You are on page 1of 10

TINJAUAN SISTEM CAISSON

PADA PENYAMBUNGAN BLOK LAMBUNG KAPAL


Bambang Sudjasta
Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jakarta
Program Studi Teknik Perkapalan
email : karebet_m@yahoo.co.id

Abstract

To spur the development of the shipbuilding industry efficient and effective, then one will have
to do is select the appropriate application of technology to existing conditions. Selection of the
technology is closely related to the technical aspects in the field. National shipyards often get
the order the construction of new ships with a capacity that exceeds the shipyard conditions.
Based on limited means, but the implementation of the construction of ships should still be able
to walk then attempted to carry out the connection of the hull below the water. With the
adoption of block module, where assembly of the hull is divided into two parts, the module block
bow and stern module block. Block modules separate hull is launched / lowered into the water,
and then later made the connection in the water. As tools for splicing in the water system been
caisson. Serves as a tool in connecting module block in the water then the caisson system must
meet requirements such as: 1. The shape of the surface to be attached to the hull should have
the same shape as the shape of the ship body. 2. Structure of the caisson to be strong enough. 3.
The caissons must have stability and buoyancy are pretty good. In planning is the preparation
before the second block of the module is launched into the waters, such as: 1. Determination of
the number and dimensions of the hinge. 2. Determination of welding procedures. The process
of implementing these connections include: 1. Control of the position of the module block such
that the connections between the two. 2. Installation of the amplifier while. 2. Installation of the
caisson continued process of welding the hull. 3. Examination of the results of the weld joint.

Keywords: Ships, Shipyard, Production

PENDAHULUAN untuk mengoptimalkan potensi produksi kapal


Latar Belakang nasional serta mengurangi ketergantungan
Teknologi yang berdaya guna dicerminkan terhadap produk dari luar.
dengan dapatnya diterapkan dalam proses
produksi pada bidang industri. Melalui Perumusan Masalah
penerapan teknologi maka faktor tenaga kerja, Pembangunan kapal 3000 Dwt dengan
sarana serta biaya tidak memerlukan perubahan panjang 91,30 m di galangan kapal PT. Dok
struktur yang besar. Berhasil guna dimaksudkan dan Perkapalan Kodja Bahari (PT. DKB)
di sini adalah teknologi itu mampu menciptakan Persero dihadapkan dengan sarana galangan
produk secara sempurna. yang terbatas. Keterbatasan tersebut adalah
Dalam strategi pembangunan Nasional, fasilitas peluncuran yang hanya mampu
industri perkapalan memegang peranan yang melayani bangunan kapal dengan panjang
cukup penting baik untuk sistem pertahanan maksimal 68,00 m. Keterbatasan tersebut harus
keamanan, kelancaran mekanisme perdagangan, disikapi dengan "Penentuan Aliran Produksi",
maupun kelancaran pembangunan pada sehingga dengan demikian dapat melayani
umumnya. Oleh karenanya, sektor industri ini pembangunan kapal yang lebih panjang. Solusi
dikembangkan dan terus ditingkatkan untuk yang diambil adalah dengan melakukan
memenuhi kebutuhan. Melalui peningkatan penyambungan lambung kapal di air. Perakitan
fasilitas dan sarana produksi, peningkatan lambung kapal cargo yang dilakukan di atas
teknologi, pemberian peluang yang seluas- building berth dibagi dua bagian. Kedua bagian
luasnya bagi pengembangan industri baru, usaha itu masing-masing disebut modul haluan dan
peningkatan industri kapal juga diorientasikan modul buritan diluncurkan ke air secara

