You are on page 1of 8

Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap


VIII (Aging Family) dengan Perilaku Pemenuhan Kebutuhan
Spiritual: Sholat Pada Lansia
(The Correlation between Eight Stage (Aging Family) of Family
Development Task with the Behavior of Spiritual Fulfillment:
Sholat on the Elderly)
Fajar Kharisma, Hanny Rasni, Retno Purwandari
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. Kampus Tegal Boto Jember 37 Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: hanny_r.psik@unej.ac.id

Abstract
Not all religious activity in the elderly can be implemented well, so there are limitations due to physical
conditions that are not strong anymore. Therefore, the family is expected to motivate and facilitate the
elderly to meet the spiritual needs so as to increase devotion elderly against God Almighty. This research
aims to analyze the relationship between eight stage (aging family) of family development task with the
behavior of spiritual fulfillment: sholat on the elderly in the Sumbersari village, Jember regency. This
research was observasional analytic using cross sectional study. Data collection was conducted in
December 2017 at 82 elderly by using cluster random sampling. The research result showed that Family
development task is reached (56.1%) and the average behavior of spiritual fulfillment: prayers 69.11.
Statistical test used the Spearman rank that indicated p-value>alpha with 0.359>0.05 which meant there
was no relation between eight stage (aging family) of family development task with the behavior of
spiritual fulfillment: prayers on the elderly in the Sumbersari village, Jember regency. Family support is
very important for the elderly, especially in carrying out the task the development of families with elderly.
However, the research result obtained family development task not have correlation on the behavior of
spiritual fulfillment: sholat in elderly, it can be affected by other factors such as the elderly have
confidence and awareness in carrying out religion activities such as sholat for the provision in the after
life.

Keywords: aging family, sholat, elderly


Abstrak
Pada usia lanjut tidak semua aktivitas keagamaan dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga ada
keterbatasan yang disebabkan kondisi fisik yang tidak kuat lagi. Oleh karena itu, keluarga diharapkan
dapat memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritual sehingga dapat
meningkatkan ketaqwaan lansia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara pencapaian tugas perkembangan keluarga tahap VIII (aging family)
dengan perilaku pemenuha kebutuhan spiritual : sholat pada lansia di Kelurahan Sumbersari Kecamatan
Sumbersai Kabupaten Jember. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan di bulan
Desember 2017 pada 82 lansia dengan menggunakan cluster random sampling. Hasil analisis spearman
rank menunjukkan bahwa tidak ada hubungan Antara pencapaian tugas perkembangan keluarga tahap
VIII dengan perilaku pemenuhan kebutuhan spiritual : sholat pada lansia (p value 0,359 > 0,05). Tugas
perkembangan keluarga tercapai (56,1%) dan rata-rata perilaku pemenuhan kebutuhan spiritual : sholat
lansia adalah 69,11. Dukungan keluarga sangat penting bagi lansia, apalagi dalam melaksanakan tugas
perkembangan keluarga dengan lansia. Namun, dari hasil penelitian didapatkan pencapaian tugas
perkembangan keluarga hanya sedikit berpengaruh terhadap perilaku pemenuhan kebutuhan spiritual :
sholat lansia, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti lansia memiliki keyakinan dan
kesadaran dalam menjalankan aktivitas keagaaman seperti sholat untuk bekal di akhirat .

