You are on page 1of 6

2023 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN: 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 05 Oktober 2023

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN


PRE OPERASI MENGGUNAKAN METODE ANESTESI SPINAL DI RSUD
KARDINAH KOTA TEGAL
(The Relationship Between Self Efficacy and Anxiety in Preoperative Patients using Spinal
Anaesthesia Method in Kardinah Regionalgeneral Hospital Tegal City)
1Riyan Makhfudin, 2Wilis Sukmaningtyas, 3Wasis Eko Kurniawan
Program Studi Anestesiologi Program Sarjana Terapan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Harapan
Bangsa, Jl. Raden Patah No.100, , Kabupaten Banyumas, 53182, Indonesia
1
riyanmakhfudin@gmail.com, wilis.sukmaningtyas@gmail.com, 3wasiseko1270@gmail.com

ABSTRACT

Self efficacy is a belief, a person's ability to manage situations when anxious, threatened or
otherwise. Anxiety in preoperative patients is associated with psychology, lack of sleep,
restlessness, lethargy, crying easily and sleep deprivation. The purpose of this thesis is to determine
the connection between anxiety and self-efficacy in patients undergoing spinal anesthesia at
Kardinah General Hospital in Tegal City. This study employs a cross-sectional design and
quantitative observational analysis. This research was conducted at the Kardinah Hospital in Tegal
City from October 1 to 31 2022. The number of samples in this study were 44 respondents who were
taken using the consecutive sampling technique. The instrument used in this research is a
questionnaire. The results showed that respondents with low self efficacy (59.09%) and the anxiety
level of respondents were in the severe anxiety category (54.54%). The results of the correlation
coefficient r product is 0.929 greater than r table which is 0.297 with a significant correlation
coefficient of 0.000. According to the study's findings, anxiety and self-efficacy were related among
preoperative patients at Kardinah Regional General Hospital in Tegal City who were under spinal
anesthesia.

Keywords : self efficacy; anxiety

ABSTRAK

Self efficacy adalah keyakinan, kemampuan seseorang untuk mengelola situasi ketika mereka
cemas, terancam atau sebaliknya. Kecemasan pada pasien pre operasi berhubungan dengan
psikologi, insomnia, gelisah, lesu, mudah menangis dan kurang tidur. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memahami hubungan self eficacy dengan manajemen cemas pada pasien yang
menjalani anestesi spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal. Penelitian ini menggunakan jenis analisis
observasional kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kardinah
Kota Tegal dari tanggal 1 – 31 Oktober 2022. Dalam penelitian ini umlah sampeli yaitu 44 responden
yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kuisionner. Hasil penelitian didapatkan responden dengan self efficacy rendah (59,09%) dan
tingkat kecemasan responden pada kategori cemas berat (54,54%). Hasil koefisien korelasi r produk
sebesar 0,929 lebih besar dari r tabel yaitu 0,297 dengan koefisien korelasi signifikan sebesar 0,000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara self efficacy dengan kecemasan pada
pasien pre operasi menggunakan metode anestesi spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Kata kunci : self Efficacy; kecemasan

