You are on page 1of 9

JURNAL ILMIAH MAHASISWA

UNIVERSITASMUHAAMADIYAH PONOROGO
HEALTH SCIENCES JOURNAL
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

LITERATURE REVIEW : TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT AWAM


DALAM PENANGANAN PERTAMA PADA KASUS GIGITAN ULAR

Arin Nasrikhusna*, Lina Emapurwanti, Filia Icha S

Fakultas ilmu Kesehatan,


Universitas Muhammadiyah Ponorogo
E-mail Korespondensi : nasrikhusna@gmail.com

Sejarah Artikel
Diterima: Agustus 2020 Disetujui: Agustus 2020 Dipublikasikan: September 2020

Abstract
Snake bites are a neglected public health problem in many tropical and subtropical countries. The lack of
knowledge on handling snake bites if not handled properly can cause various complications such as infection,
severe bleeding, shock and death can occur. The purpose of this Literature Review study is to determine the
knowledge and attitudes of the general public in the first handling of snake bite cases.The research method is a
Literature Review article which was created to provide a review to a journal on the First Handling of Snake Bite
Cases. The data source used a database through Google scholar, PubMed to find articles according to the inclusion
and exclusion criteria, then a review was carried out with descriptive analysis.The results of this research review
found that there are many ways that people or the community use the first handling of snake bites. High knowledge
is needed when someone experiences a bite because with high education and knowledge, a person can take the
initial bite treatment. In general, a positive attitude is very influential on the actions that a person will take.good
action is needed in society There is a relationship between knowledge and handling of snake bites, there are many
conflicts in the correct handling of snake bites because of different sources of knowledge and location of incidents,
so the authors suggest that educational institutions provide library assistance and facilitate research in simulated
handling of animal bites, especially snakes.

Keywords: Knowledge, Attitudes, Society, Snake Bite

Abstrak
Gigitan ular merupakan masalah kesehatan masyarakat yang diabaikan di banyak negara tropis dan subtropis
minimnya pengetahuan terhadap penanganan gigitan ular jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
beragam komplikasi seperti infeksi, perdarahan hebat, syok hingga kematian bisa saja terjadi. Tujuan studi
Literature Review ini untuk mengetahui, Pengetahuan dan sikapmasyarakat awamdalam penanganan pertama pada
kasus gigitan ular.Metode penelitian adalah Artikel Literature Review yang dibuat untuk memberikan tinjauan
kepada suatu jurnal tentang Penanganan Pertama Pada Kasus Gigitan Ular. Sumber data menggunakan database
melalui Google scholar, PubMeduntuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan
review dengan analisis deskriptif.Hasil ulasan penelitian ini didapatkan banyak cara yang dilakukan orang atau
masyarakat dalam penanganan pertama gigitan ular. Pengetahuan yang tinggi dibutuhkan pada saat seseorang
mengalami gigitan karena dengan pendidikan dan pengetahuan yang tinggi, seseorang bisa mengambil penanganan
awal gigitan. Pada umumnya sikap positif sangat berpengar uh pada tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang.
tindakan yang baik sangat diperlukan pada masyarakat. Terdapat hubungan pengetahuan dengan penanganan
gigitan ular,banyak terdapat konflik penanganan gigitan ular yang benar karena berbeda sumber pengetahuan dan
lokasi kejadian sehingga penulis menyarankan bagi Institusi pendidikan memberikan bantuan pustaka dan
memfasilitasi penelitian simulasi penanganan gigitan binatang terutama ular.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Masyarakat, Gigitan Ular