79  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 79-88


terpisah untuk selanjutnya dilaksanakan buritan (afterpeak), bangunan atas
penyambungan di perairan. Melalui pengkajian (superstructure) dan rumah geladak (deck
pada aspek teknis, biaya dan peluang di masa house).
mendatang, selanjutnya sistem Caisson dipilih Perakitan badan kapal atau erection di
sebagai alat bantu dalam implementasi atas landasan pembangunan (building berth)
penyambungan kapal. merupakan pekerjaan penyambungan antara
seksi-seksi yang telah dirakit sebelumnya di
Tujuan Penelitian bengkel. Pemasangan perlengkapan atau
1. Tinjauan proses produksi bangunan kapal outfitting dilakukan bersamaan di dalam seksi-
dibagi menjadi 2 (dua) konstruksi modul. seksi yang selesai dipasang.
2. Tinjauan proses penyambungan modul Secara eksplisit, pekerjaan pembangunan
lambung kapal di air dengan alat bantu kapal dengan sistem seksi mengikuti urutan-
sistem caisson dipandang sebagai bagian urutan sebagai berikut:
yang integral pada proses penyambungan 1. Fabrikasi komponen konstruksi.
lambung kapal tersebut di air. 2. Assembly komponen menjadi seksi.
3. Erection dengan merangkai seksi demi
TINJAUAN PUSTAKA seksi.
Sistem Proses Produksi 4. Outfitting (pemasangan perlengkapan).
Pendekatan secara sistem merupakan Dengan sistem pembangunan kapal di
pandangan yang melihat semua kegiatan atas, pekerjaan dapat dilakukan pada satu
barlangsung dalam susunan yang efisien dan bidang kerja yang luas sehingga waktu
optimum. Seperti halnya dengan proses produksi pembuatan lebih singkat. Deformasi akibat
pada industri perkapalan juga dapat dilihat pengelasan juga dapat dikurangi.
sebagai sistem, ditunjukkan Bagan Proses Dibandingkan dengan sistem komponen,
Produksi dalam bentuk sederhana. kekurangan sistem seksi ini terletak pada aspek
sarana dan fasilitas kerja serta teknologinya
Maksud dan Faktor Lain
Sumber .Crane atau alat angkat yang digunakan harus
Tujuan Daya
dengan daya angkat yang besar. Untuk
menjamin ketelitian pekerjaan, dibutuhkan
Pelaksanaan Tahap teknologi yang maju.
Perencanaan 1; 2; n
Proses pembangunan kapal sistem modul
ini, badan kapal dibagi ke dalam beberapa
Produksi bagian modul. Setiap modul pada pokoknya
terdiri dari sejumlah seksi / blok termasuk
Gambar 1. Bagan Proses Produksi perlengkapan (Outfit). Dalam pelaksanaannya,
pembangunan dilakukan secara pararel untuk
Dilihat dari segi prosesnya, dalam industri masing-masing modul.
perkapalan telah dikenal beberapa sistem Bagian-bagian pekerjaan untuk setiap
pembangunan. Ada tiga sistem yang popular di tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut:
Indonesia hingga dekade ini yaitu sistem 1. Fabrikasi:
komponen, sistem seksi, dan sistem blok. a. Pemotongan dan pembentukan
Disamping itu ada satu sistem yang baru dan komponen konstruksi lambung.
mulai diterapkan yaitu sistem modul. b. Pembuatan bagian perlengkapan
Perubahan sistem yang berjalan dari waktu ke (outfit).
waktu merupakan hasil evaluasi dan peningkatan 2. Sub assembly:
atau pengembangan dari sistem sebelumnya. a. Perakitan seksi-seksi / blok-blok.
b. Pemasangan komponen outfitt.
Sistem Modul
c. Pengecatan.
Kontruksi bangunan sebuah kapal terdiri
3. Assembly:
atas: lunas (keel), wrang (floor), penumpu
a. Pembentukan modul-modul.
(girder), pelat alas (bottom plate), gading-gading
b. Pemasangan komponen outfit.
(frame), sekat (bulkhead), balok geladak (deck
c. Pengecatan.
girder), pelat geladak (deck plate), pelat kulit
(shell plate), linggi haluan (forepeak), linggi

Tinjauan Sistem Caisson pada Penyambungan Blok…..(Bambang Sudjsta) 80


4. Erection: Sistem Caisson
Pekerjaan akhir yakni penyambungan antara Caisson adalah suatu alat apung berbentuk
modul. seperti kotak besar, memiliki
Pada uraian di atas telah jelas bahwa ruangan/kompartemen (ruang kerja) kedap air
karakteristik dasar sistem modul adalah yang dapat diapungkan dan ditenggelamkan,
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, outfit dan serta mempunyai kontur / bibir permukaan sesuai
pengecatan yang terintegrasi. dengan permukaan bawah air dari suatu alat
Dipandang dari aspek teknik disain dan apung lainnya. Suatu ruangan yang besar dan
produksi, dapatlah dipahami bahwa untuk kedap air, yang digunakan untuk melakukan
menerapkan sistem modul harus didukung oleh pekerjaan terhadap suatu bangunan (konstruksi)
faktor-faktor, antara lain: yang berada di bawah air (terendam air).
1. Areal galangan yang luas. Proses di mana caisson tersebut dapat
2. Fasilitas bengkel yang lengkap. tenggelam dan mengapung, karena di dalam
3. Disain engineering dengan teknologi caisson dilengkapi dengan sistem pipa dan
yang modern. pompa yang digunakan untuk memasukkan dan
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan air ke dalam tangki-
sistem ini antara lain adalah daya produksi yang tangki/kompartemennya tersebut.
tinggi baik bobot bangunan maupun waktu. Standar mutu pengelasan dan prosedur
dalam proses pembuatan alat bantu kerja, caisson
Metode Penyambungan ini menggunakan bahan utama lembaran pelat
Metode penyambungan yaitu dengan baja dan profile baja. Karena tempat operasi
penerapan sistem blok modul yang perakitan floating dock di perairan air laut, maka baja yang
lambung kapal dibagi dalam dua bagian yaitu digunakan harus dengan standard marine used,
blok modul haluan dan blok modul buritan. dan dalam proses penyambungan menggunakan
Persiapan penyambungan harus diperhatikan, las dengan standard class regulation yang
seperti nat joint yang pas, keel deflexion dan digunakan untuk kapal baja.
lain-lain. Selanjutnya penyambungan dilakukan
di ruang dalam air dengan menggunakan alat
bantu penyambungan tersebut adalah sistem
caisson. Caisson mempunyai bentuk yang sama
dengan bentuk lambung kapal, karena nanti
caisson merupakan alat bantu angkat kapal
tersebut, sehingga caisson ini harus diposisikan
di bawah lambung kapal.
Namun sebagai persiapannya, modul blok
lambung tersebut dipasang sejumlah engsel pada
dek, pada masing-masing modul blok tersebut.
Dalam memposisikan sejajar ke dua modul blok
tersebut dengan mengisi air ballast pada doub!e Gambar 1. Penampang Melintang Caisson
bottom ke dua modul blok hingga sumbu lubang
engsel berada pada satu garis. Keuntungan dan Kerugian Caisson
Bila pasangan-pasangan setiap engsel telah Adapun keuntungan dan kerugian
terpasang, secara perlahan-lahan air ballast yang Casisson adalah sebagai berikut:
ada pada kedua bagian dasar ganda masing- 1. Keuntungan Caisson
masing modul lambung tersebut dikeluarkan, a. Penyambungan dan perbaikan kapal bisa
dengan demikian dengan sendirinya bagian dilakukan di bawah air, jadi tidak perlu
bawah kapal akan menyatu untuk selanjutnya naik dok (biaya doking tidak ada).
caisson diposisikan pada sambungan kedua b. Caisson dapat dipindah-pindahkan,
modul tersebut dengan cara mengisi air ballast sehingga dapat memperbaiki kapal yang
pada tangki caisson hingga tenggelam, caisson lainnya.
tersebut di posisi yang tepat, kemudian ballats c. Dalam waktu jangka panjang, Caisson
dikeluarkan hingga terangkat sampai pada dapat digunakan untuk melakukan
keadaan yang aman, baru dilakukan pengelasan. perbaikan & perawatan secara