* Riyan Makhfudin This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0
Email: riyanmakhfudin@gmail.com
setelah prosedur medis (Moon & Becker,
PENDAHULUAN 2000).
Anestesi spinal terus menjadi pilihan untuk
Prosedur medis adalah terapi yang perut dan titik terjauh bawah prosedur medis.
melibatkan metode obtrusif dengan membuat Anestesi spinal dilakukan dengan
sayatan di tempat-tempat tertentu, berisi luka memasukkan obat penenang lokal ke dalam
dan kemudian menjahitnya. Pembedahan ruang subarachnoid di daerah lumbal.
dilakukan untuk mendiagnosis atau Anestesi membuat pasien tetap sadar, terjadi
mengobati penyakit, cedera, kelainan bentuk , dalam waktu penyembuhan yang lebih cepat
perubahan fisik tubuh dan organ yang terjadi dan persiapan yang lebih cepat (Morgan &
akibat kerusakan jaringan. (Syafira et al., Mikhails’s, 2013).
2022) Berdasarkan hasi survei pendahuluan yang
Asosiasi Kesejahteraan Dunia (WHO) dilakukan pada 14 Desember 2021 diperoleh
menyebutkan jumlah pasien yang menjalani informasi pasien yang mendapat anestesi
prosedur medis meningkat secara signifikan spinal Oktober – November 2021 sejumlah
dari tahun ke tahun, dari 140 juta menjadi 148 191 pasien. Rata-rata 100 pasien anestesi
juta di semua klinik darurat di seluruh dunia spinal, 80 pasien operasi elektif dan 20 pasien
pada tahun 2012. Padahal di Indonesia, operasi darurat (cyto) per-bulan. Menurut
sekitar 1,2 juta pasien menjalani prosedur penata anestesi RSUD Kardinah Kota Tegal
medis pada tahun 2012. Berdasarkan bebrapa pasien bedah mengalami cemas.
informasi yang benar dari Dinas Dengan latar belakang tersebut, peneliti
Kesejahteraan Indonesia tahun 2019, bedah tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menduduki peringkat ke-11 dari 50 judul “Hubungan Self efficacy dengan
pengobatan untuk penyakit utama di seluruh Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi
wilayah Indonesia. (Rismawan et al., 2019). Menggunakan Metode Anestesi Spinal di
Pembedahan dan anestesi adalah tindakan RSUD Kardinah Kota Tegal”.
yang membuat stress karena integritas jiwa
dan raga terancam (Jlala, Bedforth, Herdman,
2010). Stresor ini menimbulkan kecemasan. METODE PENELITIAN
Beberapa penelitian telah menunjukkan Jenis penelitian ini adalah penelitian
bahwa 60-80% pasien bedah memiliki tingkat
analitik observasional kuantitatif. Rancangan
ketakutan yang berbeda-beda terhadap
penelitian yang digunakan adalah cross
pembedahan dan anestesi. (Falabiba, 2019).
Kecemasan dikaitkan dengan ancaman sectional, yaitu studi non-eksperimental.
operasi dan anestesi dimana prosedur itu Penelitian ini melibatkan pasien operasi elektif
harus dihadapi dan dilakukan (Stuart & menggunakan metode anestesi spinal.
Sudeen, 2013). Metode pengumpulan sampel menggunakan
Pasien yang akan menjalani suatu tindakan non-probability sampling secara sekuensial
medis biasanya mengalami kegugupan mulai sampling melibatkan identifikasi subjek
dari gejala ringan, sedang, berat, dan sangat sampel dengan memenuhi kriteria tertentu
ekstrim. Persiapan psikologis sebelum operasi yaitu pasien operasi mengunakan metode
mempengaruhi optimalisasi perawatan pre anestesi spinal, tidak memiliki keterbatasan
operasi dan hasil operasi tahap selanjutnya fisik seperti tuli dan buta, tidak gangguan jiwa,
(Chen et al, 2017). Penatalaksanaan dan pasien bersedia menjadi responden.
kecemasan operasi berkaitan tentang
Pengambilan sampel menurut rumus Slovin,
membangun kemampuan dan kekuatan
kepercayaan diri untuk mengelola kecemasan jumlah sampel sebanyak 44 responden di
sebelum operasi melalui self efficacy RSUD Kardinah Kota Tegal dengan izin etik
(Bulecheck et al, 2016) No.B.LPPM-UHB/1507/02/2023 yang berlaku
Self efficacy, khususnya keyakinan pada dari tanggal 7 Februari 2023 – 7 Februari 2024
kapasitas seseorang untuk memilah dan yang diterbitkan oleh Komisi Etik Penelitian
melakukan program kegiatan yang diharapkan Kesehatan Universitas Harapan Bangsa.
untuk menghadapi suatu keadaan (Albert
Bandura, 1997). Self efficacy merupakan HASIL PENELITIAN
prediktor penting untuk menentukan perilaku
pasien pasca operasi. Seseorang dengan Pengumpulan data untuk penelitian data ini
kemandirian tinggi memiliki kesejahteraan fisik berlangsung antara tanggal 1 – 31 Oktober
dan mental yang lebih baik dan berbuah
Riyan Makhfudin, Wilis Sukmaningtyas, Wasis Eko Kurniawan 15
2022 di RSUD Kardinah Kota Tegal dan total Tabel 3. Hasil Uji Analisa Self Efficacy Dengan
44 responden berpartisipasi di dalamnya: Kecemasan Pre Operasi Menggunakan Metode
Anestesi spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal
Identifikasi Self efficacy Pasien Pre Tahun 2022 (n:44)
Operasi Menggunakan Metode Anestesi
Normal Most Extreme Kolmo Asym.
Spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal Parameters Differences gorov- Sig (2-
N a Smirn tailed)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kategori Self Variabel mea Std. abs posi neg ov Z
efficacy di RSUD Kardinah Kota Tegal Tahun n devi olut tive ativ
atio e e
2022 (n : 44) n
44,0 14,9 7,12 0,34 0,34 - 2, 306 0,000
Self
Kategori Frekuensi Persentase 000 55 0 8 8 0,24
Efficacy
3
Rendah 26 59,09 % 44,0 13,5 5,98 0,19 0,19 - 1,276 0,077
Kecemas
00 00 3 2 2 0,10
Sedang 9 20,45 % an
5