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
PENDAHULUAN 435.000 hingga 580.000 gigitan ular setiap
Banyak sekali jenis binatang berbisa tahun yang membutuhkan perawatan
dan beracun yang mungkin menyerang dan (WHO,2018).
mengigit kita.Gigitan ular yang sangat Menurut WHO di Indonesia tercatat
mematikan itu perlu kita waspadai, entah wilayah pulau Sumatra lebih tepatnya di
tanpa sengaja kita menginjak atau tanpa Bengkulu terdapat 2-4 kasus gigitan ular
sengaja memasuki wilayah hidupnya per minggu, di Madiun 1-3 kasus per
(Sulistyaningrum, 2018). Fenomena reaksi minggu, di Surabaya dan Sidoarjo 2-5 kasus
penanganan pertama gigitan ular yang salah per minggu, sedangkan antara Maret 2015
dengan mengunyah bawang merah dan hingga April 2016 tercatat 176 kasus gigitan
menempelkan hasil kunyahan itu pada bekas ular yang dilaporkan di Bondowoso, Jawa
luka untuk mengempeskan bengkak akibat Timur (Maharani, 2019).
bisa ular kobra. Padahal Pertolongan Gigitan ular merupakan salah satu kasus
pertama pada korban gigitan ular adalah gawat darurat yang terkait lingkungan,
dengan menenangkan diri, mengurangi pekerjaan dan musim. Gigitan ular cukup
bergerak, memasang bidai di area gigitan banyak terjadi di berbagai belahan dunia
untuk mengantisipasi persebaran bisa di khususnya di daerah pedesaan yang
dalam tubuh, dan segera bawa ke pusat mayoritas pemukiman masyarakat
layanan kesehatan terdekat seperti dikelilingi area persawahan dan hutan.
puskesmas atau rumah sakit (Suhendri, Gigitan ular yang berbisa mempunyai
2020). akibat yang beragam mulai dari luka yang
Gigitan ular adalah masalah kesehatan sederhana sampai dengan ancaman nyawa
masyarakat yang diabaikan di banyak negara dan kematian. Karena minimnya
tropis dan subtropis. Sekitar 5,4 juta gigitan pengetahuan terhadap penanganan gigitan
ular terjadi setiap tahun, menghasilkan 1,8 ular jika tidak ditangani dengan baik dapat
hingga 2,7 juta kasus envenomings menyebabkan beragam komplikasi seperti
(keracunan gigitan ular). Ada antara 81 410 infeksi, perdarahan hebat, syok hingga
dan 137.880 kematian dan sekitar tiga kali kematian bisa saja terjadi (Dedi
lebih banyak amputasi dan cacat permanen Purwanda,2016).
lainnya setiap tahun.Sebagian besar terjadi Peningkatan pengetahuan masyarakat
di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Di Asia, tentang penanganan pertama pada gigitan
hingga 2 juta orang didatangi ular setiap ular dapat dilakukan petugas kesehatan
tahun, sementara di Afrika diperkirakan ada setempat terutama petugas puskesmas dan

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
Dinas Kesehatan dengan penjelasan tentang menspesifisikan pencarian, sehingga
mengalami gigitan ular yang berbisa. mempermudah dalam penentuan artikel
Pengetahuan masyarakat seharusnya bukan atau jurnal yang digunakan. Kata kunci
sekedar tahu tetapi bisa memahami yang digunakan pada penelitian ini yaitu,
(Notoatmodjo, 2014). Peran petugas “Knowledge” AND “attitude” AND
puskesmas dan Dinas Kesehatan yang bisa “snake bite”.
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
Studi lietarur ini adalah studi untuk
masyarakat dengan memberikan leaflet,
mengeksplorasi masalah tentang
memasang poster tentang gigitan ular yang
Penanganan Pertama Pada Kasus Gigitan
berbisa, tanda gejala dan penanganan.
Ular. Sumber data menggunakan database
Sikap masyarakat berkaitan dengan
melalui Google scholar, PubMed untuk
pengetahuan,menurut Azwar (2009) salah
menemukan artikel sesuai kriteria inklusi
satu faktor eksternal yang mempengaruhi
dan ekslusi kemudian dilakukan review
pembentukan sikap adalah pengetahuan.
dengan analisis deskriptif.
Pada sikap domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang
HASIL DAN PEMBAHASAN
(overt nehaviour). Sikap yang didasari oleh
Pada tahap ini penulis membahas
pengetahuan akan lebih langgeng daripada
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat
yang tidak didasari pengetahuan.
Awam Dalam Penanganan Pertama Pada
Kasus Gigitan Ular.
METODE PENELITIAN
1. Artikel Pertama
Metode yang digunakan penelitian ini
Jenis artikel yang pertama,
termasuk jenis penelitian literatur review
membahas mengenai Hubungan Tingkat
dengan mencari referensi teori yang relefan
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat
dengan kasus atau permasalahan yang
Dengan Penanganan Awal Gigitan
ditemukan. Referensi teori yang diperoleh
Binatang Berdasarkan penelitian ini, dari
dengan jalan penelitian studi literatur
tingkat pengetahuan lebih dari sebanyak
dijadikan sebagai fondasi dasar dan alat
55 orang responden dengan pengetahuan
utama bagi praktek penelitian ditengah
baik, dari sikap masyarakat 66 orang
lapangan. Pencarian artikel atau jurnal
dengan sikap yang positif dan
menggunakan keyword dan boolean
penanganan awal terdapat 62 orang
operator (AND, OR NOT or AND NOT)
sesuai dengan penanganan awal gigitan
yang digunakan untuk memperluas atau
binatang sehingga dapat disimpulkan