81  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 79-88


berkelanjutan terhadap kapal dan alat lambung dan bangunan atas dibagi sebanyak
apung lainnya. 21 divisi blok, di mana masing-masing blok
2. Kerugian Caisson merupakan gabungan dari sejumlah seksi
a. Cara pengoperasian Caisson memerlukan (unit).
perhatian khusus. Pembentukan dan perakitan setiap
b. Karena kerterbatasan ukuran Caisson komponen konstruksi badan kapal maupun
maka pekerjaan dilakukan setempat- outfitting berkaitan Iangsung dengan sarana
setempat. perbengkelan. Jadi untuk menjamin
c. Caisson tidak dapat digunakan pada kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan
permukaan/kontur di bawah garis air yang diperlukan kejelasan mengenai jenis
berbeda-beda. pekerjaan dan bengkel pendukung.
Perincian spesialisasi pekerjaan
METODOLOGI PENELITIAN selanjutnya dilakukan dengan pembuatan
Alur Penelitian: gambar kerja. Bentuk, ukuran serta detail
setiap komponen ditunjukkan dalam gambar
IDENTIFIKASI
kerja.
MASALAH

STUDI PUSTAKA

PENGUMPULAN
DATA

PRODUKSI BLOK / SISTEM


MODUL LAMBUNG CAISSON

PRODUK
LAMBUNG KAPAL
Gambar 3. Diagram Spesialisasi Pekerjaan
KESIMPULAN (Fabrikasi, Assembly dan Erection)

Gambar 2. Bagan Alur Penelitian Setelah division blok dan spesialisasi


pekerjaan beserta gambar-gambar kerja,
ANALISIS DAN PEMBAHASAN petunjuk pelaksanaan dilengkapi pula dengan
Proses Produksi Pembangunan Kapal Sistem rencana urutan pembangunan (plan of
Modul erection network). Pembangunan 3000 DWT
1. Perencanaan Produksi itu akan dilaksanakan dengan mengikuti
Perencanaan produksi secara umum urutan kerja sebagai berikut:
adalah meliputi pembagian dan pengurutan a. Perakitan blok, yaitu penyambungan
pekerjaan mana yang akan dijadikan sebagai seksi-seksi dalam kelompok bioknya
petunjuk atau pedoman dalam pelaksanaan masing-masing.
pekerjaan produksi. b. Pembentukan modul lambung bagian
Pada pembangunan Kapal, dibagi dalam belakang dan haluan, modul bangunan
beberapa divisi yaitu: atas, yaitu penyambungan antara blok-
a. Modul lambung, terdiri: blok dalam kelompok modulnya masing-
1) Sub modul lambung bagian belakang masing.
2) Sub modul lambung bagian haluan c. Peluncuran sub modul lambung bagian
b. Modul Kamar Mesin belakang dan sub modul lambung bagian
c. Modul Bangunan Atas (superstructure) haluan secara terpisah.
d. Modul Perlengkapan (outfitting) d. Penyambungan modul lambung (Sub
e. Modul Elektronika, Navigasi dan modul lambung bagian belakang dan sub
Komunikasi. modul lambung bagian haluan disatukan).
Setiap modul dibagi-bagi ke dalam e. Pemasangan bangunan atas.
beberapa bagian blok. Untuk konstruksi