Tinggi 7 15,91 %
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hasil
Sangat Tinggi 2 4,55 % tes Kolmogorov-smirnov sebesar 2,306 untuk
Jumlah 44 100 % self efficacy dan 1,276 untuk kecemasan.
Data berdistribusi normal karena hasil tes
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi lebih besar dari 0,05.
Self efficacy pasien pre operasi menggunakan
anestesi spinal adalah 59,09% kategori Analisa Korelasi Hubungan Self Efficacy
rendah, 20,45% kategori sedang, 15,91% dengan Kecemasan Pada Pasien Pre
kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi Operasi Menggunakan Metode Anestesi
4,55%. Spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal

Identifikasi Kecemasan Pada Pasien Pre Tabel 4 Hasil Analisa Korelasi Atau Analisa
Operasi Menggunakan Metode Anestesi Bivariat Hubungan Self Efficacy dengan
Spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal Kecemasan pada Pasien Pre Operasi
Menggunakan Metode Anestesi Spinal di RSUD
Tabel 2. Persentase Kategori Kecemasan di Kardinag Kota Tegal Tahun 2022(N:44 )
RSUD Kardinah Kota Tegal Tahun 2022 (n : 44)

Kategori Frekuensi Persentase


Panik 2 4,55 % Frekuensi Tot Pear Sig.
Cemas berat 24 54,54 % Variabel Kategori al son (2-
Cemas sedang 11 25% n % n corre tailed
latio )
Cemas ringan 3 6,82% n
Tidak rendah 26 59,09
4 9,09%
cemas/adaptasi Sedang 9 20,45
Jumlah 44 100 % Self-efficacy Tinggi 7 15,91
Sangat 2 4,55 P
tinggi value
Dari Tabel 2 dapat diamati bahwa Panik 2 4,55 44 0,929 0,000
kecemasan pasien sebelum operasi Cemas 24 54,54 <0,05
dikategorikan panik 4,55%, cemas berat berat
54,54%, cemas sedang 25%, cemas ringan Cemas 11 25
Kecemasan sedang
6,82%, dan tidak ada kecemasan/adaptasi Cemas 3 6,82
9,09%. ringan
Tidak 4 9,09
Uji Analisa Self efficacy dengan cemas/ada
ptasi
Kecemasan Pre Operasi Menggunakan Jumlah 44 100
Metode Anestesi Spinal di RSUD Kardinah
Kota Tegal
Dari Tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa
koefisien korelasi sebesar 0,929. Rtabel =
0,297 merupakan momen 44 subjek r-produk.
Lebih besar dari rtabel korelasi, agar koefisien
korelasi yang diperoleh signifikan atau dapat
dibaca dari hasil sig. (2-ekor) = 0,000.
Koefisien hubungan ini penting karena nilai