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
adanya hubungan tingkat pengetahuan 2. Artikel Kedua
dengan penanganan awal gigitan Artikel kedua A KAP study on
binatang di Jorong Baso Nagari Tabek snake bite among the rural populationin
Panjang Kec.Baso Kab.Agam Tahun Tirunelveli district. Hasil Penelitian
2017. 60,5% populasi penelitian tidak dapat
Sebagian besar pengetahuan mengidentifikasi ular. Diantaranya 54%
manusia diperoleh dari mata dan telinga memiliki pengetahuan tentang
(Notoatmodjo, 2011). Pengertian sikap ketersediaan ASV (Anti Serum Venom).
dijelaskan oleh Saifudin Azwar (2010: Sebanyak 62% tidak memiliki
3) sikap diartikan sebagai suatu reaksi pengetahuan tentang komplikasi gigitan
atau respon yang muncul dari sseorang ular. Ditemukan pula bahwa sebagian
individu terhadap objek yang kemudian besar dari mereka pernah melakukan
memunculkan perilaku individu terhadap praktik mengikat torniket di atas tempat
objek tersebut dengan cara-cara tertentu. gigitan, menghisap darah dari tempat
Pengetahuan masyarakat perlu tersebut, mencuci dengan sabun dan
dibutuhkan saat mengalami gigitan ular air.Dari populasi 62,5% memilih
karena dengan pengetahuantinggi perawatan rumah sakit dan untuk gigitan
masyarakat bisa mengambil penanganan ular hanya 12% yang menyukai praktik
sendiri, pada saat di gigit ular yang tradisional sedangkan 59,5% percaya
berbisa maka orang yang bahwa ASV(Anti Serum Venom) efektif.
berpengetahuan dan pendidikan tinggi Hal ini akan memperburuk keadaan
seperti tidak panik, cuci luka gigitan, dan mengancam nyawa. Misalnya
balut dengan kain, segera datang ke pertolongan pertama dengan metode
pelayanan kesehatan, sebaliknya tradisional yang dianalisis akan
masyarakat yang berpengetahan rendah menghasilkan dampak buruk yang lebih
Pengetahuan sebagai dasar dalam respon besar daripada maanfaat yang
atau sikap. Pengetahuan yang baik akan didapatkan (WHO, 2016).
mempengatuhi Sikap yang baik akan Pengetahuan seseorang tentang
membuat masyarakat bertindak dengan penanganan gigitan ular menjadi salah
baik juga. sikap yang positif akan satu dasar dalam kasus pertolongan
membantudalam menentukan arah gigitan ular. Kurangnya pengetahuan
dantujuan yang akan mau dicapai. yang dimiliki seseorang akan berakibat