Tinjauan Sistem Caisson pada Penyambungan Blok…..(Bambang Sudjsta) 82


Pekerjaan outfitting meliputi kontruksi, dikelompokan menjadi dua
(perlengkapan, elektronika, navigasi dan bagian yaitu:
telekomunikasi) akan dilakukan secara 1) Fabrikasi komponen struktur
bertahap mengikuti urutan pekerjaan erection, lambung dan bangunan atas yang
yaitu: dikerjakan di bengkel pelat.
a. Pemasangan pada setiap blok 2) Fabrikasi komponen outfit yang
b. Pemasangan pada setiap modul dikerjakan pada bengkel pelat, pipa,
c. Pemasangan setelah seluruh badan kapal mekanik/mesin dan kayu.
selesai disambung. c. Sub Assembly
Perencanaan berupa pedoman kerja yang Komponen konstruksl lambung
dibuatkan untuk proses penyambungan ini, ataupun bangunan atas yang telah selesai
secara umum dituliskan sebagai berikut: tahap fabrikasi dibawa ke bengkel
a. Pedoman pengendalian posisi kedua sub assembly untuk digabungkan menjadi
modul lambung sehingga dapat dirapatkan seksi.
dalam posisi yang sesuai antara yang satu d. Assembly
dengan yang lainnya. Pekerjaan assembly di sini
b. Pedoman proses pengelasan sehingga dibedakan antara assembly blok dan
perubahan bentuk akibat penyambungan assembly modul:
dapat dihindari. 1) Assembly blok adalah penyambungan
Sejalan dengan rencana penyambungan di antara beberapa bagian seksi. Pada
air, telah ditetapkan pula untuk menggunakan tahap ini, sebagian outfit misalnya
alat bantu atau sistem caisson. Sistem caisson steel outfit dipasang mengikuti
ini akan dimanfaatkan untuk mendapatkan perakitan blok tersebut. Pekerjaan ini
ruang kerja yang kedap air selama proses masih dilakukan di bengkel assembly.
pengelasan. Adalah penting untuk diperhatikan 2) Assembly modul adalah
bahwa caisson tersebut dapat ditempelkan ke penyambungan antara beberapa blok
kapal hanya dengan memanfaatkan daya tekan yang dilakukan di atas landasan
air. Dengan demikian, countour caisson harus pembangunan. Pemasangan beberapa
sesuai dengan bentuk lambung kapal pada bagian outfit juga dilakukan pada
bidang di mana caisson akan ditempelkan. tahap ini.
Dimensinya pun harus ditentukan sedemikian e. Erection
hingga diperoleh daya tekan dan ruang kerja Erection adalah proses
yang memadai. penyambungan seluruh bagian kapal
2. Pelaksanaan Produksi sehingga menjadi utuh sebagai satu kapal,
Secara umum, pelaksanaan pembangunan adalah penyambungan antara modul.
kapal diklasifikasikan ke dalam empat jenis Modul lambung (sub modul lambung
pekerjaan yaitu pembuatan mal atau template yang bagian belakang dan sub modul lambung
dikerjakan di mould loft, fabrikasi, assembly dan bagian haluan) setelah diturunkan ke air.
erection, sebagai berikut: Selanjutnya pemasangan bangunan atas
a. Pekerjaan di Mould Loft serta seluruh perlengkapan atau outfit
Gambar rencana garis (lines plan) yang belum terpasang pada tahap
kapal digambar kembali dalam ukuran sebelumnya.
sebenarnya. Selanjutnya, pembuatan mal
yang merupakan tiruan bentuk kapal
dengan berdasar pada gambar yang dibuat
dengan ukuran sebenarnya. Mal ini akan
dipergunakan sebagai pedoman penandaan,
pembentukan, pembuatan profil dan
pengecekan dalam proses fabrikasi.
b. Fabrikasi
Fabrikasi adalah pekerjaan
pemotongan dan pembentukan komponen Gambar 4. Bentuk Aliran Pembangunan Kapal
(Linerflow of Ship Contruction