Kata Kunci: aging family, sholat, lanjut usia

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 469


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

Pendahuluan dengan melibatkan 82 responden. Penelitian ini


dilakukan di Kelurahan Sumbersari Kecamatan
Lansia merupakan tahap akhir Sumbersari Kabupaten Jember. Waktu
perkembangan dan seringkali dipandang Penelitian dilakukan pada bulan April 2017
sebagai suatu masa degenerasi biologis yang sampai dengan Desember 2017. Teknik
disertai dengan berbagai keadaan yang pengumpulan data dalam penelitian ini
menyertai proses menua. Ditinjau dari aspek menggunakan kuesioner pada responden.
kesehatan, dengan semakin bertambahnya usia Analisis data menggunakan analisis univariat
maka lansia lebih rentan terhadap berbagai dan bivariat, analisis bivariat berupa uji
keluhan fisik, baik karena faktor alamiah parametrik yakni spearman rank dengan interval
maupun karena penyakit [1]. Selain itu, Lansia kepercayaan 95% (α=0.05). Etika penelitian
dalam menjalankan rutinitas keseharian pada penelitian ini adalah Informed consent,
mempunyai keterbatasan yang disebabkan oleh confidentialy, justice, dan benefeciency.
perubahan fisik serta psikologis yang berada
pada perkiraan usia enam puluh tahun [2].
Hasil Penelitian
Menurut hasil studi pendahuluan yang
Karakteristik Responden
dilakukan pada 16 Oktober 2017 di Lingkungan
Tabel 1. Rerata Karakteristik Lansia
Tegal Boto Lor Kelurahan Sumbersari
Berdasarkan Usia (n=82)
didapatkan hasil dari 10 orang lansia terdapat 6
Minimal-
orang lansia (60%) tidak melaksanakan sholat Variabel Mean Median
Maksimal
dan 4 orang lansia (40%) yang melaksanakan
Usia
sholat dan melakukan berdzikir setelah sholat. 68,30 67,50 60-86
(tahun)
Hal demikian menjadi alasan bahwa dalam
Sumber : Data Primer Desember 2017
melaksanakan rutinitas keseharian khususnya
shalat, para lanjut usia membutuhkan peran
Tabel 2. Distribusi karakteristik lansia
keluarga dalam membimbing pelaksanannya.
berdasarkan jenis kelamin, pendidikan
Menurut penelitian dinyatakan bahwa
terakhir, dan pekerjaan (n=82)
terdapat hubungan yang bermakna antara
Karakteristik Persentase
dukungan keluarga pada lansia dengan tingkat No. Frekuensi
Lansia (%)
kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas 1. Jenis Kelamin
sehari-hari [3]. Oleh karena itu, pengaruh a. Laki-laki 31 37,8
lingkungan terutama keluarga sangat berperan b. Perempuan 51 62,2
penting terhadap pembentukan sikap ataupun Total 82 100
perilaku lansia dalam melakukan aktivitas 2. Pendidikan
beribadah khususnya sholat [4]. Terakhir
Adanya dukungan keluarga akan a. Tidak Sekolah 23 28,1
memberikan kekuatan dan menciptakan b. SD 20 24,4
suasana saling memiliki satu sama lain pada c. SMP 16 19,5
d. SMA 12 14,6
anggota keluarga tersebut dalam memenuhi
e. S1/D3 11 13,4
kebutuhan perkembangan keluarga [5]. Salah Total 82 100
satu kebutuhan yang harus dipenuhi lansia yaitu 3. Pekerjaan
kebutuhan spiritual (sholat). Adanya dukungan Sebelumnya
keluarga pada lansia diharapkan dapat a. Tidak Bekerja 19 23,2
membentuk perilaku sholat yang baik pada b. Buruh 11 13,4
lansia tersebut. Berdasarkan uraian diatas c. Petani 11 13,4
peneliti ingin menganalisis hubungan d. Swasta 16 19,5
pencapaian tugas perkembangan keluarga e. PNS 13 15,9
dengan perilaku pemenuhan kebutuhan f. Lainnya 12 14,6
Total 82 100
spiritual: sholat pada lansia di Kelurahan
Sumber : Data Primer Desember 2017
Sumbersari Kabupaten Jember.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan
desain penelitian korelasi dengan rancangan
penelitian cross sectional. Teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster random sampling

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 470


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Spiritual:


