You are on page 1of 13

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN


PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG
BERKELANJUTAN SDN 007 PANIPAHAN DARAT

A. Hamid
hamid_sdn7panipahan@yahoo.com
SD Negeri 007 Panipahan Darat
Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir

ABSTRACT
This research is based on observation in SD Negeri 007 Panipahan Darat got problem as follows: (1) low of
teacher competency in menyuun lesson plan especially syllabus and RPP; (2) the number of teachers preparing
the syllabus and lesson prior to teaching is still not maximal, only 60%; (3) in terms of quality, syllabus and
good RPP only reaches 30% of the syllabus and RPP made by the teacher; (4) difficulty of principals in
evaluating teacher performance; (5) the difficulty of the principal evaluating the learning outcomes. This study
aims to increase the competence of teachers in preparing learning tools. In cycle 1 the number of teachers who
collect syllabus and RPP at the beginning of cycle 1, it can be seen that with the information of academic
supervision on the teacher can increase the quantity of teachers who make syllabus and RPP previously only
62%, increased quantity to 74,25%. The results of the revised syllabus and RPP analysis show an increase in the
quality of syllabus and RPP where the quality of A and B increased from 28 and 44 to 75 and 73%. From this it
is also seen that the number of teachers who collect syllabus and RPP samples to 100%. Based on the result of
this research, researcher can conclude that academic supervision continuously proven scientifically can improve
teacher competence in arranging syllabus and RPP in SD Negeri 007 Panipahan Darat. This is evidenced by the
increasing number of good syllabus teachers from 28% to 75% after academic supervision. In addition, the
number of good quality RPP also increased from 44% to 73%.

Keywords: teacher competence, learning tool, academic supervision

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil pengamatan di SD Negeri 007 Panipahan Darat didapatkan
permasalahan sebagai berikut: (1) rendahnya kompetensi guru dalam menyuun rencana pembelajaran khususnya
silabus dan RPP; (2) jumlah guru yang menyusun silabus dan RPP sebelum mengajar masih belum maksimal,
hanya 60%; (3) secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang
dibuat oleh guru; (4) sulitnya kepala sekolah dalam mengevaluasi kinerja guru; (5) sulitnya kepala sekolah
mengevaluasi hasil pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meninkatkan kompetensi guru dalam menyusun
perangkat pembelajaran. Pada siklus 1 jumlah guru yang mengumpulkan silabus dan RPP pada awal siklus 1,
dapat terlihat bahwa dengan informasi adanya supervise akademik terhadap guru dapat meningkatkan kuantitas
jumlah guru yang menyusun silabus dan RPP yang sebelumnya hanya 62%, mengalami peningkatan kuantitas
menjadi 74,25%. Hasil analisis revisi silabus dan RPP memperlihatkan terjadinya peningkatan kualitas silabus
dan RPP dimana kualitas A dan B meningkat dari 28 dan 44 menjadi 75 dan 73%. Dari sini pula terlihat bahwa
jumlah guru yang mengumpulkan sampel silabus dan RPP menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa Supervisi akademik secara berkelanjutan terbukti secara ilmiah dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP di SD Negeri 007 Panipahan Darat. Ini
terbukti dengan meningkatnya jumlah silabus guru yang baikdari 28% menjadi 75% setelah supervisi akademik.
Selain itu jumlah RPP yang berkualitas baik juga meningkat dari 44% menjadi 73 %.

Kata Kunci: kompetensi guru, perangkat pembelajaran, supervisi akademik

PENDAHULUAN baik, lebih mahir dan lebih terampil. Untuk


Pendidikan sekolah dasar (SD) mencapai tujuan tersebut tentunya
adalah langkah awal meletakkan pondasi dibutuhkan strategi yang disebut dengan
keilmuan merubah manusia menjadi lebih strategi pembelajaran. Dalam strategi

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 277
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