83  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 79-88


Perhatian terhadap teknik pelaksanaannya,  Bengkel N N N N N N
 Pelataran/diatas lori N N N N N Y
dalam tulisan ini hanya akan tertuju pada proses c. Modul group
penyambungan modul lambung kapal di air,  Pelataran/diatas lori N N N N N N
 Building berth N N N N N N
yang mana akan dijelaskan di bab berikutnya. d. Erection kapal di
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas Fabrikasi
 Building berth N Y N N N N
mengenai konsep modul pada pembangunan  Air N N N N N Y
Kapal III 3000 DWT itu, berikut ini diberikan
analisis perbandingan dengan meninjau pada Keterangan:
segi disain dan pelaksanaan produksi. A = Sistem komponen
B = Sistem seksi
Tabel 1. Perbandingan Sistem Pembangunan Kapal C1 = Sistem blok
pada Disain Produksi C2 = Sistem blok dengan group blok
SISTEM PEMBANGUNAN D = Sistem modul
SUBYEK KAPAL
PERBANDINGAN C C
E = Sistem modul yang diterapkan
A B 1 2
D E Y = Ya
1 2 3 4 5 6 7 N = Tidak
A. Desain Produksi YN = Ya, tapi tak sepenuhnya
1. Division:
N N N Y Y Y
a. Modul/group
N N N N N N
b. Blok
N N N N N N Perencanaan Sistem Caisson
c. Seksi
d. Komponen
N Y N Y Y Y Sistem Caisson Sebagai Alat Bantu
N Y N Y Y Y Caisson yang dimaksudkan di sini
2. Spesialisasi pekerjaan
N Y N Y Y Y
3. Gambar kerja
N Y N Y Y Y dikonstruksi menyerupai bentuk huruf "L" untuk
4. Network erection
5. Integrasi perencanaan
N Y N Y Y YN bisa menempel secara sempurna pada dasar dan sisi
produksi struktur kapal yang silindris.
lembaga dengan outfit Caisson ini merupakan kotak memiliki
ukuran panjang, lebar, dan tinggi, pada bagian yang
Tabel 2a. Perbandingan Sistem Pembangunan Kapal akan menempel dan mempunyai garis bentuk yang
pada Pelaksanaan Produksi sama dengan permukaan luar lambung kapal di
mana caisson akan ditempelkan. Caisson diturunkan
SISTEM PEMBANGUNAN
SUBYEK KAPAL ke air, kemudian dilekatkan ke badan kapal. Ruang
PERBANDINGAN A B C C D E kerja yang kedap diperoleh setelah air dipompa
1 2 keluar dari dalam ruang yang dibatasi oleh bidang
1 2 3 4 5 6 7
B. Pelaksanaan Produksi
lambung kapal dengan dinding caisson tersebut.
1. Struktur lambung: Kekedapan kompartemen ini tetap dapat
a. Fabrikasi N Y N Y Y Y dipertahankan karena adanya gaya tekan yang
b. Sub assembly
 Seksi N N N Y Y Y cukup kuat oleh caisson terhadap dasar dan sisi
 Blok N N N Y Y Y kapal yang ditransformasikan dari daya apung
c. Assembly caisson itu sendiri.
 Seksi N Y N N N N
 Blok N N N N N N
 Modul/group blok N N N N N Y Bentuk dan Dimensi
d. Erection N Y N N N Y
Bentuk badan caisson dapat dibayangkan
2. Out Fitting
a. Fabrikasi N Y N N N Y dengan dua sistem proyeksi bidang. Keduanya
b. Pemasangan pada tahap adalah bidang vertikal, tetapi yang satu pada arah
 Sub assembly N N N N N YN
N Y N N N YN memanjang dan yang lainnya pada arah melintang,
 Assembly
 Setelah erection
N Y N N N Y sebagai berikut:
3. Pengecatan pada tahap
N N N N N N
a. Sub assembly
N N N N N YN
b. Assembly
N Y N N N Y
c. Setelah erection

Tabel 2b. Perbandingan Sistem Pembangunan Kapal pada


Pelaksanaan Produksi (lanjutan)

SUBYEK SISTEM PEMBANGUNAN


PERBANDINGAN KAPAL a. Arah memanjang b. Arah melintang
A B C C D E
1 2
1 2 3 4 5 6 7 Gambar 5. Proyeksi Bentuk Bidang Caisson
4. Tempat perakitan:
a. Fabrikasi N Y N Y Y Y
b. Blok di