Tahap VIII (aging family) Pada Lansia Sholat Lansia
Tabel 3. Distribusi Pencapaian Tugas Tabel 5. Rerata Perilaku Pemenuhan Kebutuhan
Perkembangan Keluarga Tahap VIII Spiritual: Sholat Lansia (n=82)
(n=82) Variabel Mean Median
Minimal-
Pencapaian Tugas Maksimal
Persentase
Perkembangan Frekuensi Perilaku Pemenuhan
(%) Kebutuhan Spiritual : 69,11 73,00 15-75
Keluarga Tahap VIII
a. Tercapai 46 56,1 Sholat
b. Tidak Tercapai 36 43,9 Indikator
Total 82 100 a. Waktu
8,61 8 2-10
Sumber : Data Primer Desember 2017 Pelaksanaan
b. Ketepatan
28,94 30 6-30
Tabel 4. Distribusi Indikator Pencapaian Tugas Gerakan
Perkembangan Keluarga Tahap VIII Lansia c. Kekhusyukan 31,56 35 7-35
(n=82) Sumber : Data Primer Desember 2017
Pencapaian Tugas
Perkembangan Presentase Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan
No. Frekuensi Keluarga Tahap VIII (aging family) dengan
Keluarga Tahap (%)
VIII Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Spiritual:
1. Mempertahankan Sholat Pada Lansia
Pengaturan Tabel 6. Hubungan Pencapaian Tugas
Kehidupan Yang Perkembangan Keluarga Tahap VIII
Memuaskan dengan Perilaku Pemenuhan
a. Tercapai 41 50
Kebutuhan Spiritual: Sholat Pada
b. Tidak Tercapai 41 50
Total 82 100
Lansia (n=82)
2. Menyesuaikan Pencapaian Perilaku
Terhadap Tugas Pemenuhan
Variabel Perkembangan Kebutuhan
Pendapatan Yang
Menurun Keluarga Spiritual :
a. Tercapai 46 56,1 Tahap VIII Sholat
b. Tidak Tercapai 36 43,9 p value 0, 359
Total 82 100 N 82
3. Mempertahankan Sumber : Data Primer Desember 2017
Ikatan Keluarga
Antar Generasi Berdasarkan Tabel 6 dapat diambil
a. Tercapai 49 59,8 kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan
b. Tidak Tercapai 33 40,2 antara pencapaian tugas perkembangan
Total 82 100 keluarga tahap VIII (aging family) dengan
4. Meneruskan Untuk perilaku pemenuhan kebutuhan spiritual :
Memahami sholat (p= 0,359).
Eksistensi Mereka
a. Tercapai 54 65,9
b. Tidak Tercapai 28 34,1 Pembahasan
Total 82 100 Karakteristik Responden
Sumber : Data Primer Desember 2017 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata usia lansia adalah 68,30. Tahap
perkembangan manusia dapat mempengaruhi
status spiritual seseorang [6]. Pada kelompok
usia pertengahan, lansia memiliki lebih banyak
waktu untuk melakukan kegiatan keagamaan
dan berusaha untuk mengerti nilai agama yang
diyakini oleh generasi muda. Selain itu terdapat
hubungan yang signifikan antara perkembangan
spiritualitas dan tingkat usia [7].
Kategori jenis kelamin diketahui
sebagian besar berjenis kelamin perempuan
yaitu sebesar 52 orang (62,2%). Hal ini