pembelajaran terkandung tiga hal pokok indikator pencapaian kompetensi untuk pe-
yakni perencanaan, pelaksanaan dan nilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
evaluasi. Berdasarkan beberapa pendapat
Perencanaan program berfungsi yang dikemukakan di atas, dapat di-
untuk memberikan arah pelaksanaan simpulkan bahwa silabus adalah rencana
pembelajaran sehingga menjadi terarah dan pembelajaran suatu kelompok mata
efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pelajaran dengan format tertentu serta pera-
pembelajaran yang sangat penting dibuat turan pelaksanaan pembelajaran dan
oleh guru sebagai pengarah pembelajaran penilaian yang disusun secara sistematis
adalah perangkat pembelajaran. yang memuat beberapa komponen yang
Perangkat pembelajaran Sesuai saling terkait satu sama lain.
dengan yang diungkapkan Trianto Silabus sebagai salah satu perangkat
(2011:201) bahwa perangkat pembelajaran pembelajaran memiliki beberapa komponen
adalah komponen perangkat yang dalam pengembangannya. Berikut ini
digunakan untuk mengelola proses dipaparkan beberapa komponen silabus
pembelajaran, sehingga dapat mencapai yang dicantumkan dalam Permendiknas
kompetensi yang ingin dicapai secara Nomor 41 Tahun 2007, antara lain: (a)
maksimal. Pengertian lain diungkapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
oleh Suhadi (dalam Dani 2013:1) bahwa Dasar (KD), (b) materi standar, (c) kegiatan
perangkat pembelajaran adalah sejumlah pembelajaran, (d) indikator, (e) penilaian,
bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman (f) alokasi waktu, dan (g) sumber belajar.
yang akan digunakan dalam proses pembe- Rencana pelaksanaan pembelajaran
lajaran. (RPP) merupakan panduan langkah-langkah
Berdasarkan pendapat para ahli di yang akan dilakukan oleh guru dalam
atas, dapat disimpulkan perangkat proses pembelajaran yang disusun dalam
pembelajaran merupakan komponen skenario kegiatan. Perencanaan yang
perangkat dalam proses pembelajaran yang dilakukan di antaranya dengan melakukan
diperlukan untuk melakukan persiapan pengembangan RPP. Sanjaya (2009:28)
pembelajaran agar proses pembelajaran menjelaskan, bahwa RPP merupakan proses
dapat tercapai dengan baik. Adapun pengambilan keputusan hasil berfikir secara
komponen perangkat pembelajaran yang rasional tentang sasaran dan tujuan
dimaksud adalah silabus dan RPP. pembelajaran tertentu. Menurut Ahmad
Menurut Trianto (2012:96) silabus (2012:126) RPP adalah rencana yang
merupakan salah satu produk menggambarkan prosedur dan
pengembangan kurikulum berisikan gari- pengorganisasian pembelajaran untuk
garis besar materi pelajaran, kegiatan mencapai satu kompetensi dasar yang
pembelajaran, dan rancangan penilaian. ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
Berdasarkan pernyataan tersebut, silabus dalam silabus.
adalah rencana pembelajaran pada suatu Berdasarkan pendapat yang telah
kelompok mata pelajaran yang mencakup diungkapkan, dapat disimpulkan bahwa
standar kompetensi, kompetensi dasar, RPP adalah rancangan setiap mata pelajaran
materi pembelajaran, kegiatan yang menggambarkan prosedur dan
pembelajaran, indikator pencapaian pengorganisasian pembelajaran untuk
kompetensi untuk penilaian, penilaian, mencapai kompetensi dasar yang sudah
alokasi waktu dan sumber belajar. Hal ini ditetapkan. RPP juga berisikan garis besar
senada dengan pendapat Muslich (2011:23) apa yang akan dikerjakan oleh guru dan
bahwa silabus merupakan penjabaran kom- peserta didik selama proses pembelajaran.
petensi dan kompetensi dasar ke dalam Berikut ini dipaparkan beberapa
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan komponen RPP yang dicantumkan dalam

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 278
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, metode tersebut diharapkan setelah