Tinjauan Sistem Caisson pada Penyambungan Blok…..(Bambang Sudjsta) 84


Elemen bentuk caisson pada dasarnya adalah: 1) Sarat air keseluruhan (Ta) yaitu
1. Bagian yang akan menempel dengan sebutan jarak vertikal antara garis dasar
main countour (garis bentuk utama). Garis dengan garis air yang direncanakan.
bentuk ini harus sama dengan garis bentuk 2) Sarat utama (Tm) yaitu jarak
bidang sisi dan dasar kapal di mana caisson vertikal antara garis panjang utama
akan ditempelkan. dengan garis air yang direncanakan.
2. Bottom atau dasar dengan bidang yang Sarat utama ini sama dengan sarat
horizontal. Bagian dasar ini merupakan kapal di mana caisson tersebut akan
penghubung antara sisi-sisi caisson. digunakan.
3. Sisi, yaitu bidang vertikal badan caisson. Ada
empat bidang sisi caisson yang masing-
masing disebut sisi kiri, kanan, depan dan
belakang.
Elemen dimensi caisson dengan cara
penentuannya ditunjukkan sebagai berikut:
1. Panjang yang terdiri dari dua jenis ukuran
yaitu:
a. Panjang Keseluruhan (La) yaitu panjang
antara sisi depan sampai dengan sisi Gambar 6. Dimensi Caisson
belakang.
Di samping dimensi yang disebutkan di
b. Panjang Utama (Lm) yaitu ukuran
depan, ada dimensi lain adalah volume (V) dan
panjang bagian caisson yang menempel
displacement (D).
dinding kapal. Ukuran panjang utama ini
didasarkan pada lebar kapal (B) dimana
caisson akan digunakan dengan ketentuan
Lm lebih besar dari ½ B. Harga La lebih
besar dari Lm dengan selisih minimal
merupakan ukuran yang efektif untuk
jalan masuk ke caisson.
2. Lebar (B) yaitu dimensi melintang yang
diukur dari sisi kiri ke sisi kanan. Ukuran ini
ditentukan dengan pertimbangan terdapatnya
ruang kerja di dalam caisson yang memadai.
3. Tinggi adalah dimensi vertikal dengan jenis-
jenis ukuran sebagai berikut:
a. Tinggi keseluruhan (Ha) yaitu jarak
antara bagian dasar dengan bagian teratas Gambar 7. Bagan Alir Prosedur Perencanaan
atau puncak caisson Sistem Caisson
b. Tinggi kotak utama (Hb) yaitu panjang
garis vertikal antara garis dasar dengan Penyambungan Lambung Kapal di Air
garis panjang utama. Ukuran tinggi ini Modul lambung kapal 3000 DWT pada
dikurangi dengan tinggi tangki dasar waktu pembangunannya dibagi menjadi dua
merupakan dimensi ruang kerja sehingga bagian, yaitu sub modul lambung bagian haluan
dalam penentuannya didasarkan pula dan belakang. Daerah sambungan antara kedua
pada pertimbangan ruang kerja yang sub modul ini berada pada bagian tengah kapal
memadai. (ship pararel middle body). Keduanya akan
c. Tinggi utama (Hm), Panjang bagian yang disambung di air dengan menggunakan alat bantu
akan menempel pada arah vertikal. Harga sistem caisson setelah masing-masing
Hm = Ha - Hb. diluncurkan secara terpisah.
d. Sarat yaitu tinggi pembenaman dengan Ada 4 kriteria utama penyambungan, yaitu:
jenis-jenis ukuran sebagai berikut : 1. Bagian yang akan disambung (pertemuan
sambungan), harus memiliki bentuk dan
dimensi yang sesuai satu dengan yang

85  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 79-88


lainnya. Diperlukan pengawasan ketelitian Penetapan Prosedur Pengelasan
geometris pada proses perakitan unit. Prosedur pengelasan, pada dasarnya
2. Pekerjaan las dapat terlaksana secara sempurna meliputi beberapa hal sebagai berikut:
atau dengan kata lain memenuhi persyaratan 1. Pemilihan bahan las (kawat las, gas dan lain-
teknik pengelasan bangunan kapal lain);
sebagaimana disyaratkan oleh peraturan Biro 2. Penentuan tipe sambungan las (menumpu,
Klasifikasi. jalur, komposisi dan sebagainya);
3. Defleksi lunas dalam batas yang disyaratkan. 3. Penentuan urutan pengelasan (Welding
Untuk kapal dengan Lpp kurang dari atau sama Sequence);
dengan 100 meter, defleksi maksimum yang 4. Pemilihan juru las.
diizinkan adalah tidak lebih dari 25 mm.
4. Tidak terjadi perubahan bentuk (geometris) Urutan pengelasan harus dibuat sederhana dan
setelah proses penyambungan. Perlu praktis.
diperhatikan bahwa perubahan bentuk
disebabkan oleh kesalahan penyetelan dan
urutan pengelasan yang salah.

Perencanaan Penyambungan Lambung


1. Penentuan Jumlah dan Dimensi Engsel Gambar 7. Urutan Pengelasan
Pada waktu penyambungan lambung
Kapal dibutuhkan enam buah engsel yang Prinsip dasar suatu urutan pengelasan
digunakan sesuai dengan ukuran dan bentuk. diperlihatkan pada gambar di atas. Gambar ini
sebagai berikut: mengilustrasikan interseksi T yang sederhana
a. Momen yang terjadi pada daerah dari suatu sambungan las menumpu (butt) dan las
sambungan dimana engsel dipasang adalah berlapis (seam). Untuk gambar (a) dan (b)
sebesar: diberikan penjelasan sebagai berikut:
M = 103,5 ton.m 1. Kedua pelat bagian atas dapat bergerak secara
n = jumlah engsel = 6 bebas sebagai akibat dari penyusutan karena
l = jarak kerja momen terhadap titik pengelasan pertama. Jika gabungan pelat ini
tumpu = 7,97 m dilas pada pelat alas, keseluruhan pelat dapat
b. Beban yang bekerja pada setiap engsel bergerak dengan relatif bebas.
adalah: 2. Pengelasan yang pertama akan menjaga pelat
P = (M) / (n.l) dari gerakan pada waktu pengelasan kedua
= (103,5) / (6 . 7,97) dan mempertahankan tingkat pengekangan
= 3,2 Ton khusunya pada bagian interseksi.
c. Tegangan dihitung dengan rumus:
σ = (P) / (A) Pelaksanaan Penyambungan
Catatan: Pelaksanaan penyambungan modul
P = beban (kg), dan A = luas penampang lambung kapal di air dikelompokan sebagai
(cm2). berikut:
Tegangan yang terjadi pada setiap bagian 1. Pengendalian posisi kedua sub modul
struktur engsel adalah: lambung kapal sedemikian rupa hingga dapat
 Pada batang A, σ = 53,156 kg/cm2 dirapatkan dengan posisi yang sesuai antara
 Pada batang B, σ = 48,500 kg/cm2 satu dengan lainnya.
 Tegangan dukungan antara pen dengan 2. Pengkakuan hubungan antara kedua bagian
batang A, σ a = 152 kg/cm2 lambung seperti yang dimaksudkan di atas
 Tegangan dukungan antara pen dengan dengan pemasangan penguat sementara
batang B, σ b = 106,67 kg/cm2 (temporary bracing).
 Tegangan geser ganda pada pen sebesar 3. Pemasangan sistem caisson diikuti dengan
σ = 36,22 kg/cm2 proses pengelasan.
Tegangan yang diizinkan adalah sebesar 1200 4. Pemeriksaan hasil sambungan las.
kg/cm2.