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 471


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

dikarenakan responden perempuan lebih Hasil penelitian menunjukkan bahwa


banyak dijumpai daripada responden laki-laki, distribusi pencapaian tugas perkembangan
sehingga kesempatan responden perempuan keluarga tahap VIII sebanyak 46 lansia (56,1%)
untuk dilakukan penelitian lebih banyak merasa tugas perkembangannya terpenuhi. Hal
dibandingkan responden laki-laki. Kondisi lansia ini menunjukkan bahwa tugas perkembangan
di Indonesia menunjukkan bahwa populasi keluarga tahap VIII (aging Family) pada lansia
lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan tercapai. Tugas perkembangan keluarga yang
lansia laki-laki. Hal ini menunjukkan Usia tercapai diharapkan dapat membantu lansia
Harapan Hidup (UHH) perempuan lebih tinggi dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari,
dibandingkan lansia laki-laki [8]. dimana usia lanjut mengalami penurunan
Hasil penelitian pada kategori tingkat kondisi fisik/biologis, kondisi psikologis, serta
pendidikan menunjukkan bahwa jumlah perubahan kondisi sosial.
pendidikan terbanyak adalah tidak sekolah Tugas perkembangan keluarga tahap VIII
dengan jumlah 23 lansia (23,1%). Hal ini sesuai dikatakan tercapai apabila keluarga telah
dengan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional melaksanakan empat indikator tugas
tahun 2014 yang memperlihatkan bahwa lansia perkembangan keluarga tahap VIII yakni
2014 memiliki pendidikan rendah. Sebanyak mempertahankan pengaturan kehidupan yang
21,03% lansia tidak dapat membaca dan memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan
menulis dan menurut tingkat pendidikannya, yang menurun, mempertahankan ikatan
lebih dari setengah (56,85%) penduduk lansia keluarga antar generasi dan meneruskan untuk
tidak memiliki ijazah pendidikan apapun. memahami eksistensi lansia.
Sementara itu, yang memiliki ijazah Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
SD/sederajat sebesar 25,68%, sisanya sebesar indikator mempertahankan pengaturan
17,47% memiliki ijazah SMP/sederajat atau kehidupan yang memuaskan terdapat 41 lansia
lebih. Angka rata-rata lama sekolah lansia juga (50%) menunjukkan tugas perkembangan
mengindikasikan hal yang sama, rata-rata lama keluarga tahap VIII tercapai. Kepuasan
sekolah sebesar 4,27 tahun artinya bahwa dianggap sebagai memiliki perasaan menarik
secara rata-rata lansia putus sekolah di kelas 5 secara fisik dan mampu mengontrol hidupnya
SD/sederajat [8]. sendiri sehingga membuat seseorang
Distribusi pekerjaan lansia dikategorikan mendapatkan kepuasan dalam hidupnya.
menjadi tidak bekerja, buruh, petani, swasta, Seseorang yang mengalami penurunan
PNS dan lainnya. Sebagian besar lansia tidak kemampuan seperti lansia, mengalami
bekerja sebanyak 19 orang (23,2%). Sebagian perubahan yang berhubungan dengan
besar yang bekerja adalah lansia laki-laki kepuasan hidupnya. Dukungan dan dorongan
sedangkan lansia perempuan tidak bekerja keluarga serta kerabat untuk membantu
karena suami (lansia laki-laki sudah bekerja merawat lansia dapat memberikan kepuasan
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini hidup bagi lansia [10].
sesuai dengan hasil Survei Sosial Ekonomi Indikator penyesuaian terhadap
Nasional tahun 2014 proporsi lansia laki-laki pendapatan yang menurun didapatkan hasil
yang bekerja (63,81%) lebih besar daripada bahwa sebanyak 46 lansia (56,1%)
lansia perempuan (32,88%) [8]. menunjukkan tugas perkembangan keluarga
tahap VIII tercapai. Dampak pensiun bagi lansia
Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga adalah menurunnya pendapatan. Sehingga
Tahap VIII (Aging Family) lansia membutuhkan bantuan dari orang lain
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhannya [11]. Tanggung
pencapaian tugas perkembangan keluarga jawab untuk memberikan dan membiayai
tahap VIII di Kelurahan Sumbersari Kecamatan perawatan biasanya bertumpu pada keluarga
Sumbersari Kabupaten Jember bervariasi. Lebih [12]. Menurut Penelitian menunjukkan hasil
dari 50% keluarga dengan lansia melaksanakan bahwa tugas perkembangan keluarga mengenai
tugas perkembangan keluarga tahap VIII. penyesuaian terhadap pendapatan yang
Menurut penelitian didapatkan hasil bahwa menurun tercapai. Oleh karena itu, lansia yang
lebih dari tiga per empat keluarga responden pensiun dan tidak bekerja dapat terpenuhi
laki-laki (80,6%) dan hampir tiga per empat semua kebutuhannya [9].
keluarga responden perempuan memiliki tingkat Indikator mempertahankan ikatan
pemenuhan perkembangan tugas keluarga keluarga antar generasi didapatkan hasil bahwa
terkategori cukup [9]. sebanyak 49 lansia (59,8%) menunjukkan tugas