antara lain: (a) identitas mata pelajaran, (b) kegiatan, guru yang menyusun silabus dan
standar kompetensi, (c) kompetensi dasar, RPP meningkat menjadi lebih baik.
(d) indikator pencapaian kompetensi, (e)
tujuan pembelajaran, (f) materi ajar, (g)
alokasi waktu, (h) metode pembelajaran, (i) KAJIAN TEORETIS
kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, Majid (2005:6) menjelaskan
dan penutup), (j) penilaian hasil belajar, dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
(k) sumber belajar. akan menunjukkan kualitas guru dalam
Dengan melihat pentingnya mengajar. Kompetensi tersebut akan
penyusunan perencanaan pembelajaran ini, terwujud dalam bentuk pengua saan
guru semestinya tidak mengajar tanpa pengetahuan dan profesional dalam
adanya rencana. Namun sayang menjalankan fungsinya sebagai guru.
perencanaan pembelajaran yang mestinya Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi
dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak yang diperlukan oleh seseorang tersebut
dapat diukur oleh kepala sekolah karena dapat diperoleh baik melalui pendidikan
hanya direncanakan dalam pikiran sang formal maupun pengalaman.
guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai Usman (1994:1) mengemukakan
pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat kompentensi berarti suatu hal yang
mengevaluasi kinerja guru secara akademik. menggambarkan kualifikasi atau
Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
sekolah hanyalah kehadiran tatap maupun yang kuantitatif. McAhsan
muka,tanpamengetahuiapakah (1981:45), sebagaimana dikutip oleh
kemampuan guru dalam mengelola Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa
pembelajaran sudah sesuai dengan harapan kompetensi:
atau belum, atau sudahkah kompetensi ³ LV D NQRZOHGJH VNLOOV DQG DELOLWLHV
dasar yang harus dikuasai oleh siswa or capabilities that a person achieves, which
terkuasai dengan benar. become part of his or her being to the extent he
or she can satisfactorily perform particular
Hasil pengamatan di tahun pelajaran
cognitive, affective, and psychomotor
2017/2018 di SD Negeri 007 Panipahan EHKDYLRUV´
Darat Kecamatan Pasir Limau Kapas Kab.
Rokan Hilir didapatkan permasalahan
sebagai berikut: (1) rendahnya kompetensi Dalam hal ini, kompetensi diartikan
guru dalam menyuun rencana pembelajaran sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
khususnya silabus dan RPP; (2) jumlah kemampuan yang Berdasarkan uraian di
guru yang menyusun silabus dan RPP atas kompetensi guru dapat didefinisikan
sebelum mengajar masih belum maksimal, sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
hanya 60%; (3) secara kualitas, silabus dan keterampilan, nilai dan sikap yang
RPP yang baik baru mencapai angka 30% direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru; bertindak dalam menjalankan profesi
sebagai guru.
(4) sulitnya kepala sekolah dalam
mengevaluasi kinerja guru; dan (5) sulitnya Kompetensi pedagogik menurut
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang
kepala sekolah mengevaluasi hasil
pembelajaran. Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1)
Untuk mengatasi permasalahan ompetensi guru meliputi kompetensi
tersebut, peneliti yang berkedudukan pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
sebagai kepala sekolah di atas
merencanakan untuk melakukan supervise profesional yang diperoleh melalui
akademik yang berkelanjutan. Dengan pendidikan profesi.

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 279
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Salah satu kompetensi yang wajib Ia adalah orang yang diberi tanggung
dimiliki oleh seorang guru seperti diamanatkan jawab untuk mengelola dan
dalam Peraturan pemerintah diatas adalah memberdayakan berbagai potensi
kompetensi pedagogik. Dalam Undang-undang masyarakat serta orang tua untuk
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
Dosendikemukakan kompetensi SHGDJRJLN Oleh karena itu dalam implementasi MBS
DGDODK ³Kemampuan mengelola kepala sekolah harus memiliki visi, misi,
SHPEHODMDUDQ SHVHUWD GLGLN´ dan wawasan yang luas tentang sekolah
Depdiknas (2004:9) menyebut yang efektif serta kemampuan rofesional
NRPSHWHQVL LQL GHQJDQ ³NRPSHWHQVL dalam mewujudkannya melalui
pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini perencanaan, kepemimpinan, manajerial,
dapat dilihat dari kemampuan dan supervisi pendidikan. Ia juga dituntut
merencanakan program belajar mengajar, untuk menjalin kerjasama yang harmonis
kemampuan melaksanakan interaksi atau dengan berbagai pihak yang terkait dengan
mengelola proses belajar mengajar, dan program pendidikan di sekolah. Singkatnya,
kemampuan melakukan penilaian. dalam implementasi MBS kepala sekolah
Seperti uraian di atas, unsur pertama harus mampu berperan sebagai berikut:
dalam kompetensi pedagogik seorang guru a. Kepala sekolah sebagai Educator.
adalah kemampuan merencanakan program b. Kepala Sekolah sebagai Manajer.
belajar mengajar. Menurut Joni (1984:12), c. Kepala Sekolah sebagai Administrator.
kemampuan merencanakan program belajar d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor.
mengajar mencakup kemampuan: (1) e. Kepala Sekolah sebagai Leader.
merencanakan pengorganisasian bahan- f. Kepala Sekolah sebagai Innovator.
bahan pengajaran; (2) merencanakan g. Kepala Sekolah sebagai Motivator.
pengelolaan kegiatan belajar mengajar; (3)
merencanakan pengelolaan kelas; (4) Supervisi adalah bantuan dalam
merencanakan penggunaan media dan pengembangan situasi pembelajaran yang
sumber pengajaran; dan (5) merencanakan lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan
penilaian prestasi siswa untuk kepentingan bahwa layanan supervisi meliputi
pengajaran. keseluruhan situasi belajar mengajar (goal,
Berdasarkan uraian di atas, material, technique, method, teacher,
merencanakan program belajar mengajar student, an envirovment). Situasi belajar
merupakan proyeksi guru mengenai inilah yang harusnya diperbaiki dan
kegiatan yang harus dilakukan siswa selama ditingkatkan melalui layanan kegiatan
pembelajaran berlangsung, yang encakup: supervisi. Dengan demikian layanan
merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi supervisi tersebut mencakup seluruh aspek
satuan bahasan, merancang kegiatan belajar dari penyelenggaraan pendidikan dan
engajar, memilih berbagai media dan pengajaran.
sumber belajar, dan merencanakan Konsep supervisi tidak bisa
penilaian penguasaan tujuan. Perangkat disamakan dengan inspeksi, Inspeksi lebih
perencanaan pembelajaran yang menekankan kepada ekuasaan dan bersifat
mengandung unsur-unsur tersebut diatas otoriter, sedangkan supervisi lebih
dan merupakan perangkat pembelajaran menekankan kepada persahabatan yang
paling utama adalah silabus pembelajaran dilandasi oleh pemberian pelayanan dan
dan rencana pelaksanaan pembelajaran. kerjasama yang lebih baik diantara guru-
Tupoksi kepala sekolah dalam guru, karena ersifat demokratis. Istilah
implementasi MBS, kepala sekolah PHUXSDNDQ supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik
³the key person´ NHEHUKDVLODQ peningkatan menurut asal usul (etimologi), bentuk
kualitas pendidikan di sekolah.