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
pada penanganan kejadian dan kecacatan dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga
akibat gigitan ular. merupakan kesadaran akan suatu hal
yang tertangkap oleh indera manusia.
3. Artikel ketiga Pengetahuan yang diperoleh dari
Artikel ketiga Students’ attitudes pengalaman berdasarkan kenyataan
toward and knowledge about snakes in yangpasti dan pengalaman yang
the semiarid region of Northeastern berulang-ulang dapat menyebabkan
Brazil dengan hasil penelitian terbentuknya pengetahuan. Pengalaman
Responden laki-laki mengenali lebih masa lalu dan aspirasinya untuk masa
banyak spesies daripada perempuan. yang akan datang mentukan perilaku
Sebagian siswa ditegaskan memiliki rasa masa kini. Pengetahuan yang baik
takut terhadap ular, terutama wanita. tentang ular akan mempengaruhi dalam
Hampir separuh responden (49%) pengenalan jenis ular dan penanganan
menunjukkan perilaku negatif terhadap jika mengalami gigitan atau semburan
satwa tersebut, mencerminkan pengaruh ular.
potensi risiko dan mitos yang terkait
dengan ular, serta didukung oleh 4. Artikel keempat
pengetahuan yang terbatas tentang satwa Artikel keempat Knowledge,
tersebut serta peran ekologis dan attitude and practice regarding snakes
utilitariannya. Kami menemukan bahwa and snake bite among rural adult of
siswa pedesaan mengenali lebih banyak Belagavi,Karnataka. Sebagian besar
spesies secara signifikan daripada siswa peserta penelitian ketika diperlihatkan
perkotaan. foto yang berbeda dapat membedakan
Sebagian besar pengetahuan antara ular berbisa dan tidak berbisa
manusia diperoleh dari mata dan telinga serta bekas gigitannya. 100% dari
(Notoatmodjo, 2011) diperkuat peserta penelitian tahu bahwa perawatan
pernyataan Notoadmodjo (2014) medis tersedia untuk gigitan ular dan
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa akan bergegas ke fasilitas kesehatan jika
faktor eksternal yaitu Pengalaman. terjadi gigitan ular. Ular berbisa yang
Pada masyarakat desa sering paling umum diidentifikasi adalah Kobra
berhubungan dan berinteraksi dengan (72%) sedangkan Krait umum adalah
hewan ular, sering interaksi menjadi yang paling sedikit teridentifikasi (24%).
sebuah pengalaman yaitu sesuatu yang Sekitar 75% subjek penelitian dengan

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
tepat membedakan antara gambar bekas Gigitan ular berbahaya jika ularnya
gigitan ular berbisa dan tidak berbisa. tergolong jenis berbisa. Sebenarnya dari
Hampir 90,5% percaya bahwa Ular kira-kira ratusan jenis ular yang
menggigit untuk pertahanan diri. diketahui hanya sedikitsekali yang
Pengetahuan yang baik tentang berbisa dari golongan hanya beberapa
jenis ular akan mempengaruhi tindakan yang berbahaya bagi manusia (Dejong,
atau penanganan jika mengalami gigitan 1998) dalam (Rachmawati, 2016).
atau semburan ular, penanganan yang Pengetahuan yang baik tentang
baik akan menyelamatkan nyawa dan jenis ular berbisa atau tidak merupakan
mencegah penyebaran bisa ular pada awal yang baik dalam sikap atau
korban. perilaku penanganan pertama gigitan
ular. Pengetahuan yang tinggi perlu
5. Artikel ke lima dibutuhkan pada saat kita mengalami
Artikel ke lima Knowledge, kesulitan seperti kita mengalami gigitan
Attitude and Practice regarding Snakes ular yang berbisa karena dengan
and Snakebite among Interns. Dari total pendidikan dan pengetahuan yang tinggi,
150 peserta, 87 (58%) adalah laki-laki, responden bisa mengambil penanganan
142 (94,7%), 143 (95,3%) dengan benar sendiri seperti penanganan awal gigitan
mengidentifikasinya sebagai ular binatang sebagaimana biasanya dan
berbisa. Identifikasi racun yang tepat segera datang ke pelayanan kesehatan
paling banyak untuk Indian Ular Phyton setempat.
yaitu 71 (47.3%) sedangkan paling
sedikit untuk ular vine. 100% dari 6. Artikel keenam
peserta penelitian mengetahui bahwa Berjudul Public perceptions of
semua ular tidak beracun dan perawatan snakes and snakebite management:
medis tersedia untuk gigitan ular implications for conservation and human
sementara 129 (86%) peserta health in southern Nepal Menunjukkan
mengetahui tentang ketersediaan bahwa 43% responden tidak menyukai
pengobatan untuk gigitan ular.. 100% ular, 49% akan memusnahkan semua ular
dari peserta penelitian menyadari tentang berbisa, dan 86% takut ular. Petani adalah
perbedaan bekas gigitan ular berbisa dan yang paling negatif dan guru adalah yang
tidak berbisa. paling ambivalen terhadap ular.
Responden umumnya tidak dapat