Tinjauan Sistem Caisson pada Penyambungan Blok…..(Bambang Sudjsta) 86


Penyesuaian Posisi Kedua Modul Lambung Pedoman Pengendalian dan Jaminan Mutu (
Penyesuaian posisi sampai seluruh bagian PPJM ), BPPT, Kelompok Kerja, Pengadaan
sambungan dapat dirapatkan, dilakukan dengan Kapal Niaga Terpadu, dikemukakan beberapa hal
sistem pem-ballast-an, sebagai berikut: pokok sebagai berikut:
1. Sejumlah ballast air dimasukkan ke salah satu 1. Pemeriksaan sambungan las lambung kapal
bagian modul lambung sampai pada batas dengan menggunakan radiografi (X-Ray),
keadaan dimana sumbu lubang engsel berada harus sesuai dengan peraturan Biro
pada satu garis. Klasifikasi Indonesia atau sesuai dengan
2. Bila pasangan-pasangan setiap engsel telah standar lain yang diakui.
terpasang, secara perlahan-lahan ballast air 2. Prosedur radiografi menurut BKI:
pada kedua bagian dasar ganda masing-masing a. Permukaan sebelah luar dan sebelah
modul lambung tersebut dikeluarkan dengan dalam dari lajur las yang akan
demikian bagian bawah kapal akan menyatu. diradiografi harus bersih dari cacat proses
(processing defect).
Pemasangan Sistem Caisson b. Film radiografi harus diberi tanda
Urutan unjuk kerja pengendalian atau sehingga menunjukkan dengan jalas
pemasangan sistem caisson pada bagian lambung nama (nomor, kode) kapal dan lokasi
kapal yang akan disambung adalah sebagai yang diradiografi.
berikut: 3. Jumlah titik pengujian radiografi dalam
1. Caisson diturunkan ke air dan selanjutnya daerah tengah kapal 0,4 L, paling sedikit
dilakukan pem-ballast-an (ballast air di dalam sama dengan jumlah AD sebagai berikut:
tangki untuk mencapai kondisi lunas rata even AD = 0,8 AL.Cp (AB - CB + AH.CH)
keel). Pem-ballast-an hanya dilakukan apabila Dimana;
sistem caisson tersebut tidak even keel. AL = (L.103) / (16.a0)
2. Pem-ballast-an dengan pengisian air L = Panjang kapal (m)
sepenuhnya pada ruang kerja caisson. A0 = 2,5 L + 410.1000 (mm)
3. Pengisian ballast air pada tanki-tanki caisson. Cp = 1,5; untuk gading-gading melintang
Berat ballast diperhitungkan sampai caisson AB = B / 2,5 ; B = Lebar kapal (m)
terbenam dengan kedalaman di bawah CB = 1,5
lambung kapal. AH = H / 2,5 ; H = tinggi kapal (m)
4. Caisson dirapatkan ke lambung kapal sesuai CH = 1,3
posisi yang telah ditetapkan. Rumus di atas di dapat dari buku BKI Jilid V
5. Sebahagian atau seluruh air yang ada di dalam (Bahan dan Las).
tanki-tanki caisson dipompa keluar. Dengan 4. Pengujian radiografi dalam daerah tengah
demikian caisson mulai naik keatas, menempel kapal 0,4 L adalah terutama pada lokasi-
dan menekan lambung kapal. lokasi perpotongan las lintang dengan las
6. Air yang torjebak di ruang kerja caisson dapat bujur pada lajur atas, lajur bilga, geladak
dikosongkan atau dipompa ke luar sehingga penguat, pelat lunas, sekitar sudut ambang
tekanan caisson terhadap lambung kapal palka pada geladak utama sekitar bracket
semakin kuat. bangunan atas.
7. Bila tekanan caisson terhadap lambung kapal 5. Cacat las yang ditolak adalah retak, kurang
terlalu besar, maka tanki diisi dengan air untuk berfungsi, terak yang panjang dan berpori
mengurangi tekanan sebatas yang dibutuhkan. yang besar.
6. Perbaikan dari las yang ditolak:
Pengelasan dan Pemeriksaan Las a. Bila cacat tersendiri atau sejumlah cacat
Pengelasan dilaksanakan mengikuti yang ditolak terpusat pada satu lokasi
pemasangan caisson berdasar pada prosedur pada film radiografi, maka hanya cacat
pengelasan yang telah ditetapkan. tersebut yang perlu diperbaiki.
Keputusan baik atau tidaknya hasil b. Bila suatu atau sejumlah cacat yang
sambungan dapat dipastikan setelah pemeriksaan ditolak terletak pada ujung film dan
klasifikasi las. Dalam hal ini adalah kewenangan lanjutan cacat yang ditolak tidak dapat
pihak Biro Klasifikasi. Mengutip ketentuan ditentukan dari film yang ada, maka perlu
pengujian las yang dinyatakan dalam Buku diadakan pengujian radiografi tambahan.