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 280
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

perkataannya (morfologi), maupun isi yang strategi, media pembelajaran, evaluasi dan
terkandung dalam perkataan itu (semantik). analisis.
Tujuan dan fungsi supervise b. Observasi
akademik akademik adalah: (a) membantu Setelah wawancara dan diskusi
guru mengembangkan kompetensinya; (b) mengenai apa yang akan dilaksanakan guru
mengembangkan kurikulum; dan (c) dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian
mengembangkan kelompok kerja guru dan supervisor mengadakan observasi kelas.
membimbing penelitian tindakan kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan
Prinsip-prinsip supervisi akademik: (apersepsi), pengembangan, penerapan dan
1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai penutup.
kondisi sekolah. c. Post Observasi
2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai Setelah observasi kelas selesai,
perencanaan program supervise yang sebaiknya supervisor mengadakan
matang dan tujuan pembelajaran wawancara dan diskusi tentang kesan guru
3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek- terhadap penampilannya, identifikasi
aspek instrument keberhasilan dan kelemahan guru,
4. Realistis, artinya berdasrkan kenyataan identifikasi ketemapilan-keterampilan
sebenarnya mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-
5. Antisi patif, artinya mampu menghadapi gagasan baru yang akan dilakukan.
masalah-maslaha yang mungkin akan
terjadi 2. Supervisi akademik tidak langsung
6. Konstruktif, artinya mengembangkan a. Tes dadakan
kreatifitas dan inovasi guru dalam Sebaiknya soal yang digunakan
mengembangkan pembelajarann pada saat diadakan sudah diketahui
7. Kooperatif, artinya ada kerjasama yang validitas, realibilitas, daya beda dan tingkat
baik antara supervisor dan guru dalam kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai
mengembangkan pembelajaran dengan yang sudah dipelaj ari peserta didik
waktu itu.
Menurut kepada materi supervisi b. Diskusi kasus
akademik pada pelatihan penguatan Diskusi kasus berawal dari kasus-
kemampuan kepala sekolah oleh Direktorat kasus yang ditemukan pada observasi
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan proses pembelajaran, laporan-laporan atau
Tenaga Kependidikan Kementrian hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan
Pendidikan Nasional tahun 2010, model guru mendiskudikan kasus demi kasus,
supervise akademik terbagi ke dalam dua mencari akar permasalahan dan mencari
model, yaitu model supervisi tradisional berbagai alterbatif jalan keluarnya.
dan modern. c. Metode angket
1. Tradisional (Observasi langsung) Angket ini berisi pokok-pokok
Supervise model ini dapat dilakukan pemikiran yang berkaitan erat dan
dengan observasi langsung kepada guru mencerminkan penampilan, inerja guru,
yang sedang mengajar melalui prosedur pra kualifikasi hubungan guru dengan siswanya
observasi dan post observasi. a. Pra dan sebagainya
Observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor Model supervisi kontemporer (masa
seharusnya melakukan wawancara serta kini) supervise akademik model
diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi kontemporer dilaksanakan dengan
didkusi dan wawancara tersebut mencakup pendekatan klinis, sehingga disebut juga
kurikulum, pendekatan, metode dan supervise klinis. Supervise model ini
merupakan supervise akademik yang