Riyan Makhfudin, Wilis Sukmaningtyas, Wasis Eko Kurniawan 16


kepentingannya di bawah 0,05, yang berarti Identifikasi Kecemasan Pada Pasien Pre
ada hubungan yang sangat besar antara Operasi Menggunakan Metode Anestesi
kemandirian dan ketegangan pada pasien pra Spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal
operasi yang menggunakan metode anestesi
Setelah mengumpulkan informasi,
spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal.
diketahui bahwa sebagian besar responden
mengalami ketegangan serius, tepatnya
PEMBAHASAN 54,54%. Banyak elemen yang dapat
Identifikasi Self efficacy Pasien Pre mempengaruhi tingkat kegelisahan pasien
Operasi Menggunakan Metode Anestesi sebelum menjalani prosedur medis. Dalam
Spinal di RSUD Kardinah Kota Tegal penelitian yang dipimpin oleh Sari (2020)
unsur-unsur tersebut menggabungkan usia,
Setelah dilakukan penelitian diketahui orientasi, sekolah, pekerjaan, gaji, informasi,
bahwa analisis data self efficacy terbanyak pengalaman, dan karakter. Dengan demikian,
berada pada kategori rendah 59,09%, sedang konsekuensi dari penilaian ketegangan
20,45%, tinggi 15,91% dan sangat tinggi berubah dari satu individu ke individu lainnya.
4,55%. Hasil ini menunjukkan bahwa banyak Pemeriksaan ini didukung oleh Rismawan et
responden masih memiliki self efficacy yang al (2019) bahwa 28,6% responden mengalami
rendah, yang mungkin disebabkan karena kegugupan ekstrim, separuh responden
penjelasan dari petugas yang tidak memadai mengalami kegelisahan sedang, 21,4%
tentang anestesi spinal, kurangnya ketegangan ringan. Kecemasan sering
pengetahuan pasien dan kurang maksimalnya digambarkan sebagai perasaan sebagai
premedikasi. Hal ini sesuai dengan hipotesis perasaan ketidakpastian, keraguan,
Albert Bandura (1997) bahwa self efficacy ketidakberdayaan, kegelisahan dan
yang rendah memperluas perilaku ketidaknyamanan disertai dengan keluhan
kegelisahan dan keengganan. Individu fisik.
menghindari aktivitas yang dapat Kecemasan adalah perasaan tidak
memperburuk keadaan. Itu bukan karena menyenangkan yang ditandai kekhawatiran,
risiko, tetapi karena kegagalan mengelola berbagai tingkat ketakutan, dan pengalaman
sudut pandang yang berbahaya. ketidakpastian sebelumnya. Kecemasan
Temuan penelitian ini mendukung temuan digambarkan sebagai perasaan takut atau
Nugroho dkk. (2020) yang menemukan bahwa cemas yang tidak didukung oleh keadaan.
responden dengan tingkat efikasi diri yang Orang yang khawatir mungkin merasa tidak
tinggi juga memiliki tingkat kepercayaan yang nyaman atau cemas, tetapi mereka tidak tahu
tinggi terhadap kemampuannya. Hal ini mengapa hal ini terjadi. Kecemasan tidak
mungkin karena dukungan keluarga dan memiliki pemicu yang dapat diidentifikasi
kepercayaan diri. Individu dengan Efikasi diri dengan jelas. Penelitian ini juga didukung oleh
yang tinggi lebih kondusif untuk melakukan Palla et al (2018) yang menyebutkan bahwa
perubahan hidup. Kesejahteraan positif yang sebagian besar responden mengalami cemas
memiliki kendali atas keadaan yang mereka sedang 59,1%, cemas berat 22,7% dan
alami. Menurut Kaplan dan Sadock (2010) cemas ringan 18,2%. Hal ini sejalan juga
emosi yang dirasakan individu terhadap hasil dengan penelitian yang dilakukan Deka (2020)
dari penilaian situasi yang dihadapi bahwa 61,9% responden mengalami tingkat
melibatkan proses pemberian dengan respon kecemasan ringan, 22,2% mengalami tinggat
kognitif. kecemasan sedang dan 15,9% mengalami
Penelitian yang dilakukan Joni (2020) tingkat kecemasan berat. Gejala-gejala dalam
menyatakan bahwa Efikasi diri meningkatkan studi kasus ini antara lain kematian,
kemampuan seseorang dalam beradaptasi kekhawatiran akan sakit kepala dan masalah
dan melakukan tindakan, meningkatkan terkait sakit kepala lainnya, serta kualitas
kesediaannya untuk jujur dan berakibat pada hidup yang rendah (Ramirez, 2017).
rendahnya tingkat kegagalan serta
tercapainya perubahan yang diinginkan. Oleh Hubungan Self efficacy dengan
karena itu, ketika seseorang skeptis terhadap Kecemasan pada Pasien Pre Operasi
keberhasilan suatu operasi, maka akan Menggunakan Metode Anestesi Spinal di
tercipta kepercayaan. tentang kemungkinan RSUD Kardinah Kota Tegal
hasil yang dicapai dan perawatan pasca Berdasarkan Tabel 4 diatas dapat
operasi dapat berjalan baik. dijelaskan hasil analisis atau korelasi dua
dimensi dalam penelitian yaitu sebesar 0,929.