87  BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 79-88


c. Bila film radiografi menunjukkan adanya KESIMPULAN
cacat yang ditolak, maka pada lokasi 1. Pengembangan cara pembangunan kapal
tersebut harus dibongkar sampai cacatnya yaitu penyambungan lambung kapal di air
hilang kemudian diperbaiki kembali. dengan menggunakan alat bantu sistem
d. Semua las yang diperbaiki harus diuji caisson. Dengan cara ini, daya produksi
radiografi kembali. galangan dapat ditingkatkan. Dengan fasilitas
Pengujian sambungan las antara sub modul peluncuran yang hanya mampu melayani
lambung bagian haluan dan buritan Kapal: bangunan kapal dengan panjang maksimal 68
1. Pengujian radiografi pada daerah sambungan m, telah mampu membangun Kapal dengan
las dilakukan terhadap 30 buah titik. Bila panjang Lpp = 92,00 m.
dibandingkan dengan jumlah titik peninjauan 2. Dalam hal penyambungan lambung kapal di
yang diharuskan pada bagian tengah kapal 0,4 air, sistem caisson berfungsi untuk
L yaitu 144, maka jumlah tersebut di atas telah membebaskan lambung kapal di sekitar
cukup meyakinkan. daerah sambungan dari genangan air. Dengan
2. Dari 30 titik yang diuji ada 5 buah titik yang demikian, pengelasan atau penyambungan
ditolak dengan keterangan perbaikan sebagai dapat dilakukan seperti biasa sebagaimana
berikut : halnya di darat.
a. Dua buah titik diperbaiki tanpa diuji 3. Pemeriksaan terhadap pekerjaan pengelasan
kembali. di air adalah sama pada saat kapal dikerjakan
b. Dua buah titik diterima setelah pengujian di darat.
radiografi yang kedua. 4. Dari segi teknik, dapat diyakinkan bahwa
c. Satu buah titik diterima setelah pengujian penyambungan lambung kapal di air
radiografi yang ketiga. memungkinkan untuk diterapkan untuk
Dari hasil pengujian tersebut, telah dapat reparasi konversi misalnya pada pekerjaan
dinyatakan bahwa sambungan las antara sub modul memperpanjang kapal.
lambung kapal bagian haluan dan buritan
memenuhi ketentuan yang disyaratkan oieh Biro DAFTAR PUSTAKA
Klasifikasi Indonesia, walaupun operasi Attwood Edward L, (1993), Theoritical Naval
penyambungannya dilakukan di air. Dengan Architecture, Grenwich.
menggunakan alat bantu sistem caisson adalah Biro Klasifikasi Indonesia, (2006), Regulasi
sama dengan pelaksanaan penyambungan di darat Konstruksi Kapal Baja.
atau di atas building berth. Kekhususan
penyambungan lambung kapal di air hanya terletak D'arcangelo Amello M, (1977), Ship Design and
pada dua hal pokok: Contruction, SNAME.
1. Peluncuran badan kapal yang terbagi dalam “Encyclopedia dictionary” online di
dua bagian. www.wikipedia.org
2. Unjuk kerja dalam mempertemukan bagian
sambungan lambung kapal dilaksanakan Kahar Nilyard, (1986), Study Kebijaksanaan
dengan menggunakan prinsip-prinsip dinamika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kasus
kapal di dalam air. Alih Teknologi di Bidang Industri Kapal),
LIPI.
Ronny D. Tulak, (2013), Teknologi Produksi
Kapal, Fakultas Teknik - UPNVJ
Santoso I Made Gusti, (1982), Teori Bangunan
Kapal 2, Edisi Pertama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Wiryosumarto, Harsono, dan Toshie Okumura,
(2000), Teknologi Pengelasan Logam,
Cetakan 8, Pradya Paratama, Jakarta.

Gambar 8. Kapal Cargo 3000 DWT

Tinjauan Sistem Caisson pada Penyambungan Blok…..(Bambang Sudjsta) 88

You might also like