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 281
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

bersifat kolaboratif. Prosedur peneliti adalah dengan melaksanakan


pelaksanaannya sama dengan supervise supervise akademik yang meliputi supervise
akademik langsung yakni observasi kelas tradisional dan supervise klinis yang secara
namun dengan pendekatan yang berbeda. rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Supervisi klinis adalah pembinaan Perencanaan Awal
kinerja guru dalam mengelola proses Langkah awal yang direncanakan pada
pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). penilitian tindakan sekolah ini terdiri dari
Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan beberapa kegiatan, yakni: (1) identifikasi
supervise klinis: pengembangan masalah; (2) pengajuan proposal; (3)
professional dan motivasi kerja guru. mempersiapkan instrumen.
Dalam pelaksanaannya menurut Sullivan & 1. Siklus pertama.
Glanz (2005) setidaknya ada empat langkah a. Perencanaan
yaitu: (1) perencanaan pertemuan; (2) Pada tahap ini, peneliti merencanakan
observasi; (3) pertemuan berikutnya; dan langkah-langkah sebagi berikut:
(4) refleksi kolaborasi. 1. Mengidentifikasi jumlah guru yang
Langkah-langkah perencanaan sudah membuat silabus dan RPP
pertemuan meliputi: memutuskan focus 2. Meminta guru untuk mengumpulkan
observasi (pendekatan umum, informasi perangkat pembelajaran
langsung, kolaboratif, atau langsung diri 3. Peneliti memeriksa administrasi guru
sendiri), menetapkan metode dan formulir secara kuantitas dan kulitatif.
observasi, mengatur waktu observasi dan 4. Peneliti mengidentifikasi
pertemuan berikutnya. Langkah-langkah permasalahan yang ditemukan.
observasi meliputi: memilih alat observasi, 5. Menyusun rencana tindakan (berupa
melaksanakan observasi, memverifikasi penjadwalan supervise individual atau
hasil observasi dengan guru pada pertemuan kelompok disesuaikan dengan temuan
berikutnya, menganalisis data hasil pada identifikasi masalah)
verifikasi dan menginterpretasi, memilih b. Pelaksanaan
pendekatan interpersonal setelah pertemuan Pada tahap ini peneliti melaksanakan
berikutnya. Langkah-langkah pertemuan rencana tindakan supervise individual/
berikutnya adalah menentukan focus dan kelompok untuk menilai administrasi
waktu. Langkah-langkah refleksi kolaborasi guruyangsudahdikumpulkan
meliputi: menemukan nilai-nilai apa?, mana sebelumnya. Pelaksanaan supervise
yang kurang bernilai, dan apa saran-saran dilakukan dengan pertemuan individual
anda. office-conference. Hal ini dilakukan
Supervise klinis bagi guru muncul terutama kepada guru yang tidak
ketika guru tidak harus disupervisi atas mengumpulkan perangkat pembelajaran,
keinginan kepala sekolah. Melainkan untukmengetahuipenyebab/
karenan kesadaran guru yang datang ke masalahnya.Tahapinipeneliti
supervisor untuk minta bantuan mengatasai rencanakan berlangsung selama 2
masalahnya. minggu dan dilaksanakan bersama-sama
dengan kolaborator.
c. Observasi
METODE PENELITIAN Pada tahap ini peneliti melakukan
Penelitian ini dilakukan dengan kegiatan observasi terhadap seluruh
metode penelitian tindakan kelas yang kejadian yang terjadi selama tahap
berlangsung selama 2 siklus. Masing- pelaksanaan dan mengobservasi hasil
masing siklus terdiri dari tahapan awal yang dicapai pada pelaksanaan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tindakan siklus 1. Selain itu peneliti juga
refleksi. Metode penelitian yang dilakukan mengidentifikasimasalah-masalah

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 282
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

lanjutan yang timbul dari pelaksanaan kesesuaian perencanaan pembelajaran


tindakan di siklus 1 dengan pelaksanaan pemelajaran.
d. Refleksi c. Observasi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan Di tahap observasi siklus kedua, peneliti
evaluasi terhadap tindakan dan data-data mengobservasi kesesuaian perencanaan
yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan pembelajarandenganpelaksanaan
dengan pertemuan bersama kolaborator pembelajaran serta melihat
untuk membahas hasil evaluasi dan keberterimaan siswa dalam proses
penyusunan langkah-langkah untuk belajar mengajar. Pada tahap ini pula,
siklus kedua peneliti mengumpulkan data-data yang
terjadi selama tahap pelaksanaan.
2. Siklus kedua d. Refleksi
a. Perencanaan Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti
Tahap perencanaan pada siklus kedua melakukan evaluasi bersama guru yang
ini, peneliti melakukan pertemuan disupervisi terhadap hasil observasi di
dengan kolaborator untuk menyusun siklus.
penjadwalan supervise kelas dan
menyiapkan instrument supervise untuk Pelaksanaan Tindakan
siklus kedua. a. Perencanaan
b. Pelaksanaan Tahap perencanaan pelaksanaan siklus 1
Pada tahap ini, guru-guru yang sudah dilaksanakan peneliti pada minggu
siap perangkat perencanaan pertama Septeber 2017. Kegiatan yang
pembelajarannya disupervisi kelas oleh dilakukan pada tahap ini dapat dilihat
peneliti.Haliniuntukmelihat pada tabel pelaksanaan kegiatan di
bawah ini.