Riyan Makhfudin, Wilis Sukmaningtyas, Wasis Eko Kurniawan 17


Dari tabel tersebut r product moment dengan Koefisien ikatan asosiatif adalah -0,564 pada
jumlah responden sebanyak 44 didapatkan ikatan yang ditandai dengan jelas. Hal ini
rtabel= 0,297. Karena koefisien yang idapat diyakinkan dengan penelitian Gholamzadeh
lebih besar dari rtabel maka dapat disimpulkan (2018) Bahwa efikasi diskriminan mempunyai
signifikan. Hal ini juga dapat kita lihat dari hasil hubungan berbanding terbalik signifikan
Sig. (2-tailed) = 0,000. Koefisien korelasi yang dengan kecemasan dengan p = 0 dan r =
diperoleh juga signifikan karena nilainya 0,215.
kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Self efficacy memainkan peran penting
semakin rendah tingkat kecemasan pasien dalam mengelola stressor pada pasien pra
pra operasi secara signifikan berkorelasi operasi. Bagi individu, kinerja tinggi
negatif dengan self-efficacy, sebagai meningkatkan self efficacy dalam operasi dan
alternatif, semakin rendah self efficacy, rencana pasca operasi (Gholamzadeh dkk,
semakin tinggi tingkat kegugupannya. 2018)
Penyebab rendahnya Self efficacy adalah
SIMPULAN
ketakutan yang dialami pasien karena
kurangnya pengetahuan, kepercayaan pada Distribusi frekuensi self efficacy yang paling
orang lain, dan kurangnya kesiapan untuk tinggi adalah rendah pada 26 responden
melakukan operasi. Hal ini dapat membuat (59,09%) sedangkan kecemasan terbanyak
sulit untuk berkomunikasi dan memahami berada pada kategori kecemasan berat pada
instruksi dari orang lain. Di sisi lain, self- 24 responden (54,54%). Terdapat hubungan
efficacy yang tinggi membuat seseorang self efficacy dengan kecemasan dibuktikan
secara alami lebih tenang, lebih percaya diri, nilai Sig. (2-tailed) = 0,000. Karena nilai
lebih siap untuk operasi, dan tidak terlalu
signifikansinya <0,05 maka dianggap
cemas. Menurut Lalita (2014) menunjukkan
bahwa ada hubungan negative antara self signifikan. Self efficacy mempengaruhi
efficacy dengan tingkat kecemasan yaitu kecemasan pada pasien pre operasi, semakin
semakin tinggi self efficacy maka semakin rendah self efficacy maka kecemasan yang
rendah kecemasan dalam diri seseorang. dialami semakin meningkat pada pasien pre
Konsekuensi dari tinjauan ini didukung oleh operasi menggunakan metode anestesi
pengujian Nugroho et al (2020), khususnya spinal.
hasil pengujian terukur untuk koefisien
koneksi Kendall-Tau dengan kebesaran 0,317 SARAN
dan makna 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan
p-esteem <0,05 benar-benar bermaksud sehubungan dengan hubungan antara self
bahwa ada hubungan positif dan besar antara efficacy dan kegugupan pada pasien pra
kelangsungan hidup diri dan tingkat
operasi yang menjalani anestesi spinal.
ketegangan pada pasien pra operasi. Ada
hubungan positif yang kritis antara viabilitas Diharapkan lebih banyak sampel yang
diri dan tingkat kegugupan pada pasien pra digunakan, lebih banyak intervensi yang
operasi, dengan p <0,05. dilakukan, ukuran kecemasan yang berbeda
Syafira et al (2022) juga mengarahkan akan digunakan, dan variabel yang berbeda
pandangan lain yang hasilnya dinilai akan digunakan.
menggunakan uji Hubungan Rank Spearman.
Kondisi pasien tergolong sangat rendah DAFTAR PUSTAKA
(1,3%), sangat tinggi (41,3%), sedang (20%), Albert Bandura. (1997). Self-efficacy : toward
tinggi (30,7%), dan sangat rendah (6,7%). a unifyng theory of behaviral change (Vol.
Pada pasien yang menjalani prosedur non 57, Issue 40).
bedah tidak terdapat kecemasan (0%),
sensasi ringan (18,7%), tindakan sedang Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman,
(62,7%), tindakan tinggi (18,7%), dan kehati- J. M., & Wagner, C. M. (2016). Nursing
hatian (0 %) di antara pasien pada pasien pra Intervention Classification (NIC), Edisi
operasi yang tidak gelisah. Hasil uji asosiasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Elsevier.
posisi Spearman menunjukkan p-worth 0,000, Chen, H.-L., Liu, K., & You, Q.-S. (2017).
menunjukkan hubungan dasar antara Effects of couple based coping
viabilitas diri dan praktik pada pasien pra intervention on self efficacy and quality of
operasi yang mendapatkan anestesi tulang life in patients with resected lung cancer.
belakang di RSUD Kardinah Kota Tegal. Patient Education and Counseling,