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 472


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

perkembangan keluarga tahap VIII tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai
Bentuk hubungan antar generasi umumnya waktu pelaksanaan sholat lansia adalah 8,61
terjadi dalam bentuk dukungan orangtua (total pencapaian 86,1% dari skor total 100%).
terhadap anaknya. Menurutnya orangtua akan Menurut Penelitian didapatkan hasil bahwa
senantiasa memberikan dukungan finansial dan hampir setengah responden lansia di UPT
kasih sayang untuk anaknya. Orang tua akan Pelayanan Sosial Lanjut Usia sholatnya
mendapat perhatian lebih dari anaknya ketika tergolong teratur yaitu sebanyak 17 orang (49%)
usianya sudah mencapai usia lanjut atau [17]. Keteraturan sholat diharapkan mempunyai
mengalami kecacatan. Melalui hal tersebut efek yang besar pada tiga faktor pendukung
keluarga ingin lansia tetap menjalin komunikasi yang berupa faktor ketepatan dan disiplin,
dengan kerabat terdekat sehingga silaturahim kesadaran dan tanggung jawab serta kekuatan
antara lansia dengan kerabat tetap terjaga [13]. kehendak dalam mengatasi pengaruh
Indikator meneruskan untuk memahami lingkungan. Orang-orang yang tinggi nilainya
eksistensi lansia didapatkan hasil bahwa dalam ketiga faktor pendukung tersebut
sebanyak 54 lansia (65,9%) menunjukkan tugas diharapkan akan lebih tinggi pula nilainya dalam
perkembangan keluarga tahap VIII tercapai. segi keteraturan dalam sholat sehingga akan
Orang lanjut usia harus memahami keberadaan memperoleh manfaat yang besar dari sholatnya
mereka. Hal penting dari aktivitas ini terletak [18].
pada fakta bahwa penelaahan kehidupan Aspek ketepatan gerakan sholat meliputi
memudahkan penyesuaian terhadap situasi- ketepatan gerakan wudhu dan ketepatan
situasi yang sulit dan memberikan pandangan gerakan sholat. Penelitian pada aspek ini
terhadap kejadian-kejadian masa lalu [12]. bertujuan untuk melihat kesempurnaan gerakan
wudhu dan gerakan sholat yang dilakukan oleh
Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Spiritual: lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sholat Lansia rerata nilai ketepatan gerakan sholat pada lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adalah 28,94 (total pencapaian 96,46% dari skor
rerata nilai perilaku pemenuhan kebutuhan total 100%). Jika mengerjakan wudhu dengan