Tabel 1. Rancangan Pelaksanaan Kegiatan


No Jenis Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
1 Meminta guru mengumpulkan perangkat 1-3 Septeber 2017
pembelajaran terutama silabus dan RPP
2 Mengidentifikasi jumlah guru yang sudah 4 Septeber 2017
menyusun silabus dan RPP secara rutin
3 Menganalisis silabus dan RPP guru secara 5-6 Septeber 2017
kualitatif
4 Mengidentifikasi masalah yang ditemukan 7 Septeber 2017
5 Menyusun rencana tindakan 7 Septeber 2017

b. Pelakanaan Oktober 2010. Secara lebih rinci dapat


Pelaksanaantindakanpadasiklus dilihat pada tabel berikut.
pertama dilaksanakan pada minggu ke-2
Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I

No Jenis Kegiatan Tanggal Pelaksanaan


1 Supervisi individual terhadap seluruh guru 8 Septeber 2017
2 Penugasan menyusun contoh revisi silabus dan 8 Septeber 2017
RPP

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 283
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

c. Obervasi pelaksanaan tindakan siklus 1. Selain itu


Pada tahap ini peneliti melakukan peneliti juga mengidentifikasi masalah-
kegiatan observasi terhadap seluruh masalah lanjutan yang timbul dari
kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan tindakan di siklus 1

Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Observasi Siklus I


No Jenis Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
1Pengolahan data-data siklus 1 8 Septeber 2017

d. Refleksi untuk membahas hasil evaluasi dan

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan penyusunanlangkah-langkahuntuk


evaluasi terhadap tindakan dan data-data siklus kedua.Jadwal kegiatan dapat
yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dilihat pada tabel berikut:
dengan pertemuan bersama kolaborator
Tabel 4. Pelaksanaan Kegiatan Refleksi Siklus I

No Jenis Kegiatan Tanggal Pelaksanaan


1 Mengidentifikasi masalah yang timbul di siklus 1 9 Septeber 2017
2 Mengevaluasi kegiatan di siklus 1 9 Septeber 2017

HASIL DAN PEMBAHAAN guru yang menyetorkan perangkat


Kuantitas silabus dan RPP tahun pembelajaran untuk ditandatangani. Hasil
pelajaran 2017/ 2018 Pada akhir tahun perhitungan perangkat pembelajaran yang
pelajaran 2016/ 2017, peneliti mencatat ikumpulkan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Daftar Setoran Perangkat Pembelajaran Tahun Pelajaran 2016/2017


No Mata Pelajaran Silabus RPP
I II III IV V VI I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama ¥ ¥ - ¥ - ¥ ¥ - ¥ ¥ ¥ -
2 Pendidikan - ¥ - ¥ - ¥ ¥ - ¥ ¥ ¥ ¥
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia ¥ ¥ ¥ ¥ - - ¥ - - ¥ ¥
4 Matematika - - ¥ ¥ - - - - ¥ ¥
5 Ilmu Pengetahuan - - - - - ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ -
Alam
6 Ilmu Pengetahuan ¥ - - - - ¥ ¥ ¥ ¥ - ¥ -
Sosial
7 Seni Budaya dan ¥ - ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ - ¥ ¥
Keterampilan
8 Penjaskes - - ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ - - - ¥
9 Muatan Lokal ¥ - ¥ - - ¥ - - - - - ¥
10 Pengembangan Diri - - ¥ - - ¥ - - ¥ - - ¥
Jumlah 5 3 6 6 2 8 6 4 6 5 5 7

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 284
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Lebih jelasnya, prosentase jumlah pembelajaran sebelum kegiatan adalah:


guru yang mengumpulkan perangkat
Tabel 6. Rekapitulasi Guru yang Menyetorkan Perangkat Pembelajaran

No Mata Pelajaran Jmlah Yang Persentase yang


seharusnya mengumpulkan mengumpulkan (%)
1 Pendidikan Agama 8 12 66,6
2 Pendidikan 8 12 66,6
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 7 12 58,3
4 Matematika 4 12 33,3
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 12 41,6
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 12 50
7 Seni Budaya dan 10 12 83,3
Keterampilan
8 Penjaskes 7 12 58,3
9 Muatan Lokal 4 12 33,3
10 Pengembangan Diri 4 12 33,3
Jumlah 63 120 52,5

