Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Surgery is the follow-up actions of diagnosis. The biggest revenue in Clinics comes from surgery.The number
of patients suffering cataract who do not undergo cataract surgery affects the revenue of Clinics. The problem
in this study was high number of cataract patients who did not undergo cataract surgery with an average of
50.7% per month. This study aimed to clarify the influence Theory of Planned Behavior in generating intention
to undergo cataract surgery among patients. Population under study was patients eligible for cataract surgery.
Sampling was done using accidental sampling technique with a number of 67 respondents. Data collection
was carried out using questionnaire and analysis was done using multiple linear regression analysis. The
results indicated that variable attitude had a dominant influence on the intention to undergo cataract surgery,
with value of β =0,379. The second variable was the perceived behavioral control with value of β=0,258, and
the third variable was subjective norms with value of β=0,246. Therefore, it can be inferred that variable of
attitudes toward behavior is factor with dominant influence on the intention to undergo cataract surgery. Finally
it is expected that Mojoagung Eye Clinic to improve attitudes, perceived behavioral control and subjective
norms of patients.
Dalam era globalisasi saat ini banyak sehingga dirasa penting untuk membahas
sekali bermunculan tempat pelayanan kesehatan banyaknya tindakan operasi yang dilakukan di
baru seperti klinik, baik klinik yang menyediakan klinik pada pasien yang memerlukan tindakan
berbagai jenis poli pelayanan maupun klinik dalam operasi. Klinik Mata Mojoagung merupakan klinik
bidang khusus yang memberi pelayanan lebih yang menyediakan pelayanan spesialistik di
spesifik. “Klinik merupakan fasilitas pelayanan bidang mata. Pelayanan kesehatan yang diberikan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan meliputi pemeriksaan dasar mata rawat jalan
kesehatan perorangan yang menyediakan sampai dengan tindakan operasi, pengadaan obat
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga Seluruh pasien yang terdiagnosa katarak
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga dianjurkan untuk melakukan operasi katarak.
medis” (Permenkes No.9 Berdasarkan data dari Unit Rawat Jalan Klinik
Tahun 2014 tentang Klinik). Mata Mojoagung dari bulan Januari 2013 sampai
Tindakan operasi merupakan tindakan dengan bulan Desember 2014, jumlah pasien
lanjutan dari diagnosis dokter terhadap penyakit rawat jalan yang terdiagnosa katarak rata-rata tiap
yang dialami pasien. Penerimaan pendapatan bulan sebanyak 130 pasien. Pasien yang
yang berasal dari operasi merupakan salah satu melakukan operasi katarak di Klinik Mata
Mojoagung rata-rata tiap bulannya hanya sebesar (TRA) hanya dapat digunakan untuk perilaku yang
49,3%, dan yang tidak melakukan operasi katarak sepenuhnya berada di bawah kontrol individu
Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini menjelaskan perilaku yang tidak sepenuhnya di
adalah tingginya jumlah pasien katarak yang tidak bawah kontrol individu karena adanya
melakukan operasi katarak di Klinik Mata faktor lain yang kemungkinan dapat menghambat
Mojoagung rata-rata sebesar 50,7% dari bulan atau mendukung tercapainya niat individu untuk
Januari 2013 – Desember 2014. Tujuan dari berperilaku, sehingga Ajzen dalam Theory of
penelitian ini adalah untuk menjelaskan aplikasi planned behavior (TPB) menambahkan satu faktor
Theory of Planned Behavior yang berpengaruh antesenden yaitu perceived behavioral control.