spiritual sholat pada lansia adalah 65,11 (total benar sesuai dengan tuntunan agama, maka
pencapaian 86,81% dari skor total 100%). Masa manfaatnya akan dapat kita rasakan baik secara
tua adalah di mana kecenderungan menerima fisik maupun psikis [19]. Selain itu, berwudhu
pendapat keagamaan sudah meningkat. dapat menurunkan emosi dan menyeimbangkan
Penerimaan pendapat keagamaan tersebut hormon stress dalam tubuh [16].
akan diikuti dengan perilaku beribadah kepada Aspek kekhusyukan dalam penelitian ini
Allah Swt [14]. ibadah sholat dalam ajaran islam meliputi kekhusyukan dalam niat, bacaan serta
mempunyai kedudukan tertinggi diantara kekhusyukan dalam melakukan gerakan sholat.
ibadah-ibadah lainnya [15]. Sholat adalah suatu Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai
kewajiban yang harus dilakukan oleh umat islam kekhusyukan adalah 31,56 (total pencapaian
yang telah memenuhi syarat [16]. Dalam 90,17% dari skor total 100%). Dalam niat
penelitian ini responden mayoritas terdapat keikhlasan dan sikap khusyuk. Meski
melaksanakan ibadah sholat sesuai dengan secara singkat dan hanya satu kali dilakukan
perintah Allah Swt, dilihat dari jawabannya setiap sholat, tetapi kekhusyukan dan
hampir seluruh responden melaksanakan keikhlasan sholat tercermin dari niat seseorang.
ibadah sholat. Disinilah makna penting dari niat, jika niatnya
Mengenai esensi ibadah sholat, bukan khusyuk maka khusyuk pula sholatnya [18].
hanya sekedar pelaksanaan sholatnya tetapi Ketika sholat seseorang khusyuk, maka hatinya
dilihat dari mulai prosesnya seperti dari mulai akan menjadi tenang. Hati yang tenang akan
berwudhu sampai bagaimana pengaruh dari membawa seseorang pada kondisi mental dan
pelaksanaannnya. Instrumen sholat dalam fisik terbaik serta suasana hati yang baik dan
penelitian ini meliputi tiga aspek yang terdiri dari emosi yang stabil [20].
waktu pelaksanaan sholat, ketepatan gerakan
dan kekhusyukan [16]. Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan
Aspek waktu pelaksanaan sholat mengukur Keluarga Tahap VIII (aging family) dengan
keteraturan lansia dalam melaksanakan sholat. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Spiritual:
Teratur dalam melaksanakan sholat maksudnya Sholat Pada Lansia
adalah setiap hari mengerjakan sholat lima Hasil uji statistik pada penelitian ini
waktu dan tidak ada satu pun yang ditinggalkan. menunjukkan bahwa hipotesis ditolak dimana