Dari tabel di atas jelas terlihat Kualitas silabus dan RPP guru
bahwa data dasar guru yang meyusun tahun pelajaran 2016/2017
perangkat pembelajaran adalah sebesar Kualitas silabus dan RPP yang
52,5%. Dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru Negeri 007 Panipahan
terkumpul ini, kemudian penulis melakukan Darat secara umum dapat dikatakan kurang
penelaahan terhadap kualitas dari perangkat baik. Hal ini dikarenakan masih banyak
pembelajaran yang dikumpulkan terutama silabus dan RPP yang masih menggunakan
pada silabus dan RPP. Data yang diperoleh format lama dan terkesan tidak original
dari penelaahan tersebut dapat digambarkan (copy paste dari orang lain). Hal ini terlihat
pada tabel kualitas silabus dan RPP SD dari tidak timbulnya visi dan misi serta
Negeri 007 Panipahan Darat Kecamatan tujuan sekolah pada silabus dan RPP yang
Pasir Limau Kapas Kab. Rokan Hilir dibuat oleh guru. Secara lebih jelas berikut
penulis gambarkan hasil penilaian penulis
terhadap kualitas silabus dan RPP 6 orang
guru SD Negeri 007 Panipahan Darat tahun
pelajaran 2017/2018.

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 285
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Tabel 7. Daftar Nilai Kualitas Silabus dan RPP Tahun Pelajaran 2009/2010
No Nama Guru Silabus RPP Rata-rata
1 65 70 67.5
2 55 60 57.5
3 60 60 60
4 65 60 62.5
5 75 60 67.5
6 50 75 62.5
Nilai Tertinggi 75 75 67,5
Nilai Terendah 50 60 57,5
Rata-rata 61,6 64,1 62,91
Jumlah > 70 1 2 3
Jumlah < 70 5 4 9
Persentase 16,6% 33,3

Dari tabel di atas, jelas terlihat Kompetensi Guru dalam menyusun


bahwa kualitas silabus da RPP guru SD silabus setelah siklus ke-1
Negeri 007 Panipahan Darat pada tahun Pada rapat awal tahun pelajaran
pelajaran 2016/2017 masih sangat rendah. 2016/2017, peneliti memerintahkan kepada
Dari 6 orang guru yang silabus dan RPP- seluruh guru untuk membuat perangkat
nya dianalisis oleh peneliti, hanya rata-rata pembelajaran. Setelah berjalan selama
62,92% guru yang memiliki silabus dan hampir tiga bulan, peneliti mengumumkan
RPP yang sesuai dan dinilai baik. Lebih kepada seluruh guru bahwa pada bulan
rinci, prosentase guru yang silabusnya baik Oktober 2017 akan dilakukan supervise
(di atas 70) adalah 16,6% dan guru yang terhadap administrasi guru. Pada siklus ini
RPP-nya baik (di atas 70) adalah 33,3%. seluruh guru diminta untuk mengumpulkan
Hal ini membuktikan perlu adanya perangkat pembelajaran tersebut.
perbaikan yang mendasar pada perangkat Selanjutnya peneliti melakukan analisis dan
pembelajaran yang dikumpulkan. penilaian terhadap kuantitas guru yang
menyetorkan perangkat pembelajaran
terutama silabus dan RPP. Dari hasil
erhitungan peneliti terhadap jumlah guru
yang mengumpulkan silabus dan RPP
didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 8. Rekapitulasi Perhitungan Pengumpulan Silabus dan RPP pada Siklus 1


Kelas Silabus RPP
Seharusnya Mengumpulkan % Seharusnya Mengumpulkan %
I 10 8 80 10 6 60
II 10 7 70 10 8 80
III 10 8 80 10 8 80
IV 10 7 70 10 7 70
V 10 8 80 10 8 80
VI 10 8 80 10 8 80
Rata- 73.5 75
rata
Total 74,25

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 286
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

Dari data jumlah guru yang Kualitas silabus dan RPP setelah siklus
mengumpulkan silabus dan RPP pada awal ke-1
siklus 1, dapat terlihat bahwa dengan Sebelum melakukan supervise
informasi adanya supervise akademik individual terhadap seluruh guru terutama
terhadap guru dapat meningkatkan kuantitas kepada guru yang belum menyetorkan
jumlah guru yang menyusun silabus dan silabus dan RPP. Peneliti melakukan
RPP yang sebelumnya hanya 62% , analisis kedua terhadap sampel silabus dan
engalami peningkatan kuantitas menjadi RPP yang dibuat oleh guru. Hasil analisis
74,25%. Dari data tersebut juga dapat kualitas silabus dan RPP tersebut dapat
dilihat adanya guru yang hanya terlihat pada tabel berikut:
menyerahkan silabus tanpa dengan RPP-
nya serta ada yang belum menyetorkan
silabus dan RPP (Klasifikasi D).