dalam membangkitkan niat pasien untuk Dalam Theory of planned behavior (teori
Theory of planned behavior (teori perilaku untuk semua perilaku secara umum Niat
terencana) merupakan pengembangan dari teori seseorang untuk berperilaku dapat di prediksi oleh
sebelumnya yaitu theory of reasoned action (teori tiga hal yaitu sikap terhadap perilaku (attitude
tindakan beralasan) yang dikemukakan oleh Icek toward the behavior), norma subyektif (subjective
Ajzen dan Martin Fishbein. Dalam theory of norm), dan persepsi pengendalian diri (perceived
reasoned action (teori tindakan beralasan), dimana behavioral control). Attitude toward the behavior
teori ini merupakan teori yang digunakan untuk merupakan keseluruhan evaluasi seseorang
memperkirakan tingkah laku seseorang. Dalam mengenai positif atau negatifnya untuk
theory of reasoned action (teori tindakan menampilkan suatu perilaku tertentu. Subjective
beralasan) memiliki dua prediksi utama dalam norm merupakan kepercayaan seseorang
menilai niat seseorang untuk berperilaku, yaitu mengenai tuntutan dari orang lain yang dianggap
attitude toward the behavior dan subjective norm penting baginya untuk bersedia menampilkan atau
Theory of reasoned action (teori tindakan dengan tuntutan. Perceived behavioral control
kembali oleh Icek Ajzen menjadi Theory of kemampuannya untuk menampilkan suatu perilaku
Gambar diagram Theory of Planned behavior ditentukan oleh kombinasi antara belief
Behavior (TPB) tahun 1991 yang kemudian oleh individu tentang konsekuensi positif dan atau
Ajzen dikembangkan di tahun 2006 akan negatif dari perilaku yang dimunculkan (behavioral
AB α ∑ bi ei
Dalam Theory of Planned Behaviour
Keterangan:
(TPB) menjelaskan bahwa sikap terhadap
AB = Sikap terhadap perilaku bi =
perilaku, norma subyektif dan persepsi
Penjumlahan hasil perkalian antara belief dan
pengendalian diri akan memunculkan
outcome yang dihasilkan
sebuah niat untuk melakukan perilaku.
ei = Evaluasi
Actual Behavioral Control (Kontrol perilaku nyata)
Sikap terhadap perilaku adalah sejauh
akan terjadi apabila seseorang ingin melakukan
mana kinerja dari perilaku yang positif atau negatif
niat yang dimiliki.
dihargai. Menurut rumus diatas, sikap terhadap
Sikap terhadap perilaku (Attitude toward the perilaku (AB) dihasilkan dari penjumlahan hasil
Behavior)
perkalian antara belief dan outcome yang
Sikap terhadap perilaku merupakan suatu
dihasilkan (bi) dengan evaluasi (ei).
fungsi yang didasarkan oleh behavioral beliefs,
tentang setuju dan atau tidak setuju seseorang perasaan individu mengenai tingkat kesulitan
atau kelompok yang dianggap penting bagi dalam melakukan suatu perilaku. Semakin individu
individu terhadap suatu perilaku (normative merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit
beliefs), dan motivasi individu untuk mematuhi faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu
anjuran tersebut (motivation to comply). perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka
Subjective norm dihasilkan dari perkalian rasakan atas perilaku tersebut dan begitu juga
antara normative beliefs (keyakinan normatif) sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan
dengan motivation to comply (motivasi untuk faktor pendukung dan banyak faktor penghambat
mematuhi). Hubungan antara normative beliefs untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka
(keyakinan normatif) dengan motivation to comply individu akan cenderung mempersepsikan diri sulit
(motivasi untuk mematuhi) dapat ditulis dalam untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2006).
ni = normative belief yang mempertimbangkan power dapat ditulis dalam persamaan berikut :
beliefs, yaitu belief seseorang tentang ada atau Niat (Intention) merupakan kompetensi
tidak adanya faktor pendukung atau penghambat dari diri individu yang didasarkan pada keinginan
untuk dapat memunculkan perilaku. Belief dapat individu untuk melakukan perilaku tertentu. Niat
diperoleh dari pengalaman terdahulu individu untuk melakukan perilaku dapat diukur
tentang suatu perilaku, informasi yang dimiliki menggunakan tiga prediktor utama yaitu attitude
individu tentang suatu perilaku yang diperoleh toward the behavior, subjective norm, dan
dengan melakukan observasi pada pengetahuan perceived behavioral control . Jika individu berniat
yang dimiliki diri maupun orang lain yang dikenal untuk melakukan perilaku maka individu tersebut
individu, dan juga oleh berbagai faktor lain yang akan cenderung melakukan perilaku tersebut,
dapat meningkatkan ataupun menurunkan namun sebaliknya jika tidak berniat untuk
cenderung tidak akan melakukan perilaku itu. Niat statistik dengan menggunakan uji regresi linier
individu untuk berperilaku memiliki keterbatasan berganda. Analisis tersebut dilakukan untuk
waktu dalam mewujudkan perilaku nyata, mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku,
sehingga dalam melakukan pengukuran niat untuk norma subyektif, persepsi pengendalian diri
berperilaku perlu diperhatikan empat elemen terhadap niat melakukan operasi katarak.
utama dari niat yaitu target dari perilaku yang HASIL dan PEMBAHASAN
dituju (target), tindakan (action), situasi pada saat Analisis Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku,
Norma Subyektif dan Persepsi Pengendalian
perilaku ditampilkan (contex), dan waktu pada saat Diri Terhadap Niat melakukan operasi Katarak.