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 473


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

nilai p-value = 0,359 yang artinya tidak ada Namun, dari hasil penelitian didapatkan
hubungan antara pencapaian tugas pencapaian tugas perkembangan keluarga tidak
perkembangan keluarga tahap VIII (aging berhubungan dengan perilaku pemenuhan
Family) dengan perilaku pemenuhan kebutuhan kebutuhan spiritual : sholat lansia, hal tersebut
spiritual : sholat pada lansia di kelurahan dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Menurut
sumbersari kecamatan sumbersari kabupaten peneliti, hal ini disebabkan karena lansia
jember. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil memiliki keyakinan dan kesadaran dalam
penelitian lain dimana terdapat hubungan yang menjalankan aktivitas keagaaman seperti sholat
signifikan antara peran keluarga dalam untuk bekal di akhirat. Sehingga lansia dalam
pemenuhan kebutuhan spiritual dengan menjalankan ibadah sholat dapat melaksanakan
tingkatan spiritualitas pada lansia di Desa Beji sendiri tanpa bantuan ataupun perintah dari
(p=0,036) [21]. keluarga. Semakin lanjut usia seseorang, maka
Menurut peneliti, tidak adanya semakin sering pula mereka memikirkan tentang
hubungan antara pencapaian tugas kematian. Hal ini dipicu oleh kondisi mental dan
perkembangan keluarga tahap VIII (aging fisik yang semakin menurun. Kekhawatiran ini
Family) dengan perilaku pemenuhan kebutuhan biasanya terkait dengan peningkatan rasa
spiritual : sholat dikarenakan ada faktor lain keagamaan, cenderung lebih taat beribadah,
yang mempengaruhi perilaku pemenuhan dan melakukan aktivitas-aktivitas sosial
spiritual : sholat pada lansia. Faktor perilaku bermanfaat. Selain itu, minat beragama secara
sendiri ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu umum ditentukan dari usia-usia sebelumnya,
faktor predisposisi (predisposing factor), faktor meskipun kadang-kadang terjadi perubahan
pemungkin (enabling factor), faktor penguat sikap beragama yang drastis pada diri
(reinforcing factor). Faktor predisposisi yang seseorang [23]. Oleh karena itu, perawat
paling berperan mempengaruhi perilaku lansia diharapkan dapat membantu keluarga untuk
dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan membentuk karakter beragama sejak dini
spiritual : sholat [22]. sehingga di masa tua nanti perilaku beragama
Usia lanjut adalah orang yang sudah semakin baik.
memiliki kesadaran dalam menjalankan ibadah
[23]. Munculnya kesadaran beragama pada Simpulan dan Saran
umumnya didorong oleh adanya keyakinan Simpulan
keagamaan yang merupakan keadaan yang ada Berdasarkan hasil penelitian dan
pada diri seseorang. Adanya kesadaran itulah pembahasan mengenai hubungan pencapaian
akhirnya terbentuk tingkah laku keagamaan tugas perkembangan keluarga tahap VIII (aging
pada seseorang. Kesadaran akan norma-norma family) dengan perilaku pemenuhan kebutuhan
agama berarti individu menghayati, spiritual: sholat lansia di Kelurahan Sumbersari
menginternalisasi dan mengintegrasikan norma Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
tersebut kedalam diri pribadinya sehingga akan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
menjadi bagian dari hati dan kepribadiannya signifikan antara pencapaian tugas
[24]. perkembangan keluarga tahap VIII (aging
Namun, pada usia lanjut tidak semua family) dengan perilaku pemenuhan kebutuhan
aktivitas keagamaan dapat dilaksanakan spiritual: sholat lansia di Kelurahan Sumbersari
dengan baik, sehingga ada keterbatasan yang Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
disebabkan kondisi fisik yang tidak kuat lagi [23]. Saran
Sehingga idealnya lansia membutuhkan Berdasarkan hasil penelitian ini,
keluarga dalam pemenuhan tugas diharapkan perawat dapat memfasilitasi lansia
perkembangan. Mempertahankan kehidupan untuk menjaga kesehatan fisik maupun psikis
yang memuaskan adalah tugas keluarga lansia lansia sehingga lansia dalam menjalankan
yang paling penting [12]. Apabila keluarga tidak aktivitas khususnya sholat dapat dilakukan
menjalankan tugas perkembangan dengan baik, dengan teratur dan baik.
maka manusia usia lanjut tidak memelihara dan
mempertahankan harga dirinya dan akan
merasa tegang, takut, murung, sedih, kecewa,
marah, putus asa dan sebagainya [23].
Dukungan keluarga sangat penting bagi
lansia, apalagi dalam melaksanakan tugas
perkembangan keluarga dengan lansia.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 474