Tabel 9. Rekapitulasi Penilaian Silabus dan RPP pada pra Siklus 1


No Klasifikasi penilaian Rentang Nilai F %
A Silabus
1 A: Amat Baik 86-100 - -
2 B: Baik 71-85 1 16,6
3 C: Cukup 51-70 5 83,3
4 D: Kurang 0-50 - -
Jumlah 6
persentase A dan B 28

No Klasifikasi penilaian Rentang Nilai F %


A Silabus
1 A: Amat Baik 86-100 -
2 B: Baik 71-85 2 33,3
3 C: Cukup 51-70 4 66,6
4 D: Kurang 0-50 -
Jumlah 6
persentase A dan B 44
Sementara itu, hasil analisis kualitas dilakukan supervise individual (setelah

penyusunan silabus dan RPP setelah direvisi) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Rekapitulasi Penilaian Silabus dan RPP setelah Revisi (Siklus 1)

No Klasifikasi penilaian Rentang Nilai F %


A Silabus
1 A: Amat Baik 86-100 4 66,6
2 B: Baik 71-85 2 33,3
3 C: Cukup 51-70 -
4 D: Kurang 0-50 -
Jumlah 6
persentase A dan B 75

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 287
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

No Klasifikasi penilaian Rentang Nilai F %


A Silabus
1 A: Amat Baik 86-100 4 66,6
2 B: Baik 71-85 1 16,6
3 C: Cukup 51-70 1 16,6
4 D: Kurang 0-50 -
Jumlah 6
persentase A dan B 73

Hasil analisis revisi silabus dan RPP keaslian silabus dan RPP yang disusun oleh
pada tabel diatas memperlihatkan terjadinya guru. Metode yang digunakan adalah
peningkatan kualitas silabus dan RPP. dengan melakukan supervise kelas. Dari
Dimana kualitas A dan B meningkat dari 28 pelaksanaan rencana pembelajaran ini,
dan 44 menjadi 75 dan 73%. Dari sini pula dapat terlihat keaslian penyusunannya.
terlihat bahwa jumlah guru yang Hasil dari analisis penguat tersebut,
mengumpulkan sampel silabus dan RPP menunjukkan bahwa silabus dan RPP yang
menjadi 100% dikumpulkan benar disusun oleh guru yang
bersangkutan. Karena terjadi kesesuaian
Kompetensi guru menyusun silabus dan scenario antara perencanaan dan
RPP setelah siklus ke-2 pelaksanaan di kelas. Data kesesuaian
Pada siklus kedua ini, penelitian tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
dilanjutkan dengan menganalisis/ menguji

Tabel 11. Hasil Penilaian Supervisi Kelas


No Klasifikasi Penilaian Rentang Nilai F %
1 A: Amat Baik 76-100 5 83,33
2 B: Baik 51-75 1 16,6
3 C: Cukup 26-50 - -
4 D: Kurang 0-25 - -
Jumlah 6 100

Dari hasil perhitungan pada tabel di jumlah silabus guru yang baikdari 28%
atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan menjadi 75% setelah supervise akademik.
bahwa silabus dan RPP yang dikumpulkan Selain itu jumlah RPP yang berkualitas baik
guru adalah bersifat original. Hal ini terlihat juga meningkat dari 44% menjadi 73 %.
dengan cukup besarnya guru mampu Untuk kawan-kawan kepala sekolah,
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pelaksanaan supervise individual sangat
rencana yang dibuat. cocok digunakan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun silabus
dan RPP yang selama ini masih menjadi
SIMPULAN DAN SARAN administrasi yang masih sulit diminta dari
Berdasarkan hasil penelitian, guru-guru kita. Untuk mengujinya, kita
peneliti dapat menyimpulkan bahwa dapat menggunakan supervise kelas. Untuk
Supervisi akademik secara berkelanjutan pengawas diharapkan dapat memberikan
terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan masukan yang lebih jelas dan terarah dalam
kompetensi guru dalam menyusun silabus pembinaan terhadap guru.
dan RPP di SD Negeri 007 Panipahan
Darat. Ini terbukti dengan meningkatnya

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 288
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Riau Volume 1 Nomor 2 November 2017 | ISSN Cetak : 2580 - 8435

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zainal Arifin. 2012. Perencanaan
Pembelajaran. Yogyakarta:
Pedagogik
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan
Administrasi Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2010. Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis sekolah. Jakarta:
Depdiknas
Majid, Abdu. 2005. Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan
Standart Kompetensi Guru.
Bandung: PT Raja Rodakarya
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan
Karakter menjawab Tantangan
Krisis Multidimensional. Jakarta:
Bumi Aksara
Trianto, 2012. Mendesain Model-Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana

A. Hamid | Kompetensi Guru dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran,


Supervisi Akademik Halaman | 289

You might also like