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda sikap responden untuk mengikuti keinginan atau saran
terhadap perilaku, norma subyektif dan
persepsi pengendalian diri terhadap niat dari orang-orang terdekatnya maka akan semakin
melakukan operasi katarak di Klinik
Mata Mojoagung, Jombang, 2016 besar pula niatnya untuk melakukan operasi
penelitian yang dilakukan oleh Yakasai (2015). Berbeda dengan penelitian yang
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jung dilakukan oleh Dewanti (2014), dan Cruz dkk
Lee (2010), dan penelitian Haghighi (2012), (2015), menunjukkan bahwa norma subyektif
menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya niat. Hal ini mungkin disebabkan karena
terhadap niat. Berbeda dengan penelitian yang perbedaan karakter responden dan lingkungan
dilakukan oleh Ratna Listiana Dewanti (2014), sehingga memiliki dampak yang berbeda.
menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku tidak Persepsi pengendalian diri menghasikan
berpengaruh terhadap niat. Hal ini dimungkinkan nilai p sebesar 0,025<0,05. Hasil ini menyimpulkan
karena perbedaan karakter responden dan lokasi bahwa persepsi kontrol perilaku berpengaruh
Norma subyektif menghasikan nilai p katarak. Pengaruh persepsi kontrol perilaku adalah
sebesar 0,030<0,05. Hasil ini menyimpulkan positif dengan koefisien regresi sebesar 0,024. Hal
bahwa norma subyektif berpengaruh signifikan ini berarti semakin mendukungnya persepsi kontrol
terhadap niat melakukan operasi katarak. perilaku, akan meningkatkan secara signifikan niat
Pengaruh norma subyektif adalah positif dengan pasien untuk melakukan operasi katarak.
koefisien regresi sebesar 0,016. Hal ini berarti Variabel persepsi pengendalian diri
norma subyektif yang semakin mendukung, akan menghasilkan nilai β=0,257 menunjukkan
meningkatkan secara signifikan niat pasien untuk besarnya kontribusi variabel persepsi
Variabel norma subyektif menghasilkan nilai melakukan operasi katarak. Variabel persepsi
koefisien β= 0,246, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian diri memiliki kontribusi yang lebih
variabel norma subyektif memiliki hubungan yang kecil daripada variabel sikap terhadap perilaku
signifikan dengan niat untuk melakukan operasi namun lebih besar dari variabel norma subyektif
katarak, dengan kata lain semakin besar motivasi dalam permodelan regresi niat melakukan operasi
katarak. Sama seperti penelitian yang dilakukan diri, hal ini sama dengan hasil penelitian ini yang
oleh Cruz,dkk (2015), menunjukkan hasil bahwa menunjukkan ketiga variabel tersebut dapat
persepsi pengendalian diri merupakan faktor mempengaruhi niat. Penelitian lain yang dilakukan
urutan ke dua yang memiliki pengaruh terhadap oleh Jung Lee (2010), Haghighi (2012), Cruz,dkk
Persepsi pengendalian diri menggambarkan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subyektif,
tentang perasaan kemampuan individu dalam persepsi pengendalian diri menunjukkan ada
melakukan suatu perilaku, persepsi mengenai pengaruh yang signifikan terhadap niat. Dari ketiga
kemudahan atau kesulitan dalam melaksanakan variabel yang berpengaruh terhadap niat, variabel
perilaku. Dalam teori perilaku berencana, persepsi sikap terhadap perilaku yang memiliki pengaruh
pengendalian diri mengacu pada persepsi paling besar dibanding dengan variabel lainnya,
seseorang terhadap sulit atau tidaknya untuk hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
melakukan tindakan yang diinginkan, terkait oleh Sigit (2006), Jung Lee (2010), dan Yakasai
sumber daya dan kesempatan yang diperlukan Tabel 3. Koefisien Determinasi (r2) Pengaruh
Parsial
untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Semakin Variabel R r2
Bebas
besar faktor pendukung dan kesempatan yang ada
Sikap 0,346 0,1197
dan semakin sedikit hambatan yang dimiliki maka Terhadap
Perilaku
akan semakin besar pula persepsi individu untuk Norma 0,270 0,0729
Subyektif
dapat mengontrol atau melakukan perilaku Persepsi 0,278 0,0772
Kontrol
tersebut. Perilaku
Dari Tabel 3 diketahui variabel bebas
Pengujian pengaruh sikap terhadap
yang memiliki nilai r2 parsial paling besar adalah
perilaku, norma subyektif dan persepsi
sikap terhadap perilaku yaitu 0,1197 atau 11,97%.
