh nitrat di tambak.
ppt (Lim & Suanta, 1993). Dengan
demikian ketiga isolat bakteri Kesimpulan dan Saran
pendenitrifikasi hasil isolasi dalam
penelitian ini tidak akan mengalami Kesimpulan
masalah apabila digunakan sebagai a. Sebanyak 29 isolat bakteri
bakteri bioremediasi pada budidaya pendenitrifikasi telah berhasil diisolasi
udang penaeid di tambak. dari kawasan mangrove yang
mempunyai kemampuan mereduksi
Uji pertumbuhan pada beragam tingkat nitrat (NO3-) antara 0,77-95,62% dan
pH isolat DR2.1., D19.2 dan D27.3
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui sebagai isolat tertinggi daya reduksi
bahwa ketiga isolat terpilih memiliki nitratnya.
kemampuan untuk hidup pada kisaran pH b. Berdasarkan identifikasi, isolat DR2.1
antara 5-8, sedangkan pada pH 9 ketiga diduga termasuk genus
isolat tidak mampu hidup. Hal ini Propionibcterium, sedangkan isolat
menunjukkan bahwa bakteri yang D19.2 dan D27.3 termasuk genus
diperoleh mampu tumbuh pada kondisi Listeria.
yang asam dan sedikit basa, sedangkan
Burford, M.A., C.J. Jackson, and N.P. Oremland, R.S., C. Umberger, C.W.
Preston, 2001. Reducing nitrogen Culbertson, and R.L. Smith. 1984.
waste from shrimp farming: an Denitrification in San Fransisco Bay
integrated approach. In: The new intertidal sediments. Appl. Environ.
wave, proceeding of the special Microbil. 47: 1106-1112.
session on sustainable shrimp
culture, Aquaculture 2001C. L. Payne, W.J. 1981. Denitrification. Willey-
Browdy and J.E. Jory (Eds.). The Interscience. New York.
WAS, Louisiana, USA. 35-43.
Rodina, A.G. 1972. Methods in Aquatic
Burton, F.L. 1991. Wastewater Microbiology. University Park Pers.
engineering: treatment disposal Baltimore.
reuse. 3rd ed. McGrawHill
International. Singapore. Schaperclause, W. 1992. Fish Diseases.
Vol. 1. A.A. Balkema. Rotterdam.
Cappuccino, J.G and N. Sherman. 2001.
Microbiology: a laboratory manual.
Stainer, R.Y, J.L. Ingraham, M.L. Wheelis, Wyban, J.A. and J.N. Sweeney. 1991.
and P.R. Painter. 1986. The Microbial Intensive shrimp production
World. 5th ed. Prentice-Hall. London. technology. The Oceanic Institute.
Honolulu. Hawaii.