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

Daftar Pustaka dengan stroke di rumah sakit umum daerah


dr. zainoel abidin banda aceh. Skripsi.
[1] Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala;
analisis usia lanjut. Jakarta: Pusat Data dan 2014.
Informasi; 2014. [13] Somantri J. Analisis karakteristik lanjut usia
[2] Ummah A. Hubungan kebutuhan spiritual dengan hubungan antar generasi di Desa
dengan kualitas hidup pada lansia di panti Cihideung Ilir Kabupaten Bogor. Skripsi.
wredha kota semarang. Skripsi. Semarang: Bogor: Departemen Sains Komunikasi Dan
Jurusan Keperawatan, Fakultas Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponegoro; 2016.
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor;
[3] Ratnasari N & Nurtanti S. Hubungan
2013.
dukungan keluarga dengan kemandirian
[14] Hasan I. Studi religiusitas lansia terhadap
lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-
perilaku keagamaan pada lansia
hari di wilayah kerja puskesmas selogiri,
perumahan tegal sari ledug kembaran
kabupaten wonogiri. Wonogiri: Akademi
banyumas. Islamadina. 2015; XV(2): 1-16.
Keperawatan Giri Satria Husada; 2007.
[15] Permasandi HK. Peranan pembimbing
[4] Tasbih A. Makna shalat berjamaah pada
agama dalam meningkatkan ibadah shalat
lansia. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
pada lansia di balai perlindungan sosial
Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan
dinas sosial provinsi banten. Skripsi.
Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan
Jakarta: Fakultas ilmu Dakwah Dan Ilmu
Kalijaga; 2012.
Komunikasi, Universitas Islam Negeri
[5] Wulandhani dkk. Hubungan dukungan
Syarif Hidayatullah; 2011.
keluarga dengan motivasi lansia hipertensi
[16] Suparman D. Pembelajaran ibadah shalat
dalam memeriksakan tekanan darahnya.
dalam perpekstif psikis dan medis. Jurnal.
JOM PSIK Vol. 1 No.2. Riau: Program Studi
2015; 9(2): 1979-8911.
Ilmu Keperawatan, Universitas Riau; 2014.
[17] Uliyah M & Faradimah. Keteraturan sholat
[6] Hamid AY. Aspek spiritual dalam
lima waktu dengan tingkat depresi pada
keperawatan. Jakarta: Widya Medika; 2008.
lansia. The Sun Vol. 2(1). Surabaya :
[7] Jalaluddin. Tingkat usia dan perkembangan
Fakultas ilmu Kesehatan, Universitas
spiritualitas serta faktor yang melatar
Muhammadiyah Surabaya; 2015.
belakanginya di majelis tamasya rohani
[18] Cahyani H.F. Hubungan shalat terhadap
riyadhul jannah palembang. Jurnal Intizar.
tekanan darah pada pasien hipertensi di
2015; 21(3).
Posbindu Anggrek Kelurahan Cempaka
[8] Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional.
Putih Kecamatan Ciputat Timur. Skripsi.
Statistik penduduk lanjut usia 2014.
Jakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan,
Jakarta: BPS; 2014.
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan,
[9] Dwiputri RM. Pemenuhan perkembangan
Universitas Islam Negeri Syarif
tugas keluarga serta kepuasan pernikahan
Hidayatullah, Jakarta; 2014.
pada lansia laki-laki dan perempuan.
[19] Sanusi M. Bedah lengkap kedashyatan
Skripsi. Bogor: Departemen Ilmu Keluarga
sholat bagi kesehatan manusia.
Dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
Yogyakarta: DIVA Press; 2010.
Institut Pertanian Bogor; 2014.
[20] Elzaky JM. Mukjizat kesehatan ibadah.
[10] Ostwald SK. 2008. Predictors of life
Jakarta: syuruq; 2010.
satisfaction among stroke survivors and
[21] Widayanti A. Hubungan peran keluarga
spousal caregivers: a narrative review.
dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
[internet]. 2008. [diambil tanggal 18 Januari
dengan tingkatan spiritualitas pada lansia
2018] diakses dari
di desa beji wilayah kerja puskesmas
https://nursing.uth.edu/coa/downloads/care
leyangan ungaran timur. Artikel. Ungaran:
s/Life%20Satisfaction%20Narrative%20Rev
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah
iew.pdf.
[11] Noorkasiana, Tamher. Kesehatan usia Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo;
lanjut dengan pendekatan asuhan 2016.
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; [22] Notoatmodjo. Metodologi penelitian
2009. kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010.
[12] Ramadhan F. Gambaran pemenuhan tugas [23] Replita. Kondisi keberagamaan pada
perkembangan keluarga pada lansia manusia usia lanjut (sebuah pendidikan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 475


Kharisma, et al, Hubungan Pencapaian Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VIII ...

dan pembelajaran pada generasi muda).


Hikmah. 2015; 8(2): 63-74.
[24] Sitorus M. Psikologi agama. Medan:
Perdana Publshing; 2011.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September 2018 476

You might also like