pengendalian diri terhadap niat melakukan operasi
Hasil ini menyimpulkan bahwa sikap terhadap
katarak dilakukan dengan menggunakan uji
perilaku adalah faktor yang berpengaruh dominan
regresi linier berganda. Hasil yang di dapatkan
(paling besar) terhadap niat pasien untuk
adalah variabel sikap terhadap perilaku, norma
melakukan operasi katarak.
subyektif, persepsi pengendalian diri menunjukkan
Sikap terhadap perilaku menjadi variabel
ada pengaruh yang signifikan terhadap niat
yang paling dominan dimungkinkan karena sikap
memilih tempat operasi katarak. Theory of
didapatkan dari suatu keyakinan orang tersebut
planned behavior menggambarkan bahwa niat
tentang sikap yang akan dilakukan. Secara umum
dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap terhadap
seseorang dapat membentuk keyakinannya
perilaku, norma subyektif, persepsi pengendalian
dengan mengaitkannya dengan hal lain misalnya
dengan suatu peristiwa atau pengalaman orang berpengaruh signifikan terhadap niat untuk
lain yang pernah diketahui, tentang biaya yang melakukan operasi katarak.
positif atau negatif (Ajzen,1991). Semakin besar pengaruh yang paling besar dalam
rasa ingin sembuh maka semakin meningkat pula membangkitkan niat melakukan operasi katarak.
niat untuk melakukan operasi katarak. Semakin Hal ini mengindikasikan bahwa Semakin besar
memiliki penilaian yang positif terhadap kegagalan rasa ingin sembuh maka semakin meningkat pula
dari operasi katarak maka semakin meningkat pula niat untuk melakukan operasi katarak. Semakin
niat untuk melakukan operasi katarak. memiliki penilaian yang positif terhadap kegagalan
Pengaruh yang ditunjukan variabel dari operasi katarak maka semakin meningkat pula
persepsi pengendalian diri terhadap niat berada niat untuk melakukan operasi katarak.
diantara sikap dan norma subyektif. Dimungkinkan Persepsi pengendalian diri adalah urutan
karena persepsi yang dimiliki individu terhadap kedua yang berpengaruh dalam membangkitkan
kemudahan dan kesulitan dalam mewujudkan niat melakukan operasi katarak. Hal ini
perilaku dirasa lebih kuat untuk mewujudkan niat menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan
dibanding dengan anjuran dari orang lain (norma dalam mengendalikan diri untuk sembuh maka
variabel yang memiliki pengaruh paling kecil pengendalian diri makan semakin berniat untuk
dimungkinkan karena tidak sepenuhnya keyakinan Norma subyektif merupakan urutan ketiga
yang dimiliki individu terhadap saran dari orang yang berpengaruh dalam membangkitkan niat
yang dianggapnya penting, motivasi untuk untuk melakukan operasi katarak. Semakin besar
mematuhi yang dimiliki tidak terlalu besar motivasi responden untuk mengikuti keinginan
sehingga pengaruhnya untuk memunculkan niat atau saran dari orang-orang terdekatnya maka
tidak terlalu besar. akan semakin besar pula niatnya untuk melakukan
Hasil analisis regresi linier berganda kecil dibandingkan dengan variabel lainnya, hal ini
menunjukan bahwa aplikasi Theory of Planned dimungkinkan karena tidak sepenuhnya keyakinan
Behavior yang meliputi sikap terhadap perilaku, yang dimiliki individu terhadap saran dari orang
norma subyektif dan persepsi pengendalian diri yang dianggapnya penting, motivasi untuk
operasi katarak.
DAFTAR PUSTAKA