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
mengidentifikasi spesies ular yang Berdasarkan Studi literatur review
berbeda, dan hampir sepenuhnya tidak disimpulkan Banyak cara yang dilakukan
menyadari perlunya melestarikan ular dan orang atau masyarakat dalam penanganan
bagaimana mencegah gigitan ular. pertama gigitan ular dengan tujuan
Kepercayaan pada dewa ular, dan mencegah penyebaran bisa dan mencegah
kemampuan ular untuk menyerap gas bengkak. Padahal Pertolongan pertama pada
beracun dari atmosfer adalah di antara korban gigitan ular adalah dengan
banyak takhayul yang tampaknya meningkatkan pengetahuan, menenangkan
memengaruhi sikap negatif terhadap ular diri, mengurangi bergerak, memasang bidai
penduduk. di area gigitan untuk mengantisipasi
Menurut Mubarak (2011), persebaran bisa di dalam tubuh, dan segera
pengetahuan merupakan segala sesuatu bawa ke pusat layanan kesehatan terdekat
yang diketahui berdasarkan pengalaman seperti puskesmas atau rumah sakit.
manusia itu sendiri dan pengetahuan akan Pengetahuan yang baik tentang ular
bertambah sesuai dengan proses berdasarkan pada pengalaman yaitu tempat
pengalaman yang dialaminya. diperkuat tinggal didesa dan bekerja sebagai petani,
pernyataan Notoadmodjo (2014) serta guru yang mempunyai dasar
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa pengetahuan untuk memberikan informasi
faktor eksternal yaitu Pengalaman. kepada masyarakat.
Pada Petani yang hidup dalam alam
terbuka, berair dan semak semak yang Saran
merupakan habitat ular, pengalaman 1. Peneliti selanjutnya lebih
petani sebagai dasar untuk meningkatkan mengutamankan metode penelitian
pengetahuan sehingga akan dengan variable pengetahuan dan sikap
mempengaruhi perilaku dalam masyarakat dalam penanganan
penanganan jika diri atau teman sesama pertolongan gigitan binatang terutama
petani tergigit ular, agar nyawa ular.
terselamatkan dan mencegah bisa ular 2. Institusi pendidikan memberikan bantuan
masuk dalam tubuh korban. pikiran pustaka dan memfasilitasi
penelitian simulasi penanganan
pertolongan gigitan binatang terutama
ular.
KESIMPULAN

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
3. Perawat memberikan pendidikan atau konsultasi ke tenaga kesehatan
kesehatan dan simulasi penanganan disekitar tempat tinggal. Penanganan
pertolongan gigitan binatang terutama yang benar akan menyelamatkan nyawa,
ular. dan mencegah komplikasi.
4. Bagi masyarakat mencari informasi
tentang penanganan pertama gigitan ular,
dengan mengikuti penyuluhan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA Dewi dan Wawan. (2011). Teori &