Riyan Makhfudin, Wilis Sukmaningtyas, Wasis Eko Kurniawan 18


100(12), 2297–2302. outcome expectancy, and postoperative
behaviors in total joint replacement
Falabiba, N. E. (2019). Pendahuluan Latar patients. Orthopaedic Nursing, 19(2), 77-
Belakang. 1, 12–47. 86.
Gholamzadeh, S., S. S. Sharifia, dan L. Nugroho, D., Prayogi, A. S., Ratnawati, A., &
Zarshenas. (2018). The Role of Arini, T. (2020). Hubungan Self Efficacy
Preoperative Knowledge and Self Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
efficacyIn Predicting Postoperative Operasi. Jurnal Kesehatan Kusuma
Anxiety, Depression, and Vision- Husada, 1–6.
Related Quality of Life In Elderly https://doi.org/10.34035/jk.v11i1.396
Patients with Macular Degeneration
Undergoing Retinal Surgery In Shiraz, Palla, A., Sukri, M., & Suwarsi, S. (2018).
Iran, 2016. (10). 2018 Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Gholamzadeh, S., S. S. Sharifia, dan L. Operasi. JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan
Zarshenas. (2018). Preoperative PENCERAH, 7(1), 45–53.
Knowledge and Self-efficacy In
Predicting Pasoperative Anxiety, Rismawan, W., Rizal, F. M., & Kurnia, A.
Depression and Vision-Related quality of (2019). Tingkat Kecemasan Pasien Pre-
Life in Elderly Patient With Macular Operasi Di RSUD dr.Soekardjo Kota
Degeneration Undergoing Retinal Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti
Surgery in Shiraz, Iran. Shiraz E-Med Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu
Journal. 14365 Keperawatan, Analis Kesehatan Dan
Farmasi, 19(1), 65–70.
Joni, D. I. R. (2020). Hubungan Efikasi Diri https://doi.org/10.36465/jkbth.v19i1.451
Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi Katarak Di Rumah Ramirez, D., F. Brodie, J. Nussbaumer, dan S.
Sakit Daerah Balung Kabupaten Jember. Ramanathan. 2017. Anxiety in Patient
Skripsi. undergoing Cataract Surgery: a pre- and
postoperative comparison. Pubmed.
Kaplan, H. I., & Sadock B.J. (2010). Buku Ajar 11:1979-1986
Psikiatri Klinis. Alih bahasa: W.M Roan.
Jakarta: EGC Sari, Y. P., Riasmini, N. M., Guslinda. (2020).
Analisis Faktor-Faktor yang
Lalita, Tania Vidyadwisi. 2014. Hubungan Berhubungan dengan Tingkat
antara Self Efficacy dengan Kecemasan Kecemasan pada Pasien Preoperasi
pada Remaja yang Putus Sekolah. Jurnal Bedah Mayor di Ruang Teratai. Menara
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Ilmu, 14(2), 133-147.
Vol. 03 No. 2, Agustus https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/mena
2014.http://journal.unair.ac.id/filerPDF/j railmu/article/view/2176/1797
pkk6d1247d357full.pdf
Stuart, G. (2013). Priciples and Practice of
Morgan & Mikhail’s. (2013). Clinical Psychiatric Nursing (10th ed.). Elsevier
Anesthesiology. In M. John F. Ltd.
Butterworth IV, M. David C. Mackey, & M.
John D. Wasnick, MD (Eds.), Saudi Syafira, B. A., Dewi, S. C., & Sutejo. (2022).
Journal of Anaesthesia (5th ed., Vol. 7, Self Efficacy Berhubungan dengan
Issue 1). McGraw-Hill Education EBook. Kecemasan Pasien Pre Operasi dengan
https://doi.org/10.4103/1658- General Anestesi di RSUD Kardinah
354X.109819 Tegal. Jurnal Keperawatan Mandira
Cendikia, 1(1), 26–34. https://journal-
Moon, L. B., & Backer, J. (2000). mandiracendikia.com/index.php/ojs3.
Relationships among self-efficacy,

Riyan Makhfudin, Wilis Sukmaningtyas, Wasis Eko Kurniawan 19

You might also like