Pengukuran Pengetahuan,
Amitava Kumar dkk. (2018). Knowledge Sikap, Dan Perilaku Manusia.
regarding snake bite in rural Yogyakarta: Nuha Medika
BengalAre they still lingering on
myths and Effendi. (2004). Dasar-dasar Keperawatan
misconceptions.Journal Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Internasioal Archivesof EGC.
Integrated Medicine,Vol.2,Issue
7,July,2015. Effendy. (2007).Ilmu Komunikasi (Teori
dan Praktek), Bandung: PT.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Remaja Rosdakarya.
Suatu Pendekatan Praktek Edisi
5. Rineka Cipta. Heri Purwanto. (1998). Pengantar Perilaku
Manusia. Jakarta: EGC.
BKKBN. (2012). Evaluasi Program
Kependudukan dan KB. Ida Suryati. 2018. Hubungan Tingkat
Semarang Pengetahuan Dan Sikap
Masyarakat Dengan Penanganan
Budiman & Riyanto A. (2013). Kapita Awal Gigitan
Selekta Kuisioner Pengetahuan Binatang.Prosiding Seminar
Dan Sikap. Dalam Penelitian Perintis E-ISSN: 2622-2256 Vol.
Kesehatan. Jakarta : Salemba 1 No. 1 Tahun 2018.
Medika
Ishan Pathak. Dkk. (2017). Knowledge,
De Jong W., 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. attitude and practice regarding
EGC: Jakarta snakes and snake bite among
rural adult of Belagavi,
Deb Prasad Pandey. (2016). Public Karnataka. International
perceptions of snakes and Journal of Community Medicine
snakebite management: and Public Health.2017
implications for conservation Dec;4(12):4527-4531.
and human health in southern
Nepal.Journal of Ethnobiology Krishnaleela G dkk. (2018). A KAP study
and Ethnomedicine on snake bite among the rural
(2016)12:22. populationInTirunelveli district.
InternationalJournal of

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)
Community Medicine and Public pada snake bite.  Universitas
Health. 2018 May;5(5):1762- Muhammadiyah Ponorogo.
1765. Rômulo RN Alves dkk. (2014). Students’
attitudes toward and knowledge
Maharani. (2019). Dokter pakar bisa ular di about snakes in the semiarid
Indonesia. region of Northeastern
https://internasional.republika.c Brazil.Journal of Ethnobiology
o.id/berita/q0zhc1/tri-maharani- and Ethnomedicine 2014,10:30.
dokter-pakar-bisa-ular-di-
indonesia.Diakses 15 Desember Suhenri. (2020). Pertolongan penderita
2019 gigitan ular.
https://hype.grid.id/read/431958
Maulana. (2017). Pertolongan Pertama 999/korban-gigitan-ular-kobra-
Pada Korban Saat Digigit semakin-banyak-benarkah-
Ular", bawang-merah-bisa-tangani-
https://lifestyle.kompas.com racun-kobra-berikut-
read 2015/11/14/160000223 penjelasannya?
Pertolongan. page=all.Diakses 31 Juni 2020.
Pertama.Saat.Digigit.Ular.
Diakses 15 Desember 2019. Sulistyaningrom, (2018). Pengetahuan
petani tentang pertolongan pertama
Mubarak. W. I. (2011). Promosi kesehatan. pada snake bite (gigitan
Jogyakarta : Graha ilmu. ular).Univeritas Muhammadiyah
Ponorogo.
Penangsang. (2018). Standar penanganan
snake bites who World Health Organization (WHO). (2018).
mendunia/https://milesia.id/201 Global snakebite burden. Report by
8/10/31/amsem-2018-dari-jogja- the Director-General. Seventy-First
standar-penanganan-snake- World Health Assembly
bites-who-mendunia. Diakses 15
Desember 2019.

Rachmawati, (2016). Pengetahuan petani


tentang pertolongan pertama

Alternatif Email: ISSN 2598-1188 (Print)


ISSN 2598 1196 (Online